ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citra perempuan dalam puisi-puisi milik
sastrawan Kedung Darma Romansha serta mendeskripsikan hasil uraian makna citra
perempuan dengan pembelajaran Bahasa Indoensia yakni matapelajaran apresiasi puisi
di SMA kelas X. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif
berupa paradigma dalam uraian kata-kata untuk menggambarkan dan menganalisis fakta
secara alamiah lalu menginpretasikannya dengan tepat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) citra perempuan, terdiri dari citra diri dan citra sosial; 2) citra perempuan
yang terdapat dalam antologi puisi berjudul Rahi(i)m karya Kedung Rama Romansha
dapat dijadikan implikasi terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
Simpulan,(1) terdapat citra perempuan pada puisi dalam antologi berjudul Rahi(i)m
karya Kedung Darma Romansha; 2) implikasi dari antologi puisi Rahi(i)m dengan
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah adalah sebagai referensi dalam mata
pelajaran apresiasi puisi di SMA kelas X.
ABSTRACT
This study aims to describe the image of women in the poems of the writer Kedung
Darma Romansha and describe the results of the description of the meaning of the
image of women by learning the Indonesian language, namely the subject of poetry
appreciation in high school class X. The research method used is a descriptive
qualitative method in the form of paradigms in word descriptions. -words to describe
and analyze facts naturally and then interpret them appropriately. The results showed
that: (1) the image of women, consisting of self-image and social image; 2) the image of
women in the anthology of poetry entitled Rahi(i)m by Kedung Rama Romansha can be
used as implications for learning Indonesian at school. Conclusions, (1) there is an
image of women in the poem in the anthology entitled Rahi(i)m by Kedung Darma
Romansha; 2) the implications of Rahi(i)m's poetry anthology with learning Indonesian
at school is as a reference in the subject of poetry appreciation in high school class X.
30
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa merupakan salah satu pembelajaran yang dapat
membentuk kebiasaan, sikap dan kemampuan siswa untuk tahap perkembangan
selanjutnya. Pembelajaran bahasa juga dapat membantu siswa mengembangkan
kemampuan berbahasa di lingkungannya, bukan hanya untuk berkomunikasi, tetapi
menyerap berbagai nilai serta pengetahuan yang dipelajarinya (Delvia, 2017).
Pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 disajikan dengan menggunakan
pendekatan berbasis teks.
Teks dapat berwujud teks tertulis maupun teks lisan. Pembelajaran bahasa di
SMA yaitu terdiri dari pembelajaran Bahasa Indonesia dan pembelajaran Sastra.
Tingkat SMA di semua jurusan baik kelas IPA, IPS, maupun Bahasa, siswa dihadapkan
dengan pembejalaran Bahasa Indonesia khususnya materi pembelajaran puisi yang akan
ditemui di bangku kelas X semester genap. Pembelajaran puisi memberikan banyak
manfaat bagi siswa, siswa dapat mengekspresikan diri dan memperkaya kosakata
(Mustopa & Junaidi, 2020). Puisi adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk susunan
kosa-kata konotatif yang dipilih sedemikian rupa sesuai dengan tuntutan konvensional
menyangkut irama, matra, rima, jumlah kata pada setiap baris dan jumlah baris pada
setiap bait (Ngatiyem, 2017).
Berdasarkan kompetensi dasar dan indikator RPP K13 mata pelajaran Bahasa
Indonesia tingkat SMA kelas X semester genap, salah satu tujuan pembelajaran puisi di
sekolah yaitu agar siswa mampu mengapresiasi puisi dengan rasa ingin tahu, kreatif,
tanggung jawab, teliti dan jujur. Belajar secara umum dapat dimaknai sebagai suatu
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian (Santoso &
Subagyo, 2017). Menurut Kertayasa et al., (2019) tujuan lain dari pembelajaran
apresiasi puisi yaitu siswa diharapkan dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkandung
dalam puisi dengan menggunakan sudut pandang, bahasa sendiri, khususnya nilai yang
berhubungan dengan dunia pendidikan. Salah satu kegiatan mengapresiasi puisi adalah
kegiatan mengambil dan menemukan arti tambahan yang dikandung dalam puisi
tersebut, misalnya dengan menganalisis citra tertentu dalam puisi.
