C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian masalah, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah telaah ekologi sastra yang
terdapat dalam Novel Serdadu Pantai Karya Laode Insan dan Dari Rahim Ombak
karya Tison Sahabuddin Bungin?
D. Kajian Teori
Kajian teori pada penelitian ini dipaparkan sebagai berikut: (1) Hakikat Novel,
(2) Nilai Pendidikan Karakter pada Karya Sastra, dan (3) Ekologi Sastra.
1. Hakikat Novel
Novel merupakan salah satu jenis karya fiksi yang paling diminati oleh
pembaca. Nurgiyantoro (2015: 9-10) menyatakan bahwa sebutan novel dalam
bahasa Inggris berasal dari bahasa Italia yaitu novella. Secara harfiah novella
berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita
pendek dalam bentuk prosa. Saat ini istilah novella dan novelle mengandung
pengertian yang sama dengan istilah Indonesia, yaitu novelet
(Inggris:novelette) yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya
cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Kejadian yang
digambarkan di dalam novel mengandung suatu konflik jiwa yang
mengakibatkan adanya perubahan nasib (Santoso dan Wahyuningtyas, 2011:
46).
Perubahan nasib yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam novel menyebabkan
novel menjadi salah satu jenis fiksi yang paling banyak digemari oleh pembaca.
Pengarang bisa mengambil satu ide cerita untuk dikembangkan menjadi cerita
yang menarik untuk diikuti oleh pembaca. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Wahyuni (2014:118) yang menjelaskan bahwa novel adalah prosa baru yang
menceritakan perjalanan hidup pelaku atau tokoh yang mengandung konflik
dan menarik minat pembaca untuk membaca.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka hakikat novel dapat disimpulkan adalah suatu karya sastra yang
panjangnya cukup, tidak terlalu panjang, dan juga tidak terlalu pendek.
Kejadian yang digambarkan pada novel mengandung suatu konflik jiwa yang
mengakibatkan adanya perubahan nasib.
3. Ekologi Sastra
Lingkungan yang tidak bersahabat, maupun tindakan manusia yang tidak
bersahabat dengan alam seringkali memancing kreativitas pengarang dalam
melahirkan sebuah karya. Endraswara (2016:9) menyatakan bahwa melalui
cipta sastra, sastrawan bebas berekspresi tentang budaya dan lingkungannya.
Sebuah karya sastra yang terkait dengan lingkungan akan termasuk ke dalam
jenis ekologi sastra. Ekologi sastra adalah sebuah cara pandang memahami
persoalan lingkungan hidup dalam perspektif sastra. Atau sebaliknya,
bagaimana memahami kesastraan dalam perspektif lingkungan hidup
(Endraswara, 2016:17)
Upaya sastrawan dalam melahirkan karya berbau lingkungan merupakan
tindakan sastrawan untuk menyadarkan pembaca akan isu lingkungan yang
sastrawan angkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Endraswara (2016:24)
bahwa konsep utama dari rantai ekologis yaitu menganjurkan terjalinnya
keharmonisan antara manusia dan alam untuk mencapai kelangsungan/bisa
bertahan hidup. Adanya keterkaitan antara alam dengan karya sastra
memunculkan sebuah konsep tentang permasalahan ekologi dalam sastra di
antara para kritikus sastra.
Melihat pentingnya ekologi sastra dalam sebuah karya, membuat
sastrawan melahirkan karya yang mengedepankan tokoh yang mencintai
lingkungan. Tokoh dengan karakter yang baik dapat dipedomani pembaca
untuk mengambil sikap dari apa yang ia baca. Sikap peduli merupakan salah
satu karakter yang harus dimiliki oleh setiap individu. Sikap peduli
lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi (Elmy, 2019).
Dengan melahirkan tokoh yang berkarakter peduli terhadap lingkungan
diharapkan mampu menyadarkan pembaca untuk ikut peduli dan mencintai
lingkungan seperti apa yang diharapkan oleh ahli ekokritik.
Berdasarkan nilai-nilai pendidikan karakter peduli lingkungan, maka
dapat menjadi dasar bahwa antara nilai pendidikan karakter dan ekokritik
memiliki keterkaitan yang cukup erat. Oleh sebab itu, penulis menganalisis
nilai-nilai pendidikan karakter pada novel Serdadu Pantai karya Laode Insan
dan novel Dari Rahim Ombak karya Tison Sahabuddin Bungin menggunakan
analisis ekokritik. Ekokritik yang dianalisis meliputi hal-hal sebagai berikut:
sikap menghindari prilaku merusak lingkungan, sikap peduli dan tanggung
jawab terhadap lingkungan, serta sikap penyelamatan lingkungan.
E. Metode Penelitian
(DIKOSONGKAN SAJA)
F. Daftar Pustaka
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter
Di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.
Chandra, Afry Adi, Herman J. Waluyo, Nugraheni Eko Wardani, Universitas
Sebelas Maret, Jl Ir, and Sutami No. 2021. “Nilai Pendidikan Karakter
Peduli Lingkungan Novel.” 49(1):111–23.
Elmy, Muhammad &. Heru Puji Winarso. 2019. “Kepedulian Orang Tua Dalam
Menanamkan Karakter Peduli Lingkungan (Studi Terhadap Warga Di
Bantaran Sungai Kuin Kota Banjarmasin).” Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan 9(2).
Endraswara, S. 2016. Sastra Ekologis: Teori Dan Praktik Pengkajian.
Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman
Global. Jakarta: PT Grasindo.
Nurgiantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Purwanti, Dwi. 2017. “Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dan
Implementasinya.” DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 1(2):14–
20. doi: 10.20961/jdc.v1i2.17622.
Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah (Konsep Dan
Praktik Implementasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.