0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan2 halaman
Dokumen ini memberikan pedoman tentang prosedur injeksi intravena. Ini mencakup tujuan pemberian obat secara intravena untuk memperoleh efek cepat, menghindari kerusakan jaringan, dan memasukkan obat dalam jumlah besar. Prosedur meliputi 21 langkah mulai dari persiapan, penjelasan ke pasien, pembersihan area penusukan, penusukan jarum ke vena, pemberian obat, hingga dokumentasi.
Dokumen ini memberikan pedoman tentang prosedur injeksi intravena. Ini mencakup tujuan pemberian obat secara intravena untuk memperoleh efek cepat, menghindari kerusakan jaringan, dan memasukkan obat dalam jumlah besar. Prosedur meliputi 21 langkah mulai dari persiapan, penjelasan ke pasien, pembersihan area penusukan, penusukan jarum ke vena, pemberian obat, hingga dokumentasi.
Dokumen ini memberikan pedoman tentang prosedur injeksi intravena. Ini mencakup tujuan pemberian obat secara intravena untuk memperoleh efek cepat, menghindari kerusakan jaringan, dan memasukkan obat dalam jumlah besar. Prosedur meliputi 21 langkah mulai dari persiapan, penjelasan ke pasien, pembersihan area penusukan, penusukan jarum ke vena, pemberian obat, hingga dokumentasi.
Onekore NIP: 19760113 199703 1 004 1. Pengertian Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk 1. Memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi parenteral lain. 2. Menghindari terjadinya kerusakan jaringan. 3. Memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar. 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Onekore Nomor : 01/SK.03/PKM.OK/III/2017 tentang Pelayanan Klinis. 4. Referensi Kementerian Kesehatan R.I NOMOR HK 02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktisi Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 5. Prosedur / 1. Petugas mencuci tangan. Langkah – 2. Petugas menyiapkan obat dengan prinsip tujuh benar. langkah 3. Petugas memberitahu klien dan menjelaskan prosedur yang akan diberikan. 4. Petugas meminta persetujuan tindakan medis pada pasien. 5. Petugas mengatur klien pada posisi yang nyaman. 6. Petugas memasang perlak pengalas. 7. Petugas mebebaskan lengan klien dari baju atau kemeja. 8. Petugas meletakkan pembendung. 9. Petugas memilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan. 10. Petugas memakai sarung tangan. 11. Petugas menbersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme. 12. Petugas memegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan. 13. Petugas membuka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang akan ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30. 14. Petugas merendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena. 15. Petugas melakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan dominan menarik plunger. 16. Petugas mengobservasi adanya darah pada spuit. Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan. 17. Petugas mengeluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan 18. Petugas menutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin. 19. Petugas membalikan posisi klien. 20. Petugas membuang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok. 21. Petugas membuka sarung tangan. 22. Petugas mencuci tangan. 23. Petugas mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan. 6. Bagan Alir - 7. Unit Terkait Ruang Tindakan, Ruang VK.