Pembahasan:
1. Abortus complete
Pada jenis keguguran ini, mulut rahim terbuka lebar dan seluruh jaringan janin keluar dari
rahim. Ibu hamil yang mengalami ini akan mengalami perdarahan vagina serta nyeri
perut seperti sedang melahirkan. Biasanya, abortus komplet terjadi pada usia kehamilan
kurang dari 12 minggu.
2. Abortus incomplete
Pada keadaan ini, jaringan janin sudah keluar sebagian. Umumnya, perdarahan serta nyeri
perut akan berlangsung lama dan baru bisa berhenti setelah seluruh jaringan telah keluar
atau dilakukan kuretase.
3. Abortus insipiens
Pada abortus insipiens terjadi perdarahan disertai nyeri perut, tetapi jaringan janin masih
utuh berada di dalam rahim. Meski begitu, keguguran tetap tidak dapat dihindari karena
mulut rahim sudah terbuka.
4. Ancaman abortus (Imminens)
Ancaman abortus sebenarnya bukan keguguran. Pada kondisi ini, mulut rahim masih
tertutup dan janin masih hidup di dalam rahim. Perdarahan dari vagina dan nyeri perut
yang dialami pun masih tergolong ringan. Risiko terjadinya keguguran memang lebih
besar. Namun, biasanya kehamilan masih mungkin dilanjutkan.
Pembahasan :
Untuk WUS yang lahir pada tahun 1979 sampai dengan tahun 1993 dan ingat jika pada
saat sekolah SD dilakukan imunisasi, maka status imunisasinya :
a. TT I adalah waktu imunisasi di klas I SD;
b. TT II adalah waktu imunisasi di klas II SD;
c. TT III adalah waktu imunisasi calon pengantin (caten) ;
d. TT IV adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan
e. TT V adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.
WUS yang lahir pada tahun 1979 sampai dengan tahun 1993 namun tidak ingat pada
waktu sekolah SD dilakukan imunisasi, maka status imunisasinya :
a. TT I adalah waktu imunisasi caten pertama;
b. TT II adalah satu bulan setelah TT I;
c. TT III adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan
d. TT IV adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.
WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993 yang tidak mempunyai KMS Balita dan
kartu TT di SD, maka status imunisasinya :
a. TT I adalah waktu imunisasi caten pertama;
b. TT II adalah satu bulan setelah TT I;
c. TT III adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan
d. TT IV adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.
WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993 yang tidak mempunyai KMS Balita
namun mempunyai kartu TT di SD, maka status imunisasinya :
a. TT I adalah waktu imunisasi di klas I SD;
b. TT II adalah waktu imunisasi di klas II SD;
c. TT III adalah waktu imunisasi caten yang pertama;
d. TT IV adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan
e. TT V adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.
WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993, mempunyai KMS Balita dan
mempunyai kartu TT di SD, maka status imunisasinya :
a. TT I sampai dengan TT IV dapat dilihat di KMS dan kartu TT; dan
b. TT V adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil.
4. Seorang perempuan umur 21 tahun G1P0A0 hamil 34 minggu, datang ke PMB
mengeluh nyeri perut sejak 2 hari yang lalu, pusing dan mengeluarkan bercak
darah. Hasil pemeriksaan TD 90/60 mmHg N 110x/menit, P 30 X/menit, S 37°C,
TFU 33 cm, DJJ 100x/menit, HB 7 gr%. Bidan memberikan infus RL sebanyak 40
tpm, oksigen sebanyak 5 L/menit dan merujuk pasien ke rumah sakit.
Evaluasi apakah yang harus dilakukan bidan salama perjalanan ke RS ?
A. Perubahan frekuensi nadi
B. Pola denyut jantung janin
C. Perubahan tekanan darah ibu
D. Perkembangan keluhan pusing
E. Perubahan frekuensi pernafasan
5. Seorang perempuan usia 23 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu, datang ke PMB ingin
melakukan kunjungan ulang, BB sebelum hamil 60 Kg, dan BB sekarang 72 kg,
IMT sebelum hami1 23, hasil pemeriksaan: KU Baik, S 36°C, TD 120/80 mmHg, N
78x/menit, P 24x/menit.
Anjuran apakah yang diberikan bidan pada kasus diatas ?
A. Tinggi kalori
B. Rendah kalori
C. Rendah garam
D. Tinggi kalsium
E. Rendah protein
Pembahsan :
1. Abortus complete
Pada jenis keguguran ini, mulut rahim terbuka lebar dan seluruh jaringan janin keluar dari
rahim. Ibu hamil yang mengalami ini akan mengalami perdarahan vagina serta nyeri
perut seperti sedang melahirkan. Biasanya, abortus komplet terjadi pada usia kehamilan
kurang dari 12 minggu.
2. Abortus incomplete
Pada keadaan ini, jaringan janin sudah keluar sebagian. Umumnya, perdarahan serta nyeri
perut akan berlangsung lama dan baru bisa berhenti setelah seluruh jaringan telah keluar
atau dilakukan kuretase.
3. Abortus insipiens
Pada abortus insipiens terjadi perdarahan disertai nyeri perut, tetapi jaringan janin masih
utuh berada di dalam rahim. Meski begitu, keguguran tetap tidak dapat dihindari karena
mulut rahim sudah terbuka.
4. Ancaman abortus (Imminens)
Ancaman abortus sebenarnya bukan keguguran. Pada kondisi ini, mulut rahim masih
tertutup dan janin masih hidup di dalam rahim. Perdarahan dari vagina dan nyeri perut
yang dialami pun masih tergolong ringan. Risiko terjadinya keguguran memang lebih
besar. Namun, biasanya kehamilan masih mungkin dilanjutkan.
Pembahasan:
1. Abortus complete
Pada jenis keguguran ini, mulut rahim terbuka lebar dan seluruh jaringan janin keluar dari
rahim. Ibu hamil yang mengalami ini akan mengalami perdarahan vagina serta nyeri
perut seperti sedang melahirkan. Biasanya, abortus komplet terjadi pada usia kehamilan
kurang dari 12 minggu.
2. Abortus incomplete
Pada keadaan ini, jaringan janin sudah keluar sebagian. Umumnya, perdarahan serta nyeri
perut akan berlangsung lama dan baru bisa berhenti setelah seluruh jaringan telah keluar
atau dilakukan kuretase.
3. Abortus insipiens
Pada abortus insipiens terjadi perdarahan disertai nyeri perut, tetapi jaringan janin masih
utuh berada di dalam rahim. Meski begitu, keguguran tetap tidak dapat dihindari karena
mulut rahim sudah terbuka.
4. Ancaman abortus (Imminens)
Ancaman abortus sebenarnya bukan keguguran. Pada kondisi ini, mulut rahim masih
tertutup dan janin masih hidup di dalam rahim. Perdarahan dari vagina dan nyeri perut
yang dialami pun masih tergolong ringan. Risiko terjadinya keguguran memang lebih
besar. Namun, biasanya kehamilan masih mungkin dilanjutkan.