ABSTRACT
The development of cuttent development creative economy in Indonesia needs to be improved.
Indonesia creative economy as a new force to the spirit of 2025 is not only limited but also to be creative
with the mission statement on behalf of the cultural identity of Indonesia on any creative work created
by the children of the nation. Development of the creative economy can not be separated from the
younger generation as a storehouse of creativity. Young people are the productive resources with
creative ideas can open a business (entrepreneurs), which also help the government in reducing the
unemployment rate in the labor force. More and more young people are involved in the entrepreneurial
world, the more the productivity is generated so that the impact on the increasing development of the
national economy. SWOT Analysis which do generate program development of young entrepreneurs in
the creative economy through culture-based training program, development and capitalization.
Keyword: Creative, Young, Entrepreneurs
ABSTRAK
Saat ini pengembangan ekonomi kreatif berbasis perkembangan zaman di Indonesia perlu ditingkatkan.
Ekonomi kreatif Indonesia sebagai kekuatan baru menuju 2025 tidak hanya sebatas semangat tetapi
juga mission statement untuk berkreasi dengan mengatasnamakan identitas budaya Indonesia pada
setiap karya kreatif yang diciptakan oleh anak bangsa. Perkembangan ekonomi kreatif juga tidak dapat
terlepas dari generasi muda sebagai gudang kreativitas.Generasi muda adalah sumber daya produktif
yang dengan ide kreatifnya dapat membuka sebuah usaha (wirausaha) yang juga membantu pemerintah
dalam mengurangi tingkat pengangguran di angkatankerja produktif.Semakin banyak anak muda
yangberkecimpung di dunia wirausaha, semakin banyak pula produktivitas yang dihasilkan sehingga
berdampak pula padameningkatnya perkembangan ekonomi nasional.Analisis SWOT yang lakukan
menghasilkan kegiatan pengembangan wirausaha muda dalam ekonomi kreatif berbasis kemajuan
zaman melalui program pelatihan, pengembangan serta pemodalan.
Kata kunci: Kreatif, Muda, Wirausaha
PENDAHULUAN
Ekonomi kreatif merupakan salah satu konsep ekonomi baru yang mengintensifkan
informasi dan kreativitas serta Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi yang
paling utama.(Santosa 2020).Produk yang dihasilkan dari ekonomi kreatif adalah produk yang
memiliki ciri khas, unik, serta berbeda dari yang lain. Produk yang dihasilkan dari ekonomi
kreatif bisa juga berupa sebuah pengembangan dari produk yang sudah pernah ada sebelumnya.
Kreativitas di dalam Ekonomi kreatif merupakan sesuatu yang sangat berharga (Rokhmatul
Aysa 2020). Ekonomi kreatif dapat digunakan untuk mempertahankan usaha yang dimiliki
dengan cara menciptakan inovasi dan kreasi atas produk yang dipasarkan. Setidaknya produk
yang dihasilkan memilki ciri khas yang dapat diingat oleh konsumen ketika berkunjung ke suatu
daerah atau kota tertentu.(Sari et al. 2020)
Ekonomi kreatif merupakan era perekonomian yang telah memasuki gelombang ekonomi
keempat setelah gelombang ekonomi pertama yaitu gelombang ekonomi pertanian, kedua
DOI Artikel: 10.46306/jbbe.v15i1.150 257
Vol. 15, No. 01, Februari, 2022 p-ISSN: 2087-040X
DOI Issue: 10.46306/jbbe.v15i1 e-ISSN: 2721-7213
gelombang ekonomi industri, dan ketiga gelombang ekonomi informasi. Gelombang Ekonomi
kreatif diprediksi akan membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia di mana kebanyakan
pelaku dalam Ekonomi kreatif adalah pelaku usaha kecil dan menengah(Santosa 2020b).
Terkait dalam menjalankan suatu usaha ekonomi kreatif khususnya bagi kalangan generasi
millenial dengan menerapkan kaidah-kaidah, dan nilai-nilai yang sesuai dengan syariat islam,
dalam menjalankan suatu usaha tersebut harus memiliki etika, karena etika dalam berbisnis
memiliki peran penting dalam keberhasilan suatu usaha ekonomi. Dalam AL-Qur’an sendiri
menjelaskan dalam surah Ar-rahman ayat 9 harus mengedepankan keadilan dan kejujuran serta
etika yang baik, dengan ayat sebagai berikut:
ََواَقِ ْي ُموا ا ْل َو ْزنَ بِا ْل ِقسْطِ َو ََل ت ُ ْخس ُِروا ا ْل ِميْزَ ان
Artinya: “dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi
keseimbangan itu”.
