Anda di halaman 1dari 20

DIPONEGORO LAW REVIEW

Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

OPTIMALISASI PERAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS)


DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 (STUDI DI BALAI
PEMASYARAKATAN (BAPAS) KELAS II PEKALONGAN)

Ganis Vitayanty Noor*, Sukinta, Bambang Dwi Baskoro


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
Email : vitaganis961@yahoo.com

Abstrak

Balai Pemasyarakatan (BAPAS) melalui Pembimbing Kemasyarakatan berdasarkan


Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 menjadi salah satu unsur penting dalam proses peradilan
pidana anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi peran BAPAS dalam Sistem
Peradilan Pidana Anak, hambatan-hambatan yang dihadapi dan upaya mengatasi hambatan-
hambatan tersebut. Optimalisasi peran BAPAS, yaitu pembentukan Pos BAPAS, Pengangkatan
Pembimbing Kemasyarakatan dan Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan, Peningkatan
profesionalisme Pembimbing Kemasyarakatan dan Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan,
penambahan jumlah sarana prasarana serta peningkatan koordinasi penegak hukum dengan
BAPAS. Hambatan yang dihadapi, yaitu dua peran Pembimbing Kemasyarakatan dan Pembantu
Pembimbing Kemasyarakatan , belum adanya sarana dan prasana yang memadai serta keterbatasan
anggaran khusus Pos BAPAS. Pos BAPAS sebagai petugas Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah
Tahanan Negara serta belum adanya sarana prasarana yang memadai dan keterbatasan anggaran
khusus Pos BAPAS. Upaya mengatasinya, yaitu koordinasi dengan Kepala Lembaga
Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara dan peningkatan sarana prasarana serta anggaran
khusus Pos BAPAS. Sarannya, yaitu perlu segera dibentuk BAPAS di kabupaten/kota
sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012.

Kata Kunci: Balai Pemasyarakatan (BAPAS), Optimalisasi, Sistem Peradilan Pidana Anak

Abstract

Correctional Centres (BAPAS) through Community Advisors based on Law Nomor 11 of


2012 on the Criminal Justice System Children become one of the important elements in the process
of juvenile justice. This study aimed to optimize the role BAPAS Children in the Criminal Justice
System, obstacles faced and how to overcome them. Optimizing the role BAPAS namely the
establishment of Pos BAPAS, Appointment of Community Advisors and Community Advisors
Assistant, Improved professionalism and Community Advisors and Community Advisors Assistant,
increasing the number of facilities and infrastructure as well as improving law enforcement
coordination with BAPAS. Obstacles faced by two roles of Community Advisors and Community
Advisors Assistant BAPAS Pos Correctional Institution officer or State Prison and the lack of
adequate infrastructure and budgetary constraints specific to BAPAS Pos. How to overcome that
coordination with the head of prisons or detention and the improvement of infrastructure and
special budget BAPAS Pos. The implication BAPAS need to be formed at the district / city as
mandated by Law No. 11 of 2012

Keywords: Balai Pemasyarakatan (BAPAS), Optimizing, Child Criminal Justice System

1
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

I. PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia Nomor


Undang–Undang Nomor 11 3668) dilakukan dengan tujuan agar
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan dapat terwujud peradilan yang
Pidana Anak (untuk selanjutnya benar–benar menjamin pelindungan
disebut Undang–Undang Sistem kepentingan terbaik terhadap Anak
Peradilan Pidana Anak) merupakan yang berhadapan dengan hukum
undang–undang hukum acara pidana sebagai penerus bangsa.
yang khusus mengatur bagaimana Sistem Peradilan Pidana Anak
beracara dalam perkara pidana yang juga terdapat tahap penyidikan, tahap
melibatkan dan/atau dilakukan oleh penuntutan, tahap pemeriksaan
anak. Terhadap anak yang berkonflik sidang Pengadilan, serta tahap
dengan hukum1, proses beracaranya pelaksanaan putusan dan
selain menggunakan Undang– pelaksanaan pidana. Balai
Undang Nomor 8 Tahun 1981 Pemasyarakatan (yang selanjutnya di
tentang Hukum Acara Pidana atau singkat BAPAS) berada pada tahap
disebut juga Kitab Undang–Undang pelaksanaan putusan dan
Hukum Acara Pidana (untuk pelaksanaan pidana.
selanjutnya disingkat KUHAP) Perubahan peran pejabat
sebagai pedoman hukum acara Pembimbing Kemasyarakatan
pidana yang bersifat umum, juga tersebut penting untuk dilakukan
menggunakan Undang–Undang penelitian, sehingga peneliti berusaha
Sistem Peradilan Pidana Anak melakukan penelitian hukum ini
sebagai pedoman hukum acara yang dengan judul “Optimalisasi Peran
bersifat khusus. Hal ini dapat dilihat Balai (BAPAS) Dalam Sistem
di dalam Pasal 106 Undang–Undang Peradilan Pidana Anak Berdasarkan
Sistem Peradilan Pidana Anak yang Undang–Undang Nomor 11 Tahun
menyatakan bahwa pada saat 2012 (Studi di Balai Pemasyarakatan
Undang–Undang ini mulai berlaku, (BAPAS) Kelas II Pekalongan).”
Undang–Undang Nomor 3 Tahun Berdasarkan uraian di atas maka
1997 tentang Pengadilan Anak permasalahan yang dapat disusun
(untuk selanjutnya disebut Undang- yaitu:
Undang Pengadilan Anak), dicabut 1. Bagaimana optimalisasi peran
dan dinyatakan tidak berlaku. Balai Pemasyarakatan dalam
Penyusunan Undang–Undang Sistem Peradilan Pidana Anak
Sistem Peradilan Pidana Anak berdasarkan Undang-Undang
sebagai pengganti Undang–Undang Nomor 11 Tahun 2012?
Pengadilan Anak (Lembaran Negara 2. Apa hambatan-hambatan yang
Republik Indonesia Tahun 1997 dihadapi Balai Pemasyarakatan
Nomor 3, Tambahan Lembaran (BAPAS) Kelas II Pekalongan
dalam optimalisasi peran Balai
1
Pemasyarakatan (BAPAS) dalam
Anak yang berkonflik dengan hukum yang Sistem Peradilan Pidana Anak
selanjutnya disebut Anak adalah anak yang
telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi berdasarkan Undang-Undang
belum berumur 18 (delapan belas) tahun Nomor 11 Tahun 2012?
yang diduga melakukan tindak pidana 3. Bagaimana upaya mengatasi
(Pasal 1 angka 3 Undang–Undang Sistem hambatan–hambatan yang
Peradilan Pidana Anak)

2
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dihadapi Balai Pemasyarakatan pemasyarakatan yang


(BAPAS) Kelas II Pekalongan melaksanakan tugas dan fungsi
dalam optimalisasi peran Balai penelitian kemasyarakatan,
Pemasyarakatan (BAPAS) dalam pembimbingan, pengawasan, dan
Sistem Peradilan Pidana Anak pendampingan. Tugas dan fungsi
berdasarkan Undang–Undang BAPAS tersebut dilaksanakan
Nomor 11 Tahun 2012? oleh Pembimbing
Kemasyarakatan sebagaimana
II. METODE dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1)
yang menyebutkan bahwa
Metode penelitian yang penelitian kemasyarakatan,
digunakan adalah metode pendekatan pendampingan, pembimbingan,
yuridis sosiologis. pendekatan socio- dan pengawasan terhadap Anak
legal memberikan arti penting pada dilakukan oleh Pembimbing
langkah–langkah observasi dan Kemasyarakatan.
analisis yang bersifat kualitatif.2 Tugas dan fungsi BAPAS di
Spesifikasi penelitian yang bidang Penelitian Kemasyarakatan
digunakan dalam penelitian ini dapat dijumpai pada Pasal 57 ayat (1)
berupa penelitian deskriptif analistis. Undang-Undang Sistem Peradilan
Maksudnya, penelitian ini hanya Pidana Anak yang menyatakan
melukiskan atau menggambarkan bahwa setelah surat dakwaan
praktik penerapan – penerapan dibacakan, Hakim memerintahkan
peraturan perundang – undangan. Pembimbing Kemasyarakatan
membacakan laporan hasil penelitian
III. HASIL DAN PEMBAHASAN kemasyarakatan mengenai Anak
yang bersangkutan tanpa kehadiran
A. Optimalisasi peran Balai Anak, kecuali Hakim berpendapat
Pemasyarakatan (BAPAS) lain. Pada Sistem Peradilan Pidana
dalam Sistem Peradilan Pidana Anak, Pembimbing Kemasyarakatan
Anak berdasarkan Undang- pada BAPAS melakukan
Undang Nomor 11 Tahun 2012 pendampingan terhadap Anak yang
berhadapan dengan Hukum di sidang
Tugas dan fungsi BAPAS pengadilan. Pada sidang pengadilan
pada sistem peradilan pidana Pembimbing Kemasyarakatan
anak menurut Undang-Undang diminta membacakan hasil laporan
Sistem Peradilan Pidana Anak Penelitian Kemasyarakatan sebagai
secara garis besar tercermin dalam bahan pertimbangan bagi Hakim
Pasal 1 butir ke 24 Undang- dalam memutus perkara anak
Undang Sistem Peradilan Pidana sebagaimana dimaksud dimaksud
Anak yang menyatakan bahwa dalam Pasal 60 ayat (3) Undang-
Balai Pemasyarakatan yang Undang Sistem Peradilan Pidana
selanjutnya disebut BAPAS Anak yang menyatakan bahwa
adalah unit pelaksana teknis Hakim wajib mempertimbangkan
laporan penelitian kemasyarakatan
2
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi dari Pembimbing Kemasyarakatan
Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1988), halaman 35

3
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

sebelum menjatuhkan putusan BAPAS mendapat peran yang


perkara. cukup pada semua tahap proses
Pada Pasal 65 Undang-Undang peradilan pidana, yaitu sejak tahap
Sistem Peradilan Pidana Anak belum ada putusan (Pra Ajudication)
ditegaskan tugas dan fungsi Balai dengan adanya proses diversi pada
Pemasyarakatan melalui setiap tingkat proses peradilan pidana
Pembimbing Kemasyarakatan yang dan penyidikan, tahap pemeriksaan
menetapkan bahwa Pembimbing di sidang pengadilan (adjudication)
Kemasyarakatan bertugas: hingga pelaksanaan putusan
1. Membuat laporan penelitian pengadilan atau tahap setelah adanya
kemasyarakatan untuk putusan (Post Adjudication).
kepentingan Diversi, melakukan Pada tahap Diversi peran
pendampingan, pembimbingan, BAPAS cukup penting. Menurut
dan pengawasan terhadap Anak Pasal 1 ke 7 Undang-Undang Sistem
selama proses Diversi dan Peradilan Pidana Anak bahwa
pelaksanaan kesepakatan, Diversi adalah pengalihan
termasuk melaporkannya kepada penyelesaian perkara Anak dari
pengadilan apabila Diversi tidak proses peradilan pidana ke proses di
dilaksanakan; luar peradilan pidana. Diversi wajib
2. Membuat laporan penelitian diupayakan pada tingkat penyidikan,
kemasyarakatan untuk penuntutan, dan pemeriksaan perkara
kepentingan penyidikan, Anak di pengadilan negeri. Diversi
penuntutan, dan persidangan dilaksanakan dalam hal tindak pidana
dalam perkara Anak, baik di yang dilakukan diancam dengan
dalam maupun di luar sidang, pidana penjara di bawah 7 (tujuh)
termasuk di dalam Lembaga tahun; dan bukan merupakan
Penempatan Anak Sementara pengulangan tindak pidana (Pasal 7).
(LPAS) dan Lembaga Peran BAPAS pada tahap diversi
Penyelenggara Kesejahteraan nampak pada Pasal 8 ayat (1), Pasal
Anak (LPKA); 10 ayat (1) dan Pasal 11 ayat (2)
3. Menentukan program perawatan (3) Undang-Undang Sistem
Anak di LPAS dan pembinaan Peradilan Pidana Anak. Proses
Anak di LPKA bersama dengan Diversi dilakukan melalui
petugas pemasyarakatan lainnya; musyawarah dengan melibatkan
4. Melakukan pendampingan, Anak dan orang tua/Walinya, korban
pembimbingan, dan pengawasan dan/atau orang tua/Walinya,
terhadap Anak yang berdasarkan Pembimbing Kemasyarakatan,
putusan pengadilan dijatuhi Pekerja Sosial Profesional
pidana atau dikenai tindakan; dan berdasarkan pendekatan Keadilan
5. Melakukan pendampingan, Restoratif. Kesepakatan Diversi
pembimbingan, dan pengawasan untuk menyelesaikan tindak pidana
terhadap Anak yang memperoleh yang berupa pelanggaran, tindak
asimilasi, pembebasan bersyarat, pidana ringan, tindak pidana tanpa
cuti menjelang bebas, dan cuti korban, atau nilai kerugian korban
bersyarat. tidak lebih dari nilai upah minimum
provinsi setempat sebagaimana

4
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) Penyidik wajib melanjutkan


dapat dilakukan oleh penyidik penyidikan dan melimpahkan
bersama pelaku dan/atau perkara ke Penuntut Umum dengan
keluarganya, Pembimbing melampirkan berita acara Diversi dan
Kemasyarakatan, serta dapat laporan penelitian kemasyarakatan
melibatkan tokoh masyarakat. Pada tahap penuntutan peran
Selama proses Diversi berlangsung BAPAS ditegaskan pada Pasal 42
sampai dengan kesepakatan Diversi ayat (4) Undang-Undang Sistem
dilaksanakan, Pembimbing Peradilan Pidana Anak yaitu dalam
Kemasyarakatan wajib melakukan hal Diversi gagal, Penuntut Umum
pendampingan, pembimbingan, dan wajib menyampaikan berita acara
pengawasan. Dalam hal kesepakatan Diversi dan melimpahkan perkara ke
Diversi tidak dilaksanakan dalam pengadilan dengan melampirkan
waktu yang ditentukan, Pembimbing laporan hasil penelitian
Kemasyarakatan segera kemasyarakatan . Pada tahao
melaporkannya kepada pejabat yang penuntutan ini. Hasil penelitian
bertanggung jawab. Kemasyarakatan tersebut dapat pula
Berdasarkan uraian mengenai berisi rekomendasi bagi penuntut
peran BAPAS pada tahap diversi umum dalam hal pelaksanaan
dapat disimpulkan bahwa pada tahap diversi.
diversi BAPAS melaksanakan fungsi Pada tahap pemeriksaan di
pendampingan dan pengawasan. sidang pengadilan, peran BAPAS
Pendampingan dilaksanakan selama ditentukan dalam Pasal 55 ayat (1)
proses Diversi berlangsung dan dan ayat (2), Pasal 56, Pasal 57 ayat
pengawasan dilaksanakan terhadap (1) dan ayat (2), Pasal 58 ayat (2)
pelaksanaan Diversi dalam hal dan ayat (3) huruf b, serta Pasal 60
diversi belum tuntas misalnya adanya ayat (3) Undang-Undang Sistem
pembayaran ganti rugi dalam jangka Peradilan Pidana anak. Pada Pasal
waktu tertentu. 55 ayat (1) dan ayat (2) disebutkan
Pada tahap penyidikan peran bahwa dalam sidang Anak, Hakim
BAPAS diatur pada Pasal 27, Pasal wajib memerintahkan orang tua/Wali
28, dan Pasal 29 ayat (4) Undang- atau pendamping, Advokat atau
Undang Sistem Peradilan Pidana pemberi bantuan hukum lainnya, dan
Anak. Dalam melakukan penyidikan Pembimbing Kemasyarakatan untuk
terhadap perkara Anak, Penyidik mendampingi Anak. Dalam hal
wajib meminta pertimbangan atau orang tua/Wali dan/atau pendamping
saran dari Pembimbing tidak hadir, sidang tetap dilanjutkan
Kemasyarakatan setelah tindak dengan didampingi Advokat atau
pidana dilaporkan atau diadukan. pemberi bantuan hukum lainnya
Hasil Penelitian Kemasyarakatan dan/atau Pembimbing
wajib diserahkan oleh BAPAS Kemasyarakatan.
kepada Penyidik dalam waktu paling Setelah Hakim membuka
lama 3 x 24 (tiga kali dua puluh persidangan dan menyatakan sidang
empat) jam setelah permintaan tertutup untuk umum, Anak
penyidik diterima. Selanjutnya dalam dipanggil masuk beserta orang
tahap penyidikan jika Diversi gagal, tua/Wali, Advokat atau pemberi

5
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

bantuan hukum lainnya, dan Berdasarkan ketentuan mengenai


Pembimbing Kemasyarakatan (Pasal peran BAPAS pada tahap
56). Setelah surat dakwaan penyidikan, penuntutan, dan
dibacakan, Hakim memerintahkan pemeriksaan di sidang pengdilan
Pembimbing Kemasyarakatan dapat disimpulkan bahwa BAPAS
membacakan laporan hasil penelitian melakukan fungsi pendampingan
kemasyarakatan mengenai Anak terhadap anak yang berkonflik
yang bersangkutan tanpa kehadiran dengan hukum. peran BAPAS masih
Anak, kecuali Hakim berpendapat berlanjut pada tahap pelaksanaan
lain (Pasal 57 ayat (1). Laporan putusan pengadilan.
berisi: a. data pribadi Anak, keluarga, Pada tahap pelaksanaan putusan
pendidikan, dan kehidupan sosial; b. hakim peran BAPAS terlihat dalam
latar belakang dilakukannya tindak Pasal 72 yat (2), Pasal 73 ayat (7),
pidana; keadaan korban dalam hal dan Pasal 77 ayat (2) Undang-
ada korban dalam tindak pidana Undang Sistem Peradilan Pidana
terhadap tubuh atau nyawa; d. hal Anak. Pada ketentuan pasal-pasal
lain yang dianggap perlu; e. berita tersebut ditentukan bahwa dalam hal
acara Diversi; dan f. kesimpulan dan Anak dijatuhi pidana pengawasan,
rekomendasi dari Pembimbing Anak ditempatkan di bawah
Kemasyarakatan (Pasal 57 ayat (2). pengawasan Penuntut Umum dan
Pada saat pemeriksaan Anak dibimbing oleh Pembimbing
Korban dan/atau Anak Saksi, orang Kemasyarakatan. Selama menjalani
tua/Wali, Advokat atau pemberi masa pidana dengan syarat, Penuntut
bantuan hukum lainnya, dan Umum melakukan pengawasan dan
Pembimbing Kemasyarakatan tetap Pembimbing Kemasyarakatan
hadir. Dalam hal Anak Korban melakukan pembimbingan agar Anak
dan/atau Anak Saksi tidak dapat menempati persyaratan yang telah
hadir untuk memberikan keterangan ditetapkan. Dalam hal Anak dijatuhi
di depan sidang pengadilan, Hakim pidana pengawasan, Anak
dapat memerintahkan Anak Korban ditempatkan di bawah pengawasan
dan/atau Anak Saksi didengar Penuntut Umum dan dibimbing oleh
keterangannya di luar sidang Pembimbing Kemasyarakatan.
pengadilan melalui perekaman Berdasarkan ketentuan tersebut dapat
elektronik yang dilakukan oleh disimpulkan bahwa peran BAPAS
Pembimbing Kemasyarakatan di pada tahap pelaksanaaan putusan
daerah hukum setempat dengan hakim menjalankan fungsi
dihadiri oleh Penyidik atau Penuntut pengawasan, pembinaan dan
Umum dan Advokat atau pemberi pembimbingan.
bantuan hukum lainnya (Pasal 58 Berdasarkan ketentuan pasal-
ayat (2) dan ayat (3) huruf b). Hakim pasal dalam Undang-Undang Sistem
wajib mempertimbangkan laporan Peradilan Pidana Anak menuntut
penelitian kemasyarakatan dari optimaslisasi peran BAPAS. Salah
Pembimbing Kemasyarakatan satu pasal yang memerlukan
sebelum menjatuhkan putusan perhatian serius yaitu ketentuan
perkara. (Pasal 60 ayat (3)). Pasal 28 yang menyatakan bahwa
hasil Penelitian Kemasyarakatan

6
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

wajib diserahkan oleh BAPAS diversi gagal dan perkaranya harus


kepada Penyidik dalam waktu paling diselesaikan melalui sidang
lama 3 x 24 (tiga kali dua puluh pengadilan.
empat) jam setelah permintaan Pertimbangan pada proses
penyidik diterima. Selain itu diversi yang disampaikan
kehadiran Pembimbing Pembimbing Kemasyarakatan dalam
Kemasyarakatan dalam Penelitian Kemasyarakatan dengan
pendampingan anak pada setiap mengacu pada Pasal 11 Undang-
diversi dan sidang pengadilan negeri Undang Sistem Peradilan Pidana
menjadi beban tugas yang menuntut Anak yaitu hasil kesepakatan
profesionalisme. Diversi dapat berbentuk antara lain:
Belum adanya BAPAS di setiap a. perdamaian dengan atau tanpa
kabupaten kota sebagaimaa ganti kerugian; b. penyerahan
diamanatkan Pasal 105 ayat (1) kembali kepada orang tua/Wali; c.
huruf d Undang-Undang Sistem keikutsertaan dalam pendidikan atau
Peradilan Pidana Anak menyatakan pelatihan di lembaga pendidikan atau
bahwa dalam waktu paling lama 5 LPKS paling lama 3 (tiga) bulan;
(lima) tahun setelah diberlakukannya atau d. pelayanan masyarakat.
Undang-Undang ini kementerian Sedangkan pertimbangan yang
yang menyelenggarakan urusan diberikan kepada hakim berupa
pemerintahan di bidang hukum wajib putusan yang akan dijatuhkan kepada
membangun BAPAS di anak baik pidana maupun tindakan.3
kabupaten/kota. Kenyataannya Menurut reponden Pembimbing
pemerintah belum mampu memenuhi Kemasyarakatan Balai
ketentuan pasal tersebut. Hal ini Pemasyarakatan Pekalongan
merupakan tantangan bagi BAPAS umumnya Klien anak dapat
dalam melaksanakan perannya di memberikan informasi dan
bidang sistem peradilan pidana anak. keterangan dengan terbuka sehingga
Pada praktik sistem peradilan sangat membantu Pembimbing
pidana anak berdasarkan Undang- Kemasyarakatan dalam menyusun
Undang Sistem Peradilan Pidana Penelitian Kemasyarakatan untuk
Anak di Balai Pemasyarakatan peradilan anak. Hal ini dibutuhkan
Pekalongan menurut responden kesabaran dan ketelatenan dalam
Pembimbing Kemasyarakatan Balai melaksanakan Penelitian
4
Pemasyarakatan Pekalongan, bahwa Kemasyarakatan.
pada tahap diversi penyidik meminta Pada tahap penuntutan
Pembimbing Kemasyarakatan untuk Penelitian Kemasyarakatan
hadir melakukan pendampingan merupakan berkas yang harus
diversi. Pada saat diversi dilengkapi untuk melanjutkan
Pembimbing Kemasyarakatan juga
melakukan pembuatan laporan 3
Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) Wawancara dengan Bapak Teguh S Staf
Bimbingan Klien Anak pada Balai
sebagai bahan rekomendasi Pemasyarakatan (BAPAS) Pekalongan,
pelaksanaan diversi dan tanggal 3 Januari 2016.
pertimbangan penegak hukum yakni 4
Wawancara dengan Ibu Sri Hartiningsih,
penyidik, jaksa dan hakim jika Staf Bimbingan Klien Anak, 5 Januari
2016

7
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pemeriksaan perkara pada tahap tidak putusan batal demi hukum


pemeriksaan perkara di sidang (Pasal 60 ayat (4) Undang-Undang
pengadilan. Penelitian Sistem Peradilan Pidana Anak)
Kemasyarakatan juga dapat Pada praktik post adjudication
dipergunakan sebagai bahan tugas Pembimbing Kemasyarakatan
pertimbangan jaksa dalam sesudah Hakim menjatuhkan putusan
melakukan penuntutan pidana. Hal kepada anak pelanggar hukum
ini mengingat dalam Penelitian berupa pidana atau tindakan, dengan
Kemasyarakatan dapat diketahui demikian pantaslah Pembimbing
aspek sosial anak dan sebab-sebab Kemasyarakatan disebut sebagai
terjadinya tindak pidana. fungsionalis “penegak hukum” yang
Pada masa Adjudication mempunyai tugas :
Pembimbing Kemasyarakatan atas a. Sebelum sidang anak wajib
pemberitahuan Jaksa hadir dalam membuat litmas untuk bahan yang
sidang anak, tidak lupa membawa harus dipertimbangkan Hakim ;
arsip Penelitian Kemasyarakatan. sama dengan Polisi wajib
Dalam sidang Pembimbing membuat Berita Acara hasil
Kemasyarakatan mempertanggung penyidikan terhadap tahanan
jawabkan Penelitian Kemasyarakatan anak. Juga sema dengan Jaksa
yang dibuatnya sebagai bahan yagn harus membuat tuntutan.
pertimbangan Hakim agar b. Harus hadir dalam sidang anak
putusannya tepat dan adil, disamping sebagai anggota sidang untuk
adanya berita acara Penyidik Polri mempertanggung jawabkan
dan surat dakwaan dari jaksa dan Penelitian Kemasyarakatannya,
wajib menjawab pertanyaan hakim memberikan pendapat dengan
tentang klien yang bersangkutan tidak bermaksud melampui
yang berkaitan dengan Penelitian kewenangan Hakim seperti
Kemasyarakatan nya. tercantum dalam litmasnya dan
Pada tahap persidangan anak, menjawab pertanyaan Hakim atas
kegunaan laporan Penelitian masalah yang terkait denga
Kemasyarakatan merupakan bahan kliennya. Pembimbing
pertimbangan hakim dalam Kemasyarakatan juga sebagai
menjatuhkan putusan kepada anak. pendamping bagi klien terutama
Kegunaan laporan Penelitian bagi klen yang tidak ada orang tua
Kemasyarakatan untuk mengetahui atau walinya.
latar belakang sosial dan perbuatan c. Stelah Hakim memutuskan anak
anak atau faktor penyebab terjadinya dengan dijatuhinya pidana
tindak pidana. ataupun tidakan yang dibina di
Laporan Penelitian luar Lembaga maka Pembimbing
Kemasyarakatan merupakan bagian Kemasyarakatan wajib
terpenting dalam pengadilan anak melakukan bimbingan dan
namun dalam praktek kadang pengawasan terhadap kliennya.
Penelitian Kemasyarakatan hanya Bimbingan terhadap klien di luar
sebagai pelengkap saja. Hakim wajib Lembaga maupun pembinaan di
mempertimbangkan laporan dalam lembaga tidak akan terlepas
Penelitian Kemasyarakatan, jika dari metode apa yang dipakai dalam

8
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

melaksanakan tugas membimbing Penelitian Kemasyarakatan.


klien. Pembimbing Kemasyarakatan Pembuatan Penelitian
dalam membimbing klien maupun Kemasyarakatan melibatkan
melakukan tugas lain yang beragam bebarapa elemen diantaranya
harus menguasai metode dari Pelaku/Orang tua, Korban/orang tua,
berbagai disiplin ilmu sesuai dengan saksi, penyidik, pihak sekolah (bagi
kondisi dan situasi klien. Bagi klien yang masih sekolah), teman
seorang pekerja social (Social serta masyarakat dan termasuk
Worker) yang bekerja pada pemerintah setempat.
departemen kesehatan, seharusnya Penelitian Kemasyarakatan atau
dilengkapi dengan pengetahuan Case Study ini adalah salah satu hal
beserta metodenya yang diperlukan yang penting sebagai metode
guna menunjang tugasnya sebagai pendekatan dalam rangka pembinaan
pekerja departemen kesehatan, “pelanggar hukum”. Hal ini
demikian pula Pembimbing merupakan suatu metode penelitian
Kemasyarakatan sebagai pekerja yang “khusus” dan penting yang
social bidang kehakiman, tanpa harus dilakukan oleh petugas
adanya metode sebagai landasan Derektorat Jendral Pemasyarakatan,
kerja pada Balai Pemasyarakatan pada Balai Pemasyarakatan yakni
tidak akan berhasil baik dalam Pembimbing Kemasayarakatan.
menjalankan tugasanya. Mengingat penting dan besarnya
Pembimbing Kemasyarakatan kegunaan pembuatan Penelitian
sebagai pekerja sosial bidang Kemasyarakatan atau Case Study
kehakiman (Probation Officer) telah dalam membantu hakim untuk
memiliki pengetahuan pekerja social membuat suatu putusan yang tepat
atau social work yang dilengkapi dan seadil-adilnya serta untuk
dengan metode pekerjaan social menentukan terapy pembinaan, maka
(Social Work Methode), akan tetapi ini laporan Penelitian
batapapun yang professional dalam Kemasyarakatan ini harus dapat
tugas membimbing klien. Metode memberikan gambaran tentang latar
pendekatan akan membuka aspek belakang kehidupan klien baik
kehidupan yang tersembunyi, dimasa lalu maupun setelah menjadi
mengetahui factor penyebab klien, sehingga segala masalah yang
terjadinya masalah, menyoroti terkandung di dalam kehidupan serta
kejadian dalam kehidupan kelompok. lingkungan sosialnya dicakup dalam
Juga dapat mendiskripsikan secara isi laporan Penelitian
detail/rinci kehidupan keluarga Kemasyarakatan.
berdasarkan observasi intensif. Kepentingan Laporan Penelitan
Proses pembuatan Penelitian Kemasyarakatan, sebagai bahan
Kemasyarakatan, sesuai dengan pertimbangan dalam mengatasi serta
program BAPAS dan juga program usaha untuk memperbaiki kembali
kerja Pembimbing Kemasyarakatan fungsi sosialnya para pelanggar
proses pembuatan Litmas ini selama hukum. Dengan tujuan secara
3 (hari) hari kerja mulai dari Polsek – minimal mereka bisa kembali kearah
Kunjungan Rumah (Home Visit) yang wajar dan dapat berfungsi
sampai kepada Penyeleisaian sebagaimana anggota masyarakat

9
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

lainnya, maksimal manusia berguna alternatif untuk mempermudah


seta ikut berpartisipasi secara aktif, dan mendekatkan jangkauan
dan kreatif dalam pembangunan. pelayanan penelitian
Dengan mengingat tujuan tersebut, kemasyarakatan, pembimbingan,
maka penanganan terhadap pendampingan dan pengawasan
pelanggar hukum perlu mendapat klien pemasyarakatan di wilayah
perlakuan sebaik mungkin dan yang tidak terjangkau oleh
penelitian secara seksama agar tujuan BAPAS serta tugas lain yang
tersebut bisa dicapai, baik sebelum diatur dalam peraturan perundang-
maju ke sidang pengadilan maupun undangan yang berlaku.
sesudahnya. 2. Tujuan
Berdasarkan penelitian yang a. Mendekatkan jangkauan
dilaksanakan di BAPAS Pekalongan pelayanan pemasyarakatan
maka optimalisasi peran BAPAS yang sulit dilakukan oleh
dalam Sistem Peradilan Pidana Anak BAPAS.
berdasarkan Undang-Undang Sistem b. Memudahkan Klien
Peradilan Pidana Anak dilaksanakan Pemasyarakatan untuk
sebagai berikut: memperoleh pelayanan
1. Pembentukan Pos BAPAS pemasyarakatan.
Untuk mengatasi keterbatasan 3. Ruang Lingkup
jumlah Pembimbing Kemasyarakatan Ruang lingkup meliputi
dan jumlah BAPAS sebagaimana pengaturan tentang ketentuan
diamanatkan dalam Pasal 105 ayat umum, maksud dan tujuan, ruang
(1) huruf d Undang-Undang Nomor lingkup, dasar hukum, kedudukan,
11 Tahun 2012 tentang Sistem wewenang dan tanggung jawab,
Peradilan Pidana Anak yang prosedur dan mekanisme kerja
menyatakan bahwa dalam waktu 5 serta petugas Pos BAPAS,
(lima) tahun sesudah a. Dasar Hukum
diberlakukannya Undang-Undang 1) Undang-Undang Nomor 12
Sistem Peradilan Pidana Anak Tahun 1995 Tentang
kementerian yang menyelenggarakan Pemasyarakatan;
urusan pemerintahan di bidang 2) Undang-Undang Nomor 11
hukum wajib membangun BAPAS di Tahun 2012 Tentang
kabupaten/kota maka dibentuklah Sistem Peradilan Pidana
Pos –Pos BAPAS. Berdasarkan Surat Anak;
Edaran Nomor : PAS6.PK.01.05-135 3) Peraturan pemerintah Rl
Tahun 2014 tentang Prosedur dan Nomor 31 Tahun 1999
Mekanisme Kerja Pos BAPAS maka tentang Pembinaan dan
pengaturan tentang kedudukan, Pembimbingan Warga
wewenang dan tanggung jawab, Binaan Pemasyarakatan;
prosedur serta mekanisme kerja Pos 4) Peraturan pemerintah Rl
BAPAS yaitu sebagai berikut: Nomor 32 Tahun 1999 jo
1. Maksud Peraturan Pemerintah Rl
Pendirian pos Balai Nomor 28 Tahun 2006
Pemasyarakatan (Pos BAPAS) yang selanjutnya diubah
dimaksudkan sebagai solusi dengan Peraturan

10
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Pemerintah Rl Nomor 99 Negara telah ditetapkan sebagai


Tahun 2012 tentang Syarat tempat Pos BAPAS, Kepala
dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Kemasyarakatan
Hak warga Binaan /Kepala Rumah Tahanan Negara
Pemasyarakatan; /Kepala Cabang Rumah Tahanan
5) Peraturan Menteri Hukum Negara wajib mengusulkan
dan HAM Rl Nomor : 2 petugas yang memenuhi syarat
Tahun 2014 tanggal 28 untuk diangkat sebagai Pembantu
Februari 2014 tentang Pembimbing Kemasyarakatan,
program Aksi f) Kepala BAPAS melakukan
Kementerian Hukum dan pembinaan, monitoring dan
Hak Asasi Manusia evaluasi kinerja Pos BAPAS dan
Republik lndonesia; melaporkan kepada Kantor
6) Keputusan Menteri Wilayah c.q. Kepala Divisi
Kehakiman Nomor: Pemasyarakatan dengan tembusan
M.02.PR.07.03 Tahun Kepala BAPAS.
1987 Tentang Organisasi 2) Tugas dan Tanggung Jawab Pos
dan Tata Kerja Balai BAPAS
Bimbingan a) Melaksanakan pelayanan
Kemasyarakatan dan Penelitian Kemasyarakatan
Pengentasan Anak, (pelayanan Penelitian
b. Kedudukan Tugas dan Tanggung Kemasyarakatan proses
Jawab Pos BAPAS peradilan, pelayanan Penelitian
1). Kedudukan Pos BAPAS Kemasyarakatan pembinaan
a) Pos BAPAS dapat dibentuk di tahap awal, Penelitian
setiap Kabupaten/Kota. Kemasyarakatan asimilasi dan
b) Pos BAPAS bertempat di litmas integrasi),
Lapas/Rutan/Cabang Rutan dan b) Melakukan pendampingan,
bertugas untuk membantu pembimbingan dan
pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan klien
BAPAS, pemasyarakatan.
c) Kepala Kantor Wilayah dapat c) Memfasilitasi Proses diversi,
membentuk Pos BAPAS di d) Menghadiri Persidangan Anak
Kabupaten/Kota dan menetapkan di Pengadilan Negeri bagi
wilayah kerja berdasarkan Anak Berhadapan dengan
kebutuhan, Hukum,
d) Lembaga Kemasyarakatan e) Menyusun rencana program
/Rumah Tahanan Negara /Cabang perawatan dan evaluasi
Rumah Tahanan Negara yang Program Perawatan di
telah ditetapkan sebagai tempat Lembaga Penempatan Anak
Pos BAPAS wajib menyediakan Sementara (LPAS)
satu ruangan dan fasilitas lainnya f) Menyusun Rencana Program
untuk operasional Pos BAPAS, Pembinaan dan Pengawasan
e) Dalam hal Lembaga Pelaksanaan Program Bimbingan
Kemasyarakatan /Rumah Tahanan di Lembaga Pembinaan Khusus
Negara /Cabang Rumah Tahanan Anak (LPKA),

11
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

g) Menghadiri Sidang Tim Pengamat melaksanakan tugas dan


Pemasyarakatan di Lembaga fungsinya dan melaporkan
Pemasyarakatan/Rumah Tahanan kepada BAPAS lnduk,
Negara/Cabang Rumah Tahanan (3) Kepala BAPAS lnduk melakukan
Negara, legalisasi/penandatanganan
h) Melaksanakan koordinasi dan Penelitian Kemasyarakatan yang
kerjasama dengan pihak lain, dibuat oleh Pembimbing
i) Dalam pelaksanaan tugasnya Pos Kemasyarakatan,
BAPAS bertanggung jawab (4) Dalam hal litmas yang dibuat
kepada Kepala BAPAS, oleh Pembantu Pembimbing
j) Kepala BAPAS wajib Kemasyarakatan legalisasi/
melaksanakan tertib administrasi penandatanganan penelitian
dan menyiapkan buku-buku kemasyarakatan dilakukan oleh
register dan lain-lain sesuai Pembantu Pembimbing
ketentuan yang berlaku, Kemasyarakatan dan Kepala
k) Membuat laporan berkala setiap Seksi/ Kepala Sub Seksi pada
bulan yang ditujukan kepada BAPAS lnduk dengan diketahui
Kepala BAPAS dengan tembusan oleh Kepala BAPAS,
Kepala Lembaga (5) Proses di atas dapat dilakukan
Kemasyarakatan/Kepala Rumah melalui surat elektronik (e-mail)
Tahanan Negara /Kepala Cabang atau mempergunakan teknologi
Rumah Tahanan Negara dan informasi lain yang tersedia
Kepala Kantor Wilayah b) Pendampingan Klien Anak Yang
Kementerian Hukum dan Ham Brhadapan Dengan Hukum
c.q. Kepala Divisi (1) Setiap pelaksanaan tugas yang
Pemasyarakatan dilaksanakan oleh Pembimbing
Kemasyarakatan dan Pembantu
3) Prosedur dan Mekanisme Kerja Pembimbing Kemasyarakatan
a) Pelayanan Litmas pada Pos BAPAS, dilaksanakan
(1) Setiap pelaksanaan tugas berdasarkan Surat Tugas yang
yang dilaksanakan oleh dikeluarkan oleh Kepala BAPAS
Pembimbing Kemasyarakatan lnduk dan ditembuskan kepada
dan Pembantu Pembimbing Kepala Lembaga
Kemasyarakatan pada Pos Pemasyarakatan /Kepala Rumah
BAPAS, dilaksanakan Tahanan Negara /Kepala Cabang
berdasarkan Surat Tugas yang Rumah Tahanan Negara
dikeluarkan oleh Kepala setempat.
BAPAS lnduk dan (2) Pembimbing Kemasyarakatan/
ditembuskan kepada Kepala Pembantu Pembimbing
Lembaga Kemasyarakatan Kemasyarakatan melakukan
/Kepala Rumah Tahanan pendampingan di kepolisian,
Negara /Kepala Cabang Rumah kejaksaan dan pengadilan atau
Tahanan Negara setempat. pihak lainnya dan melaporkan
(2) Dalam hal permintaan litmas kepada BAPAS lnduk
ditujukan kepada Pos BAPAS, c)Pembimbingan Klien
PK dan atau PPK dapat Pemasyarakatan

12
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

(1) Setiap pelaksanaan tugas yang fungsinya dan melaporkan


dilaksanakan oleh Pembimbing kepada BAPAS Induk
Kemasyarakatan dan Pembantu (3) Pembimbing Kemasyarakatan/
Pembimbing Kemasyarakatan Pembantua Pembimbing
pada Pos BAPAS, dilaksanakan Kemasyarakatan pada Pos
berdasarkan Surat Tugas yang BAPAS wajib berkoordinasi
dikeluarkan oleh Kepala BAPAS dengan instansi terkait dalam
lnduk dan ditembuskan kepada proses pengawasan klien
Kepala Lembaga (4) Menerima dan meneruskan
Pemasyarakatan /Kepala Rumah kepada Kepala BAPAS lnduk
Tahanan Negara /Kepala Cabang permohonan klien yang akan ijin
Rumah Tahanan Negara ke luar negeri.
setempat, (5) Melaporkan hasil pengawasan
(2) Dalam hal pembimbingan, terhadap klien kepada Kepala
Pembantu Kemasyarakatan BAPAS lnduk
dan/atau Pembatu Pembimbing e. Petugas Pos BAPAS
Kemasyarakatan dapat a) Petugas Pos BAPAS adalah
melaksanakan tugas dan pegawai Lembaga
fungsinya dan melaporkan Pemasyarakatan / Rumah
kepada BAPAS induk. Tahanan Negara / Cabang
(3) Dalam hal masa bimbingan klien Rumah Tahanan Negara
berakhir, Pembantu Pembimbing setempat.yang telah memiliki
Kemasyarakatan pada Pos Surat Keputusan sebagai
BAPAS wajib membuat laporan Pembimbing Kemasyarakatan
pengakhiran pembimbingan yang diterbitkan oleh Direktorat
yang dilegalisasi oleh Kepala Jenderal Pemasyarakatan atau
BAPAS lnduk. Surat Keputusan sebagai
d) Pengawasan Klien Pembantu Pembimbing
Pemasyarakatan Kemasyarakatan yang
(1) Setiap pelaksanaan tugas yang diterbitkan oleh Kepala BAPAS
dilaksanakan oleh PK dan PPK lnduk,
pada Pos BAPAS, dilaksanakan b) Kepala Lembaga
berdasarkan Surat Tugas yang Pemasyarakatan /Kepala Rumah
dikeluarkan oleh Kepala BAPAS Tahanan Negara /Kepala Cabang
lnduk dan ditembuskan kepada Rumah Tahanan Negara dapat
Kepala Lembaga mengusulkan Pembimbing
Pemasyarakatan /Kepala Rumah Kemasyarakatan / Pembantu
Tahanan Negara /Kepala Cabang Pembimbing Kemasyarakatan
Rumah Tahanan Negara yang memenuhi syarat (bukan
setempat. anggota pengamanan) kepada
(2) Dalam hal pengawasan, Kepala Kantor Wilayah.
Pembimbing Kemasyarakatan Selanjutnya Kepala Kantor
dan atau Pembantu Pembimbing Wilayah melakukan verifikasi
Kemasyarakatan dapat atas usulan dimaksud dan
melaksanakan tugas dan memerintahkan kepada Kepala
BAPAS untuk menerbitkan SK

13
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Pembantu Pembimbing b. Pengangkatan Pembimbing


Kemasyarakatan. Kemasyarakatan dan Pembantu
c) Kepala Lembaga Pembimbing Kemasyarakatan
Pemasyarakatan / Kepala Rumah Untuk mengisi tugas-tugas
Tahanan Negara / Kepala Pembimbing Kemasyarakatan di
Cabang Rumah Tahanan Negara masing – masing Pos BAPAS dan
dapat mengusulkan tugas – tugas BAPAS diangkat
pemberhentian penugasan Pembantu Pembimbing
Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan dan Pembimbing
Kemasyarakatan kepada Kepala Kemasyarakatan di tiap Pos
Kantor Wilayah berdasarkan BAPAS dan BAPAS Induk.
penilaian kinerja , Selanjutnya Pembantu Pembimbing
Kepala Kantor Wilayah Kemasyarakatan dan Pembimbing
melakukan verifikasi atas usulan Kemasyarakatan Pos BAPAS
dimaksud dan memerintahkan merupakan petugas Lembaga
kepada Kepala BAPAS untuk Pemasyarakatan dan Rumah
menerbitkan SK pemberhentian Tahanan Negara di mana Pos
Pembimbing Kemasyarakatan/ BAPAS berada. Pembantu
Pembantu Pembimbing Pembimbing Kemasyarakatan
Kemasyarakatan. diangkat melalui Surat Keputusan
Khususnya di BAPAS Pekalongan Kepala BAPAS Pekalongan
telah dibentuk Pos BAPAS yaitu: sedangkan Pembimbing
a. Pos BAPAS Pemalang Kemasyarakatan diangkat
berkedudukan di Rumah berdasarkan Surat Keputusan
Tahanan Negara Pemalang yang Direktur Jenderal Pemasyarakatan
membawahi wilayah Pemalang. di Jakarta.
b. Pos BAPAS Tegal mebawahi Untuk diangkat menjadi
wilayah Kota Tegal dan Pembimbing Kemasyarakatan
Kabupaten Brebes berkedudukan pada Pos BAPAS melalui Ujian
di Lembaga Pemasyarakatan Pembimbing Kemasyarakatan
Tegal Online. Bagi yang lulus ujian
c. Pos BAPAS Slawi membawahi akan mengikuti pendidikan dan
wilayah Kabupaten Tegal latihan Pembimbing
berkedudukan di Lembaga Kemasyarakatan di Badan
Pemasyarakatan Slawi. Pemberdayaan Sumber Daya
Masing-masing Pos BAPAS Manusia Kementerian Hukum dan
dikoordinsikan oleh dua orang Hak Asasi Manusia (HAM) di
koordinator dari BAPAS Induk yaitu Jakarta. Selain itu Pembimbing
BAPAS Pekalongan. Setiap Kemasyarakatan harus memenuhi
koordinator merupakan seorang persyaratan sebagaimana
Pembimbing Kemasyarakatan. ditentukan Pasal 64 Undang-
Koodinator bertugas Undang Sistem Peradilan Pidana
mengkoordinasikan tugas-tugas Anak yaitu:
Pembimbing Kemasyarakatan dan a. Syarat untuk dapat diangkat
Pembantu Pembimbing sebagai Pembimbing
Kemasyarakatan di Pos BAPAS

14
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Kemasyarakatan sebagai dalam sistem peradilan pidana anak


berikut: maka BAPAS Pekalongan berusaha
1) Berijazah paling rendah diploma meningkatkan kemampuan dan
tiga (D-3) bidang ilmu sosial atau profesionalisme petugas
yang setara atau telah Pembimbing Kemasyarakatan dan
berpengalaman bekerja sebagai Pembantu Pembimbing
pembantu Pembimbing Kemasyarakatan. Caranya dengan
Kemasyarakatan bagi lulusan: mengusulkan Pembimbing
a) Sekolah menengah kejuruan Kemasyarakatan dan Pembantu
bidang pekerjaan sosial Pembimbing Kemasyarakatan
berpengalaman paling singkat maupun pegawai yang berpotensi
1 (satu) tahun; atau diangkat menjadi Pembantu
b) Sekolah menengah atas dan Pembimbing Kemasyarakatan
berpengalaman di bidang untuk mengikuti berbagai
pekerjaan sosial paling singkat Pendidikan dan Latihan, baik yang
3 (tiga) tahun. diadakan oleh instansi intern
2) Sehat jasmani dan rohani; maupun ekstern. Adapun
3) Pangkat/golongan ruang paling pendidikan dan latihan tersebut
rendah Pengatur Muda Tingkat I/ antara lain:
II/b; 1) Pendidikan dan Latihan
4) Mempunyai minat, perhatian, dan Pembimbing Klien BAPAS
dedikasi di bidang pelayanan dan yang diadakan Badan
pembimbingan pemasyarakatan Pengembangan Sumber Daya
serta pelindungan anak; dan Manusia.
5) Telah mengikuti pelatihan teknis 2) Pendidikan dan Latihan Sistem
Pembimbing Kemasyarakatan dan Peradilan Pidana Anak yang
memiliki sertifikat. diadakan Badan
b. Dalam hal belum terdapat Pengembangan Sumber Daya
Pembimbing Manusia.
Kemasyarakatan yang memenuhi 3) Diseminasi Sistem Peradilan
persyaratan, tugas dan fungsi Pidana Anak yang diadakan
PembimbingKemasyarakatan oleh Kantor Wilayah
dilaksanakan oleh petugas Lembaga Kementerian Hukum dan Hak
Pembimbinaan Khusus Anak Asasi Manusia (HAM) Jawa
(LPKA) atau Lembaga Penempatan Tengah.
Anak Sementara (LPAS) atau 4) Pendidikan dan Latihan
belum terbentuknya LPKA atau Peningkatan Profesionalisme
LPAS dilaksanakan oleh petugas Pembimbing Kemasyarakatan
rumah tahanan dan lembaga BAPAS yang diadakan
pemasyarakatan. Direktur Jenderal
c. Peningkatan profesionalisme Pemasyarakatan.
Pembimbing Kemasyarakatan dan d. Penambahan jumlah sarana dan
Pembantu Pembimbing prasarana.
Kemasyarakatan Sarana merupakan salah satu
Untuk mengoptimalkan peran faktor yang harus diperhatikan.
Pembimbing Kemasyarakatan Berbeda dengan Lembaga

15
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Pemasyarakatan yang melakukan hanya terjadi pada saat diversi,


pembinan di dalam lembaga, maka permohonan Penelitian
BAPAS sebagai pelaksana teknis di Kemasyarakatan dan persidangan
luar lembaga lebih banyak anak, seharusnya Balai
melakukan aktivitasnya di lapangan. Pemasyarakatan dalam peradilan
Salah satu sarana penunjang adalah pidana anak diposisikan sebagai
sarana transportasi agar petugas mitra / partner bagi penegak hukum
Balai Pemasyarakatan dapat dalam sistem peradilan pidana.
melakukan tugasnya dengan baik dan Koordinasi antar aparat penegak
maksimal. Dibentuknya Pos BAPAS hukum dalam menangani anak yang
di wilayah BAPAS Pekalongan maka berhdapan dengan hukum seharusnya
memerlukan sarana dan prasarna dilakukan sesering mungkin karena
penunjang. Untuk itu dilakukan peradilan anak ini sebaiknya dilihat
penambahan sarana dan prasarana di sebagai suatu lembaga pemecahan
di masing-masing Pos BAPAS. masalah anak daripada untuk
1. Peningkatan koordinasi antara penghukuman anak.
para penegak hukum dalam sub
sistem peradilan pidana anak B. Hambatan-hambatan
dengan Balai Pemasyarakatan Ada beberapa hambatan yang
BAPAS dalam melakukan dihdapi BAPAS Pekalongan dalam
tugasnya tentu akan selalu optimaslisasi peran BAPAS dalam
berhubungan dengan instansi lain, sistem peradilan pidana anak
khususnya instansi penegak hukum. berdasarkan Undang-Undang Sistem
Jika ditinjau dari pelaksanaan Peradilan Pidana Anak:5
penyidikan, Balai Pemasyarakatan 1. Adanya dua peran Pembantu
akan selalu berhubungan dengan Pembimbing Kemasyarakatan dan
institusi Kepolisian. Pada tahap Pembimbing Kemasyarakatan
penuntutan BAPAS akan pada Pos BAPAS sebagai petugas
berhubungan dengan instansi Lembaga Pemasyarakatan dan
Kejaksaan. Selanjutnya pada saat atau Rumah Tahanan Negara
pemeriksaan perkara di sidang Hal ini mengakibatkan terjadi dua
Pengadilan Negeri, maka BAPAS peran, yaitu di satu sisi pegawai
akan senantiasa berhubungan dengan tersebut harus menjalankan tugas
Pengadilan Negeri maupun pokok dan fungsinya sebagai petugas
Kejaksaan dan pada tahap Lembaga Pemasyarakatan atau
pelaksanaan putusan pengadilan Rumah Tahanan Negara dan di sisi
BAPAS akan berhubungan dengan lain ia merupakan Pembantu
Lembaga Pemasyarakatan. Pembimbing Kemasyarakatan dan
Proses peradilan pidana anak, Pembimbing Kemasyarakatan Pos
koordinasi antara aparat penegak BAPAS. Dua peran tersebut
hukum harus dilaksanakan berdampak terjadinya dua
mengingat permasalahan kejahatan kepemimpinan. Sebagai petugas
anak merupakan tanggung jawab
bersama dalam penyelesaiannya. 5
Wawancara dengan Teguh S, Staf
Koordinasi antar aparat penegak Bimbingan Klien Anak Balai
hukum khususnya dengan BAPAS Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas II A
Pekalongan.

16
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Lembaga Pemasyarakatan atau Pos BAPAS belum mempunyai


Rumah Tahanan Negara petugas gedung sendiri namun masih
tersebut bertanggung jawab dan menginduk pada bangunan Lembaga
tunduk kepada kepala Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah
Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara dimana Pos BAPAS
Tahanan Negara, sedangkan sebagai berada. Hal ini menyebabkan kinerja
Pembantu Pembimbing Pos BAPAS belum berjalan optimal
Kemasyarakatan dan Pembimbing seperti yang diharapkan.
Kemasyarakatan pada Pos BAPAS Ditinjau dari aspek anggaran,
petugas dimaksud harus menjalankan Pos BAPAS belum mempunyai
tugasnya berada di bawah dan anggaran tersendiri. Anggaran Pos
bertanggung jawab kepada Kepala BAPAS ditopang oleh anggaran
BAPAS. Hal ini menjadi hambatan BAPAS Pekalongan sebagai BAPAS
dalam pelaksanaan tugas di bidang Induk. Hal ini menyebabkan beban
sistem peradilan pidana anak. anggaran yang dimiliki BAPAS
Saat petugas Lembaga Kelas II Pekalongan cukup tinggi
Pemasyarakatan atau Rumah karena harus membiayai opersional
Tahanan Negara sebagai Pembantu Pos BAPAS dan kegatan operasional
Pembimbing Kemasyarakatan dan di BAPAS Pekalongan sendiri.
Pembimbing Kemasyarakatan Kondisi ini tentu tidak sejalan
dibutuhkan tenaganya untuk dengan upaya optimalisasi perna
menangani perkara pidana anak tidak BAPAS.
dapat maksimal dalam bekerja
karena mempunyai tugas dan 3. Upaya Mengatasi Hambatan-
tanggungjawab sebagai petugas Hambatan
Lembaga Pemasyarakatan atau
Rumah Tahanan Negara yang berada Untuk mengatasi hambatan-
dan bertanggungjawab kepada hambatan dalam yang dihdapi
Kepala Lembaga Pemasyarakatan BAPAS Pekalongan dalam
atau Rumah Tahanan Negara. optimaslisasi peran BAPAS pada
2. Belum adanya sarana dan prasarana sistem peradilan pidana anak
yang memadai dan keterbatasan berdasarkan Undang-Undang Nomor
anggaran khusus untuk Pos BAPAS 11 Tahun 2012 dilakukan upaya
Pembentukan instansi, lembaga sebagai berikut:
baru membutuhkan sarana dan a. Koordinasi dengan Kepala
prasarana untuk menggerakkan Lembaga Pemasyarakatan atau
organisasi. Tanpa sarana dan Rumah Tahanan Negara
prasarana mustahil kegiatan Agar tidak terjadi hal-hal
organisasi dapat berjalan dengan yang diinginkan seperti
baik. Demikian pula dengan kesalahpahaman dalam
pembentukan Pos BAPAS pelaksanaan tugas maka dilakukan
diperlukan sarana dan prasarana yang koordinasi antara Kepala BAPAS
memadai sebagai peunjang kegiatan. dengan Kepala Lembaga
Kenyataannya pembentukan Pos Pemasyarakatan atau Rumah
BAPAS belum dilengkapi dengan Tahanan Negara. Koordinasi
sarana dan prasarana yang memadai. dilakukan untuk menyamakan

17
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pandangan atau perseptsi tentang Nomor 11 Tahun 2012, yaitu


tugas-tugas Pembimbing adanya dua peran Pembantu
Kemasyarakatan, baik di BAPAS Pembimbing Kemasyarakatan dan
maupun di Lembaga Pembimbing Kemasyarakatan
Pemasyarakatan atau Rumah pada Pos BAPAS sebagai petugas
Tahanan Negara dimana pos Lembaga Pemasyarakatan
BAPAS berada. dan/atau Rumah Tahanan Negara
b. Peningkatan sarana prasarana dan serta belum adanya sarana dan
anggaran prasarana yang memadai dan
Penambahan sarana dan keterbatasan anggaran khusus
prasarana serta anggaran untuk Pos BAPAS.
dilakukan dengan mengusulkan 3. Upaya mengatasinya dengan
penambahan tersebut pada usulan koordinasi dengan Kepala
anggaran tahun berjalan kepada Lembaga Pemasyarakatan atau
Pos BAPAS. Rumah Tahanan Negara dan
peningkatan sarana prasarana dan
IV. KESIMPULAN anggaran khusus Pos BAPAS.

Berdasarkan hasil penelitian V. DAFTAR PUSTAKA


dan pembahasan tersebut di atas Buku
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Optimalisasi peran BAPAS dalam Anwar, Yesmil dan Adang. 2000.
Sistem Peradilan Pidana Anak Pembaruan Hukum Pidana:
berdasarkan Undang – Undang Reformasi Hukum Pidana.
Nomor 11 Tahun 2012 di BAPAS Jakarta:
Kelas II Pekalongan, yaitu Grasindo.
dilaksanakan dengan Ashshofa, Burhan. 1998. Metode
pembentukan Pos BAPAS, Penelitian Hukum. Jakarta:
Pengangkatan Pembimbing Rineka Cipta.
Kemasyarakatan dan Pembantu Asmarawati, Tina. 2014. Pidana dan
Pembimbing Kemasyarakatan, Pemidanaan dalam Sistem Hukum
Peningkatan profesionalisme di Indonesia. Jakarta: CV Budi
Pembimbing Kemasyarakatan dan Utama.
Pembantu Pembimbing ------. 2014. Pidana dan
Kemasyarakatan, penambahan Pemidanaan dalam Sistem Hukum
jumlah sarana dan prasarana serta di Indonesia (Hukum Penitensier).
Peningkatan koordinasi antara Yogyakarta: Depublish.
para penegak hukum dalam sub Atmasasmita, Romli. 2000.
sistem peradilan pidana anak Perbandingan Hukum Pidana.
dengan BAPAS. Bandung: Mandar Maju.
2. Hambatan – hambatan yang Aulia. 2004. Sistem Peradilan
dihadapi BAPAS Kelas II Pidana.
Pekalongan dalam Optimalisasi Pekalongan: Fakultas Hukum
peran BAPAS dalam Sistem Universitas Pekalongan.
Peradilan Pidana Anak Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni.
berdasarkan Undang-Undang

18
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

2001. Pengantar Epidemiologi. Roeslan, Saleh. 1983. Perbuatan


Jakarta: Penerbit Buku Pidana dan Pertanggungjawaban
Kedokteran. Pidana “Dua Pengertian dalam
Depdikbud. 1998. Kamus Besar Hukum Pidana”. Jakarta: Aksara
Bahasa Baru.
Indonesia. Jakarta: Pusat Soemantoro, Isinfina H. 2009.
Pembinaan dan Perkembangan Mengenal Potensi Anak Melalui
Bahasa, Balai Pustaka. Tulisan Tangan Jakarta: PT
Dhohiri, Taufiq Rohman. 2006. Grasindo.
Sosiologi, Suatu Kajian Kehidpan Soemitro, Ronny Hanitijo. 1988.
Masyarakat. Jakarta: Ghalia Metodologi Penelitian Hukum dan
Indonesia. Jurimetri. Jakarta: Ghalia
Hamzah, Andi. 1986. Bunga Rampai Indonesia.
Hukum Pidana dan Acara Pidana. Soetedjo, Wagiati. 2013. Hukum
Jakarta:Ghalia Indonesia. Pidana
Hatta, M. 2008. “Sistem Peradilan Anak. Bandung: PT Refika
Pidana Terpadu, (Dalam Aditama.
Konsepsi dan Implementasi) Sudarto. 1990. Hukum Pidana I.
Kapita Selecta”. Yogyakarta: Semarang: Yayasan Sudarto
Galang Press. Fakultas Hukum Universitas
Irianto, Sulistyowati, dkk. 2012. Diponegoro.
Kajian ------.2009. Hukum Pidana I.
Sosio Legal. Jakarta: Pustaka Semarang:
Larasan Bekerja Sama Dengan Yayasan Sudarto d/a Fakultas
Universitas Indonesia, Universitas Hukum Undip Semarang.
Leiden, Universitas Groningen. Suryanah. 1996. Keperawatan Anak
Muladi. 1992. Lembaga Pidana Untuk Siswa SPK. Jakarta:
Bersyarat. Bandung: Alumni. Penerbit Buku Kedokteran BGC
Muladi dan Barda Nawawi Arief. Tim Penyusun Ensiklopedia Tematis
1992. Dunia Islam. 2002. Ensiklopedi
Teori-Teori dan Kebijakan Islam. Jakarta. PT Ichtiar Baru
Pidana. Bandung: Alumni Van Hoeve.
Mulyadi, Lilik. 2005. Pengadilan Wicaksono, Frans Satriyo. 2008.
Anak Panduan Lengkap Membuat
di Indonesia-Teori Praktek dan Surat-Surat Kontra. Jakarta: Visi
Permasalahannya. Bandung: CV Media.
Mandar Maju. Winarta, Frans Hendra. 2009. Suara
Prakoso, Djoko. 1987. Asas-Asas Rakyat hukum Tertinggi. Jakarta:
Hukum Pidana di Indonesia. PT Kompas Media Nusantara.
Yogyakarta:Liberty. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Purnianti, dkk. 2004. Analisa Sistem Indonesia dan AusAID 2006.
Peradilan Pidana Anak (Juvenile 2007. Panduan Bantuan Hukum
Justice System) di Indonesia. di Indonesia:Pedoman Anda
Jakarta: Departemen Kriminologi, Memahami dan Menyelesaikan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Masalah Hukum. Jakarta: YLBHI.
Politik, Universitas Indonesia.

19
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (Wetboek van Stravoor)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara
Pidana

Undang-Undang Nomor 3 Thun


1997 tentang Pengadilan Anak

Undang-Undang Nomor 12 Tahun


1995 tentang Pemasyarakatan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun


2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak
Peraturan Pemerintah RI Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pembinaan
dan Pembimbingan warga
Binaan Pemasyarakatan.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 32


Tahun 1999 jo Peraturan
Pemerintah RI Nomor 28 Tahun
2006 yang selanjutnya diubah
dengan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 99 Tahun 2012 tentang
Syarat dan Tata Cara
Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM


RI Nomor 2 Tahun 2014 tanggal
28 Februari 2014 tentang
program Aksi Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.

Keputusan Menteri Kehakiman


Nomor M.02.PR.07.03 Tahun
1987 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Bimbingan
Kemasyarakatan dan
Pengentasan Anak.

20

Anda mungkin juga menyukai