Karya milik Kedung Darma Romansha baru-baru ini terbit dan mendapat
banyak sorotan dari para pembaca, yakni puisi-puisi yang terdapat pada buku antologi
31
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
berjudul Rahi(i)m sebagai representasi citra seorang perempuan. Buku tersebut adalah
cetakan pertama pada tahun 2020 dengan berjumlah 25 puisi yang keseluruhannya
merujuk perempuan sebagai tokoh utama. Gaya berbahasa puisi dan sensitivitas penyair
Kedung Darma Romansha mencerminkan citra perempuan, pernikahan dan spritualitas,
bahkan sisi lain dari potret sosial yang selalu hadir dalam setiap peradaban (kehidupan
pekerja seks komersial) diberi ruang dalam buku ini. Beberapa hal tersebut merupakan
isu yang diangkat dari kepribadian, identitas dan pengalaman hidup yang terjadi di
kalangan perempuan. Hakikatnya perempuan memiliki persoalan dan pengalaman hidup
yang berbeda dengan laki-laki dalam masyarakat patriarkat sebagaimana diekspresikan
oleh penulis ke dalam karya puisi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji puisi dalam antologi berjudul Rahi(i)m
karya Kedung Darma Romansha. Peniliti menilai bahwa puisi-puisi yang ada di
dalamnya tergolong cocok untuk siswa tingkat Sekolah Menengah Atas, mulai dari segi
bahasa, kata dan makna yang dicantumkan dalam puisi. Penelitian ini terfokus pada
puisi yang mengandung citra seorang perempuan untuk menemukan kepribadian
perempuan yang dicerminkan secara konteks oleh penulis.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif berupaya memberikan gambaran menggunakan kata-kata dan angka atau
profil persoalan atau garis besar tahapan-tahapan guna menjawab pertanyaan, siapa,
kapan, di mana dan bagaimana untuk tujuan dan kegunaan tertentu. Dengan demikian,
penelitian yang dilakukan menjadi mudah dan sesuai dengan apa yang hendak dicapai.
Berdasarkan hal tersebut, dalam mencapai tujuan penelitian, penulis
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk mengurai atau menafsirkan
citra perempuan yang terdapat pada puisi dalam antologi berjudul Rahi(i)m karya
Kedung Darma Romansha. Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, subjektif dan menekankan
makna dari kata-kata.
Dalam penelitian ini, data-data yang disajikan berisi citra perempuan yang
diantaranya citra diri berupa fisik dan psikis serta citra sosial berupa keluarga dan
masyarakat dalam antologi puisi berjudul Rahi(i)m karya Kedung Darma Romansha.
32
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
Dengan demikian berfokus pada pendeskripsian, penjernihan dan penempatan data. Dari
hal tersebut, ditentukan bahwa strategi analisis pada penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode analisis data kualitatif
berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis. Metode ini dimungkikan karena
mengambil data dari hasil menganalisis puisi dalam antologi berjudul Rahi(i)m karya
Kedung Darma Romansha.
Intrumen yang digunakan digunakanan untuk memproleh sumber data oleh
peneliti terhadap citra perempuan yakni dengan pendekatan deskriptif yakni
mengunakan teknik analisis data, maka subjek yang menjadi sumber data utamanya
adalah buku antologi berjudul Rahi(i)m yang ditulis oleh penyair Kedung Darma
Romansha dan diterbitkan pada tahun 2020 dengan nama penerbit Shira Media,
ketebalan antologi ini bejumlah 96 halaman.
Selanjutnya, aktivitas dalam analisa data ini dilakukan secara pasif terhadap
puisi dalam antologi berjudul Rahi(i)m karya Kedung Darma Romansha.Dalam
menganalisis data, penulis menggunakan prosedur analisis data secara kualitatif yang
dibagi menjadi lima tahap, yaitu: 1) mengorganisasikan data, 2) memadukan kategori
dan ciri-ciri, 3) membatasi lingkup teori, 4) mengekplanasikan alternatif data dan 5)
menyusun hasil. Kelima tahap tersebut dilakukan secara simultan sesuai dengan ciri-ciri
penelitian kualitatif.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh citra perempuan dalam antologi puisi
Rahi(i)m yang meliputi citra diri berupa fisik dan psikis dan citra sosial berupa keluarga
dan masyarakat. Adapun penjabarannya dapat dilihat dari data berikut:
33
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
Data di atas menunjukkan tentang citra perempuan dari aspek fisik. Melalui
kutipan larik tersebut mengambarkan sosok seorang ibu yang melahirkan dan menyusui.
