Anda di halaman 1dari 158

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

BERKUNJUNG WISATAWAN KE TEMPAT WISATA DI KOTA


PEKANBARU

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada Fakultas Teknik Universitas Islam Riau

Oleh:

ANDRIKA FIJRI
173410253

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2023
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
BERKUNJUNG WISATAWAN KE TEMPAT WISATA DI KOTA
PEKANBARU

ABSTRAK

Kota Pekanbaru memiliki posisi geografis yang sangat strategis, selain itu
akses menuju Kota Pekanbaru yang sangat mudah baik dari jalur darat, laut
maupun udara membuat banyak orang berdatangan ke Kota Pekanbaru. Kota
Pekanbaru juga merupakan salah satu kota yang memiliki pariwisata yang cukup
beragam, diantaranya ada wisata kuliner, wisata perbelanjaan, wisata sejarah,
wisata religi, wisata halal, dan lain-lain. Berdasarkan data dari BPS Kota
Pekanbaru Tahun 2021 terjadi penurunan kunjungan wisata dari wisatawan
mancanegara dan wisatawan nusantara, dimana pada tahun 2020 jumlah
wisatawan mancanegara berjumlah 5.220 orang sedangkan untuk wisatawan
nusantara berjumlah 336.235 orang yang datang ke Kota Pekanbaru, hal ini
disebabkan karena pandemi Covid-19.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah berupa persepsi para
wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kota Pekanbaru, data tersebut
didapat melalui penyebaran kuisioner sebanyak 120 responden. Data-data tersebut
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
berkunjung yang mana nantinya diolah dengan menggunakan beberapa analisis
diantaranya yaitu analisis deskriptif kuantitatif, analisis pembobotan (skoring)
yang menggunakan skala likert dan analisis faktor yang menggunakan SPSS.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa terdapat 12 indikator dieliminasi
menjadi 8 indikator yang digunakan terbentuk 4 faktor yang dapat menjelaskan se
besar 55.381% dari indikator yang digunakan dalam penelitian. Kemudian
ditemukan bahwa Faktor Kinerja Karyawan sebagai faktor dengan persentase
varians paling besar yaitu 22,471% yang artinya faktor ini mampu menjelaskan
44,471% dari keseluruhan indikator yang di analisis. Selanjutnya adalah Faktor
Periklanan yang mampu menjelaskan sebesar 13,773% dari keseluruhan indikator.
Kemudian ada Faktor Atraksi Tempat Wisata mampu menjelaskan sebesar
10,181% dari keseluruhan indicator, dan Faktor Fasilitas yang mampu
menjelaskan sebesar 8,955% dari keseluruhan indikator.

Kata kunci: Keputusan Berkunjung, Wisatawan, Pariwisata

i
FACTORS AFFECTING THE DECISION VISITING TOURISTS TO
TOURISM PLACES IN THE CITY PEKANBARU

ABSTRACT

The city of Pekanbaru has a very strategic geographical position, besides


that access to the city of Pekanbaru is very easy both from land, sea and air,
making many people come to the city of Pekanbaru. The city of Pekanbaru is also
a city that has quite a variety of tourism, including culinary tourism, shopping
tourism, historical tourism, religious tourism, halal tourism, and others. Based on
data from the Pekanbaru City BPS, in 2021 there will be a decrease in tourist
visits from foreign tourists and domestic tourists, where in 2020 the number of
foreign tourists totaled 5,220 people while for domestic tourists there were
336,235 people who came to Pekanbaru City, this was due to the Covid-19
pandemic.
In this study the data used were the perceptions of tourists visiting tourist
objects in Pekanbaru City, the data was obtained through distributing
questionnaires to 120 respondents. These data are used to determine the factors
that influence the decision to visit which will be processed using several analyzes
including quantitative descriptive analysis, weighting analysis (scoring) using a
Likert scale and factor analysis using SPSS.
The research results showed that there were 12 indicators eliminated into 8
indicators used to form 4 factors which could explain 55,381% of the indicators
used in the study. Then it was found that the Employee Performance Factor was
the factor with the greatest percentage of variance, namely 22.471%, which means
that this factor was able to explain 44.471% of the total indicators analyzed. Next
is the Advertising Factor which is able to explain 13.773% of all indicators. Then
there is the Tourist Attractions Factor which is able to explain 10.181% of all
indicators, and the Facility Factor which is able to explain 8.955% of all
indicators.

Keywords: Decision to Visit, Tourists, Tourism

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhi rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah

Subhanahu Wa ta‟ala atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Berkunjung Wisatawan Ke Tempat Wisata Kota Pekanbaru”. Tugas Akhir

ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Strata-1 di Program

Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

yang tak terhingga kepada semua pihak yang berperan penting dalam penyusunan

Tugas Akhir ini, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. H. Syafrinaldi, S.H, M.C.L selaku Rektor Universitas

Islam Riau.

2. Bapak Dr. Eng. Muslim, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Islam Riau.

3. Ibu Puji Astuti, ST, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah

dan Kota Fakultas Teknik Universitas Islam Riau

4. Rona Muliana,.S.T,. M.T selaku Pembimbing yang telah mendorong,

membimbing, serta memberikan arahan yang sangat bermanfaat kepada

penulis.

5. Ibu Mira Hafizhah Tanjung, ST, M.Sc dan Ade Wahyudi,.S.T,. M.T selaku

penguji I dan II yang telah menguji serta memberi masukan dan dukungan

dari awal hingga selesainya penelitian ini.

iii
6. Seluruh Tata Usaha Fakultas Teknik Universitas Islam Raiu yang telah

membantu penulis dalam mengurus atau melayani keperluan berkasberkas

selama penulis menjadi mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik Universitas Islam Riau.

7. Teristimewa dengan ucapan terimakasih yang tiada terhingga penulis

persembahkan kepada orang tua yang tersayang Ayahanda Khaidir. M dan

Ibunda Jumli Aher yang telah bersusah payah mendidik, mendoakan,

memberikan semangat, motivasi, dan dukungan baik secara moril maupun

materi sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Serta kepada

Abang dan Adik tersayang yang selalu memberikan dukungan, semangat

dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelian ini.

8. Febrianti Handayani, ST yang telah menemani, memberi dukungan serta

effort lebih kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman sekelas 17B dan rekan-rekan PWK angakatan 2017 yang saling

memotivasi, memberi semangat, menemani sejak semester 1 hingga akhir

dan membantu memberikan saran kepada penulis

10. Last but no least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me,

for doing all this hard work, I wanna thank me for having no days off, for

never quitting for just being me at all times.

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian.................................................................4
1.3.1 Tujuan Penelitian.....................................................................................4
1.3.2 Sasaran Penelitian....................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................5
1.5 Ruang Lingkup........................................................................................6
1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah..........................................................................6
1.5.2 Ruang Lingkup Materi..........................................................................10
1.6 Kerangka Berfikir..................................................................................11
1.7 Sistematika Penulisan............................................................................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................13


2.1 Pariwisata..............................................................................................13
2.1.1 Definisi Pariwisata.................................................................................13
2.1.2 Pengertian Pariwisata dalam Al-Quran dan Sunnah.............................15
2.1.3 Jenis Pariwisata.....................................................................................21
2.1.4 Konsep Wisata Kota (Urban Tourism)..................................................22
2.1.5 Komponen Pariwisata............................................................................26
2.1.5.1 Atraksi (Attraction).........................................................................27
2.1.5.2 Fasilitas (Amenities)........................................................................30
2.1.5.3 Aksesibilitas (Accessibility)............................................................35
2.1.5.4 Pelayanan Tambahan (Ancillary Service).......................................37
2.2 Wisatawan.............................................................................................38
2.2.1 Definisi Wisatawan...............................................................................38

v
2.2.2 Tipologi Wisatawan...............................................................................41
2.2.3 Karakteristik Wisatawan.......................................................................43
2.3 Hubungan Wisatawan dengan Komponen Pariwisata...........................46
2.4 Keputusan Berkunjung..........................................................................48
2.4.1 Faktor-Faktor Mempengaruhi Keputusan Berkunjung Wisatawan dalam
Beriwisata..............................................................................................51
2.5 Sintesa Teori..........................................................................................53
2.6 Penelitian Terdahulu..............................................................................55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................57


3.1 Pendekatan Penelitian............................................................................57
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................57
3.3 Jenis Data...............................................................................................58
3.3.1 Data Primer............................................................................................58
3.3.2 Data Sekunder.......................................................................................58
3.4 Metode Pengumpulan Data...................................................................58
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data....................................................................59
3.4.1.1 Kuisioner.........................................................................................59
3.4.1.2 Wawancara......................................................................................59
3.4.1.3 Studi Dokumentasi..........................................................................60
3.4.2 Alat Pengumpulan Data.........................................................................61
3.3.2.1 Alat Dokumentasi...........................................................................61
3.3.2.2 Wawancara......................................................................................61
3.3.2.3 Kuisioner.........................................................................................61
3.5 Populasi dan Sampel..............................................................................62
3.5.1 Populasi.................................................................................................62
3.5.2 Sampel...................................................................................................62
3.6 Variabel Penelitian................................................................................65
3.7 Uji Hipotesis..........................................................................................67
3.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas................................................................67
3.8.1 Uji Validitas...........................................................................................67
3.8.2 Uji Reabilitas.........................................................................................68
3.9 Analisis Data.........................................................................................69

vi
3.9.1 Mengidentifikasi Karakteristik Wisatawan Yang Datang Ke Tempat
Wisata Kota Pekanbaru.........................................................................69
3.9.2 Mengidentifikasi Tingkat Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Objek
Wisata Di Kota Pekanbaru....................................................................70
3.9.3 Mengidentifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Berkunjung Wisatawan Ke Tempat Wisata Kota Pekanbaru................71
3.10 Desain Survey........................................................................................73

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH......................................................75


4.1 Gambaran Umum Kota Pekanbaru........................................................75
4.1.1 Letak Geografis Dan Batas Wilayah.....................................................77
4.1.2 Topografi Kota Pekanbaru....................................................................80
4.1.2.1 Ketinggian.......................................................................................80
4.1.2.2 Morfologi........................................................................................80
4.1.3 Kependudukan.......................................................................................81
4.2 Gambaran Umum Objek Wisata Di Kota Pekanbaru............................82
4.2.1 Asia Farm..............................................................................................84
4.2.1.1 Profil Umum...................................................................................84
4.2.1.2 Atraksi.............................................................................................86
4.2.2 Asia Haritage.........................................................................................86
4.2.2.1 Profil Umum...................................................................................86
4.2.2.2 Harga Tiket.....................................................................................87
4.2.2.3 Fasilitas...........................................................................................87
4.2.3 Taman Rekreasi Alam Mayang.............................................................88
4.2.3.1 Profil Umum...................................................................................88
4.2.3.2 Harga Tiket.....................................................................................89
4.2.3.3 Fasilitas...........................................................................................90
4.2.3.4 Aksesibilitas....................................................................................91
4.2.4 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Di Kota Pekanbaru.........................92

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................93


5.1 Karakteristik Wisatawan Yang Datang Ke Tempat Wisata Kota
Pekanbaru..............................................................................................93
5.1.1 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Jenis Kelamin 93

vii
5.1.2 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Usia...............94
5.1.3 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Tingkat Pendidi
kan.........................................................................................................96
5.1.4 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Status Perkawin
an...........................................................................................................97
5.1.5 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Pekerjaan.......98
5.1.6 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Tingkat Pendapa
tan........................................................................................................100
5.1.7 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Asal Daerah. 101
5.2 Tingkat Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Objek Wisata Di Kota
Pekanbaru............................................................................................103
5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Berkunjung Wisatawan
Ke Tempat Wisata Kota Pekanbaru....................................................106
5.3.1 Uji Validitas.........................................................................................107
5.3.2 Uji Reabilitas.......................................................................................108
5.3.3 Uji Asumsi Analisis Faktor.................................................................108
5.3.3.1 Uji Ketercukupan Sampel.............................................................109
5.3.3.2 Uji Korelasi...................................................................................109
5.3.3.3 Uji Indikator Measures of Sampling Adequency (MSA).............110
5.3.4 Faktor yang Terbentuk........................................................................111
5.3.5 Rotasi Faktor.......................................................................................113
5.3.6 Interpretasi Faktor...............................................................................115
5.3.7 Pembahasan Analisis Faktor................................................................116

BAB VI PENUTUP............................................................................................120
6.1 Kesimpulan..........................................................................................120
6.2 Saran....................................................................................................121

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................122
LAMPIRAN........................................................................................................126

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perbedaan Dan Persamaan Istilah Pariwisata Islam............................18


Tabel 2. 2 Matriks Konsep Keputusan Bekrunjung Wisatawan...........................51
Tabel 2.3 Sintesa Teori.........................................................................................53
Tabel 2. 4 Tabel Penelitian Terdahulu..................................................................55
Tabel 3. 1 Skala Pengukuran.................................................................................62
Tabel 3. 2 Variabel Penelitian...............................................................................65
Tabel 3. 3 Uji Hipotesis........................................................................................67
Tabel 3. 4 Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal70
Tabel 3. 5 Desain Survey......................................................................................73
Tabel 4. 1 Luas Wilayah Kota Pekanbaru Menurut Kecamatan Tahun 2020.......78
Tabel 4. 2 Jumlah Penduduk Kota Pekanbaru Tahun 2020..................................82
Tabel 4. 3 Fasilitas Hiburan Alam Mayang..........................................................90
Tabel 4. 4 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Di Kota Pekanbaru 2017-2022.....92
Tabel 5. 1 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Jenis.............93
Tabel 5. 2 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Usia..............95
Tabel 5. 3 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Tingkat Pendid
ikan Terakhir.......................................................................................96
Tabel 5. 4 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Status Perkawi
nan.......................................................................................................97
Tabel 5. 5 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Pekerjaan.....99
Tabel 5. 6 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Tingkat Penda
patan..................................................................................................100
Tabel 5. 7 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Asal Daerah102
Tabel 5. 8 Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal
...........................................................................................................104
Tabel 5. 9 Skor Tanggapan Responden Indikator Dari Variabel Keputusan Berku
njung..................................................................................................105
Tabel 5. 10 Uji Validitas......................................................................................107
Tabel 5. 11 Uji Reabilitas....................................................................................108
Tabel 5. 12 Uji Kaiser Meyer Olkin dan Bartlett.................................................109
Tabel 5. 13 Uji Measures of Sampling Adequency (MSA)..................................110

ix
Tabel 5. 14 Hasil Ekstraksi Principal Component Analysis (PCA).....................111
Tabel 5. 15 Jumlah Faktor Hasil Ekstraksi PCA.................................................112
Tabel 5. 16 Component Matrix............................................................................113
Tabel 5. 17 Hasil Rotasi Faktor...........................................................................114
Tabel 5. 18 Hasil Interpretasi Faktor...................................................................115

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Peta Administrasi Pekanbaru..............................................................8


Gambar 1. 2 Peta Persebaran Pariwisata..................................................................9
Gambar 1. 3 Kerangka Berfikir..............................................................................11
Gambar 4. 1 Peta Administrasi Pekanbaru...........................................................79
Gambar 4. 2 Peta Mapping Objek Wisata Di Kota Pekanbaru Tahun 2023..........83
Gambar 4. 3 Asia Farm..........................................................................................85
Gambar 4. 4 Atraksi Asia Farm.............................................................................86
Gambar 4. 5 Asia Haritage.....................................................................................87
Gambar 4. 6 Taman Rekreasi Alam Mayang.........................................................89
Gambar 5. 1 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Jeni
s Kelamin..........................................................................................94
Gambar 5. 2 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Um
ur.......................................................................................................95
Gambar 5. 3 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Tin
gkat Pendidikan Terakhir..................................................................96
Gambar 5. 4 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Stat
us Perkawinan...................................................................................98
Gambar 5. 5 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Pe
kerjaan...............................................................................................99
Gambar 5. 6 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Tin
gkat Pendapatan..............................................................................101
Gambar 5. 7 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Tin
gkat Pendapatan..............................................................................102

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pariwisata memiiki dampak yang sangat signifikan

pada pertumbuhan perekonomian nasional melalui perolehan devisa.

Pertumbuhan sektor pariwisata merupakan aset utama dalam pemasukan

devisa negara, pendapatan daerah, dan pendapatan masyarakat dengan

munculnya perluang kerja bagi penduduk tempat objek wisata tersebut

dikembangkan (Subrata et al., 2015). Industri tersebut secara langsung

memberikan dampak terhadap ekonomi, sosial dan budaya (Gegel, 2006).

Peranan industri pariwisata dalam perekonomian merupakan mata rantai yang

sangat panjang sehingga banyak menampung kesempatan kerja bagi

masyarakat sekitarnya (Gorica et al, 2010)

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang strategis dan potensial

untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan daerah, jika

pengelolaannya dilakukan secara teratur, terarah dan menggunakan pemasaran

jasa yang tepat serta dapat membuka atau memperluas kesempatan kerja bagi

masyarakat. Objek wisata merupakan produk jasa yang ditawarkan oleh suatu

perusahaan jasa dengan harapan agar konsumen datang untuk berkunjung dan

menikmati objek wisata yang ditawarkan. (Kotler, 2012)

Dalam upaya pengembangan kepariwisataan, (Schmoll dalam Yoeti,

2006) mengatakan bahwa industri pariwisata sesungguhnya tidak berdiri

sendiri, tetapi merupakan serangkaian perusahaan yang menghasilkan barang

dan .jasa yang berbeda satu dengan lainnya. Didalamnya terdapat berbagai

1
faktor penentu, seperti produk wisata yang unik, adanya promosi (komunikasi

pemasaran) yang lancar dan kontinyu kepada pasar sasaran, serta memahami

motivasi perjalanan wisatawan dan sebagainya. Pariwisata berkembang karena

adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum diketahui,

menjelajahi wilayah baru, mencari perubahan suasana, atau untuk

mendapatkan perjalanan baru. Sedangkan wisatawan adalah orang-orang yang

melakukan perjalanan, yang bersifat sementara dengan tujuan mendapatkan

kesenangan, berlibur atau istirahat dan bukan untuk bekerja yang

menghasilkan upah atau bayaran, (Pitana, dkk. 2005).

Kota Pekanbaru memiliki posisi geografis yang sangat strategis, selain

itu akses menuju Kota Pekanbaru yang sangat mudah baik dari jalur darat, laut

maupun udara membuat banyak orang berdatangan ke Kota Pekanbaru. Kota

Pekanbaru juga merupakan salah satu kota yang memiliki pariwisata yang

cukup beragam, diantaranya ada wisata kuliner, wisata perbelanjaan, wisata

sejarah, wisata religi, wisata halal, dan lain-lain. Beberapa tempat wisata yang

sedang populer di Kota Pekanbaru yaitu ada Desa Wisata Okura, Asia Farm,

Asia Heritage, Kampung Agrowisata Tenayan Raya, dan Taman Rekreasi

Alam Mayang (Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pekanbaru,

2021).

Namun berdasarkan data dari BPS Kota Pekanbaru Tahun 2021 terjadi

penurunan kunjungan wisata dari wisatawan mancanegara dan wisatawan

nusantara, dimana pada tahun 2020 jumlah wisatawan mancanegara berjumlah

5.220 orang sedangkan untuk wisatawan nusantara berjumlah 336.235 orang

yang datang ke Kota Pekanbaru, hal ini disebabkan karena pandemi Covid-19.

2
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota

Pekanbaru Nurfaisal, ditengah pandemi Covid-19, berbagai upaya dilakukan

Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dalam meningkatkan jumlah kunjungan

wisatawan keberbagai objek wisata, diantaranya menggandeng berbagai

komunitas, dan menggelar berbagai event. Upaya ini berhasil mendongkrak

jumlah kunjungan hingga 50 persen (Pekanbaru.go.id, 2021).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas

permasalahannya adalah bagaimana kawasan wisata Kota Pekanbaru dapat

mempertahankan dan dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke

tempat wisata yang ada di Kota Pekanbaru. Dalam hal ini penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Tempat Wisata

Kota Pekanbaru”.

1.2 Rumusan Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat sepanjang Januari

2022, Riau masih nihil dari kedatangan wisatawan mancanegara (Wisman).

Tidak ada kunjungan wisatawan mancanegara yang tercatat datang  ke

Provinsi Riau pada Januari 2022. Masih adanya pandemi Covid-19 yang

melanda dunia termasuk Indonesia masih menjadi faktor utama yang sangat

memengaruhi kunjungan wisata mancanegara ke Indonesia dan khususnya ke

Provinsi Riau," kata Kepala BPS Provinsi Riau Misparuddin (Infopublik.id,

2022)

Berdasarkan data dari BPS Kota Pekanbaru Tahun 2021 terjadi

penurunan kunjungan wisata dari wisatawan mancanegara dan wisatawan

3
nusantara, dimana pada tahun 2020 jumlah wisatawan mancanegara berjumlah

5.220 orang sedangkan untuk wisatawan nusantara berjumlah 336.235 orang,

hal

ini disebabkan karena pandemi Covid-19.  Menurut Kepala Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pekanbaru Nurfaisal, ditengah pandemi

Covid-19, berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru

dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan keberbagai objek wisata,

diantaranya menggandeng berbagai komunitas, dan menggelar berbagai event.

Upaya ini berhasil mendongkrak jumlah kunjungan hingga 50 persen

(Pekanbaru.go.id, 2021).

Berdasarkan pembahasan diatas adapaun pertanyaan penelitian yang

diajukan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apa saja karakteristik wisatawan yang datang ke tempat wisata Kota

Pekanbaru?

2. Bagaimana tingkat keputusan berkunjung wisatawan ke objek wisata Kota

Pekanbaru?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung

wisatawan ke tempat wisata Kota Pekanbaru ?

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke tempat wisata di

Kota Pekanbaru.

1.3.2 Sasaran Penelitian

4
Untuk mencapai tujuan tersebut maka ditetapkan beberapa sasaran dari

penelitian ini, yaitu:

1. Mengidentifikasi karakteristik wisatawan yang datang ke tempat wisata

Kota Pekanbaru.

2. Mengidentifikasi tingkat keputusan berkunjung wisatawan ke objek

wisata di Kota Pekanbaru.

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung

wisatawan ke tempat wisata Kota Pekanbaru.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademis

Penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan pratikal terhadap ilmu

perencanaan wilayah dan kota dalam mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke tempat wisata Kota

Pekanbaru. Selain itu penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan dasar

acuan serta referensi penelitian selanjutnya.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai dasar untuk mengaplikasikan teori yang

diperoleh selama di bangku perkuliahan serta untuk mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke tempat

wisata Kota Pekanbaru.

3. Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah Kota Pekanbaru, penelitian ini dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk pemerintah dalam pengembangan objek wisata di

5
Kota Pekanbaru dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan.

4. Bagi Pihak Swasta

Bagi pihak swasta, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

pihak swasta dalam mengembangkan objek wisata di Kota Pekanbaru

dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan

berkunjung wisatawan.

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah

Kota Pekanbaru mempunyai luas wilayah 632,26 km2 terdiri dari 12

kecamatan dan 83 kelurahan. Penduduk Kota Pekanbaru Tahun 2021

berdasarkan data dari BPS adalah berjumlah 983.356 jiwa, dengan kepadatan

penduduk 1.555 km2 . Kota Pekanbaru terletak antara garis 101.14’ – 103,34’

Bujur Timur dan 0,25’ – 0,45’ Lintang Utara dengan batas wilayah sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Siak

b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Kampar

c. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Kampar

d. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Siak

Secara geografis Kota Pekanbaru memiliki posisi strategis dengan

berada pada jalur lintas timur Sumatra. Kota ini terhubung dengan beberapa

kota seperti Kota Medan, Padang dan Jambi. Pekanbaru berada di tepi sungai

Siak dengan ketinggian berkisar 5-50 meter di atas permukaan laut. Kota ini

6
beriklim tropis, dengan suhu maksimum berkisar antara 34,1 0C hingga 35,60C,

dan suhu minimum antara 20,20C hingga 23,00C.

Objek-objek wisata yang ada di Kota Pekanbaru yang akan dijadikan

lokasi penelitian adalah Asia Farm Hay Day, Asia Heritage, dan Taman

Rekreasi Alamayang. Pemilihan lokasi wisata disebabkan karena banyaknya

wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut.

7
Gambar 1. 1 Peta Administrasi Pekanbaru
Sumber: Hasil Analisis, 2023

8
Gambar 1. 2 Peta Persebaran Pariwisata
Sumber: Hasil Analisis, 2023

9
1.5.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke tempat wisata Kota

Pekanbaru. Berikut ini merupakan beberapa hal yang akan dibahas, yaitu:

1. Dalam mengidentifikasi karakteristik wisatawan yang datang ke tempat

wisata Kota Pekanbaru meliputi karakteristik sosio-demografi seperti usia,

jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, tingkat

pendapatan, dan asal daerah. Output yang dihasilkan adalah karakteristik

wisatawan yang datang ke tempat wisata Kota Pekanbaru.

2. Dalam mengidentifikasi tingkat keputusan berkunjung wisatawan di

Kota Pekanbaru menggunakan kuesioner/angket yang bersifat tertutup

dengan mengunakan analisis pembobotan/skoring (skala likert). Dengan

skala likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur

untuk menyusun item-item instrumen berupa pertanyaan maupun

pernyataan. (Sugiyono, 2014). Output yang dihasilkan adalah tingkat

keputusan berkunjung wisatawan di Kota Pekanbaru

3. Dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

berkunjung wisatawan ke tempat wisata Kota Pekanbaru ditinjau

berdasarkan indikator variable dengan menggunakan analisis faktor.

Output yang dihasilkan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan berkunjung wisatawan ke tempat wisata Kota Pekanbaru

4.

10
1.6 Kerangka Berfikir

Latar Belakang
Pembangunan sektor pariwisata merupakan salah satu faktor utama yang mendorong
INPUT peningkatan kemampuan ekonomi di Indonesia sehingga sector pariwisata telah menjadi sektor
andalan yang yang mempu menghasilkan devisa terbesar kedua setelah migas. Perkembangan
pariwisata memiiki dampak yang sangat signifikan pada pertumbuhan perekonomian nasional
melalui perolehan devisa. Pertumbuhan sektor pariwisata merupakan aset utama dalam
pemasukan devisa negara, pendapatan daerah, dan pendapatan masyarakat dengan munculnya
perluang kerja bagi penduduk tempat objek wisata tersebut dikembangkan.
Namun berdasarkan data dari BPS Kota Pekanbaru Tahun 2021 terjadi penurunan
kunjungan wisata dari wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Menurut Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pekanbaru Nurfaisal, ditengah pandemi Covid-19,
berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dalam meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan keberbagai objek wisata, diantaranya menggandeng berbagai komunitas,
dan menggelar berbagai event. Upaya ini berhasil mendongkrak jumlah kunjungan hingga 50
persen

Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik wisatawan yang datang ke tempat wisata Kota Pekanbaru?
PROSES 2. Bagaimana tingkat keputusan berkunjung wisatawan ke objek wisata Kota Pekanbaru?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke tempat
wisata Kota Pekanbaru ?

Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3


Mengidentifikasi Mengidentifikasi tingkat Mengidentifikasi faktor-
karakteristik wisatawan keputusan berkunjung faktor yang mempengaruhi
yang datang ke tempat wisatawan di keputusan berkunjung
wisata Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru wisatawan ke tempat wisata
Kota Pekanbaru.

Analisis Deskriptif dan Analisis Analisis Faktor


Kuantitatif Pembobotan/Skoring

Karakteristik wisatawan Tingkat keputusan Faktor-faktor yang


yang datang ke tempat berkunjung wisatawan di mempengaruhi keputusan
wisata Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru berkunjung wisatawan ke
OUTPUT tempat wisata Kota
Pekanbaru.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Tempat


Wisata Kota Pekanbaru

Gambar 1. 3 Kerangka Berfikir


Sumber: Hasil Analisis, 2023

11
1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan tugas akhir ini dibagi dalam 6 bab,

diantaranya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan berisi latar belakang

permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian,

manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, kerangka berfikir,

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan mengenai kajian pustaka atau teori yang

digunakan sebagai acuan dalam pembahasan tema yang dipilih.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menyajikan pendekatan, tahapan dan jenis penelitian serta

teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memecahkan

permasalahan dan mencapai tujuan penelilitian.

BAB IV GAMBARAN UMUM

Bab ini menyajikan deskripsi atau gambaran wilayah penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil analisis dan pembahasan studi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan pemaparan mengenai kesimpulan yang diperoleh

dari hasil penelitian terutama untuk menjawab rumusan masalah

dan saran bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang dapat

dilakukan.

12
13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

2.1.1 Definisi Pariwisata

Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang secara etimologi

terdiri dari dua kata yaitu pari yang memiliki arti banyak, berkali-kali, lengkap,

atau berputarputar dan wisata yang memiliki arti pergi atau bepergian (Sihite,

2000) dan (Irmayani, 2006). Pariwisata juga bisa diartikan sebagai perjalanan

yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain

yang disebut dengan istilah “Tour” dalam bahasa inggris dan untuk pengertian

jamaknya kata kepariwisataan dapat digunakan kata “Tourism” atau “Tourisme”

(Yoeti, 1996).

Dari kata “wisata” diturunkan kata “pariwisata” yang dipadankan dengan

kata “tour” (Bahasa Inggris), perjalanan yang dilakukan untuk tujuan bersenang-

senang, rekreasi, melancong, turisme (tourism) (KBIK, 1991). Jadi, pariwisata

adalah berbagai bentuk kegiatan wisata sebagai kebutuhan dasar manusia yang

diwujudkan dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan,

didukung berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, dan pemerintah. (Warpani, 2006)

Pariwisata didefinisikan sebagai perpindahan orang untuk sementara dan

dalam jangka waktu yang pendek ke tujuan-tujuan diluar tempat di mana mereka

biasanya hidup dan bekerja dan juga kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di

suatu tempat tujuan (A.J Burkat dalam Damanik, 2006). Menurut Mathieson &

Wall dalam Pitana dan Gyatri (2005), pariwisata adalah kegiatan perpindahan

14
orang untuk sementara waktu ke destinasi diluar tempat tinggal dan tempat

bekerjanya dan melaksanakan kegiatan selama di destinasi dan juga penyiapan-

penyiapan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Menurut Mill dan Morisson (1985) ada beberapa variable sosioekonomi

yang mempengaruhi permintaan pariwisata, yaitu:

a. Umur: Hubungan antara pariwisata dan juga umur mempunyai dua

komponen yaitu besarnya waktu luang dan aktifitas yang berhubungan

dengan tingkatan umur tersebut. Terdapat juga beberapa perbedaan pola

konsumsi antara kelompok yang lebih tua dengan kelompok yang lebih

muda.

b. Pendapatan: Pendapatan merupakan faktor terpenting dalam membentuk

permintaan untuk mengadakan sebuah perjalanan wisata. Bukan hanya

perjalanan itu sendiri yang memakan biaya wistawan juga harus

mengeluarkan uang untuk jasa yang terdpat pada tujuan wisata dan juga di

semua aktifitas selama mengadakan perjalanan.

c. Pendidikan: Tingkat pendidikan mempengaruhi tipe dari waktu yang luang

untuk digunakan dalam perjalanan yang dipilih. Selain itu juga pendidikan

merupakan suatu motivasi untuk melakuakan perjalanan wisata. Dapat

disimpulkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pandangan

seseorang dan memberikan lebih banyak pilihan yang bisa diambil oleh

seseorang.

Definisi dari pariwisata sendiri memang tidak pernah sama persis diantara

para ahli. Pada dasarnya pariwisata merupakan perjalanan yang memiliki tujuan

untuk menghibur dan dilakukan diluar kegiatan sehari-hari untuk memberikan

15
keuntungan yang bersifat permanen atau sementara. Istilah pariwisata

berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata yaitu sebagai suatu

perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena

suatu alasan dan bukan merupakan kegiatan yang menghasilkan upah. Dapat juga

karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk kesehatan,

konvensi, keagamaan, dan keperluan usaha yang lainnya (Gamal. 2004).

Suatu hal yang menonjol dari batasan yang dikemukakan oleh beberapa

ahli bahwa pada intinya apa yang menjadi ciri dari suatu perjalanan pariwisata

dapat disamakan yaitu dalam pengertian kepariwisataan itu terdapat beberapa

faktor penting yaitu perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu, dari suatu

tempat ke tempat lain, harus selalu dikaitkan dengan rekreasi atau per-tamasyaan,

dan orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak sedang mencari nafkah di

tempat yang sedang dikunjunginya.

2.1.2 Pengertian Pariwisata dalam Al-Quran dan Sunnah

Dalam Al-Qur'an maupun Sunnah Rasulullah Saw tidak ditemukan kata

pariwisata secara harfiah, namun terdapat beberapa kata yang menunjuk kepada

pengertian dengan lapaz-lapaz yang berbeda namun secara umum maknanya sama

(Johar Arifin, 2015). Berikut ini tujuh bentuk redaksi kalimat :

1. “Sara–Yasiru-Siru-Sairan-Saiyaratan”: (berjalan, melakukan

perjalanan), dari kata tersebut dijumpai kata “saiyar, muannatsnya

saiyahrah” dengan makna yang banyak menempuh perjalanan, lebih

dikenal dengan nama mobil. Kata-kata yang menunjukkan makna tersebut

terdapat dalam Qs. al-An’am (6) : 11, Qs. Annamal (27) : 69, Qs. al-

Ankabut (29) : 20, Qs. al-Rum (30) : 42, Qs. Saba’ (34) : 18 dan 28, Qs.

16
al-Mukmin” (40) : 21, Qs. Fathir (35) : 35, dan Qs. al-Nahl (16) : 36. Pada

surat-surat di atas dijelaskan dengan beragam redaksi,anjuran melakukan

perjalanan dengan menggunakan kata kerja sedang berlansung dan kata

perintah, sehingga di dapat motivasi para Rasul dan Nabi terdahulu dalam

melakukan perjalanan

2. “Al-Safar” : (Perjalanan) terdapat dalam Qs. alBaqarah (2) : 184,185,283,

Qs. An-nisa’(4) : 43, Qs. alMaidah (5) : 6. Dalam beberapa surat dan ayat

di atas dijelaskan tentang keadaan orang yang sedang dalam musafir

diberikan kemudahan dan keringanan dalam ibadah, seperti menjama’ dan

mengqasar sholat begitu juga di bolehkan berbuka bagi yang berpuasa.

3. “Rihlah” : (Perjalanan) terdapat dalam Qs. Qurays (106) : 1-4.

menerangkan Kebiasaan suku Qiraisy melakukan perjalanan

bisnis/berdagang pada musim dingin ke Yaman dan musim panas ke

negeri Syam. Rasulullah Saw dalam hal ini menganjurkan ummatnya

untuk melakukan perjalanan/wista rohani ke tiga Masjid, sabagaimana

dalam sabda Beliau :

Artinya : ”Tidaklah kamu di anjurkan melakukan perjalanan melainkan

kepada tiga Masjid, al-Masjid alHaram, Masjid al-Rasul, dan Masjid al

Aqsa”.

4. “Hajara-Yuhajiru-Muhajiran” : (Berhijrah, berpindah) terdapat dalam

Qs. Annisa’ (4) : 100. Menerangkan keadaan orang yang berhijrah karena

17
Allah Swt dan Rasul-Nya maka orang tersebut mendapatkan pahala,

walaupun akan banyak mendapatkan tantangan dan cobaan.

5. “Asra” : (memperjalankan) terdapat dalam Qs. al-Isra’ (17) : 1. Kisah

Isra’ dan Mi’raj, misi perjalanan Rasulullah Saw dari Masjid Haram

Makkah ke Masjid al-Aqsa di Palestina, lalu menaiki langit menjemput

perintah sholat.

6. ”Saha-Yahsihu-Saihan-Siyahah-Saihun” : (Berjalan atau bepegian),

tedapat dalam Qs. Al-Taubah (9) : 2 dan 112. Dalam dua ayat di atas

dijelaskan tentang anjuran melakuan perjalanan di buka bumi dalam

rangka melakukan ibadah dan anjuran melawat atau bertamasya ke suatu

negeri untuk melihat pemandangan dan kagungan ciptaan Allah Swt.

Bahkan Allah SWT memuji orang-orang yang melakukan perjalanan,

wisatawan dan pelancong dengan istilah ”Al-Saih” berbarengan dengan

orang bertaubat, memuji Allah, orang yang ruku’, orang yang sujud,

berjihad, dan beramar ma’ruf dan Nahi Munkar. Senada dengan hal di

atas Rasulullah Saw bersabda dalam sabda Beliau :

Artinya: “Dari Sa’ad bin Mas’ud, bahwasanya ‘Usman bin Maz’un

datang menemui Nabi SAW, dia berkata: “Izinkanlah kami dikebiri!” Lalu

Rasulullah SAW menjawab: “Sesungguhnya pengebirian umatku adalah

dengan cara berpuasa.” Dia berkata lagi: “Ya Rasulullah! Izinkanlah kami

18
hidup melakukan siyahah (pergi ke padang pasir jauh dari orang ramai,

meninggalkan segala kesenangan dan perkara-perkara yang mubah serta

mengekang hawa nafsu).” Lalu Rasul menjawab: “Siyahah umatku adalah

dengan cara berjihad fi sabilillah.” Dia berkata lagi: “Wahai Rasulullah,

izinkanlah kami menjalani hidup seperti seorang rahib.” Rasulullah

menjawab: “Sesungguhnya kerahiban umatku adalah dengan cara duduk

di masjid-masjid menunggu masuknya waktu sholat.”

7. ”Dharaba” : (melakukan perjalanan), terdapat dalam Qs. Annisa’ (4) :

101. Pada ayat ini di jelaskan tentang kemudahan dan keringanan dengan

mengqasar shalat bagi orang yang dalam perjalanan.

Perbedaan dan persamaan dari istilah-istilah tersebut dapat dipahami

dengan tabel di bawah ini:

Tabel 2. 1 Perbedaan Dan Persamaan Istilah Pariwisata Islam


No Istilah Persamaan Perpedaan Konteks
1 Sair Dari segi Ditunjukkan Anjuran atau perintah
makna: sebagai melakukan perjalanan
melakukan peringatan
2 Al-safar perjalanan, Ditunjukkan bagi Menunjukkan keadaan
mengembara, kaum musafir musafir
3 Rihlah atau Ditunjukkan Perjalanan bisnis
berpindah hanya untuk kaum
dari tempat quraisy
4 Hijrah satu ke Ditunjukkan Melakukan
tempat untuk kaum perpindahan
lainnya, dan muhajirin
5 Asra‟ atau Ditunjukkan Allah memperjalankan
bepergian ke hanya untuk Rasulullah
suatu tempa Rasulullah
6 Saha-yahsihu Ditunjukkan Anjuran berwisata di
saihan-siyahah untuk umat muka bumi
saihun manusia
7 Dharaba Ditunjukkan Mendapatkan
sebagai jaminan kemudahan untuk
dari allah yang melakukan
perjalanan
Sumber: Imam Bukhari dalam Sahehnya bab Fadhlu Shalah fi Masjid Makkah wa Madinah
(Arifin, 2015)

19
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan

tentang pengertian wisata dalam Islam adalah perjalanan di muka bumi dalam

rangka melakukan kunjungan ketempat-tempat tertentu yang memiliki nilai

budaya, sejarah, seni, dan keindahan alam untuk mendapatkan ketenangan jiwa

serta mendapatkan pengalaman dan pengetahuan guna lebih meningkatkan

keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT yang telah menciptakannya.

Kemudian Islam datang untuk meninggikan pemahaman wisata dengan

mengaitkannya dengan tujuan-tujuan yang mulia. Diantaranya:

1) Mengaitkan wisata dengan ibadah, sehingga mengharuskan adanya

safar -atau wisata- untuk menunaikan salah satu rukun dalam agama

yaitu haji pada bulan-bulan tertentu. Disyariatkan umrah ke Baitullah

Ta‟ala dalam setahun.

2) Demikian pula, dalam pemahaman Islam, wisata dikaitkan dengan

ilmu dan pengetahuan. Pada permulaan Islam, telah ada perjalanan

sangat agung dengan tujuan mencari ilmu dan menyebarkannya.

Sampai Al-Khatib Al-Bagdady menulis kitab yang terkenal Ar-Rihlah

Fi Tolabil Hadits di dalamnya beliau mengumpulkan kisah orang yang

melakukan perjalanan hanya untuk mendapatkan dan mencari satu

hadits saja. Di antaranya adalah apa yang diucapkan oleh sebagian

tabiin terkait dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an Surat AtTaubah

ayat 112.

3) Di antara maksud wisata dalam Islam adalah mengambil pelajaran dan

peringatan. Dalam Al-Qur‟an ul karim terdapat perintah untuk

berjalan di muka bumi di beberapa tempat. Allah berfirman:

20
“Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah

bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu. (QS.

AlAn‟am:11)

Dalam ayat lain, “Katakanlah: 'Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu

perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa.” (QS.

AnNaml: 69)

4) Mungkin di antara maksud yang paling mulia dari wisata dalam Islam

adalah berdakwah dan menyampaikan kepada manusia cahaya yang

diturunkan kepada Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Itulah

tugas para Rasul dan para Nabi dan orang-orang setelah mereka dari

kalangan para shahabat semoga, Allah meridhai mereka. Para sahabat

Nabi Muhammad SAW telah menyebar ke ujung dunia untuk

mengajarkan kebaikan kepada manusia, mengajak mereka kepada

kalimat yang benar. Kami berharap wisata yang ada sekarang

mengikuti wisata yang memiliki tujuan mulia dan agung.

5) Yang terakhir dari pemahaman wisata dalam Islam adalah safar untuk

merenungi keindahan ciptaan Allah SWT, menikmati indahnya alam

nan agung sebagai pendorong jiwa manusia untuk menguatkan

keimanan terhadap keesaan Allah dan memotivasi menunaikan

kewajiaban hidup. Karena refresing jiwa perlu untuk memulai

semangat kerja baru. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an Surat

Al-Ankabut ayat 20.

Berdasarkan pandangan mengenai pengertian pariwisata di atas,

penulis mendefinisikan pariwisata sebagai perjalanan yang dilakukan

21
oleh seseorang atau kelompok orang yang mempunyai tujuan untuk

melihat-lihat dan menikmati keindahan di suatu tempat tanpa adanya

niatan untuk menetap sehingga apa yang diharapkan dari tujuan

berwisata dapat terpenuhi.

2.1.3 Jenis Pariwisata

Istilah kepariwisataan ini umum untuk menggambarkan beberapa jenis

perjalanan dan penginapan sesuai dengan motivasi orang tersebut. Seseorang

dapat melakukan perjalanan untuk memperoleh berbagai tujuan dan memuaskan

berbagai keinginannya, di samping itu perlu dibedakan antara pariwisata dengan

jenis pariwisata lainnya untuk beberapa keperluan perencanaan dan

pengembangan, sehingga jenis dan macam pariwisata dapat dikembangkan sesuai

dengan apa yang diharapkan. Menurut Spillane (1987) dalam Rahmat Yugo

Alberto (2018) meskipun banyak jenis wisata yang ditentukan berdasarkan motif

perjalanannya, dapat juga dibedakan dengan adanya beberapa jenis pariwisata

khusus sebagai berikut:

a. Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan atau disebut Pleasure Tourism.

Pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat

tinggalnya untuk berlibur dalam rangka mencari suasana baru,

mendapatkan ketenangan, ataupun menikmati keindahan.

b. Pariwisata Untuk Rekreasi atau disebut dengan Recreational Tourism.

Pariwisata jenis ini dilakukan oleh orang-orang yang menginginkan hari

liburnya terisi waktu untuk beristirahat. Biasanya mereka tinggal selama

mungkin ditempat yang mereka anggap benar-benar menjamin tujuan

rekreasi.

22
c. Pariwisata Untuk Kebudayaan atau disebut dengan Cultural Tourism.

Pariwisata ini memiliki tanda adanya rankaian motivasi seperti keinginan

untuk belajar di pusat pengajaran atau riset untuk mempelajari adat istiadat

atau cara hidup masyarakat di negara lain.

d. Pariwisata Untuk Olahraga atau disebut dengan Sport Tourism. Jenis

pariwisata ini memiliki dua jenis yaitu Big Sports Event yaitu peristiwa

olahraga yang besar seperti FIFA World Cup, Olimpiade, Sea Games, dan

sebagainya. Jenis kedua pada pariwisata olahraga adalah Sporting Tourism

of The Practitioners yaitu olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan

mempraktekan sendiri olahraga tersebut seperti mendaki gunung,

mengendarai kuda, dan sebagainya.

e. Pariwisata Untuk Urusan Dagang atau disebut dengan Bussiness Tourism.

Jenis pariwisata ini memiliki keterkaitan dengan pekerjaan atau jabatan

yang tidak memberikan depada pelakunya pilihan daerah tujuan maupun

waktu perjalanannya.

f. Pariwisata Untuk Berkonvensi atau disebut dengan Convention Tourism.

Pariwisata ini memiliki kaitan dengan konvensi atau pertemuan yang

sering dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan peserta yang biasanya tinggal

dalam beberapa hari di kota atau negara penyelenggara konvensi tersebut.

2.1.4 Konsep Wisata Kota (Urban Tourism)

Wisata kota atau urban tourism merupakan suatu kegiatan untuk menarik

minat wisaatwan domestik maupun mancanegara dengan menyediakan program

kunjungan dan akomodasi yang menjadi daya tarik suatu kota (Inskeep, 1991).

Menurut Law (1996) kota adalah jenis tujuan pariwisata yang penting sejak tahun

23
1980-an. Kota dipandang sebagai suatu proses kompleks yang berhubungan

dengan suatu budaya, gaya hidup, dan sekumpulan permintaan yang berbeda-beda

terhadap perjalananan dan liburan (Page, 1995). Selain itu Klingner (2006) juga

mendefinisikan bahwa pariwisata perkotaan atau urban tourism merupakan suatu

kumpulan sumber daya atau kegiatan wisata di kota dan menawarkannya kepada

pengunjung yang berasal dari daerah lain.

Page (2003) menyatakan bahwa pariwisata perkotaan tumbuh karena

akibat globalisasi perekonomian yang terjadi pada akhir tahun 1970-an.

Globalisasi tersebut kemudian mengubah struktur perekonomian dunia,

mengintegrasikan struktur perekonomian nasional ke dalam perekonomian

internasional dalam bentuk perdagangan, investasi asing, migrasi, dan teknologi.

Pola organisasi ekonomi terdesentralisasi pada skala global sehingga otonomi

kota menjadi menurun, kondisi tersebut menyebabkan terjadinya deindustrialisasi

di perkotaan yang membangkitkan investasi di industri jasa yang sangat besar

khususnya yang terkait dengan konsumsi pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-

21.

Mengembangkan pariwisata perkotaan merupakan suatu usaha untuk

meningkatkan pendapatan asli daerah melalui pajak hotel dan restoran sekaligus

meningkatkan aktivitas ekonomi di perkotaan. Terdapat unsur pendukung

pariwisata perkotaan yang lebih tersedia jika dibandingkan dengan pariwisata

perkotaan seperti aksesibilitas dan fasilitas publik. Atraksi atau daya tarik wisata

sebagian besar juga berada di perkotaan. Jika dilihat dari unsur amenitas lebih

banyak investor yang membangun hotel atau restoran di perkotaan, selain itu dari

unsur kelembagaan pariwisata juga sebagian besar berpusat di daerah perkotaan.

24
Saat ini terdapat enam konsep pariwisata perkotaan yang telah berkembang, yaitu

tourist-historic city, cultural city, resort city, fantasy city, creative city, dan urban

ecotourism.

a. Tourist-historic City (Kota Wisata Sejarah)

Menurut Ashworth dan Tunbridge (1990) kota sejarah sebenarnya sudah

mulai berkembang sejak abad ke-16 namun konsep kota sejarah sebagai

sumber daya pariwisata mulai berkembang seiring dengan perkembangan

pariwisata perkotaan. Konsep ini merupakan konsep pariwisata perkotaan

yang membuat sejarah sebagai suatu daya tarik wisata. Komponen yang

ada pada kota wisata sejarah ini antara lain meliputi lingkungan dengan

arsitektur sejarah, morfologi, event sejarah, akumulasi artefak budaya, dan

keberhasilan artistik yang merupakan bahan baku dari konsep wisata

sejarah ini. Konsep ini harus disesuaikan dengan karakteristik dan sifat

peninggalan sejarah yang dijadikan sebagai daya tarik wisata.

b. Cultural City (Kota Budaya)

Konsep kota ini sering diidentifikasi dengan kota sejarah atau kota

herritage. Kota budaya ini lebih luas dibandingkan dengan kota sejarah.

Dalam kota budaya ini terdapat beberapa komponen yang menjadi daya

tarik wisata, yaitu museum dan wisata herritage, distrik budaya seperti

pecinan dan kampung arab, masyarakat etnis, kawasan hiburan, wisata

ziarah, dan trail sastra (Evans dalam Richards dan Wilson, 2007). Sama

dengan konsep kota sejarah, konsep kota budaya ini juga sarat dengan

konservasi asset budaya, tangible dan intangible. Konsep budaya ini

25
terdapat kesempatan wisatawan untuk berinteraksi langsung dengan

masyarakat budaya di kota.

c. Fantasy City

Konsep kota ini muncul pada akhir abad ke-19 di Amerika (Page, 2003).

Salah satu konsep kota fantasi yang terkenal adalah Hannigan Fantasy

City. Hannigan mengidentifikasi terdapat enam karakteristik dari fantasy

city yaitu:

- Fokus pada thermocentricity yang didasarkan pada tema yang

ditentukan

- The city is aggressively branded tercermin dari strategi pemasaran dan

produk-produknya

- Day and night operation is a common feature, tidak seperti pusat

perbelanjaan yang operasi waktunya besar pada siang hari

- Modularisation of Products di mana keberagaman komponen

dirangkai untuk menghasilkan berbagai pengalaman yang lebih luas

- Solipsisicity, kota secara ekonomi, budaya, dan fisik terpisah dan

terisolasi dari lingkungan sekitarnya dalam suatu ‘kota ilusi’

- Postmodernity, kota dibangun dengan teknologi simulasi, realitas

visual, dan sensasi pertunjukan. Kota fantasi menarik sumber utama

dari model Disney. Model tersebut memunculkan sebuah konsep

gambar-gambar bergerak dan taman hiburan ke dalam dunia fantasi

menggunakan teknologi yang menciptakan kondisi hiperrealis.

26
d. Creative City (Kota Kreatif)

Konsep kota kreatif mulai dikembangkan pada tahun 1990 di Inggris dan

selalu dikaitkan dengan pariwisata budaya. Kota ini merupakan bentuk

generasi baru dari pariwisata perkotaan. Pada tahun 2001 UNESCO

menetapkan beberapa kota kreatif di dunia.

e. Urban Ecotourism

Konsep urban ecotourism merupakan konsep pariwisata perkotaan yang

berwawasan lingkungan. Sebuah Konferensi Internasional tentang Urban

Ecotourism pada tahun 2004 menghasilkan deklarasi mengenai konsep

urban ecotourism. Deklarasi tersebut menyatakan bahwa tujuan

dikembangkannya urban ecotourism adalah memulihkan dan

mengkonservasi warisan alam dan budaya termasuk alam dan

keanekaragaman hayati serta budaya asli, memaksimalkan manfaat lokal

dan melibatkan masyarakat kota sebagai pemilik, investor, tamu, dan

pemandu, memberikan pembelajaran kepada pengunjung dan penduduk

tentang lingkungan, sumber daya herritage, serta keberlanjutan, dan

mengurangi jejak ekologis. Sebuah konsep urban ecotourism yang sudah

berkembang di Amerika adalah Bicycle City dan Kenya-Taman Nasional.

2.1.5 Komponen Pariwisata

Yoeti (2002) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga

tercapainya kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu atraksi (attraction),

mudah dicapai (accessibility), dan fasilitas (amenities). Menurut Direktorat

27
Jendral Pariwisata Republik Indonesia, perkembangan produk wisata dikaitkan

atas 4 faktor yang kemudian dijabarkan menjadi sebagai berikut:

1. Atraksi: site attractions (tempat-tempat bersejarah, tempat dengan iklim

yang baik, pemandangan indah), event attractions (kejadian atau peristiwa

misalnya kongres, pameran, atau peristiwa lainnya).

2. Amenitas: tersedia fasilitas yaitu: tempat penginapan, restoran, transport

local yang memungkinkan wisatawan berpergian, alat-alat komunikasi.

3. Aksesibilitas: tempatnya tidak terlalu jauh, tersedia transportasi ke lokasi,

murah, aman, dan nyaman.

4. Organisasi Kepariwisataan: menyusun kerangka pengembangan

pariwisata, mengatur industri pariwisata dan mempromosikan daerah

sehingga dikenal banyak orang.

Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke daerah tujua wisatanya

tentu memerlukan kebutuhan dan pelayanan mulai dari berangkat sampai kembali

ke tempat tinggalnya, membutuhkan makan dan minum, tempat menginap, dan

alat transportasi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka suatu daerah tujuan

wisata harus didukung dengan empat komponen utama yang dikenal dengan 4A

yaitu attraction, amenities, access, dan ancillary services (Cooper, et al. 1993).

Dari masing-masing komponen tersebut kemudian diuraikan sebagai berikut.

2.1.5.1 Atraksi (Attraction)

Atraksi merupakan pusat dari indsutri pariwisata. Atraksi dapat timbul dari

keadaan alam, objek buatan manusia, ataupun unsur-unsur dan peristiwa budaya.

Atraksi disebut juga sebagai objek dan daya tarik wisata yang diminati oleh

wisatawan. Suatu daerah hanya menjadi tujuan wisata jika kondisinya sedemikian

28
tupa sehingga dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata. Suatu Daya Tarik

Wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-

syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut Maryani (1991) syarat-syarat

tersebut adalah:

1. What To See: Di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang

berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah

tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat

dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi

pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.

2. What To Do: Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan

disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat

wisatawan betah tinggal lama ditempat itu.

3. What To Buy: Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk

berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh

oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal.

4. What To Arrived: Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita

mengunungi daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan

digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut.

5. What To Stay: Bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara

selama dia berlibut. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel

berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya

Apa yang bisa dikembangkan untuk menjadi atraksi dari suatu tujuan

wisata itulah yang kemudian disebut dengan modal kepariwisataan (tourism

resources). Daya tarik atau atraksi dari pariwisata dibedakan menjadi dua

29
kelompok yaitu berdasarkan objek wisatanya atau site attraction dan atraksi

wisata atau event attraction. Objek wisata dibagi menjad dua kelompok yaitu

objek wisata alam ciptaan tuhan atau natural site-attraction dan objek wisata

karya manusia atau man-made attraction. Atraksi wisata juga dibagi menjadi dua

yaitu atraksi asli atau real, authentic dan atraksi pentas atau staged, artificial.

Masing-masing modal pariwisata tersebut memiliki potensi yang dapat

dikembangkan dan harus komplementer dengan motif perjalanan wisata, sehingga

untuk menemukan potensi tersebut maka suatu daerah harus berpedoman dengan

apa yang dicari oleh wisatawan. Modal atraksi yang menarik kedatangan

wisatawan ada tiga, yaitu:

1. Daya tarik wisata alam atau natural resources: daya tarik yang

dikembangkan dengan basis pada keindahan dan keunikan yang tersedia di

alam, seperti pantai dengan pasir putih, laut dengan terumbu karangnya,

dan sebagainya.

2. Daya tarik wisata budaya: daya tarik yang dikembangkan dengan basis

pada hasil ciptaan manusia atau hasil karya mulai dari peninggalan budaya

(heritage) maupun yang memiliki nilai budaya yang masih hidup (the

living culture) dalam kehidupan masyarakat, seperti upacara adat/ritual,

seni pertunjukan, dan sebagainya.

3. Daya tarik wisata minat khusus atau special interest: daya tarik wisata

yang dikembangkan dengan basis aktivitas untuk memenuhi keinginan

wisatawan secara spesifik, seperti memancing, berbelanja, pengamatan

satwa, dan sebagainya

30
In situ merupakan modal kepriwisataan yang dikembangkan menjadi

atraksi wisata di tempat di mana modal wisata tersebut ditemukan, sedangkan Ex

situ merupakan modal kepariwisataan yang dikembangkan menjadi atraksi wisata

di luar tempat modal wisata tersebut ditemukan, misalnya kebun binantang,

museum, dan sebagainya. Modal kepariwisataan yang dikembangkan sedemikian

rupa sehingga dapat membuat wisatawan bertahan selama berhari-hari bahkan

dapat dinikmati berkali-kali, atau wisatawan akan kembali ke tempat yang sama

pada lain kesempatan, disebut degan atraksi penahan.

Sebaliknya apabila atraksi yang hanya bisa menarik kedatangan wisatawan

disebut atraksi penangkap wisatawan atau tourist charter, yang hanya sekali

dinikmati kemudian ditinggalkan oleh wisatawan. Hal ini berhubungan dengan

motif wisatawan yang akan tertarik, atraksi penahan akan cocok untuk wisatawan

pada tempat wisata rekreasi, sedangkan atraksi penangkap lebih cocok untuk

wisatawan pada tempat wisata budaya. Selain itu keberadaan atraksi menjadi

alasan dan motivasi untuk wisatawan mengunjungi suatu tujuan wisata.

2.1.5.2 Fasilitas (Amenities)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, amenitas/fasilitas adalah

sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi dan kemudahan. Fungsi dan

kemudahan yang dimaksud tentu saja adalah fungsi dan kemudahan yang melekat

dengan lingkup keberadaan suatu fasilitas. Kementerian Kepariwisataan Indonesia

pernah memberikan catatan, bahwa amenitas merupakan faktor kunci kesuksesan

sebuah industri kepariwisataan. Menurut Kemenpar, amenitias meliputi dari

tersedianya fasilitas yaitu tempat penginapan, restoran, transportasi lokal yang

memungkinkan wisatawan berpergian, sampai dengan alat-alat komunikasi yang

31
diperlukan wisatawan. Secara umum definisi dari amenities merupakan berbagai

macam sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh wisatawan selama mereka

berada di daerah tujuan wisata. Sarana dan prasaran tersebut meliputi akomodasi

atau penginapan, rumah makan, transportasi, dan agen perjalanan. Berikut

merupakan penjelasan masingmasing fasilitas.

a. Usaha penginapan (acommodation)

Akomodasi merupakan suatu tempat yang digunakan oleh para wisatawan

untuk bermalam sementara di suatu daerah wisata. Umumnya sarana

akomodasi dilengkapi dengan sarana untuk makan dan minum. Sarana

akomodasi yang bersih, pelayanan baik, harga yang pantas, dan lokasi

yang mudah dijangkau membuat wisatawan betah dengan akomodasi yang

ada. Jenis-jenis akomodasi berdasarkan bentuk bangunan, fasilitas, dan

pelayanan yang disediakan, dijelaskan sebagai berikut:

- Hotel: suatu sarana akomodasi yang menyediakan fasilitas dan

pelayanan kepada tamu meliputi pelayanan makan dan minum, layanan

kamar, penitipan dan pengangkatan barang, pencucian pakaian,

rekreasi, dan sarana pelayanan tambahan yang menyesuaikan jenis

akomodasi seperti salon kecantikan, gym, dan sebagainya. Klasifikasi

dari hotel dapat dilihat berdasarkan jumlah kamar, lokasi, ukuran, and

kegiatan yang dapat dilakukan oleh tamu, biasanya klasifikasi hotel

menggunakan tanda bintang yang menunjukkan tingkat layanan dan

fasilitas dengan tuntutan kualitas yang semakin tinggi apabila bintang

hotel semakin tinggi.

32
- Guest house: jenis akomodasi ini memiliki bentuk bangunan seperti

rumah atau tempat tinggal, pada umumnya guest house hanya memiliki

fasilitas dasar berupa kamar dan sarapan tanpa adanya fasilitas lain

seperti hotel

- Homestay: perbedaan homestay dengan guest house adalah, pada

umumnya homestay memberikan layanan kamar beserta makanan dan

minuman, namun memiliki kelebihan wisatawan dapat mendapatkan

kesempatan mengenal keluarga pemilik, mereka juga bisa mengenal

lebih jauh mengenai alam dan budaya sekitar khususnya apabila

pemilik rumah memiliki banyak pengetahuan tentang tersebut. Jenis

akomodasi ini memiliki kesamaan dengan guest house yaitu

menggunakan rumah tinggal sebagai tempat menginap wisatawan.

- Losmen: jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau

keseluruhan bangunan untuk tempat menginap, layanan pada losme

jauh lebih sederhana dari hotel dan bentuk bangunan tidak dirancang

menyerupai tempat tinggal seperti guest house atau homestay.

- Perkemahan: tempat menginap yang memanfaatkan tuang terbuka

untuk menginap dan menggunakan tenda untuk ruang tidur.

- Vila: jenis akomodasi berupa tempat pribadi yang disewakan kepada

wisatawan untuk tempat menginap. Berbeda dengan homestay, vila

akan menyewa keseluruhan bangunan dan pemilik rumah tidak akan

berada di dalam rumah saat tempat disewa.

b. Usaha makanan dan minuman

33
Usaha ini merupakan komponen pendukung yang penting untuk ada di

suatu tempat wisata yang meliputi restoran, warung, atau cafe. Sarana

akomodasi pada umumnya menyediakan fasilitas tambahan dengan

menyediakan makanan dan minuman untuk para tamunya. Selain untuk

kebutuhan sehari-hari, makanan dan minuman dapat menjadi daya tarik

tersenditi bagi wisatawan, karna banyak wisatawan yang tertarik untuk

mencoba makanan lokal atau bahkan ada wisatawan yang dating hanya

untuk mencoba makanan khas dari tempat tersebut. Terdapat hal penting

yang harus diperhatikan dalam mengelola usaha makanan dan minuman

yaitu jenis dan variasi hidangan yang disajikan, serta kualitas dari

makanan tersebut, selain itu harus dipertimbangkan juga apakah lokasinya

berada di dalam atau dekat dengan objek wisata agar mudah untuk

dijangkau oleh wisatawan.

c. Transportasi dan infrastruktur

Dalam mencapai suatu tujuan wisata, wisatawan membutuhkan

transportasi baik melalui darat, udara, atau laut. Tersedianya alat

transportasi merupakan sebuah kunci dari kelancaran aktivitas pariwisata.

Selain itu komponen lain seperti infrastruktur air, jalan, listrik, pelabuhan,

bandara, dan pengolahan limbah dan sampah secara tidak langsung

mendukung kelancaran kegiatan pariwisata. Definisi sarana dan prasarana

disini merujuk pada suatu hubungan, di mana pada contohnya orang tidak

akan membangun hotel di tengah hutan atau di padang pasir yang tidak

memiliki jalan, adanya jalan adalah prasyarat membangun hotel. Namun

jalan tidak hanya dibutuhkan sebelum membangun hotel saja, jalan

34
diperlukan untuk lalu lintas perdagangan, lalu lintas kegiatan yang

dilakukan manusia dalam hidupnya. Semua hasil konstruksi fisik baik

yang diatas tanah maupun di bawah tanah yang diperlukan untuk prasyarat

pembangunan disebut dengan prasarana atau infrastructure. Dengan

memanfaatkan prasarana tersebut, orang dapat membangun sesuatu yang

sifatnya khusus seperti hotel, lapangan golf, dan sebagainya. Sesuatu yang

dibangun dengan memanfaatkan prasarana tersebut disebut dengan sarana

atau suprastructure. Contoh dari sarana pariwisata adalah hotel, atraksi

wisata, gedung pertunjukan, dan sebagainya. Sedangkan contoh dari

prasarana pariwisata adalah jalan, persediaan air, tenaga litrik, tempat

pembuangan sampah, bandara, pelabuhan, dan sebagainya. Melihat dari

hubungan antara sarana dan prasarana maka pada umumnya prasarana

dibangun sebelum sarana, namun adakala pembangungan prasarana

bersama-sama dalam pembangunan sarana wisata. Sebaliknya apabila

pembangunan sarana wisata dapat meningkatkan kondisi prasarana,

sehingga ada hubungan timbal balik antara sarana dan prasarana. Prasarana

pariwisata merupakan fasilitas yang memungkinkan proses kegiatan

pariwisata dapat berjalan sesuai dengan rencana dan dapat memudahkan

orang yang terlibat dalam berbagai kegiatan pariwisata. Prasarana

pariwisata dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

- Prasarana umum: fasilitas umum yang harus ada di daerah tujuan

wisata, meliputi pembangkit tenaga listrik, penyediaan air bersih,

jaringan jalan, stasiun, pelabuhan, bandara, dan fasilitas komunikasi.

35
- Prasarana kebutuhan masyarakat banyak: untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat diperlukan adanya prasarana seperti rumah sakit, apotek,

kantor pos, bank, pom bensin, dan sebagainya,

Selanjutnya, sarana pariwisata dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian,

yaitu:

- Sarana pokok pariwisata atau main tourism suprastructure: suatu

perusahaan yang hidup dan kehidupannya bergantung pada adanya

perjalanan wisata, fungsinya menyediakan fasilitas agar dapat memberikan

pelayanan bagi kedatangan wisatawan, seperti biro perjalanan wisata, travel

agent, angkutan wisata, hotel, bar, dan restoran.

- Sarana pelengkap pariwisata atau complementary tourism suprastructure:

suatu sarana pelengkap bagi sarana pokok dengan tujuan agar wisatawan

dapat tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata yang dikunjungi.

- Sarana penunjang pariwisata atau supporting tourism suprastructure: suatu

fasilitas yang memiliki fungsi sebagai penunjang sarana pokok dan sarana

pelengkap pariwisata. Sarana ini bertujuan agar wisatawan dapat

membelanjakan uangnya di tujuan wisata yang dikunjungi, seperti took

cinderamata, bioskop, kasino, panti pijat, pemandian uap, dan sarana

penunjang lain.

2.1.5.3 Aksesibilitas (Accessibility)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011, Aksesibilitas

Pariwisata adalah semua jenis sarana dan prasarana transportasi yang mendukung

pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke Destinasi Pariwisata

maupun pergerakan di dalam wilayah Destinasi Pariwisata dalam kaitan dengan

36
motivasi kunjungan wisata. Mill (2000) menyatakan bahwa ”accessibilities of the

tourist destination”, sebagai semua yang dapat memberi kemudahan kepada

wisatawan untuk datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata (DTW).

Bahkan menurut Oka A. Yoeti (1997) jika suatu obyek tidak di dukung

aksesibilitas yang memadai maka obyek yang memiliki atraksi tersebut sangat

susah untuk menjadi industri pariwisata, aktivitas kepariwisataan banyak

tergantung pada tranportasi dan komunikasi karena faktor jarak dan waktu yang

sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.

Yang membuat suatu kawasan lebih banyak di kunjungi adalah sarana akses

seperti infrastruktur jalan, obyek dekat dengan bandara dan ada transportasi untuk

menuju daerah tujuan wisata. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun

2011, pengembangan aksesibilitas pariwisata diatur dalam dua pasal yaitu:

1) Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata, meliputi:

a. Penyediaan dan pengembangan sarana transportasi angkutan jalan,

sungai, danau dan penyeberangan, angkutan laut, angkutan udara, dan

angkutan kereta api;

b. Penyediaan dan pengembangan prasarana transportasi angkutan jalan,

sungai, danau dan penyeberangan, angkutan laut, angkutan udara, dan

angkutan kereta api;

c. Penyediaan dan pengembangan sistem transportasi angkutan jalan,

sungai, danau dan penyeberangan, angkutan laut, angkutan udara, dan

angkutan kereta api.

Jalan masuk utama ke tempat tujuan wisata merupakan akses yang penting

dalam kegiatan pariwisata, seperti bandara, pelabuhan, stasiun, terminal, dan

37
segala macam transportasi lain. Access dikaitkan dengan transferabilitas yaitu

kemudahan untuk bergerak dari daerah satu ke daerah yang lainnya. Berikut

merupakan faktor-faktor yang memungkinkan transferabilitas adalah:

a. Konektivitas antar daerah, hal ini berkaitan dengan determinan perjalanan

wisata yaitu komplementaritas antara motif perjalanan dan atraksi wisata.

Komplementaritas yang dimaksudkan disini seperti adanya orang-orang

yang memiliki motif wisata di suatu daerah, sedangkan di daerah lain

terdapat atraksi wisata yang sesuai dengan motif wisata tersebu, maka ada

kemungkinan orang tersebut akan melakukan perjalanan ke tempat di

mana terdapat atraksi wisata.

b. Tidak adanya penghalang yang merintangi adanya transferabilitas antar

daerah.

c. Adanya sarana angkutan antar daerah.

2.1.5.4 Pelayanan Tambahan (Ancillary Service)

Sunaryo (2013) menjelaskan ancillary service lebih kepada ketersediaan

sarana dan fasilitas umum yang digunakan oleh wisatawan yang juga mendukung

terselenggaranya kegiatan wisata seperti bank, ATM, telekomunikasi, rumah sakit

dan sebagainya. Sedangkan Sugiama (2011) menjelaskan bahwa ancillary service

mencakup keberadaan berbagai organisasi untuk memfasilitasi dan mendorong

pengembangan serta pemasaran kepariwisataan destinasi bersangkutan. Pelayanan

tambahan atau pelengkap harus disediakan oleh pemerintah dari suatu daerah ke

daerah tujuan wisata, baik untuk wisatawan maupun pelaku pariwisata. Pelayanan

ini meliputi pembangunan fisik (jalan raya, rel kereta, air minum, listrik, dan

sebagainya), pemasaran, serta mengkoordinasi segala bentuk aktivitas di objek

38
wisata atau di jalan raya dengan peraturan perundang-undangan. Sebagai contoh

seorang wisatawam memperoleh informasi di pusat informasi berupa penjelasan

langsung maupun berupa media cetak seperti brosur, poster, dan sebagainya.

Selain itu jasa yang penting adalah pemandu wisata. Seorang pemandu harus

memahami segala bentuk informasi mengenai tempat wisata tersebut, selain itu

seorang pemandu juga harus memiliki pengetahuan tentang pelayanan dan

keramahtamahan terhadap wisatawan.

2.2 Wisatawan

2.2.1 Definisi Wisatawan

Istilah wisatawan berasal dari bahasa sanskerta yang terdiri dari kata

wisata yang memiliki arti perjalanan dan wan untuk menyatakan orang dengan

profesinya, keahliannya, keadaannya, jabatannya, atau kedudukan seseorang.

Menurut Nyoman (2003), wisatawan adalah “orang yang melakukan kegiatan

wisata atau orang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke tempat

atau daerah yang sama sekali masih asing baginya”. Wisatawan adalah seseorang

atau sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan

wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam didaerah

atau negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang

dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong

(excursionist) (Baginda Syah Ali,2016). Menurut Komisi Ekonomi Liga Bangsa-

Bangsa, mereka yang dianggap sebagai wisatawan adalah:

a. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, alasan

kekeluargaan, kesehatan, dan sebagainya.

39
b. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-

pertemuan, atau sebagai wakil (utusan) untuk suatu keperluan tertentu,

seperti ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatik, keagamaan, olahraga,

dan sebagainya.

c. Pengunjung yang mengadakan perjalanan untuk keperluan usaha-usaha

bisnisnya.

d. Pengunjung yang tiba dalam pesiar lautnya dengan kapal pesiar, walaupun

mereka tinggal kurang dari 24 jam lamanya.

Yang dianggap sebagai bukan wisatawan adalah:

a. Mereka yang berkunjung dengan tujuan untuk mencari pekerjaan atau

melakukan kegiatan usaha.

b. Mereka yang berkunjung ke suatu negara dengan tujuan bertempat tinggal

tetap.

c. Penduduk di daerah tapal batas negara dan bekerja di negara yang

berdekatan dengan tempat tinggalnya.

d. Wisatawan yang hanya melewati suatu negara tanpa tinggal di negara yang

dilaluinya.

Secara lengkap menurut World Tourism Organization (WTO) (1980) dan

International Union of Office Travel Orgnaization menjelaskan bahwa wisatawan

adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara di luar tempat tinggalnya dan

didorong oleh satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh

penghasilan ditempat yang dikunjungi dan tinggal paling sedikit 24 jam.

Menurut Dokumen Kajian Data Pasar Wisatawan Nusantara Tahun 2016

yang diterbitkan oleh Kementrian Pariwisata, pengertian wisatawan atau tourist

40
adalah setiap orang yang mengunjungi suatu tempat di luar tempat tinggal

kesehariannya selama periode tertentu, yang didorong oleh satu atau beberapa

keperluan tanpa bermaksud untuk memperoleh penghasilan di tempat yang

dikunjungi seperti berlibur, rekreasi, dan olahraga serta bisnis, mengunjungi

teman dan keluarga, misi, menghadiri pertemuan, konferensi, kunjungan dengan

alasan kesehatan, belajar dan keagamaan. International Union of Official Travel

Organization (IUOTO) yang berperan sebagai Badan Organisasi Pariwisata

Internasional dengan anggota kurang lebih 90 negara telah mengambil inisiatif

untuk memutuskan batasan yang sifatnya seragam melalui Perserikatan Bangsa-

Bangsa pada tahun 1963 di Roma dengan memberikan definisi sebagai berikut.

a. Pengunjung atau visitors yaitu orang yang melakukan kunjungan ke suatu

negara lain di mana dia memiliki tempat kediaman dengan suatu alasan

melakukan pekerjaan yang diberikan oleh negara yang dikunjunginya.

b. Wisatawan atau tourist yaitu orang yang bertempat tinggal di suatu negara

lain tanpa melihat kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada

negara yang sama dengan jangka waktu lebih dari 24 jam dengan tujuan

perjalanan yang dapat diklasifikasikan pada salah satu hal dari

memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan,

pendidikan, keagamaan, dan olehraga, serta bisnis atau mengunjungi

keluarga.

c. Darmawisata atau excursionist yaitu pengunjung sementara yang menetap

pada suatu negara yang dikunjunginya dalam waktu kurang dari 24 jam,

termasuk orang yang berkeliling dengan kapal oesiar namun tidak

41
termasuk para pesiar yang memasuki negara secata legal, contohnya orang

yang hanya tinffal di ruang transit di pelabuhan udara

Istilah wisatawan ini harus diartikan sebagai seseorang tanpa membedakan

bahasa, agama, kelamin, dan ras saat memasuki wilayah suatu negara yang

mengadakan perjanjian yang lain dari negara di mana orang tersebut biasanya

tinggal, berada di situ tidak kurang dari 24 jam dan tidak lebih dari 6 bulan, dalam

jangka waktu 12 bulan berturut-turut, tujuan non imigrasi legal, seperti perjalanan

wisata, olahraga, rekreasi, studi, ibadah, kesehatan, alasan keluarga, atau urusan

usaha (Yoeti,1983).

2.2.2 Tipologi Wisatawan

Wisatawan dapat diklasifikasikan dengan menggunakan berbagai dasar,

namun pada prinsipnya klasifikasi tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu atas

dasar interaksi (interactional type) dan atas dasar kognitif-normatif (cognitive-

normative models). Smith (1989) melakukan klasifikasi terhadap wisatawan

dengan menggolongkan wisatawan dalam beberapa tipologi yaitu:

a. Explorer, wisatawan yang mencari perjalanan baru, berkegiatan atau

berinteraksi secara intensif dengan penduduk lokal setempat dan bersedia

menerima fasilitas seadanya, menghargai norma dan nilai lokal setempat.

b. Elite, wisatawan yang mendatangi daerah tujuan yang belum mereka kenal

namun dengan membuat pengaturan terlebih dahulu sebelum bepergian

dan dalam jumlah yang sedikit.

c. Off-beat, wisatawan yang mencari kegiatan sendiri, tidak ingin ikut ke

tempat yang sudah banyak dikunjungi oleh orang lain, biasanya wisatawan

ini akan siap menerima fasilitas yang seadanya di tempat tersebut.

42
d. Unusual, wisatawan yang mengambil aktivitas tambahan dalam

perjalanannya, untuk mengunjungi tempat baru atau melakukan kegiatan

yang memiliki resiko.

e. Incipient mass, wisatawan yang melakukan perjalanan secara individual

atau dengan kelompok kecil untuk mencari daerah tujuan wisata yang

masih menjaga keasliannya.

f. Mass, wisatawan yang bepergian dengan fasilitas yang sama seperti di

daerah asalnya atau ke daerah tujuan dengan environmental bubble yang

sama.

g. Charter, wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata di mana

tujuan tersebut memiliki kemiripan dengan daerah asalnya dan biasanya

dilakukan untuk bersantai/bersenang-senang.

Melihat sifat perjalanan dan ruang lingkup perjalanan wisata itu

dilaksanakan, maka kita juga dapat mengklasifikasikan wisatawan dengan

penjelasan seperti berikut:

a. Wisatawan asing atau foreign tourist: orang asing yang melakukan

kegiatan wisata di mana mereka memasuki suatu negara lain dan bukan

dari negara di mana dia biasanya menetap, biasanya dilihat berdasarkan

status kewarganegaraannya, dokumen perjalanan, dan jenis uang yang

dibelanjakan.

b. Domestic foreign tourist: orang asing yang bertempat tinggal pada suatu

negara di mana dia melakukan perjalanan wisata di wilayah negara yang

dia tinggal, contohya seseorang yang bekerja di kedutaan besar

43
c. Wisatawan lokal atau domestic tourist: warga negara pada suatu Negara

yang melakukan perjalanan wisata dalam batas negaranya tanpa melewati

batas negaranya dengan negara lain.

d. Indigenous foreign tourist: warga negara pada suatu negara tertentu yang

memiliki tugas atau jabatan di luar negeri kemudian pulang ke negaranya

sendiri dan melakukan perjalanan wisata disana.

e. Transit tourist: seseorang yang melakukan perjalanan wisata ke suatu

negara tertentu yang menumpang suatu transportasi dan terpaksa singgah

pada suatu pelabuhan/bandara/stasiun bukan atas kemauannya sendiri.

f. Bussiness tourist: seseorang yang melakukan perjalanan entah orang asing

atau seorang warga negaranya sendiri di mana dia melakukan perjalanan

untuk tujuan bukan wisata namun perjalanan wisata nya akan dilakukan

setelah tujuan utamanya selesai

2.2.3 Karakteristik Wisatawan

Wisatawan yang dijelaskan oleh Soekadijo (2000) adalah orang yang

mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang

di datanginya atau hanya untuk sementara waktu tinggal di tempat tersebut.

Karakteristik wisatawan yang dijelaskan oleh Kotler, 2006 dan Cooper, 2005

dalam Ismayanti (2010) adalah

a. Karakteristik wisatawan berdasarkan psikografi, klasifikasi ini

menyatakan bahwa dalam psikografi wisatawan dibedakan berdasarkan

kepribadian individu, gaya hidup, dan kelas sosial.

44
b. Karakteristik wisatawan berdasarkan aspek sosio-ekonomi, klasifikasi ini

menyatakan bahwa wisatawan dibedakan menurut demografi yaitu

berdasarkan usia, latar belakang pendidikan, dan siklus keluarga.

c. Karakteristik wisatawan berdasarkan aspek geografi, dalam klasifikasi ini

wisatawan dibedakan berdasarkan geografi atau daerah asal wisatawan

yang merupakan aspek penting dalam memahami karakteristik wisatawan

karena hal tersebut berkaitan dengan kebudayaan, nilai, sikap,

kepercayaan, dan sistem.

d. Karakteristik berdasarkan pola perjalanan, dalam klasifikasi ini wisatawan

memiliki ciri yang unik saat melakukan perjalanan wisata dan dapat

dibedakan berdasarkan manfaat perjalanan, tingkat loyalitas, dan fasilitas

yang digunakan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata sehingga

wisatawan dapat mendapat pelayanan yang baik.

Klasifikasi wisatawan menurut Smith (1989) dalam Suwena dan

Widyatmaja (2017) dijelaskan sebagai berikut:

a. Karakteristik Sosio-Demografis: pengelompokan berdasarkan karakteristik

yang paling sering digunakan untuk kepentingan analisis pariwisata yaitu

jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, kegiatan/status pekerjaan, status

perkawinan, jumlah anggota keluarga dan komposisinya, serta tipe

keluarga.

b. Karakteristik Geografis: pada karakteristik ini wisatawan dibagi

berdasarkan lokasi tempat tinggalnya menjadi desa kota, provinsi, maupun

negara asalnya.

45
c. Karakteristik Psikografis: pada karakteristik ini wisatawan dibagi ke dalam

kelompok-kelompok menurut kelas sosial, gaya hidup, dan karakteristik

personal. Beberapa wisatawan dalam kelompok demografis yang sama

dapat memiliki profil psikografis yang sangat berbeda.

Menurut Foster (1985) dalam Nameira (2020) menjelaskan bahwa faktor-

faktor utama yang mempengaruhi perjalanan wisata adalah sebagai berikut:

1. Profil Wisatawan atau Tourist Profile yang dibagi dalam 2 kategori yaitu:

a. Karakteristik sosial ekonomi wisatawan (Sosio-economic

characteristic) meliputi umur, pendidikan, dan tingkat pendapatan.

b. Karakteristik tingkah laku (Behavioural Characteristic) meliputi

motivasi, sikap, dan keinginan wisata.

2. Pengetahuan untuk melakukan perjalanan (Travel Awareness) meliputi

informasi tentang daerah tujuan wisata serta ketersediaan fasilitas dan

pelayanannya.

3. Karakteristik perjalanan (Trip Features) meliputi jarak, waktu tinggal di

daerah tujuan, biaya dan waktu perjalanan.

4. Sumber daya dan karakteristik daerah tujuan (Resources and

characteristic of destination) yang meliputi jenis atraksi, akomodasi,

ketersediaan dan kualitas fasilitas pelayanan, dan kondisi lingkungan

Seaton dan Bennet (1996) berpendapat bahwa gambaran mengenai

wisatawan dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya atau trip descriptor

dan karakteristik wisatawannya atau tourist descriptor. Berikut ini merupakan

penjelasan mengenai karakteristik perjalanan dan wisatawan.

46
a. Karakteristik Perjalanan atau Trip Descriptor: pada karakteristik ini

wisatawan dibagi dalam kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang

mereka lakukan. Secara umum jenis perjalanan tersebut akan dibedakan

menjadi perjalanan rekreasi, mengunjungi teman atau keluarga, perjalanan

bisnis, dan kelompok perjalanan lainnya (Seaton & Benner, 1996). Selain

itu terdapat jenis perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan yang

ditambahkan oleh Smith (1995). Jenis perjalanan ini juga dibedakan

berdasarkan lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan

perjalanan, jenis akomodasi atau transportasi yang digunakan dalam

perjalanan, besar pengeluaran, dan lainlain

b. Karakteristik Wisatawan atau Tourist Descriptor: pada karakteristik ini

wisatawan dirinci menurut perbedaan karakteristiknya berdasarkan hasil

jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan pada tingkat pertama seperti

“Who, wants, what, why, when, where, and how much?” terhadap diri

wisatawan

2.3 Hubungan Wisatawan dengan Komponen Pariwisata

Komponen pariwisata yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan suatu

daya tarik untuk membuat wisatawan memiliki minat dalam melakukan suatu

kunjungan ke daerah tujuan wisata. Adapun hubungan masing-masing komponen

pariwisata dengan wisatawan dijelaskan sebagai berikut.

a. Hubungan Wisatawan dengan Tourist Attraction Tourist Attraction sangat

memengaruhi permintaan atau jumlah wisatawan yang berkunjung ke

suatu tujuan pariwisata. Semakin bagus tourist attraction maka akan

semakin banyak permintaan akan mengunjungi tempat wisata tersebut dan

47
membuat tourist attraction akan semakin berkembang. Tourist Attraction

ada yang bersifat natural dan ada yang bersifat kultural. Semakin khas dan

menarik suatu tourist attraction maka akan semakin banyak wisatawan

yang ingin mengunjungi, seiring dengan permintaan maka tourist

attraction akan berkembang dan muncul man-made tourist attraction atau

atraksi buatan manusia. Contohnya taman bermain. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa permintaan sangat mempengaruhi tourist attraction

dan begitu sebaliknya.

b. Hubungan Wisatawan dengan Amenities Amenities merupakan fasilitas-

fasilitas yang sangat dibutuhkan dalam pariwisata, meliputi hotel,

transportasi, restoran, dan sebagainya. Apabila suatu daerah

wisata tidak terdapat amenities yang mencukupi maka wisatawan juga

tidak akan betah saat berkunjung ke tempat tujuan tersebut. Hal ini

dipengaruhi oleh permintaan dan harapan dari konsumen, misalnya adanya

spa, gym, dan sebagainya. Fasilitas yang disediakan secara lengkap akan

membuat wisatawan merasa lebih nyaman berada di

suatu destinasi wisata. Bukan hanya jumlahnya namun fasilitas yang

disediakan juga harus memiliki kualitas yang baik. Jika fasilitasnya tidak

berkualitas dan tidak mencukupi maka wisatawan tidak akan tertarik untuk

mengunjungi daerah tersebut, begitu pula sebaliknya jika tidak ada

wisatawan maka fasilitas tidak akan berkembang karena tidak adanya

pendapatan.

c. Hubungan Wisatawan dengan Accesibility Aksesibilitas atau Accessibility

adalah suatu hal yang sangat mempengaruhi permintaan atas kunjungan

48
wisata. Apabila suatu daerah tidak menyediakan aksesibilitas yang

mencukupi maka wisatawan yang datang akan sedikit bahkan bias jadi

tidak ada yang berkunjung. Namun perkembangan aksesibilitas di suatu

daerah juga dipengaruhi oleh wisatawan, jika suatu daerah memiliki

potensi pariwisata maka haruslah disediakan aksesibilitas yang memadai

sehingga daerah tersebut dapat dikunjungi oleh wisatawan

d. Hubungan Wisatawan dengan Ancillaries Ancillaries merupakan hal

pendukung seperti warung, pusat informasi, dan sebagainya. Adanya hal

ini dikarenakan adanya kebutuhan dari wisatawan yang menginginkan

kemudahan. Hal ini muncul karena adanya permintaan dari wisatawan.

e. Hubungan Wisatawan dengan Community Involvement Keterlibatan

masyarakat atau community involvement dalam kegiatan pariwisata

merupakan hal yang sangat penting dan mempengaruhi kunjungan

wisatawan. Masyarakat harus mendukung jalannya kegiatan pariwisata di

sekitarnya agar wisatawan tidak merasa terganggu dengan hal-hal yang

tidak diinginkan seperti tindakan anarkis, pencurian, perampokan, dan

sebagainya. Wisatawan akan berani berkunjung dan merasa betah berada

di tempat wisata apabila mereka diterima dengan baik oleh masyarakat

sekitarnya.

2.4 Keputusan Berkunjung

Peter dan Oslon (2000) menyatakan bahwa suatu pengambilan keputusan

konsumen merupakan proses pengitegrasian yang mengkombinasikan

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih

satu diantaranya. Sedangkan menurut Kotler (2003) menyatakan bahwa keputusan

49
pembelian merupakan tahap proses keputusan di mana konsumen secara aktual

melakukan pembelian produk atau jasa, dalam hal ini merujuk kepada keputusan

untuk berkunjung. Keputusan berkunjung adalah keputusan yang diambil

seseorang sebelum mengunjungi suatu tempat atau wilayah dengan

mempertimbangkan beberapa faktor (Jannah, 2014). Sebelum melakukan suatu

perjalanan wisata seorang calon wisatawan terlebih dahulu melakukan sebuh

proses mental untuk sampai pada keputusan, menyangkut kapan akan melakukan

perjalanan, berapa lama, kemana, dengan cara bagaimana, dan seterusnya (Pitana

dan Gayatri, 2005). Menurut Mathieson dan Wall (Dalam Pitana dan Gayatri,

2005) proses pengambilan keputusan seorang wisatawan melalui fase yang

penting, yaitu:

1. Kebutuhan atau keinginan untuk melakukan perjalanan didasari oleh calon

wisatawan yang selanjutnya diperkirakan apakah perjalanan tersebut

memang harus dilakukan atau tidak.

2. Pencarian dan penilaian informasi, seorang calon wisatawan akan

menghubungi atau mencari agen perjalanan, mempelajari bahan-bahan

promosi berupa brosur, pamflet, dan sebagainya, kemudian mendiskusikan

dengan mereka yang telah berpengalaman dalam berwisata.

3. Keputusan melakukan perjalanan wisata, meliputi daerah tujuan wisata

yang akan dikunjungi, jenis akomodasi, cara bepergian, dan aktivitas yang

akan dilakukan di daerah tujuan wisata.

4. Persiapan perjalanan dan pengalaman wisata, seorang calon wisatawan

melakukan pemesanan dengan segala persiapannya, dan kemudian

melakukan perjalanan wisata.

50
5. Evaluasi kepuasan perjalanan, dilakukan oleh wisatawan secara sadar atau

tidak sadar mulai dari berangkat hingga kembali ke daerahnya, hal ini akan

mempengaruhi keputusan perjalanan wisata di masa mendatang.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi suatu proses pengambilan

keputusan oleh wisatawan yang dijelaskan dalam Pitana dan Gayatri (2005).

1. Karakteristik wisatawan, baik dari sosial, ekonomi (umur, pendidikan,

pendapatan, dan pengalaman sebelumnya), maupun perilaku (motivasi,

sikap, nilai yang dianut)

2. Kesadaran manfaat dari perjalanan, pengetahuan terhadap destinasi yang

akan dikunjungi, dan citra destinasi.

3. Gambaran dari perjalanan, meliputi jarak, lama tinggal di daerah tujuan

wisata, kendala waktu dan biaya, bayangan akan resiko ketidakpastian, dan

tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan wisata.

4. Keunggulan daerah tujuan wisata, meliputi jenis dan sifat atraksi yang

ditawarkan, kualitas layanan, lingkungan fisik dan sosial, situasi politik,

aksesibilitas, dan perilaku masyarakat lokal terhadap wisatawan. Citra dari

destinasi wisata juga menjadi salah satu hal yang penting sebagai atribut

daerah tujuan wisata.

Selain itu Woodside dan Martin (2008) dalam (Laura & Debby, 2016)

berpendapat bahwa keputusan berkunjung wisatawan dipengaruhi oleh dua faktor,

yaitu:

1. Faktor Penarik

Faktor penarik adalah faktor dari luar yang berasal dari destinasi yang dapat

menarik seseorang untuk memilih destinasi tersebut. Faktor penarik adalah

51
keinginan melakukan perjalanan, pencarian informasi, dan penilaian

alternatif perjalanan yang dilakukan. Faktor penarik timbul akibat adanya

variabel eksternal dan aspek pertimbangan destinasi. Variabel eksternal dan

aspek pertimbangan destinasi yang merupakan informasi juga

mempengaruhi keinginan seseorang dalam melakukan perjalanan

2. Faktor Pendorong

Faktor pendorong adalah faktor dari dalam yang mendorong seseorang

untuk melakukan perjalanan. Faktor pendorong adalah motivasi,

kebutuhan dan keinginan, serta ekspektasi. Faktor pendorong timbul

akibat adanya stimuli perjalanan serta faktor sosial dan personal

perilaku wisatawan.

Tabel 2. 2 Matriks Konsep Keputusan Bekrunjung Wisatawan


Pengarang Konsep Komponen Konsep
Reisinger (2009) Menurut Reisinger (2009) - perilaku orang lain
ada dua jenis variabel yang (attitudes of other)
dapat mempengaruhi - situasi yang tak
keputusan berkunjung terduga
wisatawan, yaitu; perilaku (unanticipated
orang lain dan situasi yang situational)
tak terduga
Woodside dan Martin Keputusan berkunjung -faktor penarik
(2008) wisatawan dipengaruhi -faktor pendorong
oleh dua faktor, yaitu:
faktor penarik dan faktor
pendorong
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan pemaparan kedua konsep di atas, pada penelitian ini konsep

yang digunakan peneliti yaitu konsep menurut Woodside dan Martin (2008). Hal

ini didukung oleh (Compton dalam Kozak dan decro, 2009) yang menyatakan

bahwa faktor penarik dan faktor pendorong merupakan salah satu teori yang

52
sering digunakan dalam penelitian pariwisata. Faktor pendorong dan penarik

merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk

mengambil keputusan.

2.4.1 Faktor-Faktor Mempengaruhi Keputusan Berkunjung Wisatawan

dalam Beriwisata

Menurut Murniati Sarim (2015) Faktor-faktor yang mempengaruhi

kunjungan wisatawan yang datang dipengaruhi oleh beberapa, diantaranya adalah

1. Faktor pelayanan, Menurut Kotler pelayanan adalah setiap tindakan atau

kegiatan yanga dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang

pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan

apapun. Indikatornya adalah keramahan, kecepatan, keakuratan, dan

kualitas. Pelayanan adalah kemampuan para staf atau pekerja dalam

memberikan pelayanan kepada konsumen. Pelayanan yang ramah

membuat pengunjung atau konsumen betah berada di suatu tempat.

2. Faktor sarana dan prasarana, yaitu Prasarana kepariwisataan (Tourism

Infrastructures) adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana

kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberi

pelayanan kepada wisatawan untuk memenuhikebutuhan mereka yang

beranekaragam, dengan indikator ketersediaan dan kelayakan

3. Faktor promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan

meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan

untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan

calon konsumen. Indikatornya yaitu periklanan, promosi penjualan,

hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan personal dan pemasaran

53
langsung. Promosi yang dilakukan melalui iklan, paket travel murah,

media sosial, dan web.

4. Faktor obyek dan daya tarik wisata Objek wisata adalah suatu tempat atau

keadaan alam yang memiliki sumber daya alam yang dibangun dan

dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang diusahakan sebagai

tempat yang dikunjungi wisatawan. Indikatornya adalah keanekaragaman

hayati dan keindahan panaroma alam.

54
2.5 Sintesa Teori

Berdasarkan teori-teori yang telah dijabarkan sebelumnya, kemudian dirangkum kedalam sintesa teori dengan berbentuk

lokal guna memberikan kemudahan dalam pengambilan kesimpulan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.3 Sintesa Teori


No. Teori Keterangan Sumber
Definisi pariwisata Pariwisata adalah berbagai bentuk kegiatan wisata sebagai kebutuhan dasar manusia yang diwujudkan Warpani,2006
1. dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan, didukung berbagai fasilitas dan
pelayanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
Jenis pariwisata Jenis pariwisata: Spillane (1987)
-Pariwisata untuk menikmati perjalanan atau disebut pleasure tourism dalam Rahmat
-Pariwisata untuk rekreasi atau disebut dengan recreational tourism Yugo Alberto
2. -Pariwisata untuk kebudayaan atau disebut dengan cultural tourism (2018)
-Pariwisata untuk olahraga atau disebut dengan sport tourism
-Pariwisata untuk urusan dagang atau disebut dengan bussiness tourism
-Pariwisata untuk berkonvensi atau disebut dengan convention tourism
Konsep wisata kota Pariwisata perkotaan atau urban tourism merupakan suatu kumpulan sumber daya atau kegiatan Klingner (2006)
3. (urban tourism) wisata di kota dan menawarkannya kepada pengunjung yang berasal dari daerah lain
Definisi wisatawan Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata atau orang yang melakukan perjalanan Nyoman (2003)
4.
untuk sementara waktu ke tempat atau daerah yang sama sekali masih asing baginya
Karakteristik Karakteristik wisatawan: Kotler, 2006 dan
wisatawan -Karakteristik wisatawan berdasarkan psikografi Cooper, 2005
5. -Karakteristik wisatawan berdasarkan aspek sosio-ekonomi dalam Ismayanti
-Karakteristik wisatawan berdasarkan aspek geografi (2010)
-Karakteristik berdasarkan pola perjalanan
6. Komponen Komponen pariwisata: (Cooper, et al.

55
No. Teori Keterangan Sumber
pariwisata -Attraction 1993)
-Amenities
-Access
-Ancillary services
Keputusan Keputusan berkunjung adalah keputusan yang diambil seseorang sebelum mengunjungi suatu tempat Jannah, 2014
7.
berkunjung atau wilayah dengan mempertimbangkan beberapa faktor
Faktor-faktor Faktor yang mempengaruhi keutusna berkunjung, yaitu; faktor penarik dan faktor pendorong Woodside dan
keputusan Martin (2008)
8.
berkunjung
wisatawan
Sumber: Hasil Analisis, 2023

56
2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 4 Tabel Penelitian Terdahulu


No Nama Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. Rahmanisa Identifikasi Metode analisis deskriptif Terdapat 6 faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke
Hasna Faktor-Faktor pada penellitian ini dibagi tempat wisata Kota Batu pada masa pandemic COVID-19 yaitu faktor
Anggita Yang menjadi dua, yaitu pelayanan dan fasilitas tambahan, faktor atraksi tempat wisata, faktor amenitas,
(2021) Mempengaruhi analisis deksriptif faktor jarak lokasi wisata terhadap pusat kota dan stasiun/terminal, faktor harga,
Skripsi Keputusan kualitatif dan dan faktor aksesibilitas, di mana faktor yang paling mempengaruhi keputusan
Institut Berkunjung kuantitatif. Selain itu berkunjung wisatawan adalah faktor pelayanan dan fasilitas tambahan. Faktor
Teknologi Wisatawan Ke dalam penelitian ini juga yang paling dipertimbangkan oleh wisatawan adalah faktor pelayanan dan
Bandung Tempat Wisata menggunakan analisis fasilitas tambahan. Oleh karena itu pengelola wisata harus memaksimalkan
Kota Batu Pada faktor. pelayanan dan fasilitas tambahan pada tempat wisata tersebut agar dapat
Masa Pandemi menarik kembali kunjungan wisatawan di tempat wisata Kota Batu pada masa
Covid-19 pandemi COVID-19 ini.
2. Mercy Pengaruh Media Analisis deskriptif Jenis media sosial yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan informasi
Rosdahlia Sosial Terhadap kuantitatif, analisis terkait objek wisata di Kota Pekanbaru adalah instagram, dimana rata-rata
Putri(2021) Keputusan pembobotan (skoring) penggunanya adalah para pelajar/mahasiswa berumur 20-29 tahun. Tingkat
Skripsi Berkunjung yang mengggunakan skala penggunaan media sosial dan tingkat keputusan berkunjung wisatawan di Kota
Universitas Wisatawan Ke likert dan analisis jalur Pekanbaru yaitu 80% dan 70% dimana termasuk kategori tinggi. Selain itu
Islam Riau Objek Wisata Di yang menggunakan SPSS media sosial berpengaruh secara simultan terhadap keputusan berkunjung
Kota Pekanbaru yang terdiri atas dimana, jika dilakukan 1 kali promosi melalui media sosial maka akan
Provinsi pengujian instrumen, uji mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan sebesar 61.4%. Sehingga dapat
Riau normalitas, dan pengujian disimpulkan bahwa media sosial berpengaruh terhadap keputusan berkunjung
hipotesis wisatawan ke objek wisata di Kota Pekanbaru Provinsi Riau
3. Rani Analisis faktor- Analisis data Faktor harga mempunyai hubungan timbal balik terhadap kunjugan wisatawan
Rahmayani faktor yang menggunakan metode pada Taman Rekreasi Rindu Sempadan Minas, faktor promosi dan faktor
(2010) mempengaruhi analisis kuantitatif dengan produk berpengaruh positif terhadap kunjugan wisatawan, dan faktor yang
Skripsi kunjungan mengunakan peralatan paling dominan mempengaruhi kunjungan wisatawan adalah faktor promosi hal

57
Universitas wisatawan pada statistik yaitu metode ini terlihat dari uji t dengan nilai t hitung sebesar 4,618.
islam taman rekreasi regresi linier berganda
negeri rindu sempadan
sultan minas
syarif
kasim
4. Aji Faktor-Faktor Analisis data Berdasarkan hasil penelitian kenyamanan tidak berpengaruh terhadap keputusan
Prasetyo Yang menggunakan metode berkunjung objek wisata Waduk Gajah Mungkur. Hal ini disebabkan kurangnya
(2016) Mempengaruhi analisis kualitatif dan perhatian pengelola tentang kebersihan lingkungan, sarana dan prasarana yang
Skripsi Keputusan kuantitatif dengan kurang memadahi. Promosi yang berpengaruh terhadap kunjungan terhadap
Universitas Wisatawan Dalam mengunakan peralatan objek wisata Waduk Gajah Mungkur. Hal ini dikarenakan pengelola hanya
Sebelas Berkunjung Ke statistik yaitu metode membidik pasar di wilayah Kabupaten Wonogiri saja khususnya. Obyek Wisata
Maret Obyek Wisata analisis interkorelasi Waduk Gajah Mungkur mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa
Waduk Gajah product moment Sendang, seperti mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, dan
Mungkur bahkan mampu membeli barang-barang sekunder maupun barang tersier.
Wonogiri
5. Murniati Faktor-Faktor Teknik analisis yang Prasarana dan sarana, obyek dan daya tarik wisata, promosi, dan pelayanan
Sarim Yang digunakan adalah metode secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap keputusan
(2015) Mempengaruhi regresi berganda wisatawan dan signifikan (secara nyata) di Resort Pulau Tinabo Taman Nasional
Skripsi Keputusan Takabonerate. Akan tetapi secara parsial dari keempat faktor tersebut hanya satu
UIN Wisatawan yang mempunyai pengaruh yang signifikan (nyata), yaitu faktor promosi.
Alauddin Untuk Berwisata
Makassar Ke Resort Pulau
Tinabo Taman
Nasional
Takabonerate
Kab. Kepulauan
Selayar
Sumber: Hasil Analisis, 2023

58
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan

pendekatan deduktif. Pendekatan deduktif adalah salah satu pendekatan

berdasarkan aturan-aturan yang disepakati. Deduktif adalah cara berfikir

yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum menarik kesimpulan

yang bersifat khusus (Busrah, 2012). Sutrisman (1987) diacu dalam

Samosir (1997) mendefinisikan pendekatan deduktif sebagai suatu cara

mengajar yang dikembangkan berdasarkan penalaran deduktif, jadi

pendekatan deduktif adalah pendekatan yang dimulai dari definisi

kemudian diikuti dengan contoh-contoh.

Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, defenisi

operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk

memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori

tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.

Dengan demikian konteks pendekatan deduktif tersebut, konsep dan teori

merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala (Putri & Utomo,

2017)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah objek wisata yang ada di Kota Pekanbaru

(Asia Farm, Asia Heritage, dan Taman Rekreasi Alam Mayang). Adapun

waktu yang dibutuhkan dalam penelitian Faktor-Faktor Yang

59
Mempengaruhi Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Tempat Wisata

Kota Pekanbaru ini adalah 2 (dua) bulan terhitung Oktober 2022 –

November 2022

60
3.3 Jenis Data

Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data

primer dan data sekunder, yang sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam penelitian

adalah sebagai berikut:

3.3.1 Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber

asli (tidak melalui media perantara). Sumber data primer dalam penelitian ini

didapat dari penyebaran kuisioner dan wawancara kepada responden objek wisata

yang ada di Kota Pekanbaru (Asia Farm, Asia Heritage, dan Taman Rekreasi

Alam Mayang). Kuisioner dan wawancara tersebut berisi pernyataan terkait

variabel karakteristik sosio-demografis wisatawan, karakteristik pola perjalanan

wisatawan dan fakor yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan para

wisatawan.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan dari sumber-sumber yang

relevan dengan topik penelitian ini, antara lain jurnal ilmiah, buku, artikel, data

dari Badan Pusat Statistik dan Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota

Pekanbaru.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau

keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh

elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian. Dalam upaya

61
mengumpulkan data yang relevan dengan obyek studi, maka teknik yang

digunakan

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1.1 Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang

dijadikan responden untuk dijawabnya. Pada penelitian ini penyebaran

kuisioner akan diberikan kepada wisatawan yang berkunjung ke objek wisata

yang ada di Kota Pekanbaru (Asia Farm, Asia Heritage, dan Taman Rekreasi

Alam Mayang).

3.4.1.2 Wawancara

Dalam mendapatkan data yang lebih bersifat opini dari beberapa

narasumber yang dianggap kompeten atau data yang memerlukan penjelasan yang

cukup detail maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara.

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi, dalam proses ini

hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan

mempengaruhi arus informasi (Singarimbun, dkk, 1995). Wawancara merupakan

alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang

diperoleh sebelumnya.

Teknik wawancara dalam penelitian ini di lakukan dengan menggunakan

metode terstruktur dan semi terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara

yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan

yang akan diajukan (Moleong, 2002). Wawancara terstruktur adalah jenis metode

62
wawancara dalam penelitian kuantitatif yang memanfaatkan urutan pertanyaan

standar untuk mengumpulkan informasi yang relevan tentang subjek penelitian.

Alasannya karena tujuan utamanya adalah mengajukan pertanyaan yang sama dari

setiap partisipan penelitian sehingga nantinya memudahkan untuk

membandingkan data antar partisipan atau kelompok.

Adapun jenis pertanyaan yang digunakan untuk wawancara dalam

penelitian ini adalah jenis pertanyaan soal pilihan ganda. Pertanyaan pilihan ganda

adalah jenis pertanyaan tertutup yang menyediakan daftar kemungkinan jawaban

bagi responden. Orang yang diwawancarai diminta untuk memilih satu atau lebih

opsi dalam menanggapi pertanyaan tergantung pada jenis pertanyaan dan instruksi

yang ditetapkan. Teknik wawancara ini dilakukan untuk memperkuat hasil

kuisoner dari sasaran dua dan tiga.

Wawancara semi terstruktur adalah proses wawancara yang menggunakan

panduan wawancara yang berasal dari pengembangan topik dan mengajukan

pertanyaan dan penggunaan lebih fleksibel daripada wawancara terstruktur.

Wawancara semi terstruktur tidak menggunakan pedoman wawancara, sehingga

peneliti dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sesuai dengan

kebutuhan informasi yang diinginkan. Teknik wawancara digunakan untuk

memperoleh keterangan atau informasi yang terinci dan mendalam dalam rangka

pengumpulan data. Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan tanya jawab

secara lisan dengan narasumber. Daftar pertanyaan disusun terlebih dahulu agar

informasi yang dibutuhkan dapat terjaring secara lengkap

3.4.1.3 Studi Dokumentasi

63
Sugiyono (2010) dalam (Pratiwi, 2017) mengemukakan bahwa studi

dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari seseorang.

Dokumentasi dapat dilakukan dengan dua cara yiatu pengumpulan data primer

dan pengumpulan data sekunder. Data primer dapat berupa gambar, video, dan

rekaman suara. Sementara, data sekunder berupa data-data resmi yang diperoleh

dari dinas-dinas terkait. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengumpulkan data

sekunder saja dengan mengambil data-data resmi terkait penelitian dari Dinas

Pariwisata Provinsi Riau.

3.4.2 Alat Pengumpulan Data

3.3.2.1 Alat Dokumentasi

Alat dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen-

dokumen terkait yang menjadi sumber informasi penelitian, seperti data jumlah

kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata di Kota Pekanbaru (Asia Farm, Asia

Heritage, dan Taman Rekreasi Alam Mayang) maupun data-data sekunder lain

yang dapat membantu memperkuat penelitian ini.

3.3.2.2 Wawancara

Alat wawancara yang digunakan dalam penelitian ini berupa sebuah

pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden yang secara logis

berhubungan dengan masalah penelitian yang berguna untuk menguatkan hasil

kuisoner yang di dapatkan.

3.3.2.3 Kuisioner

Menurut Nazir (2014) kuisioner atau daftar pertanyaan adalah sebuah set

pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap

64
pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji

hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap. Skala

yang digunakan dalam kuisioner ini yaitu skala likert. (Sugiyono, 2012)

menyatakan bahwa skala likert adalah metode pengukuran yang digunakan untuk

mengukur pendapatan, persepsi dan sikap seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Skala likert menggunakan ukuran ordinal, karena dapat

membuat rangking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih

baik atau lebih buruk dari responden lainnya di dalam skala Nazir (2014) dalam

(Renistianah, 2013).

Tabel 3. 1 Skala Pengukuran


Disagre Neither Agree Strongly Agree
Skala Strongly Disagree Agree
e Nor Disagree
Poin 1 2 3 4 5
Sumber: Sekaran dan Bougie (2010) dalam (Briliana, 2013)

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya

orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Adapun populasi dalam penelitian

ini yaitu seluruh wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang ada di Kota

Pekanbaru (Asia Farm, Asia Heritage, dan Taman Rekreasi Alam Mayang)

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian

wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kota Pekanbaru (Asia Farm, Asia

65
Heritage, dan Taman Rekreasi Alam Mayang). Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini yaitu purpossive sampling. Menurut Sugiyono (2016) purpossive

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu. Alasan menggunakan teknik Purposive Sampling adalah karena tidak

semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh

karena itu, penulis memilih teknik Purposive Sampling yang menetapkan

pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi

oleh sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian ini (F. Agus et al., 2020).

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel yaitu wisatawan yang memenuhi

kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu:

1. Rentang usia 17-40 tahun

2. Pernah berkunjung kesalah satu objek wisata dibawah ini:

a. Asia Farm

b. Asia Heritage

c. Taman Rekreasi Alam Mayang

Untuk memperoleh data, instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang

dibagikan kepada wisatawan yang berkunjung ke objek wisata. Penentuan sampel

yang digunakan untuk menghitung jumlah responden dalam penyebaran kuesioner

menggunakan teori Hair. Menurut Hair, perhitungan jumlah sampel yang

dikumpulkan bergantung pada jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian

ini (Hair et al., 2010). Terdapat aturan umum dalam rumus Hair yang digunakan

yaitu penggunaan batas minimum dan maksimun dalam pengumpulan sampel, di

mana variabel yang digunakan dalam penelitian dikalikan dengan 5 untuk jumlah

66
minimumnya dan dikalikan dengan 10 untuk jumlah maksimumnya. Untuk lebih

lanjutnya akan dijelaskan rumus Hair sebagai berikut:

Sampel = 5—10 x Jumlah Variabel Penelitian


Sampel = 5—10 x 24 Variabel
Sampel = 120 – 240

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Hair, didapatkan

hasil responden yang dibutuhkan untuk penelitian minimal sebanyak 120

responden dan maksimal sebanyak 240 responden yang pernah berkunjung ke

objek wisata..

67
3.6 Variabel Penelitian

Menurut (Nana S, 2016) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Berikut ini adalah tabel

variabel yang digunakan dalam penelitian:

Tabel 3. 2 Variabel Penelitian

N
Sasaran Variabel Indikator Metode Analisis
o
Mengidentifikasi Karakteristik -Jenis kelamin
karakteristik Wisatawan -Umur
wisatawan yang -Pendidikan terakhir
datang ke tempat Analisis
1 -Daerah asal
wisata Kota Deskriptif dan Kuantitatif
-Pekerjaan
Pekanbaru. -Penghasilan
-Status
Mengidentifikasi Keputusan Berkunjung -Tingkat keinginan untuk melakukan perjalanan
tingkat keputusan -Tingkat pencarian infornasi
berkunjung -Tingkat kesesuaian antara sebelum dan setelah melakukan Analisis
2
wisatawan ke objek perjalanan Pembobotan/Skoring
wisata di Kota -Tingkat ekspektasi terhadap destinasi
Pekanbaru.
3 Mengidentifikasi Pelayanan -Keramahan (X1 dan X2) Analisis Faktor
faktor-faktor yang -Kecepatan (X3)
mempengaruhi -Keakuratan (X4)
keputusan -Kualitas (X5)

68
N
Sasaran Variabel Indikator Metode Analisis
o
berkunjung Sarana Prasarana -Ketersediaan (X6)
wisatawan ke -Kelayakan (X7)
tempat wisata Kota Promosi -Periklanan (X8)
Pekanbaru -Promosi penjualan (X9)
-Pemasaran langsung (X10)
Obyek dan Daya Tarik -Keanekaragaman hayati (11)
Wisata Alam -Keindahan panaroma alam (X12)

Sumber: Hasil Analisis, 2023

69
3.7 Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel media sosial secara simultan terhadap keputusan berkunjung wisatawan

ke objek wisata di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Maka dari itu, dibutuhkan

kriteria penilaian sebagia berikut:

Tabel 3. 3 Uji Hipotesis


N Penjelasan Kriteria
o
H0 Faktor promosi, prasarana dan sarana, pelayanan, dan
obyek dan daya tarik wisata tidak berpengaruh
terhadap keputusan wisatawan berkunjung wisatawan
ke tempat wisata Kota Pekanbaru
1 Uji t
H1 Faktor promosi, prasarana dan sarana, pelayanan, dan
obyek dan daya tarik wisata berpengaruh terhadap
keputusan wisatawan berkunjung wisatawan ke
tempat wisata Kota Pekanbaru
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Kaidah pengambilan keputusan yang digunakan dalam menguji hipotesis

adalah sebagai berikut:

1. Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak;

2. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

3.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas

Menurut Sanusi (2011) dalam (Haerudin, Hery dan Napisah, 2018) agar

data yang diperoleh mempunyai tingkat akurasi yang tinggi dan konsistensi yang

tinggi, instrumen penelitian yang digunakan harus valid dan reliable. Uji validitas

dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan kepada 120 orang responden yang

sudah pernah berwisata ke Kota Pekanbaru.

3.8.1 Uji Validitas

Menurut Sangadji & Sopiah (2010) dalam (Laura & Debby, 2016),

validitas menunjuk pada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang

70
seharusnya diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mengukur itu sudah tepat dan sesuai teori. Menurut Riduwan (2008) dalam

(Rahmawati et al., 2014), untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari

harga korelasi antara bagian-bagian alat ukur secara keseluruhan dengan cara

mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah

tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment, yaitu:

Dimana:

r = koefisien korelasi

X = jumlah pertanyaan

Y = jumlah skor total

n = jumlah data observasi

Pengambilan keputusan untuk uji validitas bisa menggunakan 2 metode

menurut Priyatno (2016):

1. Berdasarkan nilai korelasi

a. Jika rhasil > rtabel maka variabel dapat dikatakan valid

b. Jika rhasil < rtabel maka variabel dapat dikatakan tidak valid

2. Berdasarkan signifikansi

a. Jika nilai signifikansi > α maka item dinyatakan tidak valid

b. Jika nilai signifikansi < α maka item dinyatakan valid

3.8.2 Uji Reabilitas

Kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur tersebut

dapat dipercaya dan diandalkan (Sugiyono, 2012). Uji ini digunakan untuk

71
mengetahui kehandalan data. Suatu alat dapat dikatakan reliable adalah apabila

alat tersebut memberi hasil yang konsisten walaupun digunakan berulang kali.

Keterangan:

α = koefisien keandalan alat ukur

r = koefisien rata-rata korelasi antar variabel

k = jumlah variabel bebas dalam persamaan

3.9 Analisis Data

Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan,

sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai

sosial, akademis dan ilmiah. Analisis data juga bisa dikatakan sebagai sebuah

proses berkelanjutan dalam penelitian, dengan analisis awal menginformasikan

data yang kemudian dikumpulkan.

Metode analisis data sangat mempengaruhi hasil penelitian, jika metode

yang digunakan sesuai dengan objek penelitian, maka hasilnya akan dapat

diterima, sedangkan jika tidak sesuai, maka penelitian itu pun dianggap gagal,

karena itu, ketika melakukan sebuah penelitian, harus mempertimbangkan objek

penelitian dan menentukan metode yang akan digunakan dalam analisis data.

3.9.1 Mengidentifikasi Karakteristik Wisatawan Yang Datang Ke Tempat

Wisata Kota Pekanbaru.

Untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang datang ke tempat wisata

Kota Pekanbaru meliputi karakteristik sosio-demografi seperti usia, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, tingkat pendapatan, dan asal

daerah dengan melakukan penyebaran kuisioner yang di sebarkan langsung ke

72
wisatawan. Nantinya akan diketahui karakteristik sosio-demografi seperti usia,

jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, tingkat

pendapatan, dan asal daerah wisatawan yang akan dianalisis menggunakan

analisis deskriptif kuantitatif.

3.9.2 Mengidentifikasi Tingkat Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke

Objek Wisata Di Kota Pekanbaru

Mengidentifikasi tingkat keputusan berkunjung wisatawan ke objek wisata

di Kota Pekanbaru Provinsi Riau yaitu menggunakan analisis pembobotan (skala

likert). Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1. Melakukan rekapitulasi data dari tiap pertanyaan yang diberikan

kepada para responden

2. Mencari skor aktual, skor ideal dan persentase. Dimana rumus untuk

3. Setelah nilai persentasenya diketahui maka didapatlah kriteria

persentase skor tanggapan responden terhadap skor ideal yang

mengacu pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 4 Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap


Skor Ideal
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20,00-36,00 Sangat Tidak Baik
2 36,01-52,00 Tidak Baik
3 52,01-68,00 Cukup Baik
4 68,01-84,00 Baik
5 84,01-100 Sangat Baik
Sumber: (Narimawati, 2007)

73
3.9.3 Mengidentifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Berkunjung Wisatawan Ke Tempat Wisata Kota Pekanbaru

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

berkunjung wisatawan ke tempat wisata Kota Pekanbaru menggunakan analisis

Faktor. Analisis faktor merupakan suatu analisis statistik yang berfungsi untuk m

ereduksi atau meringkas beberapa variabel yang independen menjadi lebih sedikit

variabel, dengan kata lain proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan

(interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu d

engan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang l

ebih sedikit dari jumlah variabel awal. Jumlah variable baru yang terbentuk disebu

t sebagai faktor dan tetap mencerminkan variable-variabel aslinya (Ali Baroroh, 2

013).

Prosedur analisis faktor dimulai dari pemilihan variabel, pembentukan fakt

or, menginterpretasikan hasil analisis, dan melakukan validasi terhadap hasil pemf

aktoran. Dalam analisis faktor, variabel-variabel dalam jumlah besar dikelompokk

an dalam sejumlah faktor yang mempunyai sifat dan karakteristik yang hampir sa

ma, sehingga lebih mempermudah pengolahan. Pengelompokan dilakukan dengan

mengukur korelasi sekumpulan variabel dan selanjutnya menempatkan variabel-v

ariabel yang berkorelasi tinggi dalam satu faktor, dan variabel-variabel lain yang

memiliki korelasi relatif lebih rendah ditempatkan pada faktor yang lain. Tujuan u

tama analisis faktor adalah untuk menjelaskan hubungan kovariansi antara banyak

peubah dalam bentuk sejumlah besaran acak populasi yang tidak teramati yang dis

ebut dengan faktor. Analisis faktor dapat juga digunakan untuk menguji hipotesis

mengenai suatu konstruk (Tiro et al., 2006)

74
Pada dasarnya tujuan analisis faktor ada dua yaitu data yaitu mengidentifik

asi adanya hubungan antara variabel dengan melakukan uji korelasi, dan data red

uction yaitu melakukan korelasi, membuat sebuah variabel set baru yang dinamak

an faktor untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu (Santoso, 2014)

75
3.10 Desain Survey

Tabel 3. 5 Desain Survey


Metode
N Sumber Metode
Sasaran Variabel Indikator Pengumpulan Hasil
o Data Analisis
Data
Mengidentifikasi Karakteristik - Jenis kelamin Karakteristik
karakteristik Wisatawan - Umur wisatawan yang datang
wisatawan yang Analisis ke tempat wisata Kota
- Pendidikan terakhir
datang ke tempat Penyebaran Deskriptif Pekanbaru.
1 - Daerah asal Wisatawan
wisata Kota Kuisioner dan
- Pekerjaan
Pekanbaru. Kuantitatif
- Penghasilan
- Status
Mengidentifikasi Keputusan - Tingkat keinginan untuk
tingkat keputusan Berkunjung melakukan perjalanan Tingkat keputusan
Analsisi
berkunjung - Tingkat pencarian infornasi Penyebaran berkunjung wisatawan
pembobotan
2 wisatawan ke - Tingkat kesesuaian antara sebelum Kuisioner dan Wisatawan ke objek
/
objek dan setelah melakukan perjalanan wawancara wisata di Kota
Skoring
wisata di Kota - Tingkat ekspektasi terhadap Pekanbaru.
Pekanbaru. destinasi
3 Mengidentifikasi Pelayanan -Keramahan (X1 dan X2) Penyebaran Wisatawan Analisis Faktor-faktor yang
faktor-faktor yang -Kecepatan (X3) Kuisioner dan Faktor mempengaruhi
mempengaruhi -Keakuratan (X4) wawancara keputusan berkunjung
keputusan -Kualitas (X5) wisatawan ke tempat
berkunjung Sarana Prasarana -Ketersediaan (X6) wisata Kota Pekanbaru
wisatawan ke -Kelayakan (X7)
tempat wisata Promosi -Periklanan (X8)
Kota Pekanbaru -Promosi penjualan (X9)

76
Metode
N Sumber Metode
Sasaran Variabel Indikator Pengumpulan Hasil
o Data Analisis
Data
-Pemasaran langsung (X10)
Obyek dan Daya -Keanekaragaman hayati (X11)
Tarik Wisata -Keindahan panaroma alam (X12)
Alam
Sumber: Hasil Analisis, 2023

77
BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1 Gambaran Umum Kota Pekanbaru

Kota Pekanbaru dikenal dengan nama “Senapelan” yang pada saat itu

dipimpin oleh seorang Kepala Suku disebut Batin. Daerah yang mulanya sebagai

ladang, lambat laun menjadi perkampungan. Kemudian perkampungan Senapelan

berpindah ke tempat permukiman baru yang kemudian disebut Dusun Payung

Sekaki yang terletak di tepi muara Sungai Siak. Nama Payung Sekaki tidak begitu

dikenal pada masanya melainkan Senapelan. Perkembangan Senapelan

berhubungan erat dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Semenjak

Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan, beliau membangun

istananya di Kampung Bukit berdekatan dengan perkampungan Senapelan.

Diperkirakan istana tersebut terletak di sekitar Mesjid Raya sekarang. Sultan

Abdul Jalil Alamudin Syah mempunyai inisiatif untuk membuat Pekan di

Senapelan tetapi tidak berkembang. Usaha yang telah dirintis tersebut kemudian

dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali di tempat baru yaitu

disekitar pelabuhan sekarang.

Selanjutnya pada Hari Selasa tanggal 21 Rajah 1204 H atau tanggal 23

Juni 1784 M berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima

Puluh, Tanah Datar dan Kampar), negeri Senapelan diganti namanya menjadi

“Pekan Baharu” selanjutnya diperingati sebagai hari lahir Kota Pekanbaru. Mulai

saat itu sebulan Senapelan sudah ditinggalkan dan mulai popular sebutan “Pekan

Baharu”, yang dalam bahasa sehari-hari disebut Pekanbaru. Perkembangan

78
selanjutnya 73 tentang pemerintahan di Kota Pekanbaru selalu mengalami

perubahan, antara lain sebagai berikut:

1. SK Kerajaan Besluit van Her Inlanche Zelf Bestuur van Sian No.1 tanggal

19 Oktober 1919, Pekanbaru bagian dari kerajaan Siak yang disebut

District.

2. Tahun 1931 Pekanbaru masuk wilayah Kampar Kiri dikepalai oleh

seorang Controleur berkedudukan di Pekanbaru.

3. Tanggal 8 Maret 1942 Pekanbaru dikepalai oleh seorang Gubernur Militer

disebut Gokung, Distrik menjadi Gun dikepalai oleh Gunco.

4. Ketetapan Gubernur Sumatra di Medan tanggal 17 Mei 1946 No. 103

Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut Haminte atau kota b.

5. UU No. 22 tahun 1984 Kabupaten Pekanbaru diganti dengan Kabupaten

Kampar, Kota Pekanbaru diberi status kota kecil.

6. UU No. 8 tahun 1956 menyempurnakan status Kota Pekanbaru sebagai

kota kecil.

7. UU No. 1 tahun 1957 status Pekanbaru menjadi Kota Praja.

8. Kepmendagri nomor Desember 52/I/44-25 tanggal 20 Januari 1959

Pekanbaru menjadi Ibukota Provinsi Riau.

9. UU No. 18 tahun 1965 resi pemakaian sebutan Kota Madya.

10. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebutan Kota Madya

berubah menjadi Kota.

Kota Pekanbaru berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1987

tanggal 7 September 1987, terdiri dari 8 wilayah kecamatan dari 5 kecamatan

yang ada sebelumnya, dengan luas wilayah 446,50 Km2, setelah diadakan

79
pengukuran dan pematokan oleh Badan Pertanahan Nasional Riau, luas Kota

Pekanbaru selanjutnya di verifikasi menjadi 632, 26 Km 2. Bergulirnya otonomi

daerah pada tahun 2000 dan untuk terciptanya tertib pemerintahan serta

pembinaan pada wilayah yang cukup luas, maka dibentuklah Kecamatan baru

yang ditetapkan berdasarkan Perda Kota Pekanbaru No. 3 Tahun 2003 sehingga

menjadi 12 Kecamatan. Demikian pula dengan Kelurahan/Desa dimekarkan

menjadi 58 (dari 45 kelurahan/desa yang ada sebelumnya) berdasarkan Perda

Kota Pekanbaru No. 4 Tahun 2003.

4.1.1 Letak Geografis Dan Batas Wilayah

Luas wilayah Kota Pekanbaru pada tahun 2021 meliputi 632,26 Km2.

Kecamatan Rumbai Timur, Tenayan Raya, dan Rumbai Barat merupakan tiga

kecamatan terluas di Kota Pekanbaru, dengan persentase luas wilayah terhadap

total wilayah Pekanbaru masing-masing adalah 21,91%, 18,12%, dan 13,63%.

Dilihat dari ketinggian wilayah tiap kecamatan, Tenayan Raya merupakan

kecamatan dengan wilayah tertinggi yakni mencapai 43 meter di atas permukaan

laut. Sebaliknya, Kecamatan Limapuluh merupakan kecamatan dengan wilayah

terendah yang hanya berkisar 4 meter di atas permukaan laut.

Kota Pekanbaru sangat dipengaruhi oleh keberadaan Sungai Siak yang

membelah Kota menjadi 2 wilayah. Sungai Siak ini pulalah yang kemudian

menjadi orientasi Utara-Selatan Kota, dimana wilayah di atas Sungai Siak

diidentifikasi sebagai daerah Utara Kota, dan sebaliknya daerah di bawah Sungai

Siak diidentifikasi sebagai daerah Selatan Kota. Secara geografis, Kota Pekanbaru

terletak pada koordinat 101" 14" – 101"34" BT dan 0"25" – 0"45" LU, dengan

batas administrasi sebagai berikut:

80
a. Sebelah Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

b. Sebelah Selatan : Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan

c. Sebelah Timur : Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan

d. Sebelah Barat : Kabupaten Kampar

Kota Pekanbaru terdiri dari 12 Kecamatan dan 58 Kelurahan, dengan luas

632, 26 Km2 Luas wilayah perkecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4. 1 Luas Wilayah Kota Pekanbaru Menurut Kecamatan Tahun 2020

No Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)


1 Tampan 59,81 9,46
2 Payung sekaki 43,24 6,84
3 Bukit raya 22,05 2,49
4 Marpoyan damai 29,74 4,70
5 Tenayan raya 171,27 27,09
6 Lima puluh 4,04 0,64
7 Sail 3,26 0,52
8 Pekanbaru kota 2,26 0,36
9 Sukajadi 3,76 0,59
10 Senapelan 6,65 1,05
11 Rumbai 128,85 20,38
12 Rumbai perisisr 157,33 24,88
Jumlah 632,26 100,00
Sumber: Kota Pekanbaru Dalam Angka 2021

81
Gambar 4. 1 Peta Administrasi Pekanbaru
Sumber: Hasil Analisis, 2023

82
4.1.2 Topografi Kota Pekanbaru

4.1.2.1 Ketinggian

Kota Pekanbaru terletak pada bagian ketinggian 10-50 meter di atas

permukaan laut. Kawasan pusat kota dan sekitarnya relatif datar dengan

ketinggian rata-rata antara 10-20 meter di atas permukaan laut. Sedangkan

kawasan Tenayan dan sekitarnya umumnya mempunyai ketinggian antara 25-50

meter di atas permukaan laut. Kawasan yang relatif tinggi dan berbukit terutama

dibagian utara kota, khususnya di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir dengan

ketinggian rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar

wilayah Kota Pekanbaru (44%) mempunyai tingkat kemiringan antara 0-2% atau

relatif datar. Sedangkan wilayah kota yang agak landai hanya sekitar17%, landai

(21%), dan sangat landai (13%). Sedangkan yang relatif curam hanya sekitar 4-

5% yang terdapat di Kecamatan Rumbai Pesisir.

4.1.2.2 Morfologi

Morfologi Kota Pekanbaru sebagian besar terdiri dari dataran aluvium,

selebihnya terdiri dari perbukitan. Bentuk morfologi Kota Pekanbaru dibagi

menjadi:

1. Satuan Morfologi Dataran

Sebarannya menempati daerah Kecamatan Kota Pekanbaru, Senapelan,

Limapuluh, Sukajadi, Sail, sebagian Kecamatan Rumbai, sebagian

Kecamatan Tenayan Raya, serta Kecamatan Tampan, Marpoyan Damai,

dan Payung Sekaki, dengan proporsi kurang lebih 65% dari luas

keseluruhan Kota Pekanbaru. Daerah ini merupakan daerah endapan 78

sungai dan rawa. Sebagian merupakan daerah dataran banjir (flood plain),

83
sedangkan daerah rawa meliputi daerah bagian Barat Daya dan Tengah.

Kemiringan lerengnya kurang dari 5%, kecuali pada lembah lembah, dan

makin bergelombang ke arah utara.

2. Satuan Morfologi Perbukitan Rendah

Satuan morfologi ini terdapat setempat di bagian utara, sebagian daerah

selatan, timur dan barat memanjang dari barat laut-tenggara, umumnya

tersusun oleh batu lumpur, batu pasir, sedikit batu lanau, batuan malihan

dan granit.

3. Satuan Morfologi Perbukitan Sedang

Satuan morfologi ini menempati bagian utara daerah Kota Pekanbaru,

merupakan daerah perbukitan dengan arah penggungnya memanjang

dengan arah barat laut-tenggara yang ditumbuhi oleh tanaman keras

sebagai hutan lindung. Ketinggiannya dari muka air laut adalah sekitar 40

meter.

4.1.3 Kependudukan

Kependudukan di Kota Pekanbaru sama halnya dengan kota-kota lainnya d

i Indonesia yaitu terjadinya peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkendali ol

eh berbagai faktor seperti tingginya fertilitas penduduk dan banyaknya kaum urba

n yang datang tiap tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah pendudu

k tahun 2019 sebanyak 954,373 jiwa . Pertumbuhan penduduk Kota Pekanbaru ta

hun 2019 sebesar 4,20% . Dibawah ini merupakan Tabel 4.2 Jumlah Penduduk tah

un 2020 sebagai berikut:

84
Tabel 4. 2 Jumlah Penduduk Kota Pekanbaru Tahun 2020
Jumlah Pend Kepadatan Pend Laju Pertumbu
No Kecamatan
uduk uduk han Penduduk
1 Tampan 203.238 3.398 1,76
2 Payung sekaki 96.296 2.227 1,03
3 Bukit raya 93.478 4.239 0,16
4 Marpoyan damai 127.600 4.291 0,15
5 Tenayan raya 154.261 901 2,20
6 Lima puluh 38.613 9.558 -0,66
7 Sail 20.384 6.253 -0,49
8 Pekanbaru kota 22.604 10.002 -0,99
9 Sukajadi 42.852 11.397 -0,93
10 Senapelan 35.357 5.317 -0,29
11 Rumbai 78.185 607 1,86
12 Rumbai perisisr 70.488 448 0,83
Jumlah 983.356 1.555 0,89
Sumber: Kota Pekanbaru Dalam Angka 2021

4.2 Gambaran Umum Objek Wisata Di Kota Pekanbaru

Beberapa objek wisata yang menjadi target dalam penelitian ini, antara lai

n Asia Farm, Asia Heritage, dan Taman Rekreasi Alam Mayang. Berikut ini peta

mapping objek wisata di Kota Pekanbaru Tahun 2022:

85
Gambar 4. 2 Peta Mapping Objek Wisata Di Kota Pekanbaru Tahun 2023

86
Sumber: Hasil Analisis, 2023

87
4.2.1 Asia Farm

4.2.1.1 Profil Umum

Sangat banyak objek wisata yang berada di Kota Pekanbaru, mulai dari

objek Wisata Alam, Wisata Sejarah Dan Wisata Budaya. Setiap objek wisata

mempunyai akses yang sangat bagus sehingga pengunjung bisa menggunakan

transportasi umum atau transportasi pribadi untuk menuju objek wisata terseb

ut, belum lama ini terdapat sebuah objek Wisata Asia Farm yang sangat ramai

dikunjungi oleh para pengunjung baik masyarakat Kota Pekanbaru maupun m

asyarakat yang berada diluar Kota Pekanbaru. Objek wisata ini terinspirasi dar

i game online yang bernama hay day yang bertemakan tentang bercocok tana

m.

