Anda di halaman 1dari 3

Kapal selam U-Boat tipe IXC/40 U-183 tenggelam pada 23 April 1945, setelah terkena

torpedo dari kapal selam AS, USS Besugo. Tenggelam di Laut Jawa.

Menurut situs uboat.net, yang mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan U-

boat Jerman dari kedua perang dunia, dua U-boat tenggelam di Laut Jawa selama Perang

Dunia II.

Apa yang dilakukan armada kapal selam Jerman di perairan Laut Jawa? Misi apa yang

mereka bawa?

Tahun 1939 Hitler memiliki ambisi mengusai lautan dengan membangun angkatan laut yang

kuat, salah satunya membangun armada kapal selam U Boat.

Perwakilan Komunitas Sejarah Roodebrug Surabaya, Adi Erlianto Setiawan, yang turut

menyelam bersama Kopaksa, mengatakan kehadiran tentara Jerman (Nazi) di Indonesia

bukannya dalam rangka invasi ke Indonesia.

"Kapal U Boat hadir di Indonesia atas permintaan Jepang kala itu, untuk mengawal logistik,"
Adi mengatakan, U Boat yang pertama kali hadir di Indonesia ialah U Boat
511. Dia bersandar di pelabuhan Batavia untuk mengawal kapal-kapal
Jepang yang berhasil mengangkut hasil pertanian milik Indonesia.
Berbagai u-boat juga ditugasi mengangkut sejumlah material dari Pulau
Jawa, yang dibutuhkan Jerman untuk perang di Eropa dalam sebuah unit
yang dikenal dengan julukan Monsun Gruppe.
"Awal kehadiran base U-Boat itu di Indonesia karena tentara Jerman pada
tahun '40-an bersekutu dengan Jepang, di mana tentara Jepang meminta
untuk mengawal kapal pengangkut materi bahan baku seperti karet. Awal
pengiriman ada sebanyak 12 kapal selam dengan nama operasi Monsun
Gruppe pada tahap pertama Juni-Juli 1943 kemudian tahap kedua di bulan
September-Oktober dari Penang menuju Batavia," ujarnya.

Selama di Batavia, mereka tinggal di kawasan dekat Museum Fatahilah.


Adi menggambarkan pelabuhan di sana sangat ramai dengan tentara
asing. Para tentara Jerman di Batavia diberikan identitas dengan nama
Jerman dan Jepang dan bermarkas di kawasan Harmoni.
Berdasarkan 'U-Boat Fact File' karya Peter Sharpe, diketahui bahwa
U-196 adalah kapal selam berjenis IXD2, dibikin oleh AG Weser,
Bremen, Jerman, pada 1940 dan diluncurkan pada 1942.

Reputasi kapal selam ini sungguh mengerikan. Dia terlibat tiga


patroli dan menenggelamkan tiga kapal, yakni SS Nailsea Meadow
berbobot 4.982 ton yang merupakan kapal Inggris pembawa tank.

Kapal lain yang ditenggelamkan oleh U-196 adalah City of Oran


berbobot 7.323 ton dan Shahzada berbobot 5.454 ton. Kapal
Shahzada adalah kapal Inggris yang sedang membawa 5 ribu ton
kacang tanah, ditorpedo oleh U-196, akibatnya 46 dari 98 awak
kapal Shahzada hilang.

U-196 pernah diserang oleh kapal sekutu pada 1944, tapi berhasil
lolos.

Komandan kapal berbobot 17.739 ton ini adalah Ertel-Friedrich


Kentrat. Dia berpatroli dari Kiel (Jerman), Bordeaux (Prancis), Afrika
Selatan, dan La Pallice (Prancis).

Kapal ini bertolak ke Asia Tenggara pada 16 Maret 1944, tepatnya


menuju Penang (Malaysia). U-196 membawa 1.404 botol besi berisi
merkuri, 9 ribu batang aluminium, 105 boks gelas optik, dan berton-
ton besi lainnya.

U-196 adalah kapal selam dengan patroli terlama selama masa


perang, yakni selama 225 hari di lautan. Kapal ini sempat berada
sehari di pelabuhan Sabang (sekarang Provinsi Aceh) untuk
menunggu pengawalan melewati Selat Malaka.

Pengawalan akhirnya datang dari kapal tempur Jepang dan pesawat


pembom dari Jerman, Arado, yang dipiloti oleh Letnan Ulrich Horn,
berbasis di Penang. Akhirnya, U-196 berhasil mencapai Penang pada
13 Agustus 1944. Di Penang, komandan berganti dari Fredriech
Kentrat ke Werner Striegler. Dikomandani oleh Werner Striegler, U-
196 berangkat ke Batavia, tapi sempat mampir ke Singapura dulu.
Rencananya, kapal Nazi ini hendak menuju Australia untuk bersiap
melakukan operasi jangka panjang.

Kapal selam ini berangkat dari Batavia menuju Australia pada 30


November. Namun tak lama setelah menyelam, kontak radio dari U-
196 hilang. Lawrence Paterson menuliskan, U-196 sempat dipanggil
enam kali lewat radio, tapi tidak menjawab.
Lawrence Paterson tidak menyebut U-196 hendak ke Australia,
melainkan hendak menyuplai bantuan untuk kapal selam U-510 yang
mengalami masalah mesin di Selat Sunda. Setelah itu, U-196 akan
menyuplai kebutuhan untuk kapal selam U-843. Rencananya, bila
semua tugas sudah selesai, U-196 akan langsung meluncur ke
Jepang untuk mendapatkan baterai baru.

Namun, entah U-196 hendak ke Australia atau ke Jepang, yang jelas


U-196 'lenyap'.

Namun perkiraan masuk akalnya, U-196 kena ranjau di Selat Sunda


seketika setelah lepas dari Batavia. Saat itu, Batavia menjadi
daerah operasi U-boat 'Wilayah Selatan' setelah Penang dikuasai
oleh sekutu. Ada 55 U-boat Nazi yang mencapai 'Wilayah Selatan'.

Ada pula dugaan, U-196 hancur diserang kapal sekutu. Namun,


sebenarnya pihak sekutu saat itu juga kebingungan atas
keberadaan U-196.

Sumber

#world at war Decisive Battles of Hitler's War: The U-Boat War (WWII Documentary)
#worlddocumentaryfilm HD : U-BOATS: The Most Feared Fighting Ships Of The Battle -
World Documentary Films HD

Anda mungkin juga menyukai