Anda di halaman 1dari 18

15.

Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari


standar prosedur/monitoring surveilans proses.
16. Melakukan investigasi, menetapkan, dan melaksanakan penanggulangan infeksi
bila ada kejadian luar biasa di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.

B. Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


1. Persyaratan jabatan:
a. Dokter yang mempunyai minat dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Pernah mengikuti pelatihan dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2. Uraian tugas:
a. Bertanggung jawab atas:
- Terselenggaranya dan evaluasi program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi.
- Penyusunan program manajerial dan pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
- Tersedianya Standar Prosedur Operasional Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi.
- Penyusunan dan penetapan serta mengevaluasi kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
- Memberikan kajian kejadian luar biasa infeksi di Rumah Sakit.
- Terselenggaranya pelatihan dan pendidikan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi.
- Terselenggaranya pengkajian pencegahan dan pengendalian risiko infeksi.
- Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan terkait dengan Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
- Terselenggaranya pertemuan berkala.
b. Melaporkan kegiatan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi kepada
Direktur.

C. Sekretaris Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


1. Persyaratan jabatan:
a. Dokter/IPCN/tenaga kesehatan lain yang mempunyai minat dalam Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi
b. Pernah mengikuti pelatihan dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
c. Purna waktu
2. Uraian tugas:
a. Memfasilitasi tugas Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
b. Membantu koordinasi.
c. Mengagendakan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

D. IPCD/Infection Prevention Control Doctor


1. Persyaratan jabatan:
a. Dokter yang mempunyai minat dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
c. Memiliki kemampuan leadership
2. Uraian tugas:
a. Berkontribusi dalam pencegahan, diagnosis, dan terapi infeksi yang tepat.
b. Turut menyusun pedoman penggunaan antibiotika dan surveilans.
c. Mengidentifikasi dan melaporkan pola kuman dan pola resistensi antibiotika.
d. Bekerja sama dengan IPCN/perawat melakukan monitoring kegiatan surveilans
infeksi dan mendeteksi serta investigasi kejadian luar biasa.
e. Bersama Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi memperbaiki kesalahan
yang terjadi, membuat laporan tertulis hasil investigasi dan melaporkan kepada
Direktur Rumah Sakit.
f. Membimbing dan mengadakan pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
bekerja sama dengan Unit Kerja Sumber Daya Insani dan Diklat di Rumah Sakit.
g. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
h. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.

E. IPCN/Infection Prevention and Control Nurse


1. Persyaratan jabatan:
a. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III Keperawatan
b. Mempunyai minat dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
c. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi dan IPCN
d. Memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau setara
e. Memiliki kemampuan leadership dan inovatif
f. Bekerja purna waktu
2. Uraian tugas:
a. Melakukan kunjungan kepada pasien yang berisiko di ruangan setiap hari untuk
mengidentifikasi kejadian infeksi pada pasien baik di Rumah Sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
b. Memonitor pelaksanaan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi,
kepatuhan penerapan Standar Prosedur Operasional, dan memberikan saran
perbaikan bila diperlukan.
c. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
d. Turut serta melakukan kegiatan mendeteksi dan investigasi kejadian luar biasa.
e. Memantau petugas kesehatan yang terpajan bahan infeksius/tertusuk bahan
tajam bekas pakai untuk mencegah penularan infeksi.
f. Melakukan diseminasi prosedur kewaspadaan isolasi dan memberikan
konsultasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang diperlukan pada
kasus tertentu yang terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan.
g. Melakukan audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di seluruh wilayah
fasilitas pelayanan kesehatan dengan menggunakan daftar tilik.
h. Memonitor pelaksana pedoman penggunaan antibiotika bersama Komite
Pengendalian Resistensi Antimikroba.
i. Mendesain, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi, dan melaporkan
surveilans infeksi yang terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan bersama Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
j. Memberikan motivasi kepatuhan pelaksanaan program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
k. Memberikan saran desain ruangan Rumah Sakit agar sesuai dengan prinsip
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
l. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung Rumah Sakit tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
m. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pasien, keluarga, dan
pengunjung tentang topik infeksi yang sedang berkembang new emerging dan
reemerging atau infeksi dengan insiden tinggi.
n. Sebagai koordinator antar dan mengendalikan infeksi di Rumah Sakit.
o. Memonitor dan evaluasi peralatan medis single use yang di-reuse.

F. IPCLN/Infection Prevention and Control Link Nurse Ruang Perawatan Rawat Inap
Mekah – Madinah
1. Persyaratan jabatan
a. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III yang mempunyai minat dalam
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
2. Uraian tugas (IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung petugas):
a. Mencatat data surveilans dari setiap pasien di unit pelayanan rawat inap
masing-masing.
b. Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan kepatuhan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada setiap personil ruangan di unitnya
masing-masing.
c. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan
kewaspadaan isolasi.
d. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya HAIs pada
pasien.
e. Bila terdapat infeksi potensial kejadian luar biasa melakukan penyuluhan bagi
pengunjung dan konsultasi prosedur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
berkoordinasi dengan IPCN.
f. Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga, dan pengunjung,
serta konsultasi prosedur yang harus dilaksanakan.
g. Memantau pelaksanaan bundle flebitis:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter infus.
2) Gunakan alat pelindung diri pada saat pemasangan dan perawatan kateter
infus.
3) Bersihkan kulit daerah insersi menggunakan antiseptik yang sesuai sebelum
pemasangan infus.
4) Ganti perban bila basah dan hindari sentuhan yang mengkontaminasi
daerah insersi saat mengganti dressing.
5) Optimalisasi pemilihan lokasi kateter infus dengan menghindari
menggunakan vena femoralis untuk akses vena sentral pada pasien
dewasa.
h. Memantau pelaksanaan bundle dekubitus:
1) Mengubah posisi pasien setiap 2 jam sekali atau duduk jika memungkinkan.
2) Menganjurkan nutrisi yang adekuat.
3) Segera membersihkan feses atau urin dari kulit untuk mencegah iritasi.
4) Inspeksi daerah rawan dekubitus dan melaporkan bila ada kemerahan.
5) Menjaga kulit agar tetap kering, linen bersih, dan bebas kerutan.
6) Menggunakan kain pengalas bila memindahkan pasien tirah baring.
7) Lakukan latihan gerak minimal 2 kali sehari untuk mencegah kontraktor.
8) Gunakan kasur angina untuk mengurangi tekanan.
i. Memantau pelaksanaan bundle ISK:
1) Pemasangan kateter dilakukan bila diperlukan saja dan segera lepas bila
sudah tidak diperlukan lagi.
2) Cara drainase urin yang lain seperti kateter kondom, kateter suprapubik,
kateter selang-seling (intermitten) dapat digunakan sebagai ganti
kateterisasi menetap bila memungkinkan.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah manipulasi kateter.
4) Pemasangan secara aseptik.
5) Gunakan pengaman diri.
6) Sambungan kateter dan pipa tidak boleh dilepas kecuali untuk kepentingan
irigasi.
7) Kantong penampung harus dikosongkan secara teratur.
8) Perawatan meatus sehari-hari.
j. Memantau pelaksanaan bundle ILO:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter infus.
2) Gunakan alat pengaman diri pada saat pemasangan dan perawatan kateter
infus.
3) Bersihkan kulit daerah insersi menggunakan antiseptik yang sesuai sebelum
pemasangan infus.
4) Ganti perban bila basah dan hindari sentuhan yang mengkontaminasi
daerah insersi saat mengganti dressing.
5) Optimalisasi pemilihan lokasi kateter infus dengan menghindari
menggunakan vena femoralis untuk akses vena sentral pada pasien
dewasa.

G. IPCLN/Infection Prevention and Control Link Nurse Ruang Perawatan Rawat Inap
Arofah
1. Persyaratan jabatan
a. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III yang mempunyai minat dalam
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
2. Uraian tugas (IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung petugas):
a. Mencatat data surveilans dari setiap pasien di unit pelayanan rawat inap
masing-masing.
b. Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan kepatuhan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada setiap personil ruangan di unitnya
masing-masing.
c. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan
kewaspadaan isolasi.
d. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya HAIs pada
pasien.
e. Bila terdapat infeksi potensial kejadian luar biasa melakukan penyuluhan bagi
pengunjung dan konsultasi prosedur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
berkoordinasi dengan IPCN.
f. Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga, dan pengunjung,
serta konsultasi prosedur yang harus dilaksanakan.
g. Memantau pelaksanaan bundle flebitis:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter infus.
2) Gunakan alat pelindung diri pada saat pemasangan dan perawatan kateter
infus.
3) Bersihkan kulit daerah insersi menggunakan antiseptik yang sesuai sebelum
pemasangan infus.
4) Ganti perban bila basah dan hindari sentuhan yang mengkontaminasi
daerah insersi saat mengganti dressing.
5) Optimalisasi pemilihan lokasi kateter infus dengan menghindari
menggunakan vena femoralis untuk akses vena sentral pada pasien
dewasa.
h. Memantau pelaksanaan bundle dekubitus:
1) Mengubah posisi pasien setiap 2 jam sekali atau duduk jika memungkinkan.
2) Menganjurkan nutrisi yang adekuat.
3) Segera membersihkan feses atau urin dari kulit untuk mencegah iritasi.
4) Inspeksi daerah rawan dekubitus dan melaporkan bila ada kemerahan.
5) Menjaga kulit agar tetap kering, linen bersih, dan bebas kerutan.
6) Menggunakan kain pengalas bila memindahkan pasien tirah baring.
7) Lakukan latihan gerak minimal 2 kali sehari untuk mencegah kontraktor.
8) Gunakan kasur angina untuk mengurangi tekanan.
i. Memantau pelaksanaan bundle ISK:
1) Pemasangan kateter dilakukan bila diperlukan saja dan segera lepas bila
sudah tidak diperlukan lagi.
2) Cara drainase urin yang lain seperti kateter kondom, kateter suprapubik,
kateter selang-seling (intermitten) dapat digunakan sebagai ganti
kateterisasi menetap bila memungkinkan.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah manipulasi kateter.
4) Pemasangan secara aseptik.
5) Gunakan pengaman diri.
6) Sambungan kateter dan pipa tidak boleh dilepas kecuali untuk kepentingan
irigasi.
7) Kantong penampung harus dikosongkan secara teratur.
8) Perawatan meatus sehari-hari.
j. Memantau pelaksanaan bundle ILO:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter infus.
2) Gunakan alat pengaman diri pada saat pemasangan dan perawatan kateter
infus.
3) Bersihkan kulit daerah insersi menggunakan antiseptik yang sesuai sebelum
pemasangan infus.
4) Ganti perban bila basah dan hindari sentuhan yang mengkontaminasi
daerah insersi saat mengganti dressing.
5) Optimalisasi pemilihan lokasi kateter infus dengan menghindari
menggunakan vena femoralis untuk akses vena sentral pada pasien
dewasa.

H. IPCLN/Infection Prevention and Control Link Nurse Ruang Perawatan Rawat Inap
Shofa
1. Persyaratan jabatan
a. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III yang mempunyai minat dalam
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
2. Uraian tugas (IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung petugas):
a. Mencatat data surveilans dari setiap pasien di unit pelayanan rawat inap
masing-masing.
b. Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan kepatuhan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada setiap personil ruangan di unitnya
masing-masing.
c. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan
kewaspadaan isolasi.
d. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya HAIs pada
pasien.
e. Bila terdapat infeksi potensial kejadian luar biasa melakukan penyuluhan bagi
pengunjung dan konsultasi prosedur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
berkoordinasi dengan IPCN.
f. Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga, dan pengunjung,
serta konsultasi prosedur yang harus dilaksanakan.
g. Memantau pelaksanaan bundle flebitis:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter infus.
2) Gunakan alat pelindung diri pada saat pemasangan dan perawatan kateter
infus.
3) Bersihkan kulit daerah insersi menggunakan antiseptik yang sesuai sebelum
pemasangan infus.
4) Ganti perban bila basah dan hindari sentuhan yang mengkontaminasi
daerah insersi saat mengganti dressing.
5) Optimalisasi pemilihan lokasi kateter infus dengan menghindari
menggunakan vena femoralis untuk akses vena sentral pada pasien
dewasa.
h. Memantau pelaksanaan bundle dekubitus:
1) Mengubah posisi pasien setiap 2 jam sekali atau duduk jika memungkinkan.
2) Menganjurkan nutrisi yang adekuat.
3) Segera membersihkan feses atau urin dari kulit untuk mencegah iritasi.
4) Inspeksi daerah rawan dekubitus dan melaporkan bila ada kemerahan.
5) Menjaga kulit agar tetap kering, linen bersih, dan bebas kerutan.
6) Menggunakan kain pengalas bila memindahkan pasien tirah baring.
7) Lakukan latihan gerak minimal 2 kali sehari untuk mencegah kontraktor.
8) Gunakan kasur angina untuk mengurangi tekanan.
i. Memantau pelaksanaan bundle ISK:
1) Pemasangan kateter dilakukan bila diperlukan saja dan segera lepas bila
sudah tidak diperlukan lagi.
2) Cara drainase urin yang lain seperti kateter kondom, kateter suprapubik,
kateter selang-seling (intermitten) dapat digunakan sebagai ganti
kateterisasi menetap bila memungkinkan.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah manipulasi kateter.
4) Pemasangan secara aseptik.
5) Gunakan pengaman diri.
6) Sambungan kateter dan pipa tidak boleh dilepas kecuali untuk kepentingan
irigasi.
7) Kantong penampung harus dikosongkan secara teratur.
8) Perawatan meatus sehari-hari.
j. Memantau pelaksanaan bundle ILO:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter infus.
2) Gunakan alat pengaman diri pada saat pemasangan dan perawatan kateter
infus.
3) Bersihkan kulit daerah insersi menggunakan antiseptik yang sesuai sebelum
pemasangan infus.
4) Ganti perban bila basah dan hindari sentuhan yang mengkontaminasi
daerah insersi saat mengganti dressing.
5) Optimalisasi pemilihan lokasi kateter infus dengan menghindari
menggunakan vena femoralis untuk akses vena sentral pada pasien
dewasa.

I. IPCLN/Infection Prevention and Control Link Nurse Ruang Perawatan Rawat Inap
Intensif
1. Persyaratan jabatan
a. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III yang mempunyai minat dalam
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
2. Uraian tugas (IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung petugas):
a. Mencatat data surveilans dari setiap pasien di unit pelayanan rawat inap
masing-masing.
b. Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan kepatuhan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada setiap personil ruangan di unitnya
masing-masing.
c. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan
kewaspadaan isolasi.
d. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya HAIs pada
pasien.
e. Bila terdapat infeksi potensial kejadian luar biasa melakukan penyuluhan bagi
pengunjung dan konsultasi prosedur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
berkoordinasi dengan IPCN.
f. Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga, dan pengunjung,
serta konsultasi prosedur yang harus dilaksanakan.
g. Memantau pelaksanaan bundle flebitis:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter infus.
2) Gunakan alat pelindung diri pada saat pemasangan dan perawatan kateter
infus.
3) Bersihkan kulit daerah insersi menggunakan antiseptik yang sesuai sebelum
pemasangan infus.
4) Ganti perban bila basah dan hindari sentuhan yang mengkontaminasi
daerah insersi saat mengganti dressing.
5) Optimalisasi pemilihan lokasi kateter infus dengan menghindari
menggunakan vena femoralis untuk akses vena sentral pada pasien
dewasa.
h. Memantau pelaksanaan bundle dekubitus:
1) Mengubah posisi pasien setiap 2 jam sekali atau duduk jika memungkinkan.
2) Menganjurkan nutrisi yang adekuat.
3) Segera membersihkan feses atau urin dari kulit untuk mencegah iritasi.
4) Inspeksi daerah rawan dekubitus dan melaporkan bila ada kemerahan.
5) Menjaga kulit agar tetap kering, linen bersih, dan bebas kerutan.
6) Menggunakan kain pengalas bila memindahkan pasien tirah baring.
7) Lakukan latihan gerak minimal 2 kali sehari untuk mencegah kontraktor.
8) Gunakan kasur angina untuk mengurangi tekanan.
i. Memantau pelaksanaan bundle ISK:
1) Pemasangan kateter dilakukan bila diperlukan saja dan segera lepas bila
sudah tidak diperlukan lagi.
2) Cara drainase urin yang lain seperti kateter kondom, kateter suprapubik,
kateter selang-seling (intermitten) dapat digunakan sebagai ganti
kateterisasi menetap bila memungkinkan.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah manipulasi kateter.
4) Pemasangan secara aseptik.
5) Gunakan pengaman diri.
6) Sambungan kateter dan pipa tidak boleh dilepas kecuali untuk kepentingan
irigasi.
7) Kantong penampung harus dikosongkan secara teratur.
8) Perawatan meatus sehari-hari.
j. Memantau pelaksanaan bundle ILO:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter infus.
2) Gunakan alat pengaman diri pada saat pemasangan dan perawatan kateter
infus.
3) Bersihkan kulit daerah insersi menggunakan antiseptik yang sesuai sebelum
pemasangan infus.
4) Ganti perban bila basah dan hindari sentuhan yang mengkontaminasi
daerah insersi saat mengganti dressing.
5) Optimalisasi pemilihan lokasi kateter infus dengan menghindari
menggunakan vena femoralis untuk akses vena sentral pada pasien
dewasa.
J. IPCLN/Infection Prevention and Control Link Nurse Keperawatan Anastesi dan Bedah
1. Persyaratan jabatan
a. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III yang mempunyai minat dalam
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
2. Uraian tugas (IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung petugas):
a. Mencatat data surveilans dari setiap pasien di unit rawat inap masing-masing.
b. Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan kepatuhan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada setiap personil ruangan di unitnya
masing-masing.
c. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan
kewaspadaan isolasi.
d. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya HAIs pada
pasien.
e. Bila terdapat infeksi potensial kejadian luar biasa melakukan penyuluhan bagi
pengunjung dan konsultasi prosedur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
berkoordinasi dengan IPCN.
f. Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga, dan pengunjung,
serta konsultasi prosedur yang harus dilaksanakan.
g. Memantau pelaksanaan bundle ILO:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter infus.
2) Gunakan alat pengaman diri pada saat pemasangan dan perawatan kateter
infus.
3) Bersihkan kulit daerah insersi menggunakan antiseptik yang sesuai sebelum
pemasangan infus.
4) Ganti perban bila basah dan hindari sentuhan yang mengkontaminasi
daerah insersi saat mengganti dressing.
5) Optimalisasi pemilihan lokasi kateter infus dengan menghindari
menggunakan vena femoralis untuk akses vena sentral pada pasien
dewasa.
h. Memantau pelaksanaan bundle flebitis:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter infus.
2) Gunakan alat pelindung diri pada saat pemasangan dan perawatan kateter
infus.
3) Bersihkan kulit daerah insersi menggunakan antiseptik yang sesuai sebelum
pemasangan infus.
4) Ganti perban bila basah dan hindari sentuhan yang mengkontaminasi
daerah insersi saat mengganti dressing.
5) Optimalisasi pemilihan lokasi kateter infus dengan menghindari
menggunakan vena femoralis untuk akses vena sentral pada pasien
dewasa.
i. Memantau pelaksanaan bundle ISK:
1) Pemasangan kateter dilakukan bila diperlukan saja dan segera lepas bila
sudah tidak diperlukan lagi.
2) Cara drainase urin yang lain seperti kateter kondom, kateter suprapubik,
kateter selang-seling (intermitten) dapat digunakan sebagai ganti
kateterisasi menetap bila memungkinkan.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah manipulasi kateter.
4) Pemasangan secara aseptik.
5) Gunakan pengaman diri.
6) Sambungan kateter dan pipa tidak boleh dilepas kecuali untuk kepentingan
irigasi.
7) Kantong penampung harus dikosongkan secara teratur.
8) Perawatan meatus sehari-hari.

K. IPCLN/Infection Prevention and Control Link Nurse Keperawatan Gawat Darurat


1. Persyaratan jabatan
a. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III yang mempunyai minat dalam
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
2. Uraian tugas (IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung petugas):
a. Mencatat data surveilans dari setiap pasien di unit rawat inap masing-masing.
b. Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan kepatuhan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada setiap personil ruangan di unitnya
masing-masing.
c. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan
kewaspadaan isolasi.
d. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya HAIs pada
pasien.
e. Bila terdapat infeksi potensial kejadian luar biasa melakukan penyuluhan bagi
pengunjung dan konsultasi prosedur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
berkoordinasi dengan IPCN.
f. Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga, dan pengunjung,
serta konsultasi prosedur yang harus dilaksanakan.
g. Memantau pelaksanaan bundle IDO:
1) Pencukuran rambut dilakukan bila mengganggu jalannya operasi.
2) Pemberian antibiotik profilaksis diberikan 30 menit sebelum operasi.
3) Thermoregulasi suhu tubuh pasien dalam kondisi normal.
4) Gula darah terkontrol atau normal.
h. Memantau pelaksanaan bundle flebitis:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter infus.
2) Gunakan alat pelindung diri pada saat pemasangan dan perawatan kateter
infus.
3) Bersihkan kulit daerah insersi menggunakan antiseptik yang sesuai sebelum
pemasangan infus.
4) Ganti perban bila basah dan hindari sentuhan yang mengkontaminasi
daerah insersi saat mengganti dressing.
5) Optimalisasi pemilihan lokasi kateter infus dengan menghindari
menggunakan vena femoralis untuk akses vena sentral pada pasien
dewasa.
6) Pantau daerah insersi setiap hari.
7) Segera lepas kateter infus jika sudah tidak ada indikasi.
i. Memantau pelaksanaan bundle ISK:
1) Pemasangan kateter dilakukan bila diperlukan saja dan segera lepas bila
sudah tidak diperlukan lagi.
2) Cara drainase urin yang lain seperti kateter kondom, kateter suprapubik,
kateter selang-seling (intermitten) dapat digunakan sebagai ganti
kateterisasi menetap bila memungkinkan.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah manipulasi kateter.
4) Pemasangan secara aseptik.
5) Gunakan pengaman diri.
6) Sambungan kateter dan pipa tidak boleh dilepas kecuali untuk kepentingan
irigasi.
7) Kantong penampung harus dikosongkan secara teratur.
8) Perawatan meatus sehari-hari.

L. IPCLN/Infection Prevention and Control Link Nurse Keperawatan Rawat Jalan


1. Persyaratan jabatan
a. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III yang mempunyai minat dalam
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
2. Uraian tugas (IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung petugas):
a. Mencatat data surveilans ILO.
b. Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan kepatuhan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada setiap personil ruangan di unitnya
masing-masing.
c. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan
kewaspadaan isolasi.
d. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya HAIs pada
pasien.
e. Bila terdapat infeksi potensial kejadian luar biasa melakukan penyuluhan bagi
pengunjung dan konsultasi prosedur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
berkoordinasi dengan IPCN.
f. Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga, dan pengunjung,
serta konsultasi prosedur yang harus dilaksanakan.

M. IPC/Infection Prevention and Control di Unit Pelayanan Farmasi


Uraian tugas:
1. Melengkapi pengisian lembar surveilans sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
2. Memantau kepatuhan dalam penerapan Standar Prosedur Operasional
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
3. Mengusulkan pembinaan terhadap personal yang kurang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
kepada Kepala Unit atau IPCN.
4. Memantau kepatuhan petugas terhadap pelaksanaan kewaspadaan standar dan
kewaspadaan berdasarkan transmisi.
5. Memantau kepatuhan Standar Prosedur Operasional Dispensing Sterile.
6. Melaksanakan pengawasan maintenance engineering di Unit Pelayanan Farmasi.
N. IPC/Infection Prevention and Control di Unit Pelayanan Laboratorium
Uraian tugas:
1. Melengkapi pengisian lembar surveilans sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
2. Mengidentifikasi dan memberitahu IPCN jika mendapatkan hasil laboratorium
Multidrugs-Resistant Organism (MDRO).
3. Memantau kepatuhan dalam penerapan Standar Prosedur Operasional
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
4. Mengusulkan pembinaan terhadap personal yang kurang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
kepada Kepala Unit atau IPCN.
5. Memantau kepatuhan petugas terhadap pelaksanaan kewaspadaan standar dan
kewaspadaan berdasarkan transmisi.

O. IPC/Infection Prevention and Control di Unit Pelayanan Gizi


Uraian tugas:
1. Melengkapi pengisian lembar surveilans sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
2. Melaksanakan pengawasan maintenance engineering di Unit Pelayanan Gizi.
3. Melaksanakan pemberantasan vektor di Unit Pelayanan Gizi.
4. Melaksanakan pengawasan keamanan terhadap peralatan dan produk pangan gizi.
5. Memantau kepatuhan dalam penerapan Standar Prosedur Operasional
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Unit Pelayanan Gizi.
6. Mengusulkan pembinaan terhadap personal yang kurang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
kepada Kepala Unit atau IPCN.
7. Memantau kepatuhan petugas terhadap pelaksanaan kewaspadaan standar dan
kewaspadaan berdasarkan transmisi.

P. IPC/Infection Prevention and Control di Unit Kerja Kesehatan Lingkungan


Uraian tugas:
1. Memantau kepatuhan dalam penerapan Standar Prosedur Operasional
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pengelolaan Linen.
2. Mengusulkan pembinaan terhadap personal yang kurang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
kepada Kepala Unit atau IPCN.
3. Memantau kepatuhan petugas terhadap pelaksanaan kewaspadaan standar dan
kewaspadaan berdasarkan transmisi.
4. Melaksanakan pengawasan maintenance engineering di Unit Kerja Kesehatan
Lingkungan.
5. Melaksanakan pemberantasan terhadap vektor di Unit Kerja Kesehatan
Lingkungan.

Q. IPC/Infection Prevention and Control di Unit Kerja Pemeliharaan Sarana


Uraian tugas:
1. Memantau kepatuhan dalam penerapan Standar Prosedur Operasional
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Unit Kerja Pemeliharaan Sarana.
2. Mengusulkan pembinaan terhadap personal yang kurang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
kepada IPCN.

Anda mungkin juga menyukai