Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT.

NIPPON INDOSARI CORPINDO


Ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Analisis Laporan Keuangan
Dosen: Elvi Rahmi,S.Pd.,M,Pd

KELOMPOK 8:

1.RHAMA FADILLA ZAINAL/170531


2.RANI ZAHARAH/17053155
3.SRI AYU NINGSIH/170531

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
ANALISIS KOMPARATIF DAN COMMON
SIZE PT.NIPPON INDOSARI CORPINDO

ANALISIS KOMPARATIF ANALISIS COMMON SIZEE

Laporan posisi keuangan Naik/Turun 2017 2016


Rasio
Rp. %
Aset lancar ANALISIS KOMPARATIF ANALISIS COMMON SIZE

Kas dan setara kas 1.284.080.391.860 2,1016418 3,1016418 41,56% 20,93%

Laporan
Piutang laba
usaha rugi
pihak dan penghasilan
ketiga Naik/Turun
25.664.342.068 0,184833877 1,184833877 3,61% 4,76%
Rasio 2017 2016
komprehensif lain
Piutang usaha pihak berelasi 18.871.801.648 0,133340853 1,133340853 3,52% 4,85%
Rp. %
Penjualan
Piutang danpihak
lainnya pendapatan
ketiga usaha (30.820.788.653) 2,648504591
9.460.845.140 0,987778844 0,29%
-1,22% 3,648504591 100,00% 0,12% 100,00%
Beban pokok
Persediaan penjualan
lancar lainnya dan pendapatan (37.663.244.497) -0,0095106
(482.633.337) 0,969149542 1,10%
-3,09% 0,9904894 47,50% 1,74% 48,41%
Jumlah
Biaya laba dimuka
dibayar bruto lancar 6.842.455.844 2,724246147
5.816.497.399 1,005259025 0,17%
0,53% 3,724246147 52,50% 0,07% 51,59%
Beban
Uang penjualan
muka lancar lainnya 136.120.182.671 2,470806739
3.261.726.752 1,203188281 0,10%
20,32% 3,470806739 32,36% 0,05% 26,56%
Beban
Pajak umumdimuka
dibayar dan administrasi
lancar 52.717.513.075 88,48073793
23.850.129.432 1,212386402 0,53%
21,24% 89,48073793 12,08% 0,01% 9,84%
Pendapatan
Jumlah keuangan
aset lancar 10.150.816.311 1,443545822
1.370.523.100.962 1,565301573 50,88%
56,53% 2,443545822 1,13% 32,52% 0,71%
Beban
Dana keuangan
yang dibatasi penggunaannya tidak lancar 346.366.499 0,023482909
511.704.562 1,00378193 0,49%
0,38% 1,023482909 3,69% 0,75% 3,63%
Pendapatan
Investasi padalainnya
entitas asosiasi (5.139.037.790) 0
14.508.000.000 -8,18% 0 0,918168252 0,32% 2,31% 0,00% 2,49%
Beban
Aset lainnyatidak lancar lainnya
keuangan (1.254.001.498) 1,264699831
8.106.646.873 -46,33% 2,264699831
0,536741365 0,32% 0,06% 0,22% 0,11%
Keuntungan
Aset tetap (kerugian) lainnya (7.193.680.786) 0,081911857
150.940.821.491 0 0
1,081911857 43,72% -0,29% 63,11% 0,00%

Aset takberwujud selain goodwill 239.209.433 0,003854706 1,003854706 1,37% 2,13%

Aset tidak lancar non-keuangan lainnya 95.103.367.372 2,553308152 3,553308152 2,90% 1,28%

