Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN KERJASAMA OPERASI

KAPAL ISAP PRODUKSI (KIP) ........


DIWILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) OPERASI PRODUKSI
PT. TIMAH (Tbk)
No ..................
ANTARA
PT. ......................
DAN
PT. .........................

Pada Hari ini........., Tanggal .................., dibuat Perjanjian Kerjasama Operasi Kapal Isap
Produksi (KIP) Arsari 2 untuk melakukan penambangan timah lepas pantai di wilayah Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi PT. TIMAH (Tbk) antara pihak-pihak di bawah ini:

1. PT.........., dalam hal ini diwakili oleh ......................... sebagai Direktur Utama dan
karenanya sah bertindak untuk dan atas nama ........, sebuah perseroan yang sah
didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia, berkedudukan di ............. untuk
selanjutnya disebut sebagai “PIHAK PERTAMA;” dan PT........ adalah Pemilik Kapal
Isap Produksi.........
2. PT...................., dalam hal ini diwakili oleh ................ sebagai Direktur dan karenanya
sah bertindak untuk dan atas nama PT................, sebuah perseroaan yang sah
didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia, berkedudukan
di ................................ untuk selanjutnya disebut sebagai “PIHAK KEDUA;” dan
adalah perusahaan yang mendapat izin untuk melakukan penambangan didalam IUP
Produksi PT. Timah Tbk.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut sebagai “PARA PIHAK”. Para
Pihak dalam hal ini telah setuju untuk melakukan kerja sama operasi kapal Isap Produksi
dimana akan diatur berdasarkan ketentuan serta syarat-syarat sebagaimana yang tercantum
dalam pasal-pasal berikut ini:

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

Jika tidak ditentukan lain, dalam hal Perjanjian ini berlaku istilah-istilah berikut ini:
(1) Kapal Isap Produksi adalah Kapal Isap Produksi ....... untuk selanjutnya disebut
KIP........ dengan spesifikasi terlampir.
(2) Sistem kerjasama operasi KIP ini adalah profit sharing, dimana semua biaya yang
timbul dalam pengoperasian KIP dibebankan sebagai cost recovery, keuntungan
dari hasil operasi adalah income dikurangi biaya operasi ( cost recovery ).
(3) Cost Recovery dapat dipisahkan menjadi:
a. Biaya awal yaitu meliputi;
i. Biaya mendatangkan Crew’s Thailand terdiri dari Kapten 1, Kapten 2
Kapten 3 serta Crew’s lainnya. Dalam hal ini termasuk biaya tiket, izin
kerja dll yang terkait.

b. Biaya operasi yaitu meliputi;


i. Biaya pembelian Solar
ii. Biaya pembelian Oli/Pelumas
iii. Biaya pembelian spare part termasuk oksigen
iv. Biaya bengkel pihak ke 3 ( Mitra)
v. Gaji Crew’s KIP
vi. Ransum Crew’s KIP
vii. Sewa Pompong
viii. Sewa mobil untuk transport darat

(4) Izin kerja yaitu izin yang diterbitkan oleh PT TIMAH Tbk, untuk melakukan
penambangan didalam IUP produksi PT. Timah Tbk.
(5) Sebelum dan sesudah berakhirnya perjanjian ini akan dibuat berita acara (BAP)
serah terima KIP. BAP ini akan berisi kondisi KIP serta kelengkapan / aksesoris
terkait, dimana kondisi KIP saat berakhirnya tidak jauh berbeda dengan pada saat
akan beroperasi.
(6) Biaya Sosialisasi demi kelancaran Pengoperasian KIP dibagikan menjadi tanggung
jawab sebagai: 30% ke PIHAK PERTAMA dan 70% menjadi tanggungan PIHAK
KEDUA

PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Perjanjian ini dibuat sebagai pedoman pelaksanaan yang mengikat di antara Para
Pihak untuk melakukan pengoperasian KIP guna melakukan penambangan bijih
timah di lepas pantai yang dilakukan di wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi
Produksi yang dimiliki oleh PT Timah Tbk dengan menggunakan KIP milik PIHAK
PERTAMA, sesuai penunjukan oleh PT Timah Tbk.
PASAL 3
OBJEK PERJANJIAN
(1) PIHAK PERTAMA bersama sama PIHAK KEDUA untuk mengoperasikan KIP guna
melakukan penambangan di wilayah IUP PT Timah Tbk sesuai dengan kontrak PIHAK
KEDUA dengan PT Timah Tbk.
(2) PIHAK KEDUA wajib menyerahkan seluruh hasil Produksi KIP tersebut berupa Pasir
Timah kepada PT Timah Tbk.
(3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini
meliputi lokasi, target produksi, kualitas produksi serta jangka waktu operasi.
(4) PIHAK PERTAMA merupakan pemilik sah KIP yang dimaksud pada ayat (1).

PASAL 4
ATURAN UMUM
(1) PIHAK KEDUA wajib menyediakan dana agar pengoperasian KIP __________ dapat
berjalan lancar yang nanti akan di cover sebagai “cost recovery” sehingga KIP siap
digunakan untuk keperluan yang dimaksud dalam Perjanjian ini.

PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN
Hak PIHAK PERTAMA dalam Perjanjian ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan seluruh pekerjaan baik teknis, keselamatan, kesehatan kerja
serta pengelolaan lingkungan;
b. Menolak keberadaan tenaga kerja PIHAK KEDUA yang dipandang dan atau diduga
tidak memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku;
c. Menempatkan Pengawas Operasi KIP selama 24 jam di atas KIP dan bertugas
mengawasi operasional KIP serta membuat laporan kepada PIHAK PERTAMA.
d. Menerima bahagian dari hasil kerjasama operasi ini dengan sistem profit sharing
dengan porsi 30%.
e. Menerima uang jaminan kesungguhan sebesar Rp. 300.000.000 (Tiga Ratus Juta
Rupiah) yang nanti akan dibayarkan kembali kepada PIHAK KEDUA dengan 3 tahap;
yakni Rp. 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah) setiap bulannya.

Kewajiban PIHAK PERTAMA adalah sebagai berikut:


(a) Menyediakan KIP __________ untuk dioperasikan bersama PIHAK KEDUA untuk
penambangan dalam daerah IUP Produksi PT Timah Tbk.
(b) Melengkapi semua dokumen terkait izin operasi KIP ________, dimana biaya
pengurusannya ditalangi oleh PIHAK KEDUA dan akan dibayar kembali dengan cara
memotong bahagian PIHAK PERTAMA dai bahagian profit sharing selama _______
kali potongan.
(c) Melakukan service/perbaikan awal sebelum KIP beroperasi, dimana biaya perbaikan
ini ditalangi oleh PIHAK KEDUA dan akan dibayar kembali dengan cara memotong
bahagian PIHAK PERTAMA dari bahagian profit sharing selama _______ kali
potongan.
(d) Menyetujui semua besarnya biaya yang dihitung sebagai cost recovery setelah
diteliti dan disepakati.
Hak PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut:
a. Bersama sama PIHAK PERTAMA melakukan serta melaksanakan kegiatan yang
berhubungan dengan penambangan bijih timah yang ditetapkan oleh PT Timah Tbk;
b. Menerima pendapatan sebagai hasil profit sharing sebesar 70%.
c. Menerima kembali biaya awal dan jaminan kesungguhan dengan cara dipotong
bertahap terhadap pendapatan PIHAK PERTAMA selama _______ kali pemotongan.
d. Menyetujui semua besarnya biaya yang dihitung sebagai cost recovery setelah
diteliti dan disepakati.

Kewajiban PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut:


a. Menyediakan biaya awal sebagai persiapan pengoperasian KIP ______ termasuk
biaya perbaikan/service.
b. Menyediakan semua biaya yang timbul dalam pengoperasian KIP ________ yang
nantinya akan diperhitungkan sebagai cost recovery.
c. Semua biaya pada ayat a dan b dilakukan atas nama PIHAK KEDUA.
d. Membayar uang tanda jadi (kesungguhan) sebesar Rp. 300.000.000 (Tiga Ratus juta
Rupiah).
e. Memenuhi segala persyaratan umum menjadi perusahaan sebagai MITRA PT Timah
Tbk.
f. Menyediakan awak serta selalu melengkapi dan/atau memperbaharui dokumen
Perhubungan Laut; jika terdapat Tenaga Kerja Asing, harus memenuhi kelengkapan
persyaratan Tenaga Kerja Asing berupa Izin Kerja, Dasuskim, IMTA dll sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Jika dalam realisasinya tidak terpenuhi maka PIHAK
KEDUA harus bertanggung jawab sera menanggung segala akibat hukum yang
timbul, semua biaya yang terkait dengan ini termasuk dalam biaya awal yang dicover
dalam cost recovery.
g. Membiayai seluruh operasional KIP berupa bahan bakar minyak, gaji para awak KIP,
reparasi pemeliharaan KIP dan seluruh legalitas yang berhubungan langsung dengan
KIP tersebut diperhitungkan dalam cost recovery;
h. Pengoperasian KIP ________ tidak diperbolehkan keluar dari daerah rencana kerja
yang diberikan oleh PT Timah Tbk.
i. Bertanggung jawab terhadap keselamatan KIP sampai berakhirnya perjanjian
kerajasama ini.
j. Melaporkan secara tertulis apabila KIP tidak beroperasi lebih dari 2 x 24 jam yang
ditandatangani oleh kepala KIP _______ dan pengawas KIP PIHAK PERTAMA.
k. Mengikuti peraturan perundangan-undangan yang berlaku khususnya dalam bidang
Pertambangan, Keselamatan Kerja/Lingkungan Hidup dan Ketenagakerjaan dan
segala peraturan yang terkait di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PASAL 6
TENAGA KERJA

1. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaannya wajib menaati semua ketentuan


ketenagakerjaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain:
- UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
- UU Kecelakaan No.33 tahun 1947 Jo UU No. 3 tahun 1992 Jo. Peraturan
Pemerintahan No. 14 tentang Jamsostek dan Kecelakaan Kerja;
- UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya terhadap tenaga kerja operasional
sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini dan apabila terjadi pelanggaran atau
kejahatan/tindak pidana yang dilakukan oleh tenaga kerja PIHAK KEDUA, segala
akibat hukum yang timbul akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya PIHAK KEDUA.

PASAL 7

MASA PERJANJIAN

1. Perjanjian ini berlaku selama 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal


ditandatanganinya Perjanjian Kontrak setelah Reparasi Awal.
2. Apabila PIHAK KEDUA akan memperpanjang Perjanjian ini, PIHAK KEDUA harus
memberitahukan secara tertulis pada PIHAK PERTAMA selambat lambatnya 3
Minggu bulan sebelum perjanjian ini berakhir, dan harus dituangkan ke dalam
kontrak yang diperbaharui.

PASAL 8

PENYERAHAN HASIL PRODUKSI

1. Pihak PERTAMA menunjuk Pengawas Operasional KIP (diisi dengan nama-nama KIP
terbaru) sebagai pencatat produksi harian dan mengawal saat serah terima dengan
PT. TIMAH TBK.
2. PIHAK KEDUA harus menyerahkan semua hasil produksi bijih Timah dari KIP ..........
hanya kepada PT. TIMAH Tbk.