Sebagaimana kaum perempuan yang dikaruniai rahim dan kelenjar susu pada tubuhnya,
yang tidak dimiliki oleh kaum laki-laki. Hal ini yang selalu menjadi pembeda antara
perempuan dan laki-laki berdasarkan fisiknya.
“mak
air susu dan tuba
sama payaunya?”
(Rahi(i)m: 2)
“mak,
sejak lama tanah ini memanggilmu
karena sentuhan kasar kasih sayangNya”
(Rahi(i)m: 3)
Kalimat kutipan Rahi(i)m: 3 menjelaskan tentang tubuh seorang ibu yang lelah
melewati perjalanan hidup yang keras dan telah mengeluarkan banyak pengorbanan
bagi dirinya sendiri, anak, suami dan lingkungan sekitarnya, serta terbilang sudah cukup
34
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
tua dan kerap kali hendak dipanggil yang Maha Kuasa. Seorang perempuan akan lebih
merasakan lelah, baik pada tubuh, hati maupun pikiran. Sebab selain sibuknya
mengurus urusan rumah, perempuan juga saat menghadapi masalah-masalah dalam
rumah tangga lebih menggunakan batinnya.
Tanah yang dimaksud dalam kutipan tersebut adalah tanah pemakaman, di
mana manusia yang mati akan kembali ke tanah dan yang dimaksud sentuhan kasar
kasih sayangNya adalah sebagaiama Pencipta menyayangi hambanya (salah satunya
ibu) dengan memberikan berbagai bentuk cobaan dan ujian agar hambanya menjadi
semakin kuat dan berpegang teguh pada keyakinannya kepada Penciptanya.
Kutipan larik tersebut menggambarkan bahwa kematian seorang ibu yang telah
merubah segalanya, menjadi suasana duka bagi anak-anaknya yang ditinggalkan.
Sebagaimana seorang ibu yang telah melahirkan dan membesarkan anaknya menjadi
sosok yang paling dekat dengan anak-anaknya, sehingga kepergiannya akan membuat
seisi rumah begitu merasa kehilangan sosok ibu, seperti ada yang kurang.
Secara biologis, kematian merupakan berhentinya proses aktivitas dalam tubuh
biologis seseorang yang ditandai denga hilangnya fungsi organ tubuh seperti otak,
berhentinya detak jantung, tekanan aliran darah dan pernafasan. Demikian hal tersebut
dapat menimpa setiap individu, baik perempuan maupun laki-laki.
“untuk mengingatmu
barangkali tak perlu kujaga
gugur daun di halaman
melihat usia meranggas
dari helai-helai rambutmu
dan angka kalender kamarku
35
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
Data di atas menunjukkan citra perempuan dari aspek fisik. Melalui puisi di
atas yang berjudul Uterus sebagaimana uterus yang disebut juga rahim merupakan salah
satu alat reproduksi milik perempuan yang berfungsi sebagai tempat janin berkembang.
Lalu makna dari judul dan isi puisi tersebut adalah menggambarkan seorang ibu yang
mengingat anaknya yang berada dalam kandungan. Hal ini merupakan suatu masa yang
selalu dilakukan oleh para ibu sebagai bentuk penantian atas kelahiran anaknya.
“di sini,
ketika hari patah dalam nafasmu
segala peristiwa diciptakan
dari rahimmu yang suci.”
(Rahi(i)m: 7)
36
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
Gambaran kutipan puisi tersebut yakni rahim menjadi sebuah awal mula
keberangkatan manusia untuk menempuh perjalanan hidupnya. Bahwasanya dalam
kehidupan tidak seorangpun dapat menghindari peristiwa duka. Kerasnya hidup menjadi
masalah utama yang menyulitkan individu, namun hal tersebut telah menjadi takdir
yang dimiliki setiap orang sejak ia dilahirkan ke bumi lewat rahim ibu.
