Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT DUTA PERTIWI TBK


(Studi Empiris Pada Tahun 2019 S.D 2020)

DISAJIKAN PADA MATERI AJAR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


DOSEN PENGAJAR

Ditulis Oleh
ANJAR INDRIYANTI
NIM. 181011202239

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2021
BAB I
LAPORAN KEUANGAN

1.1 Laporan Keuangan Tahun 2019 dan 2020


BAB II
INFORMASI UMUM PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum PT Duta Pertiwi Tbk

PT Duta Pertiwi Tbk didirikan dengan akta No. 237 tanggal 29 Desember

1972 dari Mohamad Said Tadjoedin, S.H., notaris di Jakarta. Anggaran dasar

perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

melalui surat keputusan No.Y.A.5/116/20 tanggal 4 Mei 1973. Anggaran dasar

perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No.42

tanggal 25 Juli 1998 dari Adam Kasdarmadji,S,H, notaries di Jakarta, sehubungan

dengan perubahan seluruh anggaran dasar perusahaan untuk disesuaikan dengan

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. Perubahan anggaran dasar

tersebut telah mendapat persetujuan dari menteri kehakiman Republik Indonesia

melalui surat keputusan No. 119.1/BH-09-01/IV/1999 tanggal 5 April 1999.

Anggaran dasar perusahaan sudah sesuai dengan Undang-Undang No.1 tahun

1995 mengenai Undang-undang Perseroan Terbatas.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan proyek real estatnya

meliputi pusat perbelanjaan International Trade Centre (ITC) Mangga Dua,

Arcade Dusit, Mal Mangga Dua. Mangga Dua Court Apartment, Wisma Eka

Jiwa, perumahan Taman Duta Mas, Mega ITC Cempaka Mas, Duta Mas

Fatmawati, Ruko Roxy Mas, ITC Fatmawati, Harcomas Mangga Dua, ITC Roxy
Mas dan Apartment dan Roxy II, yang seluruhnya berlokasi di Jakarta dan pusat

perbelanjaan Mangga Dua Surabaya di Surabaya. Kantor pusat Perusahaan

beralamat di gedung JITC Lt. 8. Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup

kegiatan utama perusahaan meliputi usaha konstruksi dan pembangunan real estat

serta perdagangan umum. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tanggal 1

Oktober 1988 dalam bidang real estat, sebelumnya perusahaan bergerak dalam

bidang kontraktor. Perusahaan memiliki lebih dari 50% saham anak perusahaan

yang bergerak dalam bidang real estat, properti, hotel dan teknologi informasi.

Berikut ini Visi dan Misi dari PT. Duta Pertiwi Tbk.

a. Visi “Menjadi pemenang dalam pasar yang kompetitif dengan fokus utama

pada kepuasan pelanggan dan profesionalisme”.

b. Misi “Membangun untuk perkembangan kualitas hidup dan aktivitas

ekonomi”
BAB III

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

3.1 Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Neraca menunjukkan aktiva, hutang dan modal perusahaan pada saat

tertentu, dengan demikian Neraca yang diperbandingkan (comparative balance

sheet) menunjukkan aktiva, hutang serta modal perusahaan pada dua tanggal atau

lebih untuk satu perusahaan, atau pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan

yang berbeda. Dengan memperbandingkan neraca untuk dua tanggal atau lebih

akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubhan ini

penting untuk diketahui sebab akan menunjukkan sampai seberapa jauh

perkembangan keadaan keuangan perusahaan, dimana perubahan-perubahan di

dalam neraca dalam suatu periode mungkin disebabkan karena:

a. Laba atau rugi yang bersifat operasional maupun yang insidentil.

b. Diperolehnya aktiva baru maupun adanya perubahan bentuk aktiva.

c. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang

yang satu ke bentuk hutang yang lain.

d. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham.

Apabila laporan keuangan dianalisa dengan membandingkan dari laporan-

laporan selama beberapa periode, maka analisa yang demikian dinamakan analisa

horizontal atau analisa dinamis, sedangkan apabila laporan keuangan yang

dianalisa hanya meliputi satu periode saja (hanya membandingkan antara pos

yang satu dengan pos yang lain dalam satu laporan keuangan, analisa yang
demikian disebut analisa vertical atau analisa statis. Dengan melakukan analisa

dinamis diperoleh hasil analisa yang lebih memuaskan karena dengan laporan

keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode akan diketahui sifat dan

tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Dalam metode analisa

perbandingan ini dapat ditunjukkan dalam:

a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.

b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.

c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase

d. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio

e. Dinyatakan dalam prosentase dari total.

      kenaikan/Penurunan
  31 December 2020 31 December 2019 Rp %
Aset        
Aset lancar        
Kas dan setara kas 2.511.884.993.361 3.030.524.159.572 (518.639.166.211) 8%
Dana yang dibatasi 236.982.388.657 194.026.045.052
penggunaannya lancar 42.956.343.605 12%
Piutang usaha        
Piutang usaha pihak 23.177.249.691 43.356.496.703
ketiga (20.179.247.012) 5%
Piutang usaha pihak 5.220.127.896 11.869.579.265
berelasi (6.649.451.369) 4%
Piutang lainnya pihak 12.157.510.046 11.798.261.298
ketiga 359.248.748 10%
Piutang lainnya pihak 1.433.506.514 271.593.277.651
berelasi (270.159.771.137) 1%
Persediaan aset real 2.946.109.174.077 2.814.447.880.096
estat lancar 131.661.293.981 10%
Persediaan lancar 606.057.033 2.051.166.680
lainnya (1.445.109.647) 3%
Biaya dibayar dimuka 7.032.788.161 2.983.033.453
lancar 4.049.754.708 23%
Uang muka lancar 72.065.515.959 105.089.447.282
lainnya (33.023.931.323) 6%
Pajak dibayar dimuka 257.180.031.518 222.645.222.066
lancar 34.534.809.452 11%
Jumlah aset lancar 6.073.849.342.913 6.724.985.445.000 (651.136.102.087) 9%
Piutang tidak lancar 5.176.226 5.176.226
lainnya pihak ketiga 0
Investasi pada entitas 368.548.280.851 339.573.873.119
asosiasi 28.974.407.732 10%
Investasi pada entitas 249.861.120.983 43.155.322.554
ventura bersama 206.705.798.429 57%
Biaya dibayar dimuka 4.837.893.567 2.570.295.812
tidak lancar 2.267.597.755 18%
Aset real estat tidak 4.468.341.652.756 4.308.948.170.792
lancar 159.393.481.964 10%
Persediaan tidak    
lancar lainnya 0  
Properti investasi 2.294.652.027.366 2.053.011.300.208 241.640.727.158 11%
Aset tetap 272.344.777.548 304.735.856.152 (32.391.078.604) 8%
Goodwill 9.302.932.297 9.302.932.297 0
Aset tidak lancar non- 11.881.534.378 1.939.087.800
keuangan lainnya 9.942.446.578 61%
