Nama: Lalu Yayan Adi Handika NIM: 22171084 Kelas: BK 3 C Matkul: Analisis Pengubahan Tingkah Laku Tanggal Download Jurnal 13 November 2023 Jam 01:23
Nama: Lalu Yayan Adi Handika NIM: 22171084 Kelas: BK 3 C Matkul: Analisis Pengubahan Tingkah Laku Tanggal Download Jurnal 13 November 2023 Jam 01:23
NIM : 22171084
KELAS : BK 3 C
JUDUL
1. PENDAHULUAN
Pendidikan dapat dikaitkan dengan karakter dan perilaku seseorang. Oleh karena
itu, perencanaan pendidikan karakter bangsa budaya dan sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari pendidikan nasional untuk mengembalikan pendidikan.
3. HASIL PENELITIAN
Cerpen Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu mengandung afinitas yang menunjukkan adanya
kaitan cerita yang sama. Secara umum kedua cerpen tersebut mempunyai kesamaan yaitu
menceritakan orang yang tidak merasa puas dengan apa yang dimiliki. Secara rinci, berikut
pembahasan beberapa kesamaan darikedua cerpen tersebut.
1) Tempat kejadian
oleh seorang raja yang mmepunyai sifat kurang baik. Hal tersebut dapat
“Keesokan harinya, putrinya datang ke istana dan segera dibawa oleh sang Raja menuju
ruangan yang penuh dengan
jerami.” (Paragraf 3)
b) Kutipan cerpen Enam Serdadu
“Jadi orang yang keenam ikut berangkat bersama hingga mereka mencapai kota dimana
raja yang menyebabkan
Cerpen Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu mempunyai kesamaan dalam menampilkan tokoh.
Tokoh tersebut mempunyai sifat ambisius dan tidak mau tahu dengan cara apapun
dilakukan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tokoh tersebut termasuk tokoh
antagonis dalam cerpen Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu. Hal tersebut dapat dibuktikan
dalam kutipan cerita kedua cerpen tersebut.
Cerpen Rumpelstiltskin dan Enam Serdadu mempunyai kesamaan dalam menampilkan kejadian
yang terjadi berulang-ulang. Karena kedua cerpen tersebut terjadi berulang-ulang dalam
kejadiannya, maka ada suatu hal membuat berhentinya kejadian itu. Hal tersebut
dapat dibuktikan dalam kutipan cerit dalam kedua cerpen tersebut.
Berdasarkan data yang dijadikan bahan untuk penulisan artikel ini. Cara membentuk sebuah
perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu (1) cara pembentukan perilaku dengan
kondisioning atau kebiasaan, (2) dengan pengertian (insight), (3) dengan menggunakan model.
Namun, penelitian hanya memilih satu diantara tiga pembentukan perilaku yang paling
menonjol di kedua cerpen tersebut yaitupembentukan perilaku dengan kondisioning
ataukebiasaan. Perilaku dapat terbentuk karena adanya pembelajaran, jika efek sebuah
perilaku itu adalah negatif maka dapat menurunkan perilaku tersebut. Perilaku seseorang
muncul bisa terjadi dengan adanya kebiasaan yang sering dilakukan. Sikap biasanya dikaitkan
dengan perilaku. Perilaku merupakan perwujudan sebagai pernyataan dari respon atau reaksi
seseorang terhadap perangsang untuk menjadi lingkungan sosial tertentu. Dalam cerpen
Rumpelstilskin terdapat beberapa perilaku kebiasaan.
4. KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan dalam membentuk perilaku dibagi menjadi 3 cara, yaitu cara
pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan, pengertian (insight), dan
model. pembentukan perilaku kondisioning atau kebiasaan menunjukkan permbentukan
perilaku yang paling menonjol atau sering terjadi di dalam cerpen Rumpelstiltskin dan Enam
Serdadu. Perilaku kebiasaan menjadi pembentukan perilaku yang didapatkan dari setiap
peserta didik yang dilakukan karena kebiasaan yang berulang-ulang untuk hal yang sama. Hal
inilah yang memjadikan suatu perilaku terbentuk karena adanya kebiasaan. Begitujuga dengan
pola pendidikan karakter untuk peserta didik. Suatu kebiasaan akan menimbulkan pola
dalampendidikankhususnyauntuk pendidikan karakter.
5 .DAFTAR PUSTAKA
Meisusri, Silvi, Yasnur Asri, M Ismail Nst. 2012. “Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel
Malaikat-Malaikat Penolong Karya Abdulkarim Khiaratullah”. Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia 1(1):222- 229.
Muhtadi, Ali. 2006. “Penanaman Nilai-Nilai Agama dalam Pembentukan Sikap dan Perilaku
Siswa Sekolah Dasar Islam Tepadi Luqman Al-Hakim Yogyakarta”. JurnalPenelitiandan
EvaluasiPendidikan 1(8):1- 15.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sari, Ayu Puspita Indah. 2014. “Nilai Moral pada CerpenHujan Terakhir Majalah Bobo sebagai
Media Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal IlmiahBINA BAHASA 7 (1):53-61.
Suharyat, Yayat. 2009. “Hubungan Antara Sikap, Minat, dan Perilaku Manusia”. Jurnal Region
1(3):1- 19
Turmudzi, Muhammad Imam, Mukh Doyin, Mulyono. 2014. “Watak dan Perilaku Tokoh Jumena
Martawangsa dalam Naskah Drama Sumur Tanap Dasar Karya Arifin C. Noer”. Jurnal Sastra
Indonesia 3(1):1-9.
JUDUL : ANALISIS PENGARUH SIKAP, KONTROL PERILAKU, DAN NORMA SUBJEKTIF TERHADAP
PERILAKU SAFETY
1 .PENDAHULUAN
Perkembangan zaman membuat kecanggihan teknologi semakin memudahkan
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan dari masyarakat akan teknologi yang dapat
mempermudah kegiatan/ pekerjaannya sehari-hari semakin banyak. Perusahaan-
perusahan diharuskan memproduksi ratusan hingga ribuan produk demi mencukupi
permintaan pasar. Tuntutan ini membuat tekanan diperusahaan dalam hal produksi sangatlah
tinggi. Para tenaga kerja di bagian produksi memiliki beban kerja yang sangat tinggi,
sehingga risiko terjadinya kecelakaan kerja juga tinggi. Maka dari itu pekerja
diharapkan berperilaku safety supaya bekerja secara selamat dan aman dan terhindar
dari kecelakaan kerja yang berakibat kecacatan atau kematian (Santoso dan Sherly,
2012).
Menurut WHO (2011) menyebutkan bahwa ada 1,3 juta orang setiap tahunnya
meninggal karena perilaku unsafety, atau kurang lebih 3000 kematian tiap harinya akibat
perilaku unsafety di seluruh dunia. Tingginya angka kecelakaan kerja didunia juga
diikuti tingginya angka kecelakaan kerja diIndonesia. Berdasarkan data PT. Jamsostek
pada tahun 2007 sampai tahun 2011, bahwa selama tahun 2007 terjadi 83.714 kasus
kecelakaan kerja, kemudian pada tahun 2008 terjadi 94.736 kasus kecelakaan kerja. Pada
tahun 2009 terjadi kasus kecelakaan kerja sebesar 9.314 kasus, tahun 2010 terjadi
98.711 kasus kecelakaan kerja dan pada tahun 2011 terjadi 99.491 kasus kecelakaan
kerja (Retnani, D dan Denny., 2013). Tingginya kasus kecelakan kerja di akibatkan
perilaku tenaga kerja yang unsafety saat bekerja. Tingginya angkakecelakaankerja di
perusahaan membuat pemerintah mengeluarkan peraturan yang wajib dilakukan oleh
tenaga kerja saat bekerja (UU No13 Tahun 2013). Karena salah satu aspek yang bisa
mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada tenaga kerja adalah perilaku tenaga kerja itu
sendiri. Bukan hanya pekerja yang wajib. Perilaku adalah sebuah respon dari diri
sendiri terhadap suatu obyek atau benda yang ada disekitarnya (Skinner, 1993 dalam
Notoatmodjo, 2014). Seperti halnya dengan tenaga kerja, mereka melakukan suatu
perilaku safety di kantor karena adanya suatu obyek/ alat pelindung diri yang
mempengaruhi mereka bahwa apabila mereka memakainya mereka akan aman
dan selamat sehingga terhindar dari kecelakaan kerja yang dapat membuat
kerugian seperti penderitaan fisik (perasaan trauma, cacat, kematian dan rasa
bersalah), kerusakan benda seperti mesin produksi, perlengkapan produksi, terjadi
keributan dan kepanikan, produksi tidak sesuai target dan lain-lain nya (Depnakertrans,
2003).
