Dengan mengucap Puja dan Puji Syukur kehadirat Tuhan YME, atas
selesainya pembuatan Laporan Pembentukan Organisasi Asosiasi Farmakologi
dan Farmasi Veteriner Indonesia (AFFAVETI), maka selesailah sudah rangkaian
proses pembentukan Organisasi Non Teritori (ONT) di bawah Pengurus Besar
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Proses yang panjang d alam pembuatan
ONT tersebut patut disyukuri bersama mengingat hingga saat ini proses
pembentukan ONT AFFAVETI berjalan sangat lancar.
Pada pembentukan AFFAVETI ini kami merasakan banyak sejawat sejawat
Dokter Hewan maupun Apoteker serta Sarjana Lain yang s ecara individu
membantu secara ichlas. Oleh sebab itu, kami menghaturkan banyak terima
kasih kepada semua individu -individu yang tak mungkin disebutkan satu persatu
dalam upaya memperlancar terbentuknya organisasi AFFAVETI.
Akhir kata, kami juga tidak lupa meminta maaf pada semua fihak bila
selama proses pembentukan organisasi AFFAVETI terdapat hal -hal yang kurang
berkenan. Semoga kekurangan tersebut sekaligus dapat kita gunakan sebagai
cambuk untuk penyempurnaan gerak organisasi dikemudian hari.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. iv
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
1. Latar belakang….………………………………………………... 1
2. Persiapan pembentukan………………………………………… 3
3. Penyusunan kepengurusan sementara……………………….. 6
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
v
I PENDAHULUAN
I. 1. Latar belakang
menjelang masa binemium , maka makin dirasakan oleh semua fihak akan
arti pentingnya suatu bentuk aktivitas kolabo rasi. Aktivitas tersebut semata -
berkorelasi serta ber visi dan misi selinier mungkin, kendati tidak menjamin
besar yang memiliki kekayaan hayati terbesar ke tiga setelah Brazil, dan
sebagai sumber bahan obat yang tak habis -habisnya. Sebagai upaya
vi1
tersebut akan terjawab manakala terbentuk suatu organisasi profesi yang
zaman. Hal tersebut amat dirasakan mengingat dari tahun ke tahun makin
bahwa hingga saat ini organisasi profesi yang mengkaji masalah obat
2vii
I. 2. Persiapan pembentukan
pengajar dari Ilmu Farm asi-Veteriner diketuai oleh dengan Dr. Moch.
Lazuardi, Drh., MSi dengan sejawat dari Balai Besar Pengujian Mutu dan
Sertifikasi Obat Hewan (BBMSOH) yang terdiri dari Drh Agus Heri yanto,
M.Phil., Drh. Ketut Karni, N. Natih., MSi dan Drh. Ida Lestari Sudijar., MSc., di
6 Agustus 2009 di saat perayaan Hari Ulang tahun BBPMSOH. Modal dasar
IPB, FKH UGM, FKH UNAIR dan FKH UNUD), pada Maret 2007.
seluruh Indonesia.
Drh. Wiwik Bagja dari PB PDHI, Drh. Abadi Sutisna dari Farmakologi serta
3viii
tersebut menjadi; ASOSIASI FARMAKOLOGI DAN FARMASI VETERINER
anggota non dokter hewan kelak akan dimasukan sebagai anggota luar
PDHI.
pembentukan dari semua unsur yang hadir dengan jumlah ganjil, dan
4ix
Lebih lanjut hasil voting pemilihan ketua umum adalah sebagai berikut:
x5
I. 3. Penyusunan kepengurusan sementara
Nama Organisasi :
ASOSIASI FARMAKOLOGI DAN FARMASI VETER INER INDONESIA
(AFFAVETI)
Penasehat :
1. Drh. Tjiptarjo, SE
2. Drh. Agus Heriyanto, MPhil
3. Drs. Soeryadi, Apt, MM
4. Drh. Abadi Soetisna, MSi
5. Kepala BBPMSOH (ex-officio)
6. Kasubdit POH (ex-officio)
7. Ketua Umum ASOHI (ex-officio)
6xi
Gambar 2.
Tim Kepengurusan sementara ASOSIASI FARMAKOLOGI DAN FARMASI
VETERINER INDONESIA tan ggal 6-8-2009, di Balai Besar Pengujian Mutu
Dan Sertifikasi Obat Hewan , Gunung Sindur -BOGOR
7xii
II. KEPENGURUSAN TETAP
Penasehat :
1. Drh. Tjiptarjo, SE
2. Drh. Agus Heriyanto, M.Phil
3. Drs. Soeryadi, Apt, MM
4. Drh. Abadi Soetisna, MSi
5. Kepala BBPMSOH (ex-officio)
6. Kepala Pusat Veterinaria Farma (ex -officio)
7. Kasubdit POH (ex-officio)
8. Ketua Umum ASOHI (ex-officio)
8
xiii
Pimpinan Komisariat Wilayah, sebagai berikut :
9
xiv
III. VISI DAN MISI ORGANISASI
kesehatan hewan
10
xv
bermitra dengan organisasi profesi sejenis dari l uar negeri dalam
kesehatan hewan
kepentingan nasional
produk-produk obat dan alat-alat kesehatan serta hal -hal terkait dengan
11
xvi
III.4. Kebijakan organisasi
12
xvii
IV. KEANGGOTAAN
organisasi bersifat aktif yaitu harus melalui pendaftaran resmi oleh yang
organisasi.
masuk sebagai anggota biasa dengan segala hak -hak melekat seperti
Peserta anggota dengan latar d okter hewan, dapat berasal dari warga
Pusat Organisasi
13
xviii
anggota luar biasa dengan hak -haknya yang melekat seperti diatur pada
Organisasi
14
xix
V. PROGRAM KERJA
V. 1. Tiap tahun
seperti :
Indonesia.
AFFAVETI
spesialisasi
V. 2. Akhir tahun
yaitu :
15
xx
1. Mengembangkan tiap komisariat wilayah dengan perangkat
wilayah komisariat
16
xxi
VI. PENUTUP
enthomology dsb., oleh karena itu perl u peninjauan kembali tata aturan
anggaran dasar anggota AFFAVETI non -dokter hewan agar tidak termasuk
dalam kelompok anggota luar biasa. Dengan demikian tidak akan menjadi
17
xxii
Dengan melakukan re-arrangement ulang tentang keanggotaan
18
xxiii
Lampiran 1 PERRSETUJUAN PEMBENTUKAN
19
24
20
25
21
26
22
27
23
28
Lampiran 2
KODE ETIK PROFESI ANGGOTA
ASOSIASI FARMAKOLOGI DAN FARMASI VETERINER INDONESIA
(AFFAVETI)
PENDAHULUAN
Profesi dokter hewan dan profesi lain yang menekuni bidang Ilmu Farmakolgi
dan Farmasi-Veteriner adalah insan cendekia luhur di masyarakat ilmu
pengetahuan dan menjadi bagian integral yang tak terpisahkan dari rumpun ilmu
kedokteran hewan.
Menyadari bahwa dunia Ilmu Pengetahuan sangat me mbutuhkan sumbangan
pemikiran dan karya nyata para cendekia yang menekuni cabang I lmu
Farmakologi dan Farmasi-Veteriner, maka perlu dirumuskan etik a atau
sekumpulan norma-norma dan nilai-nilai tinggi yang dapat dijadikan pedoman,
cara berfikir atau bertindak oleh perorangan atau golongan untuk mencegah hal -
hal yang oleh mayarakat Ilmu Pengetahuan dianggap tidak layak dan
mewajibkan diri menjalankan h al-hal yang dinilai patut oleh masyarakat Ilmu
pengetahuan.
Sekumpulan norma-norma dan nilai-nilai tinggi itu disebut KODE ETIK
PROFESI ANGGOTA ASOSIASI FARMAKOLOGI DAN FARMASI VETERINER
INDONESIA berbunyi :
Pasal 1.
Pasal 2
24
Pasal 3
Pasal 4
SIKAP UMUM
ayat 1.
ayat 2.
ayat 3.
Kode etik ini tidak dimaksudkan meliputi seluruh etika bidang Ilmu
Pengetahuan, sebab kehidupan sebagai seorang Ilmuwan sangat komplek untuk
dapat dimasukkan ke dalam suatu aturan tertentu yang mencakup segala
kewajiban dan tanggung jawab terhadap teman sejawat dan masyarakat ilmu
pengetahuan.
ayat 4.
ayat 5.
252
ayat 6.
KONSULTASI
ayat 7.
PERIKLANAN
ayat 8
ayat 9
326
PERIKLANAN DALAM DUNIA MAYA, SURAT KABAR, KARTU NAMA DAN
KOP SURAT
ayat 10
Periklanan dalam dunia maya, diizinkan sebatas tidak melang gar norma-
norma hukum Internasional dan tatanan Ilmu Pengetahuan berdimensi
International.
ayat 11
ayat 12
Kartu nama dan kop surat yang diedarkan diizinkan mencantumlkan profesi
cabang ilmu dan bila dalam perjalanan waktu seseorang, telah mencapai tingkat
keahlian tertentu secara sah dalam cabang Ilmu Farmakologi dan Farmasi
Veteriner maka diizinkan untuk ditambahkan dalam kartu nama dan kop surat.
PERNYATAAN –PERNYATAAN
ayat 13
ayat 14
Setiap anggota AFFAVETI tak boleh memberikan jaminan bahwa hasil saran
dan pemikirannya akan dapat berhasil secara nyata
ayat 15
Setiap anggota AFFAVETI harus menghindarkan cara -cara yang tidak patut
untuk menarik perhatian pengguna jasa atau membanggakan diri memiliki
427
pengetahuan atau keahlian yang lebih dari pada teman sejawat mengenai
cabang Ilmu Farmakologi dan Ilmu Farmasi-Veteriner.
PRAKTEK ILEGAL
ayat 16
ayat 17
528
Lampiran 3
ANGGARAN RUMAH TANGGA
ASOSIASI FARMAKOLOGI DAN FARMASI VETERINER INDONESIA
(AFFAVETI)
BAB I
TERBENTUKNYA ORGANISASI PROFESI AFFAVETI
Pasal I
BAB II
AZAZ DAN TUJUAN
Pasal 2
BAB III
KEGIATAN
A. Ke dalam :
1. Pembinaan profesi serta peningkatan kemampuan anggota
2. Intensifikasi Pembentukan Pendidikan Pascasarjana
3. Intensifikasi pendidikan, penelitian dan pengembangan cabang Ilmu
Farmakologi dan Farmasi Veteriner (termasuk penerbitan buku ilmiah)
4. Mengusahakan terciptanya kesempatan yang dapat membantu baik
secara langsung maupun tak langsung kesejahteraan para anggota
629
5. Menerbitkan majalah bersifat ilmiah sebagai media pembinaan ilmu
dan media komunikasi antar anggota, yang pelaksanaanya akan diatur
dalam program kerja AFFAVETI
B. Ke luar :
BAB IV.
KEANGGOTAAN
Pasal 4
ayat 1
Pasal 4
ayat 2
730
1. Pemeriksaan Ijazah asli dokter hewan dan atau apoteker, atau sarjana
lain
2. Pengalaman kerja dibidang obat -obatan atau obat hewan yang
direkomendasikan oleh ahli dibidang obat -obatan atau obat hewan
(termasuk pengalaman sebagai konsultan obat -obatan atau obat hewan)
3. Pemeriksaan dokumen jenis -jenis penataran yang telah dikuti namun
terkait erat dengan masalah penggunaan obat hewan dan atau alat-alat
kesehatan seperti ketentuan pemeriksa
4. Ijazah atau dokumen lain yang menyatakan individu tersebut, ahli di
bidang Farmakologi dan Farmasi Veteriner atau dokumen lain yang
menyatakan individu tersebut dianggap telah banyak menekuni bidang
Ilmu Farmakologi dan Farmasi Veteriner
5. Berkeinginan untuk memajukan Ilmu Pengetahuan Farmakologi dan
Farmasi Veteriner yang ditunjukkan melalui bukti rekomendasi ahli
Pasal 4
ayat 3
Seseorang ditunjuk oleh pimpinan Pengurus Besar AF FAVETI dari dalam dan
luar negeri dan atau anggota AFFAVETI yang dianggap mempunyai reputasi
luar biasa untuk memberikan sumbangan pengembangan ilmu Farmakologi
dan Farmasi Veteriner
Pasal 5
Pasal 6
Dokter hewan dan Apoteker warga Negara asing dan atau sarjana lain yang
berminat, dapat menjadi angota Luar Biasa AFFAVETI dengan cara :
a. Mengisi formulir permohonan menjadi anggota
b. Yang bersangkutan disponsori sekurang -kurangnya 2 (dua) anggota biasa
c. Setelah melalui prosedur a. dan atau b., Pengurus komisariat dan atau
Pengurus Besar AFFAVETI memberikan pengesahannya .
318
Pasal 7
Pasal 8
Dalam Pengurus Besar AFFAVETI terdapat unit kecil yang terdiri dari para
ahli disebut Komite Ilmu Pen getahuan Farmakologi dan Farmasi -Veteriner
dan Dewan Pelindung Kode Etik dan Pertimbangan AFFAVETI
Pasal 9
ayat 1
3. Individu yang dianggap paling senior dalam masa kerja atau yang
dianggap telah mumpuni dalam persoalan Ilmu Farmakologi dan Farmasi-
veteriner dimasing-masing wilayah. Adapun kriteria rinci m engenai butir 3
pada pasal ini setidaknya setingkat Asosiate Guru Besar atau Ahli Peneliti
Utama (APU) atau sederajat
ayat 2
Tugas:
1. Memberikan pertimbangan ilmiah kepada Pengurus Besar A FFAVETI
32
9
2. Merintis berdirinya pendidikan pascasarjana bidang Farmakologi dan
Farmasi Veteriner dalam rumpun ilmu kedokteran hewan
3. Membangun jejaring kerja dengan asosiasi sejenis dalam Pendidikan dan
pelatihan, pelayanan jasa, penelitian, pengabdian kepada masyarakat
dengan fihak-fihak di dalam negeri dan di luar negeri
4. Memberikan sumbangan nyata untuk peningkatan keprofesionalan
anggota AFFAVETI
5. Membantu kesulitan-kesulitan untuk memecahkan persoalan -persoalan
terkait dengan bidang Farmakologi dan Farmasi-Veteriner disetiap wilayah
6. Memberikan sumbangan langsung maupun tak langsung untuk
membangun tingkat keprofesionalan di tiap -tiap wilayah baik perangkat
lunak maupun perangkat keras.
7. Memberikan pengarahan peningkatan mutu sumber daya manusia di tiap -
tiap wilayah.
Tanggung jawab :
Komite Ilmu Pengetahuan Farmakologi dan Farmasi Veteriner
bertanggungjawab langsung kepada Pengurus Besar AFFAVETI
ayat 3
ayat 4
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Dewan Pelindung Kode Etik dan
Pertimbangan AFFAVETI :
Tugas :
1. Memberikan pembinaan tentang pertimbangan etik dan moral kepada
anggota AFFAVETI melalui Pengurus Besar AFFAVETI
33
10
2. Memberikan pertimbangan mengenai persoalan hukum yang menimpa
anggota AFFAVETI melalui Pengurus Besar AFFAVETI
Tanggung jawab :
Dewan Pelindung Kode Etik dan Pertimbangan AFFAVETI bertanggungjawab
meningkatkan moral dan etika anggota AFFAVETI agar tetap menjaga
ketentuan etik profesi melalui Pengurus Besar AFFAVETI
Pasal 10
Pasal 11
2. Anggota yang diberhentikan dapat naik banding kepada rapat -rapat yang
akan menentukan keputusan terakhir
34
11
BAB V.
KEPENGURUSAN
Pasal 12
5. Masa kerja Pengurus Besar adalah selama 4 (empat) tahun, dan dapat
dipilih kembali bila masih memungkinkan selama 2 (dua) kali masa
Jabatan
Pasal 13
Komisariat Wilayah
1235
3. Pengurus Besar mengatur lebih lanjut wilayah keanggotaan cabang -
cabang AFFAVETI yang berada dalam suatu wilayah propinsi
Pasal 14
1. Pengurus komisariat dipilih dan dit etapkan oleh rapat anggota wilayah
masing-masing dan disahkan oleh Pengurus besar, sedang komposisi
dan jumlahnya disesuaikan dengan wilayah -wilayah bersangkutan
BAB VI.
KELENGKAPAN ORGANISASI A FFAVETI
Pasal 15
ayat 1
ayat 2
ayat 3
36
13
pakar atau sebanyaknya 11 orang pakar (dengan catatan harus
berjumlah ganjil)
Pasal 15
ayat 1
ayat 2
Pasal 16
ayat 1
ayat 2
BAB VII.
JENIS-JENIS RAPAT
Pasal 17
ayat 1
Kongres dianggap sah apabila yang hadir lebih dari 2/3 dari suara anggota
ayat 2
Jumlah suara anggota yang dimaksud ayat (1) Pasal 17 adalah jumlah suara
anggota yang termasuk dalam keanggotaan AFFAVETI
1437
Ayat 3
Ayat 4
Apabila kongres tidak mencapai quorum seperti ayat (1) Pasal 17 maka tidak
diambil keputusan-keputusan penting dan strategis. Kongres hanya dapat
mengambil kesimpulan-kesimpulan yang harus diusahakan keputusannya
secara referendum.
Pasal 18
Pasal 19
Ayat 1
Ayat 2
Ayat 3
38
15
Ayat 4
Rapat pleno anggota wilayah diadakan sedikitnya 1 tahun sekali yang dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota
ayat 5
Apabila rapat-rapat ayat (1) dan (2) pada Pasal 19 tak mencapai quorum
sesudah tenggang waktu 14 hari, maka diadakan rapat ulangan ma sih,
apabila masih juga belum tercapai quorum, maka rapat dianggap sah.
ayat 6
Pasal 20
ayat 1
Kongres luar biasa dapat diadakan untuk m embahas hal-hal khusus dengan
syarat di usulkan sekurang -kurangnya 3 wilayah komisariat yang mewakili
paling sedikit 50% dari seluruh jumlah suara
ayat 2
BAB. VIII.
KEUANGAN
Pasal 21
ayat 1
ayat 2
ayat 3
1639
Wilayah-wilayah komisariat wajib mengirimkan 50% dari uang iuran anggota
kepada Pengurus Besar
BAB. IX.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah ta ngga ini akan ditentukan
lebih lanjut dalam Peraturan A FFAVETI yang dibuat bersama -sama Pengurus
Besar
40
17
Lampiran 4
BADAN PENGURUS PUSAT ASOSIASI FARMAKOLOGI DAN
FARMASI VETERINER INDONESIA (AFFAFETI)
PERATURAN
KETUA UMUM (AFFAFETI)
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN AFFAVETI
1841
3. Keputusan PB PDHI No.03/PP/PB PDHI/2009 Tentang
Tata Cara Pendirian Organisasi Non Teritorial di bawah PB
PDHI
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksudkan dengan:
1. Organisasi Profesi Non Teritorial AFFAVETI adalah organisasi seminat yang
beranggotakan dokter hewan serta non -dokter hewan pemerhati hal -hal yang
terkait dengan obat hewan dengan segala dampakn ya dan alat-alat
kesehatan serta hal-hal lain terkait dengan aplikasi klinik menggunakan obat
hewan dan alat-alat kesehatan hewan
2. Pengurus Besar AFFAVETI adalah Organ tertinggi di lingkungan AFFAVETI
yang berfungsi mewakili organisasi berhubungan dengan P emerintah
Republik Indonsia dan Pemerintah Asing, Masyarakat di Dalam Negeri dan
warga asing, Organisasi resmi di Dalam Negeri maupun dari luar negeri.
3. Dewan Pelindung Kode Etik dan Pertmbangan AFFAVETI adalah badan
normatif AFFAVETI di bidang pengawasan d an pembinaan di bidang Etik dan
Moral anggota AFFAVETI
4. Komite Ilmu Pengetahuan AFFAVETI adalah badan normative AFFAVETI di
bidang kompetensi
5. Pimpinan AFFAVETI adalah Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum AFFAVETI
6. Pimpinan komisariat AFFAVETI adalah ketua komis ariat dan wakil ketua
komisariat wilayah yang telah di sahkan oleh Pimpinan AFFAVETI.
1942
BAB II
SISTEM PENOMORAN SURAT DINAS RESMI
Pasal 2
(1) Sebutan nomor surat, tidak boleh disingkat serta di letakkan pada bawah
nama Organisasi AFFAVETI dengan posisi di teng ah, menggunakan huruf
kapital berukuran font 12 jenis huruf Ariel. Adapun surat -surat dinas yang
dimaksud adalah seperti pada Lampiran peraturan ini, yaitu ;
1. Surat Keputusan,
2. Surat Peraturan,
3. Nota Dinas
4. Surat Pengantar
5. Surat Edaran
6. Surat Tugas/ Surat Rekomendasi
7. Surat Kuasa
8. Surat Pengumuman atau Surat Dinas lain sejenis
9. Surat Keterangan
10. Berita Acara
(2) Diluar jenis-jenis surat yang tercantum pada Pasal 1 ayat 1 seperti pada
lampiran peraturan ini, maka sebutan nomor surat, tidak boleh disingkat
serta diletakkan pada kiri atas di bawah nama Organisasi AFFAVETI diawali
huruf besar, disusul huruf kecil, dengan ukuran font 12, jenis huruf Ariel.
(3) Pemberian kode surat dinas diatur seperti pada lampiran peraturan ini
43
20
a. surat dinas;
b. nota dinas;
c. memo;
d. surat pengantar;
e. surat edaran;
f. undangan;
g. surat tugas;
h. surat kuasa;
i. pengumuman;
j. surat pernyataan;
k. surat keterangan dan;
l. berita acara.
