Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328805333

PEMBINAAN EKONOMI KREATIF DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN EKONOMI

Article  in  JEKPEND Jurnal Ekonomi dan Pendidikan · January 2018


DOI: 10.26858/jekpend.v1i1.5063

CITATIONS READS

12 6,024

1 author:

Muhammad Hasan
Universitas Negeri Makassar
59 PUBLICATIONS   104 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Muhammad Hasan on 29 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Muhammad Hasan, Pembinaan Ekonomi Kreatif… 1

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan


Volume 1 Nomor 1 Januari 2018. Hal 81-86
p-ISSN: 2614-2139; e-ISSN: 2614-1973,
Homepage: http://ojs.unm.ac.id/JEKPEND

PEMBINAAN EKONOMI KREATIF


DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN EKONOMI

Muhammad Hasan
Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar
Email: m.hasan@unm.ac.id

Abstract: This study aims to determine the effect of entrepreneurial knowledge on the
creative attitude of SMEs in the sub-sector of creative economy in Kecamatan Panakkukang
in the context of creative economy development. The population in this research is 129
SMEs sub-sector of creative industry. Total samples in this study were 33 samples. The
results of this study showed that entrepreneurial knowledge has a positive and significant
influence on the creative attitude of SMEs in creative economy sub-sector in Kecamatan
Panakkukang Makassar.

Keywords: Entrepreneurial knowledge, creative attitude, creative economy,


economic education

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan


terhadap sikap kreatif pelaku UMKM subsektor ekonomi kreatif di Kecamatan Panakkukang
dalam konteks pembinaan ekonomi kreatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 129 pelaku
UMKM subsektor industri kreatif. Total sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 33
pelaku UMKM subsektor industri kreatif. Hasil penelitian ini menunjukan pengetahuan
kewirausahaan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap sikap kreatif
pelaku UMKM subsektor ekonomi kreatif di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.

Kata Kunci: Pengetahuan kewirausahaan, sikap kreatif, ekonomi kreatif,


pendidikan ekonomi

PENDAHULUAN bertumbuhnya wirausaha-wirausaha baru di


Sektor informal memiliki peranan yang masyarakat. Menurut penelitian Bosma, et al.,
cukup strategis dalam pembangunan ekonomi, (2011), tren munculnya wirausaha adalah karena
khususnya dalam mengatasi kemiskinan dan tekanan ekonomi, sehingga seseorang terpaksa
pengangguran. Hal ini berkaitan pula dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Selain
peranan pendidikan ekonomi di sektor informal itu ada faktor lain yaitu pengangguran, frustasi
melalui transformasi nilai dan karakter pekerjaan sebelumnya, dan kebutuhan hidup
kewirausahaan dalam aktifitas bisnis atau layak. Tren perkembangan UMKM di Indonesia
usahanya. Sektor informal didominasi oleh saat ini banyak mengarah kepada sektor
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). ekonomi kreatif yang sangat ditentukan oleh
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa modal manusia.
pelaku usaha pada sektor informal banyak Aset paling penting di era global adalah
didominasi oleh pelaku UMKM, baik pada modal manusia. Suatu bangsa yang memiliki
negara sedang berkembang, maupun pada negara keunggulan komparatif dalam sumber daya
maju (Gurtoo dan Williams, 2009; Schneider alam, tidak akan berbuat banyak dalam kancah
dan Williams, 2013; Webb et al., 2009; dan persaingan global tanpa didukung oleh
Williams, 2009a, b, c, 2010). keunggulan modal manusia. Hanya bangsa yang
Sektor informal tersebut didominasi unggul dalam modal manusia yang akan dapat
oleh UMKM. Perkembangan dan kontribusi berkiprah dan menguasai pengetahuan dan
sector UMKM tidak terlepas dari semakin penerapannya dalam wujud nyata pemecah
masalah yang dihadapi dalam kehidupan
(Thomas, et al., 2013).

