Anda di halaman 1dari 64

MANAJEMEN

RISIKO
dalam
PENGELOLAAN
FASILITAS &
KESELAMATAN

Tjahjono
Pokok bahasan
 Konsep manajemen risiko
 dan bagaimana implementasi dalam pengelolaan
fasilitas dan keselamatan
Asesmen Risiko dan
Manajemen Risiko
intinya adalah
pengambilan keputusan
Asesmen risiko dan manajemen
risiko adalah tentang melakukan
tindakan pada keadaan ketidak
pastian. “taking action under
uncertainty”
Untuk mengambil keputusan perlu
pemahaman tentang sifat risiko dan
penilaian terhadap “risiko yang dapat
diterima”
Decisions require an understanding of the
nature of risk and judgment about
“acceptable risks”
Membandingkan :
- Melakukan atau tidak melakukan tindakan
- Perbedaan berbagai risiko kesehatan,
keselamatan, dan ekologi
- Beberapa alternative metoda dan tehnologi
- Berbagai pilihan untuk menghadapi
Pengambilan Keputusan Manajemen
Risiko yang efektif
 Mempertimbangkan kriteria:
 Benefit vs cost
 Alternatif tehnologi

 Manfaat bagi masyarakat:


 Regulasi berdasar insentif ekonomi (manfaat) vs
pendekatan “command and control”
 Refleksi interaksi antara keilmuan, ekonomi, dan kebijakan
public
 Tata nilai budaya di masyarakat
Concept: Hazard and risk
 Hazard:
 Agen kimia, fisik, biologi atau serangkaian kondisi yang
mempunyai potensi menimbulkan bahaya
 Hazard adalah sumber risiko bukan risiko itu sendiri

 Risk:
 Fungsi dari sifat hazard, akses/jalan kontak/paparan,
karakterisitik dari populasi yang terpapar, dan
kemungkinan terjadinya paparan serta akibatnya.
Manajemen risiko

Proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan,


meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara
menyeluruh (NHS)
Siklus Manajemen Risiko
(WHO, 2012)
 risk assessment — hazard, exposure and context assessment
dan karakteristik risiko, sehingga dapat menentukan
derajat risiko dari suatu kejadian.
 identification of potential control measures — menentukan
peringkat prioritas, mempertimbangkan kemungkinan
keberhasilan, apakah implementasi mampu laksana, dan
akibat yang tidak diinginkan pada suatu populasi atau
masyarakat.
 continuous monitoring and evaluation ketika terjadi kejadian
 effective ongoing communication untuk memastikan bahwa
risk manager dan para pemangku kepentingan, dan masyarakat
yang terkena paham dan mendukung upaya-upaya yang
dilaksanakan untuk mengendalikan risiko
 an evaluation of lessons learned at the end of the response.
Referensi
 Risk assessment:
 Proses sistematis untuk mengumpulkan, menilai, dan
mendokumentasikan informasi untuk menetapkan
derajat risiko (WHO, 2012)
 a systematic process for gathering, assessing and
documenting information to assign a level of risk
(WHO, 2012).
 Merupakan proses untuk melakukan estimasi
probabilitas terjadinya suatu kejadian yang tidak
diharapkan dan besarnya dampak pada suatu
periode waktu tertentu
Risk assessment
 Tujuan:
Memberikan dasar untuk melakukan tindak lanjut
dalam mengelola dan mengurangi akibat negative dari
risiko.
Risk assessment
(WHO, 2012)
Hazard Assessment
 Hazard assessment adalah identifikasi hazard atau
potential hazard yang berakibat terjadinya kejadian
yang berkaitan dengan efek kesehatan yang tidak
diinginkan
 Hazard dalam manajemen fasilitas dan keselamatan
dapat berupa: agen biologis, kimia, fisik, radiasi.
 Hazard assessment meliputi:
 identifying the hazard(s) that could be causing the event
 reviewing key information about the potential hazard(s) (i.e.
characterizing the hazard)
 ranking potential hazards when more than one is considered
a possible cause of the event (equivalent to a differential
diagnosis in clinical medicine).
Exposure Assessment
 Exposure assessment adalah evaluasi terhadap
paparan hazard terhadap individu dan populasi
 Hasil utama dari kajian ini adalah estimasi:
 Jumlah orang atau kelompok yang diketahui atau
kemungkinan terpapar
 Jumlah orang atau kelompok yang rentan
(susceptible) terpapar atau kemungkinan terpapar
(misalnya kemungkinan untuk tertular karena
imunitasnya rendah)
Context Assessment
 Context assessment adalah evaluasi terhadap
lingkungan tempat terjadinya kejadian
 Meliputi
 Lingkungan fisik: iklim, tempat pemukiman,
industry, pertanian, peternakan, system pengairan,
penyediaan air bersih)
 Kesehatan masyarakat: nutrisi, beban penyakit,
outbreaks)
 Infrastruktur (fasilitas kesehatan, fasilitas kesehatan
masyarakat, sarana transportsasi, dsb)
 Praktik budaya dan keyakinan masyarakat
The consequences of different types
of risk:
 Safety issues:
 Fatality, injuries
 Health issues:
 Cancer and noncancer effects
 Public welfare issues:
 Aesthetics, nuisance conditions
 Ecological issues:
 Species diversity, habitat loss
 Financial issues:
 Property loss, liability
 Combinations of the above
Risk characterization
 Proses untuk menentukan derajad risiko
berdasar hasil risk assessment (hazard,
exposure & context assessments)
 (bisa menggunakan metoda matematik,
kuantitatif, semi kuantitatif, dan pendapat pakar
dalam tim)
Consequences
Probability
Risk Grading Matrix
Action
Lingkup pembahasan risk management
dalam pengelolaan fasilitas dan
keselamatan
 Risiko-risiko yang terkait dengan keselamatan dan keamanan
dalam fasilitas pelayanan kesehatan
 Risiko-risiko yang terkait dengan kondisis kedaruratan
(emergency)
 Risiko-risiko yang terkait dengan kebakaran
 Risiko-risiko yang terkait dengan pengelolaan system utilitas
 Risiko-risiko yang terkait dengan pengelolaan peralatan
 Risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan B3 dan limbah B3
Perlukah hal ini
menjadi perhatian
Puskesmas ?
Memahami
Regulasi dan
peraturan yang
terkait dengan
risiko-risiko
dalam
pengelolaan
fasilitas dan
keselamatan
Risk
Assessment
tools
Frequent
Probable
Possible
Unlikely
Rare

Probability

1. Extreme risk
Severity 2. High risk
assessment 3. Moderate risk
4. Low risk
Severity
(Dampak)
Karakteristik/derajad
Extreme risiko
Major
Moderate
Minor
Minimal
CONTOH REGISTER RISIKO
N Pelayan- Risiko Kega- Probabi- Dera- Sebab Akibat Upaya Pence- Penang- Pelapor
o an watan litas jat yang gahan gung -an
Risiko telah agar jawab
Dilaku- tidak
kan terjadi
Kesehatan
Keluarga
1 Kegiatan
Posyandu

2 Imunisasi

3 SDIDTK
Ruang Area Sumber Risiko Kontro Asesmen risiko Peringk Upaya thd risiko Strateg Pemili Monitoring &
lingkup/ / Informa / l at (risk treatment) i k Evaluasi
konteks lokas si Kondi Intern prioritas mitiga Risiko
i si al risiko si
Saat yang
ini ada probabilita Dampak Kesiapa Total Kontrol Pembiayaan Asesme Wakt
saat ini s n Nilai risiko risiko n ulang u
(Skor
risiko)
Hazard Vulnerability Assessment
(HVA)
 Dikembangkan oleh Kaiser Permanente untuk
assessment yang dilakukan oleh rumah sakit di bawah
Kaiser Permanente terkait dengan K3 dan disaster
 Dilakukan sebagai dasar untuk Menyusun emergency
response plan (disaster plan) dan Menyusun program
manajemen risiko fasilitas dan keselamatan
 Asesmen dilakukan terhadap:
 Natural Hazard
 Technology Hazard
 Human Hazard
 Hazardous Materials
Faskes Terdekat
Hazard Vulnerability Assessment
HVA
menjadi dasar dalam
Penyusunan Program
MFK
Bagaimana
Tindakan untuk mengatasi
risiko (risk treatment)
monitoring/review (tinjauan
kembali) dan
mengkomunikasikan
manajemen risiko
Tindak lanjut untuk
meminimalkan risiko
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Identifikasi / Analisa Paparan Kelola Risiko melalui Tehnik MR

