Anda di halaman 1dari 16

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK DI BAWAH UMUR ATAS MARKETPLACE YANG

MENJUAL MINUMAN BERALKOHOL TANPA IZIN EDAR SECARA ONLINE


Muhammad Aziz Ramadhan
(S1 Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya)
muhammadramadhan16040704037@mhs.unesa.ac.id
Nurul Hikmah
(S1 Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya)
Nurulhikmah@unesa.ac.id

Abstrak

Minuman beralkohol merupakan suatu barang yang harus diawasi terhadap peredarannya dan
penjualannya. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25 Tahun 2019 Perubahan Atas Peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap
Pengadaan, Peredaran, dan Perizinan Minuman Beralkohol telah mengatur tentang penjualan
minuman beralkohol, akan tetapi minuman beralkohol kini tidak hanya dijual melalui
supermarket dan hypermarket melainkan dijual melalui marketplace secara online. Penjualan
minuman tersebut membuat konsumen dari minuman beralkohol tidak hanya orang dewasa akan
tetapi anak–anak juga bisa membelinya dengan mudah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
memahami bentuk perlindungan hukum bagi anak di bawah umur atas marketplace yang menjual
minuman beralkohol secara online dan untuk memahami bagaimana bentuk tanggung jawab
marketplace terhadap pelaku usaha yang menjual minuman beralkohol. Penelitian ini merupakan
penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual.
Bahan hukum dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
Teknik analisis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
deskriptif dengan bahan–bahan hukum yang telah terkumpul berdasarkan isu hukum yang
dibahas. Hasil penelitian menyatakan bahwa pertama dari hasil penafsiran menggunakan
metode interpretasi ekstensif maka apabila terdapat penjualan minuman beralkohol yang dijual
secara online maka harus memverifikasi akun yang dimiliki oleh konsumen dengan mengunggah
foto kartu identitas, foto konsumen, serta foto konsumen dengan memegang kartu identitasnya.
Dengan demikian, upaya perlindungan hukum bagi anak di bawah umur bisa tercapai. Selain itu
bentuk upaya perlindungan hukum dapat diimplementasikan sebelum adanya penjualan minuman
beralkohol yang dijual marketplace secara online harus dibentuk lembaga pengawas untuk
mencegah anak membeli minuman beralkohol yang dijual marketplace secara online. Kedua,
bentuk tanggung jawab pelaku usaha apabila menjual minuman beralkohol di marketplace secara
online tanpa mencantumkan label terkait usia maka pelaku usaha minuman beralkohol dan
pelaku usaha marketplace dibebankan tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan dan apabila
pelaku usaha minuman beralkohol menjual minuman beralkohol di marketplace secara online
mencantumkan label usia akan tetapi pelaku usaha marketplace tetap menjualnya maka pihak
pelaku usaha marketplace dibebankan tanggungjawab. Apabila diterapkan dalam prinsip

1
tanggung jawab maka prinsip yang dapat ditujukan kepada pelaku usaha dan marketplace sebagai
bentuk pertanggungjawaban adalah tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan (fault liability
atau liability on fault) yaitu sebagai perbuatan yang melanggar hukum.
Kata Kunci: Minuman Beralkohol, Konsumen, Marketplace.

Abstract
An alcoholic drink is an item that must be monitored for its circulation and sale. Regulation of
the Minister of Trade Number 25 of 2019 Amendment to Regulation of the Minister of Trade
Number 20 of 2014 concerning Control and Supervision of the Procurement, Distribution, and
Licensing of Alcoholic Drinks has regulated the sale of alcoholic drinks, but now alcoholic
drinks are not only sold through supermarkets and hypermarkets but are sold through the online
marketplace. The sale of these drinks makes consumers of alcoholic drinks not only adults but
also children who can buy them easily. The purpose of this research is to find out and understand
the form of legal protection for minors on marketplaces that sell alcoholic drinks online and to
find out and understand what forms of marketplace responsibility to business actors selling
alcoholic drinks. This research is normative legal research with a statutory approach and a
conceptual approach. The legal materials in this study consist of primary and secondary legal
materials. The legal material analysis technique used in this study is to use descriptive techniques
with legal materials that have been collected based on the legal issues discussed. The results of
the research and discussion state that first, from the results of the interpretation using the
extensive interpretation method, if there is a sale of alcoholic drinks that are sold online, they
must verify the account owned by the consumer by uploading a photo of an identity card, a photo
of the consumer, and a photo of the consumer holding his identity card. Based on the form of
extensive interpretation, consumers can find out from the marketplace. Besides, a form of legal
protection that can be applied or implemented before the sale of alcoholic drinks sold by online
marketplaces must be formed by a supervisory agency to prevent children from buying alcoholic
drinks sold by online marketplaces. Second, as a form of responsibility, the one responsible for
the sale of alcoholic drinks that are sold by the online marketplace is the marketplace, because
the marketplace has responsibility in the form of prevention and monitoring of products sold by
the online marketplace through a platform provider in the form of a marketplace. When applied
in the principle of responsibility, the principle that can be addressed to the marketplace as a form
of responsibility is responsibility based on the element of fault (fault liability or liability on
fault), namely as an act that violates the law.
Keywords: Alcoholic Beverages, Consumer, Marketplace.

PENDAHULUAN kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa dapat


Perkembangan teknologi informasi yang terpenuhi dengan mudah dan kebebasan memilih
berkembang secara pesat memberikan banyak berbagai produk dengan harga sesuai kemampuan
dampak terhadap kehidupan manusia. Salah satu konsumen. Namun di sisi lain, konsumen merupakan
dampak perkembangan teknologi informasi tersebut target dari aktivitas pelaku bisnis dalam
adalah perkembangan dunia bisnis dengan internet menghasilkan profit yang sebesar-besarnya melalui
biasa, yang disebut dengan Elektronic Commerce pemasaran dan promosi yang merugikan konsumen
atau E-Commerce. E-commerce merupakan cara (Giantama 2020). E-Commerce dinilai dapat
penyebaran, pembelian, penjualan, dan pemasaran menjangkau penjualan ke berbagai wilayah dan
barang dan/atau jasa menggunakan sistem elektronik kalangan dengan mudah. Transaksi penjualan melalui
seperti internet dengan website yang menyediakan E-Commerce memiliki potensi untuk terus meningkat
get dan delivery. E-Commerce memberikan variasi setiap tahunnya mulai menarik minat pelaku usaha
dan kemudahan dalam melakukan transaksi barang dengan berbagai produk dan/jasa yang ditawarkan
dan/atau jasa baik produksi luar negeri maupun termasuk minuman beralkohol (Giantama 2020)
dalam negeri (Thalib and Meinarni 2019). Minuman beralkohol merupakan minuman yang
Kehadiran e-commerce di satu sisi memberikan mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil
kemudahan dan manfaat terhadap konsumen karena pertanian yang mengandung karbohidrat dengan
dilakukan fermentasi dan destilasi atau fermentasi

