Anda di halaman 1dari 18

STUDI KASUS KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI

PESAN PERSUASIF PADA OVERSEAS VISITOR SURVEY


DI BANDARA CHANGI SINGAPURA

Makalah
Sebagai Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah
Komunikasi Bisnis dan Diplomasi Korporat

Dosen :
Dr. Arif Satria

Disusun Oleh :

Ariane Oktaviani Putri K15161004


Dwi Budi Rohyati K15161014
Dwi Bulan Maulidina K15161015
Kandiana K15161023
M. Lutfil Chakim K15161028
Sena Yoga Samudra K15161035

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN BISNIS


SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SEPTEMBER 2017
ii

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, Kelompok 3 memanjatkan puji syukur


kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah untuk Mata Kuliah Komunikasi Bisnis dan
Diplomasi Korporat dengan judul Studi Kasus Komunikasi Interpersonal melalui
Pesan Persuasif pada Overseas Visitor Survey di Bandara Changi Singapura.
Tanpa pertolongan-Nya makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan, isi dan sebagainya karena keterbatasan ilmu
dan pengetahuan kami. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dalam pembuatan makalah di hari yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bogor, 26 September 2017

Kelompok 3 - Internal Communication


iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 4
2.1 Komunikasi Interpersonal .....................................Error! Bookmark not defined.
2.2 Pesan Persuasif .....................................................Error! Bookmark not defined.
III. PEMBAHASAN ................................................................................................... 10
3.1 Profil Singapore Tourism Board dan MICE .........Error! Bookmark not defined.
3.2 Overseas Visitors Survey .................................................................................. 12
IV. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 14
4.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 14
4.2. Saran ................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses pengembangan bisnis, proses komunikasi yang efektif secara


internal maupun eksternal sangat penting dilakukan. Proses komunikasi ini
melibatkan komunikator sebagai pemberi pesan dan komunikan sebagai penerima
pesan. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar individu antara dua orang
atau lebih secara tatap muka dimana pengirim pesan dapat menyampaikan secara
langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi pesan secara
langsung dianggap sebagai salah satu faktor yang mendorong keberhasilan suatu
bisnis terutama dalam hal meraih pelanggan dan mempertahankan pelanggan.
Komunikasi interpersonal untuk meraih pelanggan berisi pesan-pesan persuasif
atau bersifat mengajak sehingga pelanggan terpengaruh untuk memakai
produk/jasa dan atau mempertahankan untuk menggunakan produk/jasa tersebut.
Hal ini diterapkan oleh Singapore Tourism Board (Badan Pariwisata Singapura)
melalui strategi pengambilan survei secara langsung kepada para turis yang
hendak pulang ke negaranya masing-masing setelah bepergian di Singapura yang
bernama Overseas Visitors Survey.
Singapura sebagai negara pusat ekonomi di kawasan Asia Tenggara secara
12 tahun berturut-turut mendapat peringkat sebagai Asias Top Convention City
atau Kota dengan kegiatan konvensi terbanyak se-Asia oleh International
Congress and Convention Association (ICCA). Singapura merupakan pemimpin
global dalam mengadakan acara-acara bisnis. Sebagai tujuan utamanya, Singapura
mendeklarasikan reputasi sebagai destinasi acara-acara bisnis kelas dunia.
Singapura menjadi perintis industri MICE (Meetings, Incentives, Conferencing,
Exhibitions) di regional Asia Tenggara. Singapura memiliki lingkungan bisnis
yang mendukung, fasilitas dan infrastruktur kelas dunia, pelayanan professional,
tempat acara ekslusif dan atraksi menarik yang memiliki atmosfir kekayaan
budaya Asia yang unik. Sebagai salah satu lokasi yang menjadi pusat masuk dan
keluarnya pendatang Singapura, Bandara Changi merupakan tempat paling sesuai
untuk mengetahui fasilitas-fasilitas pariwisata negara Singapura. Pelayanan
pariwisata Bandara Changi terlihat dari segala sisi yaitu desain bandara yang
menarik dan memudahkan turis dengan fasilitas air minum gratis, toilet yang
bersih dengan alat survei otomatis, kursi pijat, kereta MRT yang menghubungkan
antar bandara, serta pelayanan informasi yang lengkap dari mulai hotel, restoran
pusat perbelanjaan, dan titik-titik pariwisata yang diharapkan. Seluruh wilayah
bandara diperhitungkan dengan teliti untuk membuat nyaman turis supaya mereka
kembali lagi ke Singapura atau menjadikan Singapura sebagai destinasi utama
wisata mereka.
Singapura merupakan pusat telekomunikasi air, laut, dan udara di Asia dan
menjadi akses pasar terhadap 4 milyar orang dalam radius penerbangan 7 jam.
2

