DISUSUN OLEH
CV SEWELAS
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada
kita semua, sehingga kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan Ibukota
Kabupaten Serang telah selesai tepat pada waktunya.
Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan Ibukota Kabupaten Serang
dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dengan melalui beberapa tahapan diantaranya
expose laporan pendahuluan, turun lapangan ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
dan seluruh desa yang ada di Kecamatan Ciruas dan Kecamatan Kragilan,
pengolahan dan Analisa data serta expose laporan akhir kajian.
Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu selama proses turun
ke lapangan sampai dengan penyusunan laporan Kajian Penataan Wilayah Desa dan
Kecamatan Ibukota Kabupaten Serang, sehingga pelaksanaan kajian ini berjalan
dengan lancar dan sesuai harapan. Laporan ini telah melewati expose awal dan akhir
namun Kami menyadari laporan akhir dari Kajian Penataan Wilayah Desa dan
Kecamatan Ibukota Kabupaten Serang ini masih ada kekurangannya karena tidak ada
sesuatu yang sempurna di dunia ini.
Demikianlah Laporan Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan Ibukota
Kabupaten Serang ini kami sampaikan semoga dapat bermanfaat untuk Pemerintah
Kabupaten Serang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang,
Kecamatan Ciruas dan Kecamatan Kragilan serta Stakeholder terkait Kajian
Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan Ibukota Kabupaten Serang .
Tim Konsultan
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan ii
Ibukota Kabupaten Serang
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP……………………………………………………………. 89
5.1 Kesimpulan………………………………………………….…… 89
5.2 Rekomendasi …………………………………………………….. 90
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 91
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan iv
Ibukota Kabupaten Serang
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Kajian
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian dan hasil penelitian, jadwal pelaksanaan
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas kedudukan hukum Pusat Pemerintahan
Kabupaten Serang yang berada pada dua kecamatan dikaitkan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2012 tentang
Pemindahan Ibukota Kabupaten Serang dari Wilayah Kota Serang
ke Wilayah Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang dan Penataan
Wilayah Desa dan Kecamatan Ibukota Kabupaten Serang dikaitkan
dengan Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan disampaikan 2 bagian, yaitu simpulan dan
rekomendasi. Simpulan yang ditulis adalah penutup yang
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
7
Ibukota Kabupaten Serang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1 Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Jakarta, Refika Aditama, 2010, hlm. 11.
2 G. Setya Nugraha, R. Maulina f, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya, hlm.145.
3 Fahmi Amrusi dalam Ni’matull Huda, Hukum Pemerintah Daerah, Nusamedia, Bandung, 2012, hlm 28.
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
9
Ibukota Kabupaten Serang
4 Setya Retnami, Makalah Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia, Jakarta, Kantor Menteri Negara Otonomi
6 La Ode Bariun, Hakikat Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Penyelesaian Sengketa Hasil Pemilihan
Kepala Daerah Yang Berkeadilan, Disertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin. Makassar, 2015, Hlm.
136
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
11
Ibukota Kabupaten Serang
7 Kamal Hidjaz, Efektivitas Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Sistem Pemerintahan DaerahDi Indonesia,
hlm. 154.
9 Ibid. hlm.172
10 Nurmayani S.H.,M.H., Hukum Administrasi Daerah. Universitas Lampung, Bandarlampung. 2009, hlm 26
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
12
Ibukota Kabupaten Serang
11 Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2013. Hlm 99.
12 Ridwan, HR, Hukum Administrasi Negara, UII Pres, Yogyakarta, 2003, hlm. 74-75.
13 Philipus M. Hadjon, Penataan Hukum Administrasi, Fakultas Hukum Unair, Surabaya, 1998. hlm.2.
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
13
Ibukota Kabupaten Serang
14 La Ode Bariun, Hakikat Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Penyelesaian Sengketa Hasil Pemilihan
Kepala Daerah Yang Berkeadilan, Disertasi, Program Pasca Sarjana,Universitas Hasanuddin. Makassar, 2015, hlm.
136
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
14
Ibukota Kabupaten Serang
17 Hans Nawiasky, Allgemeine Rechtslehre als System der Rechtslichen Grundbegriffe, Benziger, Zurich, 1948,
hlm. 31.
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
24
Ibukota Kabupaten Serang
karena jika masih ditemukan norma yang lebih tinggi, maka norma yang
tadi tidak bisa disebut sebagai norma tertinggi.
Norma Fundamental Negara bersifat presupposed karena
ditetapkannya terlebih dahulu oleh masyarakat dalam suatu negara. Norma
ini disebut sebagai norma tertinggi negara karena tidak dapat lagi diketahui
siapa pembentuknya dan darimana sumbernya.
Norma Fundamental Negara bersifat aksiomatis, artinya kebenaran
norma ini harus diterima tanpa memperdebatkan lagi validitasnya. Hal
mana adalah penting menyangkut kedudukan Norma Fundamental Negara
sebagai sumber dan tempat bergantungnya segala norma yang ada
dibawahnya, sehingga penyangkalan/negasi terhadapnya akan
menggoyahkan keseluruhan tertib norma hukum yang bersumber padanya.
Menurut Hans Nawiasky sendiri, isi dari Norma Fundamental
Negara adalah dasar bagi pembentukan konstitusi atau undang-undang
dasar suatu negara (staatsverfassung). Hakikat hukum suatu
staatsfundamentalnorm ialah syarat bagi berlakunya suatu konstitusi atau
undang-undang dasar.
Di Indonesia, dapatlah disebut sebagai Norma Fundamental
Negaranya adalah Pancasila. Pancasila merupakan norma teringgi dalam
Negara Republik Indonesia yang didalamnya terkandung lima sila
Pancasila yang merupakan landasan filosofis (filosofische grondslag)
negara RI. Selain itu, Pancasila juga merupakan sumber dari segala sumber
hukum negara.18 Artinya, dalam Negara Republik Indonesia, semua
peraturan negara harus bersumber dan mencerminkan nilai-nilai luhur
Pancasila. Sebaliknya, tidak boleh berlaku suatu peraturan yang isinya
bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila, merupakan suatu norma yang presupposed dan sesuai
dengan pengertian daripada norma dasar itu sendiri, Pancasila tidak dapat
ditelususri siapa pembuatnya dan darimana sumbernya. Adapun mengenai
hal ini, masih banyak pihak yang salah persepsi bahwa Pancasila lahir dan
18 Lihat pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan.
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
25
Ibukota Kabupaten Serang
19 J. G. Steenbek dalam Nomensen Sinamo, Hukum Tata Negara Suatu Kajian Kritis tentang Kelembagaan
21 Maria Farida Indrati Soeprapto, Ilmu Perundang-Undangan Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan, Buku I,
Kanisius,Yogyakarta, 2007, hlm. 55.
22 Ibid.
23 Ibid.
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
29
Ibukota Kabupaten Serang
Konstitusi
UU
Peraturan Pelaksana
Tingkat Nasional
24 Lihat Teori Kelsen Sumber Jurnal Konstitusi Vol. 3 Nomor 1 hal 112
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
30
Ibukota Kabupaten Serang
BAB III
METODE PENELITIAN
25 Nurul Zuhriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2006, hlm. 47
26 Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 30.
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
31
Ibukota Kabupaten Serang
1. Wawancara
Wawancara adalah situasi peran antara pribadi bertatap muka,
ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah
penelitian kepada responden.27
Wawancara langsung dalam pengumpulan fakta sosial sebagai
bahan kajian yuridis empiris, dilakukan dengan cara tanya jawab secara
langsung dimana semua pertanyaan disusun secara sistematis, jelas dan
terarah sesuai dengan isu hukum, yang diangkat dalam penelitian.
Wawancara langsung ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang
benar dan akurat dari sumber yang ditetapkan sebelumnya. Wawancara
tersebut semua keterangan yang diperoleh mengenai apa yang diinginkan
dicatat atau direkam dengan baik.28 Wawancara dilakukan untuk
memperoleh keterangan secara lisan guna mencapai tujuan yaitu
mendapatkan informasi yang akurat dari narasumber yang berkompeten.29
Adapun wawancara dilakukan dengan responden sebagai berikut:
a. Organisasi Perangkat Daerah:
1) Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
2) Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
3) Kecamatan Ciruas
4) Kecamatan Kragilan
b. Seluruh Pemerintah Desa di Kecamatan Keragilan dan Seluruh Desa di
Kecamatan Ciruas.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner ini ditempuh karena jumlah sampel penelitian
relatif besar, sehingga dengan kuesioner maka penelitian akan lebih efektif
dan efisien. Adapun kuesioner dalam penelitian ini ditujukan pada OPD dan
Pemerintah Desa.
3. Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan terhadap suatu
proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan
yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-
informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari buku-buku sebagai
data pelengkap sumber data primer. Sumber data sekunder penelitian ini adalah
data-data yang diperoleh dengan melakukan kajian pustaka seperti buku-buku
ilmiah, hasil penelitian, Peraturan Perundang-undangan, Surat Keputusan
Bupati Serang, internet dan sebagainya.30 Data sekunder mencakup dokumen-
dokumen, buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, dan seterusnya.31
Adapun data sekunder yang kami gunakan meliputi 3 (tiga) bahan
hukum yaitu:
1. Bahan hukum primer:
a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota
Serang Di Provinsi Banten;
b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pemindahan Ibu
Kota Kabupaten Serang Dari Wilayah Kota Serang Ke Wilayah
Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan;
e. Keputusan Bupati Serang Nomor 18/SK.PL/DTRBP/2011 tentang
Penetapan Lokasi Seluas ± 155.000 m2 Untuk Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Serang Yang Terletak Di Desa Kaserangan
Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang;
30 Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta, PT. Hanindita Offset, 1983, hlm. 56.
31 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Universitas Indonesia, 1986, hlm. 12.
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
33
Ibukota Kabupaten Serang
3.4. Responden
Jumlah responden kajian ini adalah 32 orang yang terdiri dari OPD
Kabupaten Serang dan seluruh pemeritah desa di Kecamatan Ciruas dan
Kecamatan Kragilan. Berikut adalah tabel jabatan responden yang telah
menjawab kuesioner:
Tabel 2
Jabatan Responden
Jabatan Jumlah
Kepala Sub-Bagian 1
Kepala Seksi 3
Kepala Bidang 1
Camat 1
Kepala Desa 21
PJ Kepala Desa 2
Sekretaris Desa 2
Tidak Menjawab 1
Jumlah 32
Kepala Desa
66% JABATAN RESPONDEN
BAB IV
PEMBAHASAN
34 Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar, Pasal 1 ayat (2) UUD
1945 Amandemen III. Adapun rumusan sebelum perubahan berbunyi “Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”.
35 Ketika berbagai peristiwa ditelaah, akan tampak ketegangan antara dua pendekatan terhadap hukum,
kebebasan dan kontrol sosial. Tentunya untuk membuat suatu peraturan perundang-undangan yang demokrastis
juga harus adanya kebebasan dan kontrol dari masyarakat. Lebih jelas Lihat Philippe Nonet dan Philip Selznick,
Op.Cit, hlm 7.
36 Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, 2004, Dasar-Dasar Politik Hukum, Rajawali Perss, Jakarta, hlm 5. Lihat
juga Moh. Mahfud MD, 1998, Politik Hukum di Indonesia, LP3ES, Jakarta, hlm 9.
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
38
Ibukota Kabupaten Serang
39 Oyo Sunaryo Mukhlas, Ilmu Perundang Undangan, Bandung: Pustaka Setia, 2012, hlm. 76
40 Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang-Undang, 2006, Jakarta, Konstitusi Press, hlm. 9
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
40
Ibukota Kabupaten Serang
umumnya, karena sifat perumusan subjek hukum itu masih bersifat umum
dan abstrak. Keputusan-keputusan yang bersifat umum dan abstrak
(general and abstract) tersebut biasanya bersifat mengatur (regeling),
sedangkan yang bersifat individual dan konkret dapat merupakan
keputusan yang bersifat atau berisi penetapan administrative (besichkking)
atau pun keputusan yang berupa “vonnis” hakim yang lazimnya disebut
dengan istilah putusan.41
Ketiga bentuk pengambilan keputusan tersebut dapat dibedakan
dengan istilah:
1) Pengaturan menghasilkan peraturan (regels)
2) Penetapan menghasilkan ketetapan atau keputusan (beshickking)
3) Penghakiman atau pengadilan menghasilkan putusan (vonis), telah
menjadi konvensi bahwa keputusan judisial hakim atas perkara yang
diadili disebut putusan.42
Menetapkan:
PERTAMA : Menetapkan Lokasi Pembangunan Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Serang di Desa Kaserangan
Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang.
KEDUA : Penetapan Lokasi sebagaimana dimaksud pada diktum
PERTAMA di atas, diberikan seluas ± 155.000 M2, dan
dilaksanakan dengan syarat dan ketentuan sebagai
berikut:
1. Luas dan batas tanah yang tercantum dalam peta
lokasi tanah yang ditandatangani oleh Kepala Dinas
Tata Ruang, Bangunan dan Perumahan Kabupaten
Serang sebagaimana terlampir dalam keputusan ini,
belum merupakan luas dan batas yang pasti karena
luas dan batas yang sebenarnya adalah hasil
pengukuran kadastral yang dilaksanakan oleh Seksi
Pengukuran dan Pendaftaran Tanah pada Kantor
Pertanahan Kabupaten Serang, sehingga apabila
terjadi tumpang tindih dengan Ijin/Penetapan
Lokasi pihak lain yang telah terbit sebelumnya,
maka pemohon harus mengadakan penyesuaian
sebagaimana mestinya;
2. Pelaksanaan perolehan tanah harus ditempuh secara
prosedural dan sistematis, sehingga tidak
menimbulkan gejolak sosial/keresahan masyarakat.
3. Bentuk dan besarnya ganti kerugian ditetapkan
dengan cara musyawarah antar Pemilik Tanah
dengan Pemerintah Daerah berdasarkan atas nilai
nyata/sebenarnya yang berlaku meliputi harga
tanah, nilai taksiran bangunan, tanam tumbuh
dengan memperhatikan Nilai Jual Objek Pajak
Bumi dan Bangunan (NJOP) tahun terakhir untuk
tanah yang bersangkutan;
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
44
Ibukota Kabupaten Serang
Menetapkan:
KESATU : Perpanjangan Penetapan Lokasi untuk Pembangunan
Kawasan Penunjang Pusat Pemerintahan Kabupaten
Serang seluas ± 445.000 M2 yang terletak di Desa
CisaitKecamatan Kragilan Kabupaten Serang.
KEDUA : Perpanjangan Penetapan Lokasi sebagaimana dimaksud
pada diktum KESATU, dilaksanakan dengan syarat dan
ketentuan sebagai berikut:
1. Luas dan batas tanah yang tercantum dalam Peta
Lokasi tanah disesuaikan dengan hasil pengukuran
kadastral yang dilakukan oleh Seksi Survey,
Pengukuran, dan Pemetaan pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Serang, sehingga apabila terjadi
tumpang tindih dengan Ijin/Penetapan Lokasi yang
telah terbit sebelumnya, maka harus mengadakan
penyesuaian sebagaimana mestinya.
2. Pelaksanaan perolehan tanah harus ditempuh secara
prosedural dan sistematis, sehingga tidak
menimbulkan gejolak sosial/keresahan masyarakat
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Bentuk dan besarnya ganti kerugian ditetapkan
dengan cara musyawarah antar pihak yang
berkepentingan berdasarkan pada hasil Tim
Apprisial atas nilai nyata/sebenarnya yang berlaku
meliputi harga tanah, nilai taksiran bangunan, tanam
tumbuh serta benda-benda lain yang ada di atas
tanah dengan memperhatikan Nilai Jual Objek
Pajak Bumi dan Bangunan (NJOP) tahun terakhir
untuk tanah yang bersangkutan.
4. Pembayaran ganti rugi tanah, tanam tumbuh dan
bangunan yang ada harus diserahkan langsung
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
53
Ibukota Kabupaten Serang
Menetapkan:
KESATU : Memberikan Penetapan Lokasi Seluas ±246.034 M2
Untuk Pembangunan Kawasan Penunjang Pusat
Pemerintahan Kabupaten Serang Yang Terletak Di Desa
CisaitKecamatan Kragilan Kabupaten Serang.
KEDUA : Pemberian Penetapan Lokasi sebagaimana dimaksud
diktum KESATU, diberikan kepada Tim Perencanaan,
Persiapan, Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum
Bagi Pembangunan Gedung Kantor Untuk Kawasan
Penunjang Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang.
KETIGA : Penetapan Lokasi sebagaimana dimaksud pada diktum
KEDUA dilaksanakan dengan syarat dan ketentuan
sebagai berikut:
1. Luas dan batas tanah yang tercantum dalam Peta
Lokasi tanah disesuaikan dengan hasil pengukuran
kadastral yang dilakukan oleh Seksi Survey,
Pengukuran, dan Pemetaan pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Serang, sehingga apabila terjadi
tumpang tindih dengan Izin/Penetapan Lokasi yang
telah terbit sebelumnya, maka harus mengadakan
penyesuaian sebagaimana mestinya.
2. Pelaksanaan perolehan tanah harus ditempuh secara
prosedural dan sistematis, sehingga tidak
menimbulkan gejolak sosial/keresahan masyarakat
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Bentuk dan besarnya ganti kerugian ditetapkan
dengan cara musyawarah antar pihak yang
berkepentingan berdasarkan pada hasil Tim Aprisial
atas nilai nyata/sebenarnya yang berlaku meliputi
harga tanah, nilai taksiran bangunan, tanam tumbuh
serat benda-benda lain yang ada diatas tanah dengan
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
56
Ibukota Kabupaten Serang
Menetapkan:
KESATU : Memberikan perpanjangan penetapan lokasi untuk
pembangunan kawasan penunjang Pusat Pemerintahan
Kabupaten Serang seluas ±246.034 m2 yang terletak di
Desa CisaitKecamatan Kragilan kabupaten serang,
sebagaimana tercantum dalam peta pada lampiran
keputusan ini.
KEDUA : Perpanjangan Penetapan Lokasi sebagaimana dimaksud
diktum KESATU digunakan untuk perolehan tanah yang
belum, selesai dilaksanakan, dengan syarat dan
ketentuan sebagai berikut:
1. Luas dan batas tanah yang tercantum dalam Peta
Lokasi tanah disesuaikan dengan hasil pengukuran
kadastral yang dilakukan oleh Seksi Survey,
Pengukuran, dan Pemetaan pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Serang, sehingga apabila terjadi
tumpang tindih dengan Izin/Penetapan Lokasi yang
telah terbit sebelumnya, maka harus mengadakan
penyesuaian sebagaimana mestinya.
2. Pelaksanaan perolehan tanah harus ditempuh secara
prosedural dan sistematis, sehingga tidak
menimbulkan gejolak sosial/keresahan masyarakat
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Bentuk dan besarnya ganti kerugian ditetapkan
dengan cara musyawarah antar pihak yang
berkepentingan berdasarkan pada hasil penilaian
Tim Appraisal atas nilai nyata/sebenarnya yang
berlaku meliputi harga tanah, nilai taksiran
bangunan, tanam tumbuh serta benda-benda lain
yang ada di atas tanah dengan memperhatikan Nilai
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
59
Ibukota Kabupaten Serang
Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Serang Dari
Wilayah Kota Serang Ke Wilayah Kecamatan Ciruas menetapkan bahwa,
Dengan Peraturan Pemerintah ini, Ibu Kota Kabupaten Serang dipindahkan
dari wilayah Kota Serang ke wilayah Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang,
Provinsi Banten. Artinya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2012 telah
menentukan, menyebutkan dan menetapkan satu kecamatan sebagai ibu kota
Kabupaten Serang yaitu berada dalam wilayah Kecamatan Ciruas. Dan Pasal 1
PP Nomor 32 Tahun 2012 tersebut tidak dapat dilakukan penafsiran hukum
dengan mencoba mengelabui hukum dengan menggunakan kalimat “Kawasan
Penunjang”. Karena dalam PP No 32 Tahun 2012 tidak memberikan peluang
untuk itu. Dan jika kita menggunakan logika hukum tidak realistis Kawasan
penunjang lebih luas dari Kawasan inti atau pusatnya.
Selain itu kedudukan Keputusan Kepala Daerah sebagai salah satu Jenis
Peraturan Perundang-undangan tingkat Daerah baru dapat dikatakan sebagai
peraturan perundang-undangan jika mengacu kepada Undang-Undang Nomor
12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yaitu
keberadaan Keputusan Kepala Daerah dapat diakui sebagai peraturan
perundang-undangan dan memiliki daya laku serta mempunyai kekuatan
hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan
yang lebih Tinggi. Hal ini nampak jelas dan lugas tertuang dalam ketentuan
Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, yang menyatakan bahwa Jenis Peraturan
Perundang-undangan selain yang dimaksud pada ayat (1), diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang
diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
Selain itu keberadaan Keputusan Kepala Daerah dalam khasanah
Peraturan Perundang-undangan sebenarnya tidak dapat dimasukkan dalam
kategori norma hukum yang sifatnya mengatur dan berlaku mengikat umum.
Keputusan Kepala Daerah lebih tepat jika dimasukkan dalam kategori
Ketetapan Tata Usaha Negara atau sering disebut sebagai beschikking. Sifat
dari substansi norma ketetapan tata usaha ini tidak lain adalah konkrit,
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
64
Ibukota Kabupaten Serang
individual dan final. Lain daripada itu di dalam kerangka norma hukum dikenal
pula sifat pemberlakuan norma hukum yaitu :
a. Einmalig, yakni norma hukum yang berlaku sekali saja dan sifatnya hanya
menetapkan, sehingga dengan adanya penetapan itu norma hukum tersebut
selesai. Inilah yang disebut Keputusan/ Ketetapan Admnistrasi Negara;
dan
b. Dauerhaftig, yakni norma hukum yang berlaku terus menerus dalam
jangka waktu yang tidak terbatas, sampai dicabut atau diganti yang baru.
Inilah yang disebut sebagai Peraturan Perundang-undangan.45
Berpijak dari pemahaman tersebut di atas, maka Keputusan Kepala Daerah
seharusnya dimasukkan sebagai sebuah norma hukum yang Einmalig dan
substansinya bersifat konkrit, individual dan final.
Sehingga berdasarkan paparan tersebut kedudukan hukum dari Surat
Keputusan Bupati yang menentukan Desa CisaitKecamatan Kragilan sebagai
Kawasan Penunjang sangat tidak memiliki dasar karena dalam PP No 32 Tahun
2012 tidak ada amanah untuk membuat Kawasan Penunjang Ibukota
Kabupaten Serang atau Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang. Maka SK
Bupati tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peraturan perundang-undangan
dan tidak memiliki daya laku dan daya ikat untuk dilaksanakan.
Pembebasan lahan Desa CisaitKecamatan Kragilan dengan mengacu
kepada 4 (empat) SK Bupati Serang ini tidak dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum karena bukan merupakan peraturan perundang-undangan
berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2011 karena tidak didelegasikan oleh PP
Nomor 32 Tahun 2011 dan juga bukan merupakan kewenangan Bupati untuk
membuat sebuah produk hukum yang bertentangan dengan PP Nomor 32
Tahun 2011. Keempat SK Bupati Serang tersebut adalah sebagai berikut :
1. Surat Keputusan Bupati Serang Nomor: 19/SK.PL/DTRBP/2011 tentang
Penetapan Lokasi Seluas ± 445.000 m2 untuk Kawasan Penunjang Pusat
Pemerintahan Kabupaten Serang yang terletak di Desa CisaitKecamatan
Kragilan Kabupaten Serang;
a. Kecamatan Ciruas
1) Populasi
Tabel 3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
di Kecamatan Ciruas, 2017
Rasio Jenis
Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelamin
Village/Subdistrict Male Female Total
Sex ratio
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Citerep 2..907 2.801 5.708 104
2. Ranjeng 6.264 6.253 12.517 100
3. Ciruas 1.161 1.083 2.244 107
4. Kadikaran 1.736 1.727 3.463 101
5. Singamerta 1.873 .1837 3.710 102
6. Pulo 2.722 2.517 5.239 108
7. Gosara 1.061 1.021 2.082 104
8. Kepandean 2.415 2..397 4.812 101
9. Pamong 1.743 1.720 3.463 101
10. Cigelam 2.497 2..349 4.846 106
11. Penggalang 1.717 1.511 3.228 114
12. Bumijaya 2.077 1.924 4.001 108
13. Keserangan 2.277 2.143 4.370 104
14. Beberan 1.757 1.819 3.576 97
15. Pelawad 6.330 6.217 12.547 102
Jumlah/ Total 38.487 37.319 75.806 103
Sumber/ Source BPS Kabupaten Serang/ BPS
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
67
Ibukota Kabupaten Serang
2) Geografi
Tabel 4
Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Ciruas 2017
Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Km 2) Persentasi
2
No Village/Subdistrict Total Area (Km ) Percentage
1. Citerep 1.091 3.16
2. Ranjeng 1.280 3.71
3. Ciruas 2.670 7.74
4. Kadikaran 1.590 4.61
5. Singamerta 2.780 8.06
6. Pulo 4.890 14.18
7. Gosara 1.060 3.07
8. Kepandean 1.810 5.25
9. Pamong 2.710 7.86
10. Cigelam 4.450 12..90
11. Penggalang 3.540 10.26
12. Bumijaya 1.660 4.81
13. Keserangan 2.170 6.29
14. Beberan 1.690 4.90
15. Pelawad 1.100 3.19
Ciruas 34.49 100.00
Sumber/ Source: Peraturan Daerah Kab. Serang No. 16 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Kecamatan dan kelurahan
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
68
Ibukota Kabupaten Serang
Tabel 5
Jarak antar Desa/Kelurahan di Kecamatan Ciruas 2017
Keserangan
Penggalang
Singamerta
Kepandean
Kadikaran
Bumijaya
Citerep
Pamong
Cigelam
Ranjeng
Beberan
Pelawad
Gosara
Ciruas
Pulo
Desa/
Kelurahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Citerep - 2 3 3 2 5 4 5 6 8 7 6 1 1 2
Ranjeng 2 - 1 3 3 6 4 4 5 7 6 7 2 2 2
Ciruas 3 1 - 2 3 5 4 3 4 6 5 6 3 3 3
Kadikaran 3 3 2 - 2 4 3 2 5 7 5 5 2 2 3
Singamerta 2 3 3 2 - 5 4 4 6 7 6 6 2 2 3
Pulo 5 6 5 4 5 - 4 5 6 7 6 5 2 1 5
Gosara 4 4 4 3 4 4 - 1 3 4 4 3 6 6 6
Kepandean 5 4 3 2 4 5 1 - 2 4 3 4 6 6 6
Pamong 6 5 4 5 6 6 3 2 - 3 3 5 8 8 7
Cigelam 8 7 6 7 7 7 4 4 3 - 2 3 9 9 8
Penggalang 7 6 5 5 6 6 4 3 3 2 - 2 8 8 7
Bumijaya 6 7 6 5 6 5 3 4 5 3 2 - 7 7 7
Keserangan 1 2 3 2 2 2 6 6 8 9 8 7 - 1 3
Beberan 1 2 3 2 2 1 6 6 8 9 8 7 1 - 4
Pelawad 2 2 3 3 3 5 6 6 7 8 7 7 3 4 -
3) Pemerintahan
Tabel 6
Status Pemerintahan dan Pembagian Wilayah Administrasi
Desa/Kelurahan di Kecamatan Ciruas 2017
Status
Desa/Kelurahan Pemerintahan Dusun
Governmental RW RT
Village/Subdistrict Status Sub-village
1. Citerep Desa 3 4 16
2. Ranjeng Desa 6 6 42
3. Ciruas Desa 3 2 5
4. Kadikaran Desa 4 4 8
5. Singamerta Desa 5 2 12
6. Pulo Desa 6 6 19
7. Gosara Desa 2 2 5
8. Kepandean Desa 5 5 11
9. Pamong Desa 5 2 5
10. Cigelam Desa 5 5 9
11. Penggalang Desa 4 4 10
12. Bumijaya Desa 5 5 10
13. Keserangan Desa 4 4 9
14. Beberan Desa 4 2 8
15. Pelawad Desa 6 6 22
Ciruas 67 59 191
Tabel 7
Status Perdesaan dan Perkotaan Desa/Kelurahan
di Kecamatan Ciruas 2017
1. Citerep √ -
2. Ranjeng √ -
3. Ciruas - √
4. Kadikaran √ -
5. Singamerta √ -
6. Pulo - √
7. Gosara √ -
8. Kepandean - √
9. Pamong - √
10. Cigelam - √
11. Penggalang - √
12. Bumijaya √ -
13. Keserangan √ -
14. Beberan √ -
15. Pelawad √ -
Tabel 8
Status Pemerintahan Desa/Kelurahan di Kecamatan Ciruas 2017
Tabel 9
Kepemilikan Kantor Pemerintahan Desa/Kelurahan dan Badan Perwakilan
Desa/Dewan Kelurahan di Kecamatan Ciruas
1. Citerep √ √ √
2. Ranjeng √ - √
3. Ciruas √ - √
4. Kadikaran √ - √
5. Singamerta √ √ √
6. Pulo √ - √
7. Gosara √ - √
8. Kepandean √ - √
9. Pamong √ - √
10. Cigelam √ √ √
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
72
Ibukota Kabupaten Serang
11. Penggalang √ - √
12. Bumijaya √ - √
13. Keserangan √ - √
14. Beberan √ √ √
15. Pelawad √ √ √
Tabel 10
Kategori Desa/Kelurahan menurut Tingkat Perkembangan
di Kecamatan Ciruas 2017
Desa/Kelurahan
Village/Subdistrict Swadaya Swakarsa Swasembada
1. Citerep - √ -
2. Ranjeng - √ -
3. Ciruas - √ -
4. Kadikaran - √ -
5. Singamerta - √ -
6. Pulo - √ -
7. Gosara - √ -
8. Kepandean - √ -
9. Pamong - √ -
10. Cigelam - √ -
11. Penggalang - √ -
12. Bumijaya - √ -
13. Keserangan - √ -
14. Beberan - √ -
15. Pelawad - √ -
b. Kecamatan Kragilan
1) Populasi
Tabel 11
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
di Kecamatan Kragilan, 2017
Rasio Jenis
Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelamin
2) Geografi
Tabel 12
Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Kragilan 2017
Tabel 13
Letak Geografis Desa/Kelurahan di Kecamatan Kragilan 2017
Bukan Pantai
Desa/Kelurahan Pantai Non-Coastal
Village/Subdistrict Coastal Lembah Kawasan Dataran
Valley Lereng Plain Area
Hillside
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Silebu - - - V
2. Sukajadi - - - V
3. Pematang - - - V
4. Kramatjati - - - V
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
75
Ibukota Kabupaten Serang
5. Dukuh - - - V
6. Undar Andir - - - V
7. Kendayakan - - - V
8. Cisait - - - V
9. Sentul - - - V
10. Kragilan - - - V
11. Tegalmaja - - - V
12. Jeruktipis - - - V
Sumber/ Source: Kantor Desa Se Kecamatan Kragilan/Village Offices in Kragilan
Distric
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
76
Ibukota Kabupaten Serang
Tabel 14
Jarak Antar Desa/Kelurahan di Kecamatan Kragilan 2017
Undar Andir
Kendayakan
Tegalmaja
Jeruktipis
Kragilan
Kramatjati
Pematang
Dukuh
Sukajadi
Sentul
Silebu
Csait
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Silebu - 3.1 6.9 7.5 12.1 14 8.8 8.1 8.8 10.4 11 12
Sukajadi 3.1 - 3.3 6.3 9.2 7.6 5.5 6.9 7.7 8.7 10 11
Pematang 6.7 3.3 - 3.2 .45 5.4 3.8 4.5 5.6 6.7 7.3 8.2
Kramatjati 7.5 6.2 3.2 - 3 4.3 4.2 4.3 4.6 6.1 7.1 7.8
Dukuh 12 9.2 4.5 3 - 2.1 7.2 7.8 8.1 5.6 6.2 6.5
Undar Andir 14 7.6 5.4 4.3 2.1 - 5.2 6.7 5.2 2.1 4.1 5.4
Kendayakan 8.8 5.5 3.8 4.2 7.2 5.2 - 3.5 2.8 3.2 4.2 3.2
Cisait 8.1 6.9 4.5 4.3 7.8 6.7 3.5 - 3.6 4.8 6.4 6.9
Sentul 8.8 7.7 5.9 4.8 8.1 5.2 2.8 3.6 - 1.9 3.2 3.3
Kragilan 10 8.7 6.7 6.1 5.6 2.1 3.2 4.6 1.9 - 4.8 4.2
Tegalmaja 11 10 7.3 7.1 6.2 4.1 4.2 6.4 3.2 4.8 - 2.2
Jeruktipis 12 11 8.2 7.8 6.5 5.4 5.2 6.9 3.3 4.2 2.2 -
3) Pemerintahan
Tabel 15
Status Pemerintahan dan Pembagian Wilayah Administrasi Desa/Kelurahan
di Kecamatan Kragilan 2017
4. Kramatjati Desa - 4 11
5. Dukuh Desa - 5 14
6. Undar Andir Desa - 4 11
7. Kendayakan Desa - 8 38
8. Cisait Desa - 6 27
9. Sentul Desa - 5 22
10. Kragilan Desa - 5 22
11. Tegalmaja Desa - 4 12
12. Jeruktipis Desa - 4 16
Tabel 16
Status Perdesaan dan Perkotaan Desa/Keluraan di Kecamatan Kragilan 2017
Tabel 17
Status Pemerintahan Desa/Kelurahan di Kecamatan Kragilan 2017
Tabel 18
Kepemilikan Kantor Pemerintahan Desa/Kelurahan dan Badan Perwakilan
Desa/Dewan Kelurahan di Kecamatan Kragilan 2017
7. Kendayakan V - V
8. Cisait V V V
9. Sentul V - V
10. Kragilan V - V
11. Tegalmaja V V V
12. Jeruktipis V - V
Sumber/ Source: Kantor Desa Se Kecamatan Kragilan/Village Offices in Kragilan
District
Tabel 19
Kategori Desa/Kelurahan Menurut Tingkat Perkembangan di
Kecamatan Kragilan 2017
Tabel 20
Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang pada 1 atau 2 Kecamatan
6%
1 Kecamatan
2 Kecamatan
28%
1 ataupun 2 kecamatan
66%
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
82
Ibukota Kabupaten Serang
Tabel 21
Desa Cisait Masuk dalam Kecamatan Kragilan
Tabel 22
Kekurangan dan Kelebihan Jika pusat pemerintahan berada
di Kabupaten Serang
Kekurangan Kelebihan
- Wilayah-wilayah yang berdekatan - Pengurusan kepentingan masyarakat
belum menjadi prioritas dalam setempat akan lebih cepat dan akses
segala aspek pembangunan; lebih mudah disamping kebijakan
- Apabila disalah satu kecamatan pelaksanaan dan pendanaan akan
menggunakan nama kecamatan lebih focus.
tersebut, kemungkinan tidak pas - Lebih efisien dan lebih enak di
kedengarannya, sebab dengar ketika ada yang nanya pusat
dikecamatan lain yang berdekatan pemerintahan di Kabupaten Serang
juga menginginkan demikian; berlokasi disatu kecamatan dan lebih
- Mungkin hanya sedikit karena tepat menjawab ketika ada yang
emang seharusnya pusat nanya alamat lokasi pemerintahan
pemerintah kabupaten serang Kabupaten serang;
berada di kecamatan - Memudahkan menyebut alamat lebih
- Berkurangnya asset dan terfokus ke 1 kecamatan;
berkurangnya jumlah penduduk - Jika berada dalam 1 kecamatan akses
dan wilayah; pelayanan lebih dekat dan lebih
- Pemerataan pembangunannya mudah sehingga kami bisa
tertumpu pada 1 titik. menghemat waktu;
- Masyarakat cisait akan merubah - Untuk aksesnya berdekatan jika
surat menyurat kependudukan; butuh pelayanan;
- Secara sosial budaya - Tergantung bagaimana cara
pemerintahan sudah menyatu lama mengelola wilayah yang dijadikan
dengan kragilan; puspemkab serang.
- Pekerjaan kecamatan semakin - Meningkatkan faktor ekonomi
banyak
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
84
Ibukota Kabupaten Serang
Tabel 23
Kekurangan dan kelebihan Jika Pusat Pemerintahan Kabupaten
Serang berada di 2 kecamatan
Kekurangan Kelebihan
- Kebijakan pembangunan akan sedikit - Kedua kecamatan tersebut
terhambat karena terkait dengan akan lebih seimbang dalam
ketersediaan kendaraan. mendorong percepatan
- Tidak ada jika pusat pemerintahan berada di perkembangan dan
2 kecamatan, apalagi pusat pusat kegiatan penyelenggaraan
pelayanan berdekatan jadi tidak ada masalah pemerintahannya
- Akses pemerintahan yang
rendah.
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
85
Ibukota Kabupaten Serang
persuasif kepada Desa Cisait dan beberapa desa yang ada di Kecamatan
Kragilan yang tidak setuju untuk masuk ke Kecamatan Ciruas. Aagr
penyesuaian kecamatan ini dapat segera dilaksanakan. Berikut ini adalah
gambar dari Kecamatan Ciruas yang belum disesuaikan dan yang sudah
disesuaikan dapat dilihat dalam gambar peta berikut ini :
Gambar 1
Peta Awal Kecamatan Ciruas
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
87
Ibukota Kabupaten Serang
Gambar 2
Peta Perubahan Batas Wilayah Kecamatan Ciruas
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a. Kedudukan hukum Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang yang berada pada
dua kecamatan berdasarkan SK Bupati Serang bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten
Serang dari Wilayah Kota Serang ke Wilayah Kecamatan Ciruas Kabupaten
Serang. Sehingga 4 SK Bupati Serang yang sudah dikeluarkan yaitu Surat
Keputusan Nomor: 19/SK.PL/DTRBP/2011, Surat Keputusan Nomor:
593/Kep.720-Huk.BPTPM/2013, Surat Keputusan Nomor: 593/Kep.001.PL-
DPMPTSP/2017 dan Surat Keputusan Nomor: 593/Kep.001.PL-
DPMPTSP/2019 tidak memiliki daya laku dan daya ikat untuk dilaksanakan
dan bukan merupakan peraturan perundang-undangan sebagaimana Pasal 8
ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan dikarenakan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2012 tidak memberikan kewenangan untuk membentuk Kawasan
Penunjang Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang.
b. Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang yang saat ini ada di dua kecamatan
yaitu Desa Kaserangan Kecamatan Ciruas dengan Desa Cisait Kecamatan
Kragilan dapat dijadikan hanya 1 (satu) kecamatan dengan cara Penataan
Wilayah Desa dan Kecamatan Ibukota Kabupaten Serang berdasarkan Pasal 9
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan melalui
penyesuaian kecamatan mengubah batas wilayah Kecamatan Ciruas dengan
dua pilihan yaitu :
1. Desa Cisait Kecamatan Kragilan masuk menjadi desa ke 16 di Kecamatan
Ciruas sehingga batas wilayah Kecamatan Ciruas menjadi berubah; atau
2. Desa Cisait tetap berada di Kecamatan Kragilan tetapi hanya daerah yang
dijadikan Kawasan Penunjang Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang yang
ditarik masuk dalam Kecamatan Ciruas.
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
90
Ibukota Kabupaten Serang
5.2. Rekomendasi
a. Menunda sementara terkait dengan pembebasan lahan pembangunan di Desa
Cisait Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang sampai dengan dilaksanakan
penataan wilayah desa dan kecamatan Ibukota Kabupaten Serang. Penundaan
ini dilakukan sebagai upaya pencegahan khawatir ditemukan adanya indikasi
potensi penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan yang dianggap akan
merugikan keuangan negara.
b. Menyampaikan laporan kajian ini kepada Pimpinsn DPRD Kabupaten Serang,
Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah dan seluruh Organisasi Perangkat
Daerah yang terkait dengan Pembangunan Kawasan Penunjang Pusat
Pemerintahan Kabupaten Serang untuk dijadikan dasar pertimbangan
mengambil kebijakan.
c. Membentuk tim percepatan penataan wilayah desa dan kecamatan Kabupaten
Serang untuk melakukan musyawarah desa di Kecamatan Ciruas dan
Kecamatan Kragilan serta melakukan upaya persuasif kepada Desa Cisait dan
desa lain yang ada di Kecamatan Kragilan yang tidak setuju apabila Desa Cisait
masuk ke Kecamatan Ciruas.
d. Segera menyusun naskah akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Serang tentang Penyesuaian Kecamatan Ciruas agar dapat diusulkan oleh
Bupati Serang kepada Pimpinan DPRD Kabupaten Serang sehingga masuk
dalam Propemperda 2021.
e. DPRD Kabupaten Serang memprioritaskan pembahasan Raperda tentang
Penyesuaian Kecamatan Ciruas ini diawal triwulan 1 tahun 2021 dan Raperda
ini akan merubah beberapa Perda Kabupaten Serang yang mengatur memgenai
desa dan kecamatan.
Laporan Akhir Kajian Penataan Wilayah Desa dan Kecamatan
91
Ibukota Kabupaten Serang
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Perundang-undangan :
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang Di
Provinsi Banten.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten
Serang Dari Wilayah Kota Serang Ke Wilayah Kecamatan Ciruas, Kabupaten
Serang, Provinsi Banten.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan.
Keputusan Bupati Serang Nomor 18/SK.PL/DTRBP/2011 tentang Penetapan Lokasi
Seluas ± 155.000 m2 Untuk Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang
Yang Terletak Di Desa Kaserangan Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang.
Keputusan Bupati Serang Nomor 19/SK.PL/DTRBP/2011 tentang Penetapan Lokasi
Seluas ± 445.000 m2 Untuk Kawasan Penunjang Pusat Pemerintahan Kabupaten
Serang Yang Terletak Di Desa Cisait Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.
Keputusan Bupati Serang Nomor 593/Kep.719-Huk.BPTPM/2013 tentang
Perpanjangan Penetapan Lokasi Untuk Pembangunan Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Serang Seluas ± 155.000 m2 Yang Terletak Di Desa
Kaserangan Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang.
Keputusan Bupati Serang Nomor 593/Kep.720-Huk.BPTPM/2013 tentang
Perpanjangan Penetapan Lokasi Untuk Pembangunan Kawasan Penunjang Pusat
Pemerintahan Kabupaten Serang Seluas ± 445.000 m2 Yang Terletak Di Desa
Cisait Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.
Keputusan Bupati Serang Nomor 593/Kep.001.PL-DPMPTSP/2017 tentang
Pemberian Penetapan Lokasi Untuk Pembangunan Kawasan Penunjang Pusat
Pemerintahan Kabupaten Serang Seluas ± 246.034 m2 Yang Terletak Di Desa
Cisait Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.