Pasal 4
Peraturan:
(1) Peraturan adalah dokumen hukum yang dibentuk oleh pejabat yang
berwenang bersifat mengatur secara umum/menata/mengendalikan tugas
pokok dan fungsi kelembagaan, berdasarkan uraian tugasnya.
(2) Bentuk dan format Peraturan dibuat menggunakan contoh sebagaimana
tercantum pada lampiran nomor 1.
Pasal 5
Keputusan:
(1) Keputusan adalah dokumen hu kum yang bersifat menetapkan seseorang
atau sekelompok orang tertentu atau badan organisasi tertentu untuk
melaksanakan tugas dan kewenangan tertentu, atas perintah pimpinan
lembaga yang berwenang mengeluarkan keputusan.
(2) Bentuk dan format keputusan dibuat menggunakan contoh sebagaimana
tercantum pada lampiran nomor 2
44
21
Pasal 6
Surat dinas;
1. Surat dinas adalah surat yang berisi hal penting kelembagaan berkenaan
dengan administrasi persuratan di lingkungan AFFAVETI / instansi terkait
lainnya.
2. Pada kepala surat dinas AFFAVETI dicantumkan logo AFFAVETI dengan
ukuran diameter 2 cm diletakkan di tepi kiri atas, nama unit kerja sesuai
dengan struktur organisasi, alamat lengkap unit kerja yang besangkutan,
serta garis penutup.
3. Kop surat dinas mencantumkan pada baris pertama nama unit kerja
AFFAVETI ukuran font 18 huruf Ariel, baris ke dua nama unit kerja yang
lebih rendah atau unit kerja bersangkutan.
4. Nama unit kerja di lingkungan AFFAVETI, antara lain nama Badan
Pertimbangan dan Kode etik AFFAVETI, nama Komite Ilmu Pengetahuan
AFFAVETI, nama komisarat wilayah, satuan unitkerja yang bersangkutan
yang dicetak tebal dengan ukuran 1 6 huruf Ariel, dengan wilayah kerja
ukuran 12 huruf Ariel dicetak tebal
5. Alamat lengkap unit kerja ditulis lengkap tanpa singkatan, nomor tele fon,
nama fax, kode pos, nomor e -mail dan web site AFFAVETI / unit kerja yang
berangkutan dengan ukuran font 10 huruf Ariel
6. warna logo AFFAVETI maupun tulisan pada kepala surat dinas berwarna
hitam
7. Bentuk dan format surat dinas dibuat menggunakan contoh se bagaimana
tercantum dalam lampiran No. 3
Pasal 7
Nota Dinas:
(1) Nota dinas adalah sarana komunikasi tertulis internal organisasi yang dibuat
oleh atasan kepada bawahan atau sebaliknya atau yang jabatan setara
/setingkat, berisakan catatan/pesan singkat tent ang pokok persoalan
kedinasan yang segera untuk diketahui dan mendapat tanggapan;
45
22
(2) Bentuk Nota Dinas dibuat menggunakan contoh sebagaimana tercantum
pada lampiran nomor 4
Pasal 8
Memo:
(1) Memo adalah catatan singkat yang diketik atau ditulis tangan oleh atasan
kepada bawahan atau sebaliknya atau yang jabatan setara/setingkat
tentang pokok persoalan teknis kedinasan untuk kelancaran administrasi ;
(2) Bentukmemo dibuat denganmenggunakan contoh pada lampiran no. 5
Pasal 9
Surat pengantar;
(1) Surat pengantar adalah sura t yang ditujukan kepada seseorang atau pejabat
yang berfungsi untuk mengantarkan surat/dokumen/barang, dan / atau
bahan lain yang dikirim kepada yang bersangkutan ;
(2) Surat pengantar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk surat
biasa atau surat berbentuk kolom ;
(3) Bentuk surat pengantar dibuat dengan menggunakan contoh pada lampiran
6 atau nomor 7.
Pasal 10
Surat edaran:
(1) Surat edaran adalah surat yang berisi penjelasan atau petunjuk teknis
tentangcara pelaksanaan suatu peraturan perundang -undangan dan / atau
perintah dan instruksi kelembagaan ;
(2) Bentuk dan format surat edaran menggunakan contoh pada lampiran nomor
8.
Pasal 11
Undangan:
(1) Undangan adalah pemberitahuan kepadaseseorang untuk menghadiri suatu
acara pada waktu, jenis acara dan tempat yang te lah ditentukan dan
tercantum jelas dalam lembar tersebut;
(2) Undangan dapat berbentuk lembaran surat atau kartu cetak atau e -mail;
46
23
(3) Bentuk undangan menggunakan contoh pada lampiran nonor 9 sampai
dengan nomor 11
Pasal 12
Surat Tugas:
(1) Surat Tugas adalah surat yang berisikan penugasan dari pejabat yang
berwenang kepada seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan yang
tercantum dalam surat tersebut dan bersifat spesifik untuk suatu hal tertentu ;
(2) Bentuk surat tugas menggunakan contoh pada lampiran nomor 12
Pasal 13
Surat Kuasa:
(1) Surat kuasa adalah surat yang berisi pelimpahan kewenangan kepada
penerima kuasa untuk bertindak atau melakukan suatu kegiatan untuk dan
atas nama pemberi kuasa ;
(2) Bentuk surat kuasa menggunakan contoh pada lampiran nomor 13.
Pasal 14
Pengumuman:
(1) Pengumuman adalah pemberitahuan dari pejabat yang berwenang mengenai
suatu hal yang ditujukan kepada para pegawai atau masyarakat umum;
(2) Bentuk pengumuman menggunakan contoh pada lampiran nomor 14
Pasal 15
Surat pernyataan:
(1) Surat pernyataan adalah surat yang menyatakan atas kebenaran suatu hal
disertai pertanggungjawaban atas pernyataan tersebut ;
(2) Surat pernyataan harus ditanmdatangani yang bersangkutan dengan nama /
identitas diri yang jelas ;
(3) Bentuk surat pernyataan menggunakan contoh pada lampi ran 16
47
24
Pasal 16
Surat keterangan:
(1) Surat keterangan adalah keterangan bersifat teknis yang menjelaskan status
kedinasan/kelembagaan dari nama yang bersangkutan, serta tujuan dan
maksud dikeluarkan surat ini ;
(2) Bentuk surat keterangan menggunakan contoh pa da lampiran nomor 16
Pasal 17
Berita acara:
(1) Berita acara adalah dokumen yang berisi laporan tentang suatu kejadian atau
peristiwa yang berisi waktu kejadian, tempat kejadian, keterangan, dan
petunjuk lain sehubungan dengan kejadian atau peristiwa tertentu , dan
ditandatangani oleh yang menyusun dan saksinya ;
(2) Bentuk Berita Acara menggunakan contoh pada lampiran nonor 17.