Bandara Changi memfasilitasi penerbangan ke 300 kota di 60 destinasi


internasional dengan jumlah penerbangan sekitar 7,000 penerbangan setiap
minggu. Dalam pelayanan efektivitas koneksi dan informasi, Singapora menjadi
negara kedua di dunia yang memiliki jaringan internet yang dapat diaksse oleh
99% penduduk di negaranya. Karena lokasi yang strategis dan ambisi sebagai
pusat ekonomi, Singapura sebagai destinasi wisata utama melalui Singapore
Tourism Board menciptakan MICE Road Map 2020 untuk menjadi negara pusat
pertemuan, konferensi, dan pameran dunia. Road Map ini diciptakan sebagai
strategi dalam menghadapi perubahan dan mengambil peluang dalam industri
MICE di era globalosasi yang penuh perubahan serta memperkuat keunggulan
kompetitif dengan menciptakan nilai yang lebih bagi para pengunjung Singapura.
Industri MICE sendiri menyumbang sebesar 1.1% dari Total Produk Domestik
Kotor (GDP) Singapura di tahun 2012 berdsarkan data dari Singapore Tourism
Board.
Salah satu strategi yang digunakan untuk menarik wisatawan berkunjung ke
Singapura yang sejalan dengan target MICE 2020 adalah bagaimana mendapatkan
data mengenai apa kesan dan pesan pengunjung terhadap Singapura serta apa
yang menjadi kelemahan dan kelebihan Singapura supaya data tersebut menjadi
dasar perbaikan. Salah satu teknik pengambilan data tersebut adalah melalui
Overseas Visitor Survey (OVS) atau Survei Pengunjung Asing dimana para
surveyor mewawancarai langsung pengunjung Singapura pada ruang tunggu
gate/gerbang keberangkatan bandara. OVS ini dilakukan oleh petugas survey
(surveyor) secara individu dengan mendatangi pengunjung, menanyakan
kesediaan wawancara, serta memberikan hadiah/reward sesudah wawancara.
Teknik OVS ini cukup menyita anggaran yang besar dari total SGD 5.5 Milyar
selain halnya untuk Singapore Tourism Board, Keberangkatan & Kedatangan
Pengunjung. Surveyor memiliki kompetensi untuk menggali pertanyaan seputar
biodata pengunjung serta kompetensi menjawab pertanyaan pengunjung mengenai
Singapura dan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan Singapura. Interaksi secara
langsung dengan para turis serta rasa keingintahuan melalui wawancara untuk
dapat meningkatkan perbaikan yang ada menjadi nilai tambah bagi pengunjung
Singapura bahwa Singapura mengambil tindakan serius dalam hal perbaikan
industri pariwisatanya dengan melakukan wawancara dari tiap-tiap pengunjung.
Per Juli 2017, melalui OVS ini telah didapatkan data wawancara dari 26,000
pengunjung asing yang dilakukan dengan metode wawancara tatap muka.
Daftar pertanyaan yang disampaikan dalam wawancara antara lain:
- biodata pengunjung yang diklasifikasikan atas asal negara, kelompok
usia,
- periode/lamanya mengunjungi Singapura,
- destinasi-destinasi wisata yang dikunjungi selama di Singapura,
- apa kesan positif dan negatif selama berada di destinasi wisata yang
dikunjungi di Singapura,
3

- apakah akan kembali lagi ke Singapura (tujuan revisit),


- dan sebagainya.
Selama wawancara, surveyor juga terbuka dengan pertanyaan dari
pengunjung mengenai apapun yang berhubungan dengan pariwisata Singapura
sehingga informasi yang mengalir terjadi dua arah. Di akhir wawancara,
pengunjung dapat memilih hadiah/reward interview sesuai dengan yang
pengunjung inginkan (ballpoint/gantungan kunci, dan sebagainya). Metode
wawancara ini menjadi salah satu sumber terpercaya data mengenai pengunjung
Singapura serta sebagai strategi branding Singapura melalui komunikasi antar
surveyor dan pengunjung untuk menjalin jaringan jangka panjang dan berkunjung
ke Singapura kembali.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian sebelumnya, tulisan ini akan membahas beberapa hal
yang dirumuskan ke dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bagaimana penerapan
?

1.3 Tujuan Penulisan


Tulisan ini diharapkan dapat memberikan pengantar atau sebagai
pengenalan lebih lanjut mengenai
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Interpersonal


a. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi menurut asal katanya berasal dari bahasa Latin yaitu
yang berarti communication, yang berarti sama makna mengenai suatu hal.
Jadi berlangsungnya proses komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan
mengenai hal-hal yang dikomunikasikan ataupun kepentingan tertentu.
Komunikasi dapat berlangsung apabila ada pesan yang akan disampaikan
dan terdapat pula umpan balik dari penerima pesan yang dapat diterima
langsung oleh penyampai pesan. Selain itu komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu,
merubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan maupun
tak langsung melalui media. Dalam komunikasi ini memerlukan adanya
hubungan timbal balik antara penyampaian pesan dan penerimanya yaitu
komunikator dan komunikan. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi
adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas
penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Secara
garis besar dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian
informasi dan pengertian seseorang terhadap orang lain.
R. Wayne Pace (1979) mengemukakan bahwa komunikasi antar
pribadi atau interpersonal communication merupakan proses komunikasi
yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana
pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan
dapat menerima dan menanggapi secara langsung. Komunikasi
interpersonal merupakan komunikasi yang pesannya dikemas dalam
bentuk verbal atau nonverbal, seperti komunikasi pada umumnya
komunikasi interpersonal selalu mencakup dua unsur pokok yaitu isi pesan
dan bagaimana isi pesan dikatakan atau dilakukan secara verbal atau
nonverbal. Dua unsur tersebut sebaiknya diperhatikan dan dilakukan
berdasarkan pertimbangan situasi, kondisi, dan keadaan penerima pesan.
Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif bukan pasif.
Komunikasi interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim pada
penerima pesan, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan
penerima pesan. Komunikasi interpersonal bukan sekedar serangkaian
rangsangan-tanggapan, stimulus-respon, akan tetapi serangkaian proses
saling menerima, penyeraan dan penyampaian tanggapan yang telah diolah
oleh masing-masing pihak. Komunikasi Interpersonal juga berperan untuk
saling mengubah dan mengembangkan. Dan perubahan tersebut melalui
interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat untuk memberi
inspirasi, semangat, dan dorongan agar dapat merubah pemikiran,
perasaan, dan sikap sesuai dengan topik yang dikaji bersama.
5

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah


proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang
atau lebih di dari suatu kelompok manusia kecil dengan berbagai efek dan
umpan balik (feedback). Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan
menghasilkan hubungan interpersonal yang efektif dan kerjasama bisa
ditingkatkan maka kita perlu bersikap terbuka, sikap percaya, sikap
mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap yang paling
memahami, menghargai, dan saling mengembangkan kualitas. Hubungan
interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki
hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak. Komunikasi interpersonal
dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang
menyenangkan bagi komunikan.

b. Fungsi Komunikasi Interpersonal


Fungsi komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal
adalah berusaha meningkatkan hubungan insani, menghindari dan
mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu,
serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.
Komunikasi interpersonal, dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan
diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat
seseorang bisa memperoleh kemudahan dalam hidupnya karena memiliki
pasangan hidup. Melalui komunikasi interpersonal juga dapat berusaha
membina hubungan baik, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya
konflik-konflik yang terjadi. Adapun fungsi lain dari komunikasi
interpersonal adalah: a) mengenal diri sendiri dan orang lain; b)
komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk mengetahui
lingkungan kita secara baik; c) menciptakan dan memelihara hubungan
baik antar personal; d) mengubah sikap dan perilaku; e) bermain dan
mencari hiburan dengan berbagai kesenangan pribadi; dan f) membantu
orang lain dalam menyelesaikan masalah. Fungsi global dari pada
komunikasi antar pribadi adalah menyampaikan pesan yang umpan
baliknya diperoleh saat proses komunikasi tersebut berlangsung.

c. Sifat-sifat Komunikasi
Menurut sifatnya, komunikasi antar pribadi dapat dbedakan atas
dua macam yaitu:
1. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) ialah proses komunikasi
yang berlangsung antara dua orag dalam situasi tatap muka.
Komunikasi Diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam 3 bentuk
yakni:
6

Percakapan : berlgsung dalam suasana yang bersahabat dan informal.