Identifikasi Analisa Risiko Risk Control Risk Financing


Risiko Frequency
Identifikasi kerugian
Kerugian Seberapa sering
kerugian akan Hindari Risiko
(Risk Avoidance) Transfer Retensi
terjadi”
+ Severity
Seberapa serius Cegah kerugian
(Loss Prevention) Non Asuransi Pasif Aktif
dampak kerugian asuransi
(frekuensi) Non
terjadi? Kontrak, asuransi +
perjanjian Self
Reduksi
Kerugian (Loss) kerugian (Loss Insurance
Reduction )
(dampak)
Property Finansial Liabiity Personi
l
Segregasi

Kontrak transfer
(Non asuransi)

American Society for Health Care Risk Management (ASHRM)


Risk Treatment
Risk Control
 Hindari risiko (risk avoidance)
 Cegah kerugian (loss prevention –
probability/peluang terpapar)
 Reduksi (mengurangi) kerugian (loss reduction –
severity)
 Segregasi/separation
 Contractual transfer non Insurance
Risk Financing
 Risk retention (ditanggung sendiri):
 Aktif: biaya risiko sudah diperkirakan
 Pasif: biaya risiko belum diperkirakan

 Risk transfer (dialihkan ke pihak lain):


 Non asuransi
 Asuransi
Risk avoidance
 Menghindari / tidak terlibat dalam Kegiatan
risiko terkait
 Satu-satunya teknik kontrol risiko yg sepenuhnya
menghilangkan kerugian dengan tidak terlibat
dalam risiko tsb
Loss Prevention  probability
 Reduksi / Eliminasi potensial kerugian :
 inspeksi fasilitas
 PPK / CP
 Hasil kritis
 Hand hygiene
 Orientasi & edukasi
 Survey kepuasan pasien
 Survey kepuasan staf
 Time out
Loss Reduction  severity
 Mitigasi dampak saat pertama kejadian dan
reduksi kerugian selanjutnya :
• Tim medis reaksi cepat (TMRC) / Code Blue
• Sprinkler System
• BHD
• Crisis management Emergency
Segregasi
• Pemisahan (Separation):
– Membagi Aset / kegiatan menjadi dua / lebih di lokasi terpisah (Mengurangi
Risiko Rugi dalam satu kejadian)
– Sehingga jika terjadi kerugian tidak berdampak pada organisasi secara
menyeluruh.
– Hasil distribusi / aset disebarkan ke beberapa lokasi sehingga kerugian
hanya dialami di satu lokasi. Mis perusahaan alkes mendistribusi alkesnya
di beberapa tempat / vendor untuk mereduksi potensi kerugian akibat
kebakaran
• Duplikasi (Duplication).
– Produk atau pelayanan dapat selalu tersedia akibat adanya duplikasi meski
produk utama mengalami kerugian / kerusakan.
– Mis. double checking medication, duplicate keys

– Membuat duplikat RM elektronik


Transfer kontraktual (non-insurance)
• Mereduksi kerugian dengan membuat Kontrak dan
pergeseran tanggung jawab hukum jika kerugian dari
satu pihak ke pihak lain.
• Contoh: Leasing, KSO
Risk financing
 Penganggaran risiko: transfer ke pihak lain, atau
ditanggung sendiri
 Transfer risiko non asuransi: memindahkan risiko ke
pihak lain (pihak ketiga) yang bukan asuransi  contoh
KSO termasuk biaya pemeliharaan dan bila terjadi risiko
kerusakan alat
 Transfer risiko asuransi: memindah risiko kepada pihak
ketiga (asuransi)  contoh mengasuransikan mobil
 Pasif: kalau ada risiko baru dibiayai
 Self insurance: menyiapkan dana sendiri untuk membiayai
bila terjadi risiko
Risk retention
 Dilakukan bila Faskes berasumsi beban keuangan risiko lebih
ringan daripada membayar asuransi

 Bentuk umum risk retention :


– Dana kerugian tidak disiapkan (Unfunded self-insurance )

– Dana kerugian disiapkan (Funded self-insurance )

– Dana kerugian dikumpulkan di beberapa organisasi


Risk transfer
 Faskes mentransfer risiko keuangan ke pihak lain.
Asuransi komersial paling banyak digunakan
 Contoh:
 RS membuat kebijakan bagi staf medis, bahwa RS
membayar kerugian yang berhubungan dengan
malpraktik medis, sehingga kewajiban keuangan untuk
kerugian ditransfer kepada asuransi, namun tetap staf
medis secara hukum bertanggung jawab untuk cedera
pasien yang disebabkan oleh kelalaiannya
Risk Treatment Cyclical Process
Monitoring/review
(Sumber: WHO Technical Report series no 981, 2013)

 Monitoring adalah pengukuran atau observasi yang


terjadwal terhadap upaya kendali risiko dalam
mengupayakan batas yang diterima dari suatu risiko
 Perlu adanya mekanisme/prosedur yang disusun
oleh FKTP untuk melakukan monitoring dan
tinjauan ulang terhadap pelaksanaan
program/kegiatan manajemen risiko
 Monitoring dilakukan secara periodik terhadap
pelaksanaan program/kegiatan manajemen
risiko dan upaya-upaya untuk mengatasi risiko
apakah dapat mencapai batasan yang ditetapkan
 Tujuan maonitoring/review adalah untuk mengkaji
adanya informasi-informasi baru yang dapat
berdampak terhadap keputusan dalam mengelola
risiko
 Contoh: perubahan sistem kendali risiko, perubahan
peralatan, perubahan prosedur, perubahan rekanan,
perubahan struktur organisasi
 Proses, hasil kegiatan monitoring, dan tindak
lanjutnya harus dicatat, juga harus ditandatangni
oleh petugas yang melakukan monitoring/review
 Monitoring dan review dilakukan terhadap
efektivitas Program manajemen risiko :
 menilai ketepatan tehnik / tools identifikasi,
analisa dan pengelolaan risiko.
 memastikan bahwa dampak aktifitas manajemen
risiko di unit diukur secara akurat dan risiko
dapat di mitigasi / direduksi
 Evaluasi secara multidisiplin oleh tim manajemen
risiko, para pemangku struktural, staf klinis, pemilik
(Dinas Kesehatan)
Komunikasi risiko
(Sumber: WHO Technical Report series no 981, 2013)

 Proses manajemen risiko harus dikomunikasikan


kepada semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders)
 Komunikasi dilakukan pada setiap tahapan dari
proses manajemen risiko, sehingga para
pemangku kepenting terinformasi dan bahkan
terlibat dalam proses pengumpulan data,
melakukan kajian risiko, dan pengambilan
keputusan untuk melakukan kendali risiko
 Seluruh proses manajemen risiko mulai dari
identifikasi, kajian, dan kendali terhadap risiko
harus didokumentasikan dan ditanda tangani
oleh para penanggung jawab/kepala unit sesuai
dengan kebijakan organisasi
 Komunikasi dilakukan untuk memastikan para
pemangku kepentingan mendapatkan informasi
yang benar dan memberikan dukungan untuk
penerapan manajemen risiko
Kesimpulan
 Untuk dapat mengelola fasilitas dan keselamatan
di FKTP perlu diterapkan manajemen risiko
 Penerapan manajemen risiko dalam pengelolaan
fasilitas dan keselamatan dilaksanakan dengan
penerapan 6 program MFK yang disusun
berdasarkan hasil asesmen risiko (dengan HVA).
Terimakasih
MFK vs K3
 Program MFK lebih fokus dalam pengelolaan
resiko terkait fasilitas, keselamatan dan
lingkungan. Sedangkan program K3 dibuat
untuk perencanaan implementasi standar
keselamatan dan kesehatan kerja melalui
penerapan sitem K3.
Standar K3
 pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3 di Fasyankes;
 penerapan kewaspadaan standar;
 penerapan prinsip ergonomi;
 pemeriksaan kesehatan berkala;
 pemberian imunisasi;
 pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di Fasyankes;
 pengelolaan sarana dan prasarana Fasyankes dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja;
 pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja;
 kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana, termasuk
kebakaran;
 pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan
berbahaya dan beracun; dan
 pengelolaan limbah domestik.

Anda mungkin juga menyukai