Jumlah aset tidak 7.679.775.395.972 7.063.242.014.960
lancar 616.533.381.012 10%
Jumlah aset 13.753.624.738.885 13.788.227.459.960 (34.602.721.075) 10%
Liabilitas     0  
Utang usaha     0  
Utang usaha pihak 172.104.133.909 90.268.453.599
ketiga 81.835.680.310 19%
Utang usaha pihak    
berelasi 0  
Uang muka pelanggan 1.467.095.132.114 1.258.240.394.274
jangka pendek pihak
ketiga 208.854.737.840 11%
Uang muka pelanggan 36.385.552.478 48.235.542.431
jangka pendek pihak
berelasi (11.849.989.953) 7%
Beban akrual jangka 24.726.429.441 33.573.707.046
pendek (8.847.277.605) 7%
Liabilitas imbalan    
pasca kerja jangka
pendek 0
Utang pajak 28.977.180.906 38.986.041.807 (10.008.860.901) 7%
Utang proyek        
Uang jaminan jangka 143.727.550.091 153.077.768.951
pendek (9.350.218.860) 9%
Liabilitas jangka 3.660.900.000 0 3.660.900.000
panjang yang jatuh
tempo dalam satu
tahun atas liabilitas
sewa pembiayaan  
Liabilitas non- 23.626.179.166 16.998.533.703
keuangan jangka
pendek lainnya 6.627.645.463 13%
Jumlah liabilitas 1.900.303.058.105 1.755.044.091.811
jangka pendek 145.258.966.294 10%
Liabilitas jangka 0 253.779.189.976
panjang atas utang
bank (253.779.189.976) 0%
Liabilitas jangka 2.435.984.038 0
panjang atas liabilitas
sewa pembiayaan 2.435.984.038  
Uang jaminan jangka 58.911.670.333 18.423.059.347
panjang 40.488.610.986 32%
Uang muka pelanggan    
jangka panjang    
Uang muka pelanggan 930.125.425.074 646.242.341.715
jangka panjang pihak
ketiga 283.883.083.359 14%
Uang muka pelanggan 412.994.000.000 400.400.000.000
jangka panjang pihak
berelasi 12.594.000.000 10%
Kewajiban imbalan 118.632.667.103 123.568.594.291
pasca kerja jangka
panjang (4.935.927.188) 9%
Jumlah liabilitas 1.523.099.746.548 1.442.413.185.329
jangka panjang 80.686.561.219 10%
Jumlah liabilitas 3.423.402.804.653 3.197.457.277.140 225.945.527.513 10%
Ekuitas        
Ekuitas yang    
diatribusikan kepada
pemilik entitas induk    
Saham biasa 925.000.000.000 925.000.000.000    
Saham preferen        
Tambahan modal 465.081.634.211 465.031.634.211
disetor 50.000.000 10%
Komponen ekuitas 21.367.566.355 28.808.838.528
lainnya (7.441.272.173) 7%
Saldo laba (akumulasi    
kerugian)    
Saldo laba yang telah 21.589.383.000 19.589.383.000
ditentukan
penggunaannya 2.000.000.000 11%
Saldo laba yang 7.060.035.427.999 7.280.313.774.381
belum ditentukan
penggunaannya (220.278.346.382) 9%
Jumlah ekuitas yang 8.493.074.011.565 8.718.743.630.120
diatribusikan kepada
pemilik entitas induk (225.669.618.555) 9%
Kepentingan non- 1.837.147.922.667 1.872.026.552.700
pengendali (34.878.630.033) 9%
Jumlah ekuitas 10.330.221.934.232 10.590.770.182.820 (260.548.248.588) 9%
jumlah liabilitas dan 13.753.624.738.885 13.788.227.459.960
ekuitas (34.602.721.075) 10%