BAB III
SIFAT DAN DERAJAT SURAT
Pasal 18
(1) Sifat surat terdiri atas :
a. surat sangat rahasia
b. surat rahasia
c. surat terbatas
d. surat biasa
(2) Surat sangat rahasia adalah surat yang informasinya membutuhkan tingkat
pengamanan tertinggi dan mempunyai hubungan erat dengan keamanan dan
keselamatan Negara serta hanya diketahui oleh pejabat yang berhak
menerimanya
(3) Surat rahasia adalah surat yang informasiny a membutuhkan pengamanan
khusus dan mempunyai hubungan erat dengan keamanan serta hanya
diketahui oleh pejabat yang berwenang atau yang ditunjuk
48
25
(4) Surat terbatas adalah surat yang informasinya membutuhkan pengamanan
dan mempunyai hubungan erat dengan tugas k husus kedinasan serta hanya
diketahui oleh pejabat yang berwenang atau yang ditunjuk
(5) Surat biasa merupakan surat yang tidak memerlukan pengamanan khusus
Pasal 19
(1) Derajat surat terdiri atas :
a. kilat atau sangat segera
b. segera
c. biasa
(2) Kilat atau sangat segera adalah derajat surat yang isinya harus segera
diketahui penerima surat dan penyelesaiannya harus dilakukan pada
kesempatan pertama (dengan batas waktu penyampaian 1 x 24 jam )
(3) Segera adalah derajat surat yang isinya harus segera diketahui ditanggapi
oleh penerima surat (dengan batas waktu penyampaian 2 x 24 jam )
(4) Biasa adalah derajat surat yang penyampaiannya tidak seperti kilat dan
segera (dengan batas waktu penyampaian 5 hari )
BAB IV
PENGGUNAAN KERTAS SURAT
Pasal 20
(1) Surat dinas atau surat menyurat lainnya menggunakan kertas berukuran A4
yang berukuran 297 x 210 mm.
(2) Makalah/paper/pidato/laporan dan lain -lain dapat menggunakan kertas folio
berukuran 210 x 330 mm
49
26
BAB V
PENCANTUMAN ALAMAT SURAT
Pasal 21
(1) Alamat surat dicantumkan pada :
a. sampul surat; dan
b. surat
(2) Alamat pada sampul surat terdiri atas :
a. singkatan Yth.
b. nama jabatan
c. unit kerja
d. alamat lengkap
(3) Alamat pada surat terdiri atas :
a. singkatan Yth
b. nama jabatan
c. unit kerja
(4) Didepan nama jabatan atau gelar pada sampul surat dan / atau surat tidak
dicantumkan kata penyapa seperti Bapak, Ibu atau Saudara
BAB VI
KODE SURAT
Pasal 22
Kode surat dinas terdiri atas:
(1) Kode jabatan, kode unit, kode hal.
(2) Surat dinas yang bersifat rahasia diberi kode RHS.
(3) Kode nomor urut surat dimulai dari nomor 1 setiap awal tahun untu k setiap
jenis surat resmi.
(4) Kode jabatan merupakan tanda jabatan dari pejabat yang menandatangani
surat
(5) Kode unit merupakan tanda dari unit organisasi / unit kerja yang membuat /
mengeluarkan surat
(6) Kode hal merupakan tanda dari hal atau subyek surat
50
27
Pasal 23
Kode unit kerja di lingkungan AFFAVETI, adalah:
(1) Pimpinan AFFAVETI (Ketua Umum dan wakil Ketua Umum), sekretaris
AFFAVETI,
(2) Pimpinan Dewan Pelindung Kode Etik dan Pertimbangan AFFAVET,
(3) Pimpinan Komite Ilmu Pengetahuan AFFAVETI,
(4) Pimpinan komisariat wilayah,
(5) Pimpinan unit kerja lain yang ditetapkan oleh Ketua Umum AFFAVETI
BAB VII
PENANDATANGANAN SURAT
Pasal 24
(1) Surat pimpinan unit kerja utama dalam struktur organisasi AFFAVETI yang
ditujukan kepada pimpinan instansi di luar lingkungan AFFAVETI dapat
ditandatangani oleh unit kerja yang bersangkutan, dengan tembusan kepada
Ketua Umum AFFAVETI sebagai laporan
(2) Apabila pejabat yang diberi wewenang menandatangani surat tersebut
berhalangan, penandatanganan dapat didelegasikan kepada pejabat yang
setingkat di bawahnya dengan penyebutan u.b setelah pencantuman a.n.
(3) Pejabat yang berwenang menandatangai surat resmi / dinas secara
kelembagaan adalah :
a. Ketua umum dan Wakil ketua serta Sekretaris AFFAVETI
b. Ketua dan wakil ketua serta sekretaris Dewan Pelindung Kode etik dan
Pertimbangan AFFAVETI
c. Ketua dan wakil ketua serta sekretaris Komite Ilmu Pengetahuan
AFFAVETI
d. Ketua dan wakil ketua serta sekretaris komisariat wilayah AFFAVETI
e. Unsur pelaksana lain yang ditunjuk oleh BP AFFAVETI atau Pimpinan
di tingkat komisariat wilayah
f. Unsur penunjang kegiatan AFFAVETI, terdiridari :
51
28
1. Ketua kelompok kerja dan sejenisnya
2. Ketua panitia konferensi ilmiah tahunan atau sejenisnya
3. Pimpinan redaksi Majalah ilmiah
4. Penanggungjawab kegiatan tak terjadwal maupun terjadwal
5. Hal-hal lain yang belum disebutkan di atas namun termasuk dalam
katagori penanggungjawab.
Pasal 25
Penulisan dan pencantuman a.n (atas nama beliau), u.b (untuk beliau), a.p (atas
perintah), apb (atas perintah beliau), plh (pelaksana harian), wks (wakil
sementara), dan u.p (untuk perhatian beliau) ditentukan sebagai berikut :
a. a.n. ditulis dengan huruf kecil masing -masing diakhiri titik, dipergunakan
hanya jika yang berwenang menandatangani surat mendelegasikan
penandatanganan surat kepada pejabat setingkat di bawahnya.
b. anb. ditulis dengan huruf kecil, diakhiri titik, dan dipergunakan jika pimpinan
menguasakan penandatanganan surat kepada pejabat setingkat dibawahnya
atau pejabat unit utama.
c. u.b. ditulis dengan huruf kecil, masing -masing diakhiri titik, dipergunakan jika
pejabat yang diberi kuasa menandatangani surat memberikan kuasa lagi
kepada pejabat setingkat dibawahnya.
d. a.p. ditulis dengan huruf kecil, masing -masing diakhiri titik, dipergunakan jika
pejbat yang berwenang menandatangi surat memberikan kuasa kepada
bawahannya
e. apb. ditulis dengan huruf kecil, masing -masing diakhiri titik, dipergunakan jika
pimpinan menguasakan penandatanganan surat kepada bawahannya
f. plh. ditulis dengan huruf kecil, diakhiri titik, dipergunakan jika pejabat yang
berwenang menandatangani surat berhalangan untuk waktu tertentu karena
tugas dinas, menguasakan penandatanganan surat kepada pejabat setingkat
dibawahnya selama pejabat tersebut tidak berada ditempat
g. wks. ditulis dengan huruf kecil, diakhiri titik, dipergunakan jika seseorang
pejabat yang belum ditunjuk penggantinya atau berhalangan karena tugas,
52
29
untuk sementara penandatanganan surat dilakukan oleh pejabat yang
setingkat dengan uraian tugas kerjanya.
h. u.p. ditulis dengan huruf kecil, masing -masing diakhiri titik, dipergunakan atau
ditujukan kepada seseorang atau pejabat teknis yang menandatangani suatu
kegiatan atau suatu pekerjaan tanpa memerlukan kebijakan langsung dari
pimpinan yang bersangkutan
BAB VIII
CAP JABATAN DAN CAP DINAS
Pasal 26
(1) Cap jabatan adalah cap/stempel yang dipergunak an oleh pejabat ataiu
seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas dan
jabatannya
(2) Cap dinas adalah cap / stempel yang dipergunakan oleh setiap pejabat atau
seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugasnya
untuk memenuhi keabsahan suatu surat pada unit organisasi dan unit kerja
pada tingkat yang lebih bawah sesuai wewenangnya.
Pasal 27
(1) Cap jabatan pimpinan, cap dinas unit organisasi, dan cap dinas unit
pelaksana lainnya, dibuat dengan bentuk segi lima sama sisi dan ukuran
yang sama, sebagaimana contoh terlampir.
(2) Kerangka cap jabatan dan cap dinas yang berbentuk segi lima sama sisi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai garis lingkar atas nama
unit kerja utama AFFAVETI, serta dilingkaran dalam berisi logo / lambing
AFFAVETI
(3) Kerangka cap jabatan dan cap dinas yang berbentuk segi lima sama sisi
sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) mempunyai garis lingkar atas
nama unit kerja utama AFFAVETI, serta dilingkaran dalam berisi logo /
lambang AFFAVETI.
53
30
Sedangkan garis lingkar b awah bertuliskan nama organ AFFAVETI atau
komisariat atau unit pelaksana lainya.
(4) Warna cap jabatan/cap dinas berwarna biru
(5) Bentuk kerangka cap dinas sebagaimana tercantum dalam lampiran.
Pasal 28
Surat resmi organ AFFAVETI maupun unit perlaksana lainnya, menggunakan
kop surat nama organisasi dengan nomor surat, cap/stempel serta
ditandatangani oleh pejabat yang sesuai dengan nama jabatan yang
bersangkutan, yaitu :
a. Surat resmi Badan Pengurus Pusat menggunakan kop surat dengan nama
organisasi AFFAVETI pada baris pertama dan pada baris ke dua nama
Badan Pengurus Pusat disertai dengan nama jabatan yang bersangkutan.
b. Surat resmi Dewan Pelindung Kode Etik dan Pertimbangan AFFAVETI
menggunakan kop surat dengan nama organisasi AFFAVETI pada baris
pertama dan pada baris ke dua nama Dewan Pelindung Kode Etik dan
Pertimbangan AFFAVETI dengan pencantuman nomor surat, cap/stempel
serta ditandatangani oleh pejabat yang sesuai dengan nama jabatan yang
bersangkutan
c. Surat resmi Komite Ilmu Pengetahuan AFFAVETI menggunakan k op surat
dengan nama organisasi AFFAVETI pada baris pertama dan pada baris ke
dua nama Komite Ilmu Pengetahuan AFFAVETI disertai dengan
pencantuman nomor surat, cap/stempel serta ditandatangani oleh pejabat
yang sesuai dengan nama jabatan yang bersangkutan
d. Surat resmi Pimpinan Organisasi Tingkat Pusat menggunakan kop surat
dengan nama organisasi AFFAVETI dengan pencantuman nomor surat,
cap/stempel serta ditandatangani oleh pimpinan sesuai dengan nama
pimpinan yang bersangkutan
54
31
e. Surat resmi Pimpinan Organ isasi Tingkat Komisariat Wilayah menggunakan
kop surat dengan nama organisasi AFFAVETI pada baris pertama dan pada
baris ke dua nama Komisariat Wilayah disertai dengan pencantuman nomor
surat, cap/stempel serta ditandatangani oleh pejabat yang sesuai deng an
nama jabatan yang bersangkutan
f. Surat resmi Unsur Pelaksana lain menggunakan kop surat dengan nama
organisasi AFFAVETI pada baris pertama dan pada baris ke dua nama
Unsur Pelaksana disertai dengan pencantuman nomor surat, cap/stempel
serta ditandatangani oleh pejabat yang sesuai dengan nama jabatanyang
bersangkutan
g. Surat resmi Unsur Penunjang menggunakan kop surat dengan nama
organisasi AFFAVETI pada baris pertama dan pada baris ke dua nama
unsure Penunjang disertai dengan pencantuman nomor surat, cap/ste mpel
serta ditandatangani oleh pejabat yang sesuai dengan nama jabatan yang
bersangkutran
Pasal 29
(1) Surat resmi kelembagaan yang dikeluarkan oleh unit kerja utama, menjadi
tangung jawab pejabat yang menandatangani surat tersebut, sesuai
prosedur persuratan dinas
(2) Surat resmi kelembagaan diberi tanggal surat yang lengkap, sesuai dengan
saat pejabat yang bersangkutan menandatangani surat tersebut
(3) Pengiriman surat resmi harus dilakukan sesegera mungkin, dan
pemberitahuan atas terkirimnya syrat tersebut dapat di kirim melalui faksimil
dan/atau e-mail
55
32
BAB IX
PEMBUBUHAN PARAF
Pasal 30
BAB X
KEARSIPAN
Pasal 31
(1) Arsip surat disusun dan didokumentasikan berdasarkan atas waktu (tanggal,
bulan, tahun, surat diterbitkan) dan pokok perihal atas substansi surat
tersebut
(2) Surat asli tentang peraturan dan / atau Kepu tusan Pimpinan Organisasi
AFFAVETI maupun Organ Kelembagaan lain di bawah Organisasi
AFFAVETI, disimpan atau didokumentasikan oleh Sekretaris, dan salinan
surat tersebut di edarkan kepada pihak yang terkait
(3) Surat asli dibuat rangkap 2 (dua), surat asli p ertama yang disampaikan
kepada pihak lain / lembaga yang membutuhkan, dan surat asli ke dua
disimpan oleh Sekretaris
(4) Salinan peraturan dan / atau keputusan, dapat diedarkan oleh Sekretaris
Organisasi AFFAVETI, maupun Sekretaris Organ Kelembagaan lain di
bawah AFFAVETI atau pejabat lain yang ditunjuk oleh pimpinan pelaksana
(5) Penyimpanan arsip surat resmi ke lembaga dilakukan secara tersentralisasi
di bidang administrasi dan atau dibidang hukum, sesuai dengan substansi
56
33
surat. Unit kerja yang berkepeningan dap at menyimpan salinan atau fotokopi
surat dimaksudkan
(6) Dokumen cetak / kumpulan arsip dapat disimpan pada lembaga lain untuk
keamanan dan penyimpanan file dilokasi lain.
BAB XI
TINDASAN
Pasal 32
(1) Setiap unit kerja harus memberikan tindasan surat resmi kepada pimpinan di
atasnya, dan / atau kepada Ketua Umum sebagai laporan untuk
pengendalian terpusat atas terbitnya surat resmi atas nama kelembagaan
(2) Surat tindasan disampaikan pada nama lembaga dan / atau nama
perorangan yang dituju, dalam bentuk fotokopi denga n dilengkapi stempel
/cap resmi asli
(3) Surat tindasan disusun sesuai hirarkhi tingkat jabatan dan sifat kepentingan
surat tersebut, sedangkan nama perorangan ditulis pada urutan paling
bawah
(4) Surat tindasan harus disampaikan kepada nama lembaga / perorangan a tau
yang bersangkutan, bersamaan waktunya dengan surat asli tersebut
disampaikan kepada yang bersangkutan.
BAB XII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 33
(1) Hal-hal teknis persuratan dan kearsipan di kantor administrasi dan Badan
Pengurus Pusat AFFAVETI, di atur lebih lanjut dengan pedoman prosedur
yang dikendalikan oleh Sekretaris BPP AFFAVETI
(2) Hal-hal teknis persuratan dan kearsipan organ kelembagaan AFFAVETI
lain, dikendalikan oleh Pimpinan atau penanggungjawab unit pelaksana
57
34
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 34
Dengan berlakunya Peraturan Ketua Umum ini, maka ketentuan yang mengatur
Tata Persuratan dan Kearsipan dilingkungan AFFAVETI sebagaimana
ditetapkan dalam keputusan Ketua Umum AFFAVETI, dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 35
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 9 Se ptember 2009
Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 9 September 2009
Ketua Umum,
58
35
Lampiran 1. Peraturan
ASOSIASI FARMAKOLOGI D AN
LOGO FARMASI VETERINER INDONESIA
Sekretariat: Exlab. Farmasi-Veteriner, Departemen Kedokteran Dasar
Veteriner, FKH UNAIR, Jl. Mulyorejo Kampus C UNAIR Lt 3. Surabaya
60115, Telp : (031) 5992785; 5993016, Fax : (031) 5993015.
e-mail : ardiunair@yahoo.co.uk , website : http://www.
PERATURAN
(PEJABAT PEMBUAT PERATURAN)
ASOSIASI FARMAKOLOGI DAN FARMASI VETERINER INDONESIA
NOMOR……………
TENTANG
……………………………….
Menimbang : a. bahwa……………………….
b. bahwa……………………….
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
Mengingat : 1……………….
2………………
3……………….dst
MEMUTUSKAN
Pasal 1
…………………………………………………………………………
dst
Ditetapkan di…………
pada tanggal…………
(PEJABAT PEMBUAT)
NAMA (huruf kapital tanpa gelar)
59
36
Lampiran 2. Salinan Peraturan
SALINAN
PERATURAN
(PEJABAT PEMBUAT PERATURAN)
UNIVERSITAS AIRLANGGA
NOMOR ……………….
TENTANG
……………………………….
Menimbang : a. bahwa……………………….
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
Mengingat : 1……………….
2………… dst
MEMUTUSKAN
Pasal 1
……………………………………………………………dst
Ditetapkan di…………
pada tanggal…………
(PEJABAT PEMBUAT)
NAMA (huruf kapital dengan gelar)
60
37
Lampiran 3. Salinan keputusan
SALINAN
PERATURAN
(PEJABAT PEMBUAT PERATURAN)
UNIVERSITAS AIRLANGGA
NOMOR ……………….
TENTANG
……………………………….
Menimbang : a. bahwa……………………….
b. bahwa berdasarkan pertim bangan sebagaimana
Mengingat : 1……………….
2………… dst
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA :…………………………………….
K E DUA :…………………………………….dst
Ditetapkan di…………
pada tanggal…………
(PEJABAT PEMBUAT)
NAMA (huruf kapital dengan gelar)
61
38
Lampiran 4. Nota Dinas
NOTA DINAS
NOMOR ……………….
Yth :…………..
Dari :…………..
Hal :…………..
Tanggal surat
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………… ……………………………………………………….
Nama jabatan
Tanda tangan
Nama pejabat
Tembusan :
62
39
Lampiran 5. Memo
MEMO
Yth :…………..
Dari :…………..
Tanggal surat
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
Nama jabatan
Tanda tangan
Nama pejabat
Tembusan :
63
40
Lampiran 6. Surat Pengantar (berbentuk surat biasa)
Kota, tanggal
Nomor :
Lampiran :
Hal :
Yth :…………..
………………….
…………………
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
Nama jabatan
Tanda tangan
Nama pejabat
Tembusan :
64
41
Lampiran 7. Surat Pengantar ( berbentuk kolom)
SURAT PENGANTAR
Nomor :………………
:
Tanggal surat
Yth :…………..
………………….
…………………
Nama jabatan
Tanda tangan
Nama pejabat
Tembusan :
65
42
Lampiran 8. Surat Edaran
SURAT EDARAN
Nomor :………………
Lampiran :
Hal : tanggal surat
Yth. ………………….
………………………..
……………………….
Nama jabatan
Tanda tangan
Nama pejabat
Tembusan :
66
43
Lampiran 9. Undangan
Kota, tanggal
Nomor :
Lampiran :
Hal :
Yth. ………………….
………………………..
……………………….
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Acara :
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………
Nama jabatan
Tanda tangan
Nama pejabat
Tembusan :
67
44
Lampiran 10. Undangan (Format resmi/kartu cetak)
Catatan :
Bila berhalangan :
Telp :
68
45
Lampiran 11. E-mail :
To
Cc
Bcc
Subject
Catatan :
Bila berhalangan :
Telp :
69
46
Lampiran 12 Surat Tugas
SURAT TUGAS
Nomor :………………
Ketua Badan Pertimbangan dan Kode E tik AFFAVETI memberi tugas kepada :
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Untuk………………………
Tanggal…………………..
Di…………………………..
Tanggal surat
Nama jabatan
Tanda tangan
Nama pejabat
Tembusan :
70
47
Lampiran 13 Surat Kuasa
SURAT KUASA
Nomor :………………
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Untuk ………………………
Tanggal surat
Pemberi kuasa
Penerima Kuasa,
Tanda tangan
Tanda tangan
Nama pemberi kuasa
Nama Penerima Kuasa
71
48
Lampiran 14 Pengumuman
PENGUMUMAN
NOMOR:………………
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
Tanggal surat
Nama Jabatan
Tanda Tangan
Nama pejabat
72
49
Lampiran 15 Surat Pernyataan
SURAT PERNYATAAN
Nomor :………………
Nama :
Jabatan :
Alamat :
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
Tanggal surat
Nama Jabatan
Tanda Tangan
Nama pejabat
73
50
Lampiran 16 Surat Keterangan
SURAT KETERANGAN
Nomor :………………
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
Tanggal surat
Nama Jabatan
Tanda Tangan
Nama pejabat
74
51
Lampiran 17 Surat Keterangan
BERITA ACARA
Nomor :………………
1. Nama :
Jabatan :
2. Nama :
Jabatan :
Menyatakan …………………………………..
Tanda tangan
di atas
materai
75
52
Lampiran 18
76
53
7. Sekretaris Komite Wilayah 1…………………………………..FV1.KW1.1
8. Sekretaris Komite Wilayah 2…………………………………..FV1.KW2.1
9. Sekretaris Komite Wilayah 3…………………………………...F V1.KW3.
dst
10. Penanggungjawab program unsur penunjang komisariat wilayah……FV1.KW.P
Penanggungjawab program unsure penunjang komisariat wilayah 5..FV1.KW5.P
- Ketua seminar ilmiah tak terjadwal di komisariat wilayah 2….. ……FV1.KW2.P/IL2
Komisariat wilayah 2
- Kegiatan Bidang Kerjasama terjadwal dalam negeri……..FV1.KW2/KS1.1
- Kegiatan Bidang Kerjasama tak terjadwal dalam negeri… FV1.KW2/KS2.1
- Kegiatan Bidang Kerjasama terjadwal luar negeri………...FV1.KW2/KS1.2
- Kegiatan Bidang Kerjasama tak terjadwal luar negeri…….FV1.KW2/KS2.2
- Kegiatan Bidang Humas terjadwal…………………………..FV1.KW2 /MS1
- Kegiatan Bidang Humas tak terjadwal…………………….. FV1.KW2/MS2
77
54
Lampiran 19.
