KARAWITAN
Karawitan adalah kesenian musik tradisional Jawa yang mengacu pada permainan musik Gamelan.
Kesenian Karawitan ini dikemas dengan alunan instrument dan vokal yang indah sehingga enak untuk
didengar dan dinikmati. Kesenian kerawitan ini merupakan kesenian klasik yang sangat terkenal di
masyarakat Jawa dan Indonesia sebagai salah satu warisan seni dan budaya yang kaya akan nilai historis
dan filosofis.
Gamelan sendiri merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Jawa dari
dulu hingga sekarang. Terlihat dari kesenian dan budaya Jawa yang tidak lepas dari alat musik satu ini.
Beberapa kesenian tradisional Jawa yang menggunakan alat musik Gamelan seperti wayang, seni tari,
dan seni teater seperti ketoprak, wayang uwong dan masih banyak lagi, salah satunya adalah kesenian
Karawitan.
Karawitan berasal dari kata “rawit”, yang dalam bahasa Jawa berarti “rumit/ berbelit – belit”. Namun
kata “rawit” juga dapat berarti “halus dan indah”. Sehingga kerawitan biasa diartikan sebagai suatu
karya seni yang memiliki sifat yang halus, rumit dan indah. Kerawitan ini dikatakan rumit karena
merupakan perpaduan berbagai instrument Gamelan yang berlaras nondiatonis yang digarap
menggunakan sistem notasi, warna suara dan ritme sehingga menghasilkan suara yang indah dan enak
untuk didengar.
Dalam kesenian Karawitan terdapat dua jenis laras, yaitu laras slendro dan laras pelog. Laras slendro
sendiri merupakan sistem urutan nada yang terdiri dari lima nada dalam satu gambyang dengan pola
jarak yang hampir sama. Sedangkan laras pelog merupakan sistem urutan nada yang terdiri dari lima
atau tujuh nada dengan menggunakan satu pola jarak nada yang tidak sama rata, yaitu tiga jarak dekat
dan dua jauh. Dalam Karawitan memang sering terdapat beberapa gendhing yang disajikan dalam laras
pelog dengan hanya menggunakan lima nada saja, terutama pada penyajian gendhing pelog sebagai
hasil alih dari laras slendro. Dalam kerawitan Jawa suatu hal yang biasa bila suatu gendhing dapat di
sajikan dalam dua laras yang berbeda.
Dalam kesenian Karawitan terdapat berbagai jenis perangkat Gamelan yang dibedakan menurut jenis,
jumlah dan fungsinya. Jenis perangkat Gamelan tersebut diantaranya seperti Gamelan kodhok ngorek,
Gamelan monggang, Gamelan carabalen, Gamelan sekaten, dan Gamelan ageng. Semua jenis perangkat
Gamelan tersebut tentunya dalam masyarakat Jawa memiliki fungsi, jumlah dan cara penyajian
tersendiri dalam memainkannya. perangkat Gamelan yang digunakan biasanya seperti bonang, kendang,
gong, kenong, kecer, gender, gambang, penontong, kempul, saron, dan lain – lain. Selain itu juga ada
beberapa alat musik modern yang di gunakan sebagai pelengkap seperti keyboard, terompet, drum dan
lain – lain.
Di daerah Sragen, tayub banyak berkembang di Kecamatan Jenar, Gesi, Sukodono, Mondokan, dan
Ngrampal.
CAMPURSARI
Istilah campursari dalam dunia musik nasional Indonesia mengacu pada campuran (crossover) beberapa
genre musik kontemporer Indonesia. Nama campursari diambil dari bahasa Jawa yang sebenarnya
bersifat umum. Musik campursari di wilayah Jawa bagian tengