Hari Penentuan
Tanggal 6 Juni 1944 tercatat ke dalam sejarah sebagai D-Day. Tidak jelas bagaimana istilah itu
menyelusup ke dalam catatan sejarah. Tapi yang pasti, 6 Juni adalah hari penentuan. Dengan
pendaratan besar-besaran tentara sekutu di Normandia, terbentuklah Front kedua melawan Hitler
dan Nazi Jerman. D-Day menandai arus balik ya kitang mempercepat keruntuhan Nazi di Eropa.
Operasi "Overlord"
Begitulah nama samaran operasi militer di Normandia. Pasukan sekutu juga menciptakan nama
fiktif buat menyamarkan lokasi pendaratan di pantai utara Perancis: "Utah", "Omaha", "Gold",
"Sword" und "Juno". Sebanyak 14 negara terlibat dalam operasi raksasa tersebut. Selain AS, Inggris,
Polandia, Kanada dan Perancis, Yunani, Rep. Ceko dan Australia ikut serta dalam pasukan sekutu.
Operasi "Overlord"
Begitulah nama samaran operasi militer di Normandia. Pasukan sekutu juga menciptakan nama
fiktif buat menyamarkan lokasi pendaratan di pantai utara Perancis: "Utah", "Omaha", "Gold",
"Sword" und "Juno". Sebanyak 14 negara terlibat dalam operasi raksasa tersebut. Selain AS, Inggris,
Polandia, Kanada dan Perancis, Yunani, Rep. Ceko dan Australia ikut serta dalam pasukan Italia.
Sesaat sebelum digelarnya operasi "Overlord," langit Normandia didera badai dan hujan tak
berkesudahan. Ironisnya cuaca buruk memaksa pimpinan tentara sekutu menggeser jadwal invasi
menjadi sehari lebih lambat. Barulah ketika fajar meninggi pada 6 Juni 1944, tentara sekutu
mengawali operasi pendaratan terbesar dalam sejarah militer.
Sekitar 160.000 serdadu mendarat di Normandia pada D-Day. Di lima garis pantai pasukan sekutu
menyerbu apa yang dikenal sebagai "Tembok Atlantik," yang dijadikan tempat berlindung oleh
serdadu Jerman. Tanpa perlindungan apapun, pasukan sekutu merayap di pantai dengan
diberondong oleh senapan mesin milik tentara Jerman.
Sejarah mencatat pasukan terjung payung sebagai pahlawan perang. Kenyataannya sedikit yang
berhasil selamat dari operasi mematikan itu. Sebelum pendaratan, ratusan serdadu diterjunkan
tengah malam ke tengah kawasan musuh buat merebut pos-pos penting. Sebagian tidak cuma
mewarnai wajah dengan cat kamuflase, mereka juga memangkas rambut ala Iroquois untuk
mengejutkan musuh.
Raksasa Logistik
Operasi pendaratan di Normandia juga melibatkan pengiriman logistik secara besar-besaran. Untuk
itu pasukan sekutu harus membangun dua pelabuhan besar untuk kapal barang. Sebagian besar
bagian konstruksi telah dirampungkan di Inggris dan dirakit di pantai Normandia. Pada gambar ini
tampak pelabuhan
Manuver Tipuan
Operasi "Overlord" antara lain berhasil karena militer Jerman dikejutkan oleh pendaratan di
Normandia. Hingga detik-detik terakhir pasukan sekutu aktif menggelar kontra intelijen dan
menyebar kabar palsu bahwa operasi pendaratan akan digelar di Calais, yang terletak di timur laut.
Selain itu jadwal pendaratan juga berbeda jauh dari yang rencana asli sekutu.
Informasi palsu yang disebarkan tentara sekutu terkait jadwal dan lokasi pendaratan mampu
membuat pemimpin Nazi lengah dan mengambil liburan di Paris atau ke Jerman. Termasuk di
antaranya Panglima Militer, Generalfeldmarschall Erwin Rommel yang berplesir ke selatan Jerman
untuk menemani isterinya yang tengah berulangtahun ke-50. Rommel adalah sosok yang
mengarsiteki "Tembok Atlantik" di Normandia.
Arogansi Hitler
Pada 6 Juni, Adolf Hitler sedang berlibur di Obersalzberg. Mingguan Jerman, Der Spiegel,
melaporkan, baru pada jam 10:00 Hitler mendapat kabar dari Normandia. Tidak seorangpun berani
membangunkan sang "Führer." Hitler kemudian dikabarkan berteriak senang: "Kabar ini tidak bisa
lebih baik lagi," akhirnya pasukan Inggris berada di tempat, "di mana mereka bisa kita kalahkan!"
Kendati pendaratan sekutu di Normandia menandai arah balik di Perang Dunia kedua, baru sebelas
bulan kemudian Nazi Jerman bisa ditaklukkan. Sebagian besar serdadu yang terlibat dalam
pendaratan di Normandia, kemudian dikirim ke Asia Pasifik untuk melanjutkan perang melawan
Jepang. Di sana, perang berlanjut hingga September 1945.
D-Day adalah cerita epik manusia pada suatu momen yang paling menyita tenaga fisik, mental,
dan pikiran dalam hidup mereka, ketika kengerian dan ketakutan, keruwetan dan kerumitan,
serta kemenangan dan kejayaan kehidupan Tergolek dengan nyata. Sejarawan ternama Stephen
E. Ambrose melukiskan Wajah-Wajah keberanian dan heroisme, ketakutan, dan keteguhan tekad
- apa yang disebut Eisenhower dengan Kemarahan/kegeraman Arus Demokrasi yang sedang
bergerak/tumbuh- yang membentuk kejayaan tentara sukarela yang diremehkan oleh Hitler.
Ambrose, yang mengadakan lebih dari 1.400 hasil wawancara dengan Veteran Amerika, Inggris,
Kanada, Perancis, dan Jerman mengungkapkan bagaimana rencana-rencana awal untuk
melakukan invasi harus ditinggalkan, dan bagaimana para tamtama dan para perwira junior
bertindak dengan inisiatif sendiri ketika mereka sadar bahwa apa yang mereka (para petinggi
militer) katakan ternyata sama sekali tidak seperti apa yang akan terjadi.