Anda di halaman 1dari 4

Sebuah nasehat yang indah

Saat sedang mencari sebuah file yang ada dalam folder “Miscellaneous” tiba-tiba terbaca
nama file “Nasehat pernikahan”. Kubuka, kubaca, dan akupun menitikkan air mata (kembali)
…persis seperti saat aku membacakannya di hadapan majelis pengajian Ibu-ibu menjelang
pernikahan adik bungsuku. Ibuku yang meminta aku sebagai kakak sulung membacakan
nasehat untuk adikku, menjelang pernikahannya. Sebenarnya Ibuku juga mendapat naskah
nasehat ini dalam bentuk fotokopian yang sudah berpindah tangan dari teman-teman
beliau. Fotokopiannya pun sudah tidak terang lagi karena sudah ‘turunan’ yang entah ke
berapa, maka aku ketik ulang dan tersimpanlah file ini dalam laptopku. Entah siapa yang
pertama kali menulisnya…mudah-mudahan penulisnya tidak keberatan jika aku jadikan
notes …bagi calon pengantin, pengantin baru, maupun pengantin lama..

“Pada pagi hari yang berbahagia ini saya ingin menyampaikan pesan dan nasehat
mewakili Ibu dan Bapak saya, sebagai ungkapan cinta kasih orangtua kepada putranya.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Kepada adindaku, sudilah kiranya membukakan hati untuk memperhatikan, dengan harapan
semoga ada beberapa hikmah yang dapat diraih untuk dijadikan bekal dalam meniti
kehidupan rumah tangga.

Adinda, anak Ibu dan Bapak tersayang, tiadalah cukup kata-kata, yang mampu
mengungkapkan rasasyukur Ibu dan Bapak kehadirat Allah Azzawajalla atas segala rahmat
dan karunia yang tiada putus-putusnya, tercurah kepada kami, di antaranya karunia nikmat
berupa umur, kesehatan, kesempatan dan rizki untuk mengantarmu ke gerbang kehidupan
yang baru dengan segala doa dan restu kami.

Sesungguhnya saat ini hati kami dipenuhi rasa syukur yang amat dalam dan kebahagiaan
yang tiada tara bandingannya karena pekan depan Insya Allah Ibu dan Bapak akan melepas
engkau mengarungi samudera kehidupan dalam biduk rumah tangga dengan wanita pilihan
hatimu.

Engkau akan berumah tangga adikku sayang dan pernikahan dalam Islam bukanlah sekedar
untuk memenuhi naluri insani semata, namun ia mempunyai nilai-nilai agama yang suci
yang harus merupakan ibadah dan pengabdian sang insan terhadap zat Maha Pencipta. Oleh
karena itu Allah SWT menetapkan suatu ikatan suci yang disebut akad nikah yang
merupakan ikrar ijab dari Bapak sebagai ayah yang harus dijawab oleh engkau adikku tanpa
menunggu sedetik pun sebagai tanda kesediaanmu menikahi calon istrimu dan
menerimanya sebagai amanah dari Allah yang harus dipertanggungjawabkan di yaumil akhir
nanti.

Adinda, anak Ibu dan Bapak tersayang. Dalam menjalani hidup yang selalu dililiti rantai
takdir yang merupakan untaian antara suka dan duka, bahagia dan sengsara, kaya dan
miskin, redup dan cerah, sehat dan sakit, akhirnya tanpa kecuali akan diakhiri dengan
kematian yang akan membawa kita ke tahapan hidup di alam barzah, kemudian berlanjut
dalam kekekalan di yaumil akhir di mana kita harus bersimpuh di hadapan zat yang Maha
Agung, zat yang Maha Adil untuk menyerahkan segala tanggung jawab kita mengenai segala
perilaku kita di dunia ini. Rasanya mudah untuk dimengerti bahwa dunia ini hanyalah
merupakan persinggahan sejenak, tempat kita mencari bekal agar dapat kembali ke
haribaan Allah SWT, zat Maha Perkasa dalam keadaan ridla dan diridlai.

Belajarlah bersabar dalam kesedihan dan bersyukur dalam suka. Firman Allah SWT: Dan
bawalah bekal, sebaik-baik bekal adalah taqwa. Bertaqwalah kepadaKu wahai orang yang
menggunakan pikiran.

Dalam taqwa terkandung arti bahwa kita harus mematuhi segala perintah Allah dan patut
pula menjauhi larangan-Nya. Namun adikku sayang, kita tidak akan pernah tahu apa saja
perintah-perintah Allah itu dan apa pula segala larangan-Nya; bila kita tidak mempelajari
ilmu-ilmu yang terkandung dalam Al Qur’an yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan
dalam hadits Rasullullah SAW. Oleh karena itu untuk mengimbangi ilmu-ilmu yang telah
engkau raih dengan cukup memadai, Ibu dan Bapak ingin berpesan, perdalamlah ilmu-ilmu
Islam dengan penghayatan dan pengalaman yang lebih sungguh-sungguh, sehingga kau
temukan mutiara-mutiara hikmah yang mampu memperkaya dan memperkuat jiwamu,
dalam menghadapi segala tantangan hidup, menuju kebahagiaan dan keselamatan lahir
bathin dunia dan akhirat.

Adinda, anak Ibu dan Bapak yang kami cintai. Pada hari yang mulia ini kami ingin
mengucapkan terima kasih dari lubuk kalbu yang paling dalam karena selama ini engkau
merupakan salah satu sumber kebahagiaan kami, selama ini engkau telah berusaha
menyenangkan kami.
Semoga ikrar ini menjadi wasilah atau penolong tercurahnya rahmat Allah SWT terhadap
dirimu, namun betapapun besarnya cinta kasih kami kepadamu, kami hanyalah manusia
biasa yang sering khilaf dan berbuat salah dan bahkan pula marah, karena itu apabila ada
hal-hal itu selama membesarkan dan mendidikmu, maafkanlah dan yakinilah semuanya itu
tidak disengaja, dan dasar segalanya adalah cinta dan kasih sayang semata-mata. Semoga
kesediaanmu memaafkan kami akan menjadi wasilah ringannya hisab bagi Ibu dan Bapak
apabila kami menghadap kehadirat Allah SWT menyerahkan tanggung jawab kami sebagai
orang tua. Amiin Ya Rabbal ‘alamiin.

Bila engkau sendiri pernah berbuat salah Ibu dan Bapak selalu memaafkannya terutama hari
ini tinggal sepekan lagi kau pijakkan kakimu ke gerbang kehidupan yang baru, kami
hapuskan segala kesalahanmu dengan harapan semoga dengan ridla Ibu dan Bapak ridla
pula Allah SWT terhadap dirimu dengan melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya,
bahagialah engkau adikku sayang, selamatlah lahir bathin dunia dan akhirat. Aamiin.

Adikku,

Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Adz Dzaariyaat ayat 56, Tidak Kuciptakan jin dan
manusia kecuali untuk ibadah kepadaKu.

Oleh karena itu hendaklah engkau bersama istrimu membangun sebuah kehidupan rumah
tangga yang berlandaskan iman dan taqwa, dirikanlah tiang-tiangnya berupa shalatmu, baik
yang wajib maupun yang sunnah, dindingilah istana rumah tanggamu dengan beton-beton
yang kuat berupa amal-amal shaleh dan silaturahmi-silaturahmimu, pasanglah rusuk-rusuk
atapnya berupa puasamu, zakatmu, beserta hajimu kelak, dan semoga akhirnya Allah SWT
akan memberikan keteduhan atap berupa rahmat dan ridla-Nya dimana kalian dapat
bernaung dengan tentram dan damai bukan saja di dunia ini tetapi juga di akhirat nanti.

Semoga rumah tanggamu akan dihangatkan oleh kehadiran dan celoteh anak-anakmu yang
shaleh dan shalihah yang akan membahagiakan kita semua. Semoga Allah
menganugerahkan-Nya kelak. Amiin Ya Rabbal ‘alamiin.
Sekarang dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim, disertai doa Ibu dan Bapak
adikku sayang, berlayarlah engkau mengarungi samudera hidup dengan niat yang lurus,
iman yang teguh serta hati yang mantap. Namun apabila biduk rumah tanggamu terbentur
karang-karang tajam, bila impian-impian indah dihadapkan kepada kenyataan-kenyataan
yang pahit, bila bukit-bukit harapan diguncang gempa cobaan, Ibu dan Bapak ingin agar
engkau kuat berpegang pada tali Allah, khusyu’ bersujud mohon petunjuk, teguh tangguh
berdampingan, tetap tegar menghadapi segala tantangan hidup. Semoga tercapailah segala
yang kau dambakan, selama hal itu akan membawa kepada keselamatan dan kebahagiaan
lahir bathin dunia dan akhirat. Amiin Ya Rabbal ‘alamiin.

Pejompongan, 19 Juni 2004 (1 Jumadil Awal 1425 H)

Anda mungkin juga menyukai