Skripsi Bab V
Skripsi Bab V
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari PT. Angkasa Pura II Bandara
Internasional Banyuwangi, diperoleh rata-rata jumlah penumpang yang datang dan
berangkat di Bandara adalah sebesar 924 penumpang/hari. Dengan rincian penumpang
naik pesawat berjumlah 478 penumpang/hari dan penumpang turun pesawat 446
penumpang/hari. Berdasarkan perhitungan sampel dengan tingkat kesalahan sebesar
5% diperoleh jumlah sampel total 790 sampel dengan rincian penumpang naik
berjumlah 217 responden dan penumpang turun berjumlah 210 responden. Dari hasil
survey wawancara dapat diketahui informasi mengenai karakteristik responden terkait
gender, maksud perjalanan, dan jenis moda yang digunakan. Data berikut disajikan
dalam satuan populasi yang berasal dari sampel wawancara yang sudah dikalikan
dengan faktor ekspansi dari sampel penumpang naik dan sampel penumpang turun.
45
Tabel 5 Karakteristik Gender Penumpang Naik
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
47%
53%
Berdasarkan hasil survey wawancara yang dilakukan pada 395 responden, penumpang
yang naik terdiri dari 52% Laki-laki dan 48% perempuan.
1. Penumpang Turun
46
Tabel 6 Karakteristik Gender penumpang Turun
LAKI-LAKI
28%
PEREMPUAN
72%
47
Tabel 7 Maksud Perjalanan Penumpang Naik
48
15% untuk sekolah, 9% untuk kegiatan sosial dan 2% dengan
maksud perjalanan lainnya. Persentase untuk maksud perjalanan
penumpang naik terdapat pada diagram di bawah ini:
8%
BEKERJA
IBADAH
33% BISNIS
PENDIDIKAN
PULANG
REKREASI
59%
49
Dari 395 responden, maksud perjalanan penumpang pesawat
turun di Bandara Ngurah Rai didominasi oleh maksud berlibur
sebesar 36%, dilanjutkan 30% dengan maksud pulang, 13%
dengan maksud bekerja/bisnis, 12% dengan maksud perjalanan
sekolah, 6% dengan maksud sosial, dan 4% maksud lainnya.
Persentase untuk maksud perjalanan penumpang turun terdapat
pada grafik di bawah ini:
BEKERJA
35% IBADAH
BISNIS
PENDIDIKAN
PULANG
REKREASI
65%
50
2 Angkutan Umum 64 16%
3 Angkutan Sewa (Travel) 75 19%
4 Kendaraan Pribadi 217 55%
Jumla 395 100%
h
Sumber: Analisis, 2021
51
Proporsi penggunaan moda dari 395 responden survey terdapat
pada grafik di bawah ini:
KENDARAAN YANG DI
GUNAKAN (BRGKT)
LAIN-LAIN
BUS
TRAVEL
SEPEDA
OJEK ONLINE 5
OJEK KONVENSIONAL
TAXI ONLINE 12
TAXI KONVENSIONAL
ANGKOT
MOBIL 35
SEPEDA MOTOR 14
0 5 10 15 20 25 30 35 40
53
Proporsi penggunaan moda dari 395 responden survey terdapat
pada grafik di bawah ini:
KENDARAAN YANG DI
GUNAKAN (DTG)
LAIN-LAIN
BUS
TRAVEL
SEPEDA
OJEK ONLINE 7
OJEK KONVENSIONAL
TAXI ONLINE 9
TAXI KONVENSIONAL
ANGKOT
MOBIL 37
SEPEDA MOTOR 15
0 5 10 15 20 25 30 35 40
54
sampel pada table berikut:
55
Tabel 11 Proporsi Bangkitan Penumpang Bandara Ngurah Rai
Demand Sampel
No Wilayah Jumlah %
Asal Tujuan
1 Kota Denpasar 40 40 80 10%
2 Kabupaten Badung 107 107 214 27%
3 Kabupaten Gianyar 40 40 80 10%
4 Kabupaten Tabanan 40 40 80 10%
5 Kabupaten Klungkung 32 32 64 8%
6 Kabupaten Bangli 28 28 56 7%
7 Kabupaten Karangasem 32 32 64 8%
8 Kabupaten Jembrana 28 28 56 7%
9 Kabupaten Buleleng 51 51 102 13%
Jumla 395 395 79 100
h 0 %
Sumber: Analisis, 2021
56
Tabel 12 Proporsi Perjalanan Penumpang Bandara Ngurah Rai Dari
dan Menuju Kabupaten Buleleng
Demand
No Wilaya Populasi Jumlah %
h
Asal Tujua
n
1 KENDRAN 42 41 83 1%
2 BAJAR BALI, KAMPUNG KAJANAN 24 248 497 6%
9
3 ASTINA, BANJAR JAWA 16 165 332 4%
6
4 BANJAR TEGAL 12 124 249 3%
5
5 PAKET AGUNG 16 165 332 4%
6
6 LILIGUNDI, KAMPUNG SINGRAJA, 83 83 166 2%
BERATAN
7 NAGASEPAHA, SARI MEKAR 83 83 166 2%
8 BANYUNING 16 165 332 4%
6
9 KAMPUNG BARU 12 124 249 3%
5
10 KAMPUNG BUGIS, KAMPUNG ANYAR 42 41 83 1%
11 KALIUNTU 83 83 166 2%
12 BANYUASRI 41 413 829 10%
5
13 SAMBANGAN 24 248 497 6%
9
SUKASADA, PADANGBULIA,
14 PEGADUNGAN, AMBENGAN, GITGIT, 12 124 249 3%
PEGAYAMAN, SILANGJANA 5
15 POH BERGONG, ALASANGKAR, 42 41 83 1%
PETANDAKAN
16 PENGLATAN, JINENGDALEM 0 0 0 0%
17 PENARUKAN 20 248 456 5%
8
18 BAKTISERAGA 37 331 705 8%
4
19 PANJI, PANJI ANOM, TEGAL LINGGAH, 0 0 0 0%
SELAT
20 WANAGIRI, PANCASARI 83 83 166 2%
GALUNGAN, LEMUKIH, SEKUMPUL,
21 0 0 0 0%
BEBETIN, SUDAJI, SAWAN
MENYALI, SUWUG, JAGARAGA,
57
22 SINABUN, BUNGKULAN, GIRIEMAS, 83 83 166 2%
SANGSIT, KEROBOKAN
PEMARON, TUKAD MUNGGA,
23 ANTURAN, KALIBUKBUK, 42 41 83 1%
KAYUPUTIH, KALIASEM, TEMUKUS
PEDAWA, BANYUSERI, BANJAR,
24 SIDETAPA, CEMPAGA, TIGAWASA, 83 83 166 2%
DENCARIK, TAMPEKAN, BANJAR
TEGEHA
KAYUPUTIH BANYUATIS, TIRTASARI,
25 MUNDUK BESTALA, GUNUNG SARI, 0 0 0 0%
BANYUATIS, GESING, GOBLEG,
BESTALA, MUNDUK
58
Demand
No Wilaya Populasi Jumlah %
h
Asal Tujuan
BUKTI, KUBUTAMBAHAN, BENGKALA,
BULIAN, DEPEHA, TUNJUNG, BILA,
2 166 165 332 4%
TAMBLANG, BONTIHING, TAJUN,
6
MENGENING, PAKISAN, TAMBAKAN
PEGASTULAN, SERIRIT, SULANYAH,
TANGGUNGWISIA, KALIANGET,
2 208 207 414 5%
JOANYAR, BUBUNAN, PATEMON,
7
RINGDIKIT, RANGDU, MAYONG
59
4 TERMINAL PENARUKAN 0 0 0 0%
2
4 TERMINAL SUKASADA 0 0 0 0%
3
4 PELABUHAN CELUKAN BAWANG 0 0 0 0%
4
4 PELABUHAN LALANG 0 0 0 0%
5
4 PELABUHAN SANGSIT 0 0 0 0%
6
4 BANDARA BALI UTARA 0 0 0 0%
7
JUMLA 4237 4217 8454 100
H %
Sumber: Analisis, 2021
60
Berdasarkan data bangkitan penumpang total diatas, kemudian
dapat ditentukan jumlah permintaan aktual terhadap angkutan pemadu
moda Bandara Bali Utara yang ditentukan berdasarkan perjalanan yang
