Anda di halaman 1dari 73

PERANCANGAN MOBILE USER EXPERIENCE APLIKASI

MARKETPLACE PAKET WISATA OPEN TRIP INDONESIA


UNTUK WISATAWAN LOKAL

AZMI IQBAL GOLDINA PRAKASA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perancangan Mobile


User Experience Aplikasi Marketplace Paket Wisata Open Trip Indonesia untuk
Wisatawan Lokal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2018

Azmi Iqbal Goldina Prakasa


NIM G64140042
ABSTRAK
AZMI IQBAL GOLDINA PRAKASA. Perancangan Mobile User Experience
Aplikasi Marketplace Paket Wisata Open Trip Indonesia untuk Wisatawan Lokal.
Dibimbing oleh FIRMAN ARDIANSYAH.

Pertumbuhan pariwisata Indonesia meningkat berdasarkan jumlah perjalanan


wisatawan lokal dari tahun 2010 hingga 2016 dengan rata-rata 2.02%. Hal tersebut
diimbangi dengan perkembangan jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) dalam sektor jasa sebesar 6.71%. Hadirnya marketplace paket wisata
memudahkan pencarian dan pemesanan paket wisata bagi wisatawan lokal serta
pemasaran jasa oleh UMKM penyedia jasa perjalanan wisata di Indonesia.
Penelitian ini berfokus pada perancangan user experience (UX) marketplace paket
wisata. Perancangan UX menggunakan metode Five Planes yang terdiri atas lima
tahapan yang memiliki keterkaitan antarlapisannya. Prototipe diujikan kepada 5
wisatawan lokal menggunakan evaluasi think aloud. Persentase nilai fitur cerita
wisatawan sebesar 92%, dan fitur komparasi paket wisata dan asistensi sebesar 88%,
yang berarti fitur tersebut merupakan fitur penting bagi wisatawan lokal. Mereka
berpendapat bahwa dengan adanya prototipe aplikasi marketplace paket wisata
dapat menunjang kegiatan liburan mereka.
Kata Kunci: five planes, marketplace, pengalaman pengguna, think aloud,
wisatawan lokal

ABSTRACT
AZMI IQBAL GOLDINA PRAKASA. Mobile User Experience Design of the
Open Trip Indonesia Tourism Package Marketplace Application for Local Tourist.
Supervised by FIRMAN ARDIANSYAH.

The growth of Indonesian tourism increased based on the number of local


tourist travel from 2010 to 2016 with an average of 2.02%. This value is matched
by the growth of Micro, Small and Medium Enterprises (MSME) in the service
sector by 6.71%. The presence of marketplace tour packages facilitate the search
and booking tour packages for local tourists as well as marketing services by
MSME travel service providers in Indonesia. This research focuses on designing
user experience (UX) tourism package marketplace. The design of UX uses Five
Planes method consisting of five stages that have interlinkage between the layers.
Five local tourists tested the prototype using a think aloud evaluation. The
percentage of tourist stories feature is 92%, and tour package comparison and
assistance features are 88%, it means these features are essential features for local
tourists. They argue that the prototype of tourism package marketplace can support
their holiday activities.
Keywords: five planes, local tourists, marketplace, user experience, think aloud
PERANCANGAN MOBILE USER EXPERIENCE APLIKASI
MARKETPLACE PAKET WISATA OPEN TRIP INDONESIA
UNTUK WISATAWAN LOKAL

AZMI IQBAL GOLDINA PRAKASA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Penguji:
1 Husnul Khotimah, SKomp MKom
2 Ir Meuthia Rachmaniah, MSc
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Bidang yang dipilih dalam
penyelesaian skripsi ini adalah user experience, dengan judul Perancangan Mobile
User Experience Aplikasi Marketplace Paket Wisata Open Trip Indonesia untuk
Wisatawan Lokal. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Dalam penyelesaian skripsi ini, tidak
lepas dari dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
penulis ucapkan banyak terimakasih kepada kedua orang tua, Liliek Setyowati,
Chandra Inu Konsepta, dan adik Julleta Chantica Trusti Millenia, atas bantuan
moril, doa, dan kasih sayang yang telah diberikan hingga saat ini.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Firman Ardiansyah, SKom
MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, masukan, saran, dan
bimbingan selama penelitian hingga penyelesaian skripsi. Husnul Khotimah,
SKomp MKom dan Ir Meuthia Rachmaniah, MSc selaku dosen penguji. Rekan satu
bimbingan, yaitu Hakim, Ilman, Ravena, Nizar, Vandi, Aura, dan Nadia yang
memberikan semangat, ilmu dan doanya. Rekan terbaik Rangga, Rofiq, Bagus,
Ilham, Afif, Aldi, Sutrisno, Fadlan, Tim Travinesia Muda Berkarya, Lare
Blambangan dan Ilmu Komputer angkatan 51 atas motivasi, dukungan, dan
kebersamaan selama ini, serta semua pihak yang telah membantu penulis, yang
tidak bisa disebutkan satu-persatu. Semoga skripsi yang telah penulis selesaikan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2018

Azmi Iqbal Goldina Prakasa


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
METODE 3
Strategy Plane 4
Scope Plane 4
Structure Plane 5
Skeleton Plane 5
Surface Plane 5
Evaluasi 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Strategy Plane 6
Scope Plane 9
Structure Plane 12
Skeleton Plane 13
Surface Plane 14
Evaluasi Hasil 15
SIMPULAN DAN SARAN 20
Simpulan 20
Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 21
LAMPIRAN 23
RIWAYAT HIDUP 62
DAFTAR TABEL
1 Customer journey map kegiatan liburan wisatawan lokal 8
2 Spesifikasi fungsional fungsi Aplikasi Marketplace Paket Wisata 10
3 Pengujian think aloud 15
4 Saran partisipan 19
5 Penilaian hasil pengujian think aloud 20

DAFTAR GAMBAR
1 Struktur five planes (Garrett 2012) 4
2 User persona wisatawan lokal 7
3 Alur task pemesanan dan pembayaran paket wisata 13
4 Low fidelity prototype halaman pada alur task pemesanan dan
pembayaran paket wisata 13
5 Medium fidelity prototype halaman pada alur task pemesanan dan
pembayaran paket wisata 14

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil wawancara dengan 6 wisatawan lokal 23
2 Penyusunan kategori dan label 35
3 Alur task 38
4 Mockup low fidelity prototype aplikasi 40
5 Design Guidelines 50
6 Mockup high fidelity prototype aplikasi 51
7 Perbaikan mockup high fidelity prototype aplikasi 61
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk


sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan
meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan bermaksud
untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk
menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang
beraneka ragam (Marpaung dan Herman 2002). Indonesia adalah salah satu negara
di Asia Tenggara yang memiliki potensi pariwisata cukup tinggi berdasarkan
kunjungan wisatawan yang menempatkan Indonesia pada posisi empat terbaik se-
Asia Tenggara (ASEANstats 2015). Pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu
meningkat berdasarkan jumlah perjalanan wisatawan lokal dari tahun 2010 hingga
2016 dengan rata-rata 2.02% (Kemenpar 2016). Berdasarkan data yang telah
disebutkan, terbukti bahwa destinasi wisata di Indonesia menjadi salah satu opsi
wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal sebagai tujuan wisata. Indonesia
memiliki banyak objek wisata yang patut dijadikan pilihan sebagai tempat berlibur
wisatawan lokal.
Untuk lebih mengenalkan objek wisata di Indonesia, perlu adanya cara
strategis dengan pendekatan berbasis teknologi. Dewasa ini, banyak jasa travel
yang menyediakan paket wisata kepada wisatawan melalui beberapa media
promosi, di antaranya media sosial dan website. Namun, wisatawan dibingungkan
dengan pemilihan jasa travel yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan.
Teknologi berkembang cukup pesat seiring dengan bertambahnya kebutuhan
masyarakat di Indonesia, dibuktikan dengan tingginya angka pengguna Internet di
Indonesia yang menempati posisi kelima di dunia (IWS 2017). Aktivitas
penggunaan internet untuk mencari informasi mengenai barang atau jasa mencapai
53.7% (Kominfo 2017). Dewasa ini, pemanfaatan Internet telah menjadi cara untuk
mempromosikan pariwisata salah satunya melalui e-commerce. Perusahaan dapat
memanfaatkan e-commerce untuk melakukan penjualan dan pemasaran barang dan
jasa (Wong 2010). Namun berbeda dengan marketplace yang membantu Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia dalam memasarkan barang dan
jasa secara online. Pertumbuhan UMKM mencapai 2.4% dalam periode 2008
hingga 2013. Hal tersebut diimbangi dengan perkembangan jumlah UMKM dalam
sektor jasa sebesar 6.71% (Kemenkop UKM 2017).
Berdasarkan penelitian sebelumnya sistem informasi marketplace paket
wisata IndoExplore.id telah diimplementasikan oleh pengembang. Ardiansyah
(2017) mengembangkan sistem informasi marketplace paket wisata berbasis web
dan Android untuk menunjang kebutuhan wisatawan lokal dan UMKM bidang
penyedia paket perjalanan wisata. Namun, sistem ini hanya sebatas memenuhi
kebutuhan fungsional, setiap fungsi yang dibutuhkan telah tersedia tanpa
memerhatikan alur penyampaian dan pengisian informasi yang baik. Selain
memerhatikan kebutuhan fungsional, pengembangan aplikasi juga harus
memerhatikan nilai user experience (UX) (Garrett 2012).
2

Perumusan Masalah

Rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana merancang


prototipe aplikasi marketplace paket wisata untuk wisatawan lokal dalam pencarian
paket wisata, sekaligus membantu pengguna dalam menemukan travel agent yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang prototipe aplikasi marketplace


paket wisata dengan fitur yang dapat membantu wisatawan lokal dalam melakukan
pencarian, pemesanan dan pembayaran paket wisata serta asistensi liburan
berdasarkan aspek UX yang terdiri dari 5 lapisan, strategy, scope, structure,
skeleton, dan surface.

Manfaat Penelitian

Manfaat perancangan prototipe diharapkan dapat memudahkan wisatawan


lokal untuk mendapatkan informasi pencarian dan pemesanan paket wisata
menggunakan aplikasi mobile. Hal ini diharapkan secara perlahan berdampak pada
kenaikan angka kedatangan wisatawan mancanegara dan jumlah perjalanan
wisatawan lokal di Indonesia.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini, yaitu:


1. Sasaran pengguna adalah wisatawan lokal yang memiliki kebutuhan untuk
mencari dan memesan paket wisata.
2. Prototipe dikembangkan sampai dengan tingkat medium fidelity.

TINJAUAN PUSTAKA

E-Commerce (electronic commerce) merupakan suatu kegiatan pembelian,


penjualan dan pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti radio,
televisi dan Internet (Wong 2010). E-Commerce memberikan banyak keuntungan
dalam melakukan transaksi bisnis di antaranya, mempermudah proses jual beli,
meningkatkan efisiensi waktu dan melewati batasan geografis. Penerapan e-
commerce dapat mengurangi proses jual beli yang awalnya membutuhkan waktu
lama menjadi relatif lebih cepat. E-Commerce membuat transaksi lebih mudah dan
murah, tanpa melalui proses yang rumit seperti penjual dan pembeli tidak harus
bertatap muka. Pembeli dapat mengakses situs penjual untuk melihat produk yang
ditawarkan di internet. Selanjutnya pembeli mengikuti alur transaksi dari penjual
secara online.
Proses transaksi jual beli diwadahi dalam suatu tempat yang disebut
marketplace. Menurut Laudon dan Traver (2014) marketplace adalah perluasan
3

dari batas-batas pasar tradisional dengan pemindahan lokasi geografis. E-


Marketplace sebagai tempat untuk mengenalkan, memasarkan, dan menjual produk
dan jasa oleh penjual kepada pembeli. E-Marketplace dibuat dengan beberapa
tujuan di antaranya, belanja dapat dilakukan di mana saja, meningkatkan
kenyamanan pembeli, dan mengurangi biaya proses transaksi. Kehadiran
marketplace bermanfaat dalam berbagai bidang, salah satunya adalah pariwisata.
Menurut Ardiansyah (2017) pencarian dan pemesanan paket wisata serta pemasaran
jasa oleh penyedia jasa pariwisata dimudahkan dengan adanya marketplace.
Pencarian dan pemesanan paket wisata dilakukan oleh wisatawan pada
marketplace. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan ke sebuah
daerah atau negara asing dan menginap minimal 24 jam atau maksimal enam bulan
di tempat tersebut (Soekadijo 1997). Adapun kegiatan yang dilakukan wisatawan
sebelum melakukan perjalanan adalah sebagai berikut: menentukan tujuan
perjalanan wisata, mencari penyedia jasa perjalanan wisata, melakukan transaksi
dengan jasa penyedia perjalanan wisata, dan menikmati perjalanan wisata bersama
penyedia jasa perjalanan wisata. Wisatawan terbagi menjadi dua macam yaitu, lokal
dan mancanegara. Penelitian ini difokuskan pada target pengguna wisatawan lokal.
Salah satu cara wisatawan dalam mencari jasa perjalanan wisata adalah
menggunakan produk atau layanan marketplace paket wisata.
Suatu produk atau layanan dibuat dengan memerhatikan nilai user
experience. User Experience (UX) adalah tentang cara produk atau layanan bekerja,
di mana user dapat berhubungan dengan produk atau layanan tersebut (Garrett
2011). Pengguna memberikan respon sebagai reaksi dari penggunaan sebuah
produk, sistem atau layanan. UX merupakan gambaran user merasakan kesenangan
dan kepuasan dari menggunakan sebuah produk, melihat atau memegang produk
tersebut. UX tidak dapat dirancang oleh desainer, tetapi desainer dapat merancang
sebuah produk yang dapat menghasilkan UX. Menurut Guo (2012) UX terdiri atas
empat elemen yaitu: kegunaan (usability), bernilai (valuable), mudah diadopsi
(adoptability), dan sangat diinginkan (desirability).
Perancangan produk yang memerhatikan nilai UX dapat menggunakan
kerangka konseptual five planes. Menurut Garrett (2012) five planes adalah sebuah
kerangka konseptual untuk membahas tentang masalah UX dan alat yang
digunakan untuk mengatasinya. Kerangka konseptual five planes memiliki lima
elemen, yaitu strategi (strategy), ruang lingkup (scope), struktur (structure),
kerangka (skeleton), dan permukaan (surface). Di setiap plane, masalah yang
dihadapi menjadi sedikit berkurang keabstrakannya dan lebih konkret. Dengan
memerhatikan setiap plane-nya maka keputusan yang dibuat menjadi spesifik dan
menghasilkan detail yang lebih baik.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan five planes framework oleh


Garrett (2012). Five planes framework memiliki lima tahapan, yaitu strategy plane,
scope plane, structure plane, skeleton plane, dan surface plane. Tahapan-tahapan
framework tersebut ditunjukkan pada Gambar 1. Pengembangan menggunakan
framework ini harus dilakukan secara bertahap. Setiap lapisan memiliki ikatan
4

keterhubungan dengan lapisan bawah atau atasnya. Jika pengembangan dilakukan


dengan tidak bertahap, maka menyebabkan lepas deadline dan biaya
pengembangan menjadi tinggi (Garrett 2012).

Gambar 1 Struktur five planes (Garrett 2012)

Strategy Plane

Tahap ini meliputi tujuan bisnis, identitas merek, segmentasi, dan riset
pengguna. Tujuan bisnis adalah strategi khusus yang dilakukan oleh stakeholder
untuk menjelaskan alasan dibuatnya suatu produk dengan identitas merek yang
dimiliki. Identitas merek mencakup aspek visual seperti nama produk, logo, warna,
dan tipografi untuk menanamkan identitas produk ke pengguna. Segmentasi
pengguna diperlukan untuk membantu dalam memahami kebutuhan pengguna
dengan melakukan pengelompokan pengguna yaitu wisatawan lokal. Riset
dilakukan untuk menganalisis hal-hal yang diharapkan oleh wisatawan lokal saat
menggunakan aplikasi marketplace paket wisata menggunakan data kualitatif
melalui wawancara. Wawancara dilakukan kepada enam wisatawan lokal dengan
aspek wawancara meliputi behavior dan demografi. Setelah melakukan
pengumpulan data dari wisatawan lokal, selanjutnya data tersebut dianalisis dan
dilakukan perancangan user persona dan customer journey map sebagai bentuk
representasi dari target pengguna aplikasi marketplace paket wisata.

Scope Plane

Spesifikasi fungsional adalah tentang eksplorasi kelayakan suatu produk (Cao


2015). Perancangan spesifikasi fungsional dan konten adalah fokus utama dari
tahap scope plane. Aplikasi marketplace paket wisata memiliki berbagai fungsional
5

utama yang akan dirancang dan konten yang ditampilkan dapat menciptakan UX
yang baik, dilanjutkan dengan pembuatan skenario pengguna berbentuk cerita
singkat dari persona. Pembuatan skenario pengguna bertujuan untuk
mendeskripsikan motivasi dan tujuan pengguna dalam menggunakan produk atau
jasa. Tahap selanjutnya menentukan fitur dan konten aplikasi marketplace paket
wisata. Pengembangan fitur dan konten harus dapat menjawab tujuan bisnis dan
kebutuhan pengguna sesuai dengan tahap strategy plane. Fitur utama yang
dikembangkan pada aplikasi marketplace paket wisata untuk wisatawan adalah fitur
pencarian, pemesanan dan pembayaran, serta asistensi.

Structure Plane

Tahap ini adalah tahap pembuatan arsitektur informasi. Arsitektur informasi


dibuat dengan memperhatikan pembentukan struktur informasi yaitu kemudahan
pengguna dalam mendapatkan informasi. Perancangan arsitektur informasi yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik card sorting yang memberikan
pemahaman tentang mental model yang dimiliki oleh pengguna untuk pembuatan
kategori dan label. Perancangan interaksi dilakukan untuk setiap fitur yang
dikembangkan meliputi: pencarian paket wisata, pemesanan dan pembayaran paket
wisata, serta asistensi.

Skeleton Plane

Fokus utama dari tahap ini adalah pembuatan low fidelity prototype yang
merupakan perwujudan dari desain interaksi pada tahap structure plane. Langkah
awal yang dilakukan adalah membuat antarmuka. Prototipe merupakan simulasi
dari produk yang sedang dikembangkan, yang bertujuan untuk melihat seberapa
baik dan konsisten alur dari suatu produk dapat diterima oleh calon pengguna
(Banerjee 2014). Perancangan low fidelity prototype meliputi layout dan
penempatan elemen-elemen interaksi pada aplikasi marketplace paket wisata.
Penempatan dan pengelompokan elemen interaksi disesuaikan dengan tingkat
kepentingan dan hubungan antarelemen interaksi (Garrett 2012).

Surface Plane

Target dari tahap ini adalah perancangan medium fidelity prototype. Langkah
awal yang dilakukan adalah pembuatan design guidelines yaitu perancangan
elemen-elemen visual yang memerhatikan aspek keseragaman dan konsistensi dari
pemilihan warna serta tipografi. Design guidelines tersebut digunakan sebagai
elemen visual acuan dalam pengembangan medium fidelity prototype aplikasi
marketplace paket wisata.

Evaluasi

Pada tahap ini akan terdapat iterasi pengembangan, berdasarkan evaluasi dari
pengguna atau wisatawan lokal yang berguna untuk memperbaiki kekurangan
6

prototipe, hingga mencapai hasil yang diinginkan. Pengujian atau evaluasi


menggunakan metode usability testing. Langkah pengujian terdiri dari briefing,
pengujian prototipe, dan debriefing. Sesi briefing bertujuan untuk memberikan
penjelasan tentang pengujian suatu produk dan skenario yang harus dilakukan
partisipan pada saat pengujian prototipe kepada partisipan. Sesi pengujian
menggunakan think aloud evaluation, dimana partisipan bebas berekspresi ketika
sedang melakukan task yang penguji berikan. Aktivitas, kesalahan tindakan,
tanggapan, dan saran yang diucapkan dalam menyelesaikan task dicatat oleh
penguji untuk menentukan keberhasilan pengguna dalam melakukan task yang
diberikan (Tullis dan Albert 2013). Debriefing bertujuan untuk memberikan
penjelasan lanjutan sekaligus klarifikasi terkait tindakan yang dilakukan oleh
partisipan setelah menguji prototipe aplikasi marketplace paket wisata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Strategy Plane

Pada tahap strategy plane telah dilakukan observasi sekaligus analisis data
hasil wawancara terkait (a) tujuan bisnis (b) identitas merek dan (c) user needs.
Hasil analisis direpresentasikan dalam bentuk (d) user persona dan (e) customer
journey map.

Tujuan Bisnis

Langkah untuk mengetahui tujuan bisnis dari pengembangan marketplace


paket wisata didapatkan dengan melakukan wawancara secara langsung.
Narasumber dalam wawancara tersebut adalah Haraldi Ikhsan Ardiansyah selaku
pengembang marketplace paket wisata sebelumya dan Angga Anriza selaku travel
agent. Pengembang marketplace paket wisata sebelumnya memiliki tujuan bisnis
mempermudah wisatawan dalam mencari dan memesan paket wisata dari travel
agent terpercaya melalui pihak ketiga (marketplace). Tujuan bisnis pihak travel
agent mempermudah proses pemasaran paket wisata. Pihak pengembang
sebelumnya membutuhkan kemudahan bagi wisatawan dalam mencari dan
memesan paket wisata, sehingga dapat memberikan pengalaman baru dalam
penggunaan sistem oleh wisatawan secara efektif dan efisien.

Identitas Merek

Identitas merek didapatkan melalui wawancara dengan pengembang


marketplace paket wisata. Nama marketplace paket wisata sebelumnya adalah
Indoexplore.id dan saat ini berganti nama menjadi Travinesia.com. Travinesia.com
telah memiliki logo identitas. Warna identitas dari Travinesia.com adalah ungu.
Penentuan identitas visual Travinesia.com dalam bentuk tipografi belum ditentukan
oleh pengembang. Pembuatan identitas visual secara detail dijelaskan pada lapisan
surface plane.
7

User Needs

Kebutuhan pengguna didapatkan melalui wawancara kepada 6 narasumber


yang mewakili karakteristik umum dari wisatawan lokal. Pemilihan narasumber
berdasarkan demografi (usia 20 hingga 30 tahun, berjenis kelamin laki-laki atau
perempuan) dan aktivitas (pernah melakukan kegiatan liburan menggunakan jasa
travel agent). Pelaksanaan wawancara dilakukan pada tanggal 5-16 Maret 2018.
Pertanyaan yang diajukan terkait dengan motivasi menggunakan marketplace,
informasi yang sering dicari, hingga pengalaman baik dan buruk narasumber dalam
aktivitas sebelum liburan (perencanaan dan pencarian paket wisata), saat atau
selama liburan, dan setelah liburan.
Hasil dari wawancara berdasarkan demografi, wisatawan lokal didominasi
oleh pria sebanyak 5 orang dan 1 orang wanita. Berdasarkan segi usia, didominasi
oleh wisatawan lokal berusia 22 tahun dengan jumlah 4 orang. Selain itu, sebanyak
83.33% responden menyatakan bahwa merasa tidak aman ketika melakukan
pemesanan dan pembayaran paket wisata. Sebesar 66.66% responden juga
mengalami kesulitan mencari travel agent yang dapat dipercaya. Hasil wawancara
dapat dilihat pada Lampiran 1.

User Persona

Penciptaan tokoh user persona dilakukan secara spesifik berdasarkan hasil


analisis dari wawancara terhadap enam kandidat persona. Langkah selanjutnya
adalah menggabungkan karaktersistik dan kriteria dari kandidat untuk menciptakan
karakter fiksi berdasarkan hasil analisis.

Gambar 2 User persona wisatawan lokal


8

Berdasarkan hasil analisis dengan mengambil data mayoritas narasumber dari


segi demografi, menghasilkan satu user persona. Pada penentuan tokoh user
persona, terpilih seorang partisipan pria bernama Daniel Wenas dan berjenis
kelamin laki-laki dengan usia 22 tahun. Kepribadian Daniel adalah extrovert,
thinking, perceiving, dan satisfied. Daniel lebih sering menggunakan smartphone
dan cukup sering menggunakan laptop. Daniel menyukai aplikasi smartphone yang
mudah dimengerti, sederhana, interaktif, dan memiliki fitur pencarian spesifik.
Detail lengkap user persona dapat dilihat pada Gambar 2.

