Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS JURNAL TENTANG PERILAKU

NAMA : LALU YAYAN ADI HANDIKA

NIM : 22171084

KELAS : BK 3 C

MATKUL : ANALISIS PENGUBAHAN TINGKAH LAKU

Tanggal download jurnal 13 November 2023 jam 01:23

Gilang Dwi Prakoso1), Mohammad Zainal Fatah2)

JUDUL

PEMBENTUKAN PERILAKU DAN POLA PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM CERPEN RUMPELSTILTSKINKARYA SAVIOUR PIRROTTA

DAN ENAM SERDADU KARYA BROTHERS GRIMM

1. PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peranan penting dan tidak dapat dipisahkan dari


kehidupan. Baik dalam kehidupan dari seseorang, keluarga maupun bangsa atau
negara. Pendidikan bagi suatu bangsa dan negara merupakan suatu kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi manusia untuk meningkatkan kualitas sumber daya.
Kualitas manusia sebagai sumber daya khususnya peserta didik yang dapat
meningkat apabila mendapatkan pendidikan yang tepat. Pendidikan tersebut
salah satunya pendidikan karakter. Hasan (2012:81) mengatakan dengan
adanya pendidikan mempunyai peran yang penting dalam pendidikan karakter
karena memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan bermartabatnya
peradaban bangsa. Tidak lupa untuk pembentukan manusia yang
mempunyai rasa.

Kuswana (2014:42) mengatakanbahwa perilaku manusia dapat dilihat dua sudut


pandang, yaitu perilaku dasar (umum) sebagai makhluk hidup dan perilaku
makhluk sosial. Perilaku dalam arti umum, mempunyai pengertian berbeda
dengan perilaku makhluk sosial, perilaku makhluk sosial adalah perilaku khusus
atau spesifik yang diarahkan kepada orang lain. Perilaku manusia sebagian
terbesarialah berupaperilaku yang dibentuk dan perilaku yang dipelajari manusia.
Menurut Walgito (2010:14) dalam membentuk perilaku dibagi menjadi 3 cara
yaitu (1) cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan
cara membiasakan diri utnuk berperilaku seperti yang diharapkan akhirnya akan
terbentuklah perilaku kondisioning atau kebiasaan, (2) pembentukan perilaku
dengan pengertian (insight), (3) pembentukan perilaku dengan menggunakan
model.

Pendidikan dapat dikaitkan dengan karakter dan perilaku seseorang. Oleh karena
itu, perencanaan pendidikan karakter bangsa budaya dan sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari pendidikan nasional untuk mengembalikan pendidikan.

Muhtadi (2006) mengatakan adanya model kurikulum dan proses


penanaman nilai-nilai agama membuktikan bahwa sekolah mampu membentuk
perilaku dan sikap siswa taat kepada Allah, akhkluk karimah dengan sesama
manusia dan alam, dan kepribadian yang baik, cerdas, kritis dan pemberani. Salah
satu pendekatan yang digunakan untuk tertanamnya nilai-nilai agama islam ke
dalam perilaku dan sikap siswa adalah menggunakan pendekatan ajakan dan
kebiasaan, proses menyadarkan emosi, serta pendisiplinan dan aturan yang
di tegakkan.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena penelitian ini akan mengumpulkan
dan menganalisis data berupa adalah kata, kalimat, dan paragraf dalam cerpen
Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu dengan menggunakan pendekatan comparative
literature. Data dalampenelitian ini adalah kata, kalimat, dan paragraf dalam cerpen
Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu yang menunjukkan pembentukan perilaku dan pola
pendidikan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah cerpen Rumpelstiltskin dan
Enam Serdadu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik studi pustaka karena
data tersebut diambil dari sumber tertulis yaitu cerpen. Studi pustaka ini dengan cara
mengumpulkan berbagai referensi data tang berkaitan dengan pembentukan perilaku.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah intektekstualitas dengan teknik
kelanjutan. langkah-langkah pertama, peneliti membaca dengan berulang cerpen satu
dengan yang lain. Kedua, peneliti kemudian menemukan afinitas antara kedua cerpen
tersebut. Afinitas merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan antara unsur satu dengan
unsur lain dalam karya sastra. Ketiga menghubungkan antara rumusan masalah dengan data
yang digunakan yaitu mencari jawaban pembentukan karakter dari kedua cerpen tersebut.

