Anda di halaman 1dari 6

PENGENDALIAN PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE

ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN KANBAN PEMASOK


SEBAGAI UPAYA MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN
(Studi Kasus: PT.Semen Indonesia-Gresik)
Salpian Jumatusyawal1, Niluh Putu Hariastuti2
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri1,2
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
e-mail: salpiansyawal98@gmail.com

ABSTRACT
PT. Semen Indonesia is one of the industrial companies in the manufacturing sector that produces
cement. The company has several packaging factories to meet market demands. In handling
inventory planning and control at the packaging factory, the company orders 12 times a year which
should be minimized. The company has also experienced a shortage of inventory at its packaging
plant. This if left unchecked can harm the company. In this study, forecasting was carried out using
the exponential smoothing and moving average methods, after selecting the forecasting method,
the economic order quantity and supplier kanban were calculated. The results of the calculation
of the economic order quantity method produce an inventory cost of IDR. 1,669,346,420 and the
supplier kanban method produces an inventory cost of Rp. 7,533,241,738 for the company's policy
to produce an inventory cost of IDR. 5,587,454,440. From these results If the EOQ method is
applied in the company, the savings of IDR. 3,918,108,020 while the comparison of the kanban
method and the company's existing methods of total inventory cost shows that the company's
method is better applied than the Kanban method.
Kata kunci: Automosi, contoh, embedded system, kendaraan air, sistem dinamis.

ABSTRAK
PT. Semen Indonesia merupakan salah satu perusahaan industri bidang manufaktur yang memproduksi
semen. Perusahaan memiliki beberapa pabrik pengemasan guna memenuhi permintaan pasar. Dalam
penanganan mengenai perencanaan dan pengendalian persediaan pada pabrik pengemasannya persuhaan
melakukan pemesananan sebanyak 12 kali dalam setahun yang seharunya dapat di minimalkan. Perusahaan
juga pernah mengalami persediaan yang kurang pada pabrik pengemasannya. Hal ini jika dibiarkan dapat
merugikan perusahaan. Dalam penelitian ini dilakukan peramalan menggunakan metode exponential
smoothing dan moving average, setelah dilakukan pemilihan metode peramalan, dilakukan perhitungan
economic order quantity dan kanban pemasok. Hasil dari perhitungan metode economic order quantity
menghasilkan inventory cost sebesar Rp. 1.669.346.420 dan metode kanban pemasok menghasilkan inventory
cost sebesar Rp. 7.533.241.738 untuk kebijakan perusahaan menghasilkan inventory cost sebesar Rp.
5.587.454.440. Dari hasil tersebut Apabila metode EOQ ini diterapkan di perusahaan maka penghematan
sebesar Rp. 3.918.108.020 sedangkan perbandingan metode kanban dan metode yang ada diperusahaan dari
total inventory cost menunjukkan bahwa metode di perusahan lebih baik diterapkan daripada metode Kanban.
Kata kunci: Automosi, contoh, embedded system, kendaraan air, sistem dinamis.

PENDAHULUAN
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dahulu bernama Semen Gresik (Persero) Tbk, yang
bergerak dalam bidang pembuatan semen. Didirikan pada tanggal 25 Maret 1953 dan mulai
beroperasi secara komersial pada tanggal 07 Agustus 1957 perusahaan ini berlokasi di Jl. Veteran,
Gresik 61122, Jawa Timur, Indonesia. Agar perusahaan ini dapat mendistribusikan produknya
dengan cepat PT. Semen Indonesia (Persero) mendirikan beberapa pabrik pengemasan semen di
berbagai provinsi. PT.Semen Indonesia melakukan pemesanan bahan baku untuk pabrik-pabrik
-1-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IX 2021 ISSN xxxx-yyyyy
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