2
tanpa destilasi dengan menambahkan bahan lain atau Selain sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak, maupun pencampuran konsenrat dengan minuman beralkohol golongan A juga dapat
ethanol atau dengan cara pengenceran minuman dijual di supermarket dan hypermarket.”
mengandung ethanol (Duswara dudu 2019). Pada pasal 14 ayat (3) telah disebutkan bahwa
Minuman beralkohol sangat berbahaya bagi minuman beralkohol golongan A hanya boleh dijual
konsumen apabila mengkonsumsi secara berlebihan melalui supermarket dan hypermarket akan tetapi
dapat menimbulkan ketagihan yang mempengaruhi pada saat ini minuman beralkohol juga dijual melalui
pikiran, serta menyebabkan kerusakan fungsi-fungsi sistem online salah satunya melalui marketplace.
organ tubuh. Efek yang ditimbulkan adalah Marketplace merupakan penyedia jasa mall secara
memberikan rangsangan, menghilangkan rasa sakit, online. Pihak marketplace bukan dikatakan pelaku
ambisius serta membuat gembira.(Afriany 2014) usaha akan tetapi mereka hanya menyediakan
Pada saat ini, minuman beralkohol mudah website. Anggota yang mendaftar di website
diperoleh sehingga konsumen dari minuman marketplace bisa dikatakan sebagai pelaku usaha
beralkohol tidak hanya orang dewasa akan tetapi yang menjual produknya melalui website dari
anak dibawah umur juga bisa menjadi konsumen dari marketplace itu sendiri (sumasyhari 2016). Peraturan
minuman beralkohol. Hal ini mengindikasikan bahwa tersebut terjadi kekaburan norma hukum karena
pengawasan dan peredaran minuman beralkohol belum adanya bunyi aturan bahwa diperbolehkan
masih belum diterapkan secara efisien meskipun atau dilarang penjualan minuman beralkohol melalui
sudah diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan online. Minuman beralkohol dijual secara online
R.I Nomor. 06/M-DAG/PER/1/2015 telah merubah membuat anak di bawah umur bisa membelinya
beberapa ketentuan dalam Peratturan Menteri dengan mudah Oleh sebab itu, diperlukan suatu
Perdagangan R.I Nomor 20/M-DAG/PER/4/2014 bentuk perlindungan hukum untuk melindungi anak
tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap sebagai konsumen dari minuman beralkohol.
Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman Penjualan melalui sistem elektronik atau online
Beralkohol dimana peraturan ini mengatur bahwa sebenarnya sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah
minuman beralkohol tidak lagi dapat dijual di Nomor 80 Tahun 2019 Tentang Perdagangan Melalui
minimarket yang merupakan perubahan pada Sistem Elektronik. Peraturan tersebut dibuat
ketentuan Pasal 14 ayat (3) dan ayat (4) dihapus bertujuan untuk mengatur segala penjualan yang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang melalui online atau elektronik. Peraturan pemerintah
menyatakan bahwa Minuman Beralkohol golongan A Nomor 80 Tahun 2019 Tentang Perdagangan Melalui
dengan kadar alkohol 1-5% dapat dijual di Sistem Elektronik pasal 13 mengatur tentang
supermarket dan hypermarket sedangkan minuman perbuatan yang wajib dilakukan pelaku usaha yang
beralkohol yang tidak diperbolehkan dijual di berbunyi bahwa
supermarket dan hypermarket merupakan minuman “Ayat (1) pelaku usaha wajib memberikan
beralkohol golongan B dengan kadar alkohol 5-20% informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
dan minuman beralkohol golongan C dengan kadar kondisi dan jaminan terhadap barang dan/atau
alkohol lebih dari 20% (Afriany 2014) jasa yang diperdagangkan selain itu dalam ayat
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25 (2) informasi yang benar, jelas dan jujur
Tahun 25 Tahun 2019 Perubahan Atas Peraturan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yaitu
Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2014 Tentang mengenai kebenaran dan keakuratan informasi,
Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, kesesuaian informasi dan fisik barang, kelayakan
Peredaran, dan Perizinan Minuman Beralkohol telah konsumsi barang dan jasa, legalitas barang atau
mengatur penjualan minuman beralkohol dalam pasal jasa dan kualitas, harga dan aksesabilitas barang
14 ayat (2) dan (3) berbunyi bahwa: atau jasa.”
“Ayat (2) Penjualan minuman beralkohol secara Penjualan minuman beralkohol melalui online tidak
eceran hanya dapat dijual oleh pengecer, pada bisa disamakan dengan produk atau barang lainnya.
toko bebas bea dan tempat tertentu lainnya yang Kementerian perdagangan membuat aturan tentang
ditetapkan oleh Bupati/Walikota dan Gubernur peredaran dan penjualan minuman beralkohol
untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ayat (3) bertujuan untuk melakukan peredaran dan penjualan

3
secara terbatas dan diperlukan suatu pengawasan wanita tidak mengkonsumsi minuman beralkohol
karena minuman beralkohol sangat berbahaya apabila dalam rentan usia 20-24 tahun. Data diatas jika dapat
yang menjadi konsumen anak di bawah umur atau disimpulkan bahwa perbandingan usia yang
belum berusia 21 tahun. mengkonsumsi minuman beralkohol lebih banyak
Peredaran minuman beralkohol yang dijual secara pada anak dibawah umur.(Khadijah Nur Azizah
umum diperketat oleh Peraturan Menteri 2018)
Perdagangan Nomor 25 Tahun 2019 Perubahan Atas Tabel 1.1 Studi Demografi dan Kesehatan
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun Indonesia (SDKI) tahun 2017 terkait
2014 Tentang Pengendalian dan Pengawasan pengonsumsian minuman beralkohol berdasarkan
Terhadap Pengadaan, Peredaran dan Perizinan rentang usia
Minuman Beralkohol. Pasal 15 dalam peraturan Laki-laki dan Laki-laki dan
tersebut menjelaskan bahwa Perempuan yang Perempuan yang
“Penjualan minuman beralkohol sebagaimana mengkonsumsi tidak
dimaksud dalam pasal 14 ayat (1), ayat (2), dan minuman beralkohol mengkonsumsi
ayat (3) hanya dapat diberikan kepada konsumen minuman
yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau beralkohol
lebih dengan menunjukkan kartu identitas kepada N Ren Jenis Perse Ren Jenis Perse
petugas dan/pramuniaga”. o tang Kela ntase tang Kela ntase
Berdasarkan penafsiran saya dalam pasal tersebut Usia min Usia min
adalah konsumen minuman beralkohol hanya 1 15- Laki- 70% 15- Laki- 30%
diperbolehkan untuk konsumen yang berusia di atas 19 laki 19 laki
21 tahun dengan menunjukkan Kartu Tanda Tah Tah
Penduduk (KTP). Tujuan memperketat penjualan un un
minuman beralkohol yaitu agar minuman beralkohol 2 15- Pere 58% 15- Pere 42%
sulit diperoleh oleh anak di bawah umur (Duswara 19 mpua 19 mpua
dudu 2019). Penjualan minuman beralkohol secara Tah n Tah n
online membuat pasal 15 tersebut tidak bisa un un
menjawab ketika ada penjualan dengan sistem online 3 20- Laki- 18% 20- Laki- 82%
karena dalam penjualan secara online seseorang tidak 24 Laki 24 Laki
perlu menunjukkan kartu identitas untuk membeli Tah Tah
suatu barang, oleh sebab itu pada aturan ini un un
seharusnya diperlukan interpretasi atau menafsirkan 4 20- Pere 8% 20- Pere 92%
peraturan sehingga tidak ada lagi kekaburan norma 24 mpua 24 mpua
apabila terdapat penjualan melalui sistem online. Tah n Tah n
Marketplace yang menjual minuman beralkohol un un
diantaranya adalah shopee, blibli.com, tokopedia dan Sumber: www.detik.com, diakses pada tanggal 17
bukalapak. Hasil dari penelitian Studi Demografi dan Desember 2019
Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017 Berdasarkan data diatas meningktanya jumlah
ditemukan fakta bahwa 70% anak di bawah umur anak di bawah umur mengkonsumsi minuman
yang berusia 15-19 tahun pernah atau aktif beralkohol disebabkan adanya kemudahan dalam
mengkonsumsi minuman beralkohol sedangkan 30% mendapatkan minuman beralkohol melalui
yang tidak mengkonsumsi minuman beralkohol. Di marketplace. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
usia yang sama, terdapat 58% wanita di bawah umur Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
yang mengkonsumsi minuman beralkohol sedangkan 2002 Tentang Perlindungan Anak telah mengatur
sisanya sebesar 42% wanita di bawah umur tidak khusus perlindungan anak yang terdapat dalam pasal
mengkonsumsi minuman beralkohol. Di sisi lain, 59 ayat (1) yang berbunyi “Pemerintah daerah dan
terdapat pengkonsumsi minuman beralkohol dalam lembaga negara lainnya berkewajiban dan
rentan usia 20-24 tahun sebesar 18% untuk pria dan bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan
8% untuk wanita sedangkan 82% pria dan 92%

4
khusus kepada anak.” Pada ayat (2) huruf e berbunyi Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
“Perlindungan khusus sebagaimana yang dimaksud ini adalah penelitian yuridis normatif. Penelitian
dalam ayat (1) diberikan kepada anak yang menjadi normatif meneliti hukum dari prespektif internal
korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, dengan objek penelitian yaitu norma hukum.(Diantha
psikotropika dan zat adiktif lainnya.” Pasal 67 juga Pasek 2017) Menurut (Marzuki 2015) penelitian
menyebutkan bahwa normatif yaitu penelitian hukum yang meletakkan
“Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma
korban penyalahgunaan narkoba, alkohol, mengenai asas-asas, norma kaidah, dari peraturan
psikotropika dan zat adiktif lainnya perundang-undangan, putusan pengadilan, guna
sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 ayat (2) menjawab isu hukum yang dihadapi. Penelitian
huruf e dan anak yang terlibat produksi dan hukum memiliki beberapa jenis pendekatan.
distribusinya dilakukan melalui upaya Pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum
pengawasn, pencegahan, perawatan dan diantaranya adalah pendekatan undang-undang,
rehabilitasi.” pendekatan kasus, pendekatan historis, pendekatan
Terdapat juga larangan bagi setiap orang yang komperatif dan pendekatan konseptual.(Marzuki
menempatkan atau membiarkan anak dalam 2015) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
penyalahgunaan, serta produksi dan distribusi alkohol ini menggunakan pendekatan perundang-undangan
dan zat adiktif lainnya seperti yang disebutkan dan dan pendekatan konseptual.
dijelaskan dalam pasal 76 huruf j ayat (2) Undang- Menurut (Marzuki 2015) untuk memecahkan isu
Undang Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan Atas hukum diperlukan sumber-sumber penelitian. Sumber
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang bahan hukum dibedakan menjadi dua yaitu sumber
Perlindungan Anak. Penjualan minuman beralkohol bahan hukum primer dan sumber bahan hukum
melalui marketplace tidak diatur secara spesifik sekunder. Bahan hukum primer yang digunakan
tentang dasar hukumnya. Pelaku usaha yang menjual dalam penelitian ini adalah Kitab Undang-Undang
minuman beralkohol di marketplace secara online Hukum Perdata, Undang-undang Nomor 8 Tahun
dan bisa dibeli oleh anak di bawah umur 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran
menunjukkan bahwa perlindungan hukum terhadap Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22,
anak di bawah umur sebagai konsumen masih sangat Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
lemah. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25 Nomor 3821), Undang-Undang Nomor 35 Tahun
Tahun 2019 Tentang Pengendalian dan Pengawasan 2014 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Terhadap Pengadaan, Peredaran dan Perizinan Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Lembaran
Minuman Beralkohol masih terdapat kekaburan Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297,
norma karena dengan adanya penjualan minuman Tambahan Lembaran Negara Republik Indoneisa
beralkohol secara online maka aturan tersebut belum Nomor 5606), Undang-Undang Nomor 19 Tahun
bisa menjawab fakta yang ada. Barang atau produk 2016 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11
minuman beralkohol bukan barang atau produk biasa Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
yang bisa disamakan dengan barang lainnya. Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Berdasarkan latar belakang di atas untuk Tahun 2016 Nomor 251, Tambahan Lembaran
membatasi ruang lingkup atas luasnya permasalahan Negara Republik Indonesia Nomor 5952), Peraturan
maka penelitian ini bertujuan untuk memahami Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 Tentang
bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap Penjualan Melalui Sistem Elektronik (Lembaran
anak di bawah umur atas marketplace yang menjual Negara Republik Indonesia 2019 Nomor 222,
minuman beralkohol secara online serta untuk Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
memahami bagaimana bentuk tanggung jawab pelaku Nomor 6420), Peraturan Menteri Perdagangan
usaha terhadap marketplace yang menjual minuman Nomor 25 Tahun 2019 Perubahan Atas Peraturan
beralkohol secara online. Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2014 Tentang
Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan,
METODE Peredaran, dan Perizinan Minuman Beralkohol
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019

5
Nomor 341), Surat Edaran Menteri Komunikasi dan khusus dalam undang-undang perlindungan anak
Informatika Republik Indonesia Nomor 5 Tahun yang terdapat dalam pasal 59 ayat (1) menjelaskan
2016 Tentang Batasan dan Tanggung Jawab bahwa “Pemerintah, pemerintah daerah, dan lembaga
Penyedia Platform dan Pedagang (merchant) negara lainnya berkewajiban dan bertanggungjawab
Pedagang Melalui Sistem Elektronik (e-commerce) untuk memberikan perlindungan khusus kepada
yang Berbentuk User Generated Content. Selain itu, anak”. Pada ayat (2) huruf e berbunyi “Perlindungan
terdapat hukum sekunder yaitu terdiri atas buku-buku khusus kepada anak sebagaimana dimaksud dalam
teks yang berkaitan dengan penelitian, jurnal-jurnal ayat (1) diberikan kepada: anak yang menjadi korban
yang berkaitan dengan perlindungan konsumen dan penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan
perlindungan anak, pendapat para sarjana, kasus- zat adiktif lainnya.” Aturan dalam pasal tersebut
kasus hukum, yurisprudensi, jurnal dan skripsi yang pasal tersebut tidak menjelaskan sanksi, akan tetapi
berkaitan dengan topik dari penelitian ini. pasal tersebut berbicara mengenai tugas serta
Metode pengumpulan bahan hukum dalam wewenang dari pemerintah atau lembaga negara
penelitian ini menggunakan pengumpulan bahan lainnya untuk dapat bertanggungjawab memberikan
hukum dengan cara menggali kerangka berfikir yang perlindungan terhadap anak. Selanjutnya pasal 67
membahas tentang teori-teori hukum yang menjelaskan bahwa
bersangkutan. Bahan hukum yang terkumpul “Perlindungan khusus bagi anak yang
berdasarkan isu hukum yang akan dibahas, menjadi korban penyalahgunaan narkoba,
selanjutnya digolongkan berdasarkan sumber serta alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya
urutan yang sesuai dan digunakan sebagai bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 ayat
analisis dalam menjawab rumusan masalah dalam (2) huruf e dan anak yang terlibat dalam
penelitian hukum ini. produksi dan distribusinya dilakukan melalui
Teknik analisis bahan hukum merupakan upaya pengawasan, pencegahan, perawatan,
penelitian yang mengkaji dan menelaah terhadap dan rehabilitasi”.
bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer dan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014
bahan hukum sekunder yang dibantu dengan teori Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun
hukum yang didapatkan sebelumnya. Bahan hukum 2002 Tentang Perlindungan Anak pasal 76 huruf j
yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan ayat (2) menjelaskan bahwa “setiap orang dilarang
metode prespektif. Penelitian menggunakan metode dengan sengaja menempatkan, membiarkan anak
prespektif bertujuan untuk memberikan gambaran dalam penyalahgunaan, serta produksi dan distribusi
atau menjawab merumuskan masalah dalam alkohol dan zat adiktif lainnya.” Pasal ini masih
penelitian hukum ini. belum memuat isi yang terdapat sanksi yang
menjatuhi hukuman bagi orang yang dengan sengaja
Hasil dan Pembahasan membiarkan anak dalam penyalahgunaan serta
Bentuk Perlindungan Hukum Yang Diberikan produksi dan distribusi alkohol. Pasal ini hanya
Kepada Anak Di bawah Umur Terhadap Pelaku menyebutkan larangan bagi setiap orang yang
Usaha Yang Menjual Minuman Beralkohol di melanggarnya.
Marketplace Secara Online Kedua, Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Pada dasarnya terdapat tiga bahan hukum 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Adanya
yang penting dan menjadi sebuah landasan yang akan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
memberikan bentuk perlindungan hukum terhadap Perlindungan Konsumen memberikan harapan bagi
anak atas penjualan minuman beralkohol yang dijual masyarakat indonesia khususnya kepada anak
di marketplace secara online yaitu : dibawah umur sebagai konsumen, untuk
Pertama, Undang-Undang Nomor 35 Tahun mendapatkan perlindungan atas kerugian yang
2014 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 diderita atas transaksi atau penggunaan suatu barang
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, dan jasa, akan tetapi undang-undang ini hanya
Perlindungan hukum bagi anak terhadap peredaran memberikan perlindungan kepada anak secara umum
dan penjualan minuman beralkohol diatur secara dan tidak terdapat secara jelas seperti yang ada dalam
undang-undang perlindungan anak. Salah satunya