3. HASIL PENELITIAN

a. Afinitas dalam Cerpen Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu

Cerpen Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu mengandung afinitas yang menunjukkan adanya
kaitan cerita yang sama. Secara umum kedua cerpen tersebut mempunyai kesamaan yaitu
menceritakan orang yang tidak merasa puas dengan apa yang dimiliki. Secara rinci, berikut
pembahasan beberapa kesamaan darikedua cerpen tersebut.

1) Tempat kejadian

Cerpen Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu mempunyai kesamaan dalam

tempat kejadiannya yaitu sama-sama terjadi di istana. Istana tersebut dipimpin

oleh seorang raja yang mmepunyai sifat kurang baik. Hal tersebut dapat

dibuktikan dalam kutipan ceritakedua cerpen tersebut.

a) Kutipan cerpen Rumpelstiltskin

“Keesokan harinya, putrinya datang ke istana dan segera dibawa oleh sang Raja menuju
ruangan yang penuh dengan

jerami.” (Paragraf 3)
b) Kutipan cerpen Enam Serdadu

“Jadi orang yang keenam ikut berangkat bersama hingga mereka mencapai kota dimana
raja yang menyebabkan

penderitaannya akan memulai,” (Paragraf 5)

2) Tokoh yang mempunyai sifat ambisius dan tidak mau tahu

Cerpen Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu mempunyai kesamaan dalam menampilkan tokoh.
Tokoh tersebut mempunyai sifat ambisius dan tidak mau tahu dengan cara apapun
dilakukan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tokoh tersebut termasuk tokoh
antagonis dalam cerpen Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu. Hal tersebut dapat dibuktikan
dalam kutipan cerita kedua cerpen tersebut.

3) Kejadian yang berulang kaliterjadi.

Cerpen Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu mempunyai kesamaan dalam menampilkan kejadian
yang terjadi berulang-ulang. Karena kedua cerpen tersebut terjadi berulang-ulang dalam
kejadiannya, maka ada suatu hal membuat berhentinya kejadian itu. Hal tersebut
dapat dibuktikan dalam kutipan cerit dalam kedua cerpen tersebut.

B .Pembentukan perilaku dalam Cerpen Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu

Berdasarkan data yang dijadikan bahan untuk penulisan artikel ini. Cara membentuk sebuah
perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu (1) cara pembentukan perilaku dengan
kondisioning atau kebiasaan, (2) dengan pengertian (insight), (3) dengan menggunakan model.
Namun, penelitian hanya memilih satu diantara tiga pembentukan perilaku yang paling
menonjol di kedua cerpen tersebut yaitupembentukan perilaku dengan kondisioning
ataukebiasaan. Perilaku dapat terbentuk karena adanya pembelajaran, jika efek sebuah
perilaku itu adalah negatif maka dapat menurunkan perilaku tersebut. Perilaku seseorang
muncul bisa terjadi dengan adanya kebiasaan yang sering dilakukan. Sikap biasanya dikaitkan
dengan perilaku. Perilaku merupakan perwujudan sebagai pernyataan dari respon atau reaksi
seseorang terhadap perangsang untuk menjadi lingkungan sosial tertentu. Dalam cerpen
Rumpelstilskin terdapat beberapa perilaku kebiasaan.

c. Pola Pendidikan Karakter dalam Cerpen Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu


Sebuah cerpen tidak lepas dari pendidikan karakter yang mengajarkan karakter setiap
peserta didik. Bagian-bagian cerpen tentunya terdapat nilai-nilai atau ciri yang khasuntuk
menunjukkan bahwa itu menyangkut dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter tidak
hanya mengajarkan bagian mana yang salah dan mana yang benar. Pendidikan karakter mampu
memberikan kebiasaan mana yang baik dan mana yang buruk yang membuat peserta didik
menjadipaham akan hal yang dilakukannya. Berhubungan dengan kedua cerpen tersebut
mempunyai hubungan dengan pendidikan karakter. Pada pembahasan sebelumnya yakni
mengenai pembentukan perilaku yang paling menonjol atau yang paling sering diantara ketiga
jenis pembentukan perilaku yaitu pembentukan perilaku dengan kebiasaan atau
kondisioning. Sehingga pola pendidikan karakter dengan pembentukan perilaku
mempunyai hubungan yang erat yaitu dengan adanya kebiasaan akan menimbulkan suatu
pola pendidikan karakter untuk peserta didik. Karena suatu kebiasaan merupakan perilaku
seseorang yang terjadi dengan otomatis dantidak direncanakan.