Hadirnya objek wisata tersebut masyarakat Riau tidak perlu jauh-jauh

keluar untuk berlibur karena Asia Farm merupakan salah satu tempat wisata y

ang wajib di kunjungi pada saat weekend bersama keluarga maupun sahabat.

Apalagi konsep yang dihadirkan dibuat kekinian sehingga bisa untuk menghil

angkan penat setelah behari-hari beraktifitas yang padat. Di Asia Farm para pe

ngunjung dapat menikmati berbagai macam hiburan dan edukasi bagi pengunj

ung. Mulai dari edukasi tentang bercocok tanam dan peternakan hingga eduka

si lainnya. Wahana edukasi bisa menambah pengetahuan terutama bagi anak-a

nak seperti mengetahui berbagai macam jenis sayuran, bunga atau tanaman lai

nnya yang ditanam pada kawasan Asia Farm.

Bagi para pengunjung yang menyukai hewan ternak bisa melihat langs

ung koleksi hewan seperti sapi, kambing, kelinci, ayam dan hewan lainnya, sel

ain itu jika pengunjung ingin memberi makan pangan untuk hewan-hewan tern

88
ak secara langsung, pengunjung harus membeli sendiri dengan harga Rp. 5.00

0 per pakannya. Objek wisata yang dibangun seluas 5 hektar ini menggabungk

an konsep agrowisata, mall dan waterpark. Pengunjung yang datang dapat mer

sakan sensasi berlibur ala Eropa, bangunan-bangunan tersebut seperti banguna

n kincir angin layaknya sedang di Belanda, rumah hobbit ala New Zealand, ru

mah jam ala Jerman dan Foodstreet ala Venesia, bioskop mini dan rumah berb

agai jenis burung. Selain itu terdapat tempat suasana yang menyerupai Kuil Fu

shimi Inari Shrine yang berada di Jepang yang dilengkapi dengan tempat peny

ewaan kimono, selain itu terdapat pula Minka rumah tradisional Jepang. Total

semua bangunan yang berada di wisata ini berjumlah 26 bangunan.

Harga tiket masuk Asia Farm sangat terjangkau, pengunjung hanya me

mbayar tiket seharga 25.000 rupiah per orang untuk semua umur, kecuali untu

k anak-anak dengan tinggi di bawah 70 cm tidak dipungut biaya. Pengunjung

bebas mengunjungi seluruh area Asia Farm, namun harga tiket tersebut belum

termasuk kedalam wahana. Asia Farm buka setiap hari dengan jam operasiona

l di mulai dari pukul 10:00 wib hingga 18:00 wib.

89
Gambar 4. 3 Asia Farm
Sumber: Hasil Survei, 2023

4.2.1.2 Atraksi

Asia farm memiliki beberapa atraksi yang diantaranya: kolam ikan, per

tanian/bercocok tanam, taman bunga, bangunan kincir angin, museum susu, ru

mah tradisonal jepang, bioskop mini, rumah hobbit.

Gambar 4. 4 Atraksi Asia Farm


Sumber: Hasil Survei, 2023

4.2.2 Asia Haritage

4.2.2.1 Profil Umum

Asia Heritage merupakan salah satu tempat wisata di Pekanbaru yang p

opuler di kalangan wisatawan. Asia Heritage berlokasi di Jalan Yos Sudarso k

m 12, Muara Fajar, Kecamatan Rumbai, Kota Peknabaru, Provinsi Riau. Dari

Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Asia Heritage bejarak sekitar 19

kilometer. Wisatawan yang menggunakan kendaraan bermotor dapat menjang

90
kau Asia Heritage delama 34 menit dari bandara. Asia Heritage ini berdiri di a

tas lahan seluas 16 Ha yang menghadirkan nuansa seru, di mana pengunjung a

kan diajak keliling beberapa negara ASEAN dalam seharian. Ketika berkunjun

g ke Asia Heritage Pekanbaru traveler akan menjumpai ikon-ikon dari empat n

egara ASEAN.

Gambar 4. 5 Asia Haritage


Sumber: Hasil Survei, 2023

4.2.2.2 Harga Tiket

Harga tiket masuk Asia Heritage cukup terjangkau yaitu Rp. 30.000 pe

r orang. Dengan membayar Rp. 30.000 saja, pengunjung sudah dapat menikm

ati pemandangan menawan di sana. Akan tetapi harga tiket masuk tersebut bel

um termasuk dengan sewa kostum, sewa payung, dan lain-lain. Asia Heritage

Pekanbaru kini sudah membuka kunjungan wisatawan. Jam bukanya mulai pu

kul 08.00-18.00 WIB, berlaku untuk kunjungan weekday maupun weekend.

4.2.2.3 Fasilitas

Untuk berkeliling Asia Heritage bisa menggunakan kereta dan kapal ya

ng telah disediakan. Untuk fasilitas Asia Heritage tergolong cukup lengkap yai

tu lahan parkir, toilet, musholla, stop kontak dan terdapat pula resto yang men

yajikan aneka kuliner lezat khas Pekanbaru dan Floating Market.

91
4.2.3 Taman Rekreasi Alam Mayang

4.2.3.1 Profil Umum

Pada mulanya Objek Taman Rekreasi Alam Mayang adalah daerah yan

g ditujukan untuk lahan pertanian dan peternakan ayam. Dengan membeli sebi

dang tanah yang berukuran luas sekitar 7 hektar (tahun 1975), maka mulailah

ditanami dengan tanaman kelapa dan dibangun beberapa kandang ayam. Setel

ah beberapa tahun berjalan, pada tahun 1990 dengan memperbesar lahan menj

adi 20 hektar yang ditanami dengan kelapa, sehingga total mencapai sekitar 10.

000 pohon.

Selanjutnya timbul keinginan berwiraswasta, dengan maksut untuk lebi

h meningkatkan hasil usahanya, maka pada tahun 1986 memulai usaha peterna

kan sapi yang pada awalnya hanya 15 ekor sapi hingga menjadi 800 ekor sapi.

Mengingat peternakan sapi memerlukan air maka dibuatlah beberapa kolam pe

nampung air hujan. Pada tahun 1989 dengan dasar pemikiran bahwa kolam pe

nampungan air hujan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai kolam pancing, ma

ka dari itulah dimulai nya usaha ini sampai pada akhirnya luas objek Taman R

ekreasi Alam Mayang beransur-ansur mencapai 25 hektar.

Melihat banyak nya peminat untuk memancing, yang pada umumnya b

ersama keluarga, maka alangkah baiknya jika pengunjung diberi fasilitas untu

k berekreasi. Dengan mnegadakan upaya penataan serta penambahan fasilitas

fasilitas yang lain, sehingga tercipta suatu taman wisata yang dikenal dengan

Objek Taman Wisata Alam Mayang.

92
Objek Taman Rekreasi Alam Mayang adalah salah satu objek wisata fa

vorit bagi warga di Kota Pekanbaru. Taman ini memiliki kolam pancing yang

luas dan ramai dikunjungi pada hari libur seperti hari sabtu, minggu, idul fitri,

tahun baru, natal, dan hari-hari libur lainnya. Objek Taman Rekreasi Alam Ma

yang ini memang disiapkan sebagai salah satu tujuan wisata andalan di Pekanb

aru, objek wisata ini berlokasi di pinggiran Kota Pekanbaru tepatnya di Jl.Har

apan Raya/Imam Munandar Pekanbaru (menuju Jalan Lintas ke Kabupaten Pe

lalawan). Selain menjadi tempat wisata bagi keluarga, Alam Mayang juga men

yuguhkan suasana alamnya, hampir di setiap lokasi Alam Mayang tersebut dip

enuhi dengan pohon-pohon yang rindang yang dikondisikan terawat.

Gambar 4. 6 Taman Rekreasi Alam Mayang


Sumber: Hasil Survei, 2023

4.2.3.2 Harga Tiket

Untuk memasuki Objek Taman Rekreasi Alam Mayang pengunjung di

wajibkan membayar retribusi dengan membeli tiket masuk yang telah disediak

an. Adapun harga tiket yang yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:

 Dewasa Rp. 15.000

 Anak-anak Rp. 10.000

93
 Parkir mobil Rp. 5000

 Parkir motor Rp. 3000

4.2.3.3 Fasilitas

Pimpinan Alam Mayang Kota Pekanbaru selalu menambah fasilitas ber

main, meningkatkan pelayanan dan menambah sarana pendukung lainya. Den

gan fasilitas yang lebih menarik serta ditunjang dengan nuansa alam yang inda

h dan alami maka diharapkan tempat ini menjadi tempat liburan yang nyaman

dan aman bagi pengunjung, serta dapat meningkatkan jumlah produk jasa hibu

ran agar dapat menarik pengunjung lebih banyak lagi. untuk lebih jelas nya da

pat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 3 Fasilitas Hiburan Alam Mayang


Fasilitas Hiburan Harga
Kolam Pancing Ikan 20.000/ 2 Jam
Sepeda Air 15.000/ 30 Menit
Ayunan
Lapangan Olah Raga 20.000/ Jam
Bom-Bom Car Air 15.000/ 45 Menit
Baling-Baling/Kincir 15.000/ 30 Menit
Balon Loncat 10.000/ 30 Menit
Perahu Dayung 20.000/ Jam
Kereta Wira-Wiri 15.000/ Putaran
Kolam Renang
Flaying Fox
Atv
Banana Boat
Rumah Hantu 15.000/ 30 Menit
Sumber: Pengelola Objek Taman Wisata Alam Mayang, 2021

Objek Taman Rekreasi Alam Mayang juga dilengkapi dengan fasilitas

fasilitas umum yang terdiri dari sebagai berikut: gedung kantor pemilik, infor

masi center, loket karcis masuk, loket karcis wahana permainan, mushalla, selt

94
er, toilet, tempat, sampah, kantin/cafe, patung seni (sejarah), toko souvenir/pas

ar seni, pos p3k, rumah pariwisata, replika kapal lancang kuning.

4.2.3.4 Aksesibilitas

Taman Rekreasi Alam Mayang buka mulai pukul 8 pagi hingga 5 peta

ng. Untuk masuk ke kawasan ini, biaya tiket orang dewasa sebesar Rp.15.00

0,-. Untuk mengunjunginya, Anda harus berkendara dengan kendaraan darat s

ekitar 8 kilometer dari pusat kota. Jika dari bandara, masih memungkinkan unt

uk ditempuh menggunakan kendaraan umum seperti taksi dengan biaya kisara

n Rp.100.000. Dari arah bandara, Anda melanjutkan perjalanan hingga ke sim

pang empat harapan raya. Lalu ikuti saja jalan besar atau Jalan Harapan Raya.

Sekitar 30 menit dari simpang Harapan Raya, Anda akan menemukan kawasa

n rimbun berpagar pohon-pohonan di sebelah kanan jalan. Carilah pintu masu

knya yang berada di bagian ujung komplek. Tiket masuk belum termasuk biay

a parkir kendaraan, terutama jika Anda membawa mobil masuk, Anda akan di

kenakan biaya parkir.

Kondisi akses jalan menuju objek wisata ini termasuk bagus namun ha

nya kondisi jalan menuju objek ini tergolong padat (ramai) karena objek ini m

emiliki akses menuju atau melewati pusat kota, maka akan banyak menemui la

mpu merah apabila pengunjung melewati akses jalan dari pusat kota ketika he

ndak berkunjung ke Objek Taman Wisata Alam Mayang.

Di Objek Taman Rekreasi Alam Mayang memiliki kawasan alam yang

luas sehingga apa bila kita hendak mengunjungi dari satu wahana ke wahana l

95
ainya serta mengelilingi area objek wisata maka sangat disarankan menggunak

an kendaraan karena kawasan nya yang cukup luas, oleh karena itu objek wisa

ta ini menyediakan kereta wara-wiri yang dapat mengajak pengunjung mengel

ilingi kawasan objek secara bersama-sama dengan pengunjung lainya.

4.2.4 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Di Kota Pekanbaru

Berikut ini tabel jumlah pengunjung objek wisata di Kota Pekanbaru 2

017-2022 :

Tabel 4. 4 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Di Kota Pekanbaru 2017-2022


Jumlah Pengunjung
No Nama Destinasi
2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 Asia Farm 0 0 22.112 5.233 23.54 25.491
8
2 Asia Haritage 0 0 0 0 19.81 22.185
5
3 Alam Mayang 225.521 254.621 191.42 12.865 57.89 61.972
2 2
Sumber: Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Pekanbaru, 2023

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2020, jumlah

kunjungan wisatawan ke objek wisata di Kota Pekanbaru mengalami penuruna

n. Hal ini disebabkan karena pandemi COVID-19. Namun pada tahun 2021 da

n 2022 mengalami kenaikan kembali.

96
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Wisatawan Yang Datang Ke Tempat Wisata Kota

Pekanbaru.

Pada subbab ini akan dibahas mengenai analisis karakteristik wisatawa

n yang berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru. Karakteristik sosio-dem

ografis wisatawan terdiri dari beberapa variable yaitu jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, tingkat pendapatan, dan asal

daerah. Berikut merupakan hasil analisis dari masing-masing variabel karakter

istik sosio-demografis wisatawan yang digunakan.

5.1.1 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Jenis Kelami

Berikut ini merupakan karakteristik responden yang berkunjung ke tem

pat wisata Kota Pekanbaru yang ditinjau berdasarkan jenis kelamin responden.

Dari 120 responden didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 5. 1 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Jenis


Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-Laki 47 39,2%
2 Perempuan 73 60,8%
Total 120 100%
Sumber: Hasil Analisis, 2023

97
39.20%

60.80%

Laki-Laki Perempuan

Gambar 5. 1 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasark


an Jenis Kelamin
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan table dan gambar diatas diketahui bahwa responden yang

berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru berjumlah 120 responden yang d

i dominasi oleh jenis kelamin perempuan sejumlah 73 orang atau sebesar 60,8

%. Dilanjutkan oleh responden dengan jenis kelamin laki-laki sejumlah 47 ora

ng atau sebesar 39,2 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar responden yang berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru adalah per

empuan. Namun meskipun terdapat perbedaan yang signifikan terkait jenis kel

amin responden tersebut, tidak dapat disimpulkan bahwa wisatawan dengan je

nis kelamin perempuan lebih berminat ke tempat wisata Kota Pekanbaru.

5.1.2 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Usia

Berikut ini merupakan karakteristik responden yang berkunjung ke tem

pat wisata Kota Pekanbaru yang ditinjau berdasarkan Usia responden. Dari 12

0 responden didapatkan hasil sebagai berikut.

98
Tabel 5. 2 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Usia
No Kelompok Umur Frekuensi Persentase
1 17-21 27 22 %
2 22-26 43 36 %
3 27-31 23 19 %
4 32-36 15 13 %
5 37-40 12 10 %
Jumlah 120 100%
Sumber: Hasil Analisis, 2023

37-40
17-21
32-36

27-31

22-26

17-21 22-26 27-31 32-36 37-40

Gambar 5. 2 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasark


an Umur
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan table dan gambar diatas diketahui bahwa responden yang

berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru berjumlah 120 responden yang d

i dominasi oleh kelompok umur 22 hingga 26 tahun sejumlah 43 orang atau se

besar 36%. Dilanjutkan oleh responden dengan umur 17 hingga 21 tahun seju

mlah 27 orang atau sebesar 22%, responden dengan kelompok umur 27 hingga

31 tahun sejumlah 23 orang atau sebesar 19%, responden dengan kelompok u

mur 32 hingga 36 tahun sejumlah 15 orang atau sebesar 13%, dan responden d

engan kelompok umur 37 hingga 40 tahun sejumlah 12 orang atau sebesar 10

%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yan

99
g berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru adalah kelompok umur 22 hin

gga 26 tahun.

5.1.3 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Tingkat Pend

idikan

Berikut ini merupakan karakteristik responden yang berkunjung ke tem

pat wisata Kota Pekanbaru yang ditinjau berdasarkan tingkat pendidikan terak

hir responden. Dari 120 responden didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 5. 3 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Tingkat P


endidikan Terakhir
No Pendidikan Frekuensi Persentase
1 SMP/Sederajat 3 2,5 %
2 SMA/Sederajat 73 60,83 %
3 Diploma 17 14,17 %
4 Sarjana 19 15,83 %
5 Pascasarjana 8 6,67 %
Jumlah 120 100%
Sumber: Hasil Analisis, 2023

0.0667 0.025

0.1583

0.1417
0.6083

Tidak sekolah SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat


Diploma Sarjana Pascasarjana
Gambar 5. 3 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasark
an Tingkat Pendidikan Terakhir
Sumber: Hasil Analisis, 2023

100
Berdasarkan table dan gambar diatas diketahui bahwa responden yang

berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru berjumlah 120 responden yang d

i dominasi oleh responden yang berpendidikan terakhir SMA/Sederajat sejuml

ah 73 orang atau sebesar 60,83 % kemudian dilanjutkan oleh responden denga

n pendidikan terakhir sarjana sejumlah 19 orang atau sebesar 15,83%, respond

en dengan pendidikan terakhir diploma sejumlah 17 orang atau sebesar 14,17%

responden dengan pendidikan terakhir pascasarjana sejumlah 8 orang atau seb

esar 6,67%, dan responden dengan pendidikan terakhir SMP sejumlah 3 orang

atau sebesar 2,5%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besa

r responden yang berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru memiliki Pend

idikan SMA/Sederajat.

5.1.4 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Status Perka

winan

Berikut ini merupakan karakteristik responden yang berkunjung ke tem

pat wisata Kota Pekanbaru yang ditinjau berdasarkan status perkawinan respo

nden. Dari 120 responden didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 5. 4 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Status Pe


rkawinan
N Status Perkawina
Frekuensi Presentase
o n
1 Belum Menikah 84 70%
2 Sudah Menikah 36 30%
3 Janda/Duda 0 0
Jumlah 120 100%
Sumber: Hasil Analisis, 2023

101
30%

70%

Belum Menikah Sudah Menikah


Janda/Duda

Gambar 5. 4 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasark


an Status Perkawinan
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan table dan gambar diatas diketahui bahwa responden yang

berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru berjumlah 120 responden yang d

i dominasi oleh responden yang memiliki status perkawinan belum menikah se

jumlah 84 orang atau sebesar 70% dan kemudian reponden yang memiliki stat

us perkawinan sudah menikah sejumlah 36 atau sebesar 30%. Dari hasil terseb

ut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang berkunjung ke te

mpat wisata Kota Pekanbaru memiliki status perkawinan belum menikah.

5.1.5 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Pekerjaan

Berikut ini merupakan karakteristik responden yang berkunjung ke tem

pat wisata Kota Pekanbaru yang ditinjau berdasarkan pekerjaan responden. Da

ri 120 responden didapatkan hasil sebagai berikut.

102
Tabel 5. 5 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Pekerjaa
n
No Pekerjaan Frekuensi Presentase
1 Mahasiswa 35 29,16%
2 Pelajar 15 12,5%
3 Tidak bekerja/belum bekerja 5 4,17%
4 PNS 23 19,17%
5 Karyawan Swasta 26 21,67%
6 Wirausaha 5 4,17%
7 Wiraswasta 7 5,83%
8 Freelance 3 2,5%
9 Part-time 1 0,83%
Jumlah 120 100%
Sumber: Hasil Analisis, 2023

2.50% 0.83%
5.83%
4.16%

29.17%

21.67%

12.50%

19.17%

4.17%

Mahasiswa Pelajar Tidak bekerja/belum bekerja


PNS Karyawan Swasta Wirausaha
Wiraswasta Freelance Part-time

Gambar 5. 5 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasark


an Pekerjaan
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan table dan gambar diatas diketahui bahwa responden yang

berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru berjumlah 120 responden yang d

i dominasi oleh responden dengan pekerjaan sebagai mahasiswa berjumlah 35

orang atau sebesar 29,17%, kemudian reponden yang memiliki pekerjaan karya

wan swasta sejumlah 26 orang atau sebesar 21,67%, responden yang memiliki

pekerjaan PNS sejumlah 23 orang atau sebesar 19,17%, responden yang memil

103
iki pekerjaan sebagai pelajar sejumlah 15 orang atau sebesar 12,5%, responden

yang memiliki pekerjaan wiraswasta sejumlah 7 orang atau sebesar 5,83%, responden

yang memiliki pekerjaan wirausaha sejumlah 5 orang atau sebesar 4,17%, responden

yang tidak memiliki pekerjaan atau belum memiliki pekerjaan sejumlah 5 orang atau

sebesar 4,17%, responden yang memiliki pekerjaan freelance sejumlah 3 orang atau s

ebesar 2,5%, dan responden yang memiliki pekrjaan part-time sejumlah 1 orang atau

sebesar 0,83%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar res

ponden yang berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru adalah responden d

engan pekerjaan sebagai mahasiswa.

5.1.6 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Tingkat Pend

apatan

Berikut ini merupakan karakteristik responden yang berkunjung ke tem

pat wisata Kota Pekanbaru yang ditinjau berdasarkan tingkat pendapatan respo

nden. Dari 120 responden didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 5. 6 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Tingkat P


endapatan
N
Penghasilan Frekuensi Presentase
o
1 <Rp1,000,000.00 20 16,67%
2 Rp1,000,000.00-Rp2,500,000.00 43 35,83%
3 Rp2,500,000.00-Rp5,000,000.00 36 30%
4 >Rp5,000,000.00 21 17,5%
Jumlah 120 100%
Sumber: Hasil Analisis, 2023

104
17.50% 16.67%

30.00%
35.83%

<Rp1,000,000.00 Rp1,000,000.00-Rp2,500,000.00
Rp2,500,000.00-Rp5,000,000.00 >Rp5,000,000.00
Gambar 5. 6 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasark
an Tingkat Pendapatan
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan table dan gambar diatas diketahui bahwa responden yang

berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru berjumlah 120 responden yang d

i dominasi oleh responden dengan pendapatan Rp1,000,000.00-Rp2,500,000.0

0 sejumlah 43 orang atau sebesar 35,83%, responden yang memiliki pendapata

n Rp2,500,000.00-Rp5,000,000.00 sejumlah 36 orang atau sebesar 30% dan re

sponden yang memiliki pendapatan >Rp5,000,000.00 sejumlah 21 orang atau

sebesar 17,5% dan responden yang memiliki pendapatan <Rp1,000,000.00 ber

jumlah 20 orang atau sebesar 16,67%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan b

ahwa sebagian besar responden yang berkunjung ke tempat wisata Kota Pekan

baru adalah responden dengan pendapatan Rp2,500,000.00-Rp5,000,000.00.

5.1.7 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Asal Daerah

Berikut ini merupakan karakteristik responden yang berkunjung ke tem

pat wisata Kota Pekanbaru yang ditinjau berdasarkan asal daerah responden. D

ari 120 responden didapatkan hasil sebagai berikut.

105
Tabel 5. 7 Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasarkan Asal Daer
ah
No Asal Daerah Frekuensi Presentase
1 Kota Pekanbaru 57 47,5%
2 Kabupaten Bengkalis 7 5,83%
3 Kabupaten Inhil 0 0
4 Kabupaten Inhu 1 0,83%
5 Kabupaten Kampar 22 18,33%
6 Kabupaten Kepuluan Merant
0 0
i
7 Kabupaten Kuantan Singingi 3 2,5%
8 Kabupaten Pulalawan 9 7,5%
9 Kabupaten Rokan Hulu 0 0
10 Kabupaten Rokan Hilir 2 1,67%
11 Kabupaten Siak 14 11,67%
12 Kota Dumai 5 4,17%
Jumlah 120 100%
Sumber: Hasil Analisis, 2023

4.17%

1.67% 11.67%

7.50%
47.50%
2.50%

18.33%

0.83% 5.83%

Kota Pekanbaru Kabupaten Bengkalis Kabupaten Inhil


Kabupaten Inhu Kabupaten Kampar Kabupaten Kepuluan Meranti
Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Pulalawan Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Siak Kota Dumai

Gambar 5. 7 Pie Chart Karakteristik Wisatawan Kota Pekanbaru Berdasark


an Tingkat Pendapatan
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan table dan gambar diatas diketahui bahwa responden yang

berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru berjumlah 120 responden yang d

i dominasi oleh responden dengan asal daerah Kota Pekanbaru berjumlah 57 o

rang atau sebesar 47,5%, kemudian responden dengan asal daerah Kabupaten

106
Kampar sejumlah 22 orang atau sebesar 18,33%, responden dengan asal daera

h Kabupaten Siak sejumlah 14 orang atau sebesar 11,67%, responden dengan

asal daerah Kabupaten Pulalawan sejumlah 9 orang atau sebesar 7,5%, repond

en yang dengan asal daerah Kabupaten Bengkalis sejumlah 7 orang atau sebes

ar 5,83%, responden dengan asal daerah Kota Dumai sejumlah 5 orang atau se

besar 4,17%, , responden dengan asal daerah Kabupaten Kuantan Singingi sej

umlah 3 orang atau sebesar 2,5%, responden dengan asal daerah Kabupaten R

okan Hilir sejumlah 2 orang atau sebesar 1,67% dan responden dengan asal da

erah Kabupaten Inhu sejumlah 1 orang atau sebesar 0,83%. Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang berkunjung ke temp

at wisata Kota Pekanbaru adalah responden dengan asal daerah Kota Pekanbar

u.

5.2 Tingkat Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Objek Wisata Di Kota

Pekanbaru

Untuk mengetahui tingkat keputusan berkunjung wisatawan ke objek

wisata di Kota Pekanbaru peneliti melihat tanggapan responden terhadap setia

p indikator dari variable keputusan berkunjung yang diajukan di dalam kuision

er. Hasil diperoleh dari nilai persentase skor ideal yang diperoleh dari hasil pe

mbagian antara skor aktual (skor hasil penjumlahan dari jawaban responden) d

engan skor ideal (skor terbaik yang mungkin dicapai) dikali 100%. Untuk me

mpermudah dalam menginterpretasikan hasil penilaian responden, peneliti me

ngacu pada kriteria persentase skor tanggapan responden sebagai berikut:

107
Tabel 5. 8 Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap
Skor Ideal
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20,00-36,00 Sangat Tidak Baik
2 36,01-52,00 Tidak Baik
3 52,01-68,00 Cukup Baik
4 68,01-84,00 Baik
5 84,01-100 Sangat Baik
Sumber: Narimawati (2007)

Berikut disajikan skor tanggapan responden terhadap variable keputusa

n berkunjung yang terdiri atas indikator tingkat keinginan untuk melakukan

perjalanan, tingkat pencarian informasi, tingkat kesesuaian antara sebelum dan

setelah melakukan perjalanan, tingkat ekspektasi terhadap destinasi.

Variabel keputusan berkunjung memiliki empat indikator yang diguna

kan untuk mengetahui seberapa kuat keinginan responden yang datang ke obje

k wisata Kota Pekanbaru. Dengan diketahuinya persentase dari indikator dapat

berdampak kepada tingkat keputusan berkunjung oleh wisatawan. Untuk men

getahui skor tanggapan responden terhadap indikator, peneliti mengajukan em

pat pertanyaan diantaranya:

1. Tingkat keinginan saya untuk berkunjung ke objek wisata di Kota

Pekanbaru

2. Saya selalu mencari informasi terlebih dahulu sebelum berkunjung ke

destinasi wisata di Kota Pekanbaru

3. Menurut saya tingkat kesesuaian objek wisata berdasarkan informasi yang

didapatkan dengan kenyataan

4. Tingkat keinginan saya untuk melakukan perjalanan wisata berdasarkan

informasi yang didapatkan mengenai pariwisata

108
Berikut merupakan hasil skor tanggapan responden terhadap indicator

partisipasi.

Tabel 5. 9 Skor Tanggapan Responden Indikator Dari Variabel Keputusan B


erkunjung
Jawaban Responden
No Pertanya Skor A Skor I
Indikator STS/ TS/ N/ SS/ Total %
an S/T ktual deal
SR R CT ST
Tingkat
keinginan untuk
1 0 4 30 57 29 120 471 600 78,5
melakukan
perjalanan
Tingkat
pencarian 2 0 3 37 78 2 120 439 600 73.17
informasi
Tingkat
kesesuaian
antara sebelum
3 2 2 20 30 66 120 516 600 86
dan setelah
melakukan
perjalanan
Tingkat
ekspektasi
4 2 4 41 39 34 120 459 600 76,5
terhadap
destinasi
Total 4 13 128 204 131 480 1.885 2.400 78,54
Katagori Baik
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Tabel di atas menjelaskan skor tanggapan responden terhadap indikato

r variable keputusan berkunjung. Berdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa sk

or aktual dari indikator sebesar 1.885 dan skor ideal sebesar 2.400 dengan nila

i persentase yang diperoleh sebesar 78,54% termasuk kategori baik, karena ber

ada pada rentang interval 68,01-84,00%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa t

ingkat keputusan berkunjung wisatawan ke objek wisata di Kota Pekanbaru P

rovinsi Riau “Baik” atau dapat dikatakan “Tinggi”. Berdasarkan tabel di atas

sebesar 78,54% responden menyatakan selalu mencari informasi mengenai des

tinasi wisata melalui sebelum berkunjung ke destinasi wisata tersebut, respond

en menyatakan kesesuaian objek wisata berdasarkan informasi yang

109
didapatkan dengan kenyataan, dan keinginan responden untuk melakukan

perjalanan wisata berdasarkan informasi yang didapatkan mengenai pariwisata

dikatakan tinggi.

5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Berkunjung

Wisatawan Ke Tempat Wisata Kota Pekanbaru

Pada subbab ini akan dilakukan analisis faktor untuk mengetahui fakto

r-faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke tempat Wisa

ta Kota Pekanbaru berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan sebelum

nya. Analisis faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung ditinjau berda

sarkan variabel pelayanan, sarana prasarana, promosi, obyek dan daya tarik

wisata alam. Analisis faktor digunakan untuk mengurangi atau mereduksi vari

abel menjadi beberapa variabel yang kemudian dinamakan sebagai faktor tanp

a menghilangkan informasi dari variabel yang ada di dalamnya (Dania, 2018).

Variabel-variabel dalam jumlah yang besar dikelompokkan menjadi sebuah fa

ktor yang memiliki karakteristik, arti, atau sifat yang hampir sama. Terdapat s

ebuah kemungkinan yang akan muncul setelah dilakukan analisis yaitu terdapa

t beberapa variabel yang tidak layak untuk menjadi sebuah faktor serta terdapa

t kemungkinan terdapat beberapa variabel yang memiliki kemiripan dengan va

riabel lain atau variabel yang tidak memiliki pengaruh secara signifikan dalam

analisis. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mereduksi variabel-vari

abel tersebut menjadi sebuah faktor baru yang memiliki makna.

110
5.3.1 Uji Validitas

Pada bagian ini akan dilakukan uji validitas untuk mengetahui valid ata

u tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan ni

lai hitung dengan nilai r tabel. Indikator dinyatakan valid apabila nilai r hitung

lebih besar dari nilai r tabel (Ghozali, 2013). Berdasarkan jumlah responden se

banyak 120 responden dan dengan menggunakan a = 5% maka didapatkan r t

abel yaitu 0,150. berikut ini merupakan hasil uji validitas dari masing-masing

4 variabel pernyataan.

Tabel 5. 10 Uji Validitas


Corrected Item
Indikator Total Cut Off Kesimpulan
Corelation
X1 0,519 0,150 Valid
X2 0,485 0,150 Valid
X3 0,512 0,150 Valid
X4 0,555 0,150 Valid
X5 0,338 0,150 Valid
X6 0,413 0,150 Valid
X7 0,467 0,150 Valid
X8 0,505 0,150 Valid
X9 0,428 0,150 Valid
X10 0,556 0,150 Valid
X11 0,383 0,150 Valid
X12 0,417 0,150 Valid
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan analisis uji validitas didapatkan hasil nilai koefisien relasi

r hitung yang dibandingkan dengan nilai r tabel yang ditentukan berdasarkan j

umlah responden. Hasil analisis uji validitas menunjukkan bahwa semua varia

bel menghasilkan r hitung yang lebih besar dari r tabel. Hal ini menunjukkan b

ahwa setiap variabel memenuhi kriteria validitas data dan setiap pertanyaan pa

da kuesioner dinilai telah valid dan akurat untuk mengukur variabel yang akan

digunakan dalam penelitian.

111
5.3.2 Uji Reabilitas

Pada bagian ini akan dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas merupakan

suatu nilai yang dapat menunjukkan konsistensi alat ukur di dalam mengukur

kondisi yang sama, di mana setiap alat ukur sebaiknya memberi hasil yang ko

nsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas pada variabel penelitian

ini digunakan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha dengan menggunakan pr

ogram STATA. Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0.60 maka kuesion

er dapat dianggap reliabel atau konsisten.

Tabel 5. 11 Uji Reabilitas


Jumlah Variabel Cronbach’s Alpha Cut Off Kesimpulan
4 0,67 0,60 Reliabel
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan analisis uji reliabilitas didapatkan hasil nilai Cronbach’s

Alpha adalah 0.67 di mana nilai tersebut lebih dari 0.60 sehingga dapat dinyat

akan reliabel atau konsisten untuk digunakan dalam penelitian ini.

5.3.3 Uji Asumsi Analisis Faktor

Dalam melakukan analisis faktor terdapat asumsi-asumsi yang harus te

rpenuhi yang terdiri dari uji ketercukupan sampel, uji korelasi, dan uji indikato

r Measures of Sampling Adewuency (MSA). Berikut ini merupakan pengujian

asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini.

5.3.3.1 Uji Ketercukupan Sampel

112
Uji ketercukupan sampel yang digunakan adalah uji Kaiser Meyer Olki

n (KMO) dengan tujuan melihat apakah faktor yang digunakan dalam analisis

sudah tepat. Berikut ini merupakan hasil dari uji ketercukupan sampel menggu

nakan uji Kaiser Meyer Olkin (KMO).

Tabel 5. 12 Uji Kaiser Meyer Olkin dan Bartlett


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .647
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 212.726
Df 66
Sig. .000
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan tabel diatas hasil pengujian KMO diketahui bahwa nilai K

aiser Meyer Olkin Measure of Sampling yang didapatkan adalah 0,647. Dari h

asil tersebut dapat disimpulkan bahwa asumsi ketercukupan sampel dapat diter

ima untuk analisis, hal tersebut diketahui dari apabila hasil uji KMO menunju

kkan nilai yang lebih besar dari 0,5 maka asumsi ini dapat dianalisis lebih lanj

ut (Santoso, 2012). Nilai tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel valid s

ehingga dapat digunakan untuk analisis faktor.

5.3.3.2 Uji Korelasi

Uji korelasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji sphr

ericity dengan uji Bartlett. Dalam uji ini digunakan untuk mengetahui apakah

variabel yang digunakan dalam penelitian memiliki korelasi yang signifikan d

engan variabel lainnya serta mengetahui matriks korelasi untuk melihat apaka

h terdapat penyusutan menjadi lebih sederhana tanpa kehilangan informasi seb

elumnya. Jika uji ini menunjukkan suatu nilai signifikansi kurang dari 0.05 uji

ini menghasilkan signifikansi. Dalam tabel uji kaiser meyer olkin dan bartlett

menunjukkan bahwa nilai signifikansi Bartlett’s Test of Spericity adalah 0.000.

113
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa uji ini menghasilkan sig

nifikansi sehingga setiap perubahan atau penyusutan dalam analisis akan mem

iliki arti atau kegunaan dalam setiap perubahannya.

5.3.3.3 Uji Indikator Measures of Sampling Adequency (MSA)

Uji MSA ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing varia

bel layak digunakan dalam analisis faktor. MSA digunakan untuk mengukur i

nterkorelasi antar variabel yang digunakan serta kesesuaian dari analisis faktor

(Hair & Anderson, 1998). Berikut ini merupakan hasil nilai MSA dalam penel

itian ini.

Tabel 5. 13 Uji Measures of Sampling Adequency (MSA)


Pertanyaan MSA Cut Off Keterangan
X1 0,604 0,5 Valid
X2 0,646 0,5 Valid
X3 0,647 0,5 Valid
X4 0,801 0,5 Valid
X5 0,525 0,5 Valid
X6 0,742 0,5 Valid
X7 0,569 0,5 Valid
X8 0,693 0,5 Valid
X9 0,597 0,5 Valid
X10 0,764 0,5 Valid
X11 0,505 0,5 Valid
X12 0,674 0,5 Valid
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai dari anti image correlation

pada uji MSA menggunakan SPSS. Setiap variabel menunjukkan nilai lebih d

ari 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel-variabel tersebut me

nunjukkan adanya korelasi yang cukup kuat antar variabel dan variabel layak

digunakan dalam analisis faktor lebih lanjut.

5.3.4 Faktor yang Terbentuk

114
Setelah semua asumsi analisis faktor dapat terpenuhi, maka selanjutnya me

rupakan analisis pembentukan faktor untuk membentuk faktor-faktor dengan men

ggunakan analisis principal component yang berbasis pada eigen value. Metode y

ang digunakan merupakan metode determination based on eigen value di mana su

atu faktor dianggap mempengaruhi apabila memiliki eigen value lebih besar atau s

ama dengan satu. Sehingga syarat yang diperlukan dalam pembentukan faktor ada

lah variabel dengan eigen value lebih besar dari satu, di mana variabel tersebut ak

an dipertahankan dan apabila nilainya kurang dari satu maka tidak akan diikut sert

akan dalam pembentukan faktor karena variabel yang mempunyai nilai kurang dar

i satu dinilai tidak lebih baik dari variabel aslinya. Eigen value tersebut dapat men

unjukkan suatu kepentingan relatif dari variabel-variabel dalam menghitung kerag

aman variabel yang digunakan dalam analisis. Reduksi dalam analisis ini dilakuka

n dengan melihat eigen value yang menggambarkan keragaman faktor. Berikut ini

merupakan tabel yang menunjukkan hasil ekstraksi principal component analysis.

Tabel 5. 14 Hasil Ekstraksi Principal Component Analysis (PCA)


Initial Eigenvalues
Component
Total % of Variance Cumulative %
1 2.696 22.471 22.471
2 1.653 13.773 36.244
3 1.222 10.181 46.425
4 1.075 8.955 55.381
5 0.954 7.946 63.327
6 0.938 7.813 71.140
7 0.778 6.481 77.622
8 0.720 6.001 83.623
9 0.626 5.220 88.843
10 0.554 4.616 93.459
11 0.430 3.584 97.043
12 0.355 2.957 100.000
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Setelah dilakukan proses ekstraksi dengan analisis principal componen

t pada semua variabel maka dapat dilihat terdapat 4 faktor yang memiliki eige

115
n value lebih besar atau sama dengan satu, sehingga faktor tersebut dipertahan

kan dalam kelompok fakor. Setiap variabel yang memiliki eigen value lebih be

sar atau sama dengan satu dinilai sebagai terbentuknya 4 faktor set baru yang t

idak berkorelasi lagi antar faktor yang ada. Berikut ini merupakan tabel yang

menunjukkan jumlah faktor yang didapatkan dari hasil ekstraksi principal co

mponent analysis.

Tabel 5. 15 Jumlah Faktor Hasil Ekstraksi PCA


Initial Eigenvalues
Component
Total % of Variance Cumulative %
1 2.696 22.471 22.471
2 1.653 13.773 36.244
3 1.222 10.181 46.425
4 1.075 8.955 55.381
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah hasil ekstraksi dari fakto

r-faktor yang terbentuk menjadi faktor baru yang tidak memiliki keterkaitan a

ntar faktor. Faktor-faktor yang terbentuk merupakan faktor dengan eigen valu

e lebih dari sama dengan satu. Pada penelitian ini faktor yang terbentuk dan m

emiliki eigen value terbesar adalah faktor 1 dengan nilai eigen sebesar 2.696. J

ika sebanyak 12 variabel diekstraksi menjadi 4 faktor maka keragaman variab

el yang dijelaskan oleh 4 faktor tersebut sebesar 55.381% di mana besar perse

ntase tersebut diperoleh dari total persentase kumulatif pada 4 faktor. Dalam p

ersentase tersebut berarti bahwa 4 faktor yang diperoleh mampu menjelaskan s

ebesar 55.381% dari variabel asalnya. Pada penelitian ini berarti bahwa 4 fakt

or yang terbentuk dapat mewakili 12 variabel yang menjelaskan 55.381% kep

utusan wisatawan dalam berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru. Oleh k

arena itu ekstraksi 4 faktor yang diperoleh sudah mewakili, karena telah meleb

ihi minimal persentase yaitu 50%.

116
5.3.5 Rotasi Faktor

Selanjutnya setelah ditentukan jumlah faktor maka dilakukan pengelo

mpokan variabel sebelumnya untuk menjelaskan set faktor yang terbentuk. Un

tuk menentukan pengelompokan variabel untuk pembentukan faktor tersebut d

ilakukan dengan melihat nilai faktor loading, di mana variabel dengan nilai fa

ktor loading yang sama akan dimasukkan dalam kelompok faktor yang sama.

Berikut merupakan hasil component matriks awal sebelum variabel tersusun p

ada faktor.

Tabel 5. 16 Component Matrix


Component
Indikator
1 2 3 4
X1 0.579 - 0.515 0.382 - 0.101
X2 0.562 - 0.504 0.327 - 0.253
X3 0.546 - 0.145 - 0.457 0.094
X4 0.638 - 0.306 - 0.114 0.008
X5 0.189 0.513 0.496 0.315
X6 0.390 0.234 0.192 0.362
X7 0.401 0.504 0.166 - 0.447
X8 0.525 0.104 - 0.405 0.361
X9 0.403 0.244 0.246 - 0.166
X10 0.593 0.114 - 0.318 0.033
X11 0.316 0.565 - 0.260 - 0.480
X12 0.319 0.209 0.207 0.415
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Pada tabel di atas menunjukkan component matrix yang menjelaskan s

eberapa besar variabel yang berkorelasi dengan faktor yang akan terbentuk. Se

lanjutnya akan dilakukan tahap rotasi component matrix untuk menentukan va

riabel yang terbentuk pada faktor. Tujuan dilakukan rotasi faktor adalah mend

apatkan interpretasi yang sederhana, jelas, serta menghindari adanya overlapp

ing agar lebih mudah untuk dilakukan interpretasi. Pada tahap rotasi ini mengg

unakan metode varimax untuk memaksimalkan nilai loading faktor sehingga p

117
engelompokan setiap rotasi faktor lebih dekat dengan variabelnya masing-mas

ing. Untuk menentukan pengelompokan variabel pada 4 faktor tersebut dilaku

kan dengan melihat nilai korelasi yang terbesar. Berikut ini merupakan hasil d

ari rotasi faktor dengan metode varimax.

Tabel 5. 17 Hasil Rotasi Faktor


Rotated Component Matrix
Indikator
1 2 3 4
X1 0.858 0.099 -0.018 0.103
X2 0.852 0.088 0.082 -0.024
X3 0.166 0.030 0.026 -0.051
X4 0.501 0.410 0.035 0.030
X5 -0.062 -0.176 0.213 0.153
X6 0.075 0.198 0.064 0.571
X7 0.092 0.001 -0.013 0.751
X8 -0.045 0.718 -0.001 0.251
X9 0.228 0.711 0.433 0.264
X10 0.107 0.614 0.256 0.111
X11 -0.186 0.240 0.786 -0.091
X12 0.046 0.156 0.782 0.478
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil rotasi faktor yang telah dil

akukan. Hasil rotasi faktor tersebut akan dikelompokkan pada masing-masing

faktor yang akan terbentuk. Apabila nilai factor loading lebih dari 0,5 maka va

riabel tersebut dapat menjadi representasi keseluruhan variabel yang ada sehin

gga variabel yang memiliki nilai kurang dari 0,5 akan dieliminasi dan tidak di

gunakan dalam analisis. Dari hasil rotasi faktor tersebut dapat diketahui bahwa

faktor 1 memiliki 3 indikator, faktor 2 memiliki 3 indikator, faktor 3 memiliki

2 indikator, faktor 4 memiliki 2 indikator. Maka dari itu jumlah variabel yang

termasuk dalam pengelompokan faktor adalah sebanyak 4 faktor dengan 10 in

dikator.

5.3.6 Interpretasi Faktor

118
Setelah variabel-variabel tersebut dikelompokkan menjadi 4 faktor, ma

ka selanjutnya akan dilakukan pemberian makna dan interpretasi terhadap fakt

or-faktor tersebut. Variabel dengan nilai factor loading yang lebih tinggi maka

akan dianggap lebih penting dan memiliki pengaruh yang lebih besar dalam m

ewakili faktor tersebut. Penamaan faktor dengan melihat ciri-ciri yang sesuai d

engan anggota dari masingmasing faktor. Berikut ini merupakan hasil interpret

asi faktor dengan keterangan dan persentase kotribusi faktor secara keseluruha

n.

Tabel 5. 18 Hasil Interpretasi Faktor


Faktor Indikator Faktor Keterangan
Loadin
g
X1 0.858 Karyawan melayani pengunju
ng dengan ramah.
Kinerja Karyawan (22.471 X2 0.852 Karyawan tanggap saat anda
%) membutuhkan bantuan.
X4 0.501 Karyawan menjelaskan sesua
tu dengan padat dan jelas.
X8 0.718 Promosi yang ditawarkan mel
alui iklan di papan iklan yang
dipinggir jalan menarik
perhatian
X9 0.711 Promosi yang melalui iklan
Periklanan (13.773%) mudah dicerna
X10 0.614 Promosi yang ditawarkan mel
alui media sosial, web, dan bl
og memberi informasi lebih b
anyak sehingga menarik untu
k dikunjungi
X11 0.786 Keindahan alam yang ada dio
byek wisata Kota Pekanbaru
Aktraksi Tempat Wisata (1 menarik untuk di kunjungi
0.181%) X12 0.782 Keanekaragaman hayati yang
ada di obyek wisata Kota Pek
anbaru menarik perhatian
Fasilitas (8.955%) X6 0.571 Fasilitas-fasilitas yang ditawa
rkan menarik perhatian.
X7 0.751 Kelayakan fasilitas-fasilitas y
ang disediakan

119
Faktor Indikator Faktor Keterangan
Loadin
g

Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat interpretasi dan pemberian nama

dari masing-masing faktor yang digunakan untuk menentukan faktor yang me

mpengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke tempat wisata Kota Pekanbar

u. Masing-masing faktor diberi nama sesuai dengan indikator yang terbentuk d

alam satu faktor tersebut. Pada faktor pertama diberi nama kinerja pelayanan k

arena pada faktor tersebut terdapat indikator keramahan dan keakuratan. Pada

faktor kedua diberi nama periklanan karena pada faktor tersebut menjelaskan

promosi yang menarik wisatawan dan promosi penjualan secara online. Faktor

ketiga diberi nama atraksi tempat wisata karena pada faktor-faktor tersebut sec

ara umum menjelaskan keanekaragaman hayati pariwisata dan keindahan pano

rama alam. Pada faktor keempat diberi nama fasilitas karena pada faktor terseb

ut terdapat faktor kelayakan fasilitas dan ketersediaan fasilitas pada tempat

pariwisata di Kota Pekanbaru.

5.3.7 Pembahasan Analisis Faktor

Berdasarkan ekstraksi faktor yang telah dilakukan pada bagian sebelu

mnya, dari 12 indikator dieliminasi menjadi 8 indikator yang digunakan terben

tuk 4 faktor yang dapat menjelaskan sebesar 55.381% dari variabel sebelumny

a dalam penelitian. 4 faktor tersebut terdiri dari faktor kinerja karyawan,

periklanan, atraksi tempat wisata, dan fasilitas. Berikut ini merupakan penjelas

an dari masing-masing faktor.

120
I. Faktor Kinerja Pelayanan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bagian sebelumny

a, faktor kinerja pelayanan sebesar 22.471% keragaman dari 12 indikator yang

dianalisis. Pada faktor ini terdiri dari beberapa indikator yaitu keramahan, kea

kuratan. Dapat dilihat pada tabel hasil rotasi faktor masing-masing nilai faktor

loading setiap indikator di mana indikator dengan nilai faktor loading tertinggi

pada faktor ini adalah indikator keramahan yaitu 0.858. Dari nilai tersebut dap

at diketahui bahwa wisatawan menilai adanya keramahan merupakan hal yang

penting dalam pelayanan pada tempat wisata sehingga wisatawan sangat mem

pertimbangkan adanya keramahan pelayanan ini. Selanjutnya indikator dengan

nilai faktor loading paling rendah adalah keakuratan yaitu 0.501. Berdasarkan

hal tersebut dapat diketahui bahwa adanya keakuratan pelayanan pada tempat

wisata di Kota Pekanbaru merupakan hal yang paling sedikit dipertimbangkan

oleh wisatawan saat memilih berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru ya

ng ditinjau berdasarkan faktor kinerja pelayanan pada tempat wisata.

II. Faktor Periklanan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bagian sebelumny

a, faktor periklanan menjelaskan sebesar 13.773% keragaman dari 12 indikato

r yang dianalisis. Pada faktor ini terdiri dari beberapa indikator yaitu periklana

n yang menarik dan promosi penjualan secara online. Dapat dilihat tabel pada

hasil rotasi faktor masing-masing nilai faktor loading setiap indikator di mana

indikator dengan nilai faktor loading tertinggi pada faktor ini adalah indikator

121
periklanan yang menarik wisatawan dengan nilai 0.718. Dari nilai tersebut dap

at diketahui bahwa wisatawan menilai periklanan yang menarik pada tempat

wisata di Kota Pekanbaru merupakan hal yang penting dalam mempromosikan

tempat wisata sehingga wisatawan sangat mempertimbangkan hal tersebut. Ke

mudian indikator dengan nilai faktor loading paling rendah adalah promosi pe

njualan secara online dengan nilai 0.618. Berdasarkan hal tersebut dapat diket

ahui bahwa promosi penjualan secara online pada tempat wisata merupakan ha

l yang paling sedikit dipertimbangkan oleh wisatawan saat memilih berkunjun

g ke tempat wisata Kota Pekanbaru yang ditinjau berdasarkan faktor

periklanan tempat wisata.

III. Faktor Atraksi Tempat Wisata

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bagian sebelumn

ya, faktor atraksi tempat wisata menjelaskan sebesar 10.181% keragaman dari

12 indikator yang dianalisis. Pada faktor ini terdiri dari beberapa indikator yait

u keanekaragaman hayati pariwisata dan keindahan panorama alam. Dapat dili

hat pada tabel hasil rotasi faktor masing-masing nilai faktor loading setiap indi

kator di mana indikator dengan nilai faktor loading tertinggi pada faktor ini ad

alah indikator keanekaragaman hayati pariwisata dengan nilai 0.786. Dari nilai

tersebut dapat diketahui bahwa wisatawan menilai keanekaragaman hayati par

iwisata Kota Pekanbaru merupakan hal yang penting dalam objek dan daya tar

ik wisatawan sehingga wisatawan sangat mempertimbangkan hal tersebut. Sel

anjutnya indikator dengan nilai faktor loading paling rendah adalah keindahan

panorama alam dengan nilai 0.782. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui b

ahwa tersedianya keindahan panorama alam tempat wisata merupakan hal yan

122
g paling sedikit dipertimbangkan oleh wisatawan saat memilih berkunjung ke t

empat wisata Kota Pekanbaru yang ditinjau berdasarkan faktor atraksi tempat

wisata.

IV. Faktor Fasilitas

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bagian sebelumny

a, faktor fasilitas menjelaskan sebesar 8.955% keragaman dari 12 indikator ya

ng dianalisis. Pada faktor ini terdiri dari beberapa indikator kelayakan fasilitas

dan ketersediaan fasilitas. Dapat dilihat pada tabel hasil rotasi faktor masing-m

asing nilai faktor loading setiap indikator di mana indikator dengan nilai fakto

r loading tertinggi pada faktor ini adalah kelayakan fasilitas dengan nilai 0.751.

Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa wisatawan menilai kelayakan fasilit

as pada wisata Kota Pekanbaru merupakan hal yang penting dalam sarana dan

prasarana tempat wisata sehingga wisatawan sangat mempertimbangkan hal te

rsebut. Selanjutnya indikator dengan nilai faktor loading paling rendah adalah

ketersediaan fasilitas dengan nilai 0.571. Berdasarkan hal tersebut dapat diketa

hui bahwa ketersediaan fasilitas wisata Kota Pekanbaru merupakan hal yang p

aling sedikit dipertimbangkan oleh wisatawan saat memilih berkunjung ke tem

pat wisata Kota Pekanbaru yang ditinjau berdasarkan faktor fasilitas.

123
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Pada subbab ini akan menjelaskan mengenai hasil dari analisis yang

didapatkan pada bab v yang kesimpulan penting yang merupakan inti dari

hasil dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Karakteristik wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata Kota Pekanbaru

berdasarkan karakteristik sosio-demografis wisatawan. Dari hasil analisis

pada bab v diketahui bahwa dari 120 responden yang berkunjung ke tempat

wisata Kota Pekanbaru sebagian besar memiliki karakteristik sosio-

demografis yaitu perempuan dengan rentang umur 22 tahun hingga 26 tahun

dengan pendidikan terakhir SMA sederajat berasal dari Kota Pekanbaru

dengan pekerjaan sebagai mahasiswa dengan memiliki penghasilan Rp

1.000.000 – Rp.2.500.000 dan dengan status perkawinan belum menikah.

2. Tingkat keputusan berkunjung wisatawan ke objek wisata di Kota Pekanbaru

Provinsi Riau “Baik” atau dapat dikatakan “Tinggi”.

