Anda di halaman 1dari 5

SINOPSIS SENI KRIYA LOGAM

KAPAL HANTU THE FLYING DUTCHMAN

Disusun oleh:

ELSE BATAU (4521103045)


KADEK JUNI JAYANTI (4521103047)
ST NURMAYA (4521103048)
PUTRA PRATAMA INDRA S (4521103058)
GRACE PUTRI SIRENDEN (4521103049)
ZULKIFLI ARIFIN (4521103065)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SASTRA
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022/2023
Legenda Kapal Hantu The Flying Dutchman
Dalam film Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest (2006) dan Pirates of the Caribbean: At
World's End (2007) muncul tentang kapal hantu yang bernama Flying Dutch Man. Legenda kapal
ini populer di kalangan pelaut. Kisahnya disebut-sebut berasal dari kapal VOC yang berlayar dari
kepulauan Nusantara ke negeri Belanda.

Ada yang menduga, legenda itu berasal dari Belanda. Ada juga yang mengatakanbberasal dari
sandiwara Inggris The Flying Dutchman (1826) oleh Edward Fitzball dan novel "The Phantom
Ship" (1837) oleh Frederick Marryat, kemudian di adaptasi ke cerita Belanda "Het Vliegend Schip"
(The Flying Ship) oleh pastor Belanda A.H.C. Rimer.
Dikisahkan kapten Hendrik Van der Decken sedang berlayar di laut di perairan Cape of Good
Hope (Tanjung Harapan), Afrika Selatan. Badai menyapu lautan pada suatu hari yang kelam di
tahun 1641.
Ia lalu bersumpah,“I will round this Cape, even if I have to keep sailing until doomsday! “(Aku
akan selalu mengarungi semenanjung ini, walaupun harus tetap terus berlayar sampai hari kiamat
menjelang!)”.
Bernard Fokke yang berjuluk Hendrik “van der Decken” adalah kapten kapal salah satu kapal
dagang dari armada Dutch East India Company (Vereenigde Oost-indische Compagnie – VOC),
di abad 17.
Ia dikenal sebagai kapten kapal yang temperamental, pemabuk. Namun kemampuan dalam
berlayar mengagumkan. Keahliannya membuat armada VOC memercayakan sebuah kapal
dagang.
Ia satu-satunya kapten kapal armada VOC yang mampu melakukan pelayaran tercepat dari Batavia
(Jawa) ke Holland (Belanda).
Tahun 1641, kapal yang dinakhodai Van der Decken dalam pelayaran pulang ke Holland dari
Batavia. Memasuki perairan Tanjung Harapan, Afrika Selatan, cuaca berubah. Langit mendadak
hitam, angin bertiup kencang dari tenggara. Badai mengamuk di perairan ujung selatan Afrika.
Angin keras yang berhembus tiba-tiba merobek kain layar kapal. Terjangan gelombang dan arus
merusak kemudi kapal. Kapal terombang-ambing di lautan lepas. Ia dan seluruh kru kapal
berupaya menaklukkan badai, namun sia-sia. Kapal besar bertiang tiga itu dipermainkan
gelombang dan angin. Di tengah keputusasaannya, Van der Decken menyumpahi langit dan bumi.
Ia mengucapkan sebuah sumpah yang membangkitkan kekuatan kegelapan. Saat suara badan kapal
menghantam karang, Van der Decken, ia mengucapkan sumpah terakhirnya: “I will round this
Cape even if I have to keep sailing until doomsday!”
Sejak itu kapal yang dinakhodai Van der Decken tidak pernah kembali ke Belanda. Dalam catatan
pelayaran, ia juga tak pernah berlabuh di dermaga manapun di seluruh dunia.
Catatan dokumen VOC di pertengahan abad 17 menyebutkan bahwa kapal itu dilaporkan hilang
dalam pelayaran dari Batavia menuju Holland saat mengangkut rempah-rempah. Diduga
tenggelam akibat badai di perairan Starndfontein, wilayah pantai Cape Town, Afrika Selatan.
Ratusan tahun sejak peristiwa, ratusan laporan mengalir dari ribuan saksi mata yang menyebutkan
melihat penampakan kapal hantu itu berlayar di sekitar Tanjung Harapan.
Beberapa Laporan Penampakan The Flysing Dutchman yang sempat didokumentasikan antara
lain, 1823: Kapten Oweb, HMS Leven mengisahkan telah dua kali melihat sebuah kapal kosong
terombang ambing ditengah lautan dari kejauhan, namun dalam sekejap mata kapal tersebut
kemudian menghilang.
Tahun 1835, dikisahkan pada tahun itu, sebuah kapal berbendera Inggris yang terkepung oleh
badai ditengah samudera, didatangi oleh sebuah kapal asing yang disebut-sebut sebagai Kapal
Hantu The Flying Dutchman, kemudian secara tiba-tiba kapal asing tersebut mendekat dan seakan-
akan ingin menabrak kapal mereka, namun anehnya sebelum keduanya saling berbenturan kapal
asing tersebut kemudian lenyap seketika.
Lantas 1881, tiga orang anak kapal HMS Bacchante termasuk King George V telah melihat sebuat
kapal tak berawak yang berlayar menentang arus kapal mereka. Keesokan harinya, salah seorang
daripada mereka ditemui mati dalam keadaan yang mengerikan.
Tahun 1879, anak kapal SS Pretoria juga mengaku pernah melihat kapal hantu tersebut.
Berikutnya 1939, kapal ini terlihat di Mulkzenberg, beberapa orang yang menyaksikannya terkejut
kerana kapal usang tersebut tiba-tiba menghilang
Lanjut 1941, beberapa saksi mata dipantai Glencairn melaporkan sebuah kapal usang yang
menabrak batu karang dan terpecah belah, namun setelah dilakukan penyelidikan di TKP, tidak
ada tanda-tanda dari bangkai kapal tersebut.
Kemudian 1942, empat orang saksi telah melihat sebuah kapal kosong memasuki perairan Table
Bay kemudian menghilang. Seorang pegawai telah mendokumentasikan penemuan tersebut di
dalam catatan hariannya.
1942, penampakan The Flying Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S
Jubilee di dekat Cape Town di bulan agustus 1942.

Pesan Moral
Pesan moral yang dapat dipetik dari Legenda Kapal Hantu The Flying Dutchman adalah kita
tidak boleh serakah, egois dan mementingkan diri sendiri, karena pada dasarnya orang yang
serakah dan egois selalu rugi.
Sumber cerita:
https://nasional.okezone.com/read/2021/03/31/337/2386887/legenda-kapal-hantu-
flyingdutchman-kapal-voc-dari-batavia?page=2
Dokumentasi Pembuatan Seni Kriya Logam Kapal Hantu The Flying
Dutchman

Anda mungkin juga menyukai