Anda di halaman 1dari 31

I

"l

il q

w
PANDUAN PRAKTBK
KLINIK
KSM ANESTEST

r IG n 24

I I
L!1,
!-
l

,!
-l

E /
: E
I
E
*ilI. 't.
-i
ffi 7 "!
I
I -

Rumah Sakit PKU


tr
RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR
Jl. Papahan Tasikmadu Karanganyar 57722 Kode pos 57722
Telp. (0271)a94019, 494649 Fax : (0271)495389
e-mail : rspkumuhammadiyah@yahoo.com

4ffii4t;
KEPUTUS$I DIREKTUR
t)

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAII KARANGAI\.YAR

NOMOR : 25.D/Kf, p/III.6.AA MnUg

TENTA]\[G

PANDUAN PRAKTIK KLINIS KSM ANESTESI


RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADTYAH KARANGANYAR

DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU MUIIAMMADIYAII KARANGANYAR

Menimbang institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan,


" Slli -.".bred
PKU Muhammadiyah Karanganyar harus mamp" .e"i"gtu*a,
RS
pelayanan
yang lebih bermutu dan mampu meningkatkan derajat iesehatan
masyarakat
b. bahwa Panduan praktik Klinik Anestesi merupakan acuan dalam
melaksanakar Pelayanan di Rumah Sakit pku muhammadiyah
5f*Cryy , perlu adanya kebijakan Direktur tentang panduan praktik
Klinis KSM Anestesi.
c. bahwa sehubungan hal tersebut diatas perlu diatur dan ditetapkan
dalam
Keputusan Direktur RS pKU Muhamrnadiyah Karanganyar

Mengingat l. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan
2. Undang - Und"ng Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Ruma} Sakit
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
4. Peraturan Mentri Kesehatan No 290 Tahun 200g tenrrng persetujuan
Tindakan Kedokteran
5. Konsil Kedokteran lndonesia Tahun 2006 tentang Manual persetujuan
Tindakan Kedokteran
6. Peraturan Menteri Keseharan Nomor I 43 8/pER MENKES/X/20I 0
Tentang Standar Pelayanan Kesehatan
7. Keputusan Pimpinan Daoah Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar
Nomor. 120/KEP/I[1.O|DD0|9 tertanggal 24 Mei 2019, Tentang
Puretapan Porjabat Direkhr RS pKU Muhammadiyah Karanganyar
M E MU TU SKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU MTJHAMMADIYAH
KARANGANYAR TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIK KSM
ANESTESI RUMAH SAK]T PKU MUHA]VIN,IADIYAI.I KT{IL{NGANYAR

Kesatu Memberlakukan Panduan Praktik Klinis KSM Anestesi Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Karanganyar sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.

Kedua Panduan Praktik Klinis KSM Anestesi dijadikan acuan dalam memberikan
pelayanan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Ketiga Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimma
mestinya

Ditetapkan , di Karanganyar
Pada tanggal, 23 Dzulqo'dah 1440 H
2019 M

\ ,/ \

I 7
LAMPIRAN

SURATKEPUTUSAN

DIREKTUR RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGA}.IYAR

NOMOR :25.D/KEP/III.6.AU/III20I9

TANGGAL :25 JW2019


TENTANG

PANDUAN PRAKTIK KLINIS KSM ANESTESI


PROSEDUR PRAKTIK KLINIK
$ SMF ANESTESI

RSPKU MUHAMMADIYAH
t, KARANGAI.IYAR

Anestesi Umum l)engan Total lntravetra


A. Pengertian (Definisi) Tindakan anestesi dengan menggunakan obat
I
anestesi intravena total yang diberikan seciua
intennitten lewat infus
B. Indikasi l. Tindakan anestesi pada Prosedur pembedahan
yang singkat.
2. hosedur pembedahan yang tidak
membutuhkan relaksasi.
I I 3. Pembedahan dengan kontra indikasi anestesi
rcgional..

C. Kontra Indikasi I Pernbedahan di daerah kepala dan leher.


2 Pembedahan yang membutuhkan relaksasi.
J Prosedur pembedahan panjang. l

D. Persiapan Prosedur Pasien


- Penjclasan rencana dan rcsiko komplikasi
tindakan anestesi umum dengan total
intravena.
/
- Ijin persetujuan tindakan aneslesi umum
dengan total intravena-
- Puasa.
- Medikasi sesuai resiko anestesi.
- Premedikasi pra anestesi.
- Keleng,kapan pemeriksaan penunjang.
Alat:
- Sulfast Atropin 0,25 mg (2 ampul)
- Lidokain 2 % (3 ampul)
- Efedrin 50 mg (1 ampul)
- Midazolam 5 mg (2 ampul)
-
I 1

Fentanyl l00pg (2 ampuly petidin 100 mg


I
- Propofol 200 mg (l ampul)
I - Kanula oksigen
- l,aringoskop I buah
- Set Suction I buah
- Oksigen
Mesin Anestesi
Dokter :
- Visite periogreratif
- Penentuan klasifikxi ASA Pasien.
Check list kesiapan anestesi

E. Prosedur Tindakan l. Premedikasi menggunakan obat sedasi,


analgetik dan anti muntah .
2. lnduksi menggunakan obat induksi.
3. Maintanance anestesi menggunakan
1

via nasal kanul 2 lt/mnt obat


oksigen
induki diberikan secara intermitten.
analgetik I

F. Pasca Prosedur Tindakan l. Observasi tanda vital di kamar pemulihan.


2. Terapi oksigen 2lt/mnt dengan
menggunakan nasal kanula.
3. Atasi komplikasi yang terjadi.

G. Kompetensi Anestesi
-
It.
'Iingkat Evidens tv I

[J. Penelaah Kritis dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Med, Sp An KIC


I
dr. Sri Mulyono, Sp An
dr. Dian Nurfuadi Sholihab SpAn, M.Kes
L-
K. Indikator Medis 90 % dari pasien yang menjalani pemHahan dapat
di ane$esi dengan an€stesi urlrum total intravena.
L. Kepustakaan l. Stoelting RK, Hillier SC. Hormones as drugs. In:
Pharmacology and physiology in anesthesic
practir-. 4th Edition. Philadelphia: Lippincott
Wilfiam and Wilkins; 2006. p.46149.