Contoh pemberian kode surat dinas oleh Badan Pengur us Pusat (BPP)
100/FV1/KS.1.1/2009
100/FV1.1/KS.2.1/2009
5578
Lampiran 20. Bentuk dan ukuran logo pada kertas kop
2,2 cm 2,5 cm
79
56
Lampiran 21. Bentuk Kepala Surat
Contoh 1 : Kepala Surat Unit Kerja Utama BPP
80
57
Lampiran 22. Cap Dinas / Jabatan :
- Segi lima dengan logo di tengah,
- Ukuran dengan diameter logo 1,8 cm
2. Segera Segera
2. Rahasia Rahasia
3. Terbatas Terbatas
Pembubuhan paraf
Persetujuan / Koreksi
Pejabat Paraf Tgl
Ketua umum
Wakil ketua
Sekretaris
dst
81
58
Lampiran 5
SURAT KEPUTUSAN KETUA UMUM
ASOSIASI FARMAKOLOGI DAN FARMASI VETERINER INDONESIA
NOMOR: 01/FV1/HK1/2009
TENTANG LOGO
ASOSIASI FARMAKOLOGI DAN FARMASI VETERINER INDONESIA
(AFFAVETI)
MEMUTUSKAN
Pasal 1
82
59
Bentuk logo organisasi adalah sebagai berikut ;
Lingkar luar berupa dua cincin lingkar ganda yang terdiri dari lingkar ganda besar
dan kecil yang merupakan lingkar terdalam dan lingkar ganda kecil dan besar
yang merupakan lingkar terluar. Lingkaran tersebut berwarna hitam dengan
dasar warna putih. Didalam lingkaran terdalam terdapat satuan isi dengan latar
belakang warna putih. Adapun satuan isi lingkar terdalam adalah sebagai
berikut;
a. Huruf R di susul garis miring yang berukuran sama berw arna hitam
b. Letak garis miring menumpang di atas kaki terakhir dari huruf R namun masih
tersisa sedikit kaki terakhir huruf R
c. Kemiringan garis miring sekitar 45 0
d. Ujung kaki R terakhir yang tersisa menyentuh ujung kaki pertama huruf V
e. Huruf huruf V berukuran sama dengan huruf R namun berwarna ungu.
f. Kedudukan huruf R dan garis miring berada di atas huruf V
g. Di atas celah huruf V terdapat siring atau injektor dengan skala 6 garis.
h. Gambar siring dan skala menggunakan warna hitam
i. Dalam siring terdapat warna mer ah dan putih, dengan bentuk empat persegi
panjang dimana ukuran ke dua luas warna merah dan putih dibuat sama
j. Pada siring dilingkari ular berwarna coklat dengan titik mata berwarna putih
berbentuk huruf 8.
k. Tubuh ular di bagian kepala melebar dan demikian pula bagian badan,
namun makin mengarah ke ekor akan makin menyempit
l. Gerakan ular melingkar menutupi bagian badan siring, terdapat pada bagian
ujung atas dari badan siring yang berwarna merah dan melingkar ke dalam
pada bagian ujung bawah dari badan sirin g yang berwarna putih
m. Gerakan liuk ular pada badan siring atau injektor tidak menutupi skala siring
atau injektor
n. Kepala ular menghadap ke kiri dan berkedudukan di atas siring atau injektor
o. Tinggi kepala ular sama dengan tinggi huruf R
83
60
p. Ujung jarum siring atau injektor tepat mengarah ke tengah belahan huruf V
dan hanya lebih kurang 0,35 mm masuk ke dalam huruf V
q. Letak kesatuan isi berupa (1) huruf R serta (2) garis miring dan (3) huruf V
serta (4) siring atau injektor dan (5) ular, berada ditengah lingkar an dalam
Pasal 2
Arti logo organisasi adalah sebagai berikut :
a. Lingkar ganda hitam pertama menggambarkan satuan organisasi seminat
Farmasi Veteriner
b. Lingkar ganda hitam ke dua menggambarkan satuan organisasi seminat
Farmakologi
c. Makna lingkar ganda baik lingkar dalam maupun lingkar luar adalah
merupakan dua organisasi saling isi dan berkaitan
6184
d. Keterkaitan warna antara dasar warna lingkaran terdalam dan terluar
berwarna putih dengan garis lingkaran berwarna hitam adalah
menggambarkan suatu organisasi yang berkiprah sangat spesifik dengan
tidak ada keragu-raguan (pasti)
e. Arti huruf R dengan ditumpangi garis miring pada bagian kaki terakhir berasal
dari bahasa Yunani (Recipe) yang menggambarkan pekerjaan kefarmasian.
Makna lain dari huruf R dengan ditumpangi garis miring pada bagian kaki
terakhir adalah suatu pekerjaan profesi dokter, dokter gigi, dan dokter hewan
terkait dengan permintaan obat dan alat -alat kesehatan
f. Huruf V berwarna ungu merupakan simbol profesi kedokteran hewan
g. Lambang siring atau injektor merupakan gambaran salahsatu perangkat kerja
seorang dokter, dokter gigi dan dokter hewan berupa obat dan alat -alat
kesehatan yang perlu pengaturan ket at sebab mengandung bahan injeksi
berwarna merah putih. Perangkat siring atau injektor merupakan hasil karya
ahli yang membutuhkan kemampuan kompetensi baku tertentu baik di
Indonesia maupun di luar Indonesia
h. Skala pada siring atau injektor sebanyak enam g aris menunjukkan tanggal 6
dimana mulai terbentuk organisasi Asosiasi Farmakologi dan Farmasi
Veteriner Indonesia
i. Isi siring atau injektor berupa merah dan putih melambangkan suatu
organisasi yang mengembangkan dan mengamankan seluruh potensi Negara
Indonesia
j. Ular berwarna coklat melambangkan suatu bahan yang dapat digunakan
sebagai pengobatan dengan mengarah ke kiri yang melambangkan bentuk
kesopanan dan berahklak mulia serta bijak dan bertanggungjawab dalam
suatu tindakan pengobatan ataupun upaya pengemba ngan potensi obat baru
k. Lingkaran ular berbentuk delapan menggambarkan bulan ke delapan atau
bulan Agustus dimana merupakan bulan terbentuknya organisasi Asosiasi
Farmakologi dan Farmasi Veteriner Indonesia. Tahun terbentuknya
organisasi, tidak digambarka n dalam logo ini namun dalam fakta sejarah
harus tetap diingat bahwa tahun terbentuknya organisasi Asosiasi
85
62
Farmakologi dan Farmasi Veteriner Indonesia adalah tahun 2009 di saat
ulang tahun berdirinya Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat
Hewan Gn. Sindur BOGOR.
l. Keterkaitan warna dasar isi satuan lingkaran berwarna putih dengan
komponen isi satuan lingkaran yang berwarna hitam, ungu, putih dan merah,
melambangkan suatu kerja organisasi seminat yang sangat spesifik serta
tidak ragu-ragu (pasti).
Pasal 3
Penggunaan logo organisasi hanya diperbolehkan sesuai dengan aturan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi serta terikat dengan
ketentuan-ketentuan lain yang dikeluarkan oleh produk hukum organisasi
Pasal 4
Peraturan ini mulai berla ku pada tanggal 6 Oktober 2009, dan apabila dalam
perjalanan waktu terdapat hal -hal yang perlu diperbaiki maka akan disusulkan
peraturan perbaikan sesuai produk hukum yang telah ditetapkan oleh Ketua
Umum AFFAVETI.
Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 6 Oktober 2009
KETUA UMUM
86
63
6487