Indikator Sosial
Indikator Sosial
Hal
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Gambar v
1. Kependudukan 2
2. Ketenagakerjaan 14
3. Pendidikan 28
4. Kesehatan dan Gizi 41
5. Perumahan & Lingkungan 56
6. Pola Konsumsi 66
7. Sosial Lainnya 69
Kependudukan
Kependudukan 1
Penduduk merupakan salah satu faktor dominan dalam
proses pembangunan perekonomian. Jumlah penduduk yang
besar berpotensi untuk mempercepat tercapainya tujuan. Akan
tetapi jika penambahan kuantitas tidak dibarengi dengan
peningkat kualitas sumber daya manusia, penduduk justru akan
menjadi beban yang menghambat pergerakan roda
perekonomian. Jadi, Penduduk tidak hanya berperan sebagai
pelaksana pembangunan, tetapi juga sebagai sasaran dalam
pembangunan itu sendiri.
Beberapa masalah kependudukan seperti ketimpangan
distribusi penduduk, ketimpangan komposisi penduduk, atau
pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi, perlu diberikan
perhatian khusus agar tidak merambat kepada masalah–masalah
sosial lain seperti meningkatnya jumlah pengangguran dan
penduduk miskin. Dengan demikian diharapkan gambaran
kondisi kependudukan masyarakat kabupaten murotai berikut
dapat menjadi dasar dalam menentukan arah kebijakan untuk
mencaoai masyarakat yang adil dan makmur.
Piramida Penduduk
65 +
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
Usia
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
Laki-laki Perempuan
60.0
50.0
40.0
Ribu Jiwa
30.0
20.0
10.0
-
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Perempuan 25630.0 26327.0 27103.0 27903.0 28689.0 29515.0
Laki- 27285.0 28074.0 28895.0 29662.0 30413.0 31212.0
RJK 106 107 107 106 106 106
Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk merupakan Jumlah penduduk yang
tinggal di suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan satu
kilometer persegi. Merupakan hasil perbandingan dari jumlah
penduduk (jiwa) dengan luas wilayahnya (km2). Dengan
mengetahui kepadatan penduduk di tiap-tiap wilayah,
perencanaan pembangunan yang tepat sasaran akan menjadi
lebih terarah, seperti ketika akan mendirikan sekolah, pasar, atau
sarana dan prasarana lainnya.
Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor utama,
angka kematian, kelahiran, dan migrasi. Dari ketiga faktor ini,
angka migrasi umumnya memiliki peran yang besar dalam
menentukan kepadatan penduduk karena dapat dilakukan oleh
siapa saja, setiap saat, kapanpun dan dimanapun.
36%
32%
20% 19%
17% 18%
16% 16%
14%
13%
Morotai
Morotai Morotai Morotai Morotai
Selatan
Selatan Timur Jaya Utara
Barat
Sebaran Penduduk 36% 14% 20% 13% 17%
Wilayah Daratan 16% 16% 32% 19% 18%
Kepadatan
59.46 23.42 16.91 17.17 25.86
Penduduk
20,000
15,000
Jiwa
10,000
5,000
0
Morotai
Morotai Morotai Morotai
Selatan Morotai Jaya
Selatan Timur Utara
Barat
2010 17620 7811 11124 7096 9264
2011 18341 7939 11375 7210 9536
2012 19113 8078 11644 7334 9829
2013 19897 8212 11893 7454 10109
2014 20716 8349 12125 7575 10337
2015 21589 8497 12372 7706 10563
50%
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
≤ 16 th 17 - 18 th 19 - 20 th 21+ th
Kawin Pertama 8.36% 17.69% 30.18% 43.78%
Hamil Pertama 11.44% 24.73% 35.75% 28.08%
Laki-Laki Perempuan
80%
74.94%
70%
64.37%
60%
50%
40%
34.00%
30%
23.43%
20%
0.74% 0.89%
10%
1.14% 0.49%
0%
Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati
59.50 59.27
59.00
58.50 58.34
57.97
58.00
57.50
57.16
57.00
56.50
56.00
IPM
Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan 2
Salah satu penyebab utama masalah ekonomi adalah
faktor tenaga kerja yang masih kurang berdaya guna dan
berhasil guna. Pemerintah perlu mengambil sikap dalam
masalah ini seperti membantu menciptakan atau mendorong
terciptanya lapangan kerja baru bagi angkatan kerja yang belum
bekerja, serta meningkatkan atau mendorong peningkatan
produktivitas, keterampilan, dan perlindungan kerja bagi mereka
yang sudah bekerja.
Bab ini menjelaskan beberapa indikator yang digunakan
untuk menggambarkan kondisi ketenagakerjaaan di Kabupaten
Pulau Morotai. Data yang gunakan berdasarkan hasil pengolahan
Survei Angatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2015 dan tahun-
tahun sebelumnya sesuai kebutuhan.
Angkatan Kerja
Konsep angkatan kerja yang digunakan BPS dalam
Sakernas adalah The Labor Force Consept yang disarankan oleh
International Labor Organization (ILO). Konsep ini membagi
penduduk menjadi dua kelompok, yaitu penduduk usia kerja
(penduduk usia diatas 15 tahun) dan penduduk bukan usia kerja.
Selanjutnya, penduduk usia kerja dibagi berdasarkan kegiatan
utama yang dilakukan yaitu menjadi, angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja.
100%
90% 23%
31%
80% 42%
70%
60% 84%
50% 96%
40% 77%
69%
30% 58%
20%
10% 16%
4%
0%
Bekerja Pengangguran Sekolah Mengurus Rumah Lainnya
Terbuka Tangga
Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja
Laki-Laki Perempuan
90 86.03
81.74 79.37
80 77.23
70
60
49.11
50 44.41
40 32.93 34.25
30
20
10
-
Laki-laki Perempuan
30 28.38
25
20
15
10.36 9.98
10
7.04
4.4 3.91 4.22 3.70
5
2.63 2.29 1.88
0.79
0
Laki-laki Perempuan Total
16.0
14.0
12.0
RIBU JIWA
10.0
8.0
6.0
4.0
2.0
-
Pertanian Industri Jasa
2010 13858.0 1064.0 4622.0
2011 15430.0 701.0 4437.0
2012 16541.0 345.0 5624.0
2013 16371.0 170.0 6526.0
2014 15550.0 434.0 4667.0
2015 10747.0 2316.0 6722.0
6.0
4.0
2.0
-
2.
3.
Berusaha
Berusaha 6. Pekerja 7. Pekerja
1. dibantu 4. Buruh/ 5. Pekerja
dibantu bebas di keluarga/
Berusaha buruh karyawan/ bebas di
buruh non tak
sendiri tidak pegawai pertanian
tetap/ pertanian dibayar
tetap/ tak
dibayar
dibayar
2010 6449.0 2934.0 1068.0 3528.0 830.0 129.0 4606.0
2011 6368.0 4240.0 327.0 4296.0 1584.0 40.0 3713.0
2012 8349.0 3970.0 76.0 4299.0 530.0 84.0 5202.0
2013 9800.0 4734.0 60.0 4506.0 1526.0 89.0 2352.0
2014 5738.0 5988.0 - 4532.0 789.0 3604.0
2015 6986.0 3159.0 257.0 6894.0 894.0 815.0 780.0
Pengangguran
Terbuka Tidak/Belum
9.98% Tamat SD dan SD
47.31%
Bekerja
90.02% SMP
15.29%
Universitas
7.56%
SMA
16.59%
DI/II/III
SMAK
2.57%
0.69%
96% 100%
92% 89%
80% 78%
70.00%
50.00%
40.00% 35.29%
29.41%
30.00%
20.00%
13.31%
11.09%
10.00%
0.00%
Setengah Penganggur Pekerja Paruh Waktu Pekerja Penuh
< 35 Jam/Minggu ≥ 35 Jam/Minggu
Laki-Laki Perempuan
Pendidikan
Pendidikan 3
Pendidikan memegang peran penting dalam membangun
peradaban suatu bangsa. Pendidikan juga digunakan sebagai
tolak ukur untuk menentukan maju tidaknya suatu negara.
Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu bangsa maka semakin
tinggi pula tingkat kesejahteraan penduduknya.