I
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Airway I
Management. In: Clinical anesthesiolos/. 46
Edition. New York: Lange Medical Books;2006.
p.41249.
i

Karanganyar, 13 Juni 2019


DiseKetua Komite Medik Kelompok Medik Fungsional Anestesi

R.Dr.Os.Hartanto,SpS(K) dr. Eko Setijantq M.Msi, M.Me4 Sp An KIC


wwt PROSF]DIJR PRAKTI K KLINIK
SMFANESTESI
I
{l- -a RS PKU MT]HAMMADIYAH
7tr[" N
KARANGANYAR

Anestesi Umum Dengan Intubasi Endotrakheal


I

A. Pengertian (Defi nisi) Tindakan anestesi dengan menggunakan anestesi


inhalasi yang dihantarkan pada pasien dengan
menggunakan pipa endofakheal tube yang
dimasukkan ke dalam trakhea.

B. Indikasi I Pernbedahan daerah kepala dan leher.


2 Pembedahan yang membutuhkan daksasi.
J Pernbedahan dengan kontra indikasi anestesi
regional.

C. Kontra lndikasi

lO. fersiapan Prosedur Pasien :


I

- Penjelasan rencana dan resiko komplikasi


tindakan anestesi umum dengan intubasi
endotrakheal.
- Ijil persetujuan tirdakan anestesi umum
dengan intubasi endotrakheal.
- Puasa.
- Medikasi sesuai resiko anestesi.
- Premedikasi pra anestesi.
- Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
Alat:
Sulfast Atropin 0,25 mg (2 ampul)
Lidokain 2 % (3 ampul)
Efedrin 50 mg (l ampul)
Dormikum 15 mg (l ampul)
Fentanyl l00pg atau Pethidin l00mg(2
ampul)
Propofol 200 mg (1 ampul)
trron l0 mg (l ampul).
Laringoskop I buah
I Sung*up muka
Set Suction 1 buah
Pipa endotrakheal I buah
- Selotip I buah
- Oksigen
- Mesin anestesi I

- Isofulran/Sevofluran/halotan (l botol)
Do}Ier :

- Visite perioperatif.
I

- Penentuan klasifikasi ASA Pasien.


- Check list kesiapan anestesi.
E. Prosedur Tindakan l. Premedikasi menggunakan obat sedasi,
analgetil! anti muntah .
2. Preoksigenasi dengan okigen 4-6 lt/mnt.
3. Induksi menggunakan obat induksi.
4. l.umpuhkan pasien dengan pelumpuh otot.
I
5. laringoskopi dan insersi pipa endotrakheal.
6. Check ketepatan insersi pipa endonakheal
I
kesamaan bunyi nafas kemudian fiksasi
pipa endotrakheal.
7. Maintanance anestesi menggunakan oksigen
I 4lt/mnt, anestesi inhalasi isofluran/
sevofluran / halotan, analgetik dan
pelumpuh otot bila diperlukan .

8. Ekstubasi jika nafas spontan adekuat,dan


operasi selesai .
I

F. Pasca Prosedur 'Iindakan l. Observasi &nda vital di kamar pemulihan.


2. Terapi oksigen.
3. Atasi komplikasi yang terjadi.

G. Kompetensi Anestesi
I

I. Tingkat Evidens IV
J. Penelaah Kritis dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Me4 Sp An KIC
I
dr. Sri Mulyono, Sp An
dr. Dian Nurfuadi Sholihah, SpAn, M.Kes
K. Indikator Medis 90 % dari pasien yang menjalani pembedahan dapat I
di anestesi dengan anestesi umum intubasi
endotrakheal
L. Kqrustakaan I 1. Stoelting RK, Hillier SC. Hormones as drugs. I

In: Pharmacolory and physiologr in


anesthesic practice. 4th Edition. Philadelphia:
Lippincott Witliam and Wilkins; 2006. p.461-
69.
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Airway
Management. In: Clinical anesthesiolory. 4e
Edition. New York: Lange Medical Books;
2006. p.41249.

Karanganyar, l3 Juni 2019

Disetujui Oleh Dibuat Oleh :


Ketua Komite Medik Kelompok Medik Fungsional Anestesi

Os,I lartanto,SpS(K) dr. Eko Saijanto, M.Msi, M.Med Sp An KIC


! PROSEDUR PRAKTIK KLINIK
J
SMF ANES'TESI

RSPKU MUHAMMADIYAH
KARANGA}.IYAR

Anestesi Umum Dengan


lnhalasi dengan Sungkup Muka l

A. Pengertian (Definisi) Tindakan anestesi dengan menggunakan obat


anestesi inhalasi yang dihantarkan pada pasien
melalui sungkup muka.
B. Indikasi l. ?lndakan anestesi pada Prosedur I

pembedahan yang singkat.


2. Pembedahan dengan kontra indikasi
anestesi regional .

C. Kontra Indikasi l. Tindakan anestesi pada Pembedahan di


daerah kepala dan leher.
2. Prosedur pembedahan panjang.
Pembedahan pada pasien dengan lambung
penuh

D. Persiapan Prosedur Pasien :


Penjelasan rencana dan resiko komplikasi
tindakan anestesi umum dengan inhalasi via
lace mask.
Ijin pcrsctujuan tindakan ancstcsi umum
dengan inhalasi via face mask.
Puasa.
Medikasi sesuai resiko anestesi.
hemedikxi pra anestesi.
I Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
Alat:
- Sulfast Atropin 0,25 mg (2 ampul)
- Lidokain 2o/o (3 ampul)
- Efedrin 50 mg (l ampul)
- Midazolam 5 mg (2 ampul)
1

- Pethidin 100 mg/fenanyl l00pg (2 ampul)


I
- hopofol 200 mg (1 ampul)
- Sungkup muka
- Laringoskop I buah
- Set Suction I buah
|I -- otsigen
Mesin anestesi I

If)okter-
I :
Sevofluran/llalotan (l botol) I

- Visite perioperatif.
- Penentuan klasifikasi ASA Pasien.
- Check list kesiapan anestesi.
E. Prosedur Tindakan l. Premedikasi menggunakan obat sedasi ,
analgetik .dan anti muntah .

2. lnduki menggunakan obat induksi intravena.


3. Maintanance anestesi menggunakan anestesi
inhalasi dengan sungkup muka.

F. Pasca Prosedur Tindakan l. Observasi tanda vital di kamar pemulihan.


2. Terapi oksigen.
3. Atasi komplikasi yang terjadi.
I

G. Kompetensi Anestesi

L Tingkat Evidens IV
J. Penelaah Kritis dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Med, SpAn I<IC
I
dr. Sri Mulyono, Sp An
dr. Dian Nurfuadi Sholihalu Sp An, M.Kes
o/o
dad pasien yang menjalani pembedahan dapat
K. Indikator Medis i 90
)
di anestesi dengan anestesi umum via face mask.
l

1.. Kepustakaan l. Stoelting RK, Hillier SC. Hormones as drugs.


ln: Pharmacologr and physiology in I
anesthesic practice. 4th Edition. Philadelphia:
Lippincott William and Wilkins; 2006. p.461-
69-
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Airway
I

Management. In: Clinical anesthesiolory. 4d


1
Edition. New York: Lange Medical Books; i

2006. p.41249.

Karanganyar, l3 Juni 20i9

Disetujui Oleh Dibuat Oleh :


Ketua Komite Medik Kelompok Medik Fungsional Anesrcsi

Dr.Os.Hartanto,Sps(K) dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Me4 SpAn KIC


PROSEDUR PRAKTIK KLINIK
, SMF ANESTESI
tft
RSPKU MUHAMMADIYAH
KARANGANYAR

Ancstesi Regional dengan Epidural I

A. Pengertian (Defi nisi) I finOatan anestesi dengan menginjeksikan obal


I lokal anestesi ke ruang epidural melalui kateter I

I epidural yang diberikan secara intermitten. I

B- Indikasi I
I Pembedalran di daerah abdomen
) Pembedahan di daerah thoraks
3 Pembedahan di daerah ekstremitas bawah
4 Pembedahan di daerah urogenital.

C. Kontra Indikasi
I
l. Cangguan faal koagulasi
I 2. Kelainan Tulang belakang
3. Terdapal infeksi di tempat insersi kateter
epidural
4. Pasien menolak.
5. Syok.

D. Persiapan Prosedur l. Pasien:

I
- Mendapat penjelasan mengenai tindakan
yang akan dilakukan dan risiko yang dapat
terjadi.
- Ijin persetujuan tindakan Epidural anestesi.
- Puasa.
1 - Medikasi scsuai rpsiko anestesi.
- Premedikasi pra anestesi.

I
- Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
Z. Alot
- Epidural set (l buah).
- Hipafix sebagai fiksasi kateter epidural
- Lidokain 2% (10 ampul).
I - Epinefrin l:10O0 ( I ampul)
- Bupivacain 0,5% 20 ml isobarik (1 vial).
- Dispo I cc (l buah)
I
- Dispo 5 cc (l buah)
- Dispo 3 cc (l buah)
- Dispo l0 cc (l buah)
I
- Kassa steril (10 lembar)
- D,oeck steril (l buah)
- Betadine (10 cc)
- Efedrine (l ampul)
I - M idazolam (l ampul)
- Sulfast atropin 0,25 mg (2 ampul)

I
- Oksigen
- Kanula oksigen
- Mesin anestesi.
3 Dokter :

- Visite perioperatif.
- Penentuan klasifikasi ASA Pasien.
- Perencanan persiapan anestesi dan paska
anestesi

E. Prosedur Tindakan l. Dilakukan prosedur premedikasi.L


2. toading menggunakan cairan kristaloid
I
sebanyak 500cc.
3. Posisikan pasien duduk atau tidur miring.
4. lndentifikasi tempat ins€rsi jarum touchy
epidural dan berikan penanda
5. Desinfeksi daerah insersi jarum touchy dan
lakukan pen;vuntikan anestesi lokal lidokain
2% di tempat insersi.
6. Insersi jarum epidural ditempat yang telah
ditandai dengan teknik 'Loss Of Resistrnce'
atau 'Hanging Drcp'.
7. Tarik penuntrn pada jarum touchy dan
pastikan LCS tidak keluar.
8. Insersikan kateter epidural menuju ruang
epidural melalui jarum touchy.
9. Diberikan anestesi lokal berupa lidolcan 26/"
60 mg+epinefrin l:200.000 sebagi dosis test
untuk mengetahui kemungkinan masuknya
obat anestesi lokal ke intravena maupun
ruang sub arachnoid.
10. Fiksasi kateter epidural
I l. Maintanance dengan oksigen 2 lt/mnt
sedasi dengan midazolam 2 mg. Jika terjadi
hipotensi, lali-ukan prosedur terapi
hipotensi.

F- Pasca Prosedur Tindakan l. Observasi canda vital di kamar pemulihan.


2. Oksigenasi.
3. Atasi komplikasi yang terjadi

G. Kompetensi Anestesi

H. Tingkat Evidens IV
I. Tingkat Rekomendasi C

J. Penelaah Kritis dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Med, Sp An KIC


dr. Sri Mulyono, Sp An
I
dr. Dian Nurfuadi Sholihah, Sp An, M.Kes
K. Indikator Medis 90 o/o dari pasien yang alian menjalani
pembedahan dapat di anestesi menggunakan
anestesi epidural.

L. Kepustakaan l. Stoelting RK Hillier SC. Hormones as drugs.


In: Pbarmxolog and physiologi in
anesthesic practice. 4th Edition. Philadelphia:
Lippincott William and Wilkinq 2006. p.461-
I 69.
I
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Airway
Management. In: Clinical anesthesiologr. 46
I
Edition. New York: Lange Medical Books;
20/l,6.p.4t249.

Karanganyar, 13 Juni 2019

Disetujui Oleh Dibuat Oleh :


Ketua Komite Medik Kelompok Medik Fungsional Anestesi
?-
--z
Prof.DR.Dr.Os.Har{anto,SpS(K) dr. Eko Setijantq M.Msi, M.Med Sp An KIC
PROSEDUR PRAKTIK KLINIK
tl! SMF ANESTESI

RS PKU MTJIIAMMADTYAI{
KARANGA}.IYAR
I I

Anestesi Regional dengan


Interskalenus Blok l

A. Pengertian (Defmisi) Tindakan anestesi yang menginjeksikan obat lokal


anestesi dengan bant:tat nerve stimulator unitk
mcmblok inervasi pada pleksus brachialis.
B. Indikasi L Pembedahan di daerah bahu.
2. Pembedahan di daerah ekstemitas atas. I

C. Kontra lndikasi I lnfeksi lokal pada side of injection


) Koagulopati
I

I
3 Alergi pada agen anestesi lokal
I 4 Pasien menolak.

D. Persiapan hosedur 1. Pasien :

- Mendapat penjelasan tindakan yang akan


dilakukan dan risiko yang dapat terjadi.
- Penjelasan rencana dan risiko komplika-si
tindakan interskalenus blok.
- Ijinpersetujuan tindakan regional anestesi
(blok perifer).
- Puasa.
- Medikasi sesuai resiko anestesi.
- Premedikasi pra anestesi.
- Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
2. Alat:
- Nerve stimulator (l buah).
- Stimuplex 100 (lbuah).
- USG Doppler (l buah).
- Lidokain l% (30-40 ml).
- Bupivacain 0,5% (l ampul).
- Dispo I cc (l buah).
- Dispo 5 cc (l buah).
- Dispo 3 cc (l buah).
- Dispo l0 cc ( 1 buah).
I
- Kassa steril (10 buah).
- Doeck steril (l buah)
I
- Betadine (10 cc)
- Efedrine (l ampul)
- Midarolan (l ampul)
- Sulfast aropin 0,25 mg (2 ampul)
- Oksigen

I
- Kanula oksigen
- Mesin anestesi-
3. Dokter :

- Visite perioperatif.
- Penentuan ktasiftkasi ASA Pasien.
- Persiapan rencana anestesi dan paska
anestesi

E. Prosedur Tindakan l. Dilakukan prosedur premedikasi.


2. Posisikan pasien tidur dengan memutar kepala
30 derajat pada sisi kontralateral
3. Indentifikasi tempat insersi stimuplex dan
berikan penanda.
4. Disinfeksi pada daerah interskalenus dengan
betadin l0% dan Alkohol 7fflo
5. Lakukan p€nyuntikan anestesi lokal lidokain
2% di tempat insersi.
6. Insersi jarum stimuplex yang dihubungkan
I

dengan nerve stimulator dengan arus tertentu


dengan sudut 30 derajat mediocaudal dengan
bantuan USG doppler.
7. Melihat rcspon motorik pada target inervasi
I
8. Diberikan anestesi lokal berupa lidokain I %
30-40ml+epinefrin I :200.0fi) atau Bupivacain
0,375 % melalui kateter pada jarum stimuplex.

F- Pasca Prosedur Tindakan 1. Observasi tanda vital di kamar pemulihan.


2. Oksigenasi.
I
l. Atasi komplikasi yang terjadi
I

G. Kompetensi Anestesi
H. Tingkat Evidens Iv
I. Tingkat Rekomendasi C

J. Penelaah Kritis dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Med SpAn KIC


dr. Sri Mulyono, Sp An
dr, Dian Nurfuadi Sholihah" Sp An, M.Kes

K. Indikator hosedur 90 % dai pasien yang akan menjalani pembedahan


Tindakan dapat dilakukan Interskalenus blok.

L. Kepustakaan l. Stoe lting RK, Hillier SC. Hormones as


drugs. In: Pharmacolory and physiology
in anesthesic practice. 4th Edition.
Philadelphia: Lippincott William and
l Wilkins; 2006. p.461 -69.
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ.
Airway Management. [n: Clinical
anesthesiology. 4s Edition. New York:
Lange Medical Books; 2006. p.41249.

Karanganyar, 13 Juni 2019


1

Disetujui Oleh Dibuat Oleh :


Ketua Komite Medik Kelompok Medik Fungsional Anestesi
I

hof.DR.Dr.Os.Hartanto,Sps(K) dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Med, SpAn KIC


G
\\d I PROSEDUR PRAKTIK KLINIK
SMF ANH,STESI
E @
RS PKU MUHAMMADIYAH
r KARANGANYAR
I

Arestesi Rcgional dengan Sub Arachnoid Block (Spinal)


I I

A. Pengertian (Definisi) Tindakan anestesi dengan menggunakan obat


anestesi lokal y'Bng disuntikkan ke ruang sub
arachnoid.
B. Indikasi I
l. Tindakan anestesi pada Pembedahan daerah
lower aMomen.
2. Pembedahan daerah €kstremitas bawah
3. Pembdahaa daerah urogenialia

C. Kontra Indikasi l. Gangguan faal koagulasi


2. Kelainan Tulang b€lakang
3. Pasien menolak.
4. Syok.

D. Persiapan hosedur l. Pasien:


I
- Penjelasan rencana dan resiko komplikasi
tindakan spinal anest€si.
- Ij in persetujuan tindakan spinal anestesi.an
- Puasa.
- Mdikasi sesuai resiko anestesi.
- Premedikasi pra anestesi.
- Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
2. Alati
) - Kelengkapan jarum spinal 25/26127 G (1
bush).
- Lidokain2% (lampul).
- Bupivacain 0,5olo (1 ampul). I

- Dispo 5 cc(l buah)


- Dispo 3 cc(l buah)
I
- Kassa steril (5 lembar)
I

- Doeck steril (l buah)


I

1
- Betadine (l0cc) I

- Efedrine (l ampul)
- Midazolam (l ampul)
- Sulfast atropin 0,25 mg (2 ampul)
- Oksigen
- Kanula oksigen
I
- Mesin anestesi. l
I

3. Dokter :
-
Visite perioperatif.
- Penentuan klasifrkasi ASA Pasien.
I

- Check kesiapan anestesi.


- Pengelolaan nyeri pasca anestesi
E. Prosedur Tindakan l. Pasang monitor standar berupa: Tekanan
darah, EKG, Saturasi oksigen.
2. Loading mcnggunakan cairan kristaloid
sebanyak 500 cc.
3. Posisikan Pasien duduk atau tidur miring.
4. lndentifikasi tempat insersi jamm spinal dan
diberikan penanda
5. Desinfeksi daerah insersi jarum spinal,
injeksi anestesi lokal Lidokain 2o/o 40 mg.
6. lnsersi jarum spinal ditempat yang telah
ditandai.
7. Pastikan LCS keluar.
8. Barbotage caimn LCS yang keluar.
9. Injeksikan Bupivacain 0,5o/o 5-20 mg
dikombinasikan dengan fentanyl 25
pg/pethidin 25 mg intratekal.
10. Cek level ketinggian block.
1 l. Maintanance dengan oksigen 2
lvlllutt.
sedasi dengan midazolam 2 mg. Jika terjadi
I
hipotensi, lakukan prosedur terapi
hipotensi.

F. Pasca Prosedur Tindakan l. Observasi tanda vital di kamar pemulihan.


2. Observasi tanda-tanda peningkatan tekanan
intra kranial
3. Oksigenasi.
4. Atasi komplikasi yang terjadi

G. Kompetensi Anestesi

Itt. tingkat sria.ns ltv I

L Tingkat Rekomendasi C
J. Penelaah Kritis dr. Eko S€tijanto. M.Msi. M.Me4 SpAn KIC I

dr. Sri Mulyono, Sp An


dr. Dian Nurfuadi Sholihah, Sp An, M.Kes
K. Indikator Medis 90 % spinal anestesi bcrhasil tanpa komplikasi.
L. Kepustakaan l Stoelting RK, Hillier SC. Hormones as drugs.
ln: Pharmacolory and physiologr in I

anesthesic practice. 4th Edition. Philadelphia:


I
Lippincott William and Wilktns; 2006. p.461-
69.
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Airway
I Management. tn: Clinical anesthesiolo$/. 4t
Edition. New Yort: Lange Medical Books;
2006. p.41249.
I
I

Karanganyar, 13 Juni 2019

Disetujui Oleh Dibuat Oleh :


Kctua Komite Medik Kelompok Medik Fungsional Anestesi

Prof.DR.Dr.Os.Hartanto,Sps( dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Med, Sp An KIC


ai
PROSEDUR PRAKTIK KLINIK
SIvfF ANESTESI

RS PKU MUIIAMMADryAH
N
IA'$LANGAJ{YAR
I

Kombinasi Anestesi Umum dengan Intubasi dan Regional Anestesi dengan


I

Epidural I

A. Pengertian (Definisi)
I
I Kombinasi Tindakan anestesi dengan
menggunakan anestesi inhalasi yang dihantarkan
pada pasien dengan menggunakan pipa
endotrakheal tube yang dimasukkan ke dalam
I
trakhea dan anestesi dengan menginjeksikan obat
lokal anesesi ke ruang epidural melalui kateter
epidural yang diberikan secara intermitten.
B. Indikasi I Pembedahan di daerah aMomen.
2 Pembedahan di daerah thoraks
3 Pembedahan di daerah urogenitalia
4 Pembedahan yang membutuhkan relaksasi
5 Pembedahan yang membutuhkan post op
I
pain epidural analgesia.

C. Kontra Indikasi I
I Gangguan faal koagulasi
) Kelainan Tulang belakang
3 Terdapat infeksi di tempar injeksi epidural
1

4 Pasien menolak.
5 Syok.

D. Persiapan hosedur l. Pasien:


- Mendapat penjelasan mengenai tindakan
I I yang akan dilakukan dan resko yang dapat
terjadi.
- Puasa.
I

I
- Penjelasan rencana dan resiko komplikasi
tindakan Kombinasi baik General anestesia
dan Epidural anestesi.
- Ijin persetujuan tindakan anestesi

I
- Puasa.

I
- Medikasi sesuai r€siko anestesi.
- hemedikasi pra anestesi.
- Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
2. Alat:
I
I
- Sulfast Atsopin 0,25 mg (2 ampul)
- Lidokan 2 o/o (3 ampul)
- Efedrin 50 mg (l ampul)
I

- Midazolam 5 mg (2 ampul) I

- Fentanyl 100pg atau Pethidin 100mg(2


ampul)
- Propofol 200 mg (l ampul)
I

- Atracurium 50 mg (l ampul).
- Laringoskop I buah
I

- Sungkup muka I

- Set Suction I buah


- Pipa endotrakheal I buah
- Selotip I buah
- Oksigen
- Mesin anestesi
- Isofuhan/Sevofluran/Halotan (I botol)
- Epiduml set (l buah).
- Hipafix sebagai fiksassi kateter peidural
-
I

Lidokain 2% ( l0 ampul).
- Epinefiin l:1000 (l ampul).
- Bupivacain 0,5% 20cc isobarik (l vial).
- Dispo I cc (l buah)
- Dispo 5 cc(l buah)
- Dispo 3 oc(I buah)
- Dispo l0 cc (l buah)
- Kassa steril (10 lembar)
- Doeck steril (l buah)
- Betadine (10cc)
- Oksigen
Dokter :

- Visite perioperatif.
- Penentuan klasifikasi ASA Pasien.
Perencanaan kesiapa, arestesi dan pasca
anestesi.

E. Prosedur Tindakan l. Pasang monitor standar berupa: Tekanan dara\


EKG, Saturasi oksigen.
2. Dilakukan prosedur premedikasi.
3. Loading menggunakan cairan kristaloid
sebanyak 500cc.
4. Posisikan pasien duduk atau tidur miring.
5. Indentifikasi tempal inseni janrm touchy
epidural dan berikan penanda.
6. Desinfeksi daerah inseni jarum touchy dan
lakukan penyuntikan anestesi lokal lidokain
2o/o di tempt insersi.

7. Insersi jarum epidural ditempat yang telah


ditandai dengan teknik '[,oss Of Resistance'
atau 'Hanging Drop'.
8. Tarik penuntun pada jarum touchy dan
pastikan LCS tidak keluar.
9. Insersikan kateter epidural menuju ruang
epidural melalui jamm touchy.
1
10. Dibedkan anestesi lokal berupa lidokain 2olo 60
mg+epinefrin l:200.0@ sebagai dosis test
untuk mengetahui kemungkinan masuknya
I
obat anestesi lokal ke intavena maupun ruang
sub arachnoid.
ll. Fiksasi katets epidural.
12. Premedikasi menggunakan midazolam 2mg
fentanyl I pglkg atau Pethidin I mglkg dan
lidokain 1,5 mg/kg.
13. Induksi menggunatan propofol 1,5 mg/kg.
14. Preoksigenasi dengan oksigen 4-6 lt/mat.
15. Lumpuhkan pasien dengan pelumpuh otot
atracurium 0,5 mg/kg.
16. l,aringoskopi dan insersi pipa endotrakheal.
17. Cek ketepatan insersi pipa endotrakheal
I
kesamaan bunyi nafas kemudian fiksasi pipa
endorakheal.
18. Maintanance anestesi menggunakan oksigen 4
l
I
l/mnt, anestesi inhalasi isofluran /sevofluran/
halotan sebanyak 0,5-1,5 vol7o, analgetik
berupa fentanyl lt {KgfJan dan pelumpuh
otot ecron 0,1 mglkg/3O menit.
19. Ekstubasi bila nafas spontan adekuat.

F. Pasca Prosedur Tindakan l. Observasi tanda vital di kamar pemulihan.


2. Oksigenasi.
3. Atasi komplikasi yang terjadi
G. Kompetensi Anestesi

H. Tingkat Evidens IV
I. Tingkat Rekomendasi C
J. Penelaah Kritis dr. Eko Sctijanto,M.Msi, M.Mcd, Sp An KIC
dr. Sri Mulyono, Sp An
dr. Dian Nurfuadi Sholihah Sp An, M.Kes
K. Indikator Prordur 90 % dari pasien yang akan menjalani pembedahan
Tindakan dapat di anestesi menggunakan kombinasi anestesi
umum intubasi dan anestesi epidural.
L. Kepustakaan l. Stoelting RK, Hillier SC. Hormones as drugs.
In: Pharmacology aad physiology in
anesthesic practice. 4th &lition. Philadelphia I

Lippincott William and Wilkins; 2fi)6. p.tl6l-


69.
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray IvlJ. Airway
Management. In: Clinical anesthesiolory. 4t
Edition. New York: Lange Medical Books;
I
2046. p.41249.
I

Karanganyar, l3 Juni 2019

Disetujui Oleh Dibuat Oleh :


Ketua Komite Medik Kelompok Medik Fungsional Anestesi

Prof.DR.Dr.Os.Harr2ntqSpS(K) dr. Eko Serijanro, M.Msi, M.Med, SpAn KIC


PROSEDUR PRAKTIK KLINIK
SMF ANESTESI

RS PKU MT]HAMMADIYAH
! KARANGA}.IYAR

Prosedur Sedasi Moderat- Dalam

A. Pengertian (Definisi) - Sedasi moderat adalah suatu keadaan


dimana setelah pemberian obat sedasi
menyebabkan penurunan kesadaran, namun
pasien masih memiliki respon terhadap
I
rangsang suara, baik disertai maupun tidak I

dengan rangsang sentuhan. Ventilasi


spontan masih adekuat dan belum
I
I
diperlukan intervensi untuk menjaga I

patensi jalan nafas. Fungsi kardiovaskular


masih tidak berubah.
- Sedasi dalam adalah suatu keadaan dimana
setelah pemberian obat terjadi penurunan
kesadaran, pasien hanya berealisi dengan
pemberian rangsang nyeri.Fungsi
I
pemafasan dapat terganggu. Pasien
membutuhkan bantuan untuk menjaga
1

patensi jalan nafas dan pemafasan spontan


I

dapat menjadi tidak adekuat. Fungsi l

I
kardiovaskular biasanya tidak terganggu.

B. lndikasi Untuk tindakan diagnostik yang kurang dari 30


menit dan terapeutik yang kurang dari 15 menit
I
-vang membutuhkan sedasi.
C. Kontra Indikasi I . Hemodinamik tidak stabil / gangguan jalan
I
nafas I
| 2. Gangguan nafas
I
I

D. Persiapan Prosedur I Pasien :


- Penjelasan rencana,resiko dan komplikasi
tindakan sedasi moderat{alam.
- Ijin persetujuan tindakan dengan se.la<i
moderat- dalam.
- Puasa 4-6jam sebelum tindakan
- Premedikasi pra anestesi.
- Kelengkapan pemeriksaan penunjang
Alat:

I
- Sulfast Atropin 0,25 mg (2 ampul)
- Lidokain 2 % (3 ampul)
- Efedrin 50 mg (l ampul)
- Midazolam 5 mg (2 ampul)
- Fentanyl l00pg (2 ampul)
- Propofol 200 mg ( I ampul)
- Laringoskop I buah
- Sungkup muka
- Set Suction 1 buah
- Pipa endotrakheal I buah
- Selotip I buah
- Oksigen
- Ambu bag I buah
Dokter
- Visite perioperatif.
- Penentuan klasifikasi ASA Pasien.

I
- Cek kesiapan anestesi.

E. Prosedur Tindakan l. Prasedasi


a. Meninjau ulang rekam medis pasien
b. Anamnesis pasien berupa:
l. Identitas pasien
2. Identifikasi prosedur yang akan
dilakukan
I 3. Verifikasi status masuk pasien (rawat
jalan, rawat inap, orc4ay carc, dan
lainJain)
4. Riwayat penyakit pasien yang relevan
5. abnormalitas sistem otgan utama
I
6. riwayat anestesi / rdasi sebelumnya,
I
dan efek samping yang pemah tdrjadi /
dialami
7. obat{batan yafig dikonsumsi saat ini,
alergi obat, dan interaksi obat yang
mungkin terjadi
8. asupan makan terakhir
9. riwayat merokok, alkohol, atau
penyalahgunaan obat obatan
c. Lakukan Pemeriksaan fisik terfokus
l. Tanda vital
2. Evaluasi jalan napas
3. Auskultasi jantung dan paru
d. Lakukan evaluasi hasil Pemeriksaan
laboraroriunu radiologi, dan EKG
(berdasarkan pada kondisi yang mendasari
dan efek yang mungkin terjadi dalam
penanganan pasien).
e. Antibiotik Profilaksis sesni indikasi.
f. Carat di rekam medis pasien. Konfirmasi
ternuan klinis segera sebelum melakukan
anestesi / sedasi.
g. Konsultasi medis, jika terdapat indikasi .

h. Susunlah rencana tindakan sedasi dan


diskusi dengan pasien / keluarganya
mengenai risiko - kermtungan dari
tindakan sedasi
i. Tandatangani surat persetujuan tindakan
I
(informed consent).
j. Berikan prc-medikasi
Irrtrercdrsi
P.
. Pemasangan iv line
. Pemasangan alat monitor minimal 4
pafirmeter (tekanan darah. EKG,
saturasi, respirasi)
. Pemberian obat-obatan sedasi
. Pemanlauan pasien berupa:
a. Tingkat kesadaran pasien (dinilai dari
respons pasien terhadap stimulus)
t nespons menjawab (verbal):
menunjukkan bahwa pasien bemapas
. hanya membrikan respons berupa
refleks menarik dii (withdrawal): dalant
sedasi berat / dalam.l
b. Okigenasi:
. memastikan konsentrasi oksigcn yang
adekuat selama proses sedasi gunakan
oksimetri denyut (pulse oximetry).
1

c. Ventilasi paru (observasi, auskultasi)


. Semua pasien yang menjalani prosedur
I sedasi harus memiliki ventilasi yang
adekuat dan dipantau secafir tenrs-
menerus.
' Lihat tanda klinis: pergeralian dinding
dada, pergerakan pemepasarL auskultasi
I
dada.

F. Pasca Prosedur Tindakan l. Observasi tanda vital di kamar pemulihan.


2. Oksigenasi.
3. Atasi komplikasi yang terjadi

G. Kompetensi Anestesi I

H. Tingkat Evidens tv t

I. Tingkat Rekomendasi C

J. Penelaah Kritis dr. Eko S€tijantq M.Msi, M.Me4 SpAa KIC I

dr. Sri Mulyono, Sp An


dr. Dian Nurfuadi Sholihatu Sp An, M.Kes

K. Indikator Prosedur 90 % d^ri pasien dapat dilakukan sedasi sedang-


Tindakan berat.

L. Kepustakaan 1. Stoelting R-tri Hillier SC. Hormones as I

drugs. In: Pharmacolog5r and physiology I

in anesthesic practice. 4th Edition. I


Philadelphia: Lippincott William and
Wilkins; 2006. p.461-69

Karanganyar, l3 Juni 2019

Disetujui Oleh Dibuat Oleh :


Ketua Komite Medik Kelompok Medik Fungsional Anestesi

Prof.DR.Dr.Os.Hartanto,SpS(K) dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Me4 Sp nn KlC


PROSEDUR PRAKTIK KLINIK
,.I. SMI-'ANESTF]SI
{
RS PKUMUHAMMADIYAH
7^lli.
I KARANGANYAR

Pmsedur Weaning (Penyapihan) dari Ventilator

A. Pengertian (Definisi) Tindakan pelepasan bantuan ventilasi mekanik.

B. lndikasi 1. Penyebab gagal napas telah teratasi


2. Perbaikan fungsi respirasi dan hemodinamik
L
1

C. Kontra Indikasi Tidak ada I

D. Peniapan Prosedur Pasien :

- Pastikan sedasi telah dihentikan dan tidak ada


lagi efek pelumpuh otot.

I
- Pastikan dilengkapi pemeriksaan analisis gas
darah dan kadar elektrolit dengan rasio
PaO2lFiO2> 200.
- Pastikan adanya perbaikan fungsi nafas.
- Pasien mampu bernafas spontan dan adekuat.
- Kesadaran pasien GCS>13.

l
- Pasien telah lepas atau menggunakan dosis
I r€ndah vasopr€ssor (Dopamin<5mcg/kg,
Dobutamin <5 mcg/Kg alau Norepinefrin <0,1
I mcg/kg.
I
- Hemodinamik pasien sabil.
Alat :

- Siapkan suction set(l buah).


- Persiapkan prosedur intubasi jika gagal
disapih.
I
- Laringoskop (1 buah) uk standart No.3
- Pipa endotrakheal (l buah) No. ID Z0
- Sulfas atropin 0,25 mg (4 ampul)
- Lidokain 20 mg (3 amput)
- Dexamethason 4 mg (2ampul)
- Handschoen steril 2 pasang,
I

- Masker oksigen NRM dewasa ( I buah)


- Oksigen
Dokter :
I
- Memberikan infomrasi kepada keluarga
mengenai rencana penyapihan ventilator dan
resiko yang dapar terjadi.

E. Prosedur Tindakan l. Persiapkan semua perlengkapan dilakukannya


intubasi ulang.
I

2. Pastikan pasien bemafas spontan adekuat dan


refleks batuk telah ada.
3. Percobaan nafas spontan selama 30 - 120
menit.
4. Pastikan pasien bemafas spontan adekuat dan
refleks batuk telah ada.
5. Percobaan nafas spontan selama 30 - 120
menit-
6. Amati kondisi pasien. Jika:
- Respiratory Rate 40 xJmenit
- SaO: > 92 dengan 02 <40 %
- Nadi <l l0 atau | <2V/o
- TD Sistolik <180 mmHg atau > 90
mmHg
- Agitasi, berkeringa! gelisah berkurang
- TV+5mUkgBB
7. Menandakan pasien dapat di weaning dari
ventilasi mekanik.
8. Jika pasien dapat batuk secara efektif, dapat
dilakukan ekstubasi.
9. takukan suctioning jalan nafas, pastikan bebas
dari sekret dan lendir sebelum dilakukan
ekstubasi.

F. Pasca hosedur Tindakan l. Observasi ketat hemodinamik.


2- Pemeriksaan AGD konfirmasi setela} 30 menit
paska ekstu basi/tanda klinis .
3. Terapi Oksigen dengan 02 lewat masker
NRM,Canule
4. Tetap siap jika dibutuhkan tindakan intubasi
ulang.
G. Kompetensi Anestesi

H. Tingkat Evidens tv 1

L Tingkat Rekomendasi C
J. Penelaah Kritis dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Me{ SpAn KIC
dr. Sri Mulyono, Sp An
dr. Dian Nurfiradi Sholihah, SpAn, M.Kes
K. Indikator Medis 80 7o dari pasien dengan gagal nafas yang di sapih
dari ventilator berhasil tanpa komplikasi.

L. Kepustakaan l. Stoelting RK, Hillier SC. Hormones as drugs. ln:


Pharmacology and physiology in anesthesic
I practice. 4& Edition. Philadelpfiia: Lippinoott
I
William and V/ilkins; 2ffi6. p.46169.
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Airway
Management. In: Clinical anesthesiology. 46
Edition. New York: Lange Medical Books; 20(X.
p.412-49.
I

Karanganyar, l3 Juni 2019

Disetujui Oleh Dibuat Oleh :


Ketua Komite Medik Kelompok Medik Fungsional Anestesi

I
&
Prof.DR.Dr.Os.Hartanto,SpS(K) dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Med, Sp An KIC

Anda mungkin juga menyukai