Dialog : berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan
lebih personal.
Wawancara : sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan
pada posisi bertanya dan lainnya berada pada posisi menjawab.
2. Komunikasi kelompok kecil (Small Group Communication) ialah
proses komunikasi yang berlangsung tiga orang atau lebih secara tatap
mua, dimana anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Dan
komunikasi kecil ini banyak dinilai dari sebagai tipe komunikasi antar
pribadi karena: a) Anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi
yang berlangsung secara tatap muka; b) Pembicaraan berlangsung
secara terpotong-potong dimana semua peserta bisa berbicara dalam
kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicaraan tunggal
yang mendominasi; c) Sumber penerima sulit diidentifikasi. Dalam
situasi seperti saat ini, semua anggota bisa berperan sebagai sumber
dan juga sebagai penerima. Tidak ada batas yang menentukan secara
tegas berapa besar jumlah anggota suatu kelompok kecil. Biasanya
antara 2-3 atau bahkan ada yang mengembangkan sampai 20-30 orang,
tetapi tidak ada yang lebih dari 50 orang. Sebenarnya untuk memberi
batasan pengertian teehadap konsep komunikasi interpersonal tidak
begitu mudah. Hal ini disebabkan adanya pihak yang memberi definisi
komunikasi interpersonal sebagai proses komunikasi yang berlangsung
antara dua orang atau secara tatap muka.

d. Perspektif Komunikasi Interpersonal


Komunikasi antar pribadi dapat menjadi sangat efektif dan juga
bisa menjadi sangat tidak efektif. Konflik yang terjadi dalam sebuah
hubungan seperti hubungan rumah tangga menjadikan komunikasi
interpersonal berjalan tidak efektif. Untuk menumbuhkan dan
meningkatkan hubungan interpersonal perlu meningkatkan kualitas
komunikasi dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai
pihak.
Salah satu perspektif humanistic mengenai interpersonal
menyebutkan bahwa komunikasi interpersonal menekankan pada
keterbukaan, empati sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan
menciptakan interkasi yang bermakna, jujur, dan memuaskan. Berikut
penjabaran uyang lebih luas dalam sudut pandang ini :
a) Keterbukaan (openness)
Keterbukaan memiliki pengertian bahwa dalam komunikasi
antarpribadi yang efektif, individu harus terbuka pada pasangan yang
di ajak berinteraksi, kesediaan untuk membuka diri dan memberikan
informasi, lalu kesediaan untuk mengakui perasaan dan pikiran yang
7

dimiliki, dan juga mempertanggung jawabkannya. Agar komunikasi


interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal
yang efektif dan kerja sama bisa ditingkatkan, maka kita perlu bersikap
terbuka.
b) Empati (empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya
pada posisi atau perana orang lain. Dalam arti bahwa seseorang secara
emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan
dialami orang lain.
c) Sikap mendukung (supportiveness)
Komunikasi interpersonal akan efektif apabila dalam diriseseorang
ada perilaku supportiveness. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling
memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan. Sikap
mendukung adalah sikap yang mengurangi sikap defensive dalam
berkomunikasi yang dapat terjadi karena faktor-faktor personal seperti
ketakutan, kecemasan, dan lain sebagainya yang menyebabkan
komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang defensive akan lebih
banyak melindungi diri sendiri dari ancaman yang ditanggapi dalam
komunikasi dibandingkan memahami orang lain.
d) Sikap positif (positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni berfikir secara positif terhadap diri
sendiri dan orang lain.
e) Kesetaraan (equality)
Keefektifan komunikasi interpersonal juga ditentukan oleh
kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak,
perilaku, kebiasaan, pengalama, dan sebagainya. an efektif bila pertmuan
komunikasi merupakan hal yang menyenangkan.