4. KESIMPULAN

Penelitian ini menunjukkan dalam membentuk perilaku dibagi menjadi 3 cara, yaitu cara
pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan, pengertian (insight), dan
model. pembentukan perilaku kondisioning atau kebiasaan menunjukkan permbentukan
perilaku yang paling menonjol atau sering terjadi di dalam cerpen Rumpelstiltskin dan Enam
Serdadu. Perilaku kebiasaan menjadi pembentukan perilaku yang didapatkan dari setiap
peserta didik yang dilakukan karena kebiasaan yang berulang-ulang untuk hal yang sama. Hal
inilah yang memjadikan suatu perilaku terbentuk karena adanya kebiasaan. Begitujuga dengan
pola pendidikan karakter untuk peserta didik. Suatu kebiasaan akan menimbulkan pola
dalampendidikankhususnyauntuk pendidikan karakter.

5 .DAFTAR PUSTAKA

Citra, Yulia. 2012. “Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran” . JurnalE-


Jupekhu 1(1):237-249.

Darmiyati. 2010. Pendidikan Karakter dengan Pendenkatan Komprehensif. Yogyakarta: UNY


Press.

Dewiyani. 2011. “Menanamkan Pendidikan Karakter Berbasis Perbedaan Tipe Kepribadian


Pada Mata Kuliah Matriks dan Transformasi Linier di Stikom Surabaya”. Edumatica 1(02):25-34.

Hariani, Desy Eka. “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Kumpulan Cerpen


“BH” Karya Emha AinunNadjib”. Jurnal Artikel Skripsi hal 1- 13.

Hasan, Hamid. 2012. “Pendidikan Sejarah untuk memperkuat Pendidikan Karakter”.


PARAMITA, No.1, Vol. 22:81-95.

Kuswana, Wowo Sumaryo. 2014. Biopsikologi Pembelajaran Perilaku. Bandung: Alfabeta.

Latipun. 2010. “Pembentukan Perilaku Damai di Kalangan Remaja: Interpretative


Phenomenological Analysis terhadap Proses Konseling (The Formation of Peace Behavior in
Adolescents: an Interpretative Phenomenological Analysis of the Counseling Prosess)”. Jurnal
Psikologi Indonesia 7(1):17- 28.

Meisusri, Silvi, Yasnur Asri, M Ismail Nst. 2012. “Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel
Malaikat-Malaikat Penolong Karya Abdulkarim Khiaratullah”. Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia 1(1):222- 229.

Muhtadi, Ali. 2006. “Penanaman Nilai-Nilai Agama dalam Pembentukan Sikap dan Perilaku
Siswa Sekolah Dasar Islam Tepadi Luqman Al-Hakim Yogyakarta”. JurnalPenelitiandan
EvaluasiPendidikan 1(8):1- 15.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rismayanthi, Cerika. “Optimalisasi Pembentukan Karakter dan Kedisiplinan Siswa Sekolah


Dasar melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan”.JurnalPendidikan Jasmani
Indonesia 8(1):10- 17.

Sari, Ayu Puspita Indah. 2014. “Nilai Moral pada CerpenHujan Terakhir Majalah Bobo sebagai
Media Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal IlmiahBINA BAHASA 7 (1):53-61.

Suharyat, Yayat. 2009. “Hubungan Antara Sikap, Minat, dan Perilaku Manusia”. Jurnal Region
1(3):1- 19

Turmudzi, Muhammad Imam, Mukh Doyin, Mulyono. 2014. “Watak dan Perilaku Tokoh Jumena
Martawangsa dalam Naskah Drama Sumur Tanap Dasar Karya Arifin C. Noer”. Jurnal Sastra
Indonesia 3(1):1-9.

Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.


Tanggal download jurnal 13 November 2023 jam 01:23

JUDUL : ANALISIS PENGARUH SIKAP, KONTROL PERILAKU, DAN NORMA SUBJEKTIF TERHADAP
PERILAKU SAFETY

Gilang Dwi Prakoso1), Mohammad Zainal Fatah2)

Jurnal Promkes Vol. 5 No. 2 Desember 2017: 193 - 204

1 .PENDAHULUAN
Perkembangan zaman membuat kecanggihan teknologi semakin memudahkan
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan dari masyarakat akan teknologi yang dapat
mempermudah kegiatan/ pekerjaannya sehari-hari semakin banyak. Perusahaan-
perusahan diharuskan memproduksi ratusan hingga ribuan produk demi mencukupi
permintaan pasar. Tuntutan ini membuat tekanan diperusahaan dalam hal produksi sangatlah
tinggi. Para tenaga kerja di bagian produksi memiliki beban kerja yang sangat tinggi,
sehingga risiko terjadinya kecelakaan kerja juga tinggi. Maka dari itu pekerja
diharapkan berperilaku safety supaya bekerja secara selamat dan aman dan terhindar
dari kecelakaan kerja yang berakibat kecacatan atau kematian (Santoso dan Sherly,
2012).

