Anda di halaman 1dari 12

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PERETASANNYA

DALAM NOVEL KUANTAR KE GERBANG KARYA RAMADHAN KH


SEBAGAI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI SMA

NASKAH PUBLIKASI

untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh:
Arinta Rizki Utami
1410301033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2018
IDENTITAS DAN PENGESAHAN
xxxx
Vol. 1, No. 1, April 2018, pp. XX-XX
P-ISSN: xxxx-xxxx, E-ISSN: xxxx-xxxx

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PERETASANNYA


DALAM NOVEL KUANTAR KE GERBANG KARYA RAMADHAN KH
SEBAGAI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI SMA
1Arinta Rizki Utami, 2Budiono, 3Rangga Asmara
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Tidar
Email: Arintarizki9@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh karya sastra yang memiliki peranan penting dalam
dunia pendidikan, yaitu sebagai pembentukan dan penanaman nilai-nilai positif siswa.
Salah satu nilai positif yang terdapat dalam karya sastra novel Kuantar ke Gerbang
adalah nilai-nilai pendidikan karakter. Dewasa ini nilai pendidikan karakter mulai
mengalami pengikisan dan perubahan sistem nilai yang diakibatkan karena
perkembangan teknologi. Sementara itu pendidikan karakter dapat realisasikan
dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang dikemas melalui pembelajaran apresiasi
karya sastra serta menarik untuk dipelajari. Tujuan penelitian ini untuk menemukan
nilai-nilai pendidikan karakter yang tersirat pada novel Kuantar ke Gerbang karya
Ramadhan KH, mengetahui hasil peretasan nilai-nilai pendidikan karakter yang tersirat
pada novel Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan KH, mengimplementasikan nilai-nilai
pendidikan karakter dan peretasannya yang terdapat pada novel Kuantar ke Gerbang
dalam pembelajaran apresiasi sastra di SMA. Metode yang digunakan menggunakan
metode perpustakaan. Teknik penyediaan data yaitu kartu data sekunder. Hasil
penelitian ini menunjukkan nilai-nilai pendidikan karakter pada novel Kuantar ke
Gerbang karya Ramadhan KH, yang meliputi nilai religius, nilai nasionalis, nilai
integritas, nilai mandiri, nilai gotong royong. Hasil meretas nilai-nilai pendidikan
karakter pada novel Kuantar ke Gerbang mencakup (1) nilai religius, (2) nilai
nasionalis, (3) nilai integritas, (4) nilai mandiri, (5) nilai gotong-royong wujud dari
nilai-nilai pendidikan karakter tersebut kemudian dikaitkan dengan kehidupan sehari-
hari di lingkungan masyarakat dan sekolah. Hasil penelitian ini juga diimplementasikan
melalui Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya bidang sastra pada silabus kurikulum 2013, kelas XII semester
ganjil pada Kompetensi Dasar 3.9 menganalisis isi dan kebahasaan novel.
Kata kunci: Nilai-Nilai Pendidikan Karakter, Meretas, Novel Kuantar ke Gerbang

Abstract

This research is motivated by literary works that have an important role in the world of
education, namely as the establishment and cultivation of positive values for students. One
of the positive values contained in Kuantar ke Gerbang novel literature is the value of
character education. Nowadays the educational values character began to scrape and
changes in the value system caused by technological development. Meanwhile, character
education can be realized with the values of character education that is packed through
learning appreciation of literary works and interesting to learn. The purpose of this study
is to find the values of character education implied in Kuantar ke Gerbang novel by
Ramadhan KH, knowing the result of the character education values implicit in the novel
of Kuantar ke Gerbang by Ramadhan KH, to implement the values of character education
2  P-ISSN: xxxx-xxxx | E-ISSN: xxxx-xxxx

and the dissect which implied on Kuantar ke Gerbang novel in a literary appreciation in
high school. This research is a descriptive analysis research. The method used the library
method. The results of this study indicate the values of character education in Kuantar ke
Gerbang novel by Ramadhan KH, which includes religious value, nationalist value,
integrity value, independent value, mutual cooperation value. The result of breaking the
character education values of Kuantar ke Gerbang novel includes (1) the religious value,
(2) the nationalist value, (3) the value of integrity, (4) an independent value, 5) the value
of mutual assistance. The results of this study are also implemented through the Lesson
Plan (RPP) in Indonesian language learning, especially the literature field in the syllabus
of the 2013 curriculum, the odd semester XII class in Basic Competence 3.9 analyzing the
content and linguistic novel.