PASAL 9
PENDAPATAN HASIL PENGOPERASIAN

1. PIHAK PERTAMA akan menerima dari PIHAK KEDUA penghasilan dari hasil
operasi KIP …. Dengan sistem Profit Sharing, dimana PIHAK PERTAMA akan
menerima 30 % dari Total Income setelah dikurangin COST RECOVERY,
sedangkan PIHAK KEDUA akan menerima 70%.
2. PIHAK KEDUA akan menanggung biaya mobilisasi KIP ….. sampai ke lokasi kerja
3. Sebagai bukti kesungguhan dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA akan memberikan
uang tanda jadi kesungguhan sebesar Rp.300.000.000 (negosiasi) yang akan
dibayarkan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kesepakatan ini ditanda tangani.
Uang tanda kesungguhan ini akan dikembalikan secara bertahap dalam 3 (tiga)
kali angsuran
4. Pembayaran bahagian PIHAK PERTAMA akan dibayarkan oleh PIHAK KEDUA 7
(tujuh) hari setelah PIHAK KEDUA menerima pembayaran dari PT. TIMAH TBK.
5. PIHAK KEDUA akan melakukan pembayaran secara transfer ke rekening yang
ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA sebagai berikut:
.....................
......................
..........................

PASAL 10
PAJAK DAN PUNGUTAN LAIN LAIN
1. Pajak yang timbul dalam kerjasama operasi ini akan menjadi tanggungan masing-
masing PIHAK.

PASAL 11

PEMBERITAHUAN

1. Semua pemberitahuan dan komunikasi lain sehubungan dengan pelaksanaan


Perjanjian harus dilakukan secara tertulis, diserahkan langsung kepada petugas
penghubung resmi masing-masing, lewat alamat email yang ditujukan sebagai
berikut:
..............

...............

PASAL 12

KEADAAN KAHAR

1. Apabila terjadi hambatan akibat suatu keadaan diluar kekuasaan PIHAK KEDUA
(keadaan kahar), maka Pihak Kedua dapat mengusulkan kepada PIHAK PERTAMA
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan perjanjian.
2. Keadaan Kahar yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah bencana alam,
kebakaran, pemogokan, kerusuhan, mobilisasi, kebijakan pemerintah dalam bidan
ekonomi dan moneter, atau sebab-sebab lain diluar kemampuan manusia yang
menghambat dan mengganggu Perjanjian ini.
3. Apabila terjadi keadaan kahar sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini, maka PIHAK
KEDUA, selambat lambatnya melaporkan kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu 4 x
24 Jam harus melaporkan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis.

PASAL 13
KETENTUAN LAIN LAIN
1. Perjanjian ini tunduk dan diatur sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia dan PARA PIHAK setuju untuk mengesampingkan ketentuan sebagaimana
diatur dalam pasal 1266 KUHP sepanjang disyaratkan dalam suatu putusan Hakim
untuk membatalkan atau memutuskan Perjanjian.
2. Hal Hal lain yang diatur atau belum cukup diatur dalam perjanjian akan diatur dan
dibuatkan ADDENDUM oleh PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini.

PASAL 14

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila dalam hal ini terjadi perselisihan mengenai penafsiran isi Perjanjian ini dan
Pelaksanaannya, maka segala perselisihan tersebut terlebih dahulu akan diselesaikan
secara musyawarah untuk mencapai mufakat;
2. Dalam hal penyelesaian secara musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
satu pasal ini tidak mencapai mufakat atau hasil yang diperoleh tidak memuaskan
PARA PIHAK, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyerahkan penyelesaian tersebut
melalui BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia) atau kepada Pengadilan Negeri
Pangkal Pinang.

PASAL 15

PENUTUP

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam rangkap 2 (dua),
serta dibubuhi meterai cukup Rp.6.000 dan tiap-tiap rangkap memiliki hak dan kekuatan
hukum dan pembuktian yang sama. Perjanjian ini dibuat berdasarkan kepercayaan dan
maksud baik dari PARA PIHAK serta dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari
Pihak manapun juga.

Anda mungkin juga menyukai