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol. 1 No. 1 Januari 2018


Muhammad Hasan, Pembinaan Ekonomi Kreatif… 82

Konsep ekonomi kreatif adalah konsep kualitas sumber daya manusia dalam menggali
ekonomi yang didasarkan pada kemampuan dan kreativitas sebagai inovasi sebagai dorongan
keterampilan manusia. Hal ini sesuai dengan utama dalam mengembangkan ekonomi kreatif.
pernyataan pernyataan (Toffler, 1970), secara Karena itu, jika masyarakat memiliki inovasi
keseluruhan, Toffler membagi peradaban dan kreativitas, percepatan pembangunan
manusia menjadi tiga gelombang ekonomi. ekonomi akan semakin cepat. Oleh karena itu,
Pergeseran paradigma dalam pembangunan pilihan dalam pengembangan ekonomi kreatif
ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan akan meningkatkan bisnis yang kompetitif (De
perubahan skala global. Perubahan tersebut Natale dan Wassal, 2006). Perkembangan sektor
ditandai oleh pergeseran pembangunan ekonomi ekonomi kreatif juga harus berorientasi pada
dari sektor pertanian, industri, dan informasi ke aspek budaya masyarakat. Oleh karena itu,
sektor ekonomi kreatif. Perkembangan sektor perkembangan sektor ekonomi menguntungkan
ekonomi kreatif suatu bangsa akan bersaing dan akan berdampak pada bangkitnya peluang bisnis
berdampak pada kehidupan sosial jika dikelola yang digerakkan oleh masyarakat (Florida,
dengan baik. Oleh karena itu, bangkitnya 2006). Oleh karena itu pembangunan yang
gelombang ekonomi baru menuntut inovasi dan terstruktur dan sistematis akan mendorong
kreativitas masyarakat, sehingga dibutuhkan pengembangan sektor ini di daerah. Menurut
kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku penjelasan itu menunjukkan bahwa kreativitas
ekonomi kreatif. Kondisi ini harus dikaitkan yang timbul dari kekayaan budaya akan
dengan kemampuan dalam mengelola potensi. menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu,
Oleh karena itu, konsep ekonomi kreatif harus dengan berkembangnya ekonomi kreatif maka
sesuai dengan kemampuan inovasi dan akan meningkatkan pendapatan masyarakat
kreativitas dalam mengelola potensi lokal yang (Hamilton, et al., 2009), (Cunningham dan
ada (Peters, 2004). Higgs, 2008).
Perkembangan ekonomi kreatif tidak Salah satu Kecamatan di Kota Makassar
terlepas dari perkembangan industri kreatif yang identik dengan ekonomi kreatif adalah
karena pengembangan ekonomi kreatif Kecamatan Panakkukang. Kecamatan
membutuhkan dukungan dari industri ekonomi. Panakkukang merupakan pusat kawasan
Perkembangan ekonomi kreatif diyakini sebagai ekonomi kreatif Kota Makassar. Dengan
cara bagi negara berkembang untuk mengikuti berbagai potensi yang dimiliki, seperti
perkembangan ekonomi global. Hal ini karena banyaknya hotel yang siap menampung para
sektor ekonomi kreatif lebih mengandalkan wisatawan, juga mall dan pasar-pasar sebagai
kreativitas dan intelektual masyarakat dalam lokasi strategis untuk memasarkan produk
mengembangkan potensi lokal yang ada. Di sisi kreatif, menjadi kekuatan tersendiri bagi
lain, pengembangan ekonomi kreatif di tempat Kecamatan Panakkukang dalam pemberdayaan
tertentu sangat bergantung pada kualitas sumber ekonomi masyarakat melalui program
daya manusia dalam mengembangkan kreativitas pembinaan ekonomi kreatif. Pada Kecamatan
suatu kecerdasan. Dengan kata lain, Panakkukang terdapat 71 hotel yang siap
pengembangan ekonomi kreatif merupakan menjadi sarana penunjang bagi pemasaran
kegiatan ekonomi alternatif bagi masyarakat produk-produk kreatif, sehingga dapat terbangun
dalam mengembangkan potensinya (UNDP, citra positif bagi Kecamatan Panakkukang
2013). melalui sarana pariwisata. Pada Kecamatan
Penjelasan tersebut dapat menunjukkan Panakkukang terdapat 129 Zona kreatif pada
bahwa perubahan ekonomi ditentukan oleh tahun 2016.
Tabel 1. Data Zona Kreatif Tahun 2016
Subsektor Industri Kreatif yang digeluti Jumlah Pelaku Usaha
Desain interior 5
Pakaian 55
Seni rupa 28
Seni pertunjukan 1
Penerbitan dan percetakan 4
Kuliner 36
Jumlah 129
Sumber: Zona Kreatif Kecamatan Panakkukang Tahun 2016