Perilaku dalam bekerja dibagi menjadi dua yaitu, perilaku safety dan perilaku unsafety.
perilaku safety adalah sebuah perilaku yang mempunyai risiko terjadinya kecelakaan kerja
yang sangat rendah, dimana para tenaga kerja sudah menggunakan alat pelindung diri seperti
helm safety, sepatu safety, dan earplug.
Sehingga tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan selamat. Perilaku unsafety
adalah suatu perilaku dimana risiko terjadinya kecelakaan kerja pada tenaga kerja sangat
tinggi, hal ini dikarenakan tenaga kerja tidak menggunakan alat pelindung diri
yang sudah diatur ditempat kerja oleh perusahaan (Ayu, dkk., 2017).
Perubahan perilaku pada tenaga kerja merupakan suatu hal yang sangat sulit dirubah.
Perilaku tenaga kerja dipengaruhi oleh niat dari tenaga kerja itu sendiri, karena niat
merupakan suatu pemikiran yang nyata dari refleksi rencana untuk menentukan
perilaku pada tenaga kerja (Izdihar, H., 2012). Untuk merubah atau mengetahui faktor apa
yang dapat membuat perilaku safety pada tenaga kerja maka di gunakan theory of
planned behavior. Theory of Planned Behavior, menyebutkan bahwa seseorang dapat
melakukan sebuah perilaku apabila mempunyai niat, karena niat membuat seseorang
melakukan suatu perilaku. Theory of planned behavior memiliki beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi peruabahan perilaku pada seseorang atau tenaga kerja,
yaitu attitude, subjective norm , dan perceived (Ajzen, I., 2002). Apabila perilaku tenaga kerja
tidak dapat dirubah menjadi safety saat bekerja, maka angkakecelakaankerja di Indonesia
akan semakin tinggi tiap tahunnya. Kecelakaan kerja di Indonesia sampai tahun 2015
masih sangatlah tinggi. Menurut badan penyelenggaraan jaminan sosial atau BPJS, (2015) ada
105. 182 kejadian kecelakaan kerja. Adapun teori mekanisme terjadinya kecelekaan kerja.
Menurut Reason (1995&1997) yaitu mulai dari faktor organisasi, faktor manajerial, faktor
individu, active failure, keadaan bahaya, dan kecelakaan. Salah satu perusahaan yang
memiliki risiko kecelakan kerja tinggi yaitu PT. Abcd. dengan tingkat kecelakaan kerja
paling tinggi pada perilaku penggunaan alat pelindung diri.
1. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dan melakukan pendekatan secara
kuantitatif. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
sikap/ attitude, subjective norm, dan perceived tenaga kerja terhadap safety behavior.
Penelitian ini meneliti 2 variabel yaitu bebas dan terikat. Variable bebas pada penelitian ini
adalah sikap/ attitude, subjective norm dan perceived tenaga kerja. Sedangkan variable
terikat pada penelitian ini adalah safety behavior. Variable attitude akan digolongkan menjadi
dua golongan yaitu kurang baik dan baik dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 79
Varibel subjective norm pada penelitian ini dibagi menjadi dua golongan yaitu kurang baik dan
baik. Variabel perceived pada penelitian ini nantinya dibagi menjadi dua golongan yaitu
tidak memenuhi dan memenuhi. Penelitian ini menggunakan responden tenaga kerja di
PT. Abcd, denganjumlah total tenaga kerja pada PT. Abcd sebanyak 6400 tenaga kerja dan
penyebaran dilakukan dibagian die casting, welding press 2B, warehouse, dan gensub
unit. Berdasarkan hasil simple random sampling didapatkan jumlah responden sebanyak 99
tenaga kerja yang nantinya akan dijadikan responden. Penentuan jumlah sampel
menggunakan rumus Taro Yamane. Pengumpulan data nantinya akan dilakukan dengan
cara penyebaran kuesioner. Setelah data didapatkan, nantinya akan diolah
menggunakan SPSS 22.0 dan jenis analisa yang digunakan adalah uji kendall tau-b untuk
melihat hubungan antara sikap/ attitude, subjective norm dan perceived dengan safety
behavior. Hasil dari analisis menggunakan SPSS 22.0 akan di lihatkan dalambentuk tabel.
Indonesia Best Brand Award 2012, Indonesia Most Admired Companies 2012, Top Brand
2013, Motorplus Award 2012, Indonesia’s Most Favorite Youth Brand 2012, Word Of Mouth
3. HASIL PENELITIAN
PT. Abcd memiliki pekerja dengan mayortas jenis kelamin laki-laki, pada penelitian ini
tenaga kerja atau responden yang laki-laki berjumlah 95 tenaga kerja dan perempuan
berjumlah 4 tenaga kerja. Mayoritas tenagakerja di PT. Abcd memegang ijasah D1/D2/D3
karena rata-rata mereka berada di bidang produksi yang memerlukan keahlian khusus.
Jumlah tenaga kerja yang lulusan S1 pada penelitian ini sebanyak 35 tenaga kerja dan
64 sisanya D1/D2/D3. sebgai besar tenaga kerja di PT. Abcd memiliki rentan umur yang
dibilang masih muda yaitu 25-29 tahun dengan jumlah sebanyak 60 tenagakerja (60,6%).
4. KESIMPULAN
a. Mayoritas tenaga kerja telah memiliki attitude yang baik terhadap penggunaan alat
pelindung diri
b. Mayoritas tenaga kerja tidak memiliki subjective norm/dukungan sosial dari lingkungan
sekitar untuk menggunakan alat pelindung diri saat bekerja
c. Mayoritas tenaga kerja merasa terpenuhi kebutuhan akan sarana prasarana, jumlah alat
pelindung diri dan kebijakan atau perceived.
2. Mayoritas kejadian unsafety behavior pada tenaga kerja dikarenakan perilaku pekerja yang
kurang terhadap penggunaan APD.
3. Sikap pekerja di PT. Abcd mayoritas sudah baik dengan jumlah pekerja mencapai 79 pekerja
(79.8%)
4. Ada pengaruh Attitude atau sikap tenaga kerja terhadap niat berperilaku safety.
5. Tidak ada pengaruh subjective norm tenaga kerja terhadap niat berperilaku safety
6. Tidak ada pengaruh perceived tenaga kerja terhadap niat berperilaku safety.
Izdihar, H., 2012. Motivasi Persepsi Petani Kentang Dataran Tinggi Dieng Terhadap
Pestisida Organik Serta
5 .DAFTAR PUSTAKA
Ajzen I. 2005. Attitudes, Personality, and Behavior (2nd. Edition). England: Open University
Press / McGraw-Hill.
Ayu, dkk., 2017. Penyuluhan Kesehatan Tentang Pentingnya Berperilaku Sehat Dan Selamat
Dijalan Raya Pada SMK Farmasi Surabaya. Jurnal. Universitas Nahdatul Ulama Surabaya,
1(1),pp. 16- 19.
Depkes RI. 2009. Menuju Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. KEMENKES RI.
Eka, D., 2015. Perilaku Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). Universitas Jember, Fakultas
Kesehatan Masyarakat.
Tresnaningsih. 2012. Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan logam Berat. Kemenkes RI.
ILO. 1989. Pencegahan Kecelakaan Kerja. Penerbit PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Jakarta
Izdihar, H., 2012. Motivasi Persepsi Petani Kentang Dataran Tinggi Dieng Terhadap
Pestisida Organik Serta
safety, dan earplug) yang benar dan sesuai saat bekerja.
8. Dilakukannya pelatihan penggunaan alat pelindung diri saat bekerja atau saat
terjadi bencana (kebakaran, gempa, dan lain-lain).
Metta Kartika. 2009. Analisa Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.
Jogiyanto, HM. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
pengalaman. Cetkan Pertama. Yogyakarta. BPFE
Oborne, David J. 1982. Ergonomic at Work. John Wiley and Sons Publishing Ltd: New York.
Putu, G dan Gede I., 2015. Sikap Norma Subjektif, dan Kontrol Perilaku Pada Implementasi
Keselamatan Kerja: Dmpaknya Terhadap Intention To Comply. Jurnal Universitas
Udayana, 4(4), pp 243-264.