Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN PELAYANAN TAHAP TERMINAL

RS. KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE


Jl. Tubagus Ismail No.46 Telp. (022) 2501985 Fax. (022) 2501984
Website : www.rskghabibie.com Email : rskginjal@yahoo.com
Bandung – Jawa Barat
2017
LEMBAR PENGESAHAN

PANDUAN PELAYANAN TAHAP TERMINAL

Bandung, Januari 2017

Disusun,

dr. Esther Sylviani

Disetujui, Ditetapkan,

Dr. Noor Rusma Hidayati Dr. Qania Mufliani, MM


Wadir Medis Direktur
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE

Panduan Pelayanan Pelayanan Tahap Terminal

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE
NOMOR : .. /….. /… /RSKG-SK-DIR/ 2017
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN TAHAP TERMINAL

PANDUAN PELAYANAN TAHAP TERMINAL

BAB I
DEFINISI

Kehilangan dan kematian adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat
universal dan unik secara individual. Hidup adalah seragkaian kehilangan dan pencapaian.
Dukacita adalah respon alamiah terhadap kehilangan. Penting artinya untuk diperhatikan bahwa
apapun yang dikatakan disini tentang proses dukacita dan kehilangan yang terdapat dalam
perspektif social dan historis mungkin berubah sepanjang waktu dan situasi. Menjadi tua adalah
proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap mahluk hidup dan meninggal dengan tenang
adalah dambaan setiap insan. Namun sering kali harapan dan dambaan tersebut tidak tercapai.
Kondisi terminal merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami sakit atau
penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan menuju pada proses kematian dalam
6 (enam) bulan atau kurang. Dalam masyarakat kita, umur harapan hidup semakin bertambah dan
kematian semakin banyak disebabkan oleh penyakit-penyakit degeneratif seperti kanker dan
stroke. Pasien dengan penyakit kronis seperti ini akan melalui suatu proses pengobatan dan
perawatan yang panjang. Jika penyakitnya berlanjut maka suatu saat akan dicapai stadium
terminal yang ditandai dengan oleh kelemahan umum, penderitaan, ketidak berdayaan, dan
akhirnya kematian.
Proses terjadinya kematian diawali dengan munculnya tanda-tanda yaitu sakaratul maut
dalam istilah disebut dying. Untuk itu perlu adanya pendampingan terhadap pasien yang
menghadapi sakatarul maut ( Dying). Pada tahap pelayanan terhadap pasien dalam kondisi
terminal juga bisa dikondisikan pasien dalam kondisi sakaratul maut sehingga seluruh aspek
pelayanan dan perawatan pada pasien berada dalam kondisi seperti ini dapat disamakan. “
Bimbinglah orang yang hendak mati mengucapkan ( kalimat/perkataan) : “ Tiada Tuhan Selain
Allah” (HR. Muslim). Sangat penting diketahui untuk kita, sebagai tenaga kesehatan tentang
|1
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE

Panduan Pelayanan Pelayanan Tahap Terminal

bagaimana cara menangani pasien yang menghadapi sakaratul maut. Inti dari penanganan pasien
yang menghadapi sakaratul maut adalah dengan memberikan perawatan yang tepat seperti
memberikan perhatian yang lebih terhadap pasien sehingga pasien dan keluaga lebih sabar dan
ikhlas dalam menghadapi kondisi sakaratul maut.
Untuk meningkatkan pelayanan akan kebutuhan tersebut yang rumah sakit diperlukan
suatu Panduan. Buku panduan tersebut diharapkan dapat menjadi pegangan atau acuan dalam
memberikan pelayanan terhadap pasien tahap terminal secara komprehensip dan juga terhadap
pasien dalam kondisi sakaratul maut di rumah sakit.
← Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan untuk pasien
yang mengalami sakit atau penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan menuju
pada proses kematian dalam 6 (enam) bulan atau kurang. Pasien yang berada pada tingkat akhir
hidupnya memerlukan pelayanan yang berfokus akan kebutuhannya yang unik. Pasien dalam
tahap ini dapat menderita gejala lain yang berhubungan dengan proses penyakit atau terapi
kuratif atau memerlukan bantuan berhubungan dengan faktor psikososial, agama , dan budaya
yang berhubungan dengan proses kematian. Keluarga dan pemberi layanan dapat diberikan
kelonggaranmelayani pasien tahap terminal dan membantu meringankan rasa sedih dan
kehilangan.
Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi.Kematian
adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau mengikuti
periode sakit yang panjang . Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju
kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik , psikososial dan spiritual bagi
individu. (Carpenito ,1995 )Pasien Terminal adalah pasien – pasien yang dirawat , yang sudah
jelas bahwa mereka akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. (P.J.M.
Stevens, dkk ,hal 282, 1999 )
Pendampingan dalam proses kematian adalah Suatu pendampingan dalam kehidupan
karena mati itu termasuk bagian dari kehidupan .Manusia dilahirkan, hidup beberapa tahun, dan
akhirnya mati. Manusia akan menerima bahwa itu adalah kehidupan, dan itu memang akan
terjadi, kematian adalah akhir dari kehidupan ( P.J.M. Stevens, dkk, 282,1999 ).Sakaratul Maut
(Dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai
hal dan harapan tertentu untuk meninggal.Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya
pernafasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, ditandai
dengan terhentinya aktifitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap.Selain
itu, dr.H.Ahmadi NH,Sp.KJ juga mendefininisikan Death adalah hilangnya fase sirkulasi dan
respirasi yang irreversible, hilangnya fase keseluruhan otak, termasuk batang otak.Dying dan
death merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta merupakan suatu fenomena
tersendiri. Dying lebih ke arah suatu proses, sedangkan death merupakan dari hidup. ( Eny Retna
|2
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE

Panduan Pelayanan Pelayanan Tahap Terminal

Ambarawati, 2010).
1. Deskripsi Pola Hidup
Pada tata laksana pelayanan pada pasien yang mengalami tahap terminal dan sakaratul
maut ini dapat dilihat hal-hal yang berkaitan seperti :
 Deskripsi Rentang Pola Hidup Sampai Menjelang Kematian
Pandangan pengetahuan tentang kematian yang dipahami oleh seseorang berbeda-beda.
Adapun seorang ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang deskripsi rentang pola hidup
sampai menjelang kematian adalah Martocchio. Menurut Martocchio, rentang pola hidup sampai
menjelang kematian sebagai berikut :
a. Pola Puncak dan lembah
Pola ini berkarakteristik periodik yang sangat tinggi (puncak) dan periode krisis (lemah).
Pada kondisi puncak, pasien benar-benar merasakan harapan yang tinggi atau besar.
Sebaliknya pada periode lembah, klien merasa sebagai kondisi yang menakutkan sampai bisa
menimbulkan depresi.
b. Pola dataran yang turun
Karakteristik dari pola ini adalah adanya sejumlah tahapan dari kemunduran yang terus
bertambah dan tidak terduga, yang terjadi selama atau setelah periode kesehatan yang
stabil serta berlangsung pada waktu yang tidak bisa di pastikan.
← c. Pola tebing yang menurun
Karakteristik dari pola ini adalah adanya kondisi penurunan yang menetap atau stabil,
yang menggambarkan semakin buruknya kondisi. Kondisi ini dapat diramalkan dalam waktu
yang bisa diperkirakan baik dalam ukuran jam atau hari. Kondisi ini lazim ditemui di unit
Khusus (Intensive Care Unit).
d. Pola landai yang turun sedikit-sedikit
Karakteristik dari pola ini kehidupan yang mulai surut dan hampir tidak teramati sampai
akhirnya mengebat menuju maut.
 
2. Perkembangan Persepsi Tentang Kematian
Didalam kehidupan masyarakat dewasa, kematian adalah sesuatu yang sangat
menakutkan. Sebaliknya, pada anak-anak usia 0-7 tahun kematian itu adalah sesuatu hal yang
biasa saja, yang ada dipikirannya kematian adalah sesuatu hal yang hanya terjadi pada orang tua
yang sakit. Mereka sangat acuh sekali dengan kematian.
            Seiring dengan perkembangan usianya menuju kedewasaan, mereka mengerti tentang apa
itu kematian. Karena itu berkembanglah klasifikasi tentang kematian menurut umur yang
didefinisikan oleh Eny Retna Ambarwati, yaitu :
 Bayi – 5 tahun
|3
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE

Panduan Pelayanan Pelayanan Tahap Terminal

Tidak mengerti tentang kematian, keyakinan bahwa mati adalah tidur atau pergi yang
temporer.
 5-9 tahun
Mengerti bahwa titik akhir orang yang mati dapat dihindari.
 9-12 tahun
Mengerti bahwa mati adalah akhir dari kehidupan dan tidak dapat dihindari, dapat
mengekspresikan ide-ide tentang kematian yang diperoleh dari orang tua atau dewasa lainnya.
 12-18 tahun
Mereka takut dengan kematian yang menetap, kadang-kadang memikirkan tentang kematian
yang dikaitkan dengan sikap religi.
 18-45 tahun
Memiliki sikap terhadap kematian yang dipengaruhi oleh religi dan keyakinan
 45-65 tahun
Menerima tentang kematian terhadap dirinya. Kematian merupakan puncak kecemasan
 65- tahun ke atas
Takut kesakitan yang lama. Kematian mengandung beberapa makna : terbebasnya dari rasa
sakit dan reuni dengan anggota keluarga yang telah meninggal.
 
3. Ciri-ciri pokok pasien yang akan meninggal
Pasien yang menghadapi sakaratul maut akan memperlihatkan tingkah laku yang khas
antara lain:
a. Penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur angsur yang dimulai pada
gerakan paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan, ujung hidung, yang terasa
dingin dan lembab.
b. Kulit nampak kebiru biruan kelabu atau pucat
c. Nadi mulai tak teratur lemah dan pucat
d. Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene nokes
e. Menurunnya tekanan darah peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila
ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi dari
individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas
tampak lebih pasrah menerima.

|4
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE

Panduan Pelayanan Pelayanan Tahap Terminal

BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan tahap terminal di lakukan di setiap unit yaitu IGD, Rawat Inap,
dan Unit Hemodialisa di RS. Khusus Ginjal NY. RA Habibie

|5
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE

Panduan Pelayanan Pelayanan Tahap Terminal

BAB III
TATA LAKSANA

A. TataLaksana
  Tatalaksana kegiatan pelayanan pada tahap terminal akhir hidup di rumah sakit terdiri
antara lain:
a. Menghormati keputusan dokter untuk tidak melanjutkan pengobatan dengan persetujuan
pasien dan atau keluarganya
b. Melakukan asesmen dan pengelolaan yang sesuai terhadap pasien dalam tahap terminal.
Problem yang berkaitan dengan kematian antara lain:
 Masalah fisik berkaitan dengan kondisi atau penyakit terminalnya
 Masalah psychology, ketidakberdayaan, kehilangan kontrol, ketergantungan, dan
kehilangan diri dan harapan.
 Masalah sosial isolasi dan perpisahan
 Masalah spiritual
c. Memberikan pelayanan dan perawatan pada pasien tahap terminal dengan hormat
dan respect
d. Melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri, secara primer atau sekunder
serta memberikan pengobatan sesuai permintaan pasien dan keluarga
e. Menyediakan akses terapi lainnya yang secara realistis diharapkan dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien, yang mencakup terapi alternatif atau terapi non
tradisional
f. Melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek budaya pasien dan
keluarga.
g. Melakukan asesmen status mental terhadap keluarga yang ditinggalkan serta
edukasi terhadap mekanisme penanganannya.
h. Peka dan tanggap terhadap harapan keluarganya
i. Menghormati hak pasien untuk menolak pengobatan atau tindakan medis lainnya.
j. Mengikutsertakan keluarga dalam pemberian pelayanan
 
Layanan tahap akhir di rumah sakit dilakukan di instalasi gawat darurat dan di unit rawat
inap. Adapun proses operasional pelayanan ini atau asesmen pasien tahap terminal dilakukan
oleh perawat/bidan dengan kualifikasi lulusan D3 / D4 / S1 keperawatan atau kebidanan yang
mempunyai surat tanda registrasi ( STR ) dan bekerja di rumah sakit minimal 6 bulan, yang

|6
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE

Panduan Pelayanan Pelayanan Tahap Terminal

meliputi intervensi atau mengurangi rasa sakit, gejala primer, dan atau sekunder, mencegah
gejala dan komplikasi sedapat mungkin intensitas dalam hal masalah psikologis, pasien dan
keluarga, masalah emosional dan kebutuhan spiritual mengenai kematian dan kesusahan,
intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek budaya pasien dan keluarga, serta
mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam pemberian pelayanan.
Instalasi Gawat DaruratFasilitas Pelayanan pada tahap terminal meliputi :
Fasilitas yang ada :
 Monitor
 ECG
 Defibrilator
 Ambubag (VSM)
 Masker oksigen & Tabung Oksigen
 Suction set
 Endoctracheal tube
 Kateter
 Pipa endotracheal
 Nasogastric tube (NGT)
 Disposible Spuit
 Alkohol swab
 Injeksi Plug
 Wing niddle
 Infus set
 Injeksi analgesic
 Obat-obatan resusitasi (adrenalin, dopamin, sulfas atropin, dan lain-lain)

Unit Rawat Inap


Fasilitas yang ada :
 Monitor (ICU)
 ECG
 Defibrilator
 Ventilator (ICU)
 Ambubag (VSM)
 Masker oksigen dan tabung oksigen
 Suction set

|7
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE

Panduan Pelayanan Pelayanan Tahap Terminal

 Endotrakeal tube
 Kateter
 Pipa endotracheal
 Nasogastric tube (NGT)
 Disposible spuit
 Alkohol swab
 Injeksi Plug
 Wing niddle
 Infus set
 Injeksi Analgesik
 Obat-obatan resusitasi (adrenalin, dopamin, sulfas atropin, dan lain-lain).
 
Unit rawat inap lainnya :
Bila kondisi pasien yang terminal atau sakratul maut menempati ruang biasa seperti zaal,
maka pasien ditempatkan pada bagian pinggir dekat jendela, dan ditemani oleh keluarga dan
dimonitor oleh perawat sebagai penanggung jawab untuk mengontrol kondisi pasien, dan bila
sewaktu-waktu mengalami perubahan kondisi dan melaporkan pada Dokter Penanggung Jawab
Pasien atau dokter jaga IGD untuk memastikan kondisi pasien.Bila pasien meninggal dunia,
maka dilakukan tindakan perawatan pasien setelah meninggal dunia atau perawatan jenazah,
dengan tujuan : Membersihkan dan merapikan jenazah, memberikan penghormatan terakhir dan
rasa puas kepada sesama insani.
Peralatan yang diperlukan :
 Celemek atau Skort
 Verban atau kassa gulung
 Pinset
 Sarung tangan
 Gunting perban
 Bengkok atau piala ginjal 1
 Baskom 2
 Waslap 2
 Kantong plastik kecil (tempat perhiasan)
 Kartu identitas pasien atau gelang identitas
 Kain Kafan
 Kapas lipat lembab dalam koran

|8
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE

Panduan Pelayanan Pelayanan Tahap Terminal

 Kasa berminyak dalam kom


 Kapas lipat kering dalam kom
 Kapas berminyak (Baby oil) dalam kom
 Kapas alkohol dalam kom
 Lysol 2-4%
 Ember bertutup
Prosedur :
 Memberitahukan pada keluarga pasien
 Mempersiapkan peralatan dan dekatkan ke jenazah
 Mencuci tangan
 Memakai celemek atau skort
 Memakai hands scoon
 Melepas perhiasan dan benda-benda berharga lain diberikan kepada keluarga pasien
(dimasukkan dalam kantong plastik).
 Melepaskan peralatan invasif (selang, kateter, NGT tube dan lain-lain)
 Membersihkan mata pasien dengan kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak.
 Membersihkan bagian hidung kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak.
 Membersihkan bagian telingan dengan kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak.
 Membersihkan bagian mulut dengan kassa
 Merapikan rambut jenazah dengan sisir.
 Mengikat dagu dari bawah dagu sampai ke atas kepala dengan verban gulung.
 Menurunkan selimut sampai ke bawah kaki
 Membuka pakaian bagian atas jenazah, taruh dalam ember
 Melipat tangan dan mengikat pada pergelangan tangan dengan verban gulung
 Membuka pakaian bagaian bawah, taruh dalam ember
 Membersihkan genetalia dengan kassa kering dan waslap
 Membersihkan bagian anus dengan cara memiringkan jenazah ke arah kiri dengan meminta
bantuan keluarga.
 Memasukkan kassa berminyak ke dalam anus jenazah
 Melepaskan stick laken dan perlak bersamaan dengan membentangkan kain kafan, lipat stick
laken dan taruh dalam ember.
 Mengembalikan ke posisi semula
 Mengikat kaki dibagian lutut jenazah, pergelangan kaki, dan jari-jari jempol dengan
menggunakan verban gulung

|9
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE

Panduan Pelayanan Pelayanan Tahap Terminal

 Mengikatkan identitas jenazah, pada jempol kaki


 Membuka boven laken bersamaan dengan pemasangan kain kafan
 Jenazah di rapikan dan dipindahkan ke brankart
 Alat-alat tenun dilepas dan dimasukkan ke dalam ember serta melipat kasur
 Merapikan alat
 Melepas hand scoon
 Melepaskan celemek
 Mencuci tangan
Setelah selesai perawatan jenazah, kemudian jenazah dibawa ke kamar jenazah dan
setelah mencapai 2 jam, boleh dibawa pulang oleh keluarga, dengan serah terima antar perawat
dan keluarga, gelang identitas dilepas.
  

|10
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE

Panduan Pelayanan Pelayanan Tahap Terminal

BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumen yang diperlukan meliputi :


a. Status rawat jalan emergency (Instalasi Gawat Darurat)
b. Status rawat inap / Catatan Pelayanan antar profesi kesehatan
c. Format asesmen pasien tahap terminal
d. Format pelayanan kerohanian
e. Buku catatan pelayanan kerohanian
f. Surat kematian.

|11

Anda mungkin juga menyukai