Customer Journey Map

Pembuatan customer journey map berdasarkan analisis dari hasil wawancara


terkait aktivitas sebelum hingga setelah melakukan kegiatan liburan yang dilakukan
oleh wisatawan. Tahapan yang dihasilkan dari proses wawancara dibagi menjadi 6
bagian yaitu:
1. Tahap perencanaan liburan oleh wisatawan
2. Tahap pencarian paket wisata berdasarkan aspek tujuan, waktu, jenis,
kepercayaan, dan biaya
3. Tahap pemesanan paket wisata yang berkaitan dengan fasilitas yang
didapatkan oleh wisatawan
4. Tahap pasca pemesanan terkait dengan konfirmasi pemesanan
5. Tahap liburan merupakan proses wisatawan menikmati liburan
6. Tahap pasca liburan terkait dengan pemberian feedback wisatawan kepada
travel agent
Dari tahapan tersebut dapat dibentuk proses interaksi yang akan digunakan
untuk tahap penelitian selanjutnya. Hasil transformasi tahapan menjadi customer
journey map dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Customer journey map kegiatan liburan wisatawan lokal

Stages Doing Thinking Feeling

• Menentukan tujuan • Kemana saya akan • Ingin menikmati liburan


wisata liburan? yang diinginkan
• Menentukan waktu • Kapan saya akan liburan? • Berharap berlibur di hari
Perencanaan keberangkatan • Berapa biaya yang saya libur
• Mempersiapkan biaya butuhkan untuk paket • Harga paket wisata tidak
liburan wisata? terlalu mahal

• Bertanya kepada • Paket wisata & agen • Semoga teman dapat


teman travel apa yang merekomendasikan agen
• Mencari paket wisata direkomendasikan? travel & paket wisata
via browser & media • Di mana mencari agen • Agen travel tidak
sosial travel yang terpercaya? melakukan penipuan
Pencarian • Mengunjungi website • Apakah agen travel dapat
agen travel & akun dipercaya?
media sosial
9

Tabel 1 Lanjutan

Stages Doing Thinking Feeling

• Memilih paket wisata • Apakah MoU sesuai • Mendapatkan MoU yang


• Mengonfirmasi dengan pemesanan? sesuai dengan
fasilitas • Apakah fasilitas sesuai pemesanan
• Melakukan dengan kebutuhan saya? • Paket fasilitas dapat
Pemesanan
pembayaran • Apakah ada biaya meningkatkan kualitas
tambahan? liburan saya
• Apakah mendapatkan • Berharap tidak ada biaya
potongan harga? tambahan
• Apakah ada pengingat • Berharap mendapatkan
untuk pembayaran? potongan harga

• Menunggu konfirmasi • Berapa lama saya • Butuh kepastian cepat


pemesanan menunggu konfirmasi • Bisa menghubungi atau
• Follow up status pemesanan? mengirim pesan agen
pemesanan • Apakah dapat travel dengan mudah
Pasca berkomunikasi jika ada • Butuh pengingat untuk
Pemesanan kesalahan pemesanan? keberangkatan liburan
• Apakah ada pengingat
sebelum berangkat
liburan?

• Pergi ke meeting point • Apakah pertemuan dengan • Tidak terjadi hal-hal yang
• Konfirmasi pesanan di agen travel terjamin? tidak diinginkan
hari H • Apa yang terjadi jika agen • Ada pihak yang
• Menikmati liburan travel tidak ada di meeting bertanggungjawab jika
• Menanyakan informasi point? terjadi kesalahan
Liburan objek wisata • Apakah fasilitas paket • Tidak adanya
wisata yang diberikan pembohongan informasi
sesuai dengan MoU? • Adanya pengingat terkait
• Apa yang terjadi jika ada fasilitas dan rundown
perubahan rundown? yang bersifat pribadi

• Memberikan ulasan • Apakah paket wisata • Semoga paket wisata


paket wisata memuaskan? sesuai dengan perjanjian
• Memberikan rating • Apakah saya bisa yang ditawarkan
Pasca
paket wisata memberikan feedback • Saya ingin berbagi
Liburan • Membagikan momen kepada agen travel? momen liburan kepada
liburan • Apakah saya bisa teman ataupun keluarga
membagikan momen
liburan?

1. Menghadirkan pihak ketiga untuk menjamin perlindungan konsumen (wisatawan)


2. Menyediakan sebuah sistem dalam bentuk marketplace paket wisata lengkap dengan
informasi paket wisata (harga, fasilitas, dan lokasi)
Opportunities 3. Menyediakan sebuah marketplace paket wisata yang mudah digunakan oleh
wisatawan dengan tampilan menarik
4. Menyediakan marketplace paket wisata dalam bentuk one stop solution dengan
beberapa layayanan seperti pencarian, pemesanan, dan asistensi

Scope Plane

Pada tahap scope plane ditentukan (a) spesifikasi fungsional dan konten yang
dikembangkan pada aplikasi mobile marketplace paket wisata dan (b) skenario
pengguna.
10

Fungsionalitas dan Konten

Spesifikasi fungsional adalah deskripsi dari setiap fitur yang dikembangkan


pada aplikasi marketplace paket wisata. Fitur yang dikembangkan didapatkan
berdasarkan kebutuhan pengguna. Deskripsi dari setiap fitur merupakan penjelasan
singkat tentang cara kerja setiap fitur dari sisi pengguna. Spesifikasi fungsional dari
aplikasi mobile marketplace paket wisata dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Spesifikasi Fungsional fungsi aplikasi marketplace paket wisata


No Fungsi Spesifikasi
1 Pencarian Aplikasi Marketplace Paket Wisata memfasilitasi pengguna
untuk mendapatkan informasi paket wisata berdasarkan kata
kunci yang disesuaikan dengan lokasi, tanggal
keberangkatan, tipe, durasi, dan harga

2 Melihat Detail Aplikasi Marketplace Paket Wisata menampilkan hasil


Paket Wisata pencarian berupa informasi detail paket wisata untuk dilihat
oleh pengguna

3 Pemesanan Aplikasi Marketplace Paket Wisata menyediakan layanan


Paket Wisata pemesanan paket wisata dari setiap agen travel untuk
pengguna

4 Pembayaran Aplikasi Marketplace Paket Wisata menyediakan layanan


Paket Wisata pembayaran pada setiap paket wisata untuk pengguna yang
telah memesan paket wisata

5 Asistensi Aplikasi Marketplace Paket Wisata memungkinkan


pengguna untuk menjadikan aplikasi sebagai asisten liburan
dalam bentuk pengingat pada tahap pasca pemesanan hingga
pasca liburan

6 Pemberian Aplikasi Marketplace Paket Wisata memfasilitasi pengguna


Ulasan dan untuk memberikan ulasan dan rating terhadap paket wisata
Rating Paket yang telah pengguna pesan
Wisata

7 Unggah Cerita Aplikasi Marketplace Paket Wisata meyediakan layanan


Liburan unggah cerita liburan bagi pengguna yang ingin membagikan
pengalamannya setelah liburan

8 Registrasi Pengguna melakukan pendaftaran akun baru di Aplikasi


Pengguna Marketplace Paket Wisata dengan memasukkan nama
lengkap, email, dan kata sandi

9 Login Pengguna masuk ke Aplikasi Marketplace Paket Wisata


dengan memasukkan email dan kata sandi yang telah
didaftarkan
11

Tabel 2 Lanjutan
No Fungsi Spesifikasi
10 Logout Pengguna keluar dari Aplikasi Marketplace Paket Wisata
dan tidak bisa menggunakan aplikasi sebelum login

11 Ubah Profil Aplikasi Marketplace Paket Wisata menyediakan layanan


ubah profil diantaranya nama lengkap, email, dan kata sandi
pengguna

12 Riwayat Aplikasi Marketplace Paket Wisata menampilkan daftar


riwayat pemesanan paket wisata

13 Favorit Aplikasi Marketplace Paket Wisata memungkinkan


pengguna untuk menyimpan beberapa detail paket wisata
tanpa melakukan pemesanan dan paket wisata dapat dilihat
kembali pada kemudian hari

14 Pesanan Aplikasi Marketplace Paket Wisata menampilkan daftar


pesanan paket wisata sekaligus dengan status pesanan

15 Filter Aplikasi Marketplace Paket Wisata menyediakan layanan


filterisasi paket wisata berdasarkan tingkat harga dan
referensi

16 Komparasi Aplikasi Marketplace Paket Wisata menyediakan layanan


untuk membandingkan dua paket wisata yang dipilih oleh
pengguna

17 Kirim Pesan Aplikasi Marketplace Paket Wisata menyediakan layanan


komunikasi antara pengguna dan agen travel penyedia paket
wisata melalui pesan online

18 Bagikan Detail Aplikasi Marketplace Paket Wisata memungkinkan


Paket Wisata pengguna untuk dapat merekomendasikan paket wisata
dengan cara membagikan melalui beberapa media sosial

Konten adalah hal penting dari sebuah aplikasi, konten yang baik dapat
mempengaruhi keputusan pengguna dalam melakukan sebuah tindakan pada
aplikasi. Aplikasi dianggap berharga jika memiliki konten yang bermanfaat bagi
penggunanya (Garret 2012). Konten utama aplikasi marketplace paket wisata
terdiri dari Detail Informasi Paket Wisata, Informasi Ulasan dan Rating Paket
Wisata, dan Cerita Liburan pengguna.

Skenario Pengguna

Daniel Wenas merupakan mahasiswa yang ingin menikmati liburan. Daniel


menginginkan kualitas liburannya lebih baik dengan cara yang lebih mudah. Daniel
menggunakan jasa agen travel untuk mengakomodasi kebutuhan liburannya dalam
12

bentuk paket wisata. Daniel memiliki pengalaman kurang menyenangkan dalam hal
mencari informasi paket wisata dan informasi pasca pencarian paket wisata yang
dibutuhkan. Informasi paket wisata yang ditawarkan oleh beberapa agen travel
tidak berada dalam satu wadah dan tingkat kepercayaan terhadap agen travel masih
kurang, hal ini membuat Daniel mencari paket wisata ke beberapa akun media
sosial agen travel dengan hati-hati. Selain itu, Daniel merasa bahwa informasi yang
didapatkan pada saat liburan sebelumnya cenderung tidak sesuai dengan yang
ditawarkan di detail paket wisata. Oleh karena itu, Daniel membutuhkan aplikasi
marketplace paket wisata untuk menemukan informasi yang dia butuhkan secara
akurat, efektif dan efisien.
Daniel mulai masuk ke aplikasi marketplace paket wisata dan melakukan
registrasi pengguna dengan mengisi kolom nama lengkap, email, dan password.
Setelah itu Daniel dihadapkan dengan halaman utama aplikasi. Daniel mencari
informasi paket wisata dengan menekan tombol add. Daniel segera mengisi kolom
lokasi, tanggal keberangkatan, tipe, durasi, dan rentang harga paket wisata
menggunakan fitur pencarian. Daniel mulai melihat beberapa informasi paket
wisata (rating, nama, lokasi, harga) yang ditampilkan dan membandingkannya
menggunakan fitur “Bandingkan” dengan harapan dapat membandingkan detail
informasi yang diberikan oleh agen travel. Setelah itu dia memilih salah satu paket
wisata yang dirasa cocok. Setelah itu Daniel dihadapkan dengan halaman login,
disini Daniel mengisikan email dan password yang telah digunakan pada saat
registrasi. Selanjutnya Daniel melakukan proses pemesanan salah satu paket wisata
yang ditampilkan dan melanjutkan ke proses pembayaran paket wisata dengan
memilih metode transfer.
Setelah itu, Daniel menentukan aplikasi marketplace paket wisata sebagai
asisten liburannya. Pasca pemesanan, Daniel menggunakan aplikasi marketplace
paket wisata. Dia mulai membuka aplikasi marketplace paket wisata, lalu memilih
card dengan status “Liburan Berlangsung” pada beranda untuk menerima notifikasi
pengingat menuju meeting point, jadwal kegiatan liburan, pemberian ulasan dan
rating terhadap paket wisata, serta menulis cerita liburan.

