Panduan Praktek Klinik KSM Penyakit Dalam
Panduan Praktek Klinik KSM Penyakit Dalam
l,
t1 I
\
I
r E IGD 24 JAil
) I
I,
TJ
j -
{
E
I -I'
)
Lir
rI-E I q
TE'l---f; EE
t-, I a.
-r: --
TENTANG
Kedua Panduan Praktik Klinis KSM Penyakit Dalam dijadikan acuan dalam
memberikan pelayanan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar
khususnya pada kasus Penyakit Dalam.
Ketiga Keputusan ini berlal-u sejak tanggal diletapkan dan apabila dikernudian hari
terdapat kekeliruan dalarn p€netapan ini, akan diadakan p€rbaikan sebagaimana
mestinya
Ditetapkan , di Karanganyar
Pada tanggal
t9M
.l ,/
.4.
7
LAMPIRAN
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : 25.All<EPllll.6.AUlIl/2019
TANGGAL :25 lULl20l9
TENTANG
L Angina Pectoris...........
2. Atrial Fibrilasi..........
3. Diabetes Millitus... ..... ..
.
4. Hemal€mesis Melena..-..-.....
5. Hipoglikemik...................
6. STEMI.......
7. Demam Typoid............
8. Acute Kidney Injury...........
9. Cronic Kidney Deases..
10. Sirosis Hati...............
I
".rL"
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
ANGINAPECTORIS STABIL l
D. Kriteria Diagnosis
)
I Exc
'E[d
-t
i
rr+ YO(MB lgBJ
lebih.
I
2. Laboratorium I
H. Terapi / Trndakan I
ri_
r.-,ltdu
t. & t.*;.._ I
I Irrr.re,
I' , l-t.LLdbcr
i -i.ir---E
I
l lqc
L
I
I
I I
A"S\NE\A
Tujuan Terapi :
Menghilangkan nyeri, mencegah komplikasi dqn f,smatian
l
Adif@gule Ilosb
I
Fond4rinor I x15 mg(sc)
hoxapein 2x r mg/kgBB (sc)
Hqarin Bolus60mit/kgBB (iv),
selaqi&rya 12
I
lnit*gBefao(iv)
I
SMF; PENYAKITDAI-AM
RS PKU MT]IIAMMADIYAH KARANGANYAR
ATRIALFIBRTLASI
A. Pengertian (Defi nisi) Atrial Fibrilasi (A-F) adalah bentuk aritmia paling sering
terjadi di mana terdapat masalah dengan laju irama detak
jantung. Akibat tidak temtumya sinyal listrik, atrial (bilik
atas jantung) berkontraksi dengan cepat dan tidak teratur. .
Laboratorium
1. Tidak ada yang spesifik.
Foto toraks PA
1. Sesuai dengan penyakit yang mendasari.
l Tatalaksana awal
Tatalaksana awal di
fokuskan pada meredakan gejala
dan menilai faktor predisposisi terjadinya AF, resiko-
resiko yang berhubmgan dengan AF, perkiraan rcsiko
stroke dan komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh AF.
2. T atalaksana antitrombotil(
3. Tatalaksana irama dan kecepatan
a Kardioversi elektrik (bila memenuhi indikasi)
Prosedur :
Kecuali pasien telah mendapatkan
antikoagulan yang adekuat selama 3 minggu atau
onset AF berlangsung < 48 jam, sebaiknya
dilakukan TEE /
TTE terlebih dahulu untuk
memastikan tidak adanya trombus di atrial.
4. Tatalaksana jangka panjang
a. Mencegahtromboemboli.
b. Meredakan / meringankan gejala.
c. Tatalaksana penyakit kardovaskular penyerta secara
optimal.
d. Kontrol kecepatan denyut jantmg.
e. Koreksi gangguan irarna.
5. Talalaksana ablasi nodus AV (Pada Pusat Rujukan
Nasional Jakarta)
DIABETES MELITUS
A. Pengertian (Definisi) Kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
kronik yang terjadi karena kelainan sekesi insulin, kerja insulin atau
kedua duanya.
H. Tindakan
I. Terapi Non farmakologis
t.
Edukasi
z. Terapi gizi medis
Farmakologis
t. Terapi Farmakologis Terlampir
O. Indikator Medis Keadaan umunu tanda vital, keadaan klinis bait gula darah terkontrol
P. Kepustakaan 1. PERKEM. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 201 l.caton of Diabetes Mellitus.
2. The Expert Commite on Tlrc Diagtosis and Classification of
Diabetes Mellitus.Report of The Expert Commitee on The
Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus. Diabetes Care.
Jan 2003 : 26 (Suppl. 1) : 55-20
3. Suyono S. Type 2 is Beta-Cell Dysftmction
Dabetes Mellitus
Prosiding Jakarta Diabetes Meeting 2002 : The Recent
Management in Diabetes and Its Complications : From Molecular
to Clinic. lakafia. 2-3 November 2002. Simposium Current
Treatmetrt in Int€mal Medicine 2000. Jakarta ll-12 November
2000:185-9.
Karanganyar, Juli 2019
ty'rt
t1
N RS PKU MTJIIAMMADIYAH KARANGANYAR
TIEMATEMESIS MELENA
A. Pengertian (Defi nisi) Hematemesis :
muntah darah kehitaman yang merupakan indikasi
adanya perdarahan saluran cema bagian atas. Melena : feses berwama
hitarq biasanya berasal dari peradrahan saluran cema bagian atas.
B. Anamnesis
l. Jumlah, wama, perdarahan
2. RiwaSat konsr"nnsi obat NSAID jangka panjang
3. Riwayat merokok, pecandu alkohol
4. Keluhan lain seperti mual, kembung, nyeri aMomen
4. Kondisi pemapasan
5. Produksi urin
G. Pemeriksaan Penunjang l. :
t aborarorium darah lengkap, elektrolit, funesi bati. masa
i
H. Tindakan
I. Terapi Stabilisasi Hemodinemik
t. Jaga patensi jalan napas
2. Suplementasi Oksigen
3. Akses intravena 2 line dengan indikasi, pemberian cairan
Normal Saline atau Ringet Laktat
+. Evaluasi laboratorium : waktu koagulasi, Hb, Ht, serum
elektrolit, ratio Blood Urea Nitrogen (BUN) : serum kreatinin
s. Pertimbangkan transfusi Packed Red Cell (PRC) apabila
kekurangan darah sirkulasi > 3O o/o atau Ht < 18 7o (atau
menunm > 6 o/o) samlai tdget Ht 20-25 7o pada dewasa muda
atau 30o/o pada dewasa tua
6. Pertimbangkan aansfusi Frcsh Frozen Plasma (FFP) atau
trombosit apabila INR > 1,5 atau trombositopeni
z. Pertimbangkan lntensive Care Unit (tCt] apabila :
a. Pasien dalam keadaan syok
b. Pasien dengan perdarahan aktifyang berlanjut
c. Pasien dengan penyakit komorbid serius, yary
membutuhkan transfusi darah multipel, atau dengan akut
abdomen
Farmekologis
t. Transfi:si darah PRC (sesuai perdarah an yang terjadi dan Hb).
Pada kasus varises transfusi sampai dengan Hb 10 gro/o, pada
kasus non varisestransfusi sampai dengan Hb l2gfl0. Bila
perdarahan berat (25-30%), boleh dipertimbangkan transfusi
whole blood.
z. Untuk penyebab non varises
. Penghambat pompa protoD dalam bentuk bolus maupun
drip tergarrsrng kondisi pasien jika tidak ada dapat
diberikan Antagonis H2 reseptor.
o Sitoprotektor : Sukralfat 3-4 x I gram atau Teprenon 3 x 1
tab atau Rebamipide 3 x 100 mg
o Injeksi vitamin K 3xlampul, untuk pasien dengan penyakit
hati kronis atau sirosis hati.
:. Untuk penyebab varises
o Somatostatin bolus 250 pg + drip 250 mcg/jam intravena
atau okreotide (sandostatin) 0,1 mg/ 2 jam.
. Vasopressin : sediaan vasopressin 50 unit diencerkan
dalam 10O mI Dek$roea 5 %, diberikan 0,5 - 1 mg /menit
IV selama 20-60 menitdan dapat diulang tiap 3{ jam; atau
setelah pemberian pertama dilanjutkan perinfuse 0,1-0,5
U/menit. Pemberian vasopressin disarankan bersamaan
dengan preparat nitrat misalnya nitrogliserin Ivdengan
dosis awal 40 mcg/menit lalu titrasi dinaikkan
sampaimaksimal 400 mcg/menit Hal ini unuk mencegah
insufi siensi aorta mendadak.
o Propanolol, dimulai dosis 2 x 10 mg, dosis dapat
ditingkatkan hingga tekanan diastolik turun 20 mmHg atau
denyut nadi turun 20%
. Isosorbid dinitraVmononitrat 2xl tabletlhari hingga
keadaan umum stabil
. Metoclopramid 3 x 10 mg
o Bila ada gangguan hemostatis obati sesuai kelainan
o Pada pasien dengan pecah variseVpenyakit hati kronik
/sirosis hati dapat ditambahkan : lakhrlosa 4x1 sendok
makarl antibiotik ciprofloksasin atau sefalosporin generasi
ketiga
(/
)
{r N RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGA}.IYAR
HIPOGLIKEMIA
A. Pengertian (Definisi) Keadaan dengan kadar glukosa darah < 70 m{dL, atau kadar
glukosa darah < 80 mg/dl dengar gejala klinis.
E. Diagnosis Hipoglikemia
F. Diagnosis Banding l. Efek obat: alkohol, kinin salisilat
2. Hiperinsulinismeendogen
l. Qegal ginjal, sepsis, starvasi, gagal hati, gagal jantung
4. Defisiensi endokrin: kortisol, growth hormone, glukagon,
epinefrin
5. Tumor non-sel : sarkoma,turnor a&enokortikd, hep:tom4
leukimia, limfoma" melanoma
H. Tindakan
SMF: PENYAKITDALAM
RS PKU MT]IIAMMADIYAH KARANGANYAR
AKUT KIDNEYIN.TI]RY
A. Pengertian @efinisi) Sindrom yang ditandai oleh penurunan LFG secara
mendadak dan cepat (hitungan jam-minggu) yang
mengakibafl<an teiadinya retensi produk sisa nitrogen
seperti ureum dan kreatinin.
Peningkatan kreatinin serum O5 mgldl- dari nilai
sebelumny4 penururum CCT jhitung sampai 50% atau
p€nuruvm fimgsi ginjal yang mengakibatkan kebutuhan
akan dialisis.
C. Pemeriksaan Fisik
D. Kriteria Diagnosis
4 PANDUANPRAKTIKKLINIK
9d SMF : PENYT\KITDALAM
lr, I N
RS PKU MI-'HAMMADIYAH KARANGANYAR
SIROSIS HATI
A. Pengertian Penyaktt krods yang ditandai dengan bilangnya arsitektur
(Definisi) lobulus normal oleh fibrosis, dengan destruksi sel
parenkim disertai dengan regenerasi yang membentuk
l
nodulus.
lebih pucat
5. Edema tungkai atau ascites
6. Perdarahan: hidung, gusi, saluran cema
7. Libido menurun
8. Riwayat : jaundice, hepatitis, obat-obatan hepato
toksik, transfirse darah
9. Kebiasaan minum alkohol
10. Riwayat keluarga : penyakit hati, penyakit autoimun
11. Perlu juga dicari gejaladantanda:
o Gejala awal sirosis (kompensata) :
G. Pemeriksaan 1. Laboratorium
Penrmjang a Tes biokimia hati
o SGOT/SGPT : dapat meningkat tapi tak begitu
tinggi, biasanya SGOT,lebih meningkat dari
SGPT, dapat pula normal
. Alkali fosfatase: dapat meningkat 2-3x dari
batas norrnal atau sotmal
o GGT : dapat meningkat atau normal
o Bilinrbin : dapat norrnal atau meningkat
o Albumin : menuntn
o Globulin meningkat : rasio albumin dan globulin
terbalik
. Waktu protrombin : memanjang
b. Labotutorium )ainnya
Sering terjadi anemia trombositopeai4 leukopeni4
neutropenia dikaitkan dengan hipersplenisme. Bila
terdapat asites, periksa elektrolit, ureum, kreatinin,
ukur volum urin 24 jart, dan eksresi natrium urin
2. Pencitraan
USG, CT Scan
H. Tindakan
I. Terapi Non farmakologis
l. Istirahat cukup
I
Farmakologis
t. Terapi Farmakologis Terlampir
1. Diagnosis
2. Risiko dan komplikasi selama perawatan
3. Rerrcana pcmeriksaan penrrrlaB
4. Rencana penatalaksanaan
5. Faktor risiko penyakit
PENYAKIT GINJALKRONIK
A. Pengertian (Definisi) Kenxakan ginjal yang te4di lebih dari 3 bulan, berupa
kelainan struktural atau fungsional dengan atau tanpa
penurunan LFG, atau
I
Penurunan LFG < 60 mL/menfi/|,73 m2 selama 3
bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
5. oedem ekstremitas
D. Kriteria Diagnosis l. Laboratorium : adanya penunman fimgsi ginjal
berupa peningkatan kadar ureum kreatinin serum, I
C. Pemeriksaan Fisik Secara umum dalam batas normal, kecuali ada komplikasi dan
alau komorbiditi
G. Pemeriksaan I. EKG
Penunjang 2. :
Laboratodum Hb, H\ Leukosit, Tromb,osit, Ureum,
Kreatinin, Gula darah sewaktu, CK-MB, dan hs Troponin
atau Troponin
3. Rontgen Thoraks AP
H. Tindakan
l. Terapi t. Fase Akut di UGD
a. Bed rest total
b. Oksigen 2-4 L / menit
c. Pemasangan IVFD
d. Obat-obatan :
- Aspi'let 320 mg kunyah
- Clopidoglel (untuk usia < 75 tahun dan tidak rutin
mengkonsumsi clopidogrel)berikan 300 mg.
- Nitrat sublingual 5 mg, dapat diulang sampai 3 (tiga)
kali jika masih ada keluhan, dianjurkan nitrat iv bila
keluhan persisten
- Atorvastatin 20-40mg
- Morfin 2-4 mg iv jika masih nyeri dada
e. Monitoring jantung
M. Tingkat A
Rekomendasi
N. Penelaah Kritis dr. Nur Hidayat, Sp.PD
dr. Vivin Hudiyanti, Sp.PD
dr. Veronika Dyah P., Sp.PD
&. Bambang W-, Sp.PD
O. lndikator Medis - Pemberian aspirin dalam 24 jam pertama pada pasien
dengan STEMI
- Pemberian aspirin pada pasien STEMI saat pulang