3. Terdapat 12 indikator dieliminasi menjadi 8 indikator yang digunakan terbent

uk 4 faktor yang dapat menjelaskan sebesar 55.381% dari indikator yang

digunakan dalam penelitian. Kemudian ditemukan bahwa Faktor Kinerja

Karyawan sebagai faktor dengan persentase varians paling besar yaitu

22,471% yang artinya faktor ini mampu menjelaskan 44,471% dari

124
keseluruhan indikator yang di analisis. Selanjutnya adalah Faktor Periklanan

yang mampu menjelaskan sebesar 13,773% dari keseluruhan indikator.

Kemudian ada Faktor Atraksi Tempat Wisata mampu menjelaskan sebesar

10,181% dari keseluruhan indicator, dan Faktor Fasilitas yang mampu

menjelaskan sebesar 8,955% dari keseluruhan indikator.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil analisis

yang dilakukan di bab 5 antara lain:

1. Bagi pihak pengelola objek wisata di Kota Pekanbaru di harapkan dapat

meningkatkan dan mengembangkan lagi tempat wisata yang sudah ada

menjadi lebih menarik lagi untuk di kunjungi oleh wisatawan dan diharapkan

dapat membangun tempat wisata yang lebih menarik lagi sebelumnya.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti atau melanjutkan penelitian ini,

direkomendasikan untuk meneruskan atau mengembangkan penelitian ini

dengan mencari faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan berkunjung

wisatawan.

125
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Cooper, Chris. 1993. Tourism: Principles & Practise. England: Longman Group
Limited.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Ismayanti. 2010. Penganter Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Gramedia Widi


Asarana Indonesia

Jerry, C. Olson, and J. Paul Peter. 2000. Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, Philip dan Amstrong, G. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jilid 1.


JakarFta: Erlangga.

Law, Christopher M. 1996. Tourism in Major Cities. London: International


Thomson Business Press.

Mill, Robert Christie, and Morrison. 1985. The Tourism System. New Jersey:
PrenticeHall Inc.

Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Page, Stephen. 1995. Urban Tourism. London: Routledge.

Page, Stephen J., and Michael C. Hall. 2003. Managing Urban Tourism. Harlow:
Pearson Education Limited

Pitana, I. G., dan Gayatri, P. G. 2005. Sosiologi Pariwisata : Kajian sosiologis


terhadap struktur, sistem, dan dampak-dampak pariwisata. 200

Priyatno, D. 2014. Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya dengan
SPSS Praktis dan Mudah Dipahami. In Media Com

Reisinger, Y. 2009. International Tourism: Cultures and Behavior. Oxford:


Elsevier Ltd.

126
Sugiama, A. Gima. 2011. Manajemen Aset Pariwisata. Bandung: Guardaya
Intimarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. In Metode


Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. In Koleksi Buku UPT
Perpustakaan Universitas Negeri Malang (Vol. 0, Issue 0, p. 32). Afabeta

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, CV. Metode


Penelitian Kualitatif R&D, Alvabeta, Bandung.

Suwena, I Ketut, and I Gusti Ngurah Widyatmaja. 2017. Pengetahuan Dasar Ilmu
Pariwisata Cetakan Edisi Revisi. Denpasar: Pustaka Larasan.

Warpani, Suwardjoko P, & Warpani, Indira P. 2006. Pariwisata Dalam Tata


Ruang Wilayah. Bandung: Penerbit ITB

WTO. 1980. Social and Cultural Impact of Tourist Movements. Madrid: World
Tourism Organization.

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: ANGKASA.

Jurnal dan Skripsi:

Agus, F., Fanny, S., & Muliana, R. 2020. Efektivitas Implementasi Program
Perumahan Bersubsidi Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Kota
Pekanbaru (Studi Kasus : Kecamatan Tenayan Raya). Jurnal Saintis,
20(02), 101–109.

Alberto, Rahmat Yugo. 2018. Peran Industri Pariwisata Dalam Menunjang


Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Batu. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang

Anggita, Rahmanisa Hasna. 2021. Identifikasi Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Tempat Wisata
Kota Batu Pada Masa Pandemi Covid-19. Tugas Akhir Sarjana Program
Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan,
Dan Pengembangan Kebijakan: Institut Teknologi Bandung

127
Arifin, Johar. 2015. Wawasan Al-Quran Dan Sunnah Tentang Pariwisata.
Wawasan Al-Quran dan Sunah. An-Nur, Vol.4 No, 2

Haerudin, Hery dan Napisah, L. S. 2018. Analisis Pengaruh Sistem Informasi


Akuntansi terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan (Studi pada Klinik
Mitra Sehati Cibiru Bandung). Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis, 4(2).

Laura, T., & Debby. 2016. Pengaruh Social Media terhadap Keputusan
Berkunjung Wisatawan Nusantara ke DKI Jakarta. Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.

Prasetyo, Aji. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan


Dalam Berkunjung ke Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.
Tugas Akhir Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas
Sebelas Maret.

Putri, Mercy Rosdahlia. 2021. Pengaruh Media Sosial Terhadap Keputusan


Berkunjung Wisatawan Ke Objek Wisata Di Kota Pekanbaru Provinsi
Riau. Tugas Akhir Sarjana Teknik Jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota: Universitas Islam Riau, Pekanbaru.

Rahmawati, F., Sudarma, I. K., & Sulastri, M. 2014. Hubungan antara Pola Asuh
Orang Tua dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa SD
Kelas IV Semester Genap di Kecamatan Melaya-Jembrana. Jurnal:
Mimbar PGSD Undiksha, 2(1), 1–11.

Rahmayani, Rani. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan


Wisatawan Pada Taman Rekreasi Rindu Sempadan Minas. Tugas Akhir
Sarjana Jurusan Manajemen: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim.

Renistianah, R. 2013. Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Motivasi Kerja


Karyawan PT. PLN APJ Mojokerto. Journal of Chemical Information and
Modeling, 9, 18.

Sarim, Murniati. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan


Wisatawan Untuk Berwisata Ke Resort Pulau Tinabo Taman Nasional

128
Takabonerate Kab. Kepulauan Selayar. Tugas Akhir Sarjana Jurusan
Manajemen: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Seaton, A.V, and Bennet. 1996. The Marketing of Tourism Products: Concepts,
Issues, and Cases. London: International Thomson Business Press.

Smith, Valene. 1989. The Anthropology of Tourism. Pennsylvania: University of


Pennsylvania

Dokumen:

Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Pekanbaru Tahun 2021

Kemenpar. 2016. DRAFT 24 agt 2016_nett_1. Peraturan Menteri Pariwisata, 1-


64.

Kota Pekanbaru Dalam Angka Tahun 2021

Website/Internet:

Infopublik.id (2022, 4 Maret). Gambaran Kondisi Kunjungan Wisman ke Riau


Menurut PBS. Diakses pada 30 Juni 2022, dari
infobuplik.id/kategori/nusantara/611587/gambaran-kondisi-kunjungan
wisman-ke-riau-menurut-bps?show=

Pekanbaru.go.id (2021, 26 Februari). Jumlah Kunjungan ke Objek Wisata


Meningkat Hingga 50 Persen. Diakses pada 30 Juni 2022, dari
pekanbaru.go.id/p/news/jumlah-kunjungan-ke-objek-wisata-meningkat-
hingga-50-persen

129
LAMPIRAN

130
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk memperkuat

jawaban kuisoner pada penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Tempat Wisata

Kota Pekanbaru”. Berikut daftar pertanyaan wawancara untuk memperkuat

hasil kuisoner yang bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan berkunjung wisatawan ke tempat wisata di Kota Pekanbaru. Daftar

pertanyaan :

I. Keputusan Berkunjung

4. Apakah anda sangat ingin mengunjungi tempat wisata ini?

5. Apakah sebelum anda mengunjungi tempat wisata yang anda inginkan, anda

mencari informasinya terlebih dahulu?

6. Menurut pendapat anda apakah tempat wisata yang anda kunjungi sesuai

dengan informasi yang anda dapatkan?

7. Apakah setelah anda mencari informasi mengenai tempat wisata, anda akan

langsung tertarik untuk mengunjunginya?

II. Pelayanan

1. Apakah pelayanan karyawan sangat sopan dan ramah?

2. Apakah karyawan cepat dan tanggap dalam membantu kebutuhan wisatawan

yang datang?

3. Apakah karyawan memberi tanggapan dan menjelaskan sesuatu dengan padat

dan jelas?

III. Promosi

131
1. Apakah mempromosi tempat wisata dengan memasang papan iklan dipinggir

jalan menarik perhatian anda?

2. Apakah promosi tempat wisata yang dilakukan mudah di pahami?

3. Apakah dengan mempromosi tempat wisata melalui media sosial menarik

perhatian anda?

IV. Objek dan daya Tarik wisata alam

1. Apakah keindahan alam yang ada tempat wisata menarik perhatian anda

untuk dikunjungi?

2. Apakah keanekaragaman hayati yang ada di tempat wisata menarik perhatian

anda untuk di kunjungi?

4.

132
KUISONER

Penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Tempat Wisata Kota Pekanbaru”

ini dilaksanakan untuk menyelesaikan Tugas Akhir dari Program Studi

Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Riau. Penelitian ini

bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

berkunjung wisatawan ke tempat wisata di Kota Pekanbaru. Oleh karena itu,

dengan kerendahan hati saya sangat mengharapkan bantuan dari

Bapak/Ibu/Saudara/I untuk membantu mengisi kuesioner ini dengan sebenar-

benarnya. Data yang tercantum dalam kuesioner ini dapat dijamin

kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Atas

perhatian dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

I. Karakteristik Sosio-Demografis Wisatawan

1. Nama : __________________
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan
3. Umur : __________________ Tahun
4. Pendidikan Terakhir :
a. SMP/Sederajat
b. SMA/SMK/Sederajat
c. Diploma
d. Sarjana
e. Pascasarjana
5. Daerah Asal : __________________
6. Pekerjaan : __________________
7. Penghasilan/Uang Saku : __________________
8. Status Perkawinan:
a. Belum Menikah

133
b. Sudah Menikah
c. Duda/Janda
II. Keputusan Berkunjung
9. Tingkat keinginan saya untuk berkunjung ke objek wisata di Kota
Pekanbaru
a. Sangat rendah
b. Rendah
c. Cukup tinggi
d. Tinggi
e. Sangat tinggi
10. Saya selalu mencari informasi terlebih dahulu sebelum berkunjung ke
destinasi wisata di Kota Pekanbaru
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Netral
d. Setuju
e. Sangat setuju
11. Menurut saya tingkat kesesuaian objek wisata berdasarkan informasi yang
didapatkan dengan kenyataan
a. Sangat tidak sesuai
b. Tidak sesuai
c. Cukup sesuai
d. Sesuai
e. Sangat sesuai
12. Tingkat keinginan saya untuk melakukan perjalanan wisata berdasarkan
informasi yang didapatkan mengenai pariwisata
a. Sangat rendah
b. Rendah
c. Cukup tinggi
d. Tinggi
e. Sangat tinggi

134
III. Pelayanan
13. Karyawan melayani pengunjung dengan ramah.
a. Sangat tidak sesuai
b. Tidak sesuai
c. Cukup sesuai
d. Sesuai
e. Sangat sesuai
14. Karyawan tanggap saat anda membutuhkan bantuan.
a. Sangat tidak sesuai
b. Tidak sesuai
c. Cukup sesuai
d. Sesuai
e. Sangat sesuai
15. Karyawan memberikan senyumannya kepada wisatawan yang datang.
a. Sangat tidak sesuai
b. Tidak sesuai
c. Cukup sesuai
d. Sesuai
e. Sangat sesuai
16. Karyawan menjelaskan sesuatu dengan padat dan jelas.
a. Sangat tidak sesuai
b. Tidak sesuai
c. Cukup sesuai
d. Sesuai
e. Sangat sesuai
17. Karyawan tetap ramah kepada pengunjung yang mengeluh terhadap
pelayanan yang diberikan.
a. Sangat tidak sesuai
b. Tidak sesuai
c. Cukup sesuai

135
d. Sesuai
e. Sangat sesuai
IV. Sarana dan Prasarana
18. Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan menarik perhatian.
a. Sangat tidak sesuai
b. Tidak sesuai
c. Cukup sesuai
d. Sesuai
e. Sangat sesuai
19. Kelayakan fasilitas-fasilitas yang disediakan
a. Sangat tidak sesuai
b. Tidak sesuai
c. Cukup sesuai
d. Sesuai
e. Sangat sesuai
V. Promosi
20. Promosi yang ditawarkan melalui iklan di papan iklan yang dipinggir jalan
menarik perhatian
a. Sangat tidak sesuai
b. Tidak sesuai
c. Cukup sesuai
d. Sesuai
e. Sangat sesuai
21. Promosi yang melalui iklan mudah dicerna
a. Sangat tidak sesuai
b. Tidak sesuai
c. Cukup sesuai
d. Sesuai
e. Sangat sesuai
22. Promosi yang ditawarkan melalui media sosial, web, dan blog memberi
informasi lebih banyak sehingga menarik untuk dikunjungi
a. Sangat tidak sesuai b. Tidak sesuai

136
c. Cukup sesuai e. Sangat sesuai
d. Sesuai

VI. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam


23. Keindahan alam yang ada diobyek wisata Kota Pekanbaru menarik untuk
di kunjungi
a. Sangat tidak sesuai
b. Tidak sesuai
c. Cukup sesuai
d. Sesuai
e. Sangat sesuai
24. Keanekaragaman hayati yang ada di obyek wisata Kota Pekanbaru
menarik perhatian
a. Sangat tidak sesuai
b. Tidak sesuai
c. Cukup sesuai
d. Sesuai
e. Sangat sesuai

137
Hasil Kuisoner

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X1 X12
No
1
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
2 4 4 4 3 4 4 5 2 4 4 5 3
3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3
4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3
8 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4
9 4 4 4 3 5 4 4 3 4 5 4 5
10 5 4 3 5 3 4 5 4 4 3 3 5
11 5 3 4 4 4 5 4 5 5 4 5 3
12 2 4 4 3 3 5 3 3 4 4 5 3
13 3 5 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
15 4 4 4 3 4 4 5 2 4 4 5 3
16 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3
17 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3
21 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4
22 4 4 4 3 5 4 4 3 4 5 4 5
23 5 5 3 3 4 5 5 5 4 5 4 4
24 4 5 4 4 3 4 3 2 4 5 3 3
25 1 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3
26 3 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 3
27 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
28 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
30 3 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4
31 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3
32 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 5 3
33 4 5 5 5 3 5 4 4 3 5 4 4
34 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5
35 5 4 3 3 5 3 4 4 4 5 5 4
36 4 4 3 4 5 3 5 4 3 4 3 3
37 4 5 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4
38 3 5 3 3 4 4 3 5 4 4 5 5
39 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5
40 5 5 5 4 3 4 5 5 3 4 3 5

138
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X1 X12
No
1
41 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 5 4
42 5 5 5 3 5 3 3 4 3 4 3 4
43 3 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5
44 5 5 5 3 3 3 3 4 4 4 4 4
45 5 5 5 4 5 5 3 4 3 4 3 5
46 4 3 5 3 5 3 5 4 4 4 3 4
47 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 4 4
48 5 5 3 5 3 4 5 5 5 5 3 3
49 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4
50 4 5 4 4 3 4 3 5 5 5 4 3
51 5 4 5 3 4 4 5 3 3 5 5 5
52 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4
53 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3
54 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 1
55 4 4 3 3 5 4 4 3 3 4 4 5
56 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3
57 2 4 2 2 5 4 5 3 4 4 4 3
58 3 3 3 3 5 4 5 5 4 3 5 5
59 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4
60 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4
61 4 5 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3
62 5 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 3
63 4 4 4 5 5 5 5 4 3 5 3 4
64 5 5 3 3 4 3 5 3 4 4 4 3
65 5 4 4 5 5 5 2 4 4 3 3 4
66 4 4 4 5 2 4 3 5 3 4 4 3
67 5 4 3 3 5 5 5 3 4 5 3 5
68 5 5 3 3 5 5 4 4 5 3 4 5
69 4 5 4 4 4 4 5 4 2 5 5 2
70 5 5 4 4 4 5 3 4 4 5 3 5
71 4 5 3 4 4 3 4 4 5 3 5 4
72 5 5 3 3 4 4 3 3 3 3 3 5
73 5 5 2 4 5 4 4 5 5 5 3 3
74 5 5 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3
75 5 5 3 4 4 5 4 3 4 5 4 5
76 4 5 4 5 5 4 3 4 4 2 3 5
77 5 5 3 4 5 5 5 3 5 3 3 2
78 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 5 5
79 5 5 2 4 4 5 4 2 3 2 3 3
80 5 5 5 4 5 3 4 3 5 3 5 5
81 5 5 4 3 5 4 3 4 5 4 3 5
82 5 5 3 3 3 3 5 3 3 3 5 5
83 4 5 2 2 4 5 4 4 5 2 5 4

139
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X1 X12
No
1
84 5 5 5 4 4 3 5 3 4 4 5 2
85 5 5 3 5 4 4 5 3 3 3 4 4
86 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3
87 5 4 3 3 5 4 3 3 4 4 3 4
88 4 5 5 3 3 5 4 4 3 3 4 4
89 5 5 2 5 5 3 4 4 5 4 4 5
90 5 4 4 5 5 5 4 2 5 5 4 2
91 4 5 3 3 5 4 2 4 3 3 3 3
92 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4
93 4 5 3 3 5 3 4 5 5 3 4 5
94 5 4 2 4 3 4 3 4 5 5 3 3
95 3 3 3 3 5 4 4 3 4 4 4 4
96 5 5 4 3 4 3 5 3 4 3 4 3
97 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 3 5
98 5 5 3 3 3 5 3 3 4 2 3 3
99 4 5 5 5 2 3 3 5 2 5 4 3
100 5 5 2 2 3 4 4 2 4 4 3 4
101 3 3 3 4 5 4 5 3 4 4 4 5
102 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5
103 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5
104 4 5 5 3 4 5 5 4 4 4 3 5
105 4 5 4 4 4 5 5 4 5 3 5 3
106 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
107 4 5 2 5 4 4 5 3 4 4 4 5
108 5 5 5 4 2 4 4 4 4 5 4 5
109 4 5 2 5 4 4 5 3 4 4 4 5
110 3 3 3 3 5 5 4 4 3 4 5 5
111 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4
112 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
113 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5
114 3 5 4 5 2 4 5 4 5 4 5 4
115 5 4 3 5 3 5 5 5 3 5 4 5
116 4 5 2 5 4 4 5 3 4 4 4 5
117 3 3 3 3 5 5 4 4 3 4 5 5
118 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4
119 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
120 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5

140
Dokumentasi lokasi survei
 Wisata Alam Mayang

 Wisata Asia Farm

141
 Wisata Asia Heritage

142
 Uji Validitas

Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 TOTAL
X1 Pearson Correlation 1 .588 **
.266 **
.348 **
.035 .073 .062 .070 .182 *
.182 *
-.106 .125 .519**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .705 .428 .501 .447 .046 .046 .251 .175 .000
N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
X2 Pearson Correlation .588** 1 .190* .366** -.071 .096 .111 .102 .143 .124 -.010 .084 .485**
Sig. (2-tailed) .000 .038 .000 .441 .295 .227 .266 .119 .178 .910 .363 .000
N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
X3 Pearson Correlation .266 **
.190 *
1 .285 **
-.005 .098 .021 .301 **
.022 .319 **
.188 *
.072 .512**
Sig. (2-tailed) .003 .038 .002 .955 .286 .818 .001 .811 .000 .039 .435 .000
N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
X4 Pearson Correlation .348 **
.366 **
.285 **
1 -.059 .184 *
.126 .283 **
.111 .296 **
.038 .082 .555**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .521 .044 .170 .002 .228 .001 .683 .371 .000
N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
X5 Pearson Correlation .035 -.071 -.005 -.059 1 .214* .228* .041 .174 .051 .070 .194* .338**
Sig. (2-tailed) .705 .441 .955 .521 .019 .012 .656 .058 .584 .445 .033 .000
N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
X6 Pearson Correlation .073 .096 .098 .184 *
.214 *
1 .163 .156 .128 .183 *
.053 .091 .413**
Sig. (2-tailed) .428 .295 .286 .044 .019 .075 .089 .163 .046 .567 .322 .000
N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
X7 Pearson Correlation .062 .111 .021 .126 .228 *
.163 1 .050 .134 .252 **
.379 **
.108 .467**
Sig. (2-tailed) .501 .227 .818 .170 .012 .075 .589 .144 .006 .000 .239 .000
N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
X8 Pearson Correlation .070 .102 .301 **
.283 **
.041 .156 .050 1 .210 *
.287 **
.143 .184 *
.505**
Sig. (2-tailed) .447 .266 .001 .002 .656 .089 .589 .022 .001 .119 .044 .000
N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
X9 Pearson Correlation .182 *
.143 .022 .111 .174 .128 .134 .210 *
1 .131 .224 *
.061 .428**
Sig. (2-tailed) .046 .119 .811 .228 .058 .163 .144 .022 .154 .014 .507 .000
N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
X1 Pearson Correlation .182* .124 .319** .296** .051 .183* .252** .287** .131 1 .156 .104 .556**
0 Sig. (2-tailed) .046 .178 .000 .001 .584 .046 .006 .001 .154 .089 .257 .000
N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
X1 Pearson Correlation -.106 -.010 .188 *
.038 .070 .053 .379 **
.143 .224 *
.156 1 .100 .383**
1 Sig. (2-tailed) .251 .910 .039 .683 .445 .567 .000 .119 .014 .089 .276 .000
N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
X1 Pearson Correlation .125 .084 .072 .082 .194 *
.091 .108 .184 *
.061 .104 .100 1 .417**
2 Sig. (2-tailed) .175 .363 .435 .371 .033 .322 .239 .044 .507 .257 .276 .000
N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

143
TO Pearson Correlation .519** .485** .512** .555** .338** .413** .467** .505** .428** .556** .383** .417** 1
TA Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
L N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

 Uji Reabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.670 12

 Uji Kaiser Meyer Olkin dan Bartlett

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .647
Adequacy.
Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 212.726
Sphericity df 66
Sig. .000

 Uji Indikator (Uji Measures of Sampling Adequency (MSA))

Anti-image Matrices
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12
Anti-image Covariance X1 .564 -.298 -.132 -.089 -.050 .035 -.009 .077 -.113 -.047 .132 -.066
X2 -.298 .607 -.004 -.117 .095 -.035 -.060 -.013 -.027 .044 -.008 -.012
X3 -.132 -.004 .743 -.079 -.014 -.018 .106 -.155 .116 -.155 -.174 .026
X4 -.089 -.117 -.079 .723 .084 -.092 -.051 -.133 -.001 -.103 .025 .001
X5 -.050 .095 -.014 .084 .839 -.162 -.160 .004 -.124 .025 .042 -.151
X6 .035 -.035 -.018 -.092 -.162 .885 -.061 -.050 -.046 -.070 .033 -.014
X7 -.009 -.060 .106 -.051 -.160 -.061 .741 .051 .022 -.155 -.274 -.013
X8 .077 -.013 -.155 -.133 .004 -.050 .051 .776 -.145 -.118 -.021 -.130
X9 -.113 -.027 .116 -.001 -.124 -.046 .022 -.145 .836 -.032 -.181 .046
X10 -.047 .044 -.155 -.103 .025 -.070 -.155 -.118 -.032 .768 -.004 -.017
X11 .132 -.008 -.174 .025 .042 .033 -.274 -.021 -.181 -.004 .738 -.062
X12 -.066 -.012 .026 .001 -.151 -.014 -.013 -.130 .046 -.017 -.062 .910
Anti-image Correlation X1 .604a -.510 -.204 -.139 -.072 .049 -.014 .116 -.165 -.071 .204 -.092
X2 -.510 .646 a
-.006 -.177 .134 -.048 -.089 -.020 -.038 .064 -.013 -.016
X3 -.204 -.006 .647 a
-.108 -.018 -.022 .143 -.204 .147 -.205 -.234 .032

144
X4 -.139 -.177 -.108 .801a .108 -.116 -.070 -.177 -.001 -.138 .034 .001
X5 -.072 .134 -.018 .108 .525a -.188 -.203 .005 -.148 .031 .053 -.172
X6 .049 -.048 -.022 -.116 -.188 .742a -.075 -.061 -.054 -.084 .041 -.015
X7 -.014 -.089 .143 -.070 -.203 -.075 .569 a
.067 .028 -.206 -.371 -.016
X8 .116 -.020 -.204 -.177 .005 -.061 .067 .693 a
-.180 -.153 -.028 -.154
X9 -.165 -.038 .147 -.001 -.148 -.054 .028 -.180 .597a -.040 -.230 .052
X10 -.071 .064 -.205 -.138 .031 -.084 -.206 -.153 -.040 .764 a
-.005 -.020
X11 .204 -.013 -.234 .034 .053 .041 -.371 -.028 -.230 -.005 .505a -.076
X12 -.092 -.016 .032 .001 -.172 -.015 -.016 -.154 .052 -.020 -.076 .674a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

 Ekstraksi Principal Component Analysis (PCA)

Total Variance Explained


Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 2.696 22.471 22.471 2.696 22.471 22.471
2 1.653 13.773 36.244 1.653 13.773 36.244
3 1.222 10.181 46.425 1.222 10.181 46.425
4 1.075 8.955 55.381 1.075 8.955 55.381
5 .954 7.946 63.327
6 .938 7.813 71.140
7 .778 6.481 77.622
8 .720 6.001 83.623
9 .626 5.220 88.843
10 .554 4.616 93.459
11 .430 3.584 97.043
12 .355 2.957 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.

145
 Component Matrix

Component Matrixa
Component
1 2 3 4
X1 .579 -.515 .382 -.101
X2 .562 -.504 .327 -.253
X3 .546 -.145 -.457 .094
X4 .638 -.306 -.114 .008
X5 .189 .513 .496 .315
X6 .390 .234 .192 .362
X7 .401 .504 .166 -.447
X8 .525 .104 -.405 .361
X9 .403 .244 .246 -.166
X10 .593 .114 -.318 .033
X11 .316 .565 -.260 -.480
X12 .319 .209 .207 .415
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 4 components extracted.

 Hasil Rotasi Faktor

Rotated Component Matrixa


Component
1 2 3 4
X1 .858 .099 -.018 .103
X2 .852 .088 .082 -.024
X3 .166 .030 .026 -.051
X4 .501 .410 .035 .030
X5 -.062 -.176 .213 .153
X6 .075 .198 .064 .571
X7 .092 .001 -.013 .751
X8 -.045 .718 -.001 .251
X9 .228 .711 .433 .264
X10 .107 .614 .256 .111
X11 -.186 .240 .786 -.091
X12 .046 .156 .782 .478
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a
a. Rotation converged in 6 iterations.

146

Anda mungkin juga menyukai