37
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
Data di atas menunjukkan citra perempuan dari aspek psikis. Melalui kutipan
puisi tersebut menggambarkan perempuan adalah mahluk yang memiliki perasaan
ketika dirinya merasakan kesedihan saat harus mempertaruhkan dirinya sebagai takdir
seorang ibu. Perempuan walaupun dianggap mahluk yang lemah tetapi sebagai seorang
ibu akan rela melakukan apa saja, seperti bekerja dan beketurunan.
Kutipan di atas menggambarkan perasaan sedih seorang ibu yang kerap kali
meneteskan airmata karena begitu berat beban seorang ibu yang harus menanggung
38
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
banyak beban masalah. Dalam hal ini, hati seorang perempuan tidak lebih kuat dari hati
seorang laki-laki. Saat sedih, perempuan akan lebih melibatkan perasaannya sehingga
begitu mudah terbawa emosional.
Hal yang bisa tergambarkan dari kutipan di atas adalah perasaan menyesal
seorang perempuan yang telah menyerahkan tubuhnya kepada laki-laki yang salah,
dengan begitu ia merasa bahwa dirinya merasa telah dirusak. Tidak sedikit perempuan-
perempuan yang dirinya dirusak oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab.
39
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
Adanya keadaan psikis yang menanggung rasa malu yang begitu besar karena
peristiwa hubungan cinta yang tidak seharusnya bersama laki-laki yang salah. Hal ini
seringkali terjadi di dalam kehidupan nyata, bahwa seorang perempuan yang akan lebih
banyak menanggung rasa malu dan menyesal karena apa yang terjadi akan selalu
membekas pada diri perempuan karena adanya perubahan bentuk fisik. Berbeda dengan
laki-laki yang tidak terjadi perubahan bentuk fisik, maka kebanyakan kaum laki-laki
jarang ada yang menyesali perlakuannya atau bahkan akan mengulanginya kembali
kepada perempuan yang lainnya.
„”perbangkara ayahku,
sampai kapan kutukan
memperkosa usiaku?
setiap malam anjing itu menyalak
menagih cinta dalam rahimku.”‟
(Rahi(i)m: 6)
40
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
Data di atas menunjukkan citra perempuan dari aspek psikis. Melalui kutipan
puisi tersebut menggambarkan adanya rasa penyesalan karena bagi seorang perempuan
tubuhnya adalah kehormatannya. Namun dalam kutipan tersebut, seolah menandakan
bahwa meskipun kesalahan yang ia lakukan di masa lalu adalah dosa, tetapi takdir tetap
menuntutnya sebagai seorang ibu, sehingga ia rela mengubur dalam-dalam
penyesalannya.
“duh, Windardi
perempuan yang dikutuk kesepian
cinta memalingkan wajahnya yang masai
dan langit meludahimu dalam hujan.”
(Rahi(i)m: 9)
41
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
yang lemah, ketika memiliki perasaan yang kurang enak akan lebih memilih disimpan
sendiri.
Kutipan puisi tersebut sebuah gambaran peran seorang ibu dalam keluarga bagi
anak-anaknya, seorang ibu begitu kuat dan rela menanggung sulitnya hidup di tengah
kemiskinan dan masalah-masalah yang lain, namun seorang ibu akan selalu
memperjuangkan kesejahteraan hidup anak-anaknya, terlebih Ia merawat dan
membesarkan annaknya seorang diri. Tidak hanya itu, sebagian besar perempuan yang
juga seorang ibu selain mengurus urusan anak di rumah, seorang ibu juga mencari
nafkah di luar.
42
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
sepenuhnya kepada perempuan, sehingga adanya asumsi bahwa perempuan untuk apa
sekolah tinggi-tinggi sebab setelah menikah akan masuk dapur.