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol. 1 No. 1 Januari 2018


Muhammad Hasan, Pembinaan Ekonomi Kreatif… 83

Kecamatan Panakkukang sangat menjadi dua, yaitu tacit dan eksplisit (Nonaka et
berpotensi untuk memasarkan produk-produk al., 1995; Polanyi, 1966; Spender, 1995).
kreatif Makassar. Terutama Batik khas Sulawesi Karakter pengetahuan tacit menurut Polanyi
Selatan yang dinamakan Batik Lontara dan Batik (1966) dikonstruksi dari pengalaman individual
Makassar yang mempunyai berbagai macam dan merupakan bentuk dasar dari pengetahuan
motif seperti motif Toraja, Bugis, Makassar, eksplisit. Pengetahuan tacit merepresentasikan
Maros, Pare-Pare, dan Soppeng. Selain batik pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang,
ada pula baju kebaya dan baju payet khas melekat pada pikiran, dan tidak bisa dipisahkan
Makassar, sarung sutera Bugis yang terkenal, dari orang yang memilikinya. Sebagai
kaos kareba dan tenun Sengkang, serta industri konsekuensinya, pengetahuan tacit sulit untuk
batik bisa kita temukan di Kecamatan ditransfer (Nonaka et al., 1995). Pengetahuan
Panakkukang. eksplisit adalah pengetahuan yang mudah diubah
Fakta empirik menunjukan bahwa dalam bentuk formal dan bahasa yang sistematis
mayoritas produk-produk kreatif di Kecamatan sehingga lebih mudah ditransfer daripada
Panakkukang dihasilkan oleh UMKM yang pengetahuan tacit (Nonaka et al., 1995).
masuk dalam kategori informal. UMKM sektor Berdasarkan hal tersebut, dapat
informal tersebut masih memiliki beberapa dinyatakan bahwa transfer pengetahuan dalam
masalah, beberapa masalah tersebut antara lain pembinaan ekonomi kreatif yang dilakukan
meliputi rendahnya aspek kreatifitas dan inovasi terwujud dalam aspek pengetahuan
yang dimiliki karena kurangnya pengetahuan. kewirausahaan yang berhubungan dengan sikap
Rendahnya sikap kreatif berakibat pada kreatif. Pengetahuan kewirausahaan merujuk
rendahnya sikap inovatif, motivasi berprestasi, pada Meredith (2005), yang terdiri dari variabel
berorintasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, pengetahuan berwirausaha dengan indikatornya
tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, adalah pengetahuan perencanaan usaha,
energik, dan berinisiatif pengetahuan pengambilan keputusan,
Aspek pengetahuan merupakan salah hal pengetahuan mengelola perusahaan,
yang penting di era ekonomi kreatif. Hasil pengetahuan mengatur keuangan, pengetahuan
penelitian Hasan (2012) terkait karakteristik teknik/proses produksi, pengetahuan merancang
tenaga kerja industri kecil menunjukan bahwa produk, pengetahuan teknik memasarkan,
tenaga kerja pada industri kecil di Kota pengetahuan mendistribusikan barang,
Makassar, memiliki karakteristik memanfaatkan pengetahuan administrasi pembukuan,
pengetahuan ekonomi yang mereka miliki, baik pengetahuan teknik mengendalikan perusahaan.
yang diperoleh secara formal maupun informal Sedangkan variabel sikap kreatif,
dalam melakukan kegiatan produksi. Temuan merujuk kepada teori tingkat kreativitas dari Mc
lain dari Hasan (2014) terkait produktivitas dan Gregor (2007) merupakan dimensi proses kreatif
elastisitas kesempatan kerja sektor industri yang indikatornya adalah kelancaran dalam
menunjukan bahwa pengetahuan serta berpikir, keorsinilan dalam berpikir serta
pendidikan merupakan salah satu aspek yang kelenturan dalam berpikir. Berdasarkan hal
sangat penting dalam menentukan perilaku tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah
ekonomi khususnya yang terkait dengan pengetahuan berwirausaha berpengaruh positif
kesempatan kerja dan keputusan-keputusan terhadap sikap kreatif.
ekonomi lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, pembinaan METODE
ekonomi kreatif dalam perspektif pendidikan Penelitian ini adalah penelitian
ekonomi merupakan kajian yang perlu untuk kuantitatif. Data yang digunakan dalam
dilakukan karena pendidikan ekonomi penelitian ini bersumber dari pelaku UMKM
merupakan salah satu upaya untuk membina subsektor industri keratif di Kota Makassar.
ekonomi kreatif di Kecamatan Panakukkang. Adapun jenis data dalam penelitian ini meliputi
Pembinaan ekonomi kreatif dalam perspektif data primer dan data sekunder. Data primer
pendidikan ekonomi dilakukan dalam bentuk diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan
transfer pengetahuan, baik secara formal, wawancara langsung dengan responden
nonformal, maupun informal. Pengetahuan yang mengenai pendidikan ekonomi dan pembinaan
ditransfer sebagai upaya untuk meningkatkan ekonomi kreatif, khususnya yang terkait dengan
inovasi dan kreatifitas UMKM yang bergerak variabel pengetahuan kewirausahaan dan sikap
dalam bidang ekonomi kreatif dibedakan kreatif. Sedangkan data sekunder diperoleh dari

