ICS 13.220.10
© BSN 2022
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
SNI 180-1:2022
Daftar isi
Daftar isi.....................................................................................................................................i
Prakata .................................................................................................................................... iii
1 Ruang lingkup .................................................................................................................... 1
2 Acuan normatif................................................................................................................... 1
3 Istilah dan definisi .............................................................................................................. 1
4 Klasifikasi APAP ................................................................................................................ 2
5 Media pengisi APAP .......................................................................................................... 2
5.1 Jenis media pengisi ........................................................................................................ 2
5.2 Toleransi isi media .......................................................................................................... 3
6 Syarat mutu ....................................................................................................................... 3
6.1 Tabung APAP ................................................................................................................. 3
6.2 Daya padam APAP ......................................................................................................... 4
7 Pengambilan contoh uji ..................................................................................................... 7
8 Metode uji .......................................................................................................................... 7
8.1 Kondisi pengujian ........................................................................................................... 7
8.2 Tabung APAP ................................................................................................................. 7
8.3 Pengujian daya padam kelas A ...................................................................................... 8
8.4 Pengujian daya padam Kelas B...................................................................................... 9
8.5 Pengujian konduktivitas media pengisi kelas C ............................................................ 14
8.6 Pengujian daya padam kelas K .................................................................................... 16
9 Syarat lulus uji ................................................................................................................. 19
10 Penandaan .................................................................................................................... 19
Lampiran A (normatif) Simbol kelas kebakaran ..................................................................... 20
Lampiran B (informatif) Contoh simbol cara penggunaan APAP ........................................... 21
Lampiran C (informatif) Contoh desain konstruksi tabung APAP .......................................... 22
© BSN 2021 i
SNI 180-1:2022
Gambar 1 – Susunan balok kayu pengujian kelas 13A (tampak depan) ................................. 9
Gambar 2 – Nampan tampak atas dan samping ................................................................... 12
Gambar 3 – Penempatan nampan pada kelas pengujian IIIB (di dalam Silo) ....................... 13
Gambar 4 – Penempatan nampan pada kelas pengujian IVB (di dalam Silo) ....................... 14
Gambar 5 – Pengujian kelas kebakaran C ............................................................................ 16
Gambar 6 – Alat pengujian kebakaran 5K ............................................................................. 18
Gambar 7 – Alat pengujian kebakaran 25K, 40K dan 75K .................................................... 18
Gambar A.1 – Simbol kelas kebakaran ................................................................................. 20
Gambar B.1 – Contoh label cara penggunaan APAP ............................................................ 21
Gambar B.2 – Contoh penempatan label APAP .................................................................... 21
Gambar C.1 – Sistematika APAR (stored pressure) .............................................................. 22
Gambar C.2 – Skematika APAR cartridge ............................................................................. 22
Gambar C.3 – Skematika APAR CO2 yang menggunakan cone ........................................... 22
Gambar C.4 – Skematika APAR CO2 yang menggunakan horn ............................................ 23
Gambar C.5 – Skematika Alat Pemadam Api Beroda (APAB) .............................................. 23
© BSN 2022 ii
SNI 180-1:2022
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) 180-1:2022, dengan judul Alat Pemadam Api Portabel
(APAP) – Bagian 1: Syarat mutu merupakan revisi SNI 180:2021, Alat Pemadam Api Portabel
(APAP) dan SNI 03-3988-1995 Pengujian kemampuan pemadaman dan penilaian alat
pemadam api ringan.
Standar ini dirumuskan untuk menjadi acuan dalam pembuatannya di Indonesia. Penyediaan
Alat Pemadam Api Portabel didalam suatu tempat kerja adalah bertujuan untuk kesiapsiagaan
memadamkan api pada fase awal kebakaran untuk mencegah kerugian lebih besar, maka
setiap Alat Pemadam Api Portabel haruslah terjamin kemampuan pemadamannya dan
menjamin keselamatan orang yang memadamkan, sehingga benar benar dapat digunakan
untuk memadamkan api pada fase awal terjadinya kebakaran secara efektif.
Standar ini merupakan bagian dari seri SNI 180, Alat Pemadam Api Portabel (APAP), yang
terdiri dari 2 bagian yaitu:
- Bagian 1: Syarat mutu
- Bagian 2: Penempatan, inspeksi dan pemeliharaan
Standar ini dirumuskan oleh Komite Teknis 13-04, Kendaraan dan Peralatan Pemadam
Kebakaran. Standar ini telah dikonsensuskan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2021.
Konsensus ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait, yaitu perwakilan
dari pelaku usaha, konsumen, pakar dan pemerintah.
Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 4 Januari 2022 sampai dengan
tanggal 23 Januari 2022 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggungjawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh paten yang ada.
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan mutu dan metode uji alat pemadam api portabel untuk
kebakaran kelas A, B, C dan K.
Standar ini tidak berlaku untuk alat pemadam api portabel untuk kebakaran kelas D.
2 Acuan normatif
Dokumen berikut merupakan bagian tidak terpisahkan dalam penggunaan standar ini. Untuk
acuan bertanggal, hanya edisi yang diacu digunakan. Untuk acuan tidak bertanggal, edisi
terakhir dari dokumen acuan (termasuk amandemen) digunakan.
EN 615, Fire protection - Fire extinguishing media - Specifications for powders (other than
class D powders)
UL 711, Standard for Safety Rating and Fire Testing of Fire Extinguishers
Untuk tujuan penggunaan dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini berlaku.
3.1
alat pemadam api portabel
APAP
alat pemadam api yang digunakan pada fase awal terjadinya kebakaran, mudah dioperasikan
dan mudah dipindahkan
CATATAN 1 Alat pemadam api portabel dapat berupa alat pemadam api ringan (APAR) dan alat
pemadam api beroda (APAB).
CATATAN 2 Contoh desain konstruksi tabung APAR dan APAB dapat dilihat pada Lampiran C
3.2
alat pemadam api ringan
APAR
alat pemadam api portabel yang mudah dioperasikan oleh satu orang untuk memadamkan api
dengan berat total (termasuk media) sampai dengan 18 kg
3.3
alat pemadam api beroda
APAB
alat pemadam api portabel yang memiliki roda dengan berat total (termasuk media) lebih berat
dari 18 kg
3.4
tekanan kerja
tekanan dalam tabung untuk mengeluarkan media secara efektif
4 Klasifikasi APAP
b. Kelas B
Diperuntukkan untuk memadamkan kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar
meliputi minyak bumi, cat berbahan dasar minyak, pelarut, alcohol dan gas yang mudah
terbakar
c. Kelas C
Diperuntukkan untuk memadamkan instalasi listrik bertegangan yang meliputi peralatan
listrik yang menimbulkan tegangan
d. Kelas D
Diperuntukkan untuk memadamkan kebakaran bahan logam yang bisa menyala dari unsur
bahan titanium (Ti), litium (Li), magnesium (Mg), zirconium (Zr)
e. Kelas K
Diperuntukkan untuk memadamkan kebakaran bahan mudah menyala dari minyak goreng
dalam proses memasak
Media pengisi APAP dapat berupa salah satu dari, sebagai berikut:
Media serbuk dalam satu tabung harus berisi satu jenis serbuk, yaitu: natrium bicarbonate,
calium bicarbonate, ammonium phosphate, potassium bicarbonate dan sodium bicarbonate.
Media serbuk yang digunakan sesuai dengan ISO 7202 atau EN 615 atau UL 299 atau UL 711.
Alat pemadam berbahan dasar air baik murni ataupun dengan additive, termasuk didalamnya
alat pemadam berbahan busa (foam) yaitu Aqueous Film Forming Foam (AFFF) atau Film
Forming Fluoroprotein (FFFP).
Media busa (foam) dalam satu tabung harus berisi satu jenis busa (foam), yaitu: Aqueous Film
Forming Foam (AFFF) atau Film Forming Fluoroprotein (FFFP).
Busa (foam) memenuhi persyaratan pada ISO 7203 atau EN 1568 atau UL 162.
Proporsi campuran busa (foam) didalam air sebagai pelarut sebaiknya 6 % dan pengisian air
yang banyaknya 94 % selalu mendahului pengisian foam. Kalau urutan pengisian dibalik,
maka akan timbul pembentukan busa (foam) yang akan keluar meluap dari tabung sehingga
bisa menyebabkan perbandingan campuran tidak akurat lagi.
Karena media berbahan dasar air merupakan bahan kimia yang sangat korosif maka bagian
dalam tabung APAP harus tahan korosi.
Media yang digunakan untuk pengisian tabung adalah Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) atau
Hydrofluorocarbon (HFC) yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam pengisian HCFC/HFC perlu diperhatikan bahwa HCFC/HFC tidak boleh ada air atau
kandungan uap air di dalam tabung sebelum mengisikan ke dalam tabung, karena dari hasil
reaksi keduanya akan timbul Hydrochloric dan Hydrofluoric acid suatu senyawa yang sangat
korosif.
Media yang digunakan untuk pengisian tabung adalah karbon dioksida (CO2) cair.
Isi media dari APAP harus sama dengan isi nominal yang tertera di dalam penandaan pada
tabung dengan toleransi yang diperbolehkan sesuai Tabel 1 berikut.
6 Syarat mutu
Tabung APAP tidak boleh mengalami kebocoran dan pengembangan tidak boleh lebih dari
0,2 % ketika diberikan tekanan sebesar 1,5 kali tekanan kerja.
Tabung APAP harus mampu menahan tekanan tanpa pecah ketika diberikan tekanan sebesar
3,75 kali tekanan kerja.
6.2.1 Kelas A
Kelas A atas dasar kemampuan untuk memadamkan api kayu unggun yang tersusun dengan
ukuran yang ditetapkan sesuai Tabel 2, Tabel 3, atau Tabel 4.
Flashback atau penyalaan api kembali tidak boleh terjadi selama 1 menit setelah pemadaman.
detik kg
5A 6 1
8A 6 1 s.d 2
13A 8 1 s.d 4
21A 8 1 s.d 6
27A 8 1 s.d 9
34A 12 1 s.d 9
43A 15 1 s.d 12
55A 15 1 s.d ≥ 12
Tabel 3 – Kapasitas peringkat operasi, minimum durasi daya padam air atau busa
APAP Kelas A
detik liter
5A 6 2 s.d 3
8A 6 2 s.d 6
13A 8 2 s.d 9
21A 8 2 s.d 9
27A 8 2 s.d 9
34A 12 2 s.d ≥ 9
43A 15 2 s.d ≥ 9
55A 15 2 s.d ≥ 9
detik kg
5A 8 1 s.d 6
8A 12 1 s.d 8
13A 12 1 s.d 8
21A 12 1 s.d ≥ 8
27A 12 1 s.d ≥ 8
34A 12 1 s.d ≥ 8
43A 12 1 s.d ≥ 8
55A 12 0 s.d ≥ 8
6.2.2 Kelas B
Kelas B atas dasar kemampuan untuk memadamkan api dari cairan yang mudah terbakar
dengan jumlah dan ukuran yang ditetapkan sesuai Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8.
Flashback atau penyalaan api kembali tidak boleh terjadi selama 1 menit setelah pemadaman.
detik kg
21B 8 1
34B 8 1 s.d 2
55B 8 1 s.d 3
70B 8 1 s.d 4
89B 8 1 s.d 4
113B 12 1 s.d 6
144B 15 1 s.d 9
183B 15 1 s.d 12
233B 15 1 s.d 12
IB 15 1 s.d 25
IIB 30 1 s.d 50
IIIB 60 1 s.d 100
IVB 90 1 s.d 150
Tabel 6 – Kapasitas peringkat operasi, minimum durasi daya padam air atau busa
APAP Kelas B
detik liter
34B 8 2
55B 8 2 s.d 3
70B 8 2 s.d 3
89B 8 2 s.d 3
113B 12 2 s.d 6
144B 15 2 s.d 6
183B 15 2 s.d 9
233B 15 2 s.d 9
IB 20 2 s.d 25
IIB 40 2 s.d 50
IIIB 80 2 s.d 100
IVB 120 2 s.d 150
detik kg
21B 8 2
34B 8 2 s.d 5
55B 8 2 s.d 9
70B 8 2 s.d 25
89B 8 2 s.d 50
113B 12 2 s.d 50
144B 15 2 s.d 50
detik kg
8B 8 1 s.d 2
21B 8 1 s.d 4
34B 8 1 s.d 6
55B 8 1 s.d 9
70B 8 1 s.d 12
89B 8 1 s.d 12
113B 12 1 s.d 20
144B 15 1 s.d 25
183B 15 1 s.d 50
6.2.3 Kelas C
Kelas C atas dasar kemampuan memadamkan yang dapat menggunakan kemampuan padam
sesuai kelas A, kelas B dan/atau kelas K dan tidak menggunakan media yang dapat
menghantarkan listrik > 10 mA.
6.2.4 Kelas K
Kelas K atas dasar kemampuan untuk memadamkan kebakaran dari minyak nabati, margarin,
dan sejenisnya sesuai Tabel 9. Media pengisi APAP Kelas K tidak boleh berupa karbon
dioksida. Pada pengoperasian pemadaman APAP antara handle, nozel dan nampan tidak
boleh mengeluarkan tegangan dan arde sebesar lebih dari 0,5 mA.
Flashback atau penyalaan api kembali tidak boleh terjadi selama 1 menit setelah pemadaman.
Tabel 9 – Peringkat daya padam dan durasi operasi minimum dan minimal media
untuk pemadam Kelas K
Pengambilan contoh dilakukan secara acak untuk setiap kelas kebakaran, setiap jenis media,
dan setiap ukuran berat yang akan diuji.
8 Metode uji
Pengujian sebuah APAP yang diwajibkan adalah pengujian tabung (bejana) dan daya padam
(fire rating).
Suhu penyimpanan sebelum pengujian APAP yang akan diuji harus disimpan dalam ruangan
tertutup sekurang-kurangnya selama 24 jam pada suhu 25 °C toleransi ± 5 °C sebelum
dilakukan pengujian dan dipertahankan dalam suhu tersebut sampai saat dilakukan pengujian.
Pengujian tabung APAP harus memenuhi uji tekanan hidrostatik sebagai berikut:
1. Lakukan uji tekan kebocoran dengan cara menekan tabung APAP dengan tekanan sebesar
1,5 kali tekanan kerja. Tekanan ditahan 1 menit tanpa ada kebocoran dan pengembangan
tabung tidak boleh lebih dari 0,2 %, dengan cara membandingkan volume tabung sebelum
dan sesudah diuji.
2. Lakukan uji tekan pecah dengan cara menekan tabung APAP dengan tekanan sebesar
3,75 kali tekanan kerja tanpa pecah.
Bahan bakar yang digunakan adalah kayu kamper, meranti, sengon atau kayu lain yang setara
dengan kadar air 15 % dengan ukuran kayu 40 mm x 60 mm, sesuai Tabel 10.
Bahan bakar minyak (BBM) yang ada di dalam nampan adalah campuran bahan bakar bensin
sebesar 40 % dan bahan bakar minyak solar sebesar 60 %.
Bahan bakar untuk pengujian daya padam Kelas A disusun di atas dudukan yang terbuat dari
rangka logam (Gambar 1).
Pengujian untuk kelas lebih besar dari 27A menggunakan konstruksi balok yang merupakan
gabungan ukuran yang lebih rendah sesuai Tabel 11.
Kelas Konstruksi
5A 5A
8A 8A
13A 13A
21A 21A
27A 27A
34A 21A+13A
43A 8A+27A+8A
55A 21A+13A+21A
Untuk menopang pengujian di atas 13A dapat digunakan ikatan kawat melintang pada
susunan potongan kayu.
Keterangan gambar:
- Ukuran balok kayu (40 x 60) mm
- Balok kayu diletakkan melintang (lapisan 2, 4, 6, 8, dan 10) harus memiliki panjang tetap
(500 ± 10) mm sesuai Tabel 10.
- Balok kayu diletakkan membujur (lapisan 1, 3, 5, 7, 9 dan 11) akan memiliki panjang tetap yang
bervariasi sesuai dengan api uji seperti yang diberikan dalam Tabel 10 dengan toleransi ±10 mm
Potongan kayu disusun di atas dudukan rangka logam membentuk susunan balok kayu,
tempatkan nampan yang diisi dengan air setinggi 30 mm di bawahnya, selanjutnya tambahkan
bahan bakar minyak dengan volume (L) sesuai dengan daya padam (lihat Tabel 10). Dudukan
rangka logam memiliki ukuran tinggi 250 mm, lebar 900 mm dan panjang yang sama dengan
nilai daya padam sesuai Tabel 10.
Balok kayu di setiap lapisan diberikan jarak secara berkala sebesar 6 cm antar balok kayu.
Dudukan rangka logam harus dibuat berbentuk persegi.
Nyalakan bahan bakar minyak pada nampan selama 2 menit, tarik nampan dari bawah
susunan kayu yang masih terbakar, tunggu selama 6 menit untuk daya padam kurang dari
27A atau 7 menit untuk daya padam lebih dari 27A.
Semprotkan secara merata ke pangkal api dengan cara mengelilingi susunan kayu hingga
semprotan mengenai celah celah kayu yang membara sampai menjadi padam. Catat waktu
pemadaman.
Jika tidak terjadi flashback atau penyalaan api kembali sesuai pasal 6.2.1, maka pengujian
dinyatakan berhasil.
Bahan bakar minyak (BBM) yang ada di dalam nampan adalah campuran bahan bakar bensin
sebesar 40 % dan bahan bakar minyak solar sebesar 60 %.
Luas area pengujian harus sama atau lebih besar dari yang ditentukan, setiap sisi area
pengujian harus sama dengan atau lebih besar dari 4 kali diameter nampan pengujian dengan
panjang minimum 7,5 m (sesuai Tabel 14).
Jumlah nampan yang digunakan sesuai dengan Tabel 12. Nampan yang digunakan berbentuk
bundar dengan dimensi yang ditentukan sesuai Tabel 13.
Daya padam Jumlah nampan untuk 233B Jumlah nampan untuk 21B
IB 1 1
IIB 1 2
IIIB 1 3
IVB 1 4
Nampan 21 B harus dipasang langsung di samping nampan 233 B, pengaturan nampan dalam
silo adalah sebagai berikut:
- Untuk daya padam IIB, penempatan dua nampan lainnya adalah pada 0 º dan 180 º dari
posisi nampan 233 B
- Untuk daya padam IIIB, penempatan tiga nampan lainnya adalah pada 0 º, 120 º dan 240 º
dari posisi nampan 233 B
- Untuk daya padam IVB, penempatan empat nampan lainnya adalah pada 0 º, 90 º, 180 º,
dan 270 º dari posisi nampan 233 B
Letakkan nampan di tempat yang datar, tuangkan air dan bahan bakar cair ke dalam nampan
dengan volume sesuai Tabel 13.
Tabel 13 – Volume cairan dan dimensi nampan untuk pengujian APAP Kelas B
Keterangan gambar:
Dimensi mengikuti sesuai dengan Tabel 13 dan Tabel 14
Keterangan gambar:
Penempatan dan jumlah nampan sesuai pasal 8.4.2.
Gambar 3 – Penempatan nampan pada kelas pengujian IIIB (di dalam Silo)
Keterangan gambar:
Penempatan dan jumlah nampan sesuai pasal 8.4.2.
Gambar 4 – Penempatan nampan pada kelas pengujian IVB (di dalam Silo)
Nyalakan api pada nampan yang sudah dituang bahan bakar minyak sesuai dengan kelasnya,
tunggu sampai 1 menit, kemudian laksanakan pemadaman.
Semprotkan ke pangkal api dengan cara menyapu dari api terdekat dan didorong sampai
menutup seluruh permukaan nampan hingga api padam.
Jika tidak terjadi flashback atau penyalaan api kembali sesuai pasal 6.2.2, maka pengujian
dinyatakan berhasil.
8.5.1 Peralatan
a. Pelat logam (1x1) m, digantung secara vertikal oleh insulator dan tanpa objek atau struktur
lebih dekat dengan ukuran:
- 1 m di bawah bagian bawah plat;
- 1 m di kedua sisi tepi plat;
- 1 m dari kedua muka plat;
- 0,5 m di atas bagian atas plat.
b. Nampan atau wadah lain, ditempatkan di bawah pelat target untuk menampung media
yang turun dan terinsulasi dari lantai.
c. Sebuah transformator tegangan tinggi, memungkinkan tegangan bolak-balik sebesar
35 kV dibuat antara plat logam dan lantai.
Impedansi sirkit harus sedemikian rupa sehingga, ketika sekunder dihubung pendekkan
dan primer disuplai oleh tegangan sama dengan 10% dari tegangan suplai normal, arus
sekunder ≤ 10 mA.
d. Dudukan insulasi (insulating support) untuk alat pemadam nozel tetap.
e. Baki insulasi (insulating tray) untuk alat pemadam yang dilengkapi dengan slang.
APAP dengan nozel tetap harus dipasang pada penyangga insulasi dan diatur sedemikian
rupa sehingga saluran keluar, terletak pada 1 m dari pelat target dan diarahkan ke pusatnya.
APAP dengan slang harus ditempatkan pada baki insulasi dan diatur sedemikian rupa
sehingga saluran keluarnya adalah 1 m dari pelat target dan diarahkan ke pusatnya.
Arus diukur dengan amperemeter yang dihubungkan secara bergantian antara pegangan alat
pemadam dan lantai dan antara nozel dan lantai. Jika tidak terdapat jalur konduktif untuk
menghantarkan arus antara media pemadam nozel sampai ke pegangan alat pemadam yang
terhubung dengan alat ukur, maka jalur tersebut harus dibuat untuk tujuan pengujian.
Semprotkan alat pemadam, pastikan media yang dikeluarkan menyentuh target, dan lakukan
pengukuran.
Keterangan gambar:
1. Transformer uji
2. Catu daya tegangan rendah
3. Plat uji
4. Amperemeter
5. APAP yang diuji
6. Nampan
7. Lantai
Bahan bakar yang digunakan adalah minyak goreng yang memiliki temperatur penyalaan
mandiri tanpa penyulutan pada temperatur 330 ºC hingga 380 ºC, atau disesuaikan dengan
karakteristik minyak goreng lokal.
Untuk melakukan pengujian, operator harus mengenakan helm, sarung tangan dan pelindung
non-reflektif. Operator tidak boleh mengenakan pakaian yang memiliki lapisan luar berbahan
aluminium.
Nampan pengujian 5K dibuat dari lembaran baja, tebal (2,0 ± 0,25) mm dan kedalaman
(170 ± 10) mm dan dipasang pada struktur pendukung. Nampan harus kedap cairan.
Nampan pengujian 25K, 40K dan 75K dibuat dari lembaran baja tebal (2,0 ± 0,25) mm dan
kedalaman (250 ± 10) mm. Nampan harus memiliki sambungan kedap cairan dan penguat
sudut menerus dan bibir nampan untuk menghasilkan tepi yang melengkung ke bawah. Lebar
bibir nampan atas harus berukuran 45 mm. Nampan harus diletakkan pada penyangga
dengan ketinggian bibir nampan (1.000 ± 12) mm di atas lantai.
Ukur suhu minyak goreng dengan menggunakan termokopel yang ditempatkan (25 ± 5) mm
di bawah permukaan minyak goreng (sebelum pemanasan), dan tidak kurang dari 75 mm dari
dinding nampan pengujian
Panaskan minyak di nampan uji menggunakan sumber panas yang sesuai hingga terjadi
penyalaan mandiri tanpa proses penyulutan.
Penyalaan mandiri harus terjadi dalam waktu maksimum 3,5 jam sejak dimulainya proses
pemanasan nampan uji.
Setelah terjadi penyalaan mandiri, segera matikan sumber panas dan biarkan menyala selama
(120 ± 10) detik sebelum pengujian penyemprotan dimulai.
Semprotkan APAP ke nyala api tanpa terputus dari jarak minimum yang direkomendasikan
pabrikan pada label. Penyemprotan dimulai setelah api berkembang penuh minimal 2 menit.
Lakukan penyemprotan hanya dari satu arah atau sisi nampan. Catat waktu pemadaman.
Rekaman video uji ini harus dilakukan untuk membuktikan kesesuaian dengan persyaratan
daya padam.
Setelah setiap pengujian, bersihkan nampan uji secara menyeluruh dan gunakan minyak
goreng baru untuk pengujian berikutnya.
CATATAN Hindari penyalaan uap bahan bakar oleh sumber panas lain sebelum terjadi penyalaan
mandiri.
1. Minyak goreng yang terbakar dalam nampan tidak boleh tumpah (keluar) dari nampan
2. Api harus dipadamkan dan tidak boleh terjadi penyulutan berulang saat pengujian, atau
tidak terjadi luapan minyak goreng selama 20 menit setelah APAP habis disemprotkan.
3. Harus terdapat sisa minyak goreng di nampan pada akhir pengujian untuk membuktikan
bahwa pemadaman telah terjadi oleh proses pemadaman dan bukan disebabkan oleh
minyak goreng yang habis.
4. Suhu minyak goreng harus terukur pada saat terjadi penyalaan mandiri.
5. Penyemprotan media tidak boleh menyebabkan api membesar. Nyala api dengan tinggi
lebih dari 2 m termasuk kategori api membesar. Puncak api di atas 2 m dalam waktu
singkat (durasi < 2 detik) dapat diterima.
Keterangan gambar:
1 diameter dalam nampan uji (195 mm)
2 ketebalan dinding nominal (2,0 ± 0,25) mm
3 tirai penahan api yang sesuai dengan tipe pembakar
4 sumber panas
Keterangan gambar:
1 nampan untuk sumber panas (berasal dari gas atau listrik)
2 tirai penahan api untuk pemanas gas, untuk mencegah penyulutan api minyak goreng
(mencegah penyalaan dengan penyulutan)
3 jarak ke lantai
X : panjang internal (lihat Tabel 9)
Y : lebar internal (lihat Tabel 9)
10 Penandaan
Klasifikasi pemadam api harus ada tanda berupa stiker atau label yang terdiri dari informasi
satu huruf yang menandakan pemadam api tersebut terbukti efektif digunakan dalam kelas
kebakaran tersebut, dan khusus kelas A dan B didahului oleh suatu angka hasil uji rating
kemampuan yang menandakan keefektifan pemadaman relatif. Simbol tersebut mudah dilihat
dari kejauhan dan tidak mudah hilang. Simbol kelas kebakaran sesuai dengan Lampiran A.
Informasi tersebut di atas dihimpun dalam bentuk barcode/QRcode yang melekat pada tabung
APAP.
Lampiran A
(normatif)
Simbol kelas kebakaran
Lampiran B
(informatif)
Contoh simbol cara penggunaan APAP
Lampiran C
(informatif)
Contoh desain konstruksi tabung APAP
Bibliografi
[1] SNI 07-0601-2006, Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (BJP)
[2] ISO 7165 – Fire fighting – portable fire extinguishers – performance and construction
[3] BS EN 3 – 7 2004 + A1: 2007 Portable fire extinguishers — Part 7: Characteristics,
performance requirements and test methods
[4] BS EN 1866 – 1: 2007 Mobile fire extinguishers Part 1: Characteristics, performance and
test methods
[5] BS EN 1866 – 2: 2014 Mobile fire extinguishers Part 2: Requirements for the construction,
pressure resistance and mechanical tests for extinguishers, with a maximum allowable
pressure equal to or lower than 30 bar, which comply with the requirements of EN 1866-1
[6] NFPA 10, Standard for Portable Fire Extinguishers