Keyword: Educational Values Character, Dissect, Novel Kuantar ke Gerbang

PENDAHULUAN

Karakter bangsa merupakan salah satu aspek penting untuk menghadapi tantangan
era globalisasi dunia, karena kualitas sumber daya manusia (SDM) mempengaruhi
kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas harus dibentuk dan dibina melalui
pendidikan karakter, yang berfungsi sebagai wadah untuk mengaktifkan kembali
karakter luhur dan upaya membangun karakter pada suatu bangsa . Pendidikan karakter
merupakan suatu susunan proses nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang
meliputi bagian dari keseluruhan: kesadaran, pemahaman, kepedulian, dan komitmen
yang tinggi untuk menjalankan nilai-nilai tersebut, baik kepada Allah Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun masyarakat dan bangsa secara
keseluruhan, sehingga tercapailah tujuan untuk menjadi manusia yang utuh sesuai
dengan kodratnya (Mulyasa, 2014:7).
Dewasa ini nilai pendidikan karakter mulai mengalami pengikisan dan
perubahan sistem nilai, banyak siswa telah meninggalkan bahkan kehilangan nilai-
nilai pendidikan karakter yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi. Sementara itu
pendidikan karakter dapat diwujudkan dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang
dikemas pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya bidang sastra melalui karya
sastra sehingga menarik untuk dipelajari. Ada lima nilai utama karakter yang saling
berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan
PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah yaitu religius,
nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotongroyongan Kemendikbud, (2017:7).
Karya sastra diciptakan pengarang dari hasil karya seni, untuk menyampaikan
pesan atau tujuan estetika serta dinikmati dan diapresiasi oleh pembaca. Sementara
itu, pembaca yang baik dapat memberikan apresiasi, baik berupa kritik maupun
masukan terhadap karya sastra tersebut sehingga karya sastra dapat bermakna bagi
kehidupan pembaca. Sastra hadir berdasarkan fenomena kehidupan masyarakat dari
hasil perenungan pengarang. Kehadiran karya sastra di masyarakat memiliki relevansi
dengan tradisi yang dijalani pengarang, seperti upacara adat, agama, cara memandang
sesuatu dan tata cara kehidupan. Salah satu wujud karya sastra tulis yaitu novel.
Novel sebagai salah satu jenis karya sastra tulis yang mengemas unsur intrinsik
seperti peristiwa, tema, alur, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan
sebagainya. Selain unsur intrinsik, cerita dalam novel dibangun pula melalui unsur
ekstrinsik, unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur dari luar karya sastra itu yang
ikut berpengaruh, seperti nilai-nilai yang dikemas dalam cerita. Untuk mengetahui

xxxx, Vol. 1, No. 1, April 2018


P-ISSN: xxxx-xxxx | E-ISSN: xxxx-xxxx  3

wujud dari unsur-unsur ekstrinsik pada sebuah novel, memerlukan pendekatan.


