ABSTRAK
Kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) merupakan upaya
pemerintah dalam menangani masalah kesehatan di Indonesia yang terfokus pada pendatan kunjungan
rumah. Di Kabupaten Bengkalis kebijakan ini sudah berjalan dengan baik, yaitu dengan sudah
dilaksanakan pendataan pada hampir seluruh keluarga, namun dari hasil perhitungan Indeks Keluarga
Sehat (IKS) Kabupaten Bengkalis dikategorikan keluarga tidak sehat dengan nilai indeks 0,11 dimana
dikategorikan keluarga sehat jika nilai indeks >0,80. Residensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi
permasalahan pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Kabupaten
Bengkalis Tahun 2021. Pengumpulan data menggunakan analisis kualitatif yang dilakukan dengan
cara wawancara mendalam, dan penelurusan dokumen. Informan dalam residensi ini adalah Kepala
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Pengelola Program PIS-PK. Berdasarkan hasil proses identifikasi
permasalahan PIS-PK ditemukan ada lima masalah, yaitu pendataan, penginputan data, data yang
tidak singkron antara pengelola program dan pengelola data, belum adanya kebijakan daerah dan
intervensi yang belum terlaksana secara terpadu. Prioritas masalah yang ditetapkan adalah data yang
tidak singkron antara pengelola program dan pengelola data. Sehingga disimpulka bahwa manajemen
pelaksanaan PIS-PK di Kabupaten Bengakalis dapat dikatakan cukup baik dilihat dari pendataan yang
sudah 93,12% dilaksanakan. Namun pengelolaan dan koordinasi SDM petugas puskesmas di semua
bidang pemegang program belum berjalan secara optimal. Hal ini akan berpengaruh terhadap
pencapaian IKS di Kabupaten Bengkalis sebagai tolak ukur dalam menentukan derajat Kesehatan
sesuai dua belas indikator PIS-PK
The Healthy Indonesia Program Policy with a Family Approach (PIS-PK) is a government effort in
dealing with health problems in Indonesia that focuses on collecting home visits. In Bengkalis, this
policy has been running well, namely by collecting data on almost all families, but from the results of
the calculation of the Healthy Family Index (IKS) Bengkalis is categorized as an unhealthy family
with an index value of 0.11 which is categorized as a healthy family if the index value > 0.80. This
residency aims to identify problems in implementing the Healthy Indonesia Program with a Family
Approach in Bengkalis. Data collection uses qualitative analysis carried out by in-depth interviews
and document tracing. Informants in this residency are the Head of Health Services and PIS-PK
Program Manager. Based on the results of the PIS-PK problem identification process, it was found
that there were five problems, namely data collection, data input, data that was not synchronized
between program managers and data managers, the absence of regional policies and interventions that
had not been implemented in an integrated manner. The priority of the problem set is data that is not
in sync between program managers and data managers. So it can be concluded that the management
of PIS-PK implementation in Bengakalis Regency can be said to be quite good, judging from the data
collection that has been carried out 93.12%. However, the management and coordination of human
resources of Puskesmas officers in all areas of program holders has not run optimally. This will affect
the achievement of IKS in Bengkalis as a benchmark in determining the degree of Health according to
the twelve PIS-PK indicators
DAFTAR PUSTAKA