2.2 Pesan Persuasif

Persuasif berasal dari persuasio yang kata kerjanya adalah persuade yang
berarti membujuk, mengajak, atau merayu. Jadi, persuasi adalah setiap saha untuk
mempengaruhi tindakan atau penilaian orang lain dengan cara berbicara atau
dengan menulis kepada mereka (verbal maupun non-verbal). Menurut K.
Anderson, komunikasi persuasif disebut sebagai perilaku komunikasi yang
memiki tujun mengubah keyakinan, sikap, atau perilaku individu atau kelompok
lain melalui transmisi beberapa pesan. Menurut R. Bostrom, komunikasi persuasif
adalah perilaku komunikasi yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau
membentuk respon dari penerima. Sedangkan menurut Burgon dan Huffner,
komunikasi persuasif bertujuan mempengaruhi pemikiran dan pendapat orang lain
agar menyesuaikan pendapat dan keinginan komunikator.
8

Dalam suatu organisasi, pesan-pesan persuasif dimaksudkan untuk


menjual ide atau gagasan kepada orang lain, memberi saran agar prosedur
operasional lebih efisien, mengumpulkan dukungan untuk suatu kegiatan tertentu
dan unuk meminta bantuan dana bagi suatu pembiayaan proyek. Pesan-pesan
persuasif bertujuan untuk: a) mempengaruhi audiens yang cenderung
mempertahankan ide atau gagasan, b)menjual ide/gagasan kepada orang lain; c)
memberi saran agar prosedur operasional lebih efisien, d) mengumpulkan suatu
dukungan untuk kegiatan tertentu, dan meminta bantuan dana.
Bisnis yang sukses bersandar pada pesan-pesan persuasif dalam
komunikasi internal maupun eksternal. Pesan persuasif dimulai dengan
melakukan analisis audiens, mempertimbangkan perbedaan budaya, dan memilih
pendekatan langsung atau tidak langsung. Komunikator yang mempertimbangkan
pesan persuasif yang efektif harus mengetahui kredibilitas, menyusun kerangka
argumentasi, memilih daya penarik dan memperkuat posisi ketika
mengembangkan pesan yang disampaikan.
Penetapan kredibilitas ditentukan oleh sejauh mana tingkat kepercayaan
dan keandalan komunikator di hadapan audiens. Jika komunikator tidak dapat
menghadapi audiens dengn tepat, maka audiens akan cenderung bersikap skeptis
dan tidak akan menerima begitu saja setiap apa yang disampaikan komunikator.
Kredibilitas adalah kapabilitas untuk dipercaya oleh orang lain. Salah satu cara
untuk menumbuhkan kredibilitas sesorang adalah melalui fakta. Semua bentuk
dokumen, file, statistik, jaminan dan hasil riset merupakan bukti objektif yang
mendukung kredibilitas.
Kebanyakan pesan persuasif mengikuti rencana organisasional AIDA
(Attention, Interest, Desire, Action). Rencana organisasional AIDA ini berarti:
a) Attention (Perhatian)
Pada fase ini, komunikator harus segara dapat meyakinkan audiens
di bagian permulaan bahwa komunikator memiliki sesuatu yang berguna
untuk disampaikan.
b) Interest (Minat)
Pada fase ini, komunikator menjelaskan relevansi pesan-pesan
dengan audiens. Pernyataan yang telah disampaikan pada fase pertama
dikebangkan dengan agak rinci. Tujuannya adalah bagaimana audiens
mampu berpikir tentang menghubungkan pesan yang disampaikan dengan
manfaat yang secara spesifik dapat dinikmati oleh audiens.
c) Desire (Hasrat)
Di fase ini, komunikator membuat audiens untuk mengubah
keinginannya dengan menjelaskan bagaimana perubahan yang dapat
dilakukan dapat memberi manfaat yang lebih baik bagi audiens.
d) Action (Tindakan)
Dalam fase ini, komunikator menyarankan tindakan spesifik yang
diinginkan komunikator terhadap audiens. Selanjutnya, perlu diingatkan
9

kembali bagaimana audiens akan memperoleh manfaat dari tindakan yang


akan dilakukan tersebut dan bagaimana mempermudah audiens untuk
tindakan tersebut.
Pesan-pesan persuasif menggunakan daya pemikat dengn logika dan daya
pemikat yang emosional untuk melakukan persuasi audiens. Komunikator dapat
memanfaatkan emosi yang dilandasi dengan suatu argumentasi atau dalam bentuk
simpati kepada audiens selama pemikat emosional tersebut sangat kuat.
Komunikator dapat menggunakan kata-kata yang sangat berpengaruh terhadap
emosi seseorang, misalnya merdeka, salam super, luar biasa. Sedangkan dengan
pemikat logika, komunikator dapat menggunakan analogi , induksi, dan deduksi.
Hal yang harus dihindari dalam daya tarik logis adalah: generalisasi yang tergesa-
gesa, logika berputar, menyerang lawan, menyederhanakan isu yang rumit,
kesalahan asumsi sebab-akibat, analogi keliru, dan dukungan tidak logis.
Komunikator juga harus mempertimbangkan etika dalam menginformasikan
kepada audiens mengenai manfaat ide, organisasi, produk atau tindakan tertentu
yang mampu memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan
menunjukkan suatu perhatian kepada audiens dengan mengadopsi sikap audiens
dengan perhatian yang jujur untuk dapat memenuhi kebuthan dan minat mereka.
Keseimbangan antara pemikat emosional dan logika bergantung pada: a) tindakan
yang diharapkan; b) harapan audiens; c) tingkat resistensi yang harus diatasi; dan
seberapa jauh komunikator mampu menjual ide/gagasan tersebut kepada audiens.
10