6
adalah dalam pemenuhan hak-hak anak tidak konsumen dan pelaku usaha serta
disebutkan mengenai hak-hak anak sebagai dilaksanakannya kewajiban konsumen dan
konsumen (Indriyati 2017). Anak juga bisa dikatakan pelaku usaha. (2) pembinaan oleh
sebagai konsumen sehingga anak juga memiliki hak pemerintah atas penyelenggaraan
sebagai konsumen seperti yang terdapat dalam perlindungan konsumen sebagaimana
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Perlindungan Konsumen pasal 4 huruf a menjelaskan Menteri dan/atau menteri teknis terkait.”
“Konsumen berhak atas kenyamanan, kemanan dan Pembinaan diberikan agar menciptakan konsumen
keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau yang cermat dalam memilih barang dan/atau jasa
jasa.” Pasal tersebut menjelaskan supaya konsumen yang bermanfaat untuk konsumen. Tujuan dari
dapat terhindar dari bentuk kerugian yang dialami pembinaan yaitu untuk menciptakan keadaan usaha
baik kerugian materiil dan immateriil. Salah satu dan tumbuhnya hubungan sehat antara pelaku usaha
produk atau barang yang harus diawasi terhadap dan konsumen. Adanya keikutsertaan pemerintah dan
peredarannya adalah minuman beralkohol. Minuman lembaga perlindungan konsumen swadaya
beralkohol adalah minuman yang mengandung zat masyarakat dalam pembinaan penyelenggaraan
ethanol atau etil akohol yang sangat berbahaya perlindungan konsumen berdasarkan pasal 29 , oleh
apabila dikonsumsi secara berlebihan dan sebab itu undang-undang perlindungan konsumen
konsumennya adalah anak di bawah umur. dimaksudkan untuk menjadi landasan hukum dalam
Menjual minuman beralkohol di melakukan pemberdayaan konsumen melalui
marketplace secara online kepada anak di bawah pembinaan dan pendidikan konsumen karena faktor
umur tidak dapat memenuhi hak terhadap anak dalam utama yang menjadi kelemahan konsumen terutama
pasal 4. Pasal 7 huruf a menjelaskan kewajiban dari anak yang menjadi konsumen yaitu tingkat kesadaran
pelaku usaha yang berbunyi pelaku usaha akan haknya masih sangat rendah yang disebabkan
berkewajiban beriktikad baik dalam melakukan oleh pendidikan yang masih rendah (Putri 2017).
kegiatan usahanya, dan huruf b pelaku usaha wajib Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
memberikan infomasi yang benar, jelas dan jujur Tentang Perlindungan Konsumen pasal 10
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa menyebutkan bahwa
serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan “Pelaku usaha dalam menawarkan barang
pemeliharaan. Hal tersebut tidak sepenuhnya dan/atau jasa yang ditujukan untuk
kesalahan dari pelaku usaha, karena anak tidak diperdagangkan dilarang menawarkan,
menjalankan kewajibannya sebagai konsumen sesuai mempromosikan, mengiklankan, atau
dengan pasal 5 huruf a menyebutkan bahwa membuat pernyataan yang tidak benar atau
konsumen mempunyai kewajiban membaca atau menyesatkan mengenai harga atau tarif suatu
mengikuti petunjuk informasi dan prosedur barang dan/atau jasa, kondisi, tanggungan,
pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu
demi keamanan dan keselamatan. Segi produk telah barang dan/atau jasa, tawaran potongan
tercantum informasi dan peringatan terhadap barang harga atau hadiah menarik yang ditawarkan,
atau produk tersebut supaya hak-hak dari konsumen serta bahaya penggunaan barang dan/atau
tidak terabaikan. Anak memerlukan hak yaitu jasa.”
pembinaan dan pendidikan konsumen supaya ke Larangan dalam isi pasal 10 di tujukan kepada pelaku
depannya anak mengerti bagaimana hak-haknya usaha yang mengupayakan perdagangan yang tertib
sebagi konsumen serta cermat dalam memilih barang dan kondisi usaha yang sehat guna memastikan
dan/atau jasa yang bermanfaat untuk anak itu sendiri. produk yang diperjualbelikan kepada anak tidak
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 melanggar hukum. Bentuk perlindungan hukum
Tentang Perlindungan Konsumen pasal 29 ayat 1 dan terhadap anak dalam Undang-undang perlindungan
ayat 2 telah menyebutkan bahwa konsumen dalam pemenuhan hak anak sebagai
“(1) Pemerintah bertanggung jawab atas konsumen masih perlu memperhatikan pada hak anak
pembinaaan penyelenggaraan perlindungan dalam undang-undang perlindungan anak.
konsumen yang menjamin diperolehnya hak

7
Ketiga, Peraturan Menteri Perdagangan negara, berfungsi untuk mencegah
Nomor 25 Tahun 2019 Perubahan Atas Peraturan (preventif) terjadinya pelanggaran, baik yang
Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2014 Tentang berhubungan dengan perizinan dan
Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, pengawasan, (b) hukum pidana, berfungsi
Peredaran, dan Perizinan Minuman Beralkohol telah untuk menanggulangi (represif) setiap
mengatur penjualan minuman beralkohol dalam pasal pelanggaran terhadap peraturan perundang-
14 ayat (3) yaitu “Minuman beralkohol golongan A undangan, dengan cara menjatuhkan sanksi
juga dapat dijual di supermarket dan hypermarket.” hukuman denda dan penjara, (c) hukum
Selain itu dalam pasal 15 menjelaskan bahwa perdata, berfungsi untuk memulihkan hak
penjualan minuman beralkohol hanya dapat diberikan (curative recovery) dengan membayar
kepada konsumen yang telah berusia 21 tahun dengan kompensasi ganti rugi.”
menunjukkan kartu identitas kepada Teori perlindungan hukum di atas apabila
petugas/pramuniaga. Pada saat ini penjualan dihubungkan dengan permasalahan penjualan
minuman beralkohol telah banyak beredar dijual minuman beralkohol yang dijual melalui marketplace
melalui marketplace secara online sehingga anak di secara online maka (1) Minuman beralkohol yang
bawah umur bisa membelinya dengan mudah tidak beredar di Indonesia sudah diatur dalam Peraturan
memerlukan kartu identitas seperti yang dikatakan Menteri Perdagangan Nomor 25 Tahun 2019
dalam pasal 15. Praktiknya penjualan minuman Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan
beralkohol yang dijual melalui marketplace secara Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Pengendalian dan
online tidak memperhatikan aspek usia dari Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, dan
konsumennya itu sendiri bahkan dari penjualan Perizinan Minuman Beralkohol dalam penjualannya.
dengan sistem online maka semakin leluasa pelaku Penjualan minuman beralkohol kini telah dijual
usaha untuk menjual minuman beralkohol secara melalui marketplace secara online sehingga peraturan
ilegal karena lepas dari pengawasan sehingga secara tersebut belum bisa menjawab apabila penjualan
teknis banyak sekali pelanggaran yang dilakukan menggunakan sistem online. Peraturan Pemerintah
oleh pelaku usaha dalam penjualan minuman Nomor 80 Tahun 2019 Tentang Perdagangan Melalui
beralkohol secara online. Sistem Elektronik dan Undang-Undang Nomor 19
Ketiga peraturan tersebut dapat dikatakan Tahun 2016 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
sebagai suatu bentuk perlindungan hukum terhadap 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
anak sebagai konsumen dan diharapkan dapat saling Elektronik tidak menyebutkan barang atau produk
bersinergi serta tidak saling bertentangan dalam apa saja yang boleh dijual melalui platform
memberikan bentuk perlindungan hukum kepada elektronik sehingga diperlukan suatu perubahan
anak yang sebagai konsumen serta saling mengikat peraturan. Tujuan dari perubahan aturan secara
satu sama lain supaya memberikan perlindungan khusus yaitu untuk menjamin hak-hak konsumen
hukum yang kuat terhadap hak-hak anak sebagai apabila ingin membeli suatu produk atau barang dan
konsumen. Seperti yang kita ketahui Undang-Undang mengkonsumsinya serta pertanggung jawaban bagi
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan pelaku usaha dan marketplace yang melakukan
Konsumen berupaya menciptakan hukum yang dapat penjualan minuman beralkohol tersebut. (2)
menumbuhkan hubungan yang sehat antara pelaku Penegakan peraturan dalam penjualan minuman
usaha dan konsumen. beralkohol yang dijual marketplace secara online
Menurut (wahyu sasongko 2007) terkait disesuaikan melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun
perlindungan hukum dapat diterapkan dalam dua cara 1999 Tentang Perlindungan Konsumen berupa
yaitu: penjatuhan pidana berdasar pasal 61 sampai dengan
“(1) Membuat peraturan (by Giving pasal 63 serta Undang-Undang Nomor 19 Tahun
Regulation) yang bertujuan untuk (a) 2016 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11
memberikan hak dan kewajiban, (b) Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
menjamin hak-hak para subyek hukum (2) Elektronik penjatuhan pidana pasal 50 dan
Menegakkan peraturan (by the law penuntutan ganti rugi secara perdata berdasar pada
enforcement) melalui (a) hukum administrasi