dibangkitkan pada lokasi sekitar lokus penelitian yang terletak pada
Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak yaitu perjalanan pada 6
zona berikut:
Demand
No Wilaya Populasi Jumlah %
h
Asal Tujua
n
PEDAWA, BANYUSERI, BANJAR,
2 SIDETAPA, CEMPAGA, TIGAWASA, 83 83 16 2%
4 DENCARIK, TAMPEKAN, BANJAR 6
TEGEHA
PEGASTULAN, SERIRIT, SULANYAH,
2 TANGGUNGWISIA, KALIANGET, 208 41 5%
20
7 JOANYAR, BUBUNAN, PATEMON, 4
7
RINGDIKIT, RANGDU, MAYONG
LOKAPAKSA, UMEANYAR, BANJAR
3 ASEM, KALISADA, PANGKUNG 42 41 83 1%
0 PARUK, ULARAN, UNGGAHAN
PATAS, PENGULON, TINGA-TINGA,
3 249 24 49 6%
TUKAD SUMAGA, CELUKAN BAWANG
1 8 7
3 MUSI, SANGGALANGIT, GEROKGAK 83 83 16 2%
2 6
3 SUMBERKELAMPOK 166 16 33 4%
4 5 2
JUMLA 831 827 1658 20
H %
Sumber: Analisis, 2021
61
Tabel 14 Proporsi Perjalanan Potensi Penumpang
Demand Populasi
No Wilaya Jumlah %
h Asal Tujua
n
1 KENDRAN 42 41 83 1%
BAJAR BALI,
2 KAMPUNG KAJANAN 249 24 49 6%
8 7
3 ASTINA, BANJAR JAWA 166 16 33 4%
5 2
4 BANJAR TEGAL 125 12 24 3%
4 9
5 PAKET AGUNG 166 16 33 4%
5 2
LILIGUNDI,
6 KAMPUNG 83 83 16 2%
SINGRAJA, 6
BERATAN
8 BANYUNING 166 16 33 4%
5 2
9 KAMPUNG BARU 125 12 24 3%
4 9
17 PENARUKAN 208 24 45 5%
8 6
KAMPUNG BUGIS,
10 KAMPUNG ANYAR 42 41 83 1%
11 KALIUNTU 83 83 16 2%
6
12 BANYUASRI 415 41 82 10%
3 9
18 BAKTISERAGA 374 33 70 8%
1 5
PEMARON, TUKAD
23 MUNGGA, ANTURAN, 42 41 83 1%
KALIBUKBUK,
KAYUPUTIH, KALIASEM,
TEMUKUS
JUMLA 228 2274 455 53,9
H 5 8 %
Sumber: Analisis, 2021
63
pindah menggunakan angkutan pemadu moda, sehingga didapat data
pada table:
NO JENIS PERMINTAAN
JUMLA
H
1 PENUMPANG AKTUAL 1.658
2 POTENSI PENUMPANG 2.883
JUMLAH POTENTIAL DEMAND 4.541
Sumber: Analisis, 2021
64
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah permintaan potensial
angkutan pemadu moda Bandara Bali Utara tahun 2019 yaitu 4.541
penumpang/hari.
TAHU Jumlah
N Keberangkatan
/Tahun
(Orang)
2014 8.665.713
2015 8.530.027
2016 9.961.459
2017 10.757.670
2018 11.981.877
2019 11.894.292
Sumber: PT.Angkasa Pura I Bali, 2020
Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat diketahui laju
pertumbuhan rata-rata pada periode tahun 2014-2019 adalah 5,93%.
Laju pertumbuhan tersebut kemudian digunakan untuk menghitung
proyeksi potensial demand pada tahun 2025. Berikut ini merupakan
contoh perhitungan peramalan potensi penumpang pada tahun 2025
dengan data tahun dasar 2019 menggunakan formula compounding
factor:
Pt = Po (𝟏 + 𝐢)𝒏
Dimana:
Po = 2883
i = 5,93%
n =5
Pt = 2883 (𝟏 + 𝟎, 𝟎𝟓𝟗)𝟓 = 6829
65
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa proyeksi
potensi penumpang pada tahun 2025 mencapai 6.829 orang/perhari.