Pendekatan yang dapat digunakan sebagai sarana pengkajian unsur-unsur ekstrinsik
tersebut adalah sosiologi sastra, yang merupakan cabang penelitian bersifat reflektif
untuk melihat sastra sebagai cerminan masyarakat (Endraswara, 2008:77).
Penelitian sosiologi sastra membahas mengenai relevansi antara pengarang
dengan kehidupan sosialnya dan berasumsi bahwa manusia sebagai makhluk yang
mengalami sensasi-sensasi dalam kehidupan. Sosiologi menurut Swingewood dalam
Faruk (2014:1), merupakan kajian ilmiah dan objektif berkaitan dengan manusia di
dalam masyarakat, kajian ini mengenai lembaga-lembaga dan proses-proses sosial.
Melalui sebuah karya sastra, Ramadhan KH menulis novel berjudul Kuantar ke
Gerbang dan mengemas nilai-nilai kaitanya dengan kehidupan masyarakat dalam
sebuah karya sastra.
Ramadhan KH menulis novel Kuantar ke Gerbang pada tahun 1979-1980. Ditulis
berdasarkan wawancara dengan Inggit Ganarsih, bersama kedua anaknya Ratna
Djuami dan Kartika Uteh yang pada saat itu Inggit berusia 91 tahun. Melalui novel
Kuantar ke Gerbang, Ramadhan KH menyampaikan nilai-nilai serta peran Inggit
Ganarsih di balik kemerdekaan Indonesia. Novel Kuantar ke Gerbang pertama kali
diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan pada tahun 1981, kemudian diterbitkan lagi
oleh penerbit Kiblat Buku Utama, Bandung tahun 2000, sebelum akhirnya kembali
diterbitkan pada tahun 2011 dengan cover yang lebih menarik dan tambahan
dokumentasi. Tahun 2011, seorang sastrawan Ahda Imran juga mengadopsi novel
Kuantar Ke Gerbang karya Ramadhan KH menjadi sebuah naskah monolog dengan
judul Inggit yang berhasil dipentaskan pertama kali di gedung Dewi Asri STSI Jl, Buah
Batu 212, Bandung dan diperankan oleh seorang aktris terkenal bernama Happy
Salma.
Penulis tertarik untuk meretas nilai-nilai pendidikan karakter pada novel
Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan KH tahun 1981 untuk diimplementasikan pada
pembelajaran Bahasa Indonesia bidang sastra di SMA. Alasan peneliti mengadakan
penelitian tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Kuantar
ke Gerbang didasarkan atas beberapa hal. Pertama, nilai-nilai pada novel merupakan
unsur ekstrinsik, yang salah satunya nilai pendidikan. Kedua, nilai pendidikan
karakter dewasa ini sudah mulai mengalami pengikisan dan perubahan sistem nilai
yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi. Ketiga, Pendidikan karakter dapat
dikemas melalui nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya bidang sastra. Keempat, novel Kuantar ke Gerbang mengandung tema, yang
berkaitan dengan kehidupan para siswa remaja.
Karya sastra memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan, yaitu sebagai
media pembentukan dan menanamkan nilai-nilai positif siswa. Berkaitan dengan
kurikulum 2013 siswa dituntut untuk menjadi siswa berkarakter yang dituliskan pada
silabus kurikulum 2013 terdapat kompetensi inti 1. Berkaitan pula dengan
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam bidang sastra, kurikulum 2013,
kelas XII SMA semester ganjil, pada Kompetensi Dasar (KD) 3.9 Menganalisis isi dan
kebahasaan novel. Siswa harus mampu menemukan unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik novel Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan KH diantaranya adalah nilai-
nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam unsur ekstrinsik.
Penelitian ini memfokuskan tentang peretasan nilai-nilai pendidikan karakter
pada novel Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan KH, sebagai alat pembentukan
karakter siswa melalui pembelajaran Bahasa Indonesia bidang sastra di SMA. Nilai-

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dan Peretasannya


Utami, Budiono, Asmara
4  P-ISSN: xxxx-xxxx | E-ISSN: xxxx-xxxx

nilai pendidikan karakter tersebut akan ditemukan dalam novel Kuantar ke Gerbang
melalui pendekatan sosiologi sastra.

METODE
Metode penyediaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perpustakaan. Ratna (2015:39) juga mengemukakan pendapat bahwa penelitian
perpustakaan secara khusus meneliti teks, baik lama maupun modern. Pada Penelitian
ini penulis meneliti teks yang terdapat pada novel Kuantar Ke Gerbang.
Metode analisis data dalam penelitian ini, yaitu metode deskriptif analisis.
Menurut Ratna (2015:53) secara etimologis deskripsi dan analisis berarti
menguraikan. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan
fakta-fakta yang kemudian dilanjutkan dengan analisis, sehingga metode tersebut
dapat digunakan untuk menemukan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat
dalam novel Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan KH. Pada awalnya peneliti
mendeskripsikan data yang terdapat dalam novel tersebut, dengan maksud
mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter, kemudian dianalisis berdasarkan
spesifikasi macam-macam nilai utama pada pendidikan karakter.
Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono, (2012:401) menganggap bahwa
analisis data dilakukan interaktif melalui proses data reduction, data display, dan
verification.Analisis data pada penelitian ini bersumber pada teks dalam novel
Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan KH, langkah-langkah analisis yang digunakan
sebagai berikut.
1. Membaca kembali hasil reduksi data berupa teks yang menunjukkan komponen
nilai-nilai pendidikan karakter yaitu nilai religius, nilai nasionalisme, nilai
integritas, nilai mandiri dan nilai gotong yang terdapat pada novel Kuantar ke
Gerbang.
2. Menganalisis data pada novel Kuantar ke Gerbang yang telah direduksi.
3. Meretas hasil analisis nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Kuantar ke
Gerbang, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
 Memahami hasil analisis dengan melihat wujud nilai pendidikan karakter pada
data yang terdapat dalam novel Kuantar ke Gerbang.
 Wujud nilai yang menggambarkan nilai pendidikan karakter tersebut di bedah
dengan mengkaitkan wujud nilai pendidikan karakter di lingkungan
masyarakat dan sekolah.
4. Menguraikan dan mendeskripsikan data sesuai tujuan penelitian.
5. Menarik simpulan

xxxx, Vol. 1, No. 1, April 2018


P-ISSN: xxxx-xxxx | E-ISSN: xxxx-xxxx  5

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Tabel 1. Hasil analisis dan peretasan nilai-nilai pendidikan karakter pada


novel Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan KH.
Wujud Peretasan Nilai Pendidikan
Nilai Nilai Karakter
Data pendidik Pendidik
an an
karakter Masyarakat Sekolah
karakter

Data 1
 Memanfa  Menguca
Terus terang, itulah pula Nilai Percaya atkan pkan
rupanya yang religius adanya musala syukur
menyebabkan aku sewaktu Tuhan untuk sebelum
muda tidak jauh dari rezeki, salat dan
Alhamdulillah, aku patut berjamaa sesudah
mengucapkan syukur, h. pembelaj
terima kasih kepasa  Memanfa aran
Tuhan Yang Maha atkan
Besar.(KKG/NNPK.NR:2) gereja
untuk
sembahy
ang.

Data 2
Nilai Kepentig  Mentaati  Musyawa
Dan sekarang tentang Nasionali an peraturan rah dan
pengalamanku denganya, s bersama UUD 1945. mufakat
dengan seseorang yang di atas dengan
dianggap sebagai yang kepentin menyepa
mementingkan segi gan kati serta
membangkitkan pribadi. menjalan
semangat dan solidaritas kan
bangsa untuk apa yang peraturan
dicita-citakan pembelaj
bersama,yakni aran yang
kemerdekaan bagi berlaku.
seluruh bangsa kita.

(KKG/NNPK/NN:2)

Data 3
 Menyadari  Konsiste
Sekembali ia dari dago aku Nilai Komitme sebagai n dengan
masih sempat menanyakan Integritas n pada mahkluk peratura
apa kata guru-gurunya. nilai-nilai sosial n
Kusno menjelaskan, kemanusi
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dan Peretasannya
Utami, Budiono, Asmara
6  P-ISSN: xxxx-xxxx | E-ISSN: xxxx-xxxx

Wujud Peretasan Nilai Pendidikan


Nilai Nilai Karakter
Data pendidik Pendidik
an an
karakter Masyarakat Sekolah
karakter

Professor Klopper aan harus sekolah


menunjukkan penyesalan, bersedia baik
bahwa ia harus tolong- pendidik
meninggalkan sekolah. menolong maupun
Tetapi ia teguh pada peserta
pendirianya, ia harus didik
bersedia membantu orang
yang pernah menolongnya
dan mendidiknya pada
waktu ia
memerlukanya.(KKG/NNPK
/NI:15)

Data 4
 Kesadara  Kesadaran
Aku harus mengadakan Nilai Tidak n akan untuk
uang belanja sehari-hari. Mandiri bergantu kebersiha melaksana
Tapi itu semua aku lakukan ng pada n kan piket
dengan ikhlas dan biasa. orang lingkunga tsnps
Sekalipun berat, beban itu lain n dengan hsrus
aku pikul dengan tidak ada mengikuti ditegur
perasaan lain selain kerja teman/gur
daripada sebagai sesuatu bakti u
yang semestinya aku
lakukan.
(KKG/NNPK/NM:46)

xxxx, Vol. 1, No. 1, April 2018


P-ISSN: xxxx-xxxx | E-ISSN: xxxx-xxxx  7

Wujud Peretasan Nilai Pendidikan


Nilai Nilai Karakter
Data pendidik Pendidik
an an
karakter Masyarakat Sekolah
karakter