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol. 1 No. 1 Januari 2018


Muhammad Hasan, Pembinaan Ekonomi Kreatif… 84

Badan Ekonomi Kreatif, yaitu berupa jumlah HASIL DAN PEMBAHASAN


dan sebaran UMKM subsector ekonomi kreatif Ringkasan hasil penelitian dapat dilihat
di Kecamatan Panakkukang serta data dalam pada Tabel 1. Berdasarkan hasil pengolahan data
bentuk dokumentasi lainnya yang berkaitan melalui Program SPSS Versi 21 diperoleh hasil
dengan masalah penelitian. persamaan regresi Y = 2,861+ 7,199 X1 + e.
Populasi dalam penelitian ini adalah Persamaan ini menunjukan pengetahuan
keseluruhan pelaku usaha yang menggeluti kewirausahaan mempunyai pengaruh yang
bidang ekonomi kreatif di Kecamatan positif terhadap sikap kreatif. Hal tersebut
Panakkukang sebanyak 129 pelaku UMKM berarti bahwa apabila pengetahuan meningkat,
subsektor industri kreatif. Pengambilan sampel juga akan semakin meningkatkan sikap kreatif.
ditentukan dengan menggunakan teknik Kontribusi pengetahuan kewirausahaan terhadap
purposive sampling, tujuannya untuk menjaring sikap kreatif pelaku UMKM subsektor industri
sampel yang benar-benar representatif dengan kreatif di Kota Makassar adalah sebesar 54,2
penelitian, sehingga diperoleh sebanyak 33 persen, sedangkan sisanya 45,8 merupakan
pelaku usaha UMKM subsektor industri kreatif kontribusi variabel lainnya yang tidak
di Kecamatan Panakkukang. Teknik analisis data dimasukkan ke dalam model penelitian.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi linier berganda melalui program SPSS
versi 21.
Tabel 1. Hasil Estimasi
Variabel Bebas dan Koefisien Standard of thitung Signifikansi
Konstanta Regresi Error
Konstanta 2,861 5,371 1,701 0,041
Pengetahuan Kewirausahaan 7,199 0,142 5,504 0,001
*Taraf kepercayaan α = 5%
R Square = 0,542
Hasil uji signifikasi melalui uji t dengan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
menggunakan Program SPSS Versi 21 dapat sikap kreatif pelaku UMKM subsektor industri
dilihat pada Tabel 2. Hasil pengolahan data kreatif di Kota Makassar.
menunjukan bahwa pengetahuan kewirausahaan
Tabel 2. Uji Signifikansi
Taraf
Variabel Bebas thitung Signifikansi Kesimpulan
Signifikan
Konstanta 1,701 0,041 0,05 Signifikan
Pengetahuan Kewirausahaan 5,504 0,001 0,05 Signifikan

Temuan penelitian ini menunjukkan pengetahuan kewiraswastaan yang saling


bahwa pengetahuan kewirausahaan mempunyai melengkapi dalam menghasilkan sikap kreatif.
pengaruh yang signifikan terhadap sikap kreatif Jenis pengetahuan tersebut berhubungan dengan
pelaku UMKM subsektor industri kreatif di Kota kemampuan individu untuk mengenali peluang
Makassar. Pengetahuan kewirausahaan mengacu kewirausahaan yang melibatka penemuan dan
pada apresiasi individu terhadap konsep, inovasi.
keterampilan dan mentalitas yang diharapkan Kemampuan UMKM subsektor industri
dari seorang wirausahawan (Jack & Anderson, kreatif di Kota Makassar untuk mencapai
1999). Massad dan Tucker (2009) keberhasilan tertentu di antaranya dipengaruhi
mengartikulasikan bahwa pengetahuan ini dapat oleh faktor kewirausahaan. Implikasi dari
diperoleh dan dikembangkan melalui aktivitas penerapan konsep kewirausahaan itu sendiri
kewiraswastaan, yang dalam hal ini merupakan dalam organisasi bisnis dinyatakan bahwa
aktifitas kewirausahaan yang dilakukan oleh apabila pengusaha ingin berhasil dalam
pelaku UMKM subsektor industri kreatif di Kota menghadapi persaingan yang terbuka dalam era
Makassar. Temuan penelitian ini sejalan dengan global saat ini harus memiliki jiwa
Turker (2009) mengidentifikasi jenis kewirausahaan yang kreatif dan inovatif, terlebih

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol. 1 No. 1 Januari 2018


Muhammad Hasan, Pembinaan Ekonomi Kreatif… 85

melihat kondisi saat ini tentu diperlukan kesuksesan bisnis pelaku UMKM subsektor
wirausaha yang modern, yang lebih memiliki industri kreatif di Kota Makassar.
wawasan, berpikiran jauh ke depan, senantiasa
mengikuti perkembangan, terbuka terhadap DAFTAR RUJUKAN
konsep dan ide baru. Dengan pandangan yang
jauh ke depan, selalu berkarya dan berkarsa, Cunningham, Stuart D. and Higgs, Peter L.
menciptakan sesuatu yang baru, terbuka 2008. Creative industries mapping : where
terhadap pengalaman yang baru, termasuk tidak have we come from and where are we
puas dengan apa yang dilakukan saat ini Going?, Creative Industries Journal, 1(1).
merupakan sisi keberhasilan dalam menjalankan pp. 18-22.
aktivitas bisnisnya tersebut yang terkait dengan De Natale, D.and Wassall, GH. 2006. Creative
kompetensinya. Penentu keberhasilan tersebut economy research in New England: A
adalah kompetensi kewirausahaan yang dalam reexamination white paper prepared for
hal ini kreativitas maupun inovasi sebagai discussion at the Research Convening of
penentu yang merupakan ciri wirausaha yang the New England Research Community –
diimplikasikan dari pengetahuan kewirausahaan March 27, 2006, New England
yang diperoleh. Foundation for the Arts, Northeastern
Sehubungan dengan keterkaitannya Universit, New England Foundation for
dengan pengetahuan kewirausahaan, sikap the Arts www.nefa.org, p.5-13
kreatif merupakan penyatuan pengetahuan dari Florida, R. 2006. The flight of the creative class:
berbagai bidang pengalaman berlainan untuk the new global competition for Talent,
menghasilkan ide-ide baru dan lebih baik. Summer 2006, Harper Business.
Kreativitas juga sebagai penghasil ide baru dan www.creativeclass.org, p.22
inovasi sebagai penerjemah ide baru menjadi Gurtoo, A. & Williams, C. C. 2009.
perusahaan baru, produk baru, jasa baru, proses Entrepreneurship and the informal sector:
baru atau metode baru untuk memproduksi some lessons from India. International
(Stoner, Freeman dan Gilbert,1995). Temuan Journal of Entrepreneurship and
penelitian yang menunjukan terdapatnya Innovation, 10, 55-62.
pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan http://dx.doi.org/10.5367/0000000097874
terhadap sikap kreatif ini sejalan dengan 14280.
beberapa literatur dan penelitian sebelumnya. Hamilton L. et.al. 2009. Building the creative
Sikap kreatif merupakan inti dari pengetahuan economy in Nova Scotia. The Research
kewirausahaan (Wood and McKinley, 2010). Committee of The Nova Scotia Cultural
Wirausaha yang kreatif akan senantiasa bekerja Action Network.
keras dan terus menerus untuk memperbaiki www.NovaScotiaCAN.ca, (p. 27-12)
gagasan dan solusi, dengan melakukan Hasan, Muhammad. 2012. Karakteristik tenaga
perubahan dan penyempurnaan bertahap kerja industri kecil. Jurnal Ekonomi
terhadap karya mereka. Pembangunan dan Pertanian Volume 2,
No. 1 November 2012 ISSN 2252-4678.
SIMPULAN DAN SARAN Makassar: Program Studi Ekonomi
Pembangunan FE UNM.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Hasan, Muhammad. 2014. Produktivitas dan
pengetahuan kewirausahaan mempunyai elastisitas kesempatan kerja sektor
pengaruh yang signifikan terhadap sikap kreatif industri. Jurnal Economix Volume 2, No.
pelaku UMKM subsektor industri kreatif di Kota 1 Desember 2014 ISSN 2302-6286.
Makassar. Hasil penelitian ini berimplikasi pada Makassar: Fakultas Ekonomi UNM.
pembinaan pelaku UMKM subsektor industri Jack, Alistair R. Anderson. 1999.
kreatif di Kota Makassar perlu untuk Entrepreneurship education within the
mempertimbangan aspek pendidikan enterprise culture: Producing reflective
kewirausahaan, baik formal, nonformal, practitioners. International Journal
informal, sehingga melalui pendidikan tersebut of Entrepreneurial Behavior & Research,
terbentuk pengetahuan kewirausahaan. Melalui Vol. 5 Issue: 3, pp.110-125.
pengetahuan tersebut diharapkan agar sikap McGregor, D. 2007. Thinking: developing
kreatif dapat terbentuk untuk mewujudkan learning. A guide to thinking skills in