Sedangkan untuk perhitungan proyeksi penumpang aktual pada 2025
dengan formula yang sama mencapai 3.707 orang/hari. Sehingga jika
proyeksi penumpang aktual dan potensi penumpang tahun 2025
dijumlahkan akan menghasilkan potential demand seperti pada tabel di
bawah ini:
66
Tabel 19 Matriks Perjalanan Penumpang Dari dan Ke Zona Wilayah Kabupaten Buleleng
(Populasi)
61
vi. Pola Perjalanan Penumpang Dari Dan Ke Bandara
Berdasarkan hasil survey pada total 790 responden di Bandara
Ngurah Rai, dimana berdasarkan survey tersebut didapatkan jumlah
penumpang yang terbangkit dari Kabupaten Buleleng sebesar 13 % atau
sejumlah 102 penumpang yang selanjutnya akan digunakan untuk analisis
demand di wilayah Kabupaten Buleleng. Dalam pelaksanannya peneliti
melaksanakan survey lanjutan terhadap masyarakat Kabupaten Buleleng.
Dalam survey lanjutan ini jumlah sampel pada Kabupaten Buleleng yang
awalnya berjumlah total 102 orang kemudian ditambah menjadi 204 orang
untuk memastikan data yang didapat lebih representative dibandingkan
dengan perolehan data pada survey pertama. Berikut ini merupakan
rekapan data terkait karakteristik penumpang potensial Kabupaten Buleleng
berdasarkan hasil survey lanjutan:
1. Karakteristik Penumpang Berdasarkan Permintaan Potensial
Berikut ini merupakan data karakteristik penumpang potensial dari
angkutan pemadu moda yang disajikan dalam satuan sampel dan
populasi. Data populasi tersebut merupakan hasil perkalian dengan
faktor ekspansi dari sampel wawancara penumpang bandara. Dari total
204 sampel terdapat 110 responden yang menjadi diklasifikasikan
menjadi permintaan potensial terhadap angkutan pemadu moda. Untuk
data satuan populasi didapat melalui perkalian jumlah sampel dengan
factor ekspansi yang sudah dihitung sebelumnya. Berikut ini merupakan
contoh perhitungan factor ekspansi dari populasi penumpang
Kabupaten Buleleng:
62
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝐹𝐸 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
8454
𝐹𝐸 = = 41,44
204
Sehingga dengan jumlah sampel 204 dan jumlah populasi total 8.454
didapat factor ekspansi sebesar 41,44.
63
a. Proporsi Penumpang Berdasarkan Gender
Berdasarkan hasil survey wawancara yang dilakukan kepada
seluruh penumpang dari dan menuju Kabupaten Buleleng dengan
populasi potensial sebanyak 4541 orang, 52% penumpang berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan 48%.
64
PENDAPATAN PENUMPANG
BERANGKAT (WEEK END)
PENDAPATAN
3% 5% PENUMPANG DATANG
PENDAPATAN
(WEEK END)
<1.000.000
20% 17% 1.000.000 - 2.000.000
PENDAPATAN
2.100.000 - 3.000.000
7% 6%
3.100.000
<1.000.000- 5.000.000
a. Proporsi Penumpang Berdasarkan Maksud Perjalanan 5.100.000
1.000.000 -- 7.000.000
2.000.000
15% >7.000.000
2.100.000 - 3.000.000
Belum bekerja
3.100.000 - 5.000.000
26% 5.100.000 - 7.000.000
>7.000.000
Belum bekerja
27%
29%
21%
25%
65
MAKSUD PERJALANAN
BERANGKAT
8%
BEKERJA
IBADAH
33%
BISNIS
PENDIDIKAN
PULANG
REKREASI
59%
MAKSUD PERJALANAN
DATANG
BEKERJA
IBADAH
35% BISNIS
PENDIDIKAN
PULANG
REKREASI
66
65%
a. Proporsi Penumpang Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil survei wawancara yang dilakukan kepada seluruh penumpang dari
dan menuju Kabupaten Buleleng dengan populasi potensial sebanyak 4541 orang, proporsi
usia penumpang didominasi oleh penumpang dengan rentang usia 25-40 THN dengan
persentase sebesar 44% yaitu berjumlah 2003 orang, disusul dengan usia < 25 THN dengan
persentase 42% sejumlah 1914 orang.
Tabel 25 Usia Penumpang
20
15
10
0
<14 15-19 20-29 30-39 40-49 >50
67
PERSENTASE PELAKU PERJALANAN
BERDASARKAN KLASIFIKASI USIA PADA
HARI LIBUR (KEDATANGAN)
25
20
15
10
0
<14 15-19 20-29 30-39 40-49 >50
69
c. Analisis Penentuan Jenis Moda Rencana
Kecepatan
Klasifik Paling Leba
Fungsi Jenis Angkutan
asi Rendah r
Trayek Jalan (Untuk Dalam Jala
Kota) n
Utama Arteri 30 Km/Jam ≥ Bus Besar
8
(Lantai Ganda)
Bus Besar
(Lantai
Tunggal)
Bus Sedang
Cabang Kolektor 20 Km/Jam ≥ Bus Besar
7 Bus Sedang
Bus Kecil
Ranting Lokal 10 Km/Jam 5 Bus Sedang
Bus Kecil
Bus MPU
(Hanya roda
empat)
Langsung Arteri 30 Km/Jam ≥ Bus Besar
8
Bus Sedang
Bus Kecil
Sumber : SK DIRJENHUBDAT No: SK.687/AJ.206/DRJD/2002
Tabel 27 Penentuan Jenis Angkutan Berdasarkan Jenis Pelayanan dengan Kapasitas
Angkut Perhari
70
Klasifikasi Jenis Kapasitas
Trayek Pelayana Jenis Angkutan Pnp/hari/kendara
n an
Bus besar (Lantai ganda) 1.500-1.800
Non Bus besar (Lantai tunggal) 1.000-1.200
Utama
ekono Bus sedang 500-600
mi
Ekonomi
71
Bus besar 1.000-1.200
Non 500-600
Cabang Bus sedang
Ekono 300-400
Bus kecil
mi
Ekonomi
Bus sedang 500-600
Bus kecil 300-400
Ranting Ekonomi Bus MPU (hanya 250-300
roda empat)
Ukuran
kota Kota Raya Kota besar Kota sedang Kota kecil
>1.000.000 500.000- 100.000- < 100.000
Klasifika Penduduk 1.000.000 500.000 Penduduk
si trayek Penduduk Penduduk
K.A Bus
Utama Bus Bus besar besar/ Bus sedang
besar(SD/DD) sedang
Bus sedang/
Cabang Bus Bus sedang kecil Bus kecil
besar/sedang
MPU MPU
Ranting Bus sedang/kecil Bus kecil (hanya (hanya roda empat)
roda
empat)
Langsung Bus besar Bus besar Bus sedang Bus sedang
Sumber : SK DIRJENHUBDAT No: SK.687/AJ.206/DRJD/2002
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jenis angkutan yang sesuai untuk
menunjang operasional angkutan pemadu moda rencana yang akan
menghubungkan Bandara Bali Utara dengan daerah potensi demand di
Kabupaten Buleleng. Penentuan ini dilakukan dengan memperhatikan jumlah
penumpang potensial yang akan menggunakan angkutan rencana yaitu sebesar
72
4541 orang/hari. Sehingga dapat ditentukan berdasarkan fungsi jalan, kelas jalan,
ukuran kota, dan jumlah potensi demand yang ada, maka jenis kendaraan yag
akan digunakan yaitu bus sedang dengan klasifikasi jenis trayek yaitu trayek
cabang.
73
dengan kecepatan paling rendah 20 Km/jam. Maka berdasarkan Peraturan
tersebut dapat ditetapkan kecepatan rencana untuk angkutan pemadu
moda adalah 40 km/jam.
74
5.5.3 Faktor Muat Kendaraan (Load Factor)
Faktor muat merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dan
kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang biasa dinyatakan dalam
persen (%). Nilai faktor muat pada kondisi dinamis adalah 70% dan
terdapat 30% kapasitas untuk mengakomodasi kemungkinan lonjakan
penumpang, serta pada tingkat ini kesesakan penumpang di dalam
kendaraan masih dapat diterima dengan total kapasitas 20 tempat duduk
dan 10 tempat berdiri pada bus sedang. Penyelenggaraan angkutan wajib
mengangkut penumpang sesuai dengan kapasitas yang ditetapkan dalam
pelayanan angkutan, agar tidak terjadi kecelakaan yang mengakibatkan
korban jiwa dan kenyamanan penumpang itu sendiri. Oleh karena itu faktor
muat untuk setiap kendaraan tidak boleh melebihi kapasitas kendaraan
yang ada (SK DIRJENHUBDAT No: SK.687/AJ.206/DRJD/2002).
75
penumpang umum dari titik asal berangkat yaitu Terminal Banyuasri
menuju ke titik tujuan yaitu Bandara Bali Utara dan kembali lagi ke titik
76
asal. Penentuan waktu sirkulasi ini berdasarkan peraturan Dirjen
Perhubungan Darat Nomor: SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman
Teknis Penyelenggraan Angkutan Penumpang Umum Diwilayah Perkotaan
Dalam Trayek Tetap Dan Teratur. Untuk mengetahui waktu bolak – balik
angkutan pada rute dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:
𝐶𝑇 𝐴𝐵𝐴 = (𝑇𝐴𝐵 + 𝑇𝐵𝐴) + (𝛼𝐴𝐵 + 𝛼𝐵𝐴) + (𝑇𝑇𝐴 + 𝑇𝑇𝐵)
CTABA = ( 121 + 121) + ((5% x 121) + (5% x 121)) + ((10% x 121) +
(10% x 121)) = 278 menit
Keterangan :
CT ABA = Waktu sirkulasi dari A ke B kembali ke A.
TAB = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B
TBA = Waktu perjalanan rata-rata dari B ke A
𝛼AB = Deviasi waktu perjalanan dari A ke B (5%)
𝛼BA = Deviasi waktu perjalanan dari B ke A
(5%) TTA = Waktu henti kendaraan di A (10%)
TTB = Waktu henti kendaraan di B (10%)
Jadi waktu sirkulasi dari armada angkutan pada trayek pemadu moda
bandara adalah 278 menit.
77
data jumlah demand/hari/arah yang dibagi dengan jam operasi angkutan
dalam satu hari.
Perhitungan:
60 𝑥 𝐶 𝑥 𝐿𝑓
H=
𝑃
60 𝑥 30 𝑥 0,7
H= = 16,7
76
Keterangan:
H : Headway
P : Jumlah pnp perjam pada seksi
tersibuk C : Kapasitas kendaraan
Lf : Faktor muat diambil 70%
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai headway sebesar 16,7
menit, dikarenakan besarnya jumlah demand potensial maka headway yang
akan digunakan yaitu 15 menit
78
Frekuensi kendaraan per jam yang direncanakan untuk angkutan pemadu
moda ini adalah 4 kendaraan/jam.
79
5.5.8 Jumlah Rit
Perhitungan jumlah rit tiap armada ditentukan oleh beberapa
komponen antara lain, Headway, Frekuensi, Jam Operasi dan Jumlah
Armada. Berikut ini adalah perhitungan untuk jumlah rit per armada:
𝐹 𝑥 𝐽𝑎𝑚 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑖𝑡 =
Keterangan
𝐾
:
F = Frekuensi (Kendaraan/jam)
K = Jumlah kendaraan (unit)
4 𝑥 15
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑖𝑡 = = 3,23
19
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui jumlah rit/kendaraan
dengan headway 15 menit dan frekuensi 4 kendaraan/jam adalah 3,23
rit/kendaraan.
𝐶𝑇
𝐾
Keterangan: = 𝐻 × 𝑓𝐴
K = Jumlah kendaraan (unit)
CT= Waktu sirkulasi (menit)
H = Waktu antara (menit)
fA = Faktor ketersediaan Kendaraan (100%)
278 = 18,54
K =
15𝑥100%
81
dengan jumlah demand potensial tahun dasar terhadap angkutan pemadu
moda yang direncanakan.
83
Seperti yang ditampilkan Tabel diatas tingkat isian/ load factor
mencapai 126% sehingga perlu penambahan jumlah armada. Jumlah
armada yang dibutuhkan berdasarkan tingkat isian/load factor dapat dilihat
pada Tabel berikut:
84
Tabel 35 Perhitungan Jumlah Kendaraan Operasi Berdasarkan Load Factor
(Tahun 2025)
85
e. Analisis Biaya Operasional Kendaraan
KENDARA
AN
N URAI SATUA
Bus Besar
O AN N Bus Bus MPU
Bus Bus
Sedang Kecil
DD SD
1 Masa Penyusutan Th 5 5 5 5 5
kendaraan
2 Jarak tempuh rata-rata Km/Hr 250 250 250 250 250
3 Bahan bakar minyak Km/Lt 2 3-3.6 5 7.5-9 7.5-9
4 Jarak tempuh ganti ban Km 24000 21000 2000 2500 2500
0 0 0
5 Ratio pengemudi/bus org/ 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
kend
6 Ratio kondektur/bus org/ 1.2 1.2 1.2 - -
kend
7 Jarak tempuh antar service Km 5000 5000 4000
kecil
8 Suku cadang/service besar Km 10000 10000 1000 1200 1200
0 0 0
86
9 Penggantian minyak motor Km 4000 4000 4000 3500 3500
0 0
10 penggantian minyak rem Km 8000 8000 8000 1200 1200
0 0
11 Penggantian gemuk km/kg 3000 3000 3000 4000 4000
12 Penggantian garden Km 12000 12000 1200 1200 1200
0 0 0
87
KENDARA
AN
N URAI SATUA
Bus Besar
O AN N Bus Bus MPU
Bus Bus
DD SD Sedang Kecil
13 Penggantian minyak Km 12000 12000 1200 1200 1200
perseneling 0 0 0
14 Hari jalan siap operasi Hr/th 365 365 365 365 365
15 SO:SGO % 80 80 80 80 80
16 Nilai residu % 20 20 20 - -
Sumber : SK. Dirjen No.687/AJ.206/DRJD/2002
88
Berikut ini merupakan perhitungan BOK untuk angkutan pemadu moda
Bandara Bali Utara:
1. Produksi Per Kendaraan
Tabel 44 Produksi Bus Yang Dihasilkan
(𝐻𝐾 − 𝑁𝑅)
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 =
𝑃𝑆𝑇 𝑥 𝑀𝑆
Keterangan :
89
2) Biaya Bunga Modal
Biaya bunga modal per tahun dihitung menggunakan rumus berikut:
n+1
( ) x HK
x i Biaya bunga modal =
2
n
Keterangan:
HK = Harga kendaraan (Rp.437.400.000)
i = tingkat bunga per tahun (10%)
(5 + 1)
( ) 𝑥(460.000.000𝑥10%)
2
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 =
5
27.600.000 x 28
=
5.321.700
= Rp. 145,21 per bus-km
3) Biaya Awak Kendaraan
Untuk tiap bus akan ada 1 awak kendaraan yakni 1 orang pengemudi
dengan total 3 rit dalam satu hari operasi. Untuk gaji pengemudi
yaitu sebesar Rp. 2.000.000 ditambah dengan tunjangan kerja
operasi sebesar Rp. 200.000, tunjangan sosial Rp. 100.000, dan
asuransi supir Rp. 100.000 (UMK Kabupaten Bulelengg 2021 adalah
sebesar Rp. 2.538.000). Dari keterangan tersebut maka besarnya
90
biaya awak kendaraan pertahun Rp.28.800.000. Untuk mengetahui
biaya awak bus perkilometer dihitung menggunakan rumus berikut:
91
𝐵 𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑘 𝑏𝑢𝑠/𝑘𝑚 =
𝑘𝑚 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
28.800.000
=
5.321.700
= Rp 151,53 per bus-km
4) Biaya BBM
Biaya BBM dihitung menggunakan rumus berikut:
𝑅𝑝
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝐵𝑀 = 15.017.400
14.580
= Rp 1.030 per bus-km
5) Biaya Ban
Penggantian ban dilakukan setiap 20.000 km tempuh dengan jumlah
pengunaan ban per bus 6 buah. Harga ban luar dan dalam yang
digunakan memiliki estimasi harga adalah Rp 1.450.000 per buah.