43
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa peran ibu dalam keluarga bagi anak-
anaknya adalah untuk mengajarkan kerohanian, kebaikan dan kasih sayang kepada
orangtuanya. Seorang anak diwajibkan menyenangkan orangtuanya agar memperoleh
kehidupan yang baik. Menyenangkan seorang ibu adalah hal yang penting, sebab siapa
saja percaya kepada pepatah yang berkata “Surga ada di telapak kaki ibu”. Hanya ibulah
yang bisa melahirkan anak-anaknya sehingga dapat menjalankan kehidupan di dunia.
44
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
“blek-blek kekeluruk
Saya ayam si Panji Klaras
ibunya di gubuk buruk
ayahnya di istana bermalas-malas”
(Rahi(i)m: 9)
45
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
istana yang besar. Dari sini terlihat adanya peran ibu yang sangat luar biasa dalam
membesarkan anaknya, seperti yang kita ketahui dalam dongeng bahwa Panji Klaras
adalah sosok anak laki-laki yang hebat yang dididik dan hanya hidup berdua bersama
ibu. Ibu yang tidak memiliki apa-apa tersebut berhasil membesarkan seorang anak.
46
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
“di tubuhmu
aku melihat kota bising dengan rencana
lampu-lampu memancar
seperti percikan bom di Palestina.”
(Rahi(i)m: 3)
47
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
PEMBAHASAN
Adanya pembelajaran apresiasi puisi di sekolah adalah sebagai upaya agar
siswa mampu mendalami puisi, memberikan nilai dan menaik makna tertentu dari puisi
yang dihadapkan. Penulisan puisi dapat memberikan kenikmatan rasa, memperkaya
kehidupan batin, menghaluskan budi dan juga sering membangkitkan semangat hidup
yang menyala bahkan mempertinggi keimanan. Selain itu, puisi juga dapat menjadi
sarana untuk mengungkapkan gagasan, rasa kagum, cita-cita dan perasaan dalam bentuk
bahasa yang singkat dan penuh makna dengan mempertimbangkan segi keindahan
(Andayani, 2017).
Hasil analisis buku antologi puisi Rahi(i)m pada penelitian ini menunjukkan
bahwa puisi tersebut mengandung citra perempuan berupa citra diri (fisik dan psikis)
dan citra sosial (keluarga dan masyarakat) seperti yang diuraikan pada poin hasil
penelitian sebelumnya membuktikan bahwa citra perempuan yang terkandung dalam
puisi mewakili bagaimana kondisi fisik, keadaan, pola kehidupan, kedudukan serta
peran seorang perempuan. Sehingga, antologi puisi Rahi(i)m dapat dijadikan referensi
lain selain buku teks dalam pembelajaran puisi di SMA.
Citra perempuan yang terkandung dalam antologi puisi Rahi(i)m dinilai cocok
untuk siswa tingkat SMA. Sebab dari segi bahasa dan isi merupakan puisi-puisi yang
sederhana namun kaya akan maknanya, terlebih memiliki makna yang dekat dengan
kehidupan nyata. Dituangkannya citra perempuan dapat menjadi salah satu tema untuk
diapresiasi, sementara buku antologi pusi Rahi(i)m dapat menjadi sumbangsih bagi
pembelajaran apresiasi puisi.
48
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
Analisis yang sama juga dilakukan oleh Zulfadli (2018) terhadap citra
perempuan dalam kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono. Menurutnya citra
perempuan yang diuraikan dalam penelitian tersebut adalah semua gambaran atau
lukisan mental spiritual dan tingkah laku keseharian perempuan. Hasil tersebut
dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu, citra perempuan aspek fisis, psikis dan sosial.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningrum (2019) terhadap citra
perempuan dalam kumpulan puisi karya Joko Pinurbo mengangkat tema perempuan
dalam seluruh aspek yang ada di kehidupan masyarakat dan kesetaraan hak perempuan
dengan hak laki-laki.
Menurut Suliantini et al., (2021) pada dasarnya pemilihan citra perempuan
sebagai objek analisis adalah karena citra perempuan merupakan wujud emosional,
spiritual dan aktivitas sehari-hari yang diimplementasikan oleh perempuan dalam
berbagai cara, termasuk aspek fisik dan psikologis sebagai citra diri perempuan, serta
aspek keluarga dan masyarakat sebagai citra sosial. Wanita distereotipkan sebagai
pribadi yang lembut, menarik, emosional dan keibuan.