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol. 1 No. 1 Januari 2018


Muhammad Hasan, Pembinaan Ekonomi Kreatif… 86

education. McGrawHill: Open University United Nations Educational, Scientific


Press. and Cultural Organization (UNESCO), 7,
Meredith G, Geoffrey et al. 2005. p.17.ISBN 978-92-3-001211.
Kewirausahaan teori dan praktek Webb, J. W., Tihanyi, L., Ireland, R. D. &
(Penerjemah: Andre Asparsayogi). Sirmon, D. G. 2009. You say illegal, I say
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. legitimate: entrepreneurship in the
Nonaka, I., & Takeuchi, H. 1995. The informal economy. Academy of
knowledge - creating company. New Management Review, 34, 492-510.
York: Oxford University Press. http://dx.doi.org/10.5465/AMR.2009.4063
Peters, Michael A. 2004. Education and 2826.
ideologies of the knowledge economy : Williams, C. C. 2009a. Entrepreneurship and the
Europe and Politics of Emulation, Social off-the-books economy: some lessons
Work & Society, Volume 2, Issues 2. from England. International Journal of
http//socwork.net/peters2004.pdf, p 162- Management and Enterprise
164. Development, 7, 429-444.
Polanyi, M. 1966. The tacit dimension. New http://dx.doi.org/10.1504/IJMED.2009.02
York: Anchor Day. 6308.
Schneider, F. & Williams, C. C. 2013. The Williams, C. C. 2009b. The motives of off-the-
shadow economy. London: Institute of books entrepreneurs: necessity- or
Economic Affairs. opportunity-driven?. International
http://dx.doi.org/10.1017/CBO978113954 Entrepreneurship and Management
2289. Journal, 5, 203-217.
Spender, J. C. 1996. Making knowledge the http://dx.doi.org/10.1007/s11365-008-
basis of a dynamic theory of the firm. 0098-8.
Strategic Management Journal, 17 Williams, C. C. 2009c. The hidden enterprise
(Knowledge and The Firm), 45-62. culture: entrepreneurs in the underground
Stoner, A, Freeman, E & Gilbert, D. 1995. economy in England, Ukraine and Russia.
Management, Sixth edition. New York: Journal of Applied Management and
Prentice Hall. Entrepreneurship, 14, 44-60.
Thomas, H., Smith, R.R. and Diez, F. 2013. Williams, C. C. 2010. Spatial variations in the
Human capital and global business hidden enterprise culture: some lessons
strategy. New York: Cambridge from England. Entrepreneurship and
University Press. Regional Development, 22, 403–423.
Toffler, Alvin. 1970. Future shock. New York: http://dx.doi.org/10.1080/0898562090316
Random House. 8281.
United Nations Development Programme Wood, M. and W. McKinley. 2010. The
(UNDP). 2013. Creative economy report, production of entrepreneurial opportunity:
widening local development pathways, A constructivist perspective, Strategic
New York, NY 10017, USA and the Entrepreneurship Journal 4(1): 66-84.

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol. 1 No. 1 Januari 2018

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai