Anda di halaman 1dari 1

Keadaan telah berubah, Majapahit telah mengalami masa kemun-

duran. Timbullah Kerajaan Demak. Demak pecah dengan Pajang.


Pecahnya Demak dengan Pajang semakin gawat. Pada waktu itu
Jaka Sura mengabdikan dirinya ke Demak setelah runtuhnya
Majapahit. Selanjutnya Empu Jaka Sura lebih dikenal sebagai Empu
Umyang.

Pada waktu itu Empu Umyang diutus sang Raja untuk membuat
keris yang lebih sakti daripada keris-keris yang pernah diciptakan.
Akan tetapi rupa-rupanya Empu Umyang tidak berhasil menjalankan
tugasnya dengan baik. Sang Raja sangat murka, dan Empu Umyang
kemudian diusir dari Demak. Empu Umyang terpaksa meninggalkan
Demak dengan hati yang kecewa dan duka. Dalam perjalanannya
yang sangat berat itu, akhirnya sampailah ia di kota Miring.
Menginjak desa Wanasari di daerah Kota Miring, Empu Umyang
melihat sebuah kolam yang sangat jernih airnya.

Kolam tersebut sering disebut sebagai kolam kehidupan. Sebab bila


ada binatang yang mati kemudian dimasukkan kedalam kolam itu
maka hiduplah kembali. Timbulah gagasan Empu Umyang, ingin
sekali membuat keris yang sakti di tempat itu. Segera ia
menyiapkan segala perlengkapannya. Mulailah ia bekerja. Besi
ditempa dibentuk mirip Kyai Sengkelat, berkelok tiga belas, sebagai
pendingin dipergunakan air sakti kolam tersebut. Ketika ia sedang
memasukkan bakal keris itu ke dalam kolam sakti, di sebuah pohon
di sendang ada seekor hantu yang sedang berayun-ayun. Setelah
selesai, ternyata pusaka keris yang dibuatnya itu benar-benar
ampuh dan hebat. Keris tersebut bersinar-sinar, cahayanya
memenuhi antariksa. Jaka Sura alias Empu Umyang sangat-senang
hatinya. Keris tersebut lalu diberi nama Tundung Mediun. Diberi
nama demikian sebab keris itu dibuat ketika ia diusir (ditundung)
dari Demak. Karena waktu keris itu dibuat, ia melihat seekor hantu
(memedi) yang sedang berayun-ayun maka lalu disebut Tundung
Mediun.

Anda mungkin juga menyukai