Menurut WHO (2011) menyebutkan bahwa ada 1,3 juta orang setiap tahunnya
meninggal karena perilaku unsafety, atau kurang lebih 3000 kematian tiap harinya akibat
perilaku unsafety di seluruh dunia. Tingginya angka kecelakaan kerja didunia juga
diikuti tingginya angka kecelakaan kerja diIndonesia. Berdasarkan data PT. Jamsostek
pada tahun 2007 sampai tahun 2011, bahwa selama tahun 2007 terjadi 83.714 kasus
kecelakaan kerja, kemudian pada tahun 2008 terjadi 94.736 kasus kecelakaan kerja. Pada
tahun 2009 terjadi kasus kecelakaan kerja sebesar 9.314 kasus, tahun 2010 terjadi
98.711 kasus kecelakaan kerja dan pada tahun 2011 terjadi 99.491 kasus kecelakaan
kerja (Retnani, D dan Denny., 2013). Tingginya kasus kecelakan kerja di akibatkan
perilaku tenaga kerja yang unsafety saat bekerja. Tingginya angkakecelakaankerja di
perusahaan membuat pemerintah mengeluarkan peraturan yang wajib dilakukan oleh
tenaga kerja saat bekerja (UU No13 Tahun 2013). Karena salah satu aspek yang bisa
mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada tenaga kerja adalah perilaku tenaga kerja itu
sendiri. Bukan hanya pekerja yang wajib. Perilaku adalah sebuah respon dari diri
sendiri terhadap suatu obyek atau benda yang ada disekitarnya (Skinner, 1993 dalam
Notoatmodjo, 2014). Seperti halnya dengan tenaga kerja, mereka melakukan suatu
perilaku safety di kantor karena adanya suatu obyek/ alat pelindung diri yang
mempengaruhi mereka bahwa apabila mereka memakainya mereka akan aman
dan selamat sehingga terhindar dari kecelakaan kerja yang dapat membuat
kerugian seperti penderitaan fisik (perasaan trauma, cacat, kematian dan rasa
bersalah), kerusakan benda seperti mesin produksi, perlengkapan produksi, terjadi
keributan dan kepanikan, produksi tidak sesuai target dan lain-lain nya (Depnakertrans,
2003).

Perilaku dalam bekerja dibagi menjadi dua yaitu, perilaku safety dan perilaku unsafety.
perilaku safety adalah sebuah perilaku yang mempunyai risiko terjadinya kecelakaan kerja
yang sangat rendah, dimana para tenaga kerja sudah menggunakan alat pelindung diri seperti
helm safety, sepatu safety, dan earplug.
Sehingga tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan selamat. Perilaku unsafety
adalah suatu perilaku dimana risiko terjadinya kecelakaan kerja pada tenaga kerja sangat
tinggi, hal ini dikarenakan tenaga kerja tidak menggunakan alat pelindung diri
yang sudah diatur ditempat kerja oleh perusahaan (Ayu, dkk., 2017).

Perubahan perilaku pada tenaga kerja merupakan suatu hal yang sangat sulit dirubah.
Perilaku tenaga kerja dipengaruhi oleh niat dari tenaga kerja itu sendiri, karena niat
merupakan suatu pemikiran yang nyata dari refleksi rencana untuk menentukan
perilaku pada tenaga kerja (Izdihar, H., 2012). Untuk merubah atau mengetahui faktor apa
yang dapat membuat perilaku safety pada tenaga kerja maka di gunakan theory of
planned behavior. Theory of Planned Behavior, menyebutkan bahwa seseorang dapat
melakukan sebuah perilaku apabila mempunyai niat, karena niat membuat seseorang
melakukan suatu perilaku. Theory of planned behavior memiliki beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi peruabahan perilaku pada seseorang atau tenaga kerja,
yaitu attitude, subjective norm , dan perceived (Ajzen, I., 2002). Apabila perilaku tenaga kerja
tidak dapat dirubah menjadi safety saat bekerja, maka angkakecelakaankerja di Indonesia
akan semakin tinggi tiap tahunnya. Kecelakaan kerja di Indonesia sampai tahun 2015
masih sangatlah tinggi. Menurut badan penyelenggaraan jaminan sosial atau BPJS, (2015) ada
105. 182 kejadian kecelakaan kerja. Adapun teori mekanisme terjadinya kecelekaan kerja.
Menurut Reason (1995&1997) yaitu mulai dari faktor organisasi, faktor manajerial, faktor
individu, active failure, keadaan bahaya, dan kecelakaan. Salah satu perusahaan yang
memiliki risiko kecelakan kerja tinggi yaitu PT. Abcd. dengan tingkat kecelakaan kerja
paling tinggi pada perilaku penggunaan alat pelindung diri.

1. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dan melakukan pendekatan secara
kuantitatif. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
sikap/ attitude, subjective norm, dan perceived tenaga kerja terhadap safety behavior.
Penelitian ini meneliti 2 variabel yaitu bebas dan terikat. Variable bebas pada penelitian ini
adalah sikap/ attitude, subjective norm dan perceived tenaga kerja. Sedangkan variable
terikat pada penelitian ini adalah safety behavior. Variable attitude akan digolongkan menjadi
dua golongan yaitu kurang baik dan baik dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 79
Varibel subjective norm pada penelitian ini dibagi menjadi dua golongan yaitu kurang baik dan
baik. Variabel perceived pada penelitian ini nantinya dibagi menjadi dua golongan yaitu
tidak memenuhi dan memenuhi. Penelitian ini menggunakan responden tenaga kerja di
PT. Abcd, denganjumlah total tenaga kerja pada PT. Abcd sebanyak 6400 tenaga kerja dan
penyebaran dilakukan dibagian die casting, welding press 2B, warehouse, dan gensub
unit. Berdasarkan hasil simple random sampling didapatkan jumlah responden sebanyak 99
tenaga kerja yang nantinya akan dijadikan responden. Penentuan jumlah sampel
menggunakan rumus Taro Yamane. Pengumpulan data nantinya akan dilakukan dengan
cara penyebaran kuesioner. Setelah data didapatkan, nantinya akan diolah
menggunakan SPSS 22.0 dan jenis analisa yang digunakan adalah uji kendall tau-b untuk
melihat hubungan antara sikap/ attitude, subjective norm dan perceived dengan safety
behavior. Hasil dari analisis menggunakan SPSS 22.0 akan di lihatkan dalambentuk tabel.

Indonesia Best Brand Award 2012, Indonesia Most Admired Companies 2012, Top Brand
2013, Motorplus Award 2012, Indonesia’s Most Favorite Youth Brand 2012, Word Of Mouth

3. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

PT. Abcd merupakan perusahaan yang bergerak di bidang otomotif. Perusahaan


ini mempunyai perusahaan induk yang membuat kerja sama antara PT. Abcd dengan PT.
Abcd yang berada di Jepang. Status perusahan ini adalah perseroan terbatas dengan
status investasi penanaman modal asing. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 11
Juni 1971. PT. Abcd memiliki beberapa pabrik produksi di Jakarta. Lokasi dari perusahaan ini
berada di Jalan Jakarta Utara. Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi sebanyak
5.800.000 unit/ tahunnya. Perusahaan ini ada beberapa departemen produksi, die
casting, welding press 2B, warehouse, dan gensub unit. Jumlah total pekerja di bagian tersebut
ada 150 pekerja. Perusahaan ini pernah meraih penghargaan Indonesia Best Brand
Award 2012, Indonesia Most Admired Companies 2012, Top Brand 2013, Motorplus
Award 2012, Indonesia’s Most Favorite Youth Brand 2012, Word Of Mouth Marketing 2012,
Service Quality Award 2012, Otomotif Award 2012, Indonesia Most Favorable Brand In Social
Media 2012, Indonesia’s Most Favorite Women Brand 2012, Indonesia Motorbike Of The Year
2012, Motorcycle Of The Year 2012, HAI Youth Brand Award 2012, dan Indonesia
Brand Champion 2012.

2. Gambaran Umum Responden

PT. Abcd memiliki pekerja dengan mayortas jenis kelamin laki-laki, pada penelitian ini
tenaga kerja atau responden yang laki-laki berjumlah 95 tenaga kerja dan perempuan
berjumlah 4 tenaga kerja. Mayoritas tenagakerja di PT. Abcd memegang ijasah D1/D2/D3
karena rata-rata mereka berada di bidang produksi yang memerlukan keahlian khusus.
Jumlah tenaga kerja yang lulusan S1 pada penelitian ini sebanyak 35 tenaga kerja dan
64 sisanya D1/D2/D3. sebgai besar tenaga kerja di PT. Abcd memiliki rentan umur yang
dibilang masih muda yaitu 25-29 tahun dengan jumlah sebanyak 60 tenagakerja (60,6%).

4. KESIMPULAN

1. Gambaran Umum Responden

a. Mayoritas tenaga kerja telah memiliki attitude yang baik terhadap penggunaan alat
pelindung diri

b. Mayoritas tenaga kerja tidak memiliki subjective norm/dukungan sosial dari lingkungan
sekitar untuk menggunakan alat pelindung diri saat bekerja

c. Mayoritas tenaga kerja merasa terpenuhi kebutuhan akan sarana prasarana, jumlah alat
pelindung diri dan kebijakan atau perceived.

2. Mayoritas kejadian unsafety behavior pada tenaga kerja dikarenakan perilaku pekerja yang
kurang terhadap penggunaan APD.

3. Sikap pekerja di PT. Abcd mayoritas sudah baik dengan jumlah pekerja mencapai 79 pekerja
(79.8%)

4. Ada pengaruh Attitude atau sikap tenaga kerja terhadap niat berperilaku safety.

5. Tidak ada pengaruh subjective norm tenaga kerja terhadap niat berperilaku safety

6. Tidak ada pengaruh perceived tenaga kerja terhadap niat berperilaku safety.

7. Dilakukannya program penyuluhan terkait perilaku penggunaan alat pelindung


diri (helm safety, sepatu safety dan earplug)

Izdihar, H., 2012. Motivasi Persepsi Petani Kentang Dataran Tinggi Dieng Terhadap
Pestisida Organik Serta

5 .DAFTAR PUSTAKA
Ajzen I. 2005. Attitudes, Personality, and Behavior (2nd. Edition). England: Open University
Press / McGraw-Hill.

Ayu, dkk., 2017. Penyuluhan Kesehatan Tentang Pentingnya Berperilaku Sehat Dan Selamat
Dijalan Raya Pada SMK Farmasi Surabaya. Jurnal. Universitas Nahdatul Ulama Surabaya,
1(1),pp. 16- 19.

Ariwibowo, Raditya. 2013. Hubungan Antara Umur, Tingkat Pendidikan, pengetahuan,


Sikap terhadap Prakrek Safety Riding Awareness Pada Pengendara Ojek Sepeda
Motor Di Kecamatan Banyumanik, 2013. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 2 No.1.
BPJS Ketenagakerjaan. 2015. Angka Kasus Kecelakaan Kerja.

De Reamer. 1958. modern Safety Practice. New York.

Depkes RI. 2009. Menuju Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. KEMENKES RI.

Eka, D., 2015. Perilaku Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). Universitas Jember, Fakultas
Kesehatan Masyarakat.

Tresnaningsih. 2012. Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan logam Berat. Kemenkes RI.

ILO. 1989. Pencegahan Kecelakaan Kerja. Penerbit PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Jakarta

Izdihar, H., 2012. Motivasi Persepsi Petani Kentang Dataran Tinggi Dieng Terhadap
Pestisida Organik Serta
safety, dan earplug) yang benar dan sesuai saat bekerja.

8. Dilakukannya pelatihan penggunaan alat pelindung diri saat bekerja atau saat
terjadi bencana (kebakaran, gempa, dan lain-lain).

Analisisnya Berasarkan Theory Of Planned Behavior. Skripsi. Bogor, Institusi


Pertanian Bogor

Metta Kartika. 2009. Analisa Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Jogiyanto, HM. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
pengalaman. Cetkan Pertama. Yogyakarta. BPFE

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta, Rineke Cipta: 20-32

Oborne, David J. 1982. Ergonomic at Work. John Wiley and Sons Publishing Ltd: New York.

PERMENAKERTRANS No. PER.08/MEN/VII/2010 Undang-Undang Tentang


Ketenagakerjaan. UU No. 1 Tahun 1970.

PT. Abcd. 2017. Laporan Hasil Patrol. Jakarta.

Putu, G dan Gede I., 2015. Sikap Norma Subjektif, dan Kontrol Perilaku Pada Implementasi
Keselamatan Kerja: Dmpaknya Terhadap Intention To Comply. Jurnal Universitas
Udayana, 4(4), pp 243-264.

Reason J. 1995. A System Approach to Organizational Error. Ergonomics, 38(8). 1708/1721.


Reason J. 1997. Managing the Risk of Organizational Accidents. Ashgate Publishing.

Anda mungkin juga menyukai