Dalam menjalankan suatu usaha ekonomi dengan melihat peluang dari perkembangan
zaman, untuk kalangan generasi millennial harus menerapkan nilai-nilai etika, dan moral yang
sesuai dengan kaidah-kaidah islam. Banyak sekali anak generasi millenial sekarang yang
berfikir kreatif dalam menjalankan usaha, tetapi sedikit pula dalam menjalankan usaha tersebut
tampa menerapkan nilai nilai dan kaidah islam. Maka dari itu muncul pertanyaan bagaimana
menerapkan nilai-nilai atau kaidah sesuai dengan syariat islam dalam menjalankan usaha
ekonomi kretif dikalangan generasi millenial tersebut.
Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep di era baru yang mengintensifkan informasi dan
kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusianya sebagai
faktor produksi yang utama(Handayani and Sari 2020). Ekonomi kreatif erat kaitannya dengan
kreativitas yang dilakukan secara berkelanjutan dan tidak telepas dari kemampuan sumber daya
manusianya dalam mengelola bahan baku secara efisien sebagai input kemudian mengelolahnya
menjadi barang setengah jadi dan barang jadi dengan menggunakan inovasi dan teknologi(Inva
Jaswita et al. 2020).
Ekonomi kreatif dinilai maampu untuk mempertegas dan memperkaya identitas nasional
dari Bangsa Indonesia karena mampu memadukan ide, seni, dan inovasi berbasis tekhnologi
dan budaya yang tumbuh di kalangan masyarakat lokal tanpa terkecuali generasi
muda/milenial.(Harjawati 2020)
Perkembangan ekonomi kreatif tidak terlepas dari perkembangan industri kreatif
dikarenakan oleh pengembangan ekonomi kreatif membutuhkan dukungan dari industri kreatif.
Perkembangan ekonomi kreatif diyakini sebagai cara untuk sebuah negara berkembangan dapat
mengikuti trend perkembangan ekonomi global (Hasan 2018).Hal ini dikarenakan sektor
ekonomi kreatif lebih mengandalkan kreativitas dan intelektual masyarakat dalam
mengembangkan potensi lokal yang ada. Disisi lain, pengembangan ekonomi kreatif pada
tempat tertentu memiliki ketergantungan terhadap kualitas sumber daya manusianya dalam
mengembangkan kreativitas suatu kecerdasan (Marlinah 2017). Dalam hal ini, generasi muda
yang pada umumnya memiliki semangat untuk mempelajari hal-hal baru dirasa cocok dan
memiliki potensi lebih dalam mengembangkan ekonomi kreatif di era digitalisasi seperti saat
ini.(Priadi et al. 2020)
Generasi muda atau generasi millenial khususnya generasi millenialmuslim diharapkan
untuk dapat merubah mindset atau pola pikir dalam mencari pekerjaan menjadi menciptakan
lapangan pekerjaan baru. Perubahan pola pikir generasi muda ini diharapkan dapat mengurangi
DOI Artikel: 10.46306/jbbe.v15i1.150 258
Vol. 15, No. 01, Februari, 2022 p-ISSN: 2087-040X
DOI Issue: 10.46306/jbbe.v15i1 e-ISSN: 2721-7213
para pencari kerja dan dapat mnambah peluang pekerjaan sehingganya dapat membantu untuk
mengurangi angka pengangangguran yang ada di Indonesia (Yunus 2017). Karena, sebaik
baiknya rezeki adalah rezeki yang didalamnya mampu memberikan manfaat bagi orang lain.
Dengan demikian menjadi pengusaha dalam aspek ekonomi kreatif mampu untuk mewujudkan
hal ini.menjadi pengusaha juga sangat dianjurkan oleh agama dan juga dicontohkan oleh
Rasulullah SAW.(Abrar Kasmin Hutagalung, Fitri, and Rezeki Widya Ritongga 2019).
Generasi muda atau generasi millenial memiliki peranan penting dalam meningkatkan
ekonomi kreatif baik melalui karyanya, cara berfikir serta semangatnya, hal ini akan membuat
pola piker serta kreatifitas yang dimilikinya akan mendapatka hasilnya pula. Kita sebagai
bagian dari generasi muda, generasi millennial harus mampu mengambil peran dalam
pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia sekecil apapun itu bentuknya.
Penjelasan diatas menjadikan sebuah pernyataan yang perlu dibahas mengenai
bagaiamana perkembangan ekonomi kreatif di kalangan generasi millenialmuslim dengan
melihat peluang kemajuan zaman.
Yang artinya:” Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”
Manusia merupakan makhluk sempurna yang diciptakan Allah swt. Dengan berbagai
macam potensi, tentu harus mengoptimalkan segala potensi yang telah diberikan Allah swt.,
dan salah satunya adalah akal. Seperti yang diperintahkan oleh Allah swt dalam ayat berikut:
Yang artinya: “Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya
(QS. Yunus: 100)”
Sesungguhnya Allah swt. menciptakan bumi dan seisinya bukan tanpa bukan dan
kegunaan. Manusia diciptakan untuk mengelola segala sumber dayan dan potensi yang ada
dengan sebaik-baiknya dengan melakukan aktivitas produksi. Seperti yang tertulis dalam
firman Allah swt sebagai berikut:
Manusia diberikan kesempatan oleh Allah swt. untuk bertahan hidup dengan mengelola
sumber daya alam dan segala potensi yang telah Allah sediakan di muka bumi dengan sebaik-
baiknya dan sesuai dengan aturan syariah, sebagaimana dalam firman Allah swt. sebagai
berikut:
Yang artinya: “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan
memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka?
orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah)
serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah
datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka
Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku
zalim kepada diri sendiri [Ar Rum9]”
Islam mengatur segala hal dalam kehidupan manusia, termasuk dalam kegiatan
perekonomian.Setiap manusia diwajibkan unuk bekerja dan berusaha guna memenuhi hajat
hidupnya.Islam mengajarkan manusia untuk berproduksi dan berperan dalam segala bentuk
aktivitas ekonomi, termasuk perindustrian dan perdagangan.Segala bentuk aktivitas ekonomi
tersebut tentu tidak semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga
merupakan kewajiban agama, sehingga harus memperhatikan segala aturan yang terdapat dalam
syariah. Sebagaimana firman Allah swt.:
Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu [An Nisa"29]”
2. Hadits
Dalam islam, manusia diwajibkan untuk bekerja dan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Salah satunya dengan berproduksi. Produksi dalam Islam mempunyai
makna yang sangat luas, yaitu memanfaatkan kekayaan alam sebaik-baiknya untuk
memakmurkan bumi.Islam mewajibkan umatnya untuk mencari rezeki untuk melangsungkan
hidup serta memperoleh kemudahan.
PEMBAHASAN
SEJARAH EKONOMI KREATIF DI INDONESIA
Pada tahun 2005, mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono dalam buku
“Ekonomi Pilar Pembangunan Indonesia” (Aldy Purnomo 2016)menyatakan tentang
bagaimana pentingnya mengembangkan industri pada sektor yang bersumber pada kerajinan
dan kekereativitasan bangsa. Setelah itu, pada 2006 menteri perdagangan RI Mari Elka
Pangestu, meluncurkan program Indonesia Design Power pada jajaran Departemen Perdangan
RI, suatu program pemerintah diharapkan agar mampu meningkatkan daya saing dari produk-
produk Indonesia pada pasar domestik maupun luar negeri. Program Indonesian Design Power
ini lebih menitik beratkan kepada pengembangan sektor jasa, dan dapat memberikan ruang bagi
pelaku dan industri kreatif mulai sering diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia.
Tepat setelah setahun program ini berjalan, terdapat agenda Pekan Produk Budaya
Indonesia dengan tema “Bunga Rampai Produk Budaya Indonesia untuk Dunia”.Program
Indonesian Design Power ini terus berjalan dan kemudian pada tahun 2008 diluncurkan buku
studi pemetaan insutri kreatif Indonesia. Buku tersebut merupakan buku pertama di Indonesia
yang membahas tentang potensi dan pemetaan sektor industri kreatif di Indonesia.Setelah itu,
disahkannya Inpres No.6/2009 pada tahun 2009 serta dicanangkan sebagai Tahun Indonesia
Kreatif oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun yang sama, Pameran Virus
Kreatif yang mencakup sektor industri kreatif dan Pameran Pangan Nusa yang mengenalkan
industri pangan Indonesia diselenggarakan dan berjalan sukses. Hal ini menjadi bukti bahwa
perkembangan industri kreatif di Indonesia mengarah pada tren yang positif.
Pada tahun 2010, lahir platform digital yaitu Ekonomi Kreatif Indonesia yang berfungsi
sebagai wadah bagi masyarakat Indonesia untuk mengatahui bagaimana perkembangan
ekonomi kreatif di Indonesia. Disisi lain, juga mulai adanya sosialisasi yang semakin intens dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah mengenai pembuatan data eksportir, importer, para
pengusaha, kalangan asosiasi dan para pelaku industri kreatif serta lembaga pendidikan formal
maupun non formal. Perkembangan lainnnya ialah pembuatan cetak biru “Rencana
Pengembangan Industri Kreatif Nasional 2025”. Dimuat pula rencana pengembangan 14
subsektor industri kreatif tahun 2009-2015 (Inpres No. 6 Tahun 2009) yang mendukung adanya
kebijakan Pengembangan Ekonomi Kreatif tahun 2009-2015. Yang pada periode ini
mempriortaskan pada 7 kelompok industri kreatif yaitu arsitektur, fashion, kerajinan, layanan
computer dan piranti lunak, periklanan, permainan interaktif, serta riset dan pengembangan.
