Artikel Ilmiah Skripsi
Artikel Ilmiah Skripsi
PENYIMPANGAN PERILAKU
DAN MEKANISME PERTAHANAN TOKOH UTAMA
DALAM KUMPULAN CERPEN BIDADARI YANG MENGEMBARA
KARYA A.S. LAKSANA (TINJAUAN PSIKOANALISIS)
Oleh :
SYAEFUL AZIZ
1201040066
Penulis,
Syaeful Aziz
1201040066
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Eko Sri Israhayu, M.Hum. Dra. Hj. Sri Utorowati, M.Pd
NIK 2160096 NIK 2160059
PENYIMPANGAN PERILAKU
DAN MEKANISME PERTAHANAN TOKOH UTAMA
DALAM KUMPULAN CERPEN BIDADARI YANG MENGEMBARA
KARYA A.S. LAKSANA (TINJAUAN PSIKOANALISIS)
Syaeful Aziz; Dra. Eko Sri Israhayu, M.Hum; Dra. Hj. Sri Utorowati, M.Pd.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Email: syaefulaziz17@gmail.com
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Pada dasarnya karya sastra tercipta dari hasil kebudayaan suatu masyarakat.
Segala fenomena yang terjadi dalam masyarakat menjadikan sumber informasi untuk
dijadikan sebuah karya sastra baik sastra tulis ataupun sastra lisan. Persoalan yang
terdapat di dalam masyarakat sangatlah bervariasi, mulai dari persoalan interaksi
antara anggota masyarakat, lingkungan masyarakat, serta diri sendiri sebagai anggota
masyarakat. Persoalan-persoalan tersebut dapat mengakibatkan konflik-konflik dan
gejala-gejala psikis yang dialami oleh setiap anggota masyarakat tanpa memandang
usia. Pada dewasa ini, persoalan yang terjadi dalam masyarakat kaitannya dengan
aspek psikologi memang tidak bisa dianggap remeh. Banyak contoh kasus yang
mengarah pada perilaku yang tidak baik hubungannya dalam bermasyarakat akibat
pembawaan setiap individu. Pada akhirnya fenomena-fenomena kepribadian yang
dialami oleh anggota masyarakat saat ini menimbulkan perhatian bagi kalangan
seniman serta sastrawan pada khususnya untuk diungkapkan sebagai bentuk karya
sastra seperti novel, cerpen, naskah drama, dan sebagainya.
Kumpulan cerpen yang menceritakan tentang gambaran psikologis manusia
salah satunya yaitu kumpulan cerpen Bidadari yang Mengembara karya A.S. Laksana.
Kumpulan cerpen tersebut bercerita tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan
kejiwaan. Tokoh dalam cerpen tersebut mengalami persoalan psikologis melalui
perilaku yang dimunculkan. Cerpen-cerpen tersebut mengangkat cerita tentang
kehidupan tokoh-tokohnya yang memiliki penyimpangan perilaku dan mekanisme
pertahanan yang unik dan langka. Kepribadian tersebut ditampilkan dengan kuat dari
awal sampai akhir cerita oleh pengarang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan penyimpangan perilaku dan mekanisme pertahanan tokoh
utama dalam kumpulan cerpen Bidadari yang Mengembara karya A.S. Laksana
(Tinajaun Psikoanalisis).
Penyimpangan perilaku ialah tingkah laku yang tidak memenuhi syarat, tidak
dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan norma sosial
yang ada. Pribadi yang mengalami penyimpangan perilaku pada umumnya jauh dari
status integrasi baik secara internal dalam batin sendiri, maupun secara eksternal
dengan lingkungan sosialnya. Pada umumnya mereka terpisah hidupnya dari
masyarakat, sering didera oleh konflik batin dan tidak jarang dihinggapi gangguan
mental (Kartono, 2011: 14). Penyimpangan perilaku bersesuaian dengan gangguan
mental atau mental disorder atau semacamnya (Wiramihardja, 2007: 3). Kondisi
emosional seperti kecemasan dan depresi dapat dikatakan penyimpangan perilaku bila
tidak sesuai dengan situasinya (Nevid, 2005: 5). Dari pemaparan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penyimpangan perilaku merupakan sebuah tindakan yang tidak
sesuai dengan kebiasaan anggota masyarakat pada umumnya. Hal itu bisa berupa
tindakan yang tidak sesuai norma atau aturan yang berlaku. Penyimpangan perilaku
berangkat dari sebuah kecemasan atau kondisi yang tidak menguntungkan pada diri
seseorang, sehingga memicu adanya tindakan yang tidak sesuai atau menyimpang.
Menurut Hilgard (dalam Minderop, 2016: 29), istilah mekanisme pertahanan
mengacu pada proses alam bawah sadar seseorang yang mempertahankannya terhadap
kecemasan. Mekanisme ini melindunginya dari ancaman-ancaman eksternal atau
adanya impuls-impuls yang timbul dari kecemasan internal dengan memutarbalikan
realitas dengan berbagai cara. Sedangkan menurut Semiun (2006: 96), mekanisme
pertahanan jika digunakan secara berlebihan, maka dapat menyebabkan tingkah laku
yang memaksa, pengulangan, dan neurotik. Dari pemaparan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pada mekanisme pertahanan diri berkaitan dengan dinamika
kepribadian. Mekanisme pertahanan dapat melindungi dari ancaman-anacaman yang
muncul pada diri seseorang, ancaman tersebut berasal dari luar dan dari dalam diri
seseorang. Mekanisme pertahanan menjadikan alat sebagai bentuk penolakan terhadap
realitas.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Pendekatan penelitian ini
yaitu psikologi sastra. Data penelitian ini yaitu berupa teks yang berbentuk kata-kata,
kalimat-kalimat yang berupa penyimpangan perilaku dan mekanisme pertahanan
tokoh utama. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen Bidadari yang
Mengembara karya A.S. Laksana. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik baca dan catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan tiga proses yaitu reduksi data, sajian data, serta verivikasi dan simpulan.
penyimpangan perilaku yang tidak biasa. Perilaku tersebut yaitu membayangkan hal-
hal yang tidak wajar. Tokoh Aku selalu membayangkan dalam khayalannya bahwa
para lelaki menggelepar di semak-semak seperti ular, lalu ular-ular itu mematuk
Perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial atau melanggar norma sosial
kerap kali ditemui di dalam masyarakat. Perilaku tersebut tentunya merugikan orang-
orang di sekitar dan dapat mengganggu kenyamanan. Setiap masyarakat biasanya
memiliki kebiasaan yang berbeda dengan lingkungan masyarakat lain. Kebiasaan
tersebut juga memiliki norma-norma atau aturan yang menentukan jenis perilaku yang
dapat diterima dalam konteks tertentu. Namun pada umumnya norma-norma atau
aturan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat tidak jauh berbeda dengan masyarakat
lain.
Tokoh utama dalam cerpen “Seorang Ibu yang Menunggu atau Sangkuriang”
juga mengalami penyimpangan perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial atau
melanggar norma sosial. Penyimpangan tersebut mengarah pada tindakan yang tidak
terpuji. Hal itu ditunjukkan dalam kutipan berikut ini.
Sehatkah anak itu? Ia ingin mengintip bayi di dalam perut ibunya.
“Aku ingin mengintip dia dari jalan masuknya dan jalan yang akan dilewatinya
jika ia keluar nanti,” tegasnya. “Aku sudah membawa kaca pembesar.”
...
“Cepat tunjukkan kepadaku, Ibu!” desak si anak. “Sudah lama aku ingin
melihatnya. Berminggu-minggu aku mencari kaca pembesar, dan sekarang aku
mendapatkannya dalam ukuran besar.”
...
“Kenapa wajahmu tolol, Ibu?” tanya si anak. “Hilangkan ketakutan dari
wajahmu yang tolol itu. Dengan kaca pembesar, malam ini kita akan
berpraktik untuk mengenal kejadian-kejadian. Karena seluruh rahasia harus
dipecahkan (SIYM: 31-33).
Persepsi atau interpretasi yang salah terhadap realitas dapat berupa perilaku
yang mengganggu individu yang mengalami dan lingkungan di sekitarnya. Perilaku
tersebut biasanya dilatarbelakangi oleh kondisi yang tidak menyenangkan dan
menguntungkan. Dalam kumpulan cerpen Bidadari yang Mengembara karya A.S.
Laksana ditemukan penyimpangan perilaku berupa persepsi atau interpretasi yang
salah terhadap realitas. Para tokoh utama mengalami penyimpangan perilaku yang
berbeda-beda, karena kondisi dan persoalan yang dialami oleh para tokoh utama
bermacam-macam.
Persepsi atau interpretasi yang salah terhadap realitas salah satunya berupa
delusi. Delusi merupakan suatu gangguan yang mengarah pada kondisi pikiran yang
tidak rasional. Individu yang mengalami delusi biasanya dipicu oleh persoalan yang
menimpanya. Hal itulah yang akhirnya membuat seseorang dihinggapi oleh gangguan
delusi. Temuan yang berupa delusi terdapat dalam cerpen “Menggambar Ayah”. Hal
itu ditunjukkan dalam kutipan berikut.
Gambar itu kemudian menjadi apa saja. Ia tidak hanya menjadi bapakku, tetapi
juga guruku. Aku belajar tentang apa saja dari dia. Belajar bagaimana
menyalurkan kehendak, belajar memberontak, dan belajar mempertahankan
keinginan dari gambar penis yang menjulur di dinding kamarku.
...
Bapak yang baik katanya harus bisa menjadi ayah, guru, dan kawan bermain
bagi anaknya. Kalau aku ingin bapakku menjadi kawan bermain, aku
menggambarnya dalam ukuran kecil. Bila aku ingin menjadi guruku, aku
menggambarnya dalam ukuran besar.
...
“Kau harus selalu di sampingku, Bapak,” kataku. Kau harus mengawasi
pertumbuhanku. Banyak anak-anak yang kehilangan jalan karena terus-
menerus ditinggal bapaknya. Aku tidak mau menjadi anak yang hilang jalan.”
(MA: 8).
Stres personal yang berlebihan merupakan penyimpangan perilaku yang dapat
terjadi pada diri seseorang. Stres personal dapat disebabkan oleh gangguan emosi,
ketakutan, kecemasan, dan depresi. Perilaku tersebut tentu saja dapat mengganggu
setiap orang yang mengalaminya dan orang-orang di lingkungan sekitarnya. Hal itu
juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari serta dapat membahayakan dirinya
sendiri dan orang lain. Temuan yang mengarah pada penyimpangan perilaku berupa
stres personal yang signifikan terdapat dalam cerpen “Menggambar Ayah”. Stres yang
dialami oleh tokoh Aku disebabkan oleh kerinduan terhadap ibunya. Kerinduan yang
tokoh Aku rasakan begitu dalam sehingga membuatnya merasa menderita. Hal itu
ditunjukkan dalam kutipan berikut ini.
Aku rindu tangan ibu di atas dahiku, dan kemudian tangan itu bergerak pelan-
pelan mengelusku sampai aku tidur. Tidak pernah ia melakukan itu. Ia rasa
rindu menjadi racun yang menyumbat jalan darahku. Kadang-kadang napasku
terasa sesak. Mungkin racun itu telah pula menyumbat jalan napasku (MA: 6).
DAFTAR PUSTAKA
Minderop, Albertine. (2016). Psikologi Sastra: Karya Sastra, Teori Sastra, dan
Contoh Kasus. Yayasan Pustaka Obor Indonesia: Jakarta.