http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka
Nilai Pendidikan dalam Antologi Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari
Abstract
___________________________________________________________________
In this study discussed the dimensions of intrinsic elements, the value of education, and the implications
of educational value in the anthology of short story by Ahmad Tohari Senyum Karyamin to
internalization a character in college. The approach used in this study is an objective approach and a
pragmatic approach. The method used is descriptive qualitative. Based on data analysis, the results are as
follows. Firstly, the intrinsic elements of the short story anthology Senyum Karyamin, generally; the theme
of social life, the groove ahead and mix, a character using the name of a typical villager and
characterizations to show a lot of character, setting countryside, the message of social values, point of view
using a first-person perspective, the first person as the perpetrator side, and a third person, diction and style
are Javanese, Cirebon, Betawi, local names Banyumas. Secondly, the anthology of short stories Senyum
Karyamin has eleven values of character education, which are including religious, honesty, tolerance,
discipline, hard work, creative, democratic, curious, friendly or communicative, social care, and
responsibility. Thirdly, the anthology of short stories Senyum Karyamin suitable for use as alternative
learning materials Kajian Prosa Fiksi courses in the semester III because it constitutes an educational
value that can be internalized in lecture Kajian Prosa Fiksi in college.
© 2017 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: p-ISSN 2301-6744
Jl. Raya Jend. A. Yani No. 03, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
e-ISSN 2502-4493
E-mail: riza_suryadi@yahoo.com
314
Riza Suryadi dan Agus Nuryatin / SELOKA 6 (3) (2017) : 314 - 322
315
Riza Suryadi dan Agus Nuryatin / SELOKA 6 (3) (2017) : 314 - 322
mendidik anak-anak agar dapat mengambil secara cermat kemudian dilakukan pencatatan
keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya data yang berupa penggalan teks yang diduga
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka mengandung unsur intrinsik dan nilai pendidikan
dapat memberikan kontribusi yang positif kepada yang terdapat pada antologi cerpen Senyum
lingkungannya. Senada dengan pendapat Karyamin karya Ahmad Tohari dalam kartu data.
Megawangi, Hidayatullah (2010), berpendapat Analisis data penelitian ini menggunakan
bahwa “pendidikan di sekolah tidak lagi cukup teknik analisis interaktif dari Miles & Huberman
hanya dengan mengajar peserta didik membaca, (2007), yang meliputi empat komponen utama,
menulis, dan berhitung, kemudian lulus ujian, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian
dan nantinya mendapatkan pekerjaan yang data, dan penarikan simpulan.
baik.” Itu berarti bahwa sekolah juga harus
mampu mendidik peserta didik agar mampu HASIL DAN PEMBAHASAN
memutuskan apa yang salah dan benar. Sekolah
juga perlu membantu tujuan hidup setiap peserta Hasil penelitian dalam antologi cerpen
didik, dalam konteks ini adalah pendidikan Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari
karakter. Di tengah-tengah perkembangan dunia dipaparkan melalui tiga hal yaitu unsur intrinsik,
yang begitu cepat dan kompleks, prinsip-prinsip nilai pendidikan, dan implikasi nilai pendidikan
pendidikan untuk membangun etika, nilai dan dalam antologi cerpen Senyum Karyamin Karya
karakter peserta didik tetap harus dipegang. Ahmad Tohari terhadap internalisasi karakter di
perguruan tinggi. Ketiga hal tersebut dipaparkan
METODE sebagai berikut:
Pendekatan yang digunakan dalam Unsur Intrinsik dalam Antologi Cerpen Senyum
penelitian ini yaitu pendekatan objektif dan Karyamin Karya Ahmad Tohari
pendekatan pragmatik. Metode yang digunakan Dalam antologi cerpen Senyum Karyamin,
yaitu metode deskriptif kualitatif. Antologi secara umun ditemukan unsur intrinsik yang
cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari mencakupi: (1) tema tentang kehidupan sosial,
digunakan sebagai sumber data. (2) alur maju dan campuran, (3) tokoh
Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan nama khas orang desa dan
dalam penelitian ini yaitu teknik content analysis penokohan menampilkan banyak karakter,
dan metode analisis dokumen. Pengumpulan (4) latar pedesaan, (5) amanat tentang nilai-nilai
data melalui teknik pustaka dilakukan dengan sosial, (6) sudut pandang menggunakan sudut
cara membaca antologi cerpen Senyum Karyamin pandang orang pertama, sudut pandang orang
karya Ahmad Tohari, mencatat penggalan teks pertama sebagai pelaku sampingan, dan sudut
yang diduga mengandung nilai pendidikan dalam pandang orang ketiga, dan (7) gaya bahasa
antologi cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad ditemukan diksi bahasa Jawa, bahasa Cirebon,
Tohari dan mengumpulkan data-data dari bahasa Betawi, dan nama-nama lokal Banyumas.