Prioritas pada periode tahun 2009-2014 mencakup 7 kelompok industri kreatif, yaitu
arsitektur, fashion, kerajinan, layanan komputer dan piranti lunak, periklanan, permainan
interaktif serta riset dan pengembangan. Tekad pemerintah dipertegas dalam pidato Presiden RI
di pembukaan Pameran Pekan Budaya Indonesia di Jakarta, yang tengah bersiap-siap
menyambut era ekonomi kreatif ini, di mana kepala Negara menyambutnya sebagai ekonomi
gelombang ke-4. Subsektor ekonomi kreatif sudah betambah satu sektor, yaitu sektor kuliner.
Total sampai saat ini ada 15 sub sektor ekonomi kreatif di Indonesia.
Pemetaan industri kreatif di Indonesia ditetapkan berdasarkan studi akademik atas
Klasifikasi Baku Usaha Industri Indonesia (KBUII) yang diolah dari data Badan Pusat Statistik
dan sumber data lainnya seperti komunitas kreatif, lembaga pendidikan dan pelatihan yang
dirilis di media elektronik maupun media cetak(Aldy Purnomo 2016).Sektor ekonomi kreatif
kemudian menunjukkan perkembangan yang lebih lanjut dengan menambahkan subsektor
DOI Artikel: 10.46306/jbbe.v15i1.150 261
Vol. 15, No. 01, Februari, 2022 p-ISSN: 2087-040X
DOI Issue: 10.46306/jbbe.v15i1 e-ISSN: 2721-7213
ekonomi kreatif menjadi 16 subsektor dari sebelumnya yaitu 14 subsektor.(Mulya Firdausy
2017)
KESIMPULAN
Ekonomi kreatif sebenarnya telah dicanangkan sejak tahun 2005, yaitu pada masa
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Berbagai program dilaksanakan sebagai
upaya untuk mengembangkan tujuan pemerintah dalam pengembangan industri kreatif dengan
menitikberatkan pada sektor jasa dan mampu menjadi ruang bagi para pelaku untuk menarik
minat masyarakat Indonesia.Perkembangan ini juga semakin meningkat, didukung dengan
adanya kemajuan teknologi yang semakin berkembang sebagai wadah bagi masyarakat untuk
mengetahui sebesar apa perkembangan ekonomi kreatif ini. Perkembangan yang semakin pesat
juga menyebabkan semakin meluasnya sektor prioritas yang menjadi cakupan indutri kreatif.
Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia setiap tahunnya mengalami perkembangan
yang secara signifikan. Indonesia sendiri menempati peringkat terbesar ketiga di dunia degan
kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto, dengan dua negara
diatasnya yaitu Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Ekonomi kreatif dikalangan generasi milenial muslimmenjadi ajang bagi generasi
millennial untuk berekspresi, industri kreatif menjadi sektor yang besar dalam penyerapan
tenaga kerja serta mampu untuk melahirkan ide kreatif dan mampu untuk mengembangkan ide
tersebut dalam berbagai usaha ekonomi kreatif. Pada Kabupaten Pringsewu perkembangan
ekraf juga telah mengalami peningkatan. Banyak masyarakatnya yang mulai melek akan adanya
industri kreatif disektor ekonomi kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
Abrar Kasmin Hutagalung, Muhammad, Rahma Fitri, and Sri Rezeki Widya Ritongga. 2019.
“Generasi Muslim Milenial Dan Wirausaha.” Seminar Nasional Hasil Pengabdian
Kepada Masyarakat, 301.
Aldy Purnomo, Rochmat. 2016. Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia. Cet. 1.
Surakarta: Ziyad Visi Media.
Ambarwati, and Indra Sumarna Sobari. 2020. “Membangun Jiwa Kewirausahaan Di Era
Milenial Bagi Mahasiswa Institut Stiami Kampus Tangerang Selatan.” Jurnal
Komunitas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyaraka Vol. 2 (No. 2): 140–44.
http://ojs.stiami.ac.id.
Basri, M. Chatib. 2012. Rumah Ekonomi Rumah Budaya. Cet. 1. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Handayani, Tri, and Rini Arvika Sari. 2020. “Ekonomi Kreatif: Pemetaan Kendala dan Analisis
Strategi Kebijakan Pemerintah Studi Kasus pada Kota Bengkalis.” Jurnal EMT KITA 4
(1): 19. https://doi.org/10.35870/emt.v4i1.126.