pengemasannya sebanyak (dua belas) 12 kali dalam setahun yang seharusnya peusahaan dapat
meminimalkan jumlah pemesanan dan dapat menghemat biaya pengeluaran. Selain itu PT. Semen
Indonesia juga pernah melakukan pemesanan bahan baku untuk pabrik Pengemasannya tetapi
bahan yang dipesan kurang dari jumlah kebutuhan (stock out), dengan demikian perusahan akan
menanggung biaya pemesanan untuk memesan kembali bahan baku. Perusahaan perlu melakukan
perencanaan dan pengendalian bahan baku yang tepat agar dapat memiliki persediaan yang
seoptimal mungkin demi kelancaran proses yang telah berlangsung.
Berdasarkan permasalahan yang telah terjadi perlu dilakukan analisa mengenai
pengendalian persediaan untuk pabrik pengemasan PT. Semen Indonesia. Seharusnya dengan
adanya kebijakan persediaan bahan baku yang diterapkan dalam perusahaan, biaya persediaan
tersebut dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk meminimumkan biaya persediaan tersebut dapat
digunakan analisis Economic Order Quantity (EOQ) dan Kanban pemasok. EOQ adalah volume
atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilakukan pada setiap kali pembelian [1].
Sedangkan pada metode Kanban perusahaan bisa menerapkan sistem Kanban Pemasok, yang di
dalamnya memuat informasi yang dibutuhkan perusahaan dalam pemesanan sesuai dengan
kebutuhan [2]. Metode-metode pengendalian persediaan ini dapat meminimalkan biaya dalam
pemesanan bahan baku dan dapat mengantisipasi penigkatan pesanan dari konsumen, sehingga
proses yang ada diperusahaan dapat berjalan dengan lancar dan permintaan konsumen dapat
terpenuhi.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian Persediaan
pengendalian persediaan merupakan sistem yang digunakan perusahaan sebagai laporan
untuk manajemen puncak maupun manajer sebagai alat ukur kinerja persediaan dan dapat
digunakan untuk membantu membuat kebijakan persediaan, seperti menjaga jangan sampai
perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan kehilangan pendapatan serta laba
usaha. Pengendalian persediaan (inventory control) yaitu kegiatan yang dilakukan perusahaan
untuk menjaga stok supaya tidak terjadi kekurangan dalam persediaannya [3].
Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ adalah salah satu teknik kontrol persediaan yang dapat meminimalkan jumlah
pesanan dan meminimalkan biaya total dari pesanan dan penyimpanan [4]. EOQ juga dapat
didefinisikan berupa jumlah pembelian bahan pada setiap kali pesan dengan biaya yang paling
rendah. Adapun langkah-langkah dalam perhitungan EOQ adalah sebagai berikut [3]:
1. kuantitas pemesanan, dengan rumus:
2.𝐷.𝑆
√ .............. (1)
𝐻
D = Jumlah permintaan per periode
S = Biaya pemesanan tiap kali pesan
H = Biaya penyimpan per unit
2. frekuensi pembelian
𝐷
𝑁 = ............. (2)
𝑄
N = frekuensi pembelian per tahun
D = Jumlah permintaan per periode
Q = Jumlah pesanan
3. persediaan pengaman (safety stock)
𝑆𝑠 = 𝑆𝐿. 𝑆𝑡𝑑. 𝐿 ........ (3)
SL = Service level
Std = Standar deviasi
-2-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IX 2021 ISSN xxxx-yyyyy
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

L = Lead time
4. titik pemesanan kembali (reorder point)

ROP = (Lx dh) + ss ..(4)


ss = Safety stock
Std = demand harian
L = Lead time
5. inventory rata-rata
1
𝐼 = 𝑠𝑠 + (𝑄 ) .........(5)
2
ss = Safety stock
Q = Kuantitas pemesanan

Kanban Pemasok
Kanban pemasok adalah sistem komunikasi atau kartu perintah yang digunakan untuk
melakukan pemesanan bahan baku sesuai dengan kuantitas kebutuhan yang diinginkan, kuantitas
sesuai dengan kapasitas persediaan untuk menghasilkan suatu produk [5]. Pada metode Kanban
pemasok menentukan adanya ketepatan waktu dan jumlah persediaan yang optimal guna
menghindari terjadinya stockout maupun persediaan yang menumpuk metode ini sangat berbeda
dengan metode Economic Order Quantity. Untuk menetukan jumlah kartu Kanban pemasok dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut [6]:
1. Untuk menetukan jumlah kartu Kanban yang ekonomis, maka dibutuhkan:
a. Kebutuhan harian
Dalam suatu perusahaan untuk memproduksi maka perlu diketahui berapa jumlah
kebutuhan per hari.
b. Frekuensi Pengiriman
Frekuensi pengiriman adalah jumlah pengiriman yang dibutuhkan dalam satu
periode tertentu. Frekuensi pengriman ini dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
∑ 𝑓𝑏
𝑓𝑝 = ..................(6)
𝑘
2. Siklus pesan
𝐴
𝑐 = ........................(7)
1
A =Jumlah hari satu kali pesan – waktu kirim