III. PEMBAHASAN

3.1 Profil Singapore Tourism Board dan MICE

Singapore Tourism Board (STB) adalah dewan perundang-undangan di


bawah Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura yang
memperjuangkan pengembangan sektor pariwisata Singapura sebagai salah
satu sektor layanan utama negara dan pilar ekonomi, dan melakukan
pemasaran serta mempromosikan Singapura sebagai tujuan wisata.

Singapore Tourist Promotion Board (STPB) pertama kali didirikan


pada tahun 1964 dengan mandat untuk mempromosikan Singapura sebagai
tujuan wisata. Hal ini menandai pengakuan pemerintah terhadap potensi
pariwisata Singapura sebagai penyumbang penting bagi ekonomi negara. STPB
dimulai dengan kekuatan staf sebanyak 25 orang. Tahun itu, Singapura
menyambut 91.000 pengunjung. Di bawah STPB, tahap awal pengembangan
pariwisata Singapura berfokus pada peningkatan kesadaran Singapura sebagai
tujuan dan pembangunan infrastruktur pariwisata, termasuk atraksi utama
seperti Sentosa Island dan Singapore Zoological Gardens.

Pada 1970-an, Dewan mulai memasarkan kota ini sebagai tempat untuk
konvensi dan acara terorganisir untuk menarik pengunjung. Pada tahun
1980an, STPB mengawasi pelaksanaan Rencana Pengembangan Produk
Pariwisata seharga $ 1 miliar, yang menyerukan pelestarian kawasan
bersejarah di Singapura, seperti Chinatown, Little India dan Arab Street,
peremajaan Sungai Singapura, dan penciptaan produk dan acara ikon baru

STPB berganti nama menjadi Singapore Tourism Board (STB) pada


tahun 1997. STB memperluas perannya melampaui tujuan promosi dan mulai
membangun Singapura sebagai pusat pariwisata regional. Hal ini menandai
langkah yang menentukan menuju pengembangan industri pariwisata, sebuah
pendekatan yang terus membedakan STB dari banyak organisasi pariwisata
nasional lainnya yang fokus secara eksklusif pada kegiatan pemasaran dan
promosi. Singapore Tourism Board (STB) mempunya visi dan misi sebagai
berikut :

Vision

A vibrant and inspiring Destination Singapore that we are proud of.


11

Mission

To shape a dynamic tourism landscape for Singapore in partnership with


industry and community.

Singapura menjadi perintis industri MICE (Meetings, Incentives,


Conferencing, Exhibitions) di regional Asia Tenggara. Karakteristik tujuan
MICE dapat dikategorikan menurut dua dimensi utama. Dimensi pertama
adalah peran acara , pada dasarnya sebuah acara memfasilitasi pertunangan dan
pertukaran; Namun, yang terbaik, sebuah acara harus menginspirasi
transformasi. Dimensi kedua adalah tujuan, dan seberapa rendah atau tinggi
dapat membenamkan pengunjung ke karakter tujuannya.

3.2 Overseas Visitors Survey

Salah satu strategi yang digunakan untuk menarik wisatawan


berkunjung ke Singapura yang sejalan dengan target MICE 2020 adalah
bagaimana mendapatkan data mengenai apa kesan dan pesan pengunjung
terhadap Singapura serta apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan
Singapura supaya data tersebut menjadi dasar perbaikan. Salah satu teknik
pengambilan data tersebut adalah melalui Overseas Visitor Survey (OVS) atau
Survei Pengunjung Asing yang dilakukan di Bandara Changi. Pada Juli tahun
2017 didapatkan Overseas Visitor Survey (OVS) melaporkan data pengunjung
wisatawan ke Singapura, yaitu sebagai berikut :
12

Dari data tersebut terlihat bahwa rata-rata orang berkunjung ke


Singapura untuk berwisata. Hal ini menandakan bahwa Singapura
memang salah satu destinasi wisata favorit di Asia.