Structure Plane

Pada tahap ini dilakukan perancangan desain interaksi dan arsitektur


informasi menggunakan teknik card sorting yang mampu memberikan gambaran
struktur informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Proses card sorting dilakukan
kepada 3 partisipan termasuk wisatawan lokal sebagai target pengguna. Partisipan
melakukan penyusunan dan pengelompokan card berisi informasi yang telah dibuat
oleh penguji. Penyusunan kategori dan label selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Proses card sorting menghasilkan kategori dan label dengan informasi
penting. Selanjutnya pembuatan alur task berdasarkan kategori dan label yang telah
dihasilkan sebelumnya. Salah satu alur task dapat dilihat pada Gambar 3 yang
merupakan task pemesanan dan pembayaran paket wisata. Untuk alur task
pencarian paket wisata dan penentuan aplikasi sebagai asisten sekaligus asistensi,
dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 3.
13

Isi data
Pilih salah Klik tombol Login dengan
pemesan
satu paket "Pesan isi email &
(nomor
wisata Sekarang" password
identitas)

Checklist
Klik tombol Pilih metode
checkbox Masukkan
"Lanjut ke pembayaran
asuransi kode promo
Pembayaran" (transfer
perjalanan

Pilih bank Klik tombol Klik tombol


Cek detail
(Bank "Saya Sudah "Liburanku"
harga
Mandiri) Bayar"
Gambar 3 Alur task pemesanan dan pembayaran paket wisata

Skeleton Plane

Perancangan layout dan penempatan elemen-elemen interaksi telah dibuat


dengan teknik low fidelity prototype. Pembuatan low fidelity prototype dilakukan
dengan mendesain antarmuka aplikasi marketplace paket wisata berupa line, shape,
dan teks.
Informasi yang ditampilkan pada alur task pemesanan dan pembayaran paket
wisata meliputi, pesanan paket wisata, data diri pemesan, asuransi, kode promo,
detail harga, dan detail metode pembayaran berdasarkan teknik card sorting pada
tahap perancangan arsitektur informasi. Informasi tersebut ditransformasikan
menjadi beberapa layout halaman pada alur task pemesanan dan pembayaran paket
wisata. Detail layout halaman dapat dilihat pada Gambar 4. Sementara, untuk layout
halaman pada alur task pencarian paket wisata dan penentuan aplikasi sebagai
asisten sekaligus asistensi, dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 4 Low fidelity prototype halaman pada alur task pemesanan dan
pembayaran paket wisata
14

Surface Plane

Pada tahap surface plane dihasilkan sebuah design guidelines untuk aplikasi
marketplace paket wisata. Design guidelines terdiri atas perancangan elemen visual
meliputi warna, tipografi, dan icon. Design guidelines tersebut digunakan sebagai
acuan dalam perancangan medium fidelity. Pengembangan design guidelines
dilakukan menggunakan Adobe Photoshop CC, selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 5.
Perancangan medium fidelity prototype merupakan lanjutan dari perancangan
low fidelity prototype. Pembuatan interaksi pada medium fidelity prototype
mengacu pada alur task yang telah dihasilkan dengan teknik card sorting di tahap
structure plane, sedangkan tata letak merupakan implementasi tahap skeleton
plane.
Pemilihan warna utama pada aplikasi marketplace paket wisata adalah ungu,
hal ini berdasarkan wawancara dengan pengembang marketplace paket wisata.
Font yang digunakan dalam pembuatan medium fidelity prototype adalah Poppins
dan icon menggunakan material icons. Pemilihan ini berdasarkan platform Android
yang menggunakan Material Design dan penetapan dari responden terpilih. Di
halaman pertama pada alur task pemesanan dan pembayaran paket wisata
ditampilkan card yang berisi informasi singkat tentang paket wisata yang telah
dipilih. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5. Tampilan medium fidelity
prototype aplikasi marketplace paket wisata secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 6.

Gambar 5 Medium fidelity prototype halaman pada alur task pemesanan dan
pembayaran paket wisata
15

Evaluasi Hasil

Pengujian dilakukan pada medium fidelity prototype menggunakan metode


usability testing dengan teknik think-aloud yang diujikan kepada 5 partisipan atau
wisatawan lokal. Pemilihan partisipan dilakukan berdasarkan hasil wawancara
narasumber dari segi demografi yaitu partisipan berjeniskelamin pria dan berusia
22 hingga 25 tahun. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan hasil pengujian dapat
mewakili calon pengguna sesungguhnya. Task yang diujikan adalah pencarian
paket wisata, pemesanan dan pembayaran paket wisata, serta penentuan aplikasi
sebagai asisten liburan. Saat pengujian, partisipan diminta untuk menjalankan task
yang diberikan oleh peneliti secara terstruktur sembari mengutarakan tanggapan
positif dan negatif terkait apa yang dirasakan. Tanggapan yang diutarakan oleh
partisipan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Pengujian think aloud


Tanggapan
Partisipan
Positif Negatif
• Tampilan mudah dipahami • Background terlalu polos
dan tidak membingungkan (warna putih)
pada saat memasukkan opsi • Navbar heading kurang cocok
untuk mencari paket wisata • Informasi untuk siapa rating
• Tampilan paket wisata hasil dan ulasan diberikan masih
pencarian menarik kurang
• Penampilan fullscreen galeri
gambar paket wisata bagus
• Tampilan fasilitas yang
disediakan bagus
• Tampilan dan informasi yang
disampaikan di halaman detail
penyedia paket wisata cukup
baik
GH • Tampilan dan informasi dari
ulasan, diskusi, dan cerita
wisatawan sangat membantu
calon wisatawan dan mudah
dipahami
• Fitur komparasi paket wisata
sangat membantu untuk
membandingkan paket wisata
yang akan dipilih
• Halaman pemesanan paket
wisata cukup baik seperti
marketplace pada umumya
• Informasi dari batas
pembayaran hingga detail
yang harus dibayar sangat
jelas pada halaman
pembayaran paket wisata
16

Tabel 3 Lanjutan
Tanggapan
Partisipan
Positif Negatif
• Konten dari reminder pada
fitur asistensi cukup bagus dan
keren
• Penampilan rundown acara
cukup menarik dan merupakan
hal baru
• Fitur pencarian cukup baik • Warna background terlalu polos
karena pencarian dilakukan artinya kurang baik, sedikit
lebih spesifik dengan silau dimata
memasukkan budget dan • Navbar heading terlalu kaku,
tanggal berangkat kurang bagus
• Suka dengan image viewernya
karena bagus dan bisa melihat
secara full screen
• Kurang lebih sama seperti
image viewer, sudah cukup
baik dan mudah dimengerti
• Detail penyedia paket wisata
baik
• Fitur ulasan dan diskusi sudah
bagus, bisa memfasilitasi
traveler untuk bertanya
• Fitur cerita wisatawan cukup
baik dan merupakan
terobosan, serta membuat
traveler semakin yakin untuk
JB
memesan paket wisata
• Fitur komparasi merupakan
fitur baru yang cukup baik,
bisa langsung
membandingkan paket wisata
• Fitur pemesanan sudah cukup
bagus dan lengkap, data yang
harus diisi cukup tepat
• Fitur pembayaran baik, seperti
pada umumnya
• Pemberian rating cukup
mudah dan baik karena
langsung dipandu untuk
memberikan rating setelah
aktivitas liburan
• Fitur asistensi merupakan fitur
wajib bagi aplikasi serupa
karena sangat baik, serta
cukup membantu traveler
17

Tabel 3 Lanjutan
Tanggapan
Partisipan
Positif Negatif
• Halaman registrasi sederhana • Judul pada setiap halaman
dan mudah seperti aplikasi terlalu polos
lainnya
• Pencarian paket wisata cukup
baik dan mudah digunakan
karena spesifik dan
menampilkan jumlah travel
agent dan penentuan budget
serta bahasanya mudah
dimengerti
• Image viewer baik karena
fullscreen, lebih puas
• Tampilan fasilitas paket
wisata cukup baik dengan
ditampilkannya ikon dari
masing-masing fasilitas
• Halaman travel agent sudah
FR baik
• Fitur ulasan cukup baik, cukup
membantu
• Fitur diskusi juga cukup baik
• Cerita wisatawan sangat bagus
bagi reviewer dan cukup
membantu
• Fitur komparasi paket wisata
sangat baik dan bermanfaat
• Halaman pemesanan sudah
cukup dan lengkap
• Halaman pembayaran sudah
baik karena seperti umumnya
• Fitur asistensi liburan cukup
bagus dan cukup baik bagi
traveler
• Rating paket wisata baik
• Halaman pencarian paket • Tidak mengerti makna “+4” di
wisata sudah cukup baik dari penampilan gambar dan fasilitas
setiap kebutuhan yang akan • Keterangan berhasil
dicari dan mudah dimengerti menggunakan promo tidak ada
• Penampilan gambar paket • Background halaman terlalu
wisata baik polos
RW
• Tampilan fasilitas yang • Navbar heading kurang bagus
disediakan sudah bagus dan
sederhana
• Halaman detail paket wisata
sudah baik
18

Tabel 3 Lanjutan
Tanggapan
Partisipan
Positif Negatif
• Fitur ulasan dan rating baik,
seperti umumnya
• Fitur diskusi memudahkan
sebelum pemesanan, bisa
tanya terlebih dahulu atau
melihat diskusi orang lain
• Fitur cerita wisatawan sangat
baik, dapat membuat orang
lebih tertarik dengan paket
wisata dengan mengetahui
cerita wisatawan lain
• Komparasi paket wisata cukup
baik dan berguna untuk
memilih paket wisata yang
lebih worth
• Pemesanan paket wisata
cukup baik dan mudah
dimengerti, tidak beda dari
ecommerce yang lain
• Fitur pembayaran paket wisata
baik, sama saja seperti
pembayaran yang lain
• Fitur asistensi sangat
membantu traveler
• Halaman pencarian cukup • Judul dari setiap halaman terlalu
baik polos
• Penampilan gambar paket
wisata cukup membantu,
traveler dapat melihat foto
kegiatan travel agent
• Halaman fasilitas cukup baik,
mudah dimengerti
• Informasi dari halaman
penyedia paket wisata sangat
GR baik, lengkap
• Fitur ulasan dan rating dapat
membantu travel agent
berdasarkan fungsinya yang
baik
• Warna dominan putih pada
aplikasi tidak membuat
bingung pengguna
• Fitur diskusi cukup baik
19

Tabel 3 Lanjutan
Tanggapan
Partisipan
Positif Negatif
• Fitur cerita wisatawan
merupakan suatu hal baru,
karena traveler bisa tahu
kualitas travel agent dari
cerita orang lain. Fitur baru ini
tergolong cukup baik
• Fitur bandingkan paket wisata
cukup baik, membantu
• Halaman pemesanan sudah
cukup bagus, pengguna lain
juga mudah mengerti dengan
halaman ini
• Halaman pembayaran sudah
baik, tidak ada yang istimewa
• Fitur asistensi bagi pengguna
cukup membantu, fitur ini
cukup baik

Selain tanggapan positif dan negatif, partisipan memberikan umpan balik


dalam bentuk saran. Adapun saran yang diungkapkan oleh partisipan pada saat
pengujian selengkapnya pada Tabel 4.

Tabel 4 Saran partisipan


Partisipan Saran

GH • Sebaiknya tidak perlu menekan ikon close untuk menutup galeri


gambar paket wisata
• Sebaiknya batas waktu pembayaran bisa lebih lama lagi
JB
• Sebaiknya warna background lebih bervariasi, tidak terlalu polos
• Sebaiknya pemilihan gambar pada image viewer berkualitas high
definition
FR
• Sebaiknya tampilan fasilitas tidak terlalu polos
• Sebaiknya ada penampilan ulasan terbaik
• Sebaiknya ditampilkan penyedia paket wisata di hasil fitur
perbandingan
RW
• Sebaiknya ada informasi keberhasilan setelah memasukkan
kode promo di halaman pemesanan
• Perlu adanya adanya penjelasan tentang kata “tersedia” di bagian
GR
trip saat pencarian paket wisata

Tahap terakhir pada pengujian yaitu pengemasan informasi hasil pengujian


dengan mendapatkan nilai dari fitur pada prototipe. Dilakukan pengklasifikasian
pada tanggapan positif dan negatif dengan memperhatikan nilai dari fitur yang telah
ditanggapi oleh partisipan. Pembuatan kriteria penilaian dibagi menjadi 5 kelas,
20

yaitu sangat baik, cukup baik, baik, buruk, dan sangat buruk. Setiap aspek memiliki
rentang nilai 1-5. Setelah itu didapatkan nilai bobot dari setiap fitur. Nilai bobot
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Penilaian hasil pengujian think aloud


Partisipan
Fitur Nilai
GH JB FR RW GR
Cerita wisatawan 5 4 5 5 4 23
Asistensi 4 5 4 5 4 22
Komparasi paket wisata 5 4 5 4 4 22
Pencarian paket wisata 3 4 4 4 4 19
Diskusi paket wisata 5 3 4 3 4 19
Pemesanan paket wisata 4 4 3 4 4 19
Fasilitas paket wisata 3 4 4 3 4 18
Detail penyedia paket wisata 4 3 3 3 5 18
Ulasan paket wisata 4 3 4 3 3 17
Pembayaran paket wisata 5 3 3 3 3 17
Image viewer paket wisata 3 3 3 3 4 16
Rating paket wisata 1 3 3 3 3 13
Background halaman 1 2 2 3 3 11

Berdasarkan hasil pengujian, tiga fitur yang paling diperhatikan oleh


wisatawan adalah fitur cerita wisatawan, asistensi, dan komparasi paket wisata.
Masing-masing bobot nilai dari ketiga fitur tersebut adalah 23 dan 22 dari bobot
nilai maksimal sebesar 25. Fitur cerita wisatawan memiliki persentase nilai tertinggi
pertama yaitu 92%, fitur asistensi dan komparasi paket wisata dengan persentase
nilai sebesar 88%. Hal tersebut berarti bahwa ketiga fitur tersebut penting bagi
wisatawan lokal. Namun untuk beberapa fitur pelengkap dengan bobot nilai kecil
akan dilakukan perbaikan minor pada prototipe akhir. Perbaikan prototipe
selengkapnya pada Lampiran 7. Dengan demikian, prototipe aplikasi marketplace
paket wisata yang telah dirancang untuk mengatasi permasalahan wisatawan lokal
dinilai tepat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini berhasil merancang prototipe aplikasi marketplace paket wisata


dengan fitur yang dapat membantu wisatawan lokal dalam melakukan pencarian,
pemesanan dan pembayaran paket wisata serta asistensi liburan. Berdasarkan hasil
evaluasi prototipe, menggambarkan bahwa partisipan dimudahkan dengan adanya
prototipe aplikasi marketplace paket wisata untuk menunjang kegiatan liburan.
21

Saran

Hal yang perlu diperbaiki atau ditambahkan pada penelitian selanjutnya,


yaitu perancangan prototipe dilakukan hingga high fidelity prototype. Hal tersebut
dilakukan agar partisipan dapat lebih mengeksplorasi prototipe pada saat pengujian.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah HI. 2017. Pengembangan REST API Sistem Informasi Marketplace


Pariwisata IndoExplore.id [skripsi]. Bogor (ID): Ilmu Komputer, Institut
Pertanian Bogor.
[ASEANstats]. ASEAN Economic Community Department. 2017. Total Visit by
Origin Country and Destination Country [Internet]. [diunduh 2017 Desember
31]. Tersedia pada: http://www.aseanstats.org/publication/tourism-
dashboard/
Banerjee A. 2014. What a Prototype is (and Is Not) [Internet]. [diunduh 2017
Desember 11]. Tersedia pada: https://uxmag.com/articles/what-a-prototype-
is-and-is-not
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Kedatangan Wisatawan Mancanegara 2008-
2017 [Internet]. [diunduh 2017 November 28]. Tersedia pada:
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/807
Cao J. 2015. The Guide to UX Design Process and Documentation [Internet].
[diunduh 2018 Januari 10]. Tersedia pada:
https://www.uxpin.com/studio/blog/practical-approach-functional-
specifications-documents/
Garrett JJ. 2012. The Elements of User Experience: User-Centered Design for the
Web and Beyond, Ed ke-2. Berkeley (US): New Riders.
Guo F. 2012. More Than Usability: The Four Elements of User Experience, Part I
[Internet]. [diunduh 2017 Nov 22]. Tersedia pada:
https://uxmatters.com/mt/archives/2012/04/more-than-usability-the-four-
elements-of-user-experience-part-i.php
[IWS] Internet World Stats. 2017. Top 20 Countries With The Highest Number of
Internet Users [Internet]. [diakses 2017 Desember 14]. Tersedia pada:
http://www.internetworldstats.com/top20.htm
[Kemenkop UKM] Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia. 2017. Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)
dan Usaha Besar (UB) Tahun 2012-2013 [Internet]. [diunduh 2017 Desember
31]. Tersedia pada: http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-
informasi/data-umkm/
[Kemenpar] Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. 2016. Statistik Profil
Wisatawan Nusantara Tahun 2016 [Internet]. [diunduh 2018 April 20].
Tersedia pada: http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=145&id=3747
[Kominfo] Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2017.
Aktivitas Menggunakan Internet oleh Individu Tahun 2016 [Internet].
22

[diunduh 2017 Desember 31]. Tersedia pada:


https://statistik.kominfo.go.id/site/data?idtree=424&iddoc=1521
Laudon KC, Traver CG. 2014. E-commerce: Business, Technology, and Society. Ed
ke-10. New Jersey (US): Pearson Education.
Marpaung H, Herman B. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung (ID): Alfabeta.
Soekadijo RG. 1997. Anatomi Pariwisata. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka
Utama.
Tullis T, Albert B. 2013. Measuring the User Experience: Collecting, Analyzing,
and Presenting Usability Metrics. Ed ke-2. Massachusetts (US): Elsevier.
Wong J. 2010. Internet Marketing for Beginners. Jakarta (ID): Elex Media
Komputindo.
23

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil wawancara dengan 6 wisatawan lokal

1. Hasil wawancara wisatawan lokal pertama

Hari/Tanggal : Senin, 5 Maret 2018


Waktu : 13.00 – 13.39
Narasumber : Haraldi
Pewawancara : Azmi Iqbal Goldina Prakasa
Tujuan : Mengetahui hal-hal yang diharapkan oleh wisatawan lokal
dari sebelum hingga sesudah liburan

Haraldi merupakan seorang wirausaha dengan status belum menikah.


Haraldi bertempat tinggal dan menghabiskan masa pendidikannya di Bogor.
Saat ini ia menjalankan usahanya yang juga bertempat di Bogor. Ia
menjalani rutinitas usahanya dari hari senin hingga jumat. Di sisi lain,
Haraldi memiliki seorang kekasih yang usianya tidak terpaut jauh
dengannya.
Haraldi merupakan pengguna smartphone Android, yang digunakan
untuk berkomunikasi dengan kolega, dan mendapatkan informasi lebih.
Diluar kesibukannya, Haraldi menyempatkan untuk menikmati kegiatan
refreshing dengan berlibur. Rata-rata Haraldi menikmati pergi liburan
sebanyak dua kali dalam setahun.
Hal yang pertama kali ia lakukan ketika akan pergi berlibur adalah
menentukan tujuan destinasi wisata, biaya yang dibutuhkan, dan informasi
jasa penyedia paket wisata. Haraldi mendapatkan informasi destinasi wisata
dari temannya yang pernah ke destinasi tersebut. Lalu, ia mencari informasi
tambahan terkait destinasi wisata tersebut di media sosial Instagram.
Menurut Haraldi, di Instagram banyak yang menawarkan paket wisata ke
destinasi tersebut. Ia melihat dan membaca fasilitas sekaligus harga yang
ditawarkan. Ia mengestimasikan biaya untuk membeli paket wisata sebesar
300 ribu rupiah. Ia mulai komparasi penawaran dari berbagai travel agent.
Sepengalaman Haraldi, ia menggunakan Elevenia untuk mencari informasi
paket wisata. Ia memilih one day trip ke tiga pulau di Kepulauan Seribu.
Namun ia mengalami kebingungan, karena di Elevenia merupakan
marketplace barang, tetapi ada yang menjual paket wisata. Namun, ia tetap
melanjutkan pencarian paket wisata. Sebelumnya ia mencari di Google
terkait destinasi wisata yang akan ia kunjungi, dan muncul di Elevenia. Dan
ia membeli paket wisata di Elevenia sembari melihat fasilitas dan harga
yang ditawarkan.
Namun, ia menemukan ketidakpuasan saat melakukan pemesanan di
Elevenia. Kesulitan tersebut diantaranya, adalah detail acara kurang jelas,
tidak dijelaskan objek tujuan yang dikunjungi saat melakukan trip, dan
waktu trip yang tidak dijelaskan secara rinci. Cara untuk menanggulangi
kesulitan tersebut diantaranya, beberapa kali ia bertanya kepada tour guide
24

Lampiran 1 Lanjutan
saat trip berlangsung, dan sebelum liburan ia melakukan komunikasi
langsung melalui telepon dengan travel agent, tidak melalui Elevenia
karena di Elevenia ia hanya melakukan pemesenan paket wisata.
Menurutnya, komunikasi di luar Elevenia tidak nyaman karena
menggunakan data pribadinya (nomor telepon), yang ia takutkan adalah jika
data pribadinya disalahgunakan oleh pelapak di Elevenia (travel agent).
Haraldi melakukan pembayaran dengan transfer penuh sebelum berangkat
liburan dan mengeluarkan biaya tambahan untuk tour guide.
Ia berharap bahwa informasi paket wisata yang ditampilkan cukup
lengkap, baik dari Elevenia maupun travel agent. Seperti petunjuk meeting
point yang kurang jelas, sehingga ia harus mencari lokasi meeting point
melalui Google Maps (membuka aplikasi lainnya) yang sedikit merepotkan.
Selama liburan, Haraldi mengalami kebingungan untuk pergi ke
lokasi meeting point. Ia mencari informasi melalui Google Maps, namun
belum jelas estimasi waktunya. Ketika ia sampai di meeting point, ia telat
karena waktu meeting point terlalu pagi yaitu jam 8. Ia berangkat dari rumah
(Bogor) jam 6. Sampai di stasiun Bogor jam 6.30, sampai di Jakarta Kota
jam 8. Sampai di meeting point (Pelabuhan Muara Angke) jam 9 dan
ternyata ia bersama travel agent masih menunggu wisatawan lain yang juga
telat (paket wisata open trip). Namun sampai di meeting point, ternyata
diluar ekspektasi Haraldi terkait kapal yang digunakan untuk menyeberangi
pulau. Ia mengira, dengan biaya tambahan sebesar 75 ribu rupiah, ia naik
kapal yang bagus ternyata kapal biasa (kayu). Sampai di Pulau Seribu,
wisatawan dibiarkan (bebas) oleh travel agent. Jadi ia lebih banyak
melakukan kegiatan berfoto menggunakan smartphone, begitupun
wisatawan lain. Sebenernya banyak objek menarik, namun tidak dijelaskan
informasi objeknya. Ia mengalami sedikit kekecewaan, karena tujuan ia
bukan hanya travelling tetapi ingin mengetahui sejarah dari beberapa objek
seperti benteng yang sudah rusak di Pulau Kelor. Lalu travel agent
mengingatkan rombongan bahwa jam 1 siang akan kembali ke Pelabuhan
Muara Angke. Ketika perjalanan di kapal, travel agent tidak memberikan
life jacket kepada rombongan, menurut ia hal ini berbahaya. Selain itu ia
juga bingung dengan detail rundown yang dibuat oleh travel agent. Jika ada
sistem atau aplikasi yang dappat digunakan saat travelling, harapan Haraldi
adalah sistem atau aplikasi tersebut dapat memberikan informasi tentang
cerita sejarah dari objek wisata.
Setelah selesai liburan, travel agent mengucapkan salam perpisahan. Tidak
ada pemberian ulasan atau pemberian rate untuk paket wisata di sistem yang
telah saya gunakan (Elevenia) untuk memesan paket wisata. Padahal ia
ingin mengulas dan memberikan rate untuk memberitahu teman ataupun
orang lain terkait paket wisata yang telah ia beli. Ia juga ingin mengetahui
promo dan diskon terkait paket wisata, karena jika sudah percaya dengan
travel agent tertentu maka tidak perlu mencari info lainnya (tidak
melakukan pencarian travel agent lagi) sehingga ia tidak ketinggalan
informasi tentang paket wisata baru yang ditawarkan oleh travel agent yang
sama.
25

Lampiran 1 Lanjutan

2. Hasil wawancara wisatawan lokal kedua

Hari/Tanggal : Senin, 5 Maret 2018


Waktu : 10.00 – 10.37
Narasumber : Fauzi
Pewawancara : Azmi Iqbal Goldina Prakasa
Tujuan : Mengetahui hal-hal yang diharapkan oleh wisatawan lokal
dari sebelum hingga sesudah liburan