sumber data tertulis. Selanjutnya sumber tertulis Berikut gambaran unsur intrinsik yang terdapat
itu dilakukan pembacaan dengan seksama lalu pada cerpen Senyum Karyamin yang terdapat pada
dipilih yang relevan sebagai data yang akan antologi cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad
dianalisis. Pengambilan data dilakukan dengan Tohari.
teknik pembacaan heuristik, yaitu penafsiran
langkah pertama dalam membaca teks sastra 1) Tema
secara refrensial dengan menemukan arti secara Tema merupakan ide atau gagasan atau
linguistik.Setelah mendapatkan data setelah permasalahan yang mendasari suatu cerita yang
proses pembacaan, data tersebut diklasifikasi merupakan titik tolak pengarang dalam
menurut jenis permasalahan yaitu unsur intrinsik menyusun cerita atau karya sastra. Seperti
dan nilai pendidikan. Berdasarkan pembacaan kutipan berikut.
316
Riza Suryadi dan Agus Nuryatin / SELOKA 6 (3) (2017) : 314 - 322
“Meskipun demikian, pagi ini Karyamin kali jatuh, Karyamin menjadi bahan tertawaan
sudah dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh lalu kawan-kawannya.” (SK: 1)
menggelinding ke bawah, berkejaran dengan batu-
batu yang tumpah dari keranjangnya. (SK : 1) Dari kutipan diatas dapat kita lihat bahwa
“...Dibayangkan istrinya yang sedang sakit Karyamin adalah pribadi yang pantang
harus menghadapi dua penagih bank harian.
menyerah dan pekerja keras untuk mengankat
Padahal Karyamin tahu, istrinya tidak mampu
batu ke atas walaupun ia sudah jatuh dua kali
membayar kewajibannya hari ini, hari esok, hari
lusa, dan entah hingga kapan, seperti entah kapan pada pagi itu. Terlebih lagi ia menjadi bahan
datangnya tengkulak yang telah setengah bulan tertawaan teman-temannya.
membawa batunya”. (SK : 5)
4) Latar atau Setting
Kutipan di atas menggambarkan dalam Latar atau Setting secaramsingkat dapat
menjalani hidup mereka, kaum kuli harus bekerja dikatakan bahwa latar adalah latar belakang fisik,
keras demi mencukupi kebutuhan keluarga dan unsur tempat dan ruang dalam sebuah cerita.
membayar hutang, yang kian hari kian Latar atau Setting tampak pada kutipan berikut
menumpuk.
“Sebelum habis mendaki tanjakan,
2) Alur Karyamin mendadak berhenti. Dia melihat dua
buah sepeda jengki diparkir di halaman rumahnya”.