Overseas Visitor Survey (OVS) juga merupakan salah satu cara


untuk membangun komunikasi interpersonal antara wisatawan dengan
pemerintah negara Singapura. Sehingga, pemerintah dapat
menciptakan dan memelihara hubungan yang baik dengan wisatawan,
karena para wisatawan dapat dengan terbuka memberikan kesan dan
pesan mereka terhadap Singapura, baik itu positif maupun negatif.
Kesan yang negatif dapat diambil pihak pemerintah untuk lebih
memperbaiki negaranya agar nyaman dikunjungi oleh wisatawan.
Pesan yang diberikan wisatawan juga dapat menjadi masukan bagi
pemerintah Singapura untuk menjadi lebih baik lagi.

3.3 Perbandingan Overseas Visitor Survey (OVS) Singapura dan Indonesia

Indonesia yang juga menjadi salah satu tujuan destinasi wisata favorit
di Asia belum melakukan Overseas Visitor Survey (OVS) secara face to face
dengan wisatawan yang datang ke Indonesia baik melalui transportasi darat,
laut, dan udara. Contohnya Bandara Bandara di Indonesia yang berada
dibawah naungan PT. Angkasa Pura hanya melakukan survei kepuasan
pengunjung dengan cara melaporkan apabila ada sesuatu yang dirasa kurang
nyaman bagi pengunjung melalui Aplikasi Safety Reporting System. Aplikasi
Safety Reporting System ini adalah sistem aplikasi laporan pengaduan
masyarakat/ pengguna jasa bandara berbasis online, dan dirancang untuk
13

mengelola laporan pengaduan masyarakat/ pengguna jasa bandara untuk


meningkatkan layanan keselamatan di bandara PT Angkasa Pura dengan
mengisikan data-data seperti, Judul, detail, lokasi, waktu dan gambar/foto
kejadian. Nama dan atau alamat pelapor yang bersifat anonymous, anda tidak
harus menggunakan nama asli dan itu yang kami rekomendasikan. Alamat
yang bisa dihubungi yaitu nomor telepon/email untuk kami memberikan
respon atau juga konfirmasi data tambahan. Selain aplikasi online anda juga
dapat menyampaikan pesan laporan pengaduan, keluhan ataupun saran kepada
Contact Center melalui telepon.

Dengan demikian, dapat terlihat bahwa tidak terjadi komunikasi


interpersonal antara wisatawan khususnya wisatawan asing tentang bagaimana
kesan mereka terhadap Indonesia, apakah mereka akan kembali mengunjungi
Indonesia atau tidak. Selain itu juga, pemerintah Indonesia khususnya bidang
pariwisata tidak mendapatkan pesan persuasif dari para wisatawan asing
tersebut , sehingga Indonesia kurang mendapatkan ide untuk mengembangkan
negaranya khususnya di bidang pariwisata.
14

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa Overseas


Visitor Survey (OVS) dapat membantu menciptakan komunikasi
interpersonal antara wisatawan dan pemerintah Singapura. Melalui
komunikasi interpersonal tersebut negara Singapura bisa
mendapatkan feedback yang baik tentang negaranya baik dari sektor
pariwisata maupun sektor lainnya dan Singapura juga mendapatkan
dukungan yang positif dari para wisatawan, sehingga Singapura bisa
menjadi salah satu destinasi favorit untuk berwisata dan untuk
mengadakan event-event bisnis.

4.2 Saran

Indonesia harus meniru Singapura dalam melakukan


Overseas Visitor Survey (OVS) agar dapat melakukan komunikasi
interpersonal secara langsung antara wisatawan dengan pemerintah
Indonesia. Sehingga, pemerintah Indonesia bisa mendapatkan
feedback yang baik dari wisatawan dan kesan negatif dari wisatawan
dapat dijadikan pembelajaran agar negara Indonesia bisa lebih baik
lagi.
15

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, OU. (2007) Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung: PT remaja


Rosdakarya.
Cangara, H. (1998). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafndo
Persada.
Widjaja, WA. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.
Guffey, M.E., Rhodes K., & Rogin, P. (2006). Komunikasi Bisnis: Proses &
Produk, Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai