Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN

KELUARGA (PIS-PK) DI KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2021

Dona Riska Madyanti1, Ahmad Hanafi2, Irawadi3


1.2
Prodi Magister Kesehatan Masyarakat STIKes Hangtuah pekanbaru
3
Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis
Email : donariska@gmail.com

ABSTRAK
Kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) merupakan upaya
pemerintah dalam menangani masalah kesehatan di Indonesia yang terfokus pada pendatan kunjungan
rumah. Di Kabupaten Bengkalis kebijakan ini sudah berjalan dengan baik, yaitu dengan sudah
dilaksanakan pendataan pada hampir seluruh keluarga, namun dari hasil perhitungan Indeks Keluarga
Sehat (IKS) Kabupaten Bengkalis dikategorikan keluarga tidak sehat dengan nilai indeks 0,11 dimana
dikategorikan keluarga sehat jika nilai indeks >0,80. Residensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi
permasalahan pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Kabupaten
Bengkalis Tahun 2021. Pengumpulan data menggunakan analisis kualitatif yang dilakukan dengan
cara wawancara mendalam, dan penelurusan dokumen. Informan dalam residensi ini adalah Kepala
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Pengelola Program PIS-PK. Berdasarkan hasil proses identifikasi
permasalahan PIS-PK ditemukan ada lima masalah, yaitu pendataan, penginputan data, data yang
tidak singkron antara pengelola program dan pengelola data, belum adanya kebijakan daerah dan
intervensi yang belum terlaksana secara terpadu. Prioritas masalah yang ditetapkan adalah data yang
tidak singkron antara pengelola program dan pengelola data. Sehingga disimpulka bahwa manajemen
pelaksanaan PIS-PK di Kabupaten Bengakalis dapat dikatakan cukup baik dilihat dari pendataan yang
sudah 93,12% dilaksanakan. Namun pengelolaan dan koordinasi SDM petugas puskesmas di semua
bidang pemegang program belum berjalan secara optimal. Hal ini akan berpengaruh terhadap
pencapaian IKS di Kabupaten Bengkalis sebagai tolak ukur dalam menentukan derajat Kesehatan
sesuai dua belas indikator PIS-PK

Kata Kunci : PIS-PK, Koordinasi Program, Kunjungan Rumah

ANALYSIS OF IMPLEMENTATION OF HEALTHY INDONESIA PROGRAM WITH A


FAMILY APPROACH (PIS-PK) IN BENGKALIS, RIAU

Dona Riska Madyanti1, Ahmad Hanafi2, Irawadi3


1.2
Masters Program in Public Health, School of Health Polytechnics Hangtuah Pekanbaru
3
Bengkalis District Health Office
Email : donariska@gmail.com

The Healthy Indonesia Program Policy with a Family Approach (PIS-PK) is a government effort in
dealing with health problems in Indonesia that focuses on collecting home visits. In Bengkalis, this
policy has been running well, namely by collecting data on almost all families, but from the results of
the calculation of the Healthy Family Index (IKS) Bengkalis is categorized as an unhealthy family
with an index value of 0.11 which is categorized as a healthy family if the index value > 0.80. This
residency aims to identify problems in implementing the Healthy Indonesia Program with a Family
Approach in Bengkalis. Data collection uses qualitative analysis carried out by in-depth interviews
and document tracing. Informants in this residency are the Head of Health Services and PIS-PK
Program Manager. Based on the results of the PIS-PK problem identification process, it was found
that there were five problems, namely data collection, data input, data that was not synchronized
between program managers and data managers, the absence of regional policies and interventions that
had not been implemented in an integrated manner. The priority of the problem set is data that is not
in sync between program managers and data managers. So it can be concluded that the management
of PIS-PK implementation in Bengakalis Regency can be said to be quite good, judging from the data
collection that has been carried out 93.12%. However, the management and coordination of human
resources of Puskesmas officers in all areas of program holders has not run optimally. This will affect
the achievement of IKS in Bengkalis as a benchmark in determining the degree of Health according to
the twelve PIS-PK indicators

Keywords: PIS-PK, Program Coordination, Home Visits

PENDAHULUAN menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam


gedung, mel;ainkan juga keluar gedung dengan
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya
mengunjungi keluarga- kelurga di wilayah
adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
kerjanya. Kunjungan rumah dilakukan secara
komponen bangsa Indonesia yang bertujuan
terjadwal dan rutin dengan memanfaatkan data
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
(Prokesga).
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
Kebijakan Program Indonesia Sehat dengan
setingi- tingginya. Keberhasilan pembangunan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) merupakan upaya
kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
antar-upaya program dan sektor, serta
di Indonesia. Kebijakan ini terfokus pada
kesinambungan dengan upaya- upaya yang telah
pendatan kunjungan rumah. Pada tahun 2019
dilaksanakan dalam periode sebelumnya.
seluruh Puskesmas di Indonesia harus sudah
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
melaksanakan kebijakan PIS-PK. Menurut
43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Sekjen Kemenkes RI (2017), Mengatakan
Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas
“filosofi PIS-PK kesehatan yang harus diperkuat
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
ada dipelayanan primer, yaitu Puskesmas.
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
Sehingga kalau Puskesmas kuat dalam pelayanan
kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama,
masyarakat tidak usah ke RumahSakit”.
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
Keluarga menjadi salah satu upaya Puskesmas
masyarakat yang seingi- tingginya di wilayah
untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
kerjanya. Puskesmas bertanggung jawab atas
meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan
satu wilayah administrasi pemerintahan, yakni
keluarga. Harapannya dalam penerapan
kecamatan atau bagian dari kecamatan.
kunjungan PIS-PK dapat mempermudah
Pendekatan keluarga dalah salah satu cara
mengetahui beberapa masalah kesehatan yang
Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
tidak dapat diidentifikasi sebelumnya kemudian
sasaran dan meningkatkan akses pelayanan
dapat ditindaklanjuti engan memberikan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan
pelayanan yang maksimal. Di Kabupaten
mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
Bengkalis kebijakan ini sudah berjalan dengan daya (potensi) yang dimiliki oleh Bidang dan
baik, yaitu dengan sudah dilaksanakan pendataan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai
pada hampir seluruh keluarga, namun dari hasil tujuan organisasi.
perhitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) Setelah dua proses diatas kemudian
Kabupaten Bengkalis dikategorikan keluarga dilakukan Actuating (directing, commanding,
tidak sehat dengan nilai indeks 0,11 dimana motivating, staffing, coordinating) atau fungsi
dikategorikan keluarga sehat jika nilai indeks penggerakan pelaksanaan adalah proses
>0,80. bimbingan kepada staff agar mereka mampu
Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas
ini bertujuan untuk menganalisis Pelaksanaan pokoknya sesuai dengan ketrampilan yang telah
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan dimiliki, dan dukungan sumber daya yang
Keluarga (PIS-PK) di Kabupaten Bengkalis tersedia.
Serta sebagai fungsi manajeman Controlling
METODE
(monitoring) atau pengawasan dan pengendalian
Penelitian ini menggunakan metode (wasdal) adalah proses untuk mengamati secara
kualitatif dengan rancangan penelitian studi terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
kasus. Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehata dengan rencana kerja yang sudah disusun dan
Kabupaten Bengkalis pada 15 November 2021 mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.
sampai 30 November 2021. Pengumpulan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis
menggunakan wawancara mendalam, observasi melakukan perencanaan usulan kegiatan
dan penelurusan dokumen di Bidang Pelayanan disesuaikan dengan Rencana Pembangunan
Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Jangka Menengah (RPJMN) dan Rencana
Bengkalis. Informan dalam penelitian ini adalah Strategis Dinas kesehatan Kabupaten Bengkalis
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan (RENSTRA), usulan kegiatan dilakukan
Pengelola PIS-PK Dinas Kesehatan Kabupaten Planning Of Action (POA) dan akan dibuat
Bengkalis Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) yang
kemudian akan dijadikan Dokumen Pelaksanaan
HASIL
Anggaran (DPA). DPA Dinas Kesehatan
Analisis Situasi Unit Kerja mengacu kepada Sistem Informasi Pemerintah
Manajeman Dinas Kesehatan khususnya daerah (SIPD). Begitu juga dengan kegiatan PIS-
Bidang Pelayanan Kesehatan terdapat Planning PK yang dana nya bersumber dari Anggaran
(perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau
dengan merumuskan tujuan Bidang sampai Dana Alokasi Khusus Non Fisik (DAK Non
dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk Fisik).
pencapaiannya. Kemudian dilakuakn Organizing Terkait dengan sasaran dari PIS-PK adalah
(pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
menajemen untuk menghimpun semua sumber masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung Untuk menjalankan fungsi pengendalian,
dengan perlindungan finansial dan pemerataan Dinas Kesehatan melakukan pemantauan,
pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan pembinaan dan evaluasi selama pelaksaan PIS-
RPJMN 2020-2024. Pada Komparasi atas PK. Pengendalian dilaksanakan terkait pengisian
sasaran Kementerian Kesehatan 2015-2019, aplikasi dan pelaksanaan intervensi.
sasaran Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau
Identifikasi Masalah
2014-2019 sebagai arah penetapan sasaran
Dari hasil investigasi yang diperoleh melalui
Resnstra Dinas Kesehatan kabipaten Bengkalis
observasi, telusur dokumen dan wawancara
2016-2021 terdapat peningkatan kesehatan
kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan
masyarakat, meningkatnya pengendalian
Pengelola Program PIS-PK didapatkan beberapa
penyakit dan peningkatan akses dan mutu
identifikasi antara: lain masih kecilnya capaian
fasilitas kesehatan yang merupakan dasar
Indeks Keluarga Sehat (0,11) atau dikatakan
pelaksanaan 12 Indikator PIS-PK.
tidak sehat di Kabupaten Bengkalis, maka
Berdasarkan fungsi pengorganisasian
didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:
Penanggung jawab PIS-PK di Kabupaten
1. Pendataan yang dilakukan belum berjalan
Bengkalis berada pada Seksi Kesehatan Primer
secara optimal;
dan Penunjang Bidang Pelayanan Kesehatan.
2. Penginputan data ke dalam aplikasi masih
Adapun tugas, tanggung jawab dan wewenang
terkendala jaringan;
dari penanggung jawab PIS-PK sesuai uraian
3. Ketidaksinkronan data antara pengelola
tugas adalah: (1) Menyusun Kerangka Acuan
program PIS PK dengan pengelola data dua
PIS-PK, (2) Menyusun Rancangan
belas Indikator di Puskesmas;
Pedoman/Prosedur pelaksanaan PIS-PK; (3)
4. Belum tersedianya Keputusan Kepala Dinas
Melakukan pemantauan pada Aplikasi PIS-PK;
Kesehatan kabupaten Bengkalis terkait
(4) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
Daerah Binaan PIS-PK sesuai pengelola
pencapaian 12 Indikator PIS-PK;
program;
Penerapan fungsi pengarahan dalam
5. Intervensi baik secara dini maupun lanjutan
meningkatkan kinerja puskesmas melalui PIS-PK
belum dilaksanakan secara terpadu.
Kepala Dinas Kesehatan, Sekretaris Dinas
Kesehatan, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Prioritas Masalah
Kepala Seksi Kesehatan Primer dan Penunjang Untuk menetapkan prioritas masalah
dan Pengelola PIS-PK selalu memberikan digunakan metode Brainstorming (curah
arahan, motivasi kepada puskesmas tentang pendapat) adalah suatu teknik kreativitas yang
pelaksanaan PIS-PK. Arahan dilaksanakan mengupayakan pencarian penyelesaian dari suatu
melaui grup Whatsapp dan melaksanakan masalah tertentu dengan mengumplkan gagasan
bimbingan dan monitoring evaluasi ke secara spontan dari anggota / kelompok
puskesmas (Sudarminto, 2014).
Berdasarkan wawancara curah pendapat 5 Balita 60,5 % 50,88 %
mendapatkan
dengan pengelola Program PIS-PK Kabupaten pemantauan
Bengkalis, didapatkan hasil bahwa permasalahan pertumbuhan
6 Penderita 12,20 % 10,88 %
utama masih rendahnya IKS di Kabupaten tuberkulosis paru
mendapatkan
Bengkalis adalah Ketidaksinkronan data antara pengobatan sesuai
pengelola program PIS PK dengan pengelola standar
7 Penderita 17,5 % 16,46 %
data dua belas Indikator di Puskesmas. Hasil ini hipertensi
melakukan
didapatkan setelah dilakukan pengecekan data
pengobatan secara
pada aplikasi Keluarga Sehat dan data capaian teratur
8 Penderita 10,8 % 21,64 %
puskesmas yang terdapat pada laporan rutin gangguan jiwa
bulanan dan triwulan. Pada dua laporan tersebut mendapatkan
pengobatan dan
terdapat perbedaan data. Selain itu penanggung tidak
ditelantarkan
jawab PIS-PK di masing- masing Puskesmas saat 9 Anggota keluarga 28,1 % 22,59 %
melakukan intervensi lanjut hanya melibatkan tidak ada yang
merokok
pengelola PIS-PK saja tanpa melibatkan 10 Keluarga sudah 75,16 % 37,75 %
pengelola program pada masing- masing menjadi anggota
Jaminan
indikator yang ada di PIS-PK. Perlu diadakannya Kesehatan
Nasional (JKN)
edukasi, intervensi dan sosialisasi yang konsisten 11 Keluarga 65 % 63,60 %
antara pengelola PIS-PK dan Pengelola dua belas mempunyai akses
sarana air bersih
indikator agar hasil dari masing- amsing 12 Keluarga 99,73 % 94,60 %
mempunyai akses
indikator tepat dan sesuai. Jika hal ini tidak atau
dilakukan evaluasi secara terpadu, berjenjang menggunakan
jamban sehat.
dan berkesinambungan maka akan berpengaruh
terhadap hasil setelah dilakukan intervensi lanjut
Alternatif Pemecahan Masalah
yang menyebabkan capaian PIS-PK menjadi
Tabel 2. Alternatif Pemecahan Masalah
tercapai. Alternatif
Penyebab
Masalah Pemecahan
Masalah
Tabel 1. Perbandingan Indikator PIS-PK Masalah
N Indikator Pengelola 1. Petugas PIS- Man 1. Rapat
Aplikasi PK dan Koordinasi
O PIS-PK Program
1 Keluarga 46,44 % 22,11 % Pengelola persamaan
mengikuti Program data persepsi
program Keluarga 12 Indikator
Berencana (KB) berbeda 2. Memberikan
2 Ibu melakukan 66,4 % 81,24 % 2. Kurang nya Reward dan
persalinan di Reward dan punishment
fasilitas kesehatan punishmen
3 Bayi mendapat 53,9 % 86,39% Tidak Maksimal Money Mengakomodir
imunisasi dasar pemanfaatan dana pemanfaatan
lengkap dana sesuai
4 Bayi mendapat air 30,4 % 72,84 % kebutuhan
susu ibu (ASI) 1. Belum ada SK Methode 1. Membuat
eksklusif Tim terkait SK Tim
Job terkait Job pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
Description Description
2. Kurangnya 2. Melakukan mendatangi keluarga di wilayah kerjanya. Tujuan
koordinasi Pertemuan rencana tindak lanjut ini adalah untuk
antara lintas
Petugas PIS- program memperbaiki koordinasi di tingkat pusat dan
PK dan antara
Pengelola Pengelola daerah (penanggungjawab PIS-PK dan pengelola
Program data PIS-PK dan data dan infomasi) untuk meningkatkan peran
12 Indikator Pengelola
saat intervensi Program pengelola Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dan
Kurangnya sarana Material Meningkatkan
dinas kesehatan kabupaten/kota, perbaikan
dan Prasarana sarana
Puskesmas khususnya aplikasi PIS-PK oleh tim Pusat Data dan
jaringan internet
sesuai dengan Informasi dalam rangka optimalisasi pengelolaan
kebutuhan data di tingkat pusat dan daerah, serta penilaian
Puskesmas
kualitas data oleh pengelola data di tingkat pusat
Rencana Intervensi (Plan of Action) dan daerah untuk meningkatkan kualitas data
Pembangunan keluarga, sebagaimana PIS-PK yang akan digunakan dalam perencanaan
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 52 dan intervensi.
Tahun 2009 tentang Perkembangan Dari hasil identifikasi masalah yang sudah
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dilakukan dan menentukan prioritas masalah dari
serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 beberapa masalah yang ditemukan melalui
tentang Pemerintahan Daerah, adalah upaya metode Brainstorming, kemudian dilanjutkan
mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dengan perumusan alternatif pemecahan masalah
dalam lingkungan yang sehat. Pemerintah pusat berdasarkan analisis penyebab masalah
dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan menggunakan diagram Fishbone, maka
pembangunan keluarga melalui pembinaan selanjutnya disusun perencanaan intervensi
ketahanan dan kesejahteraan keluarga, untuk dalam bentuk matrik rencana intervensi. Matriks
mendukung keluarga agar dapat melaksanakan rencana intervensi ini dibuat sebagai usulan bagi
fungsinya secara optimal. Sebagai penjabaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis untuk
amanat Undang-Undang tersebut, Kementerian memasukkannya dalam Plan of Action (POA)
Kesehatan menetapkan strategi operasional dalam menyelenggarakan kegiatan di tahun
pembangunan kesehatan melalui Program 2022. Matrik rencana intervensi untuk
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. meningkatkan koordinasi program dalam
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara kegiatan PIS-PK adalah sebagai berikut:
Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses

Tabel 3. Plan of Action


No Pelaksana/
Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi
Tanggung Jawab
1 Rapat Agar saat 18 1x APB Dinas Bidang Kesehatan
Koordinasi melakukan Puskesmas setahun D Kesehatan Masyarakat dan
persamaan pendataan tepat Bidang Pelayanan
persepsi pertanyaan dan Kesehatan
sasaran
2 Memberikan Memotivasi Semua 1x APB Dinas Bidang Pelayanan
reward dan semangat staf Puskesmas setahun D Kesehatan Kesehatan,
punishment puskesmas Bidang Kesehatan
untuk dapat Masyarakat,
melakukan yang Bidang P2
terbaik untuk
puskesmas

3 Pertemaun Untuk Seluruh 1x APB Dinas Sub Bagian


Koordinasi mensinkronkan Puskesmas setahun D/ kesehatan Program
pemanfaatan pemanfaatan di Dinas APB
dana dana agar tepat Kesehatan N
sasaran Bengkalis

4 Membuat SK Agar jelas tugas, Semua 1x APB Dinas Bidang Pelayanan


Tim terkait pokok dan Puskesmas setahun N Kesehatan Kesehatan
Job fungsi di
Description Kabupaten
Bengkalis
5 Melakukan Menyamakan Pengelola 1x APB Puskemsas Bidang Pelayanan
Pertemuan persepsi tentang PIS-PK setahun D Kesehatan,
lintas program masing- masing dan Bidang Kesehatan
antara Indikator PIS- Pengelola Masyarakat,
Pengelola PIS- PK Program Bidang P2
PK dan
Pengelola
Program
6 Meningkatkan Untuk Seluruh 2-3 x APB Dinas Bidang SDK
sarana dan meningkatkan Puskesmas setahun D Kesehatan
prasarana di sarana di Dinas
Puskesmas puskesmas Kesehatan
Bengkalis

Menurut Rusdianah dan Widiarini (2019) Selanjutnya memberikan reward dan


dalam Evaluasi PIS-PK; Studi Kasus di punishment perlu dilakukan untuk
Tingkat Puskesmas pada pemahaman definisi memotivasi semangat staf puskesmas
operasional, dijelaskan bahwa pemahaman untuk dapat melakukan yang terbaik
Definisi Operasional (DO) pada kuesioner untuk puskesmas. Reward adalah hadiah
yang kurang menyebabkan menurunnya yang diberikan Puskesmas kepada
kevalidan data. Untuk itulah perlu pegawai berprestasi berupa bonus,
dilaksanakan rapat koordinasi persamaan voucher, bisa pula reward berupa
persepsi. Rapat koordinasi yang merupakan pemilihan employee of the month.
rencana intervensi pertama ini saling terkait Sedang punishment adalah hukuman atas
dengan rencana intervensi pertemuan lintas kesalahan pegawai yang berakibat buruk
program. pada usaha. Punishment bisa berupa
pemotongan gaji, mutasi, skorsing dan
sebagainya. Dengan diberlakukannya menyempurnakan survei, untuk itulah
reward dan punishment diharapkan pembagian uraian tugas sangat perlu
mampu membuat kompetensi secara dilakukan.
objektif dalam meningkatkan capaian Melakukan Pertemuan lintas
program PIS-PK. Pertemuan Koordinasi program antara Pengelola PIS-PK dan
pemanfaatan dana dimasukkan sebagai Pengelola Program merupakan salah satu
salah satu rencana intervensi karena rencana intervensi. Kegiatan ini
selama ini anggaran yang tersedia di bertujuan untuk menyamakan persepsi
Puskesmas mencukupi, namun terkait 12 (dua belas) indikator yang ada
pengelolaannya masih belum tepat di PIS-PK. Harapannya, setelah
sasaran. Dengan pertemuan ini pertemuan ini selain Defenisi
diharapkan pos masing- masing dana Operasional dari masing- masing
sesuai dan tepat sasaran. indikator dapat sama, juga diharapkan
Dari hasil observasi kepada pengelola saat melakukan pendataan dan intervensi
PIS-PK belum ada uraian tugas terkait pengelola PIS-PK dan pengelola
PIS-PK ini, uraian tugas (job program dapat seiring sejalan.
description) adalah suatu catatan yang Sarana dan prasarana merupakan hal
sistematis tentang tugas, wewenang dan yang sangat penting di Puskesmas.
tanggung jawab suatu jabatan tertentu, Ketersediaan sarana dan prasarana
yang didefinisikan berdasarkan fakta- seperti jaringan internet dalam
fakta yang ada. Penyusunan job mendukung pengentrian merupakan hal
description ini sangat penting, terutama yang sangat berpengaruh. Selain itu saat
untuk menghindarkan terjadinya melakukan intervensi, pemanfaatan
perbedaan pengertian sehingga dapat sarana dan prasarana untuk penyuluhan,
menghindari pekerjaan rangkap, serta sosialisasi dan sebagainya meryupakan
untuk mengetahui batas-batas tanggung poin penting dalam upaya meningkatkan
jawab dan wewenang masing-masing pelayanan kepada masyarakat.
jabatan. Petugas kesehatan Puskesmas Penyediaan sarana dan prasarana yang
merupakan surveyor yang seharusnya mencukupi akan membuat koordinasi
turun ke lapangan, karena sejatinya antar pengelola jadi lebih baik karena
mereka yang dilatih dan yang lebih tidak terjadi rasa dominasi satu dan yang
memahami pelaksanaan PIS-PK dengan lainnya.
semestinya. Namun, kondisi seperti ini
secara tidak langsung menjadikan SIMPULAN
mereka memiliki tugas tambahan di Berdasarkan hasil penelitian
samping tugas pokok yang harus mengenai Analisis Pelaksanaan Program
mereka kerjakan dengan baik untuk Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) di Kabupaten perkembangan keluarga,
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Bengkalis diketahui bahwa: Proses
Pemerintahan Daerah.
identifikasi permasalahan dalam PIS-PK Rusdianah E dan Widiarini R. 2019. Evaluasi
Program Indonesia Sehat dengan
maka didapatkan 5 (lima) masalah yaitu
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) : Studi
pendataan yang dilakukan belum Kasus di Tingkat Puskesmas. JKKI.
https://doi.org/10.22146/jkki.50710
berjalan secara optimal, penginputan
data kedalam aplikasi masih terkendala
jaringan, ketidaksinkronan data antara
pengelola program PIS PK dengan
pengelola data dua belas Indikator di
Puskesmas, belum tersedianya
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bengkalis terkait Daerah
Binaan PIS-PK sesuai pengelola
program serta intervensi baik secara dini
maupun lanjutan belum dilaksanakan
secara terpadu;
Kemudian ditetapkan prioritas
masalah berdasarkan curah pendapat
yaitu Ketidaksinkronan data antara
pengelola program PIS PK dengan
pengelola data dua belas Indikator di
Puskesmas;

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan https://dinkes.jatimprov-
.go.id/dokumen/pmk-nomor-43-tahun-2019-
tentang-puskesmas.pdf

Sudarminto, P. (2014). Panduan Sukses


Menggunakan Teknik Brainstorming.
https://medium.com/idearoom/panduan-
sukses-menggunakan-teknik-brainstorming-
bce6347e2b59).
Undang-Undang RI nomor 52 tahun 2009
tentang
perkembangan kependudukan dan

Anda mungkin juga menyukai