3. Waktu pemesanan
𝑊𝑝 = 𝑐𝑥𝐶 .......................(8)
c = Siklus pesan
C = Waktu pemuatan ke pnyimpanan
4. Setelah mengetahui nilai dari kebuthan harian, frekuensi pengiriman,siklus pesan, dan
waktu pemesanan maka jumlah kartu Kanban dapat dihitung dengan rumus berikut:

𝑑𝑥(𝑐+𝑊𝑝+𝛼)
𝑁= .......(9)
𝑘

N = Jumlah Kanban
d = Kebutuhan harian
c = Siklus pemesanan
Wp = Waktu pemesanan
K = Kapasitas penyimpanan
α = Koefisien pengaman

-3-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IX 2021 ISSN xxxx-yyyyy
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

METODE
Metode penelitian berfungsi untuk membantu penulisan sebuah laporan yang akan
dibahas dalam penelitian. Flowchart metode penelitian dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Flowchart Penelitian


Pertimbangan pemilihan metode peramalan/forecast, dalam penelitian ini menggunakan metode
peramalan Moving Averages dan Exponential Smoothing. Mengapa dari sekian banyak metode
peramalan hanya dua yang digunakan, sebab Moving Averages merupakan model ratarata bergerak
ini paling cocok untuk data yang berpola horizontal, yaitu data berfluktuasi disekitar rataratanya.
Tetapi metode ini tidak dapat bekerja dengan baik untuk data yang mengandung tren, yaitu jika
terjadi kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang pada data. Selain itu, metode ini kurang
maksimal untuk data yang mengandung pola musiman [7]. Sedangkan Exponential Smoothing
digunakan jika data tidak dipengaruhi secara signifikan oleh faktor tren dan musiman. Jika datanya
stasioner, maka dengan menggunakan metode pemulusan tunggal merupakan pendekatan yang
cukup baik. Namun, bila terdapat tren, metode ini tidak cukup baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan Peramalan
Peramalan dilakukan menggunakan metode Exponential Smoothing dan Moving Average serta
menggunakan Excel peramalan permintaan diperoleh dengan membandingkan metode
Exponential Smoothing α 0.2 dan α 0.3 dengan metode Moving Average dengan 2MA. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat digunakan alat kesalahan yaitu Mean Absolute Deviation
(MAD). Hasil pengukuran kesalahan dengan MAD menunjukkan bahwa metode Moving Average
dengan rata-rata 1321,9 untuk packing plant Ciwandan sedangkan Banyuwangi sebesar 1334,9
memiliki nilai yang baik karena menunjukkan nilian yang lebih kecil dibandingkan dengan
Exponetial smoothing α 0.2 dan α 0.3 yang menunjukan nilai lebih besar. Maka dari itu hasil
peramalan metode Moving Average yang akan digunakan untuk tahapan selanjutanya guna
menyelesaikan perhitungan pengendalian dan persediaan semen
Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan MAD
Metode Peramalan Metode Peramalan Exponential
Periode Moving Average Smothing
2 0.2 0.3
Januari 0 0 0
Februari 1919 3838 3838
Maret 1590,5 3948,6 494,4
April 1155 3099,72 1963,92

-4-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IX 2021 ISSN xxxx-yyyyy
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Mei 1702,5 2785,056 4779,744


Juni 1035,5 2628,0112 1274,8208
Juli 1912 3298,39776 2931,62544
Agustus 2191,5 3723,320448 6435,137808
September 37,5 819,6640896 4429,596466
Oktober 3926 7688,067182 4751,282474
November 90,5 1356,613436 3506,897732
Desember 302,5 876,3226873 3059,828412
Rata-rata 1321,9 2838,5 3122,1

Pembahasan Metode EOQ dan Kanban Pemasok


Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan EOQ dan Kanban

Perhitungan EOQ Kanban


Kuantitas pemesanan 89.132 ton 10.000 ton
Frekuensi pemesanan 2 kali 16 kali
Interval pemesanan 126 hari 14 hari
Safety stock 30.480 ton 1.379 ton
Reorder point 35.022 ton -
Invetory rata-rata 75.046 ton 6.380 ton

Dari table diatas dapat dilihat hasil dari perhitungan EOQ dan Kanban pemasok. Pada
kuantitas pemesanan EOQ didapatkan 89.132 ton dan Kanban sebesar 10.000 ton, Frekuensi
pemesanan EOQ sebanyak 2 kali dengan interval pemesanan 126 hari dan pada Kanban sebesar 16
kali dengan interval pemesanan 14 hari, safety stock metode EOQ sebesar 30.480 ton dan pada
metode Kanban sebesar 1.379 ton, reorder point pada metode EOQ sebesar 35.022 ton.