Alur merupakan rangkaian cerita yang
(SK :5 )
dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa
sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan
Kutipan di atas menunjukan bahwa
oleh para pelaku dalam suatu cerita. Dalam
Karyamin berhenti di halam rumahnya dan
cerpen Senyum Karyamin ini, alur yang digunakan
mendapati dua sepeda jengki yang terparkir di
adalah alur maju. Dimulai dengan Karyamin
halaman rumahnya.
memikul keranjang berisi batu kali. Munculah
masalah yaitu ketika Karyamin sudah tergelincir
5) Amanat
dua kali hari. Ketegangan terjadi saat teman-
Amanat adalah gagasan yang mendasari
teman Karyamin menakut-nakuti Karyamin
karya sastra, pesan yang ingin disampaikan
mengenai petugas bank harian. Ketegangan
pengarang kepada pembaca atau pendengar. Hal
terjadi saat Karyamin membayangkan istriya
itu terlihat pada kutipan berikut
yang sedang sakit menghadapi petugas bank
harian. Selanjutnya yaitu klimaks, ketika
“Meskipun demikian, pagi ini Karyamin
Karyamin sampai di depan rumahnya dan sudah dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh lalu
bertemu Pak Pamong yang meminta dana menggelinding ke bawah, berkejaran dengan batu-
sumbangan, kemudian ditanggapi Karyamin batu yang tumpah dari keranjangnya”. (SK : 1)
dengan tertawa keras-keras lalu terjatuh dari atas “Mereka tertawa bersama. Mereka, para
tebing. pengumpul batu itu, memang pandai bergembira
dengan cara menertawakan diri mereka sendiri. Dan
3) Tokoh dan Penokohan Karyamin tidak ikut tertawa, melainkan cukup
tersenyum.” (SK: 3)
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra
sedangkan penokohan adalah cara pengarang
Kutipan diatas menjelaskan jika mereka
mengambarkan dan mengembangkan karakter
hidup pantang menyerah dan terus berusaha,
tokoh-tokoh dalam cerita. Hal itu tampak pada
walaupun mereka tahu bahwa dengan berusaha
kutipan berikut
sekuat apapun kehidupan mereka akan tatap saja
“Meskipun demikian, pagi ini Karyamin
keadaannya. Mereka juga setia kawan dan masih
sudah dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh,lalu mau peduli dengan nasib orang lain, walaupun
menggelinding ke bawah, berkejaran dengan batu- hidup mereka sendiri masih kekurangan. Mereka
batu yang tumpah dari keranjangnya. Dan setiap seringkali menertawakan teman, namun itulah
317
Riza Suryadi dan Agus Nuryatin / SELOKA 6 (3) (2017) : 314 - 322
cara mereka dalam menunjukkan perhatian dan pendidikan yaitu religius, jujur, toleransi,
kepedulian terhadap teman. Hidup saling disiplin, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa
mengasihi dan berusaha membantu sesama ingin tahu, bersahabat atau komunikatif, peduli
merupakan kunci mereka untuk tetap bertahan sosial, dan tanggung jawab. Berikut nilai
dan berusaha dalm menjalani hidup yang kian pendidikan yang terdapat pada antologi cerpen
hari kian terasa sulit, dan dengan sebuah Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari.
senyuman mereka akan menghadapi semua
persoalan hidup. 1) Religius
Religius merupakan sikap dan perilaku
6) Sudut Pandang yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
Sudut Pandang diartikan sebagai cara yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
pengarang menampilkan para pelaku dalam ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
cerita yang dipaparkannya. Hal itu terlihat pada pemeluk agama lain. Hal itu tampak dalam
kutipan berikut. kutipan berikut.
“Meskipun demikian, pagi ini Karyamin “...Si pengemis yang merasa sedikit lega,
sudah dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh lalu bergerak memperbaiki posisinya di dekat pintu
menggelinding ke bawah, berkejaran dengan batu- belakang. Mulutnya kembali
batu yang tumpah dari keranjangnya. Dan setiap bergumam:“shalatullah, sallamullah, a’la thaha
kali jatuh, Karyamin menjadi bahan tertawaan rasulillah...”
kawan-kawannya. Mereka, para pengumpul batu Shalawat itu terus mengalunda terdengar
itu, senang mencari hiburan dengan cara makin jelas karena tak ada lagi suara kondektur.
menertawakan diri mereka sendiri”. (SK : 1) Para penumpang membisu dan terlena dalam
pikiran masing-masing.” (SK :65)
Kutipan di atas menjelaskan bagaimana
pengarang menceritakan dia “Karyamin”. Karakter religius dapat terlihat dari
Pengarang tidak menceritaka dirinya sendiri kutipan di atas. Si pengemis sangat religius dalam
melainkan menceritaka orang lain. keadann apapun. Ketaan itu ditunjukan dengan
cara melantunkan shalawat badar : “shalatullah,
7) Gaya Bahasa sallamullah, a’la thaha rasulillah...”