      kenaikan/Penurunan
31 December 31 December
Rp %
  2020 2019
Penjualan dan 1.724.797.535.24 2.459.812.402.37 (735.014.867.129) 70%
pendapatan usaha 6 5
Beban pokok (424.922.470.92 (588.845.015.99 (163.922.545.070) 72%
penjualan dan 9) 9)
pendapatan
Jumlah laba bruto 1.299.875.064.31 1.870.967.386.37 (571.092.322.059) 69%
7 6
Beban penjualan (267.941.748.77 (342.577.632.42 (74.635.883.641) 78%
9) 0)
Beban umum dan (451.216.190.89 (477.892.678.22 (26.676.487.329) 94%
administrasi 4) 3)
Pendapatan keuangan 131.223.912.001 169.855.581.806 (38.631.669.805) 77%
Beban keuangan (155.300.308.98 (5.539.276.113) 149.761.032.867 28%
0)
Keuntungan (449.883.912) (3.784.390.685) 3.334.506.773 12%
(kerugian) selisih kurs
mata uang asing
Bagian atas laba 10.584.117.342 33.760.113.139 (23.175.995.797) 31%
(rugi) entitas asosiasi
yang dicatat dengan
menggunakan metode
ekuitas
Bagian atas laba (21.940.368.783) (3.286.512.036) (18.653.856.747) 66%
(rugi) entitas ventura
bersama yang dicatat
menggunakan metode
ekuitas
Pendapatan lainnya 95.992.359.506 56.970.967.721 39.021.391.785 16%
Jumlah laba (rugi) 640.826.951.818 1.298.473.559.56 (657.646.607.747) 49%
sebelum pajak 5
penghasilan
Pendapatan (beban) (2.399.578.545) (8.510.594.250) 6.111.015.705 28%
pajak
Jumlah laba (rugi) 638.427.373.273 1.289.962.965.31 (651.535.592.042) 49%
dari operasi yang 5
dilanjutkan
Jumlah laba (rugi) 638.427.373.273 1.289.962.965.31 (651.535.592.042) 49%
5
Pendapatan 921.556.916 (6.667.336.717) 7.588.893.633 -14%
komprehensif lainnya
atas pengukuran
kembali kewajiban
manfaat pasti, setelah
pajak
Jumlah pendapatan 921.556.916 (6.667.336.717) 7.588.893.633 -14%
komprehensif lainnya
yang tidak akan
direklasifikasi ke laba
rugi, setelah pajak
Keuntungan 0 403.146.778 (403.146.778) 0%
(kerugian) yang
belum direalisasi atas
perubahan nilai wajar
aset keuangan yang
tersedia untuk dijual,
setelah pajak
Jumlah pendapatan 0 403.146.778 (403.146.778) 0%
komprehensif lainnya
yang akan
direklasifikasi ke laba
rugi, setelah pajak
Jumlah pendapatan 921.556.916 (6.264.189.939) 7.185.746.855 -15%
komprehensif lainnya,
setelah pajak
Jumlah laba rugi 639.348.930.189 1.283.698.775.37 (644.349.845.187) 50%
komprehensif 6
Laba (rugi) yang     0
dapat diatribusikan
Laba (rugi) yang 533.728.203.352 1.102.853.913.32 (569.125.709.976) 48%
dapat diatribusikan ke 8
entitas induk
Laba (rugi) yang 104.699.169.921 187.109.051.987 (82.409.882.066) 56%
dapat diatribusikan ke
kepentingan non-
pengendali
Laba rugi     0
komprehensif yang
dapat diatribusikan
Laba rugi 534.681.278.119 1.097.731.675.91 (563.050.397.796) 49%
komprehensif yang 5
dapat diatribusikan ke
entitas induk
Laba rugi 104.667.652.070 185.967.099.461 (81.299.447.391) 56%
komprehensif yang
dapat diatribusikan ke
kepentingan non-
pengendali

3.2 Analisis Tren

Analisis trend menunjukkan trend cenderung menurun. Kondisi ini

menunjukkan kemampuan perusahaan yang kurang efektif dalam menggunakan

ekuitasnya untuk menghasilkan laba. Analisis trend menunjukkan trend bersifat

fluktuatif dan cenderung menurun. Kondisi ini menunjukkan kurangnya

efektivitas manajemen dalam pengelolaan aset produksi menjadi laba agar

semakin baik.
3.3 Analisis Presentase Komponan (Common Size)

Analisis common size pada neraca tersebut menunjukkan saldo Piutang

Usaha PT. Duta Pertiwi Tbk pada tahun 2019 dan 2020 sebesar 19% jumlah aset

lancar tahun tersebut dan terjadi kenaikan sebesar 9% dari jumlah aset

keseluruhan pada tahun tersebut.

Pada saldo Utang PT. Duta Pertiwi Tbk pada tahun 2019 dan 2020

sebesar 10% dari jumlah pasiva (liabilitas + ekuitas) atau setiap Rp 1,- pasiva per

31 Desember 2020 Rp 0,10 berupa utang usaha atau setiap Rp 1,- aktiva dibiayai

oleh utang usaha sebesar Rp 0,10. Kondisi keuangan jangka pendek dilihat dari

presentase aktiva lancar terhadap total aktiva cenderung tidak terlalu naik. Pada

tahun 2019 dan 2020 presentase aktiva lancar terhadap total aktiva sudah lebih

kecil dari utang lancar terhadap total pasiva. Kondisi ini menunjukkan likuiditas

perusahaan semakin menurun dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya dari aktiva lancar semakin menurun. Analisis

common size pada neraca tersebut menunjukkan bahwa perseroan berhasil

membukukan kinerja positif pada tahun 2019 dan 2020. secara keseluruhan

penjualan bersih perseroan di tahun 2019 sebesar Rp 1.289.962.965.315 dan jika

dibandingkan pada periode 2020 sebesar Rp 638.427.373.273, akibatnya laba

bersih perseroan di tahun 2020 menurun dibandingkan tahun 2019 yaitu sebesar

49%. Kondisi ini terjadi karena keuangan jangka panjang dilihat dari presentase

kewajiban tidak lancar terhadap total pasiva cenderung naik.

Hasil analisis Common Size Statement menunjukkan kondisi hasil usaha

dilihat dari laba rugi memperlihatkan presentase laba bersih terhadap pendapatan
cenderung menurun sebesar 49%. Kondisi ini menunjukkan Perusahaan cukup

efektif meningkatkan pendapatan, namun tetap jika dibandingkan pada tahun 2019

pada tahun 2020 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Meskipun

mengalami penurunan pengahsilan laba, perusahaan cukup efektif dan masih bisa

mendapatkan laba.

3.4 Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan alat analisa

finansial yang sangat penting di samping alat analisa finansial lainnya.

Penyusunan analisa sumber dan penggunaan modal kerja dalam artian modal kerja

atau statement of courses and uses of working capital, dimaksudkan sebagai

modal kerja netto. Modal kerja netto, yaitu selisih antara current asset (aktiva

lancar) dengan current liabilities (hutang lancar). Tujuan dari analisa sumber dan

penggunaan modal kerja adalah untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan

dibelanjai. Sebagai langkah awal untuk memudahkan dalam penyusunan analisa

sumber-sumber dan penggunaan modal kerja adalah menyusun work sheet yang

disusun atas dasar dua neraca dari dua saat waktu. Laporan tersebut

menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen neraca antara dua periode

dan setiap perubahan elemen tersebut mencerminkan adanya sumber dan

penggunaan modal kerja. Sumber modal kerja adalah pos-pos yang menaikan

jumlah uang kas sedangkan penggunaan modal kerja adalah pos-pos yang

menurunkan jumlah uang kas. Sumber-sumber modal kerja antara lain:

1. Penurunan jumlah aktiva


2. Peningkatan jumlah utang

3. Keuntungan sesudah pajak

4. Depresisasi dan beban-beban yang tidak memerlukan pengeluaran uang kas

lainnya

Penjualan saham-saham baru Penggunaan modal kerja antara lain:

1. Peningkatan jumlah aktiva

2. Penurunan jumlah utang

3. Kerugian atau net loss

4. Pembayaran deviden dalam bentuk kas

5. Pembelian kembali saham-saham perusahaan.

PERUBAHAN MODAL
UNSUR-UNSUR KERJA
2019 2020
MODAL KERJA BERTAMBA
BERKURANG
H
Aset lancar        
Kas dan setara kas 3.030.524.159.5 2.511.884.993.3 518.639.166.2
72 61 11  
Dana yang dibatai 194.026.045.052 236.982.388.657
penggunaannya (42.956.343.605
lancar   )
Piutang usaha 43.356.496.703 23.177.249.691 20.179.247.01
pihak ketiga 2  
Piutang usaha 11.869.579.265 5.220.127.896
pihak berelasi 6.649.451.369  
Piutang lainnya 11.798.261.298 12.157.510.046
pihak ketiga   (359.248.748)
Piutang lainnya 271.593.277.651 1.433.506.514 270.159.771.1
pihak berelasi 37  
Persediaan aset 2.814.447.880.0 2.946.109.174.0 (131.661.293.98
real estat lancar 96 77   1)
Persediaan lancar 2.051.166.680 606.057.033
lainnya 1.445.109.647  
Biaya dibayar 2.983.033.453 7.032.788.161
dimuka lancar   (4.049.754.708)
Uang muka lancar 105.089.447.282 72.065.515.959 33.023.931.32
lainnya 3  
Pajak dibayar 222.645.222.066 257.180.031.518 (34.534.809.452
dimuka lancar   )
Jumlah aset 6.724.985.445.0 6.073.849.342.9    
lancar 00 13
Liabilitas        
Utang usaha pihak 90.268.453.599 172.104.133.909 (81.835.680.310
ketiga   )
Utang usaha pihak    
berelasi    
Uang muka 1.258.240.394.2 1.467.095.132.1
pelanggan jangka 74 14
pendek pihak (208.854.737.84
ketiga   0)
Uang muka 48.235.542.431 36.385.552.478
pelanggan jangka
pendek pihak 11.849.989.95
berelasi 3  
Beban akrual 33.573.707.046 24.726.429.441
jangka pendek 8.847.277.605  
Utang pajak 38.986.041.807 28.977.180.906 10.008.860.90
1  
Uang jaminan 153.077.768.951 143.727.550.091
jangka pendek 9.350.218.860  
Liabilitas jangka 0 3.660.900.000
panjang yang jatuh
tempo dalam satu
tahun atas liabilitas
sewa pembiayaan
  (3.660.900.000)
Liabilitas non- 16.998.533.703 23.626.179.166
keuangan jangka
pendek lainnya   (6.627.645.463)
Jumlah liabilitas 1.755.044.091.8 1.900.303.058.1
jangka pendek 11 05    
MODAL KERJA 4.969.941.353.1 4.173.546.284.8 890.153.024.0 (514.540.414.10
89 08 18 7)
BERTAMBAHN
YA MODAL 375.612.609.91
KERJA       1
TOTAL 890.153.024.0 890.153.024.01
    18 8

Pada perhitungan diatas menunjukkan bahwa modal kerja pada tahun 2020

mengalami penurunan sebesar Rp 375.612.609.911,-,

3.5 Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Sumber dan penggunaan kas perusahaan umum Bulog kantor cabang

Maumere pada tahun 2019-2020 dibuat untuk mengetahui bagaimana kas

digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut dibelanjai.


Sumber-sumber kas berasal dari :

a. Piutang usaha pihak ketiga berkurang sebesar Rp 20.179.247.012, hal ini

berarti adanya pembayaran atas tagihan piutang usaha secara kredit .

b. persediaan lancar lainnya sebesar Rp 1.445.109.647, hal ini berarti adanya

penggunaan kas lainnya

c. Utang usaha pihak ketiga bertambah sebesar Rp.81.835.680.310, hal ini berarti

adanya penambahan hutang kepada pihak ketiga

d. Tambahan modal bertambah sebesar Rp.50.000.000, hal ini berarti adanya

penambahan modal dari kantor pusat

e. Kas berkurang sebesar Rp.518.639.166.211 hal ini berarti adanya penurunan

kas akibat aktivitas operasi perusahaan

f. Utang pajak berkurang sebesar Rp.10.008.860.901, hal ini berarti adanya

hutang pajak yang sudah dilunaskan.

Penggunaan kas berasal dari :

a. Uang muka bertambah sebesar Rp.208.854.737.840, hal ini berarti adanya

pembayaran dimuka atas barang dagang yang dijual

b. Persediaan asset real estat lancar bertambah sebesar Rp 131.661.293.981 hal

ini berarti pada persediaan asset real estat lancer mengalami penambahan.

c. Utang usaha pada pihak ketiga bertambah sebesar Rp 81.835.680.310, hal ini

berarti adanya hutang pajak yang belum dilunaskan atau penumpukan hutang

pajak akibat belum adanya pembayaran

3.6 Analisis Rasio Keuangan


3.7 Analisis Perubahan Laba Kotor

3.8 Analisis Titik Impas

Anda mungkin juga menyukai