Pembahasan Perbandingan Metode EOQ dan Kanban Pemasok


Perbandingan metode dilakukan untuk mencari metode yang dapat memberikan biaya
minimal dengan frekuensi pemesanan yang kecil. Total biaya persediaan dan frekuesi pemesanan
bahan baku dihitung menggunakan metode EOQ dan metode Kanban pemasok.

Tabel 3. Hasil Inventory Cosit dan Frekuensi pengirimn


Kanban Economic Order Kebijakan
Perbandingan
Pemasok Quantity Perusahaan
Total Inventory
7.533.241.738 1.669.346.420 5.587.454.440
Cost
Frekuensi
16 2 12
pemesanan

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa metode EOQ lebih baik daripada metode kanban. Hal itu
dikarenakan biaya pemesanan yang dilakukan dengan menggunakan metode EOQ lebih sedikit
dibandingkan menggunakan metode kanban. Pemesanan dengan metode EOQ sebanyak 2
kali/periode dengan biaya Rp. 909.958.932, sedangkan dengan metode kanban sebanyak 16
kali/periode denga biaya Rp. 7.279.671.456. Dan metode yang di terapkan perusahaan total
inventory cost yang dihasilkan metode EOQ sebesar Rp. 1.669.346.420 sedangkan metode Kanban
pemasok sebesar Rp. 7.533.241.738.

-5-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IX 2021 ISSN xxxx-yyyyy
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

KESIMPULAN
1. Metode forecast yang digunakan adalah metoode moving average dan exponential
smoothing dikarenakan dari pola data, data berpola horizontal. Dan metode forecast
yang digunakan adalah metode moving average di karenakan metode ini memiliki nilai
MAD terkecil dari metode exponential smoothing.
2. Hasil Inventory Cost untuk bulan kedepan dari metode economic order quantity sebesar
Rp. 1.669.346.420 dengan frekuensi pemesanan sebesar 2 kali, inventory cost metode
Kanban pemasok sebesar Rp. 7.533.241.738 dengan frekuensi pemesanan 16 kali.
Sedangkan metode yang diterapakan perusahaan inventory cost sebesar Rp.
5.587.454.440 dengan frekuensi pemesanan sebesar 12 kali.
3. Metode economic order quantity merupakan metode terpilih yang paling efektif,
ekonomis, dan optimal untuk perode selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] S. Setiawan Yudi, Prawirosentono, “Analisis Economic Oreder Quantity (EOQ) Sebagai Alat
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dalam Mengefisienkan Biaya Persediaan Pada UKM Griya
Tas Bogor,” Manag. Ind., vol. 1, no. 3, pp. 1–21, 2015.
[2] H. Ponda et al., “Analisis Jumlah Kanban Pada Proses Produksi Support Assy Brake Pedal Part No
. Xxxx-Xxxx Di Departemen Welding Pt . Ntc,” vol. 1, no. 2, pp. 8–15, 2015.
[3] M. N. Daud, “ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI
WILTON KUALASIMPANG,” vol. 8, no. 2, pp. 184–198, 2017.
[4] E. P. Lahu et al., “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Guna Meminimalkan Biaya
Persediaan Pada Dunkin Donuts Manado,” J. EMBA J. Ris. Ekon. Manajemen, Bisnis dan Akunt.,
vol. 5, no. 3, pp. 4175–4184, 2017, doi: 10.35794/emba.v5i3.18394.
[5] N. Apriyani and A. Muhsin, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode
Economic Order Quantity Dan Kanban Pada Pt Adyawinsa Stamping Industries,” Opsi, vol. 10, no.
2, p. 128, 2017, doi: 10.31315/opsi.v10i2.2108.
[6] D. Herdiansyah, N. M. Suprapto, M. I. Ansani, U. Widyatama, and L. Produksi, “Perancangan dan
penerapan sistem kanban di pt xy,” vol. 6, no. 2, 2020.
[7] P. Samuel, F. Lefta, I. Indahsari, and L. Gozali, “Penentuan Metode Peramalan Permintaan Barang
Setengah Jadi Di Pt. Xyz,” J. Ilm. Tek. Ind., vol. 8, no. 1, pp. 7–17, 2020, doi:
10.24912/jitiuntar.v8i1.8066.

-6-

Anda mungkin juga menyukai