Panduan Praktek Klinik KSM Anestesi
Panduan Praktek Klinik KSM Anestesi
"l
il q
w
PANDUAN PRAKTBK
KLINIK
KSM ANESTEST
r IG n 24
I I
L!1,
!-
l
,!
-l
E /
: E
I
E
*ilI. 't.
-i
ffi 7 "!
I
I -
4ffii4t;
KEPUTUS$I DIREKTUR
t)
TENTA]\[G
Kesatu Memberlakukan Panduan Praktik Klinis KSM Anestesi Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Karanganyar sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
Kedua Panduan Praktik Klinis KSM Anestesi dijadikan acuan dalam memberikan
pelayanan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.
Ketiga Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimma
mestinya
Ditetapkan , di Karanganyar
Pada tanggal, 23 Dzulqo'dah 1440 H
2019 M
\ ,/ \
I 7
LAMPIRAN
SURATKEPUTUSAN
NOMOR :25.D/KEP/III.6.AU/III20I9
RSPKU MUHAMMADIYAH
t, KARANGAI.IYAR
G. Kompetensi Anestesi
-
It.
'Iingkat Evidens tv I
I
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Airway I
Management. In: Clinical anesthesiolos/. 46
Edition. New York: Lange Medical Books;2006.
p.41249.
i
C. Kontra lndikasi
- Isofulran/Sevofluran/halotan (l botol)
Do}Ier :
- Visite perioperatif.
I
G. Kompetensi Anestesi
I
I. Tingkat Evidens IV
J. Penelaah Kritis dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Me4 Sp An KIC
I
dr. Sri Mulyono, Sp An
dr. Dian Nurfuadi Sholihah, SpAn, M.Kes
K. Indikator Medis 90 % dari pasien yang menjalani pembedahan dapat I
di anestesi dengan anestesi umum intubasi
endotrakheal
L. Kqrustakaan I 1. Stoelting RK, Hillier SC. Hormones as drugs. I
RSPKU MUHAMMADIYAH
KARANGA}.IYAR
If)okter-
I :
Sevofluran/llalotan (l botol) I
- Visite perioperatif.
- Penentuan klasifikasi ASA Pasien.
- Check list kesiapan anestesi.
E. Prosedur Tindakan l. Premedikasi menggunakan obat sedasi ,
analgetik .dan anti muntah .
G. Kompetensi Anestesi
L Tingkat Evidens IV
J. Penelaah Kritis dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Med, SpAn I<IC
I
dr. Sri Mulyono, Sp An
dr. Dian Nurfuadi Sholihalu Sp An, M.Kes
o/o
dad pasien yang menjalani pembedahan dapat
K. Indikator Medis i 90
)
di anestesi dengan anestesi umum via face mask.
l
2006. p.41249.
B- Indikasi I
I Pembedalran di daerah abdomen
) Pembedahan di daerah thoraks
3 Pembedahan di daerah ekstremitas bawah
4 Pembedahan di daerah urogenital.
C. Kontra Indikasi
I
l. Cangguan faal koagulasi
I 2. Kelainan Tulang belakang
3. Terdapal infeksi di tempat insersi kateter
epidural
4. Pasien menolak.
5. Syok.
I
- Mendapat penjelasan mengenai tindakan
yang akan dilakukan dan risiko yang dapat
terjadi.
- Ijin persetujuan tindakan Epidural anestesi.
- Puasa.
1 - Medikasi scsuai rpsiko anestesi.
- Premedikasi pra anestesi.
I
- Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
Z. Alot
- Epidural set (l buah).
- Hipafix sebagai fiksasi kateter epidural
- Lidokain 2% (10 ampul).
I - Epinefrin l:10O0 ( I ampul)
- Bupivacain 0,5% 20 ml isobarik (1 vial).
- Dispo I cc (l buah)
I
- Dispo 5 cc (l buah)
- Dispo 3 cc (l buah)
- Dispo l0 cc (l buah)
I
- Kassa steril (10 lembar)
- D,oeck steril (l buah)
- Betadine (10 cc)
- Efedrine (l ampul)
I - M idazolam (l ampul)
- Sulfast atropin 0,25 mg (2 ampul)
I
- Oksigen
- Kanula oksigen
- Mesin anestesi.
3 Dokter :
- Visite perioperatif.
- Penentuan klasifikasi ASA Pasien.
- Perencanan persiapan anestesi dan paska
anestesi
G. Kompetensi Anestesi
H. Tingkat Evidens IV
I. Tingkat Rekomendasi C
RS PKU MTJIIAMMADTYAI{
KARANGA}.IYAR
I I
I
3 Alergi pada agen anestesi lokal
I 4 Pasien menolak.
I
- Kanula oksigen
- Mesin anestesi-
3. Dokter :
- Visite perioperatif.
- Penentuan ktasiftkasi ASA Pasien.
- Persiapan rencana anestesi dan paska
anestesi
G. Kompetensi Anestesi
H. Tingkat Evidens Iv
I. Tingkat Rekomendasi C
1
- Betadine (l0cc) I
- Efedrine (l ampul)
- Midazolam (l ampul)
- Sulfast atropin 0,25 mg (2 ampul)
- Oksigen
- Kanula oksigen
I
- Mesin anestesi. l
I
3. Dokter :
-
Visite perioperatif.
- Penentuan klasifrkasi ASA Pasien.
I
G. Kompetensi Anestesi
L Tingkat Rekomendasi C
J. Penelaah Kritis dr. Eko S€tijanto. M.Msi. M.Me4 SpAn KIC I
RS PKU MUIIAMMADryAH
N
IA'$LANGAJ{YAR
I
Epidural I
A. Pengertian (Definisi)
I
I Kombinasi Tindakan anestesi dengan
menggunakan anestesi inhalasi yang dihantarkan
pada pasien dengan menggunakan pipa
endotrakheal tube yang dimasukkan ke dalam
I
trakhea dan anestesi dengan menginjeksikan obat
lokal anesesi ke ruang epidural melalui kateter
epidural yang diberikan secara intermitten.
B. Indikasi I Pembedahan di daerah aMomen.
2 Pembedahan di daerah thoraks
3 Pembedahan di daerah urogenitalia
4 Pembedahan yang membutuhkan relaksasi
5 Pembedahan yang membutuhkan post op
I
pain epidural analgesia.
C. Kontra Indikasi I
I Gangguan faal koagulasi
) Kelainan Tulang belakang
3 Terdapat infeksi di tempar injeksi epidural
1
4 Pasien menolak.
5 Syok.
I
- Penjelasan rencana dan resiko komplikasi
tindakan Kombinasi baik General anestesia
dan Epidural anestesi.
- Ijin persetujuan tindakan anestesi
I
- Puasa.
I
- Medikasi sesuai r€siko anestesi.
- hemedikasi pra anestesi.
- Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
2. Alat:
I
I
- Sulfast Atsopin 0,25 mg (2 ampul)
- Lidokan 2 o/o (3 ampul)
- Efedrin 50 mg (l ampul)
I
- Midazolam 5 mg (2 ampul) I
- Atracurium 50 mg (l ampul).
- Laringoskop I buah
I
- Sungkup muka I
Lidokain 2% ( l0 ampul).
- Epinefiin l:1000 (l ampul).
- Bupivacain 0,5% 20cc isobarik (l vial).
- Dispo I cc (l buah)
- Dispo 5 cc(l buah)
- Dispo 3 oc(I buah)
- Dispo l0 cc (l buah)
- Kassa steril (10 lembar)
- Doeck steril (l buah)
- Betadine (10cc)
- Oksigen
Dokter :
- Visite perioperatif.
- Penentuan klasifikasi ASA Pasien.
Perencanaan kesiapa, arestesi dan pasca
anestesi.
H. Tingkat Evidens IV
I. Tingkat Rekomendasi C
J. Penelaah Kritis dr. Eko Sctijanto,M.Msi, M.Mcd, Sp An KIC
dr. Sri Mulyono, Sp An
dr. Dian Nurfuadi Sholihah Sp An, M.Kes
K. Indikator Prordur 90 % dari pasien yang akan menjalani pembedahan
Tindakan dapat di anestesi menggunakan kombinasi anestesi
umum intubasi dan anestesi epidural.
L. Kepustakaan l. Stoelting RK, Hillier SC. Hormones as drugs.
In: Pharmacology aad physiology in
anesthesic practice. 4th &lition. Philadelphia I
RS PKU MT]HAMMADIYAH
! KARANGA}.IYAR
I
kardiovaskular biasanya tidak terganggu.
I
- Sulfast Atropin 0,25 mg (2 ampul)
- Lidokain 2 % (3 ampul)
- Efedrin 50 mg (l ampul)
- Midazolam 5 mg (2 ampul)
- Fentanyl l00pg (2 ampul)
- Propofol 200 mg ( I ampul)
- Laringoskop I buah
- Sungkup muka
- Set Suction 1 buah
- Pipa endotrakheal I buah
- Selotip I buah
- Oksigen
- Ambu bag I buah
Dokter
- Visite perioperatif.
- Penentuan klasifikasi ASA Pasien.
I
- Cek kesiapan anestesi.
G. Kompetensi Anestesi I
H. Tingkat Evidens tv t
I. Tingkat Rekomendasi C
I
- Pastikan dilengkapi pemeriksaan analisis gas
darah dan kadar elektrolit dengan rasio
PaO2lFiO2> 200.
- Pastikan adanya perbaikan fungsi nafas.
- Pasien mampu bernafas spontan dan adekuat.
- Kesadaran pasien GCS>13.
l
- Pasien telah lepas atau menggunakan dosis
I r€ndah vasopr€ssor (Dopamin<5mcg/kg,
Dobutamin <5 mcg/Kg alau Norepinefrin <0,1
I mcg/kg.
I
- Hemodinamik pasien sabil.
Alat :
H. Tingkat Evidens tv 1
L Tingkat Rekomendasi C
J. Penelaah Kritis dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Me{ SpAn KIC
dr. Sri Mulyono, Sp An
dr. Dian Nurfiradi Sholihah, SpAn, M.Kes
K. Indikator Medis 80 7o dari pasien dengan gagal nafas yang di sapih
dari ventilator berhasil tanpa komplikasi.
I
&
Prof.DR.Dr.Os.Hartanto,SpS(K) dr. Eko Setijanto, M.Msi, M.Med, Sp An KIC