Jumlah aset tidak lancar 269.409.749.731 0,136740495 1,136740495 49,12% 67,48%

Jumlah aset 1.639.932.850.693 0,561689924 1,561689924 100,00% 100,00%

0,862759432 2,10% 3,79%


Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan (183.269.507.168 7,47% 14,65%
) -49,61% 0,503895095
Pendapatan (beban) pajak 38.856.159.476 -43,35% 0,56652847 -2,04% -3,55%
Jumlah laba (rugi) dari operasi yang (144.413.347.692 5,43% 11,09%
dilanjutkan ) -51,62% 0,483827629
Jumlah laba (rugi) (144.413.347.692 5,43% 11,09%
) -51,62% 0,483827629
Pendapatan komprehensif lainnya atas -0,44% -0,54%
pengukuran kembali kewajiban manfaat pasti, 2.595.020.250 -19,10% 0,808988711
setelah pajak
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang 0,00% -0,11%
2.893.531.632 -103,37% -0,033653535
akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, -0,44% -0,65%
5.488.551.882 -33,50% 0,665026129
setelah pajak
Jumlah laba rugi komprehensif (138.924.795.810 5,00% 10,44%
) -52,74% 0,4725557
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas (133.979.551.379 5,86% 11,10%
induk ) -47,86% 0,521434943
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke -0,43% -0,01%
(10.433.796.313) 5681,97% 57,81973513
kepentingan non-pengendali
Laba rugi komprehensif yang dapat (129.403.394.140 5,42% 10,49%
diatribusikan ke entitas induk ) -48,93% 0,510690994
Laba rugi komprehensif yang dapat (9.521.401.670) 890,56% 9,905606257 -0,43% -0,04%
diatribusikan ke kepentingan non-pengendali
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang
dilanjutkan (28) -49,99% 0,5000904
ANALISIS COMMON SIZE DAN COMPARATIVE

Jumlah asset lancar yang meningkat sebanyak 1370523100962komposisi jumlah asset lancar terhadap total asset juga meningkat dari 32,52% ke
50,88% , peningkatan yang paling signifikan itu terjadi di bagian kas dan setara kas meningkat sebanyak 1284080391860 dengan proporsi dari
20,93% di tahun 2016 menjadi 41,56% ditahun 2017 dari seluruh total asset Sedangkan pada bagian piutang terjadi penerununan dibagian
piutang pihak usaha ke-3 dan piutang usaha pihak berelasi mengalami penurunan dari tahun 2016 ke 2017 dengan jumlah Proporsinya terhadap
total asset yaitu dari pihak ke-3 dari 4,76% ke 3,61% sedangkan piutang usaha pihak berelasi 4,58% ke 3,52% , sedangkan pada piutang lainnya
pihak ke-3 mengalami peningkatan walaupun proposinya terhadap total asset itu kecil , jumlah asset lancar mengalami peningkatan dari 2016 ke
2017 (lihat di table komparatif nilai rupiah dan persentase) , sedangkan proporsi kenaikan asset lancar tehadap total asset yaitu dari 32,52% naik
ke 50,88% , jadi jika dilihat dari asset lancarnya perusahaan sudah bagus karna total kas dan setara kas nya meningkat sedangkan perusahaan
berhasil menurunkan piutang lancar , kalau untuk asset tetap mengalami penurunan (lihat angka di komparatif dan comonsize) sedangkan pada
analisis common size mengalami penurunan terhadap proporsi total asset sebanyakdari 63,11% ke 43,72% , jumlah asset tidak lancar mengalami
penurunan di common size terhadap proporsi jumlah asset dari 67,48% ke 49,12%.
Menurut kelompok kami penurunan pada asset tetap itu artinya perusahaan sedang mengalami penurunan dan juga dapat di asumsikan bahwa
perusahaan bisa saja melelang asset tetap nya untuk menutupi biaya- biaya , karna dapat dilihat pada jumlah asset lancarnya berupa kas
mengalami peningkatan . Jumlah liabilitas jangka pendek mengalami kenaikan dilihat dari proporsi jumlah liabilitas dan equitas dari 10,98% ke
22,53% (jumlah lihat di table comparative) sedangkan jumlah liabiltas jangka panjang mengalami penurunan dari 39,61% ke 15,62% (jumlah
lihat di table comparative) jadi jumlah liabilitas secara keseluruhan itu mengalami penurunan proporsinya dari total liabilitas dan equitas dari
50,58% ke 38,15% jadi untuk sementara dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah mengalami penurunan , jadi hasil penjualan asset tetap tadi
dapat digunakan perusahaan untuk membiayai liabilitas jangka panjang dan liabilitas jangka pendek.

Pada perusahaan Nippon indosari carpindo ini total equitasnya meningkat dilihat dari saham biasa mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
(jumlah lihat di table comparative) sedangkan proporsinya dari jumlah liabilitas dan equitas dari tahun 2016 yaitu 3,47% turun ke 2.71%
sedangkan tambahan modal disetor dari 5,93% naik dengan signifikan ke angka 32% , jumlah equitas yang di distribusikan kepada entitas induk
meningkat sementara proporsinya dari jumlah liabilitas dan equitas dari tahun 2016 47,93% jadi 60,84% , jadi kesimpulannya iyalah perusahaan
ingin menarik kepemilikan sahamnya dari investor dan mengalihkan pada perusahaan induk Jadi untuk kesimpulan LPK perusahaan saat ini
sedang menalami penurunan dan untuk menutupi semua hutang dan kekurangan perusahaan maka di jual asset tetap mereka dan terjadilah
peningkatan pada bagian kas L/R Penjualan pada PT Nippon Indosari Corpindo mengalami penurunan -1,22% ,sedangkan beban pokok
penjualan dan pendapatan juga mengalami penurunan sebanyak -3,09% dari proporsinya terhadap total penjualan dari 48,41% ke 47,50% ,jadi
pada saat penjualan dan bebannya menurun laba bruto perusahaan meningkat sebesar 0,53% dari proporsinya terhadap penjualan meningkat dari
51,59% ke 52,50% , walaupun laba brutonya meningkat tapi laba rugi sebelum pajak menurun -49,61% jumlah yang cukup tinggi tapi
proporsinya terhadap penjualan dan pendapatan usaha juga menurun sebanyak 7,47% dari 14,65% penyebabnya ya itu pada beban penjualan,
umum dan ADM , karena pada beban penjualan dan beban umum cukup mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 20,32% dan 21,64%
sedangkan proporsinya terhadap penjualan yaitu beban penjualan naik dari 25,56% ke 32,36% sedangkan beban ADM dan umum dari tahun
2016 9,84% meningkat menjadi 12,08% Sebenarnya awal dari penurunan perusahaan itu iyalah dari jumlah laba rugi yang menurun ,bisa saja
perusahaan sedang mengalami gejolak / demam karna dilihat dari beban penjualan umum dan ADM Bisa juga di katakana penjualan menurun
karna tragedy 212 , pada saat penjualan menurun beban pokok , beban penjualan , beban umum dan ADM masi tetap berjalan sedangkan
perusahaan masi tidak bisa menutupi kekurangannya maka dari itu perusahaan mengalami penurunan laba hamper 50% dari tahun sebelumnya ,
dan juga bisa di asumsikan pada saat perusaan menjual asset tetap mereka perusahaan juga mengunakna untuk mneutupi beban-beban yang
terjadi

SOLUSI

Jadi solosi yang ditawarkan iyalah perusahaan harus bisa menekan lagi beban pokok penjualan dan semua beban-beban lainnya , tadi pada saat
perusahaan telah menjual asset tetap otomatis proses produksi juga akan berkurang seharusnya perusahaan disini bisa menekan beban adm dan
umum contoh pada saat penjualan asset maka mesin akan berkurang dan pemakain listri juga berkurang , disana perusahaan seharusnya sudah
mulai bisa mengurangi sedikit beban-beban. Sedangkan pada beban penjualan seharusnya perusahaan mengurangi biaya beban iklan dengan
tidak melakukan promosi yang berlebihan , untuk iklan ini perusahaan bisa mengakalinya dengan menggunakan media social dan hanya di
butuhkan tim kreatif yang mampu membuat iklan semenarik mungkin dengan biaya yang kecil dan tidak menggunakan commercial break

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO


RASIO LAPORAN KEUANGAN ROTI 2017
1. LIKUIDITAS
 Rasio Lancar (Current Ratio)
aset lancar
=
kewajibanlancar
2.319.937 .439 .019
= 1.027.176 .531 .240

= 2,26

 Rasio Cepat (Acid Test Ratio)

kas+ setara kas +surat berharga+ piutang


=
kewajiban lancar
1.895.069 .568 .040+0+(164.515.198 .562+160.402.331 .673+13.032.991 .162)
=
1.027 .176 .531.240
= 2,17

 Waktu Penagihan (Collection Period)

pitang rata−rata
=
( penjualan/360)
(337.950 .521.397+ 283.953.532 .541) /2
=
2.491 .100 .179.560 /360
= 35 hari

 Jumlah Hari Untuk Menjual Persediaan (Day to Sell Inventory)

persediaan rata−rata
=
harga pokok penjualan /360
(50.264 .253 .248+50.746 .886 .585)/2
=
1.183 .169.352 .508/360
= 119 hari