Data 5
Tolong-  Menanam  Terlaksa
Ini kewajiban saya, Gotongro menolong kan nanya
tegasnya. “ia mengulurkan yong kesadaran acara
tanganya pada waktu untuk yang
saya memerlukan rumah. saling diadakan
Sekarang saya harus tolong- melalui
berbuat baik pula kepada menolong, kerjasam
mereka, mengejar misalnya a OSIS
kehidupan sendiri, membant dengan
sementara orang yang u warga penguru
sudah diakui keluarga ketika s sekolah
berada dalam kesusahan, sedang
bukan cara saya” . mengalam
(KKG/NNPK/NGR:13) ai
musibah

Pembahasan
Dalam pembahasan ini, disajikan kutipan-kutipan yang diambil dari novel Kuantar ke
Gerbang karya Ramadhan KH. Kutipan-kutipan ini berkaitan dengan 5 nilai utama
pendidikan karakter yang meliputi.
A. Nilai Religius
(1) Aku memang biasa menyuntingkan bunga di sanggulku, seringanya bunga
cempaka kuning, tidak sendirian aku begitu, banyak wanita Bandung menyukai
hal seperti itu, menyuntingkan bunga menjadi trens ramai waktu itu. Akupun
bersolek di depan kaca, bahwa badanku ramping waktu itu, bahwa aku
mendapat pujian dari raut mukaku, rambutku, potongan badanku, sedikitnya
begitulah di waktu mudaku, aku masih ingat. Memang begitu
pengalamanku.Terus terang, itulah pula rupanya yang menyebabkan aku
sewaktu muda tidak jauh dari rezeki. Alhamdulillah, aku patut mengucapkan
syukur, terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Besar. (KKG/NNPK/NR:2)
Nilai religius dalam hal mempercayai adanya Tuhan di masyarakat dapat
diwujudkan misalnya orang yang menganut agama islam memanfaatkan masjid
untuk menjalankan salat berjamah, begitupula katholik/Kristen memanfaatkan
gereja untuk sembahyang, sedangkan di sekolah percaya kepada Tuhan dapat
direalisasikan melalui mengucapkan syukur sebelum dan setelah pembelajaran di
mulai, dan mewajibkan adanya pelajaran Agama.

B. Nilai Nasionalis
(2) Dan sekarang tentang pengalamanku denganya, dengan seseorang yang
dianggap sebagai yang mementingkan segi membangkitkan semangat dan
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dan Peretasannya
Utami, Budiono, Asmara
8  P-ISSN: xxxx-xxxx | E-ISSN: xxxx-xxxx

solidaritas bangsa untuk apa yang dicita-citakan bersama,yakni


kemerdekaan bagi seluruh bangsa kita. (KKG/NNPK/NN:2).

Kutipan di atas merupakan cerminan sosial dari karya sastra yang


menjelaskan bahwa tokoh Inggit memiliki pengalaman dengan sosok seorang
Soekarno yang berkarakter tinggi dalam hal nasionalis ditunjukkan dengan
semangat kebangsaan. Soekarno mementingkan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi dengan mementingkan bangsanya untuk bangkit. Hal ini
digambarkan pada kutipan “dengan seseorang yang dianggap sebagai yang
mementingkan segi membangkitkan semangat dan solidaritas bangsa untuk
apa yang dicita-citakan bersama, yakni kemerdekaan bagi seluruh bangsa
kita”. Mementingkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi merupakan
salah satu wujud nilai pendidikan karakter nasionalis.
Di masyarakat mementingkan kepentingan bangsa dalam hal cinta terhadap
tanah air dapat direalisasikan dengan mentaati peraturan UUD 1945 yang berlaku.
Dalam lingkup sekolah mementingkan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi untuk mencapai tujuan kaitanya karakter nilai nasionalis juga dapat
diwujudkan melalui musyawarah dan mufakat misalnya ketika pendidik mengawali
pembelajaran tahun ajaran baru, pendidik menyampaikan kesepakatan dengan
peserta didik berkaitan dengan tata tertib saat pembelajaran berlangung, hal itu
disepakati dan dijalankan oleh pendidik dan peserta didik agar tercapai tujuan
pembelajaran yang akan disampaikan.

C. Nilai Integritas
(3) Sekembali ia dari Dago aku masih sempat menanyakan apa kata guru-gurunya.
Kusno menjelaskan, Professor Klopper menunjukkan penyesalan, bahwa ia
harus meninggalkan sekolah. Tetapi ia teguh pada pendirianya, ia harus
bersedia membantu orang yang pernah menolongnya dan mendidiknya pada
waktu ia memerlukanya. (KKG/NNPK/NI:15)

Tokoh Soekarno pada kutipan di atas menggambarkan nilai karakter pada


masyarakat dalam hal integritas, buktinya ia berkomitmen dan teguh pada
pendirian, untuk bersedia membantu orang yang pernah menolong dan mendidik,
disaat orang itu membutuhkanya. Hal ini dibuktikan pada kutipan “Tetapi ia teguh
pada pendirianya, ia harus bersedia membantu orang yang pernah
menolongnya dan mendidiknya pada waktu ia memerlukanya”.Berkomitmen
pada nilai-nilai kemanusiaan merupakan salah satu nilai pendidikan karakter
integritas, dimana ditunjukkan oleh komitmen Soekarno yang berpegang teguh
bersedia saling menyelesaikan permasalahan bersama dan konsisten untuk tidak
melupakan kebaikan siapapun.
Berkomitmen pada nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat dapat
direalisasikan dengan menyadari bahwa umat manusia sebagai makhluk sosial,
yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa pertolongan orang lain sehingga tertanam
komitmen dalam masyarakat harus saling bekerjasama dan membantu, sedangkan
di sekolah berkomitmen pada nilai-nilai kemanusiaan diwujudkan melalui
peraturan sekolah berkaitan dengan moralitas dimana siswa diajarkan untuk
berbuat baik dan sewajarnya, sehingga sebagai warga sekolah diharapkan
konsisten dengan peraturan berkaitan moralitas tersebut.

xxxx, Vol. 1, No. 1, April 2018


P-ISSN: xxxx-xxxx | E-ISSN: xxxx-xxxx  9

D. Nilai Mandiri
(4) Aku harus mengadakan uang belanja sehari-hari. Tapi itu semua aku
lakukan dengan ikhlas dan biasa. Sekalipun berat, beban itu aku pikul dengan
tidak ada perasaan lain selain daripada sebagai sesuatu yang semestinya aku
lakukan. (KKG/NNPK/NM:46)

Inggit dalam kutipan di atas menunjukkan nilai pendidikan karakter


mandiri, buktinya pada kutipan “Aku harus mengadakan uang belanja sehari-
hari.” ia tidak bergantung pada Soekarno yang saat itu berstatus sebagai kepala
keluarga. Inggit berinisiatif untuk mengadakan uang belanja sehari-hari sendiri dan
ia ikhlas menjalankanya, meskipun ia memikul beban yang berat namun ia tetap
tulus dalam melakukanya. Hal ini dibuktikan pada kutipan “Sekalipun berat,
beban itu aku pikul dengan tidak ada perasaan lain selain daripada sebagai
sesuatu yang semestinya aku lakukan”. Sikap Inggit yang tidak bergantung pada
orang lain merupakan salah satu wujud nilai pendidikan karakter mandiri.
Di masyarakat tidak bergantung pada orang lain kaitanya dengan nilai
pendidikan karakter. Dapat direalisasikan dengan menamkan kesadaran pada
individu terhadap kebersihan lingkungan sehingga senantiasa mengikuti kerja
bakti tanpa harus menunggu diundang atau diajak temanya. Sedangkan di sekolah
dapat diwujudkan dengan kesadaran untuk melaksanakan piket sesuai jadwalnya
tanpa harus ditegur guru atau teman lainya.

E. Nilai Gotong-Royong
(5) Ini kewajiban saya, tegasnya. “ia mengulurkan tanganya pada waktu saya
memerlukan rumah. Sekarang saya harus berbuat baik pula kepada
mereka, mengejar kehidupan sendiri, sementara orang yang sudah diakui
keluarga berada dalam kesusahan, bukan cara saya” . (KKG/NNPK/NGR:13)

Soekarno memberikan bantuan/pertolongan kepada Pak Tjokro pada saat


beliau di tangkap, karena ia menyadari bahwa Pak Tjokro telah berbuat baik
kepada Soekarno yang saat itu mencarikan rumah untuk tempat singgahnya. Dalam
hal ini dibuktikan pada kutipan “ia mengulurkan tanganya pada waktu saya
memerlukan rumah, sekarang saya harus berbuat baik pula kepada mereka”.
Dalam hal ini membantu orang yang pernah menolongnya merupakan wujud nilai
pendidikan karakter gotong royong.
Memberikan bantuan/pertolongan kaitanya dengan nilai pendidikan
karakter gotong royong pada masyarakat dapat direalisasikan melalui kesadaran
yang tertanam untuk bersedia saling tolong menolong dalam hal apapun. Misalnya
ketika salah seorang warga sedang mengalami musibah seperti rumah yang roboh
karena hujan lebat, maka warga masyarakat bersedia untuk ikut serta membenahi
rumah tersebut. sedangkan di sekolah nilai pendidikan karakter gotong royong
dapat diwujudkan dengan terselenggaranya acara untuk menjunjung nama baik
sekolah yang ditangani kerjasama antara osis dengan pengurus sekolah, sehingga
terjadilah gotong royong yang berdampak pada nama baik sekolah.

Simpulan
Berdasarkan penelitian ini mencakup nilai-nilai pendidikan karakter dalam
novel Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan KH. Terdapat 30 data yang menunjukkan
nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu: (1) nilai religius, (2) nilai nasionalis, (3) nilai

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dan Peretasannya


Utami, Budiono, Asmara
10  P-ISSN: xxxx-xxxx | E-ISSN: xxxx-xxxx

integritas, (4) nilai mandiri, (5) nilai gotong royong. Peretasan nilai-nilai pendidikan
karakter pada novel Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan KH, meliputi: (1) nilai
religius yang diwujudkan dengan percaya adanya tuhan, melaksanakan ajaran agama,
(2) nilai nasionalis yang ditunjukkan dengan sikap mementingkan kepentigan
bersama di atas kepentingan pribadi, penghargaan tinggi terhadap lingkungan sosial,
kepedulian dan kesetian terhadap bangsa, (3) nilai integritas yang diwujudkan dengan
berkomitmen pada nilai-nilai kemanusiaan dan perilaku yang dapat dipercaya, (4)
nilai mandiri yang ditunjukkan dengan tidak bergantung pada orang lain,
mempergunakan waktu, tenaga dan pikiran untuk merealisasikan harapan, (5) nilai
gotong-royong yang ditunjukkan dengan sikap saling tolong-menolong, bahu
membahu. Dari hasil identifikasi tersebut kemudian wujud nilai pendidikan karakter
dalam novel Kuantar ke Gerbang dikaitkan dengan wujud nilai pendidikan karakter
pada kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat dan sekolah.
Hasil Penelitian ini diimplementasikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
bidang sastra, kurikulum 2013 (K13), pada kompetensi dasar (KD) kelas XII semester
ganjil KD 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan novel. Penelitian ini menghasilkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan materi pembelajaran berupa unsur
ekstrinsik khususnya nilai-nilai pendidikan karakter pada novel Kuantar ke Gerbang.
Dengan jumlah pertemuan 2 kali, menggunakan pendekatan scientific, metode:
memberi tugas, diskusi, presentasi, model pembelajaran pada pertemuan pertama
jigsaw dan pertemuan kedua problem based learning.

Daftar Pustaka
Endraswara, Suwardi. (2008). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media
Pressindo
Faruk. (2014). Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kemendikbud. (2017). Konsep dan Pedoman Pendidikan Karakter. Jakarta. Tersedia:
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/07/penguatan-pendidikan-
karakter-jadi-pintu-masuk-pembenahan-pendidikan-nasional
Mulyasa. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ratna. (2015). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra (dari Strukturalisme hingga
Postrukturalisme). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

xxxx, Vol. 1, No. 1, April 2018

Anda mungkin juga menyukai