8
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang kaeddah dapat ditetapkan sehubung dengan peristiwa
Perlindungan Konsumen pasal 19. tertentu (Kansil 1989). Penulis berpendapat
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25 penafsiran ekstensif ini dapat dilakukan dengan cara
Tahun 2019 Perubahan Atas Peraturan Menteri mengembangkan suatu pasal 14 dan 15 Peraturan
Perdagangan Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Menteri Perdagangan Nomor 25 Tahun 2019
Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan
Peredaran, dan Perizinan Minuman Beralkohol pasal Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Pengendalian dan
14 telah menyebutkan bahwa penjualan minuman Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, dan
beralkohol hanya dapat dijual di supermarket dan Perizinan Minuman Beralkohol sehingga tidak
hypermarket. Selanjutnya pasal 15 menyebutkan terdapat norma yang kabur dan penjualan minuman
bahwa penjualan minuman beralkohol hanya dapat beralkohol juga akan lebih jelas apabila terdapat
dijual kepada orang dewasa yang telah berusia 21 penjualan melalui sistem online. Metode penafsiran
tahun dengan menunjukkan kartu identitas kepada ekstensif adalah metode penafsiran dengan cara
pramuniaga. Menurut saya peraturan ini masih memperluas arti kata kata yang terdapat dalam
terdapat norma yang kabur karena belum bisa undang-undang sehingga suatu peristiwa dapat
menjawab adanya penjualan dengan sistem online dimasukkan kedalamnya (Kemenkumham 2020).
untuk diterapkan. Peraturan diatas supaya berjalan Penafsiran ekstensif dapat dilakukan dengan tujuan
dengan efektif saya menggunakan metode penafsiran menciptakan hukum jelas isi dalam setiap pasalnya.
ekstensif atau makna perluasan. Peraturan Menteri Bentuk penafsiran ekstensif yang dapat dilakukan
Perdagangan Nomor 25 Tahun 2019 Perubahan Atas apabila terdapat penjualan minuman beralkohol yang
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun dijual melalui marketplace secara online berupa
2014 Tentang Pengendalian dan Pengawasan verifikasi akun yang dimiliki oleh konsumen dengan
Terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Perizinan mengunggah foto kartu identitas, foto konsumen serta
Minuman Beralkohol harus melakukan foto konsumen dengan memegang kartu identitasnya.
pengembangan dengan penafsiran ekstensif Berdasarkan bentuk penafsiran ekstensif tersebut
khususnya pada Pasal 14 dan Pasal 15. Peraturan maka dapat diketahui konsumen dari pihak
Menteri Perdagangan Nomor 25 Tahun 2019 marketplace tersebut.
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Selanjutnya untuk melindungi anak supaya
Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Pengendalian dan tidak menjadi konsumen dari minuman beralkohol
Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, dan yang dijual melalui marketplace online maka
Perizinan Minuman Beralkohol belum mengatur atau dibentuk suatu perlindungan khusus yang diberikan
menyebutkan secara tegas mengenai penjualan kepada anak. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
minuman beralkohol apabila dijual melalui sistem Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
online. 2002 Tentang Perlindungan Anak pasal 59
Penjualan melalui sistem online sudah diatur menjelaskan bahwa “pemerintah, pemerintah daerah
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan
Tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Perubahan khusus kepada anak”. Sedangkan pada ayat (2) huruf
Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 e berbunyi “perlindungan khusus kepada anak
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik akan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan
tetapi dalam aturan tersebut hanya menyebutkan kepada : anak yang menjadi korban penyalahgunaan
barang yang boleh dijual selama tidak bertentangan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif
dengan undang-undang. Dampak dari adanya lainnya.”
ketidakjelasan mengenai penjualan minuman Bentuk perlindungan khusus terhadap anak
beralkohol yang dijual secara online maka penulis yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika,
akan melakukan metode penafsiran. Interpretasi atau alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya
penafsiran merupakan salah satu metode penemuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 ayat 2 huruf e
hukum yang memberi penjelasan secara gamblang Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan
mengenai teks undang-undang agar ruang lingkup Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

9
Tentang Perlindungan Anak merujuk pada pasal 67 kepentingan yang berkewajiban dan bertanggung
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan jawab untuk memberikan perlindungan khusus
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 kepada anak yang menjadi korban penyalahgunaan
Tentang Perlindungan Anak menjelaskan bahwa, minuman beralkohol yang dijual melalui marketplace
“perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban secara online.
penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan Sedangkan upaya represif terdapat dalam
zat adiktif lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 89 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun
pasal 59 ayat (2) huruf e dan anak yang terlibat 2014 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
dalam produksi dan distribusinya dilakukan melalui Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
upaya pengawasan, pencegahan, perawatan, dan menyebutkan bahwa “Setiap orang yang dengan
rehabilitasi.” sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan,
Menurut ketentuan pasal 67 Undang- menyuruh melibatkan anak dalam penyalahgunaan,
Undang Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan Atas produksi, atau distribusi alkohol dan zat adiktif
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang lainnya dipidana dengan pidana penjara paling lama
Perlindungan Anak, penulis berpendapat terdapat 2 10(sepuluh) tahun dan paling singkat 2 (dua) tahun
bentuk perlindungan hukum secara khusus yang dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua
diberikan kepada anak yang menjadi korban ratus juta rupiah) dan denda paling sedikit Rp
penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah). Isi dari pasal
zat adiktif lainnya sebagaimana ketentuan ini dapat 89 ayat (2) memuat sanksi bagi setiap orang yang
diterapkan dan diperlakukan dalam rangka dengan sengaja menempatkan,membiarkan,
memberikan perlindungan terhadap anak yang melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam
menjadi penyalahgunaan minuman beralkohol yang penyalahgunaan minuman beralkohol merupakan
dijual melalui marketplace secara online. upaya bentuk perlindungan hukum yang bersifat
Bentuk perlindungan hukum secara khusus represif.
tersebut diklarifikasikan berdasarkan sifatnya, antara
lain perlindungan hukum secara khusus kepada anak Tanggung Jawab Marketplace Terhadap Pelaku
bersifat preventif dan represif. Perlindungan hukum Usaha Yang Menjual Minuman Beralkohol
preventif merupakan perlindungan yang diberikan Secara Online
oleh pemerintah dengan tujuan mencegah sebelum Pelaku usaha seharusnya menyadari bahwa
terjadinya pelanggaran (Asri Budi 2018). Sedangkan, betapa berbahayanya minuman beralkohol tersebut
perlindungan hukum represif merupakan apabila dijual secara bebas. Pelaku usaha harus
perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, memperhatikan terkait barang yang akan dijual
penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan mengingat dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 8
apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
suatu pelanggaran (Phillipus M 1987). Penulis terdapat asas keamanan dan keselamatan. Asas
menafsirkan bahwa ketentuan pasal 67 dengan keamanan dan keselamatan dimaksudkan untuk
memperhatikan pada frasa pencegahan dan memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan
pengawasan merupakan sebagai upaya bentuk kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian,
perlindungan hukum yang bersifat preventif. Pada dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
ketentuan tersebut dapat diterapkan atau dikonsumsi atau digunakan. Keamanan dan
diimplimentasikan sebelum penjualan minuman keselamatan konsumen merupakan bagian dari
beralkohol dijual melalui online harus dibentuk manfaat penyelenggaraan perlindungan yang
lembaga pengawas untuk mencegah adanya diberikan kepada konsumen di samping kepentingan
penjualan minuman beralkohol yang dijual secara pelaku usaha secara keseluruhan. Pelaku usaha
online sehingga anak dibawah umur tidak dapat harus bertanggungjawab jika terjadi masalah dalam
membelinya di marketplace online. Agar produk/barang yang diperdagangkan.
penerapannya dapat berjalan dengan baik maka Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25
lembaga nanti harus melibatkan pemerintah, Tahun 2019 Perubahan Nomor 20 Tahun 2014
pemerintah daerah dan lembaga lainnya sebagai Tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap

10
Pengadaan, Peredaran dan Perizinan Minuman Nomor 80 Tahun 2019 Tentang Perdagangan Melalui
Beralkohol dalam pasal 31 telah menyebutkan bahwa Sistem Elektronik juga disebutkan dalam pasal 13
“(1) Setiap orang perorangan dilarang bahwa pelaku usaha diwajibkan untuk memberikan
mendistribusikan dan/atau informasi yang benar, jelas, kelayakan konsumsi
memperdagangkan minuman beralkohol. barang atau jasa dan legalitas barang atau jasa
(2) Badan usaha dilarang mendistribusikan tersebut. Pemberian informasi yang benar, jelas, dan
dan/atau memperdagangkan minuman jujur terkait barang minuman beralkohol wajib
beralkohol yang tidak dilengkapi dengan dilakukan oleh pelaku usaha online sebagai bentuk
perizinan sebagaimana diatur dalam wujud iktikad baik berupa kepedulian terhadap
peraturan menteri ini.” keamanan dan kenyamanan konsumen saat
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25 mengkonsumsinya. Informasi yang kurang serta tidak
Tahun 2019 Perubahan Nomor 20 Tahun 2014 memadai akan membuat bertentangan dengan pasal 4
Tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap huruf c undang-undang tentang perlindungan
Pengadaan, Peredaran dan Perizinan Minuman konsumen yang membahas tentang hak konsumen
Beralkohol telah menjelaskan bahwa minuman yaitu hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur
beralkohol tersebut tidak boleh sembarangan mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
diperdagangkan tanpa memiliki izin dari menteri
perdagangan. Pelaku usaha yang memperdagangkan
lewat marketplace secara online tidak memahami
bahwa minuman beralkohol tidak bisa disamakan
dengan barang atau produk lainnya. Minuman
beralkohol merupakan barang atau produk yang harus
diawasi dalam penjualannya dan tidak boleh
sembarangan. Hal tersebut akan mengakibatkan
dampak yang berbahaya terhadap konsumennya.
Pelaku usaha harus bertanggungjawab atas
barang yang diperjualbelikan melalui marketplace
yang dijual secara online. Tanggung jawab pelaku
usaha dapat berupa pemberian deskripsi informasi
label kandungan pada produk dan diperuntukkan
untuk siapa produk tersebut boleh dikonsumsi.
Namun, bentuk informasi dalam penjualan minuman
beralkohol di marketplace secara online tidak
disebutkan deskripsi informasinya secara jelas seperti
batasan umur untuk mengkonsumsi, efek samping
ketika mengkonsumsi berlebihan, dan peringatan
serta perhatian saat mengkonsumsinya. Hal tersebut
sangat bertentangan dengan sejumlah peraturan
seperti pada Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun
2019 Tentang Perdagangan Melalui Sistem Gambar 1.1 Produk Penjualan Minuman
Elektronik dan juga Undang-Undang Nomor 8 Tahun Beralkohol tanpa Deskripsi
1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Berdasarkan Sumber: Marketplace Shopee 23 Januari 2020
pasal 7 huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 Tentang Perlindungan Konsumen memberikan Berdasarkan gambar 1.1 penjualan minuman
penjelasan bahwa pelaku usaha mewajibkan beralkohol yang dijual di marketplace secara online
memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur tidak mencantumkan deskripsi secara jelas terkait
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa penjualannya. Penjelasan deskripsi dalam penjualan
serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan melalui marketplace sangatlah penting bagi
pemeliharaan. Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah konsumennya supaya konsumen tidak merasa

11
dirugikan akibat dampak dari penjualan tersebut. pengelolaan konten di dalam platform secara
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 Tentang andal, aman dan bertanggung jawab. (b)
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik pasal 18 Ketentuan huruf (a) diatas tidak berlaku
menjelaskan bahwa “apabila terdapat kerugian atas dalam hal dapat dibuktikan terjadinya
PMSE maka konsumen dapat melaporkan kerugian kesalahan dan/atau kelalaian dari pihak
yang diderita kepada menteri dan pelaku usaha yang pedagang (merchant) atau pengguna
dilaporkan akan dimasukkan ke dalam daftar prioritas platform”.
pengawasan oleh menteri”. Pasal tersebut Huruf Romawi I bagian umum yang
menguntungkan bagi konsumen akan tetapi dalam berbunyi
pasal tersebut masih terjadi kerancuan yaitu menteri “Disamping kemudahan tersebut, platform
siapa yang harus bertanggungjawab dan berwenang juga rentan terhadap penyalahgunaan oleh
dalam menyelesaikan hal tesebut oleh sebab itu pemilik akun dan/atau pengunggah yang
diperlukannya suatu bentuk tanggung jawab yang dengan sengaja memasukkan data dan/atau
tegas supaya hak-hak dari konsumen dapat terpenuhi. informasi yang melanggar hukum, baik
Berkaitan dengan pelanggaran yang unntuk tujuan mencari keuntungan maupun
dilakukan dalam marketplace di atas dalam pasal 15 tujuan lain (perbuatan yang dilarang).
ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Penyalahgunaan oleh pemilik akun dan/atau
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik pengunggah diatas dapat merugikan
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor penyedia platform sehingga penyedia
19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi platform dapat dipersepsikan terlibat atas
Elektronik memberikan tanggung jawab kepada perbuatan yang melanggar hukum tersebut.
penyedia platform sebagai pengelola marketplace Persepsi ini akan menjadi momok bagi
atau situs e-commerce, “Penyelenggara sistem penyedia platform apabila tidak dilakukan
elektronik bertanggung jawab terhadap penempatan pada posisi yang tepat, sehingga
penyelenggaraan sistem elektroniknya”. dapat berpengaruh pada kelangsungan bisnis
Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 layanannya.”
Tahun 2016 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor Pengaturan tersebut telah memberikan
11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi sebuah cerminan kesesuaian dengan ketentuan dalam
Elektronik menyebutkan bahwa “Ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku 2016 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11
dalam hal dapat dibuktikan terjadinya keadaan Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
memaksa kesalahan, dan/atau kelalaian pihak Elektronik yang dapat dijadikan dasar tanggungjawab
pengguna sistem elektronik”. Sehingga dapat hukum atas barang yang dijual seperti minuman
disimpulkan bahwa platform yang berbentuk beralkohol. Meskipun demikian kedudukan dari surat
marketplace, dimana barang yang dijual merupakan edaran sebagai dasar hukum penyelenggaraan e-
barang/produk yang dimiliki oleh pengguna sebagai commerce tidaklah kuat karena dalam surat edaran
pedagang penyedia platform, maka marketplace tidak menteri tidak mengatur tentang norma hukum seperti
dapat dimintai pertanggungjawaban. Peraturan larangan, perintah, izin dan pembebasan. Sehingga di
mengenai tanggung jawab pengelolaan platform dalamnya tidak mengatur tentang beban sanksi
marketplace juga diterapkan dalam Surat Edaran terhadap pelanggar dalam ketentuannya. Ketentuan
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik yang terdapat dalam pasal 15 ayat (3) Undang-
Indonesia Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Batasan dan Undang Informasi dan Transaksi Elektronik dan
Tanggung Jawab Penyedia Platform dan Pedagang Surat Edaran Menkominfo tersebut dapat
(merchant) Pedagang Melalui Sistem Elektronik (e- memberikan keluasan bagi penyedia platform untuk
commerce) yang Berbentuk User Generated Content, lepas dari tanggungjawabnya sebagai pengelola
dalam Romawi V huruf c angka 2 diatur platform marketplace. Akibat yang ditimbulkan dapat
“Tanggung jawab penyedia platform ugc meminimalisasi kontrol dari penyedia platform
meliputi (a) Bertanggungjawab atas marketplace terhadap produk atau barang yang dijual
penyelenggaraan sistem elektronik dan oleh pelaku usahanya. Adanya bentuk platform