Analisis :Untuk menganalisis kredit ini kita berfokus pada likuiditas perusahaan, dimana dengan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya. Rasio lancar perusahaan ini tahun 2017 sebesar 2,26 yang mengimplikasikan bahwa
2,26 aset lancar ini yang merupakan tersedia untuk memenuhi tiap Rp.1,- kewajiban yang jatuh tempo. Perusahaan ini juga memiliki
rasio cepat 2,17 untuk memenuhi tiap-tiap kewajiban Rp.1,- nya. Dari kedua rasio ini kita dapat melihat bahwa pada perusahaan ini aset
lancarnya lebih besar dari kewajiban lancar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan ini memiliki kinerja keuangan yang
cukup untuk membayar kewajiban yang harus dibayar dalam periode akuntansi ini. Jika current ratio lebih besar dari 1, maka perusahaan
cukup sehat untuk membayar kewajibannya. Akan tetapi jika nilai current ratio terlalu tinggi ada kemungkinan perusahaan kuraang bisa
memanfatkan asetnya secara maksimal. Waktu penagihan piutang ialah selama 35 hari dan hal ini cukup wajar untuk perusahaan sekelas
ROTI ini. Sedangkan peputaran persediaan barang dagang terhadap penjualan adalah 119 hari. Jadi, setiap rata-rata persediaan mampu
memenuhi HPP setiap 119 hari sekali. Walaupun memiliki waktu perputaran yang cukup panjang, hal ini tidak akan menjadi masalah
besar karena diimbangi dengan waktu penagihan piutang yang cukup cepat. Namun perusahaan tetap harus memperhatikan hal ini.

2. STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS


 Total Utang terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity)

total kewajiban
= ekuitas pemegang saham

1.739.467 .993 .982


= 123.729 .777 .760

= 14,05

 Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity)


kewajiban jangka panjang
= ekuitas pemegang saham

712.291.462 .742
= 123.729.777 .760

= 5,76

 Kelipatan Bunga Dihasilkan (Times Interest Earned)

laba sebelum pajak danbeban bunga


= beban bunga

229.063.880 .827
= 91.930.964 .348

= 2,5

Analisis : Untuk tiap-tiap RP. 1,- pendanaan ekuitas, terdapat Rp. 14.5,- dari kreditor. Rasio hutang terhadap ekuitas jangka anjang PT
ini adalah 5,76 ini mengungkapkan bahwa terdapat Rp. 5.76,- pendanaan jangka panjang dari kreditor untuk tiap Rp. 1,- pendanaan
ekuitas. Rasio ini cukup aman bagi perusahaan manufaktur. Laba tahun 2017 sebesar 2,5 kali bunga tetap yang menjadi komitmennya.
Rasio ini menunjukkan bahwa PT ini tidak menemui hambatan untuk komitmen beban tetapnya. Secara keseluruhan resiko
solvabilitasnya kecil

3. TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI


 Tingkat Pengembalian Aset (Return on Assets)

laba bersih
=
rata−rata total aset
135.364 .021 .139
= (4.559.573 .709 .411+2.919 .640.858 .718)/2

= 29,69%

 Tingkat Pengembalian Modal (Return on Common Equity)

laba bersih
=
rata−rata pemegang saham

135.364 .021.139
= (123.729 .777 .760+101.236 .000.000)/2

= 50%

Analisis : ROA sebesar 29,69% mengimplikasikan bahwa Rp. 1,- investasi aset menghasilkan 29,69% laba tahunan. Karena pemegang
ekuitas khususnya tertarik pada kinerja manajemen yang didasarkan pada pendanaan ekuitas, kita lihat pula ROE nya. ROE untuk Rp. 1,-
ekuitas pemegang saham menghasilkan 50% laba. Kedua rasio ini cukup tinggi. Jika dilihat ROTI memiliki ketergantungan yang cukup
tinggi terhadap investor. Jadi perusahaan ini harus selalu meningktakan kinerjanya agar tidak kehilangan kepercayaan dari investor.

4. KINERJA OPERASI
 Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

penjualan−harga pokok penjualan


= penjualan

2.941.100 .179.560−1.183 .169.352 .508


= 2.941.100 .1 79.560
= 59,77%

 Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

laba operasi
= penjualan

186.147 .334 .530


= 2.941.100 .179.560

= 6,32%

 Margin Laba Bersih ( Net Profit Margin)

laba bersih
= penjualan

135.364 .021 .139


= 2.941.100 .179.560

= 4,60%

Analisis : Margin laba kotor sebesar 59,77% menunjukkan kemampuan permanen untuk menjual jauh di atas biaya produksi meski di
tengah situasi pasar produk konsumen yang sangat kompetitif. Margin laba operasi sebelum pajak sebesar 6,32% dan margin laba
bersihnya 4,6% . Secara keseluruhan, kebijakan kebijakan harga yang kuat dan kemampuan untuk mengendalikan biaya produksinya
menjadikan PT ini perusahaan yang sangat menguntungkan.

5. PEMANFAATAN ASET
 Perputaran Kas (Cash Turnover)
penjualan
= rata−rata kas dan setara kas

2.941 .100.1 79.560


= (1.895 .069.568 .040+610.989 .176 .180)/2

= 1,93

 Perputaran Piutang Usaha (Account Receivable Turnover)

penjualan
= rata−rata piutang

2.941 .100.1 79.560


= (324.917 .530 .235+280.381.386 .519)/2

= 9,72

 Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

penjualan
= rata−rata modal kerja

2.941.100 .179.560
= ( 2.913.937 .439 .019−1.027 .176 .531 .240 )+ ( 949.414 .338 .057−320.501 .824 .382 ) /2
[ ]
= 1,17

 Perputaran Aset Tetap (PPE Turnover)

penjualan
= rata−rata aset tetap

2.941.100 .179 .560


= (1.993 .663.314 .016+1.842.722 .492.525)/2

= 1,53

 Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)

penjualan
= rata−rata total aset

2.941.100 .179 .560


= (4.559.573 .709 .411+2.919 .640.858 .718)/2

= 0,78

Analisis : Analisis penggunaan aset ini terkait erat dengan analisis profitablitas. Setiap 1 kas dapat dipenuhi 1,93 penjualan. Setiap 1
piutang dapat dipenuhi oleh 9,72 penjualan. Setiap 1 rata-rata modal kerja dapat dipenuhi oleh 1,17 penjualan. Untuk setiap 1 aset tetap
dapat dipenuhi dengan 1,53 penjualan. Sedangkan untuk keseluruhan perputaran aset, dapat dipenuhi oleh 0,78 penjualan. Dalam hal ini
perusahaan harus meningkatakan kecepatan perputaran asetnya. Hal yang memperlambat disini adalah pada persediaan. Dalam hal ini
perusahaan harus mempertimbangkan lagi jumlah unit produksi agar dapat menghasilkan perputaran yang seimbang.
ANALISIS KEBANGKRUTAN PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO
2016 Metode Altman
Koefisien Z
Variabel Nilai Rasio Nilai Rasio * Koefisien Z Skor
Skor
X1 0.283526704 1.2 0.34
X2 0.347890221 1.4 0.49
X3 0.0408256 3.3 0.13
X4 0.113488837 0.6 0.07
X5 0.546344973 1 0.55
Total 1.58

2017 Metode Altman Revisi

Variasi Nilai Rasio Koefisien Z


Skor Nilai Rasio * Koefisien Z Skor
X1 0.283526704 0.717 0.20
X2 0.347890221 0.847 0.29
X3 0.0408256 3.107 0.13
X4 3.832589443 0.42 1.61
X5 0.546344973 0.998 0.55
Total 2.78

HASIL ANALISIS : Dilihat dari overall indeks Z-Score menggunakan metode nilai pasar rasio PT. Nippon pada tahun 2016 senilai 1,58.
Dimana bisa dilihat kondisi perusahaan ini sudah termasuk perusahaan yang bangkrut. Sedangan jika menggunakan metode nilai buku rasio
yang diperoleh oleh perusahaan senilai 2,78. Dimana rasio ini berdiri di posisi grey area ( tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat atau
mengalami kebangkrutan ). Pada saat posisi perusahaan berada di grey area perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus ditangani
dengan penanganan manajemen yang tepat, kalau penanganannya tidak tepat maka perusahaan dapat mengalami kebangkrutan.

Anda mungkin juga menyukai