Dalam pengertian sehari-hari pendidikan adalah upaya
sadar seseorang untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, serta memperluas wawasan sehingga dapat
berdaya guna dan berhasil guna. Dari sini kita mengetahui
bahwa sangat erat kaitannya antara peningkatan pendidikan
seseorang dengan meningkatnya kualitas hidup.
kebijakan pembangunan di bidang pendidikan perlu
menjadi prioritas bagi pemerintah. Seperti halnya pemerataan
pendidikan, pemerintah perlu menyediakan kesempatan
pendidikan bagi setiap penduduk usia sekolah dengan kualitas
yang bermutu, relevan dengan arah pembangunan, serta
dikelola secara efisien agar semua kalangan masyarakat dapat
menikmati pendidikan tersebut.
Untuk melihat sejauh mana program pembangunan
pendidikan telah dicapai, maka diperlukan suatu ukuran atau
indikator yang representatif sehingga pembangunan-
pembangunan selanjutnya dapat ditingkatkan ke arah yang lebih
baik.
100
100 98.97
98.00
98 97.22 96.95
96.76
96 95.42
94
92.19
92
90
88
2012 2013 2014 2015
Laki-Laki Perempuan
SD/MI/Paket A
42.35%
Tidak Bersekolah Masih Sekolah
Lagi 73.78% SMP/MTs/
24.80% Paket B
18.00%
Tidak/Belum SMA/SMK/MA/Paket C
Diploma I s.d.
Pernah Sekolah 8.98%
Universitas
1.42%
4.44%
Sumber: BPS, Indikator Sosial 2015
6.85
6.84 6.84
6.83
6.81
6.81
6.79
6.77
6.75
Rata-rata lama Sekolah (tahun)
SMP/MTs
Memiliki Ijazah, SD/MI
21.60%
70.71% 27.14%
SMA/MA
Diploma IV/S1/S2/S3 16.47%
Tidak Mempunyai 2.64%
Ijazah
29.29% Akademi/ Diploma III
0.73% Diploma I dan SMK/MAK
Diploma II 1.20%
0.94%
100% 18
5.52% 5.90%
13.27%
90% 16
80% 14
70%
12
60%
10
50%
94.48% 94.10% 8
86.73%
40%
6
30%
20% 4
10% 2
0% -
SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat
Guru 6% 6% 13%
Murid 94% 94% 87%
Rasio 17.13 15.95 6.54
120
100
80
60
40
20
0
SD SMP SMA SD SMP SMA
APK APM
2012 105.1 94.98 60.8 94.85 73.5 54.9
2013 107.71 60.95 67.08 95.97 52.06 47.89
2014 108.72 84.79 73.87 96.71 72.07 54.7
2015 122 99 66 98 79 48
Keluhanan Kesehatan
30
25 24.05
20 17.92
16.64 16.57
15
10
0
Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan (persen)
tidak
mengganggu
Tidak ada kegiatan
ada keluhan 5.77%
keluhan Sakit
kesehatan
Kesehatan 10.80%
16.57%
83.43%
10
8.92
9
8
7 6.16
6 5.54 5.24
5
4
3
2
1
0
rata-rata lama sakit (Hari)
Perempuan
tidak 6.04%
menderita Sakit
sakit 10.80%
89.20% Laki-laki
4.77%
Mengobati Sendiri
Tidak 50.35%
Berobat
Jalan
Berobat
Jalan Tidak Ada Biaya
25.51%
74.49% Transport
0.20%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Rumah Rumah Praktik Praktek
Puskesmas/
Sakit Sakit Dokter/ UKBM* Pengobatan Lainnya
Pustu
Pemerintah Swasta Bidan Tradisional
Berobat
27.78% 1.04% 19.14% 60.21% 3.29% 1.04% 1.14%
Jalan
Pernah
diberi Asi
95.33%
100%
90% 96.28%
80%
82.27%
70% 77.18% 77.01%
71.05%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
BCG DPT Polio Campak/Morbili Hepatitis B
100%
91.24%
90%
80%
70%
60% 53.06%
50%
40%
29.85%
30%
20%
12.57%
10% 6.94%
4.52%
1.14% 0.68%
0%
Setiap Hari Tidak Setiap Hari Tidak Tidak Tahu
Laki-Laki Perempuan
Penggunaan Alat KB
Laju pertumbuhan penduduk di Negara berkembang
seperti Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, jika
peningkatan kuantitas tidak dibarengi dengan peningkatan
kualitas makan akan menjadi masalah soaial. Melihat
permasalahan tersebut maka pemerintah berusaha untuk
mengurangi laju pertumbuhan penduduk melalui program
keluarga berencana. Program tersebut diantaranya adalah upaya
pencegahan kehamilan menggunakan alat kontrasepsi sehingga
menghambat proses normal dari proses ovulasi, pembuahan
atau implantasi.
Pernah Lainnya
20.97% 19.23%
Takut Efek
Tidak Pernah Samping
34.03% 3.58%
Sedang
45.00% Tidak Tahu
4.21%
Tidak Setuju KB
0.61% Alasan Fertilitas
6.40%
100% 94.26%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% 3.79%
0.67% 1.28%
0%
Milik Sendiri Kontrak/Sewa Bebas Sewa Dinas/ Lainnya
1.36%
Air Permukaan/Air Hujan/Lainnya 1.55%
4.32%
16.15%
Mata Air Terlindung/Tak Terlindung 16.12%
17.40%
60.67%
Sumur Terlindung/Tak Terlindung 61.31%
64.66%
1.60%
Sumur Bor/Pompa 1.71%
5.51%
17.31%
Leding Meteran/Eceran 18.56%
8.11%
2.90%
Air Kemasan Bermerk/Isi Ulang 0.74%
0.00%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Listrik PLN Listrik non PLN Bukan Listrik
2012 72.02% 14.72% 13.26%
2013 70.48% 7.84% 21.68%
2014 74.67% 10.07% 15.26%
2015 79.89% 12.52% 7.60%
70%
60%
50%
40%
30%
20% 17.14%
10%
0.17% 0.57% 0.71%
0%
Genteng Asbes Seng Bambu/Kayu/ Jerami/Ijuk/
Sirap Daun/Rumbia
0.70
59.42%
0.60
0.50
0.40 37.41%
0.30
0.20
0.10
0.80% 2.37%
0.00
Tembok Plasteran Ayaman Kayu/Batang Kayu Bambu/Anyaman
Bambu/Kawat Bambu
70%
61.73%
60%
50%
40%
27.98%
30%
20%
10% 7.29%
0.35% 0.75% 1.89%
0%
Marmer/ Keramik Kayu/Papan Semen/Bata Bambu/ Tanah
Granit Kualitas Merah Kayu/Papan
Tinggi Kualitas
Rendah
45%
39.32%
40%
35%
30% 27.66%
24.07%
25%
20%
15%
8.94%
10%
5%
0%
Sendiri Bersama MCK Tidak Ada
Komunal/Umum
Pola konsumsi
Pola Konsumsi 6
Besarnya konsumsi atau pengeluaran yang dilakukan oleh
suatu rumah tangga menggambarkan tingkat kesejahteraan
rumah tangga yang bersangkutan. Semakin tinggi pengeluaran
yang dilakukan oleh suatu rumah tangga untuk kebutuhan bukan
makanan, menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan.
Sebagai ukuran, bila proporsi pengeluaran untuk makanan lebih
dari 60 persen dari total pengeluaran, maka tingkat
kesejahteraan dapat dikatakan masih rendah. Secara garis besar,
semakin tinggi proporsi pengeluaran yang digunakan untuk
konsumsi makanan, maka pengeluaran untuk kesehatan,
pendidikan, dan lainnya pun berkurang.
41,63% 37,98%
45,87%
58,37% 62,02%
54,13%
Sosial Lainnya
Sosial Lainnya 7
Selain aspek kependudukan, kesehatan, pendidikan,
ketenagakerjaan, konsumsi, dan perumahan masih ada indikator
lainnya yang tidak termasuk dalam enam aspek tersebut yang
juga mencerminkan kesejahteraan. Indikator tersebut
persentase penduduk yang menguasai media teknologi
komunikasi dan informasi seperti telepon, telepon seluler dan
komputer.
30%
25.51%
25%
20%
15%
10%
5% 2.70% 2.72%
0%
Menguasai HP Menggunakan Komputer Mengakses Internet
Laki-laki Perempuan
100%
90%
26.40%
31.35%
80% 40.81%
70%
60%
50%
40%
73.60%
68.65%
30% 59.19%
20%
10%
0%
Menguasai HP Menggunakan Komputer Mengakses Internet
55.60% 54.51%
48.40%
26.46%
12.31% 10.07%
3.74%