12
marketplace, pelaku usaha dengan leluasa untuk menjual melalui marketplace. Pelaku usaha yang
mengunggah atau menjual barang dagangannya untuk menjual minuman beralkohol secara online melalui
ditawarkan dalam situs e-commerce. Hal inilah yang marketplace terdapat pelaku usaha yang memberi
menjadi permasalahan berkaitan dengan deskripsi/informasi barang dan terdapat pelaku usaha
tanggungjawab yang didapat oleh penyedia platform yang tidak memberi deskripsi/informasi barang.
terhadap penjualan minuman beralkohol. Pelaku usaha yang menjual minuman beralkohol di
marketplace secara online tanpa mencantumkan label
deskripsi/informasi, pelaku usaha dan marketplace
akan dibebankan tanggung jawab, dan apabila pelaku
usaha menjual minuman beralkohol di marketplace
secara online mencantumkan label
deskripsi/informasi maka pihak marketplace yang
akan dibebankan tanggung jawab.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa ketentuan yang terdapat dalam
pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik dan Surat Edaran Menteri
komunikasi dan informatika kurang tepat dimana
dalam peraturan tersebut menjelaskan bahwa
marketplace tidak dibebankan tanggung jawab.
Bagan tersebut dapat menjelaskan bahwa yang
Bagan 1.1 memiliki tanggung jawab terhadap penjualan
Bagan Distribusi Minuman Beralkohol minuman beralkohol secara online melalui
marketplace adalah pelaku usaha dan marketplace.
Pelaku usaha dan marketplace memiliki tanggung
jawab dalam bentuk pencegahan dan pengawasan
terhadap produk yang dijual secara online melalui
penyedia platform yang berbentuk marketplace.
Menurut (Shidarta 2004) menyebutkan terdapat 5
prinsip tanggungjawab yang pertama, Prinsip
Kesalahan (Liability Based On Fault), Tanggung
jawab berdasarkan kesalahan adalah prinsip tanggung
jawab yang mempunyai sifat subjektif, artinya suatu
tanggung jawab yang ditentukan oleh perilaku pelaku
usaha (Inosentius 2004). Kedua, Praduga Selalu
Bertanggung Jawab (Presumption Of Liability),
Prinsip ini menyatakan tergugat selalu dianggap
bertanggung jawab sampai ia dapat membuktikannya,
bahwa ia tidak bersalah, jadi beban terhadap
pembuktian terdapat pada tergugat. Ketiga, Praduga
Selalu Tidak Bertanggung Jawab (Presumption Of
Sumber: Diolah Sendiri Nonliability) Prinsip ini merupakan kebalikan dari
Berdasarkan bagan 1.1 dapat diketahui prinsip praduga untuk selalu bertanggung jawab,
bahwa alur distribusi minuman beralkohol berawal dimana tergugat selalu dianggap tidak bertanggung
dari produsen yang memproduksi minuman jawab sampai dibuktikan bahwa ia dinyatakan
beralkohol kemudian produsen tersebut bersalah. Keempat, Tanggung jawab Mutlak (Strict
mendistribusikan minuman beralkohol selanjutnya Liability), Strict liability adalah bentuk khusus dari
dari distributor minuman beralkohol akan di jual perbuatan melawan hukum yaitu prinsip pertanggung
kepada pelaku usaha lalu dari pelaku usaha dapat jawaban dalam perbuatan melawan hukum yang tidak

13
didasarkan pada sebuah kesalahan akan tetapi prinsip bertanggung jawab atas perannya yaitu
ini mewajibkan pelaku usaha langsung bertanggung penyebarluasan peredaran barang atau produk
jawab atas kerugian yang timbul karena perbuatan minuman beralkohol. Bentuk pencegahan dan
melawan hukumnya itu. Kelima, Pembatasan pengawasan terhadap barang yang dijual melalui
Tanggung Jawab (Limitation of Liability), Prinsip ini marketplace merupakan suatu bentuk tanggung jawab
sangat disukai oleh pelaku usaha untuk dicantumkan pihak marketplace. Bentuk pencegahan dan
sebagai klausul eksonerasi dalam perjanjian standart pengawasan marketplace dapat berupa penyeleksian
yang dibuatnya. Prinsip tanggung jawab dengan suatu produk atau barang apa saja yang layak dijual
pembatasan ini sangat merugikan konsumen apabila melalui platformnya, atau dalam hal ini termasuk
diterepkan sepihak oleh pelaku usaha. Apabila mengontrol barang yang akan dijual, selain itu dapat
diterapkan dalam prinsip tanggung jawab maka dibentuk lembaga pengawasan sebelum barang atau
prinsip yang dapat ditujukan kepada marketplace produk masuk ke dalam marketplace.
sebagai bentuk pertanggungjawaban adalah Prinsip unsur kesalahan sebagai syarat
tanggungjawab berdasarkan unsur kesalahan (fault pertanggungjawaban dapat dilandasi oleh pembiaran
liability atau liability on fault), yang akan menjadikan kerugian bagi pihak
Prinsip tanggungjawab berdasarkan unsur konsumen. Pihak penyedia platform marketplace
kesalahan menjelaskan bahwa seseorang akan tidak dapat beralasan tidak bertanggungjawab secara
dimintakan pertanggungjawaban secara hukum mutlak terhadap barang minuman beralkohol yang
apabila terdapat unsur kesalahan yang diperbuat. melanggar dalam platformnya. Pasal 15 ayat (3)
Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Perubahan
sangat umum digunakan dalam hukum pidana Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
maupun perdata. Kitab Undang-Undang Hukum Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan
Perdata khususnya pasal 1365, 1366 dan 1367, demikian tidak bisa diterapkan secara mutlak.
prinsip ini dipegang teguh. Pasal 1365 undang- Meskipun demikian pada prinsipnya isi dari pasal 15
undang hukum perdata seseorang yang dikatakan ayat (3) tidak bisa disalahkan sepenuhnya mengingat
melakukan perbuatan melawan hukum harus urgensi dari isi pasal tersebut juga menuntut kehati-
memenuhi 4 unsur pokok yaitu adanya perbuatan, hatian dari pedagang atau pelaku usaha yang menjadi
adanya unsur kesalahan, adanya kerugian yang pengguna platform marketplace untuk tidak menjual
diderita, adanya hubungan kausalitas antara barang yang yang melanggar peraturan perundang-
kesalahan dan kerugian. Unsur kesalahan adalah undangan. Oleh sebab itu, pengguna dari platfrom
unsur yang bertentangan dengan hukum. Gugatan marketplace sebagai pelaku usaha dan pedagang
atas kesalahan pun didasarkan dengan syarat-syarat : harus bertanggungjawab atas barang yang
(Zulham 2013) “(1) Suatu tingkah laku yang dimilikinya.
menimbulkan kerugian tidak sesuai dengan sikap Pertanggungjawaban diperlukan
hati-hati yang normal, (2) Harus dibuktikan bahwa pembebanan kepada pihak penyedia platform
tergugat lalai dalam kewajiban berhati-hati terhadap marketplace dengan demikian harus dilandasi dengan
penggugat, (3) Kelakuan tersebut merupakan penerapan asas kepastian hukum, asas kehati hatian
penyebab nyata (Proximate cause) dari kerugian dan asas itikad baik. Tanggung jawab sebagai
yang timbul.” penyedia platform marketplace tetap harus diatur
Prinsip tersebut harus menjadi sebuah dasar untuk menuntut kehati-hatian dari penyedia platform
dari tanggung jawab hukum kepada marketplace terhadap penyelenggaraan sistem elektronik dalam
selaku penyedia platform. Rumusan yang tertuang marketplace yang dikelolanya sebagai bentuk asas
dalam pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum iktikad baik menjaga pengelolaan dan penjualan di
Perdata merupakan sebuah rumusan yang dapat platform marketplace dari perbuatan yang
mencakup setiap macam perbuatan melawan hukum melangggar hukum.
(Munir Faudy 2005). Barang atau produk yang
dilanggar merupakan bukan barang atau produk yang PENUTUP
berasal dari penyedia platform marketplace akan Simpulan
tetapi penyedia platform marketplace harus tetap

14
1. Bentuk perlindungan hukum bagi anak di beralkohol supaya anak di bawah umur tidak bisa
bawah umur atas marketplace yang menjual membelinya.
minuman beralkohol secara online dapat dilakukan 4. Bagi Menteri Perdagangan diharapkan untuk
dengan cara verifikasi akun yang dimiliki oleh segera menyempurnakan Peraturan Menteri
konsumen dengan mengunggah foto kartu identitas, Perdagangan Nomor 25 Tahun 2019 Perubahan Atas
foto konsumen serta foto konsumen dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun
memegang kartu identitasnya. Sebagai bentuk upaya 2014 Tentang Pengendalian dan Pengawasan
perlindungan hukum dapat diimplimentasikan Terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Perizinan
sebelum penjualan minuman beralkohol dijual Minuman Beralkohol supaya tidak terjadi kekaburan
melalui online harus dibentuk lembaga pengawas hukum apabila terdapat penjualan minuman
untuk mencegah adanya penjualan minuman beralkohol secara online.
beralkohol yang dijual secara online sehingga anak di
bawah umur tidak dapat membelinya di marketplace DAFTAR PUSTAKA
online. Afriany, Agnes Cristin. 2014. “Perlindungan Hukum
Dan Pertanggungjawaban Pelaku Usaha
2. bentuk tanggung jawab pelaku usaha apabila Terhadap Anak Dibawah Umur Akibat
Mengkonsumsi Minuman Keras Dikabupaten
menjual minuman beralkohol di marketplace secara
Sleman.”
online tanpa mencantumkan label terkait usia maka Asri Budi, Dyah Permata. 2018. “Perlindungan
pelaku usaha minuman beralkohol dan pelaku usaha Hukum Preventif Terhadap Ekspresi Budaya
marketplace dibebankan tanggung jawab berdasarkan Tradisional Di Daerah Istimewa Yogyakarta
unsur kesalahan dan apabila pelaku usaha minuman Berdasarkan Undang-Undang No 28 Tahun
beralkohol menjual minuman beralkohol di 2014 Tentang Hak Cipta.” Journal of
marketplace secara online mencantumkan label usia Intellectual Property Volume 1 N.
Diantha Pasek, I. Made. 2017. Metodologi Penelitian
akan tetapi pelaku usaha marketplace tetap
Hukum Normatif. Jakarta: Prenada Media
menjualnya maka pihak pelaku usaha marketplace Group.
dibebankan tanggungjawab. Apabila diterapkan Duswara dudu. 2019. “Upaya Pencegahan Anak Dari
dalam prinsip tanggung jawab maka prinsip yang Pengaruh Minuman Keras Dihubungkan
dapat ditujukan kepada pelaku usaha dan Dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun
marketplace sebagai bentuk pertanggungjawaban 2014 Tentang Perlindungan Anak.” Jurnal
Ilmiah 19.
adalah tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan
Giantama, Andreyan Nata. 2020. “Pertanggujawaban
(fault liability atau liability on fault) yaitu sebagai Hukum Penyedia Platfrom Terhadap Barang
perbuatan yang melanggar hukum. Yang Melanggar Merek Dalam Marketplace.”
Jurnal Privat Law VIII No 1.
Saran Indriyati, Noer. 2017. “Perlindungan Dan Pemenuhan
1. Bagi orang tua harus memberi pengawasan Hak Anak.” Mimbar Hukum 29.
kepada anak yang berusia di bawah umur 21 tahun Inosentius, Samsul. 2004. “Perlindungan Konsumen,
Kemungkinan Penerapan Tanggung Jawab
untuk tidak membeli minuman beralkohol melalui
Mutlak.” 46.
marketplace online. Kansil. 1989. Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata
2. Bagi pelaku usaha marketplace diharapkan Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
untuk memberi label atau deskripsi dalam setiap Kemenkumham. 2020. “Penemuan Hukum Oleh
penjualan minuman beralkohol agar anak di bawah Hakim (Rechtvinding).” Dirjen Peraturan
umur tidak bisa membelinya dengan mudah. Perundang-Undangan. Retrieved
3. Bagi pelaku usaha yang menjual minuman (http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/umum/84
9-penemuan-hukum-oleh-hakim-
beralkohol diwajibkan untuk memberi label usia rechtvinding.html).
dalam setiap penjualan minuman beralkohol sebelum Khadijah Nur Azizah. 2018. “Konsumsi Alkohol
masuk ke dalam marketplace agar pihak marketplace Remaja Meningkat.” Detik.Com.
juga memberikan label pada penjualan minuman Marzuki, Peter Mahmud. 2015. Penelitian Hukum
(Edisi Revisi). jakarta: Prenada.
Munir Faudy. 2005. Pengantar Hukum Bisnis.

15
Bandung: Citra Aditya Bakti. Tahun 2019 Nomor 341)
Phillipus M, Hadjon. 1987. Perlindungan Hukum Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika
Bagi Rakyat Indonesia. Surabaya: PT.Bina Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016
Ilmu. Tentang Batasan dan Tanggung Jawab
Putri, Yunita. 2017. “Perlindungan Anak Di Bawah Penyedia Platform dan Pedagang (merchant)
Umur Atas Peredaran Minuman Beralkohol Pedagang Melalui Sistem Elektronik (e-
Dalam Prespektif Perlindungan Konsumen.” commerce) yang Berbentuk User Generated
Universitas Tanjungpura Pontianak. Content
Shidarta. 2004. Hukum Perlindungan Konsumen
Indonesia. Jakarta: PT Grasindo.
sumasyhari, didin. 2016. “Perlindungan Konsumen
E-Commerce Pada Lazada.Co.Id Tinjauan
Hukum Ekonomi Islam Dan Hukum Positif.”
Jurnal Hukum 40.
Thalib, Emmy Febriani and Ni Putu Suci Meinarni.
2019. “Tinjauan Yuridis Mengenai
Marketplace Berdasarkan Peraturan Perundang-
Undangan Di Indonesia.” Jurnal IUS Kajian
Hukum Dan Keadilan 7 No 2.
wahyu sasongko. 2007. Ketentuan-Ketentuan Pokok
Hukum Perlindungan Konsumen. Bandar
Lampung: Universitas Lampung Press.
Zulham. 2013. Hukum Perlindungan Konsumen.
jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Peraturan Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3821)
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indoneisa Nomor 5606)
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5952)
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 Tentang
Penjualan Melalui Sistem Elektronik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 222, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6420)
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25 Tahun
2019 Perubahan Atas Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 20 Tahun 2014 Tentang
Pengendalian dan Pengawasan Terhadap
Pengadaan, Peredaran, dan Perizinan Minuman
Beralkohol (Berita Negara Republik Indonesia

16

Anda mungkin juga menyukai