Dari data tersebut maka dapat diketahui biaya ban per bus adalah Rp.
8.700.000. Untuk menghitung biaya ban per bus-km digunakan
rumus berikut:
biaya seluruh ban
Biaya Ban Per Bus-Km =
km daya tahan ban
8.700.000
=
20.000
= Rp. 435 per bus-km
6) Service Kecil
Service kecil dilakukan setiap 4000 km tempuh. Total biaya yang
diperkirakan untuk service kecil dengan beberapa penggantian
92
komponen adalah Rp 530.750, sehingga biaya service kecil per bus-
km adalah Rp 132,69.
93
7) Service Besar
Service besar dilakukan setiap 10.000 km tempuh. Dengan beberapa
penggantian komponen, total biaya untuk service besar ini adalah Rp
2.602.750, sehingga biaya service besar per bus-km adalah Rp
260,28.
8) Overhaul Mesin Dan Body
Dilakukan tiap 300.000 km tempuh kendaraan. Besarnya biaya
overhaul Rp 66.000.000 jadi biaya overhaul per bus-km adalah
Rp 153,33.
9) Biaya Cuci Bus
Cuci bus dilaksanakan setiap hari dengan biaya cuci bus sebesar
Rp. 25.000 sehingga biaya cuci bus per-km sebesar Rp 48.
10) Retribusi Terminal
Untuk biaya retribusi angkutan mobil penumpang dan bus dalam
kota/kabupaten dikenakan sebesar Rp. 500 per sekali masuk, jadi
dalam satu hari operasi dengan jumlah frekuensi 90 kendaraan/hari
biaya retribusi yaitu sebesar Rp. 45.000. sehingga biaya retribusi per
bus-km adalah Rp. 86.
11) STNK
Biaya yang dikeluarkan untuk STNK per tahun adalah 0,5% dari harga
bus yaitu:
0,5% x Rp 460.000.000 = Rp 2.300.000
Jadi biaya STNK per bus-km adalah Rp. 12,10.
12) KIR
Frekuensi KIR tiap tahun adalah 2 kali, biaya untuk bus sedang tiap
kali KIR di Wilayah Buleleng adalah Rp 50.000 per 6 bulan, sehingga
biaya per tahun adalah Rp 100.000, maka biaya KIR per bus-km
dalam setahun adalah Rp 0,53.
94
13) Biaya Asuransi Kendaraan
Asuransi yang dibayarkan mencakup asuransi kendaraan dan asuransi
penumpang. Premi per bus per tahun sebesar Rp 11.550.000 maka
biaya asuransi tiap km adalah Rp 61.
Rute
Rekapitulasi Biaya Per Bus Km Terminal-
Bandara
1. Biaya Langsung (Rp)
a. Penyusutan 387
b. Bunga Modal 145
c. Biaya Awak Kendaraan 152
d. Biaya BBM 1.030
e. Biaya Ban 435
f. Biaya Pemeliharaan Kendaraan 597
g. Biaya Terminal 86
h. Biaya PKB (STNK) 12
i. KIR 1
j. Asuransi 61
2.906
2. Rekapitulasi Biaya Tidak 4.130
Langsung
BOK Per Bus Km 7.036
Sumber : Hasil Analisis, 2021
95
f. Penentuan Tarif Rencana
Tarif merupakan hasil perkalian antara tarif pokok dan
jarak (kilometer) rata-rata satu perjalanan dan ditambah 10% untuk jasa
keuntungan perusahaan. komponen Biaya Pokok didapatkan dari analisis
sebelumnya yang berjumlah sebesar Rp 7.036 harus di koversikan menjadi
Biaya operasi Kendaraan penumpang per-km.
= Rp 7.036 x 437.400 km x 12
= Rp 36.928.823.543
= Rp 335
= Rp 27.171
96
g. Rencana Implementasi Operasional Angkutan Pemadu Moda
97
98
99