Gaya adalah cara mengungkapkan pikiran
melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan 2) Jujur
jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai Jujur adalah perilaku yang didasarkan
bahasa. Hal itu tampak pada kutipan berikut. pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
“Ya. Kamu memang mbeling, Min. Di tindakan, dan pekerjaan. Sikap jujur tampak
gerumbul ini hanya kamu yang belum dalam kutipan berikut.
berpartisipasi”. (SK :6)
“Bagaimana si Minem ?” ujar mertua
Mbeling dalam KBBI artinya: (1) nakal, perempuan memburu. “Minem sakit ?”.
(2) sewaktu kecil ia dikenal sebagai anak yang “Tidak Mak, Minem, anu... melahirkan.
bandel. Dalam cerita tersebut, diceritakan Minem sudah melahirkan.” (SK: 15)
Karyamin bandel karena belum membayar uang
iuran. Kasdu orang yang jujur. Ia berani berterus
terang kepada Bapak dan Ibu mertuanya
Nilai Pendidikan dalam Antologi Cerpen
Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari 3) Toleransi
Toleransi merupakan sikap dan tindakan
Dalam antologi cerpen Senyum Karyamin
Karya Ahmad Tohari ditemukan sebelas nilai yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
318
Riza Suryadi dan Agus Nuryatin / SELOKA 6 (3) (2017) : 314 - 322
319
Riza Suryadi dan Agus Nuryatin / SELOKA 6 (3) (2017) : 314 - 322
“Soalnya istriku baru saja melahirkan saat menawari makan Karyamin yang tengah
kemarin dulu. Dia istriku itu, sudah berusia 29 kelaparan, walaupun sebenarnya Karyamin
tahun jadi layak melahirkan seorang bayi. masih memiliki hutang padanya.
Sedangkan Si Minem masih seorang bocah.
Betulkah seorang bocah mengeluarkan bocah lagi ?
11) Tanggung Jawab
Astaga ! Aku belum percaya Minem melahirkan
bayi. Jangan-jangan Cuma daging atau telur ?”. Sikap dan perilaku seseorang untuk
(SK: 16) melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
Ayah kandung dari Minem dalam cerpen masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
ini digambarkan memiliki watak yang tidak budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Hal
mudah percaya kepada orang lain walupun itu tampak dalam kutipan berikut.
dengan Kasdu yang merupakan menantunya
sendiri. Kasdu menceritakan bahwa Minem telah “Kemudian lurah hadining meminta
kampungku menjadi saksi. Demi melenyapkan
melahirkan, mamun mertuanya tidak percaya
keblingsatan para warga maka dia menyatakan
akah hal tersebut. Mertuanya terus bertanya
dengan sesungguhnya bahwa dialah yang
kepada kasdu karna ia penasaran apa yang bertanggung jawab atas kelahiran bayi blokeng. Dia
dilahirkan oleh Minem. sudah membayar dukun bayi. Dia sudah
menyiapkan lincak bamboo dan tikar pandan untuk
9) Bersahabat atau Komunikatif mengangkat blokeng bersama bayinya dari tanah
Tindakan yang memperlihatkan rasa yang lembab. Ibu lurah sudah siap dengan catu
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama makanan sebelu blokeng mampu berjalan kembali
dengan orang lain. Hal itu tampak dalam kutipan kesampah pasar”. (SK :36)
berikut.
Kutipan di atas menunjukan rasa tanggung
“Nah, silakan mandi. Kamu harus jawab Lurah Hadining kepada warganya bahwa
menginap di sini,” Kataku. dialah yang membantu membiayai Blokeng
Dia menatapku. Sinar matanya berbicara melahirkan.
banyak. Rasanya akan terjadi suasana cengeng. Dari pembahasan di atas, yaitu analisis
Maka aku segera tersenyum, bahkan tertawa. (SK: nilai-nilai pendidikan dalam antologi cerpen
29) Senyum Karyamin ditemukan sebelas nilai
pendidikan karakter. Nilai-nilai pendidikan
Kutipan di atas menggambarkan karakter tersebut didapat berdasarkan analisis
bagaimana tokoh Aku memperlakukan tokoh-tokoh pada antologi cerpen Senyum
sahabatnya dengan penuh kasih sayang. Karyamin. Penggambaran nilai pendidikan
karakter pada antologi cerpen Senyum Karyamin
10) Peduli Sosial secara tersirat dan tersurat berdasarkan data
Peduli sosial merupakan sikap dan kutipan yang ada. Dari analisis tersebut dapat
tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan disimpulkan bahwa antologi cerpen Senyum
pada orang lain dan masyarakat yang Karyamin adalah antologi cerpen yang memiiki
membutuhkan. Sikap peduli sosial tampak dalam nilai-nilai karakter yang dapat kita ambil.
kutipan berikut.
Implikasi Nilai Pendidikan dalam Antologi
“Makan, ya Min? aku tak tahan melihat
Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari
orang lapar. Tak usah bayar dulu. Aku sabar
menunggu tengkulak datang. Batumu juga belum
terhadap Penginternalisasian Karakter di
dibayarnya, kan?” (SK: 4) Perguruan Tinggi
Dalam sub bab ini yang akan dibahas
Kutipan di atas menjelaskan jika Saidah adalah implikasi nilai pendidikan dalam antologi
miliki rasa peduli yang tinggi. Hal itu dibuktikan cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari
320
Riza Suryadi dan Agus Nuryatin / SELOKA 6 (3) (2017) : 314 - 322
terhadap internalisasi karakter di perguruan kehidupan sosial, (2) alur maju dan campuran,
tinggi. Data yang dijadikan objek analisis diambil (3) tokoh menggunakan nama khas orang desa
dari nilai pendidikan yang akan dan penokohan menampilkan banyak karakter,
diinternalisasikan melalui pembelajaran mata (4) latar pedesaan, (5) amanat tentang nilai-nilai
kuliah Kajian Prosa Fiksi di Semester III. sosial, (6) sudut pandang menggunakan sudut
Mahasiswa diberi tugas untuk megnalisis unsur pandang orang pertama, sudut pandang orang
intrisik dan nilai pendidikan terhadap naskah pertama sebagai pelaku sampingan, dan sudut
cerpen yang dipilih. Antologi cerpen antologi pandang orang ketiga, dan (7) gaya bahasa
cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari ditemukan diksi bahasa Jawa, bahasa Cirebon,
banyak menampilkan nilai-nilai pendidikan, bahasa Betawi, dan nama-nama lokal Banyumas.
salah satunya nilai-nilai pendidikan karakter Kedua, dalam antologi cerpen Senyum Karyamin
yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa. ditemukan sebelas nilai pendidikan karakter,
Pendidikan di perguruan tinggi tidak lagi diantaranya adalah: (1) religius, (2) jujur,
cukup hanya dengan mengajar mahasiswa (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras,
mendengarkan, berbicara, dan menulis kemudian (6) kreatif, (7) demokratis, (8) rasa ingin tahu,
lulus ujian lalu mendapatkan pekerjaan yang (9) bersahabat atau komunikatif, (10) peduli
baik. Perguruan tinggi harus mampu mendidik sosial, dan (11) tanggung jawab. Nilai-nilai
mahasiswa untuk mampu memutuskan apa yang pendidikan karekter tersebut diperlukan agar
benar dan salah. Dengan demikian dapat pelaku dapat hidup berdampingan dalam
dikatakan bahwa untuk itu diperlukan masyarakat yang multikultural (Kusmaniyah,
pengiinternalisasian pendidikan karakter yang 2012). Ketiga, implikasi penelitian ini dilakukan
baik kepada mahasiswa agar mampu melalui pembelajaran mata kuliah Kajian Prosa
membedakan mana yang salah dan benar. Fiksi di semester III. Mahasiswa diberi tugas
Antologi cerpen Senyum Karyamin adalah untuk megnalisis unsur intrisik dan nilai
antologi yang bagus, unik, serta menarik. pendidikan terhadap naskah cerpen yang dipilih.
Antologi cerpen Senyum Karyamin cocok untuk Antologi cerpen antologi cerpen Senyum
digunakan sebagai alternatif materi pembelajaran Karyamin karya Ahmad Tohari banyak
mata kuliah Kajian Prosa Fiksi. Karena antologi menampilkan nilai-nilai pendidikan, salah
cerpen ini memiliki banyak nilai-nilai satunya nilai-nilai pendidikan karakter yang
pendidikan, salah satunya adalah nilai sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Nilai-nilai
pendidikan karakter. Selain itu, isi dari antologi pendidikan karakter tersebut disampaikan
cerpen ini baik untuk dibaca oleh peserta didik di melalui sikap atau tindakan para tokohnya dan
perguruan tinggi (mahasiswa). Jadi, cukup melalui ungkapan atau pepatah para tokohnya
relevan jika antologi cerpen tersebut sebagai yang mengandung ajaran moral yang tinggi.
alternatif bahan ajar mata kuliah Kajaian Prosa Apabila hal tersebut dilaksanakan dalam
Fiksi karena sikap atau perilaku tokoh-tokoh kehidupan, tentulah mahasiswa akan menjadi
yang disuguhkan dalam cerita dapat memberikan manusia yang memiliki karakter baik dan dapat
bekal pengalaman hidup yaitu apa dan mengaplikasikan hal tersebut di kehidupannya.
bagaimana seharusnya untuk memperjuangkan
cita, cinta, dan keyakinan atau agama. DAFTAR PUSTAKA
321
Riza Suryadi dan Agus Nuryatin / SELOKA 6 (3) (2017) : 314 - 322
Kesuma, Dharma, Cepi Triatna, Johar Permana. 2011. Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi.
Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pradopo, Rahmat Djoko. 2007. Prinsip-prinsip Kritik
Kusmaniyah, Sri. 2012. Pengembangan Model Stad Sastra Teori dan Penerapannya. Yogyakarta:
Bhineka dalam Pembelajaran Menulis Resensi Gadjah Mada University Press.
Berkonteks Multikultural Bermuatan Nilai- Wandani, Asih Sri. 2013. Analisis Tokoh dan Nilai
nilai Karakter pada Peserta Didik SMA. Seloka: Edukatif Novel Laskar Pelangi Karya Andrea
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hirata serta Relevansinya terhadap Materi
1(2): 108-114. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sel Siswa SMP Kelas VII (Kajian Psikologi Sastra).
oka Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tesis.
Meisusri, Silvi, Yasnur Asri, M. Ismail Nst. 2012. Nilai (tidak diterbitkan).
Pendidikan Karakter dalam Novel Malaikat- Wati, Ari Ika. 2012. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Malaikat Penolong Karya Abdulkarim Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata dan
Khiaratullah. Program Studi Pendidikan Kelayakannya Sebagai Bahan Ajar Sastra
Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Negeri Padang. Tesis. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/arti Universitas Lampung Bandar Lampung. (tidak
cle/view/288/227 diterbitkan).
Miles, Matthew B & A Michael Hubermen. 1992. Wulansari, Fitri. 2014. Novel Bangkitlah Tamban
Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Salai Karya Yas Wiwo dan Eddy Amran
Metode-metode Baru (diterjemahkan Tjejep (Tinjauan Sosiologi Sastra dan Nilai
Rohendi Rohidi). Jakarta: UI Press. Pendidikan. Surakarta: Universitas Sebelas
Naim, Ngainun. 2011. Dasar-Dasar Komunikasi Maret. Tesis. (tidak diterbitkan).
Pendidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
322