Fauzi adalah seorang mahasiswa pascasarjana STEI Tazkia dengan


status lajang. Fauzi berusia 23 tahun dan bertempat tinggal di Dramaga,
Bogor. Selain kuliah, Fauzi berkecimpung di dunia bisnis yaitu jasa
fotografi. Fauzi menjalankan bisnisnya jika ada klien yang memesan
jasanya. Disela-sela perkuliahan, fauzi menerima klien untuk memenuhi
permintaan dari klien yaitu jasa fotografi. Di tengah kesibukannya, Fauzi
selalu menyempatkan untuk pergi berlibur.
Hal yang Fauzi lakukan saat hendak berlibur adalah pertama
menentukan destinasi yang akan dituju. Kedua budget, dimana ia akan
menginap dan dimana ia akan makan. Fauzi merencanakan budget untuk
tiket akomodasi hotel dan lain-lain. Fauzi merencanakan ketersediaan,
seperti teman dan waktu liburan yang tepat. Intinya menyiapkan tujuan,
waktu, dan budget. Cara Fauzi untuk menikmati liburan yaitu dengan
menggunakan jasa travel agent. Menurutnya, travel agent dapat memenuhi
kebutuhan disaat ia ingin traveling ke suatu destinasi wisata. Untuk
mengakomodasi perencanaan liburan, ia menggunakan bantuan smartphone
dan aplikasi. Untuk mencari tiket transportasi biasanya ia menggunakan
Traveloka. Untuk mendapatkan travel agent ia mencari di Instagram atau
informasi dari teman. Referensi ia untuk pergi ke destinasi wisata dari
Instagram, ketika ia melihat foto destinasi wisata yang menarik maka ia
berfikiran untuk pergi ke destinasi tersebut. Namun bisa saja dari temannya
yang menunjukkan foto liburan mereka kepadanya. Dari situlah ia bisa
menentukan mau kemana ia akan pergi traveling. Untuk pencarian travel
agent, ia lebih sering mencari melalui teman terdekat. Karena ia merupakan
tipe orang yang ingin tahu pengalaman orang lain terlebih dahulu. Dalam
artian lebih mengutamakan mencari travel agent melalui orang terdekat.
Pengalaman Fauzi pergi liburan yaitu 6 kali menggunakan travel
agent, ke Pulau Pari, Pulau Tidung, Malaysia, dan beberapa curug di Bogor.
Budget yang dibutuhkan Fauzi tergantung dengan lokasi wisata yang dituju
dan durasi trip. Biasanya budget yang dibutuhkan untuk trip sehari sebesar
200.000 hingga 300.000, jika 4 hingga 5 hari sebesar 400.000 hingga
500.000. Fauzi biasa pergi berlibur bersama keluarga, teman, dan sahabat.
Dan lebih seringnya bersama teman. Adapun kendala yang dihadapi saat
mencari travel agent, diantaranya perubahan harga yang tidak menentu,
sering adanya promo diakhir penawaran. Untuk informasinya sudah cukup
banyak, namun masih terpisah seperti di Instagram atau situs travel agent
26

Lampiran 1 Lanjutan
masing-masing. Menurut Fauzi dengan hadirnya wadah untuk memberikan
informasi terpusat tentang paket wisata sangat membantu dalam hal
komparasi, dan pengumpulan informasi dari travel agent terkait promo atau
diskon.
Fauzi mempunyai cerita unik selama traveling, ia selalu merasa
senang meskipun tak luput dari kendala seperti cuaca yang tidak mendukung.
Karena baginya tujuan traveling bukan hanya mengunjungi destinasi wisata
tetapi kebersamaan bersama teman. Adapun kendala yang dihadapi oleh
Fauzi, diantaranya jika tidak menggunakan travel agent, seringkali tidak
tahu objek yang bagus pada destinasi wisata tertentu. Dalam setahun, Fauzi
pergi berlibur sebanyak 12 kali. Saat menggunakan jasa travel agent, Fauzi
pernah mengalami kendala yaitu misscom tentang kegiatan yang ditawarkan.
Seperti harga yang ditentukan berbeda dengan yang ditawarkan. Informasi
yang diberikan kurang jelas. Pengalaman lain yang pernah dirasakann Fauzi
adalah merasa bingung akan informasi objek wisata yang dikunjungi,
contohnya saat ia pergi ke sebuah candi di Kediri, ia tidak tahu nama candi
dan informasi lainnya (tidak dijelaskan oleh tour guide). Namun beberapa
tour guide juga sering menjelaskan objek-objek wisata yang dikunjungi
(latar belakang, harga tiket objek dan lain-lain).
Ketika traveling Fauzi menggunakan aplikasi yaitu Instagram untuk
kebutuhan mencari informasi tempat-tempat yang belum dikunjungi, dan
update untuk memberi tahu follower. Setelah selesai liburan, biasanya Fauzi
melakukan kegiatan upload foto di social media. Jika travel agent
memuaskan, ia akan merekomendasikan travel agent tersebut ke temannya,
memberikan saran kepada travel agent, dan memberi hadiah. Fauzi
memiliki cara untuk merekomendasikan travel agent, yaitu dengan posting
instagram dengan caption khusus rekomendasi dan dengan cara mouth to
mouth. Tujuan Fauzi berbagi penglaman traveling adalah agar orang tahu
tentang apa yang ia lakukan. Fauzi juga sering melakukan upload foto di
Instagram dengan caption review sekaligus tag akun Instagram travel agent
untuk melakukan review kepada travel agent. Fauzi mengatakan bahwa
dirinya tertarik dengan aplikasi yang mampu mengakomodasi kegiatan
setelah traveling karena dapat memberikan gambaran untuk calon traveler
lain yang menggunakan aplikasi ini juga, begitu sebaliknya. Fauzi juga
berharap dengan hadirnya aplikasi yang menunjang kegiatan liburan supaya
ia bisa melakukan booking paket wisata, komparasi penawaran antar travel
agent, berbagi review. Jadi saya tidak bolak-balik mencari akun Instagram
dan situs resmi travel agent (lebih fokus).
Setelah melakukan transaksi, Fauzi membutuhkan informasi dari
travel agent seperti promo, diskon, dan paket wisata baru. Untuk selalu
berhubungan dengan travel agent, Fauzi melakukan keep contact dengan
cara mengikuti aku official dari travel agent. Jika ada marketplace paket
wisata, Fauzi berharap adanya fitur chatting dengan travel agent, dan poin
setelah melakukan transaksi. Poin bisa meningkatkan loyalitas penggunanya.
27

Lampiran 1 Lanjutan

3. Hasil wawancara wisatawan lokal ketiga

Hari/Tanggal : Selasa, 13 Maret 2018


Waktu : 13.00 – 13.54
Narasumber : Ghulam
Pewawancara : Azmi Iqbal Goldina Prakasa
Tujuan : Mengetahui hal-hal yang diharapkan oleh wisatawan lokal
dari sebelum hingga sesudah liburan

Ghulam merupakan seorang wirausaha berusia 25 tahun asal Depok.


Ia menggeluti usaha di bidang pertanian yaitu bawang merah. Selain itu
Ghulam juga berkecimpung di dunia travel agent. Ghulam merupakan orang
yang sering menggunakan smartphone untuk melakukan komunikasi
melalui media sosial. Ia memiliki hobi traveling. Di tengah kesibukannya,
ia menyempatkan untuk pergi liburan.
Ghulam selalu merencanakan kegiatan liburannya dengan
menentukan waktu keberangkatan dan tempat wisata yang akan dituju.
Ketika sudah menentukan tanggal dan tujuan, ia akan mencari travel agent
untuk mengakomodasi kebutuhan liburannya. Ia mencari travel agent yang
menyediakan paket wisata yang sesuai dengan tanggal dan tujuannya, dan
harga yang masih terjangkau. Lalu ia mengubungi travel agent. Untuk
weekday biasanya saya pesan private trip, jika weekend saya pesan open trip
yang lebih murah. Biasanya saya memastikan lebih dulu paket wisatanya,
lalu mencari tiket transportasinya. Pengalaman Ghulam dalam menentukan
akan pergi kemana, yaitu melalui cerita kawan, mencari di Instagram, follow
beberapa akun travel agent. Ia melihat foto-foto di Instagram, kalau ia
merasa cocok maka ia akan mencari travel agent yang menyediakan paket
wisata tersebut. Selain itu, cara untuk mensukseskan liburannya dengan
pertama, jika ia ingin simple maka ia akan mencari travel agent. Ia melihat
fasilitas dan itinerary yang travel agent berikan. Untuk mempersiapkan
kebutuhan pribadi, ia mencari informasi objek yang dikunjungi di Google.
Jadi ia bisa membawa kamera Gopro atau kamera underwater. Kedua, ia
sebagai solo traveler. Disitu ia eksplor sendiri terkait objek, tiket dan lain-
lain.
Ghulam pergi liburan sebanyak 12 kali dalam setahun. Alasannya
adalah karena ia hobi traveling dan selalu ingin mengisi waktu untuk jalan-
jalan. Dan juga termasuk kebutuhan primernya. Yang pernah ia lakukan saat
akan pergi liburan menggunakan jasa travel agent yaitu, ia mencari
informasi melalui Instagram dan Google. Ia pernah mencari di Google, lalu
ia masuk ke website travel agent. Mungkin orang lain beranggapan bahwa
melalui website lebih aman, tetapi ia merasa kurang nyaman. Saya lebih
senang mencari di Instagram dengan menggunakan tagar. Lalu masuk ke
Instagram travel agent tersebut. Namun yang jadi masalah, sebenarnya
peruntukan Instagram bukan untuk mencari travel agent hingga melakukan
transaksi. Dari situ, Ghulam mengharapkan adanya marketplace penyedia
28

Lampiran 1 Lanjutan
paket wisata. Sehingga memudahkan untuk traveler dalam mencari paket
wisata dengan sekali klik (tidak seperti di Instagram yang harus bolak-balik
akun).
Beberapa kendala yang dihadapi oleh Ghulam saat mencari paket
wisata melalui Istagram diantaranya, tidak ada satu pihakpun yang
menjamin transaksi kita aman. Contoh, traveler sudah memesan paket
wisata, apakah traveler akan bertemu dengan travel agent di hari h ? Tidak
ada yang menjamin, bisa saja traveler dibohongi. Jadi traveler kurang
merasa aman. Untuk menanggulanginya ia butuh referensi kawan. Yang
kedua ia direpotkan ketika mencari travel agent karena informasi dari
masing-masing travel agent terpisah, tidak dalam satu wadah. Terakhir, jika
melihat di website belum ada review dari orang lain. Harapan Ghulam
sebagai traveler adalah hadirnya marketplace paket wisata untuk traveler,
jadi sangat memudahkan dalam mencari paket wisata. Marketplace tersebut
dapat menjamin keamanan transaksi dan informatif.
Ghulam menghabiskan uang rata-rata sebanyak 1-2 juta rupiah
untuk memenuhi kebutuhan liburannya. Ia pergi berlibur menggunakan
travel agent sebanyak 8 kali dalam setahun. Dan ia lebih sering pergi
berlibur bersama kawan.
Cerita Ghulam selama traveling yaitu, sebelum ia berangkat, ia
menyiapkan kebutuhan yang akan ia bawa seperti kamera. Ia menuju
meeting point sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh travel agent.
Sampai di meeting point, ia memberitahu travel agent dan selanjutnya
mengikuti arahan travel agent. Semua mengalir sesuai dengan jadwal yang
dibuat travel agent. Namun pernah juga kurang sesuai jadwal dikarenakan
kondisi cuaca yang tidak mendukung. Di sisi lain, Ghulam pernah
mengalami kesulitan saat traveling, diantaranya penjelasan yang kurang
lengkap tentang objek wisata, membuatnya langsung bertanya ke tour guide.
Susah menghubungi travel agent ketika di meeting point. Alat snorkeling
yang tidak sesuai. Selain itu yang dilakukan Ghulam saat liburan adalah
memanfaatkan handphone untuk dokumentasi. Jika sinyal memungkinkan,
ia update story Instagram, kalau tidak ia simpan saja fotonya. Beda halnya
dengan ketika solo traveler, ia lebih banyak menggunakan bantuan aplikasi
untuk mengetahui tempat penginapan, objek wisata, dan transportasi.
Seusai liburan berlangsung, Ghulam biasanya membangun
komunikasi lebih dengan travel agent karena merasa dipuaskan dengan
fasilitas yang diberikan. Ia akan follow Instagramnya, ia memberika review
di Instagram travel agent. Hal lain, ia akan posting foto traveling dan tag
akun Instagram travel agent, serta memberikan sedikit review. Ia selalu
melakukan ulasan kepada travel agent. Namun masih dalam lingkup
aplikasi Instagram. Cara lain dengan bercerita langsung dengan teman yang
menanyakan pengalaman traveling. Cara Ghulam melakukan ulasan kepada
travel agent adalah melalui Instagram dengan memberikan like dan
comment pada foto, namun info di Instagram bisa dimanipulasi seperti
membeli follower. Ghulam berharap jika ada aplikasi yang dapat digunakan
untuk mengakomodasi kegiatan setelah liburan, pertama bisa mendapatkan
29

Lampiran 1 Lanjutan
point setelah transaksi yang bisa ditukarkan dengan promo atau diskon paket
wisata. Jadi ia akan lebih sering menggunakan aplikasi tersebut, harapannya
ia mendapat harga yang lebih murah. Kedua, ia bisa mencari travel agent
dengan informasi review dan rating akurat. Ketiga, harga yang diberikan di
aplikasi lebih murah dari penawaran travel agent di media lain seperti media
sosial. Terakhir, ingin mendapatkan informasi promo dan diskon secara
rutin dari aplikasi melalui email atau yang lainnya. Dengan beberapa
harapan yang ia sebutkan, tidak menutup kemungkinan ia akan selalu
menggunakan aplikasi tersebut untuk melakukan transaksi.

4. Hasil wawancara wisatawan lokal keempat

Hari/Tanggal : Rabu, 14 Maret 2018


Waktu : 17.00 – 17.45
Narasumber : Giffari
Pewawancara : Azmi Iqbal Goldina Prakasa
Tujuan : Mengetahui hal-hal yang diharapkan oleh wisatawan lokal
dari sebelum hingga sesudah liburan

Giffari merupakan mahasiswa IPB yang berasal dari Bekasi dan


berusia 22 tahun. Kesehariannya selain kuliah, dia juga menggeluti dunia
usaha di bidang konveksi sejak tahun 2014 sampai sekarang. Giffari juga
aktif di beberapa organisasi di IPB. Selain itu, Giffari juga menjadi pengurus
di angkatannya. Di tengah kesibukannya, ia menyempatkan untuk pergi
liburan.
Saat itu ia memanfaatkan waktu liburan semester ganjil untuk
traveling. Ia mengajak temannya untuk pergi traveling. Mereka berdiskusi
untuk menentukan apakah traveling mereka menggunakan travel agent atau
tidak. Mereka memilih menggunakan travel agent karena lebih mudah dan
terima jadi. Mereka ada 10 orang. Setelah itu mereka menentukan destinasi
ke pulau. Lalu ia mencari travel agent dan harga pasaran dengan melakukan
komparasi. Budget yang ia butuhkan sebesar 400 ribu untuk 2 hari 1 malam.
Dengan 400 ribu ini sangat menguntungkan baginya karena tidak perlu lagi
memikirkan penginapan, makanan, dan objek wisata. Semua sudah tersedia
dalam paket wisata. Cara yang digunakan untuk mencari informasi paket
wisata adalah dengan memanfaatkan media sosial Instagram. Karena di
Instagram banyak travel agent yang menawarkan paket wisatanya.
Sebelumnya ia memilih beberapa travel agent, dan akhirnya menentukan
satu travel agent berdasarkan rekomendasi dari teman. Terakhir kali ia
traveling, ia tidak mencari di website. Karena ia berfikir bahwa travel agent
jarang memiliki website, dan kebanyakan ada di Instagram.
Kendala yang ia temukan ketika mencari paket wisata diantaranya,
ia kesulitan dalam mencari travel agent yang dapat dipercaya. Kadang
antara penawaran yang diberikan dengan kenyataan berbeda. Jadi kemaren
ia melihat penawaran di Instagram lalu untuk memastikannya ia
30

Lampiran 1 Lanjutan
menanyakan kepada teman yang pernah traveling menggunakan jasa travel
agent tersebut. Kedua, ia dibingungkan dengan penawaran dengan fasilitas
mahal tetapi dengan harga murah.
Giffari pergi berlibur sebanyak 1 hingga 2 kali dalam setahun. Rata-
rata budget yang dikeluarkan olehnya untuk pergi berlibur sebesar 400 ribu.
Biasanya, ia traveling bersama teman karena lebih terasa nilai
kebersamaannya. Ia merasa cukup dibantu jika ada aplikasi yang mewadahi
travel agent, karena adanya perlindungan konsumen. Ia juga bisa
melakukan komparasi beberapa travel agent dengan mudah. Ia juga
berharap akan hadirnya aplikasi marketplace paket wisata yang mudah
digunakan, apalagi untuk orang awam. Dan stabilitas akses yang tidak
terganggu agar selalu bisa digunakan kapanpun.
Giffari memiliki pengalaman saat traveling, saat itu ia traveling ke
Pulau Pari. Ia pergi ke meeting point (Pelabuhan Muara Angke) malam hari
jam 12, karena waktu meeting point sangat pagi yaitu jam 6. Sementara
transportasi umum susah di waktu pagi hari. Kadang penyebrangan ke pulau
mengalami keterlambatan. Informasi kapal yang digunakan untuk
menyebrang kurang detail dari travel agent. Jam 11 siang saya sampai di
pulau dan diberi welcome drink dan sambutan oleh travel agent. Sore hari
ia snorkeling di tempat yang tergolong bagus. Malemnya ia melakukan
kegiatan barbeque, namun tidak sesuai ekspektasi seperti detail barbeque
yang tidak dijelaskan sebelumnya. Sisanya mengikuti rundown dari travel
agent. Ia pernah mengalami kebingungan tentang informasi objek wisata,
dan travel agentnya juga tidak bisa menjelaskan. Selama liburan, ia
menggunakan handphone dan aplikasi, ia menggunakan kamera handphone
untuk berfoto. Dan ia pernah menggunakan hanpdhone untuk kepentingan
pribadinya seperti untuk chating. Dan juga kadang update di Instagram story,
kalau ada sinyal. Selain itu Giffari juga mengalami pengalaman buruk, yaitu
informasi kepulangan yang berubah secara mendadak dari travel agent. Saat
itu di rundown tertulis bahwa kepulangan jam 12 siang, namun dimajukan
menjadi jam 10 pagi. Hal ini membuat ia merasa rugi waktu.
Setelah selesai melakukan kegiatan liburan, Giffari berpisah dengan
travel agent di meeting point, ia menunggu hasil dokumentasi dari travel
agent selama beberapa hari. Ia juga membagikan pengalaman liburannya
dengan update di Instagram dengan cara upload foto terbaik yang telah
diberikan travel agent. Dan saya tag akun travel agentnya. Giffari belum
pernah mengulas tavel agent di media sosial, namun jika ada yang bertanya
secara langsung maka akan ia jelaskan atau ia ceritakan. Ia berharap jika ada
marketplace paket wisata, aplikasi tersebut dapat membantu orang awam
yang malas melakukan backpacker sehingga mereka bisa memilih paket
wisata yang bisa mengakomodasi kebutuhan liburan dengan mudah. Kalau
memang ada fitur review, ia akan melakukan review di aplikasi tersebut.
Menyediakan track record dan rate travel agent. Dan harga yang
ditawarkan lebih murah di marketplace paket wisata tersebut.
31

Lampiran 1 Lanjutan

5. Hasil wawancara wisatawan lokal kelima

Hari/Tanggal : Jumat, 16 Maret 2018


Waktu : 14.00 – 14.57
Narasumber : Luvya
Pewawancara : Azmi Iqbal Goldina Prakasa
Tujuan : Mengetahui hal-hal yang diharapkan oleh wisatawan lokal
dari sebelum hingga sesudah liburan

Luvya adalah seorang mahasiswa Insitut Pertanian Bogor jurusan


Manajemen Kehutanan berusia 22 tahun. Di dunia perkuliahannya, ia sering
mengikuti kegiatan turun lapang dari jurusannya. Luvya memiliki hobi
traveling.
Sebelum memulai traveling, Luvya merencanakan rencana traveling
dengan menentukan tujuan dan budget, lalu ia mencari tavel agent. Luvya
menentukan tujuan dan menyiapkan budget dari jauh-jauh hari. Luvya
mencari travel agent di Instagram dengan memanfaatkan pencarian melalui
hashtag. Lalu ia melihat follower dan koleksi foto travel agent yang banyak
di Instagram. Ia lebih tertarik dengan akun travel agent yang menawarkan
paket wisata lengkap dengan harganya. Jadi ia bisa mengukur budget yang
dibutuhkan. Lalu ia mulai menanyakan fasilitas paket wisata terkait. Dan ia
juga menanyakan testimoni customer mereka untuk lebih meyakinkan
dirinya. Pencarian paket wisata yang dilakukan Luvya hanya melalui
Instagram. Namun, jika travel agent memiliki website resmi yang
dicantumkan di profil Instagram, ia akan melihat website tersebut. Website
tersebut lebih meyakinkannya dalam memilih travel agent.
Luvya belum pernah melakukan transaksi di website travel agent, ia
selalu melakukan transaksi secara konvensional, dengan menghubungi
kontak travel agent. Hal tersebut dilakukan Luvya karena ketika ia
menanyakan fasilitas paket wisata, ia berfikir bahwa lebih enak sekaligus
melakukan pemesanan. Jadi tidak kembali lagi ke website travel agent yang
tidak ada fitur chatnya. Dan saya merasa kurang puas jika belum
menanyakan fasilitas secara detail ke travel agentnya dan ingin negosiasi
fasilitas. Meskipun sebenarnya lebih aman melakukan transaksi di website.
Menurut Luvya, informasi yang ditampilkan pada website travel agent
lengkap secara umum, sehingga membuatnya terbayang akan traveling yang
akan ia lakukan bersama travel agent tersebut.
Dalam hidupnya, Luvya pergi berlibur dengan menggunakan jasa
travel agent sebanyak 6 kali. Sedikitnya, setahun sekali. Budget yang biasa
Luvya alokasikan untuk berlibur sebesar 1,5 juta hingga 2 juta. Kendala
yang dihadapi Luvya ketika sedang melakukan pencaria paket wisata adalah
ketika ia mencari di Instagram, ia sering lupa dengan nama travel agent
penyedia paket wisata. Jika ada aplikasi yang menjembatani antara travel
agent dengan traveler, menurutnya aplikasi tersebut dapat memudahkan
traveler dalam mencari paket wisata. Bisa akses kapanpun dan dimanapun.
32

Lampiran 2 Lanjutan
Bisa mengetahui update informasi tentang paket wisata secara cepat. Dan
yang diharapkan Luvya atas kehadiran aplikasi tersebut adalah
mendapatkan reminder pembayaran, custom trip, pencarian lebih spesifik,
dan chat saat itu juga. Dapat melihat review dari orang lain tentang masing-
masing paket wisata, dan juga rating. Hal itu menurutnya memudahkan
sekali.
Luvya memiliki pengalaman saat liburan. Ia pergi ke meeting point
sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh travel agent. Tetapi seringkali
waktunya tidak sesuai, lebih sering telat dari travel agentnya. Ketika sampai
di meeting point, ia diserahkan oleh travel agent ke tour guide lokal, disini
saya sedikit kecewa karena tidak ada pemberitahuan diawal pemesanan.
Sesampaianya di destinasi wisata, ternyata homestay yang telah dijanjikan
oleh travel agent masih belum tersedia (ada customer lain). Ia menghubungi
travel agentnya, tetapi tidak bisa. Ketika mengunjungi setiap objek wisata,
tour guidenya berubah-ubah, membuat saya bingung dan kecewa (susah
komplain). Selebihnya mengikuti jadwal. Saat traveling Luvya
menggunakan handphone dan kamera untuk menyempatkan berfoto dengan
teman-teman, tujuannya untuk kenangan dan akan diupload di Instagram.
Setelah traveling ia sedikit merasa kecewa akan pelayanan travel
agent dan membahasnya dengan teman-teman saya. Lalu ia melakukan
komplain terkait kekurangan-kekurangan selama traveling. Selain itu,
Luvya ingin membagikan pengalaman selama ia traveling, tetapi ia
menyesuaikan konten yang akan ia upload. Jika konten tidak bagus, maka
tidak ia bagikan. Luvya juga pernah memberikan testimoni paket wisata di
media sosialnya. Untuk review, ia akan melakukan review kepada orang
yang menanyakan langsung kepadanya. Jika ada marketplace, ia akan
memberikan review dan rating. Harapan Luvya terkait hadirnya
marketplace yang menjembatani travel agent dan traveler adalah bisa
mengetahui dengan cepat tentang informasi promo atau diskon dari
marketplace, dengan mengirimkan informasi tersebut ke email. Bisa follow
akun travel agent, dan mendapatkan poin untuk ditukarkan dengan diskon.
Adanya kalender setahun dari masing-masing travel agent sehingga bisa
dengan mudah menentukan jadwal keberangkatan. Terakhir, tidak ada iklan
di marketplace yang mengganggu.

6. Hasil wawancara wisatawan lokal keenam

Hari/Tanggal : Jumat, 16 Maret 2018


Waktu : 16.00 – 17.19
Narasumber : Wildan
Pewawancara : Azmi Iqbal Goldina Prakasa
Tujuan : Mengetahui hal-hal yang diharapkan oleh wisatawan lokal
dari sebelum hingga sesudah liburan
33

Lampiran 3 Lanjutan
Wildan adalah seorang mahasiswa IPB berusia 22 tahun yang
berasal dari Depok. Wildan merupakan mahasiswa tingkat akhir. Kegiatan
Wildan selain di kampus adalah berwirausaha. Wildan memiliki usaha
konveksi yang didirikan bersama 4 orang temannya yang juga merupakan
mahasiswa IPB. Selain itu, Wildan juga bekerja part time di salah satu gerai
makanan di sekitar kampus IPB Dramaga. Ia juga merupakan ketua
angkatan di jurusannya. Di akhir semester 7, Wildan memiliki kesempatan
untuk mengurus teman seangkatannya untuk melaksanakan kegiatan
farewell.
Pada saat itu ia memegang acara perpisahan kelas untuk pergi
berlibur, dan ia menentukan panitia kecil bersama temannya. Pertama, ia
menentukan tujuan wisata. Kedua, ia mulai bertanya kepada teman yang
pernah menggunakan travel agent terkait harga, dan fasilitas yang
didapatkan. Setelah itu ia melakukan komparasi dengan travel agent lain.
Selain itu ia juga mencari via online, website, dan media sosial. Saat ia
melakukan komparasi, ia mencari travel agent yang dapat dipercaya.
Wildan melihat dari keniatan website, seperti yang memerhatikan domain
website. Ia juga melihat fasilitas yang diberikan di paket wisata yang
ditawarkan. Ia juga mempertimbangkan respon travel agent saat ia hubungi.
Namun Wildan menemui kesulitan atau kendala ketika sedang
mencari travel agent. Yang jadi masalah adalah tentang kepercayaan.
Apakah travel agent ini benar-benar memberikan fasilitas sesuai dengan
yang ditawarkan atau tidak. Cara untuk menanggulanginya ia membuat
perjanjian dengan travel agent dalam bentuk MoU. Ia bertemu langsung
dengan travel agent, dan disitu ia dijelaskan secara rinci oleh travel agent.
Namun gambaran dari objek wisata kurang memuaskan.
Diluar hal pencarian travel agent, Wildan menyiapkan budget
dengan rata-rata 500 ribu untuk traveling selama 3 hari 2 malam. 500 ribu
hanya untuk paket wisata, belum termasuk transportasi ke meeting point.
Jika diakumulasikan dengan transportasi menjdai 525 ribu. Wildan
traveling sebanyak 1-2 kali dalam setahun. Tanggapan Wildan terkait jika
hadirnya marketplace paket wisata adalah menurutnya marketplace tersebut
sebagai solusi bagi traveler, khususnya keamanan bertransaksi. Contohnya
kita tidak tertipu oleh travel agent. Dan ia merasa dimudahkan dengan
terpusatnya kumpulan travel agent, tidak harus mencari via media sosial
yang notabene kurang terpercaya. Selain itu Wildan juga berharap dengan
kehadiran marketplace banyak referensi travel agent, adanya kepercayaan
khususnya pembayaran, status transaksi, adanya fitur travel meet, fasilitas
detail (e-ticket), promo, rating, rekomendasi, dan chat group khusus peserta
open trip.
Pengalaman Wildan ketika traveling yaitu, ia berangkat dengan
teman-teman jam 2 pagi menggunakan bis menuju meeting point. Namun
dari pihak travel agent kurang memberikan arahan kepada traveler. Setelah
sampai di meeting point, kami bersiap untuk naik kapal menuju ke Pulau
Seribu. Setelah sampai di Pulau Seribu, kami jalan menuju homestay.
Namun layanan dokumentasi dari travel agent tidak mendokumentasikan
34

Lampiran 4 Lanjutan
perjalanan, ia sedikit komplain disitu. Selebihnya mengikuti rundown dari
travel agent, termasuk melakukan foto bersama dan perpisahan dengan
travel agent. Namun ketika perjalanan mengelilingi pulau, travel agent
kurang bisa menjelaskan informasi tentang pulau-pulau yang kami lalui.
Akhirnya kami menanyakan sendiri ke travel agent. Dan kendala ketika
traveling adalah travel agent kurang bisa membawa suasana, travel agent
kurang bisa menjelaskan objek wisata, waktu kepulangan tidak sesuai
rundown awal yang diberikan. Wildan memanfaatkan handphone ketika
traveling dengan tujuan untuk melakukan foto.
Setelah itu kami pulang menggunakan bis. Kami mengunggah foto
terbaik selama traveling ke media sosial Instagram. Dan kami menunggu
dokumentasi dalam bentuk foto dan video dari travel agent. Setelah selesai
traveling, Wildan ingin membagikan pengalaman travelingnya kepada
teman. Jika ada teman yang bertanya maka akan ia ceritakan pengalaman
travelingnya. Wildan berharap dengan hadirnya marketplace paket wisata
setelah traveling, ia bisa memberikan rating dan review untuk travel agent.
Dan juga adanya blog travel agent, untuk mereka memberi gambaran
destinasi wisata. Selain itu Wildan ingin tetap berhubungan dengan travel
agent setelah traveling untuk mengetahui update paket wisata terbaru, dan
adanya pemberitahuan promo dan diskon.
35

Lampiran 2 Penyusunan kategori dan label

1. Penyusunan kategori dan label oleh partisipan pertama


36

Lampiran 2 Lanjutan

2. Penyusunan kategori dan label oleh partisipan kedua


37

Lampiran 2 Lanjutan

3. Penyusunan kategori dan label oleh partisipan ketiga (peneliti)


38

Lampiran 3 Alur task

1. Alur task pencarian paket wisata

Pilih tanggal
Klik tombol "add" Pilih Lokasi
berangkat (14 Mei
di Beranda (populer)
2018)

Tentukan rentang
Pilih tipe trip Pilih durasi trip (3
harga (150000-
(open trip) hari 2 malam)
3000000)

Urutkan
Pilih salah satu
Klik tombol "Cari penampilan paket
pekt wisata (Pulau
Paket Wisata" wisata (harga
Harapan)
rendah ke tinggi)

Klik icon "+4" Klik icon "+4" Klik pada logo


untuk melihat untuk melihat travel agent untuk
gambar paket seluruh fasilitas melihat detail
wisata yang didaptkan travel agent

Klik "Lihat semua"


Klik "Lihat semua"
Lihat deskripsi dan pada bagian
pada bagian ulasan
meeting point diskusi untuk
untuk melihat
paket wisata melihat semua
semua ulasan
diskusi

Klik "Lihat semua" Klik tombol Klik tombol


pada bagian cerita "Kirim Pesan" "Bagikan" untuk
wisatawan untuk untuk mengirim membagikan
melihat semua pesan kepada informasi paket
cerita wisatawan travel agent wisata

Klik tombol Klik tombol "Cari


"Bandingkan" Paket" untuk Ulangi langkah 9 -
untuk mencari paket 17 (paket wisata
membandingkan wisata yang akan Gunung Bromo)
paket wisata dibandingkan

Klik tombol "Pesan Sekarang"


Lihat hasil
untuk memeesan salah satu paket
perbandingan
wisata (Pulau Harapan)
39

Lampiran 3 Lanjutan

2. Alur task penentuan aplikasi sebagai asisten dan asistensi

Klik card "Liburan Klik tombol "Ya"


Berlangsung" di pada halaman
beranda penawaran asistensi

Klik tombol "OK, Klik tombol "OK,


terimakasih" pada terimakasih" pada
halaman pengingat halaman pengingat
ke meeting point (7 ke meeting point (2
hari) hari)

Klik tombol
Lihat panduan untuk "Konfirmasi" pada
pergi ke meeting halaman pemberita-
point huan sampai di
meeting point

Klik tombol
Lihat susunan
"Selesai" pada
kegiatan selama
halaman susunan
liburan
kegiatan liburan

Klik icon bintang Isi kolom ulasan


untuk memberikan untuk memberikan
rating paket wisata ulasan paket wisata

Klik tombol
Isi judul cerita pada
"Simpan" pada
halaman unggah
halaman ulasan dan
cerita liburan
rating

Isi cerita pengalaman Klik tombol


selama liburan pada "Simpan" pada
halaman unggah halaman unggah
cerita liburan cerita liburan
40

Lampiran 4 Mockup low fidelity prototype aplikasi

1 Tampilan Beranda dan Menu Utama


Lampiran 4 Lanjutan

2 Tampilan Pencarian dan Hasil Pencarian Paket Wisata


41
42

Lampiran 4 Lanjutan

3 Tampilan Detail Paket Wisata a


Lampiran 4 Lanjutan

4 Tampilan Detail Paket Wisata b


43
44

Lampiran 4 Lanjutan

5 Tampilan Detail Paket Wisata c


45

Lampiran 4 Lanjutan

6 Tampilan Fitur Komparasi Paket Wisata


46

Lampiran 4 Lanjutan

7 Tampilan Pemesanan & Pembayaran Paket Wisata a


47

Lampiran 4 Lanjutan

8 Tampilan Pemesanan & Pembayaran Paket Wisata b


48

Lampiran 4 Lanjutan

9 Tampilan Fitur Asistensi a


Lampiran 4 Lanjutan

10 Tampilan Fitur Asistensi b


49
50

Lampiran 5 Design Guidelines


51

Lampiran 6 Mockup high fidelity prototype aplikasi

1 Tampilan Beranda dan Menu Utama


52

Lampiran 6 Lanjutan

2 Tampilan Pencarian dan Hasil Pencarian Paket Wisata


53

Lampiran 6 Lanjutan

3 Tampilan Detail Paket Wisata a


54

Lampiran 6 Lanjutan

4 Tampilan Detail Paket Wisata b


Lampiran 6 Lanjutan

5 Tampilan Detail Paket Wisata c


55
56

Lampiran 6 Lanjutan

6 Tampilan Fitur Komparasi Paket Wisata


57

Lampiran 6 Lanjutan

7 Tampilan Pemesanan & Pembayaran Paket Wisata a


58

Lampiran 6 Lanjutan

8 Tampilan Pemesanan & Pembayaran Paket Wisata b


Lampiran 6 Lanjutan

9 Tampilan Fitur Asistensi a


59
60

Lampiran 6 Lanjutan

10 Tampilan Fitur Asistensi b


61

Lampiran 7 Perbaikan mockup high fidelity prototype aplikasi

Tampilan Perbaikan pada keterangan pemberian rating dan


background halaman
62

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Banyuwangi tepatnya di Kelurahan


Tamanbaru Kecamatan Banyuwangi pada tanggal 11 Oktober 1995. Penulis adalah
anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Chandra Inu Konsepta dan Liliek
Setyowati. Penulis menempuh pendidikan sekolah di Banyuwangi. Penulis
merupakan lulusan dari SMA Negeri 1 Glagah (2011-2014), SMP Negeri 1 Giri
(2008-2011), SD Negeri 4 Penganjuran (2002-2008). Di tahun 2014, penulis
melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Program Studi Ilmu Komputer,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama masa studi, penulis menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala
Departemen Informasi, Komunikasi, dan Jurnalistik Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) Tingkat Persiapan Bersama periode 2015, Pemimpin Redaksi G-Tak!
Magazine 2016, Ketua Pelaksana IPB Goes To Banyuwangi 2015, dan Ketua Divisi
Multimedia pada kegiatan Pesta Sains Nasional 2016. Penulis juga aktif sebagai
anggota Divisi Multimedia pada kegiatan Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa
Baru (MPKMB) angkatan 52 Institut Pertanian Bogor tahun 2015, staf Departemen
Communication and Information Agent BEM Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam periode 2016, sebagai staf Divisi Eksternal Himpunan
Mahasiswa Ilmu Komputer (HIMALKOM) periode 2017, dan Asisten Lab pada
matakuliah Interaksi Manusia Komputer dan Basis Data. Pada tahun 2017, penulis
melaksanakan kegiatan praktik kerja lapang di Pusat Studi Biofarmaka.
Selama di IPB, penulis memiliki prestasi kompetisi tingkat nasional, di
antaranya sebagai juara ke-3 Business-IT Case ITFest 2018, finalis Hack a-farm
Innovation Camp 2016, finalis Innovation Apps Idea Exhibition Ideafuse 2017, dan
finalis UI/UX Design Technofest 2017.

Anda mungkin juga menyukai