Wandira et al., (2021) menyebutkan bahwa pada era modernisasi dan
globalisasi, posisi perempuan tidak saja tersubordinasi, tetapi juga makin tertindas dan
rentan terhadap proses eksploitasi, komodifikasi serta kekerasan, baik dalam lingkup
publik maupun pribadi. Perempuan dianggap tidak mempunyai hak untuk mendapatkan
pendidikan, perempuan harus tinggal di rumah saja dan tidak mempunyai andil dalam
kehidupan masyarakat, dipaksa kawin diwarisi dan tidak mewarisi, dikuasai dan tidak
pemah menguasai. Hal ini menjadikan kajian mengenai citra perempuan menjadi
penting untuk dipelajari guna menunjukkan citra diri positif seseorang perempuan yang
membuat dirinya berharga di mata orang lain. Dengan demikian, pembelajaran puisi
tentang citra perempuan di sekolah dapat berperan dalam membangun jiwa yang ramah,
penuh penghargaan dan budi pekerti yang baik bagi para siswa.
SIMPULAN
Buku antologi puisi Rahi(i)m karya Kedung Darma Romansha mengandung
citra perempuan yang terdiri dari citra diri dan citra sosial. Implikasi dari buku tersebut
dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah adalah sebagai referensi dalam mata
pelajaran apresiasi puisi di SMA kelas X.
49
2021. Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 5(1): 30-50
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, T. (2017). Upaya Peningkatan Apresiasi Puisi Melalui Pendekatan
Kontekstual dan Unjuk Karya Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Jurnal Komunikasi Pendidikan, 1(1), 89–99.
https://doi.org/10.32585/jkp.v1i1.20
Cahyaningrum, D. (2019). Citra Perempuan dalam Kumpulan Puisi. Prosiding
SENASBASA (Seminar Nasional Bahasa dan Sastra), 3(2), 236–244.
http://research-
report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA/article/view/3110/2823
Delvia, D. (2017). Kompetensi Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa. PENTAS:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3(2), 36–46. http://e-
jurnal.unisda.ac.id/index.php/pentas/article/view/1128
Kertayasa, I. W., Suandi, I. N., & Utama, I. D. G. B. (2019). Pembelajaran Menulis
Puisi Berdasarkan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas X MIA 2 SMA N
1 Sukasada. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha, 8(2),
248–259. https://doi.org/10.23887/jjpbs.v8i2.20618
Mustopa, E., & Junaidi, F. (2020). Persepsi Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Puisi
dengan Teknik Akrostik di SMK Negeri 1 Ketapang. Prosiding Seminar
Daring Nasional: Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar, 58–64.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/semiba/article/view/13427
Ngatiyem, N. (2017). Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Bebas dengan
Menggunakan Media Video pada Kelas VII MTsN Banjar Selatan 1 Kota
Banjarmasin. Meretas: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(1), 84–97.
https://jurnal.upgriplk.ac.id/index.php/meretas/article/view/36
Santoso, H. B., & Subagyo, S. (2017). Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar dengan
Metode Problem Basic Learning (PBL) pada Mata Pelajaran Tune Up Motor
Bensin Siswa Kelas XI di SMK Insan Cendekia Turi Sleman Tahun Ajaran
2015/2016. Taman Vokasi, 5(1), 40-45.
https://doi.org/10.30738/jtvok.v5i1.1428
Suliantini, N. W., Martha, I. N., & Artawan, G. (2021). Citra Perempuan dalam Buku
Puisi Tubuhmu Selembar Daun Karya Gede Artawan. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia, 10(1), 113–118.
https://ejournal2.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_bahasa/article/view/396/288
Wandira, A., Rokhmansyah, A., & Hanum, I. S. (2021). Citra Perempuan dalam
Kumpulan Puisi Ibu Mendulang Anak Berlari Karya Cyntha Hariadi. Kandai,
17(1), 30–44. https://doi.org/10.26499/jk.v17i1.1847
Zulfadli, Z. (2018). Citra Perempuan dalam Kumpulan Puisi Karya Sapardi Djoko
Damono. Jurnal Bahasa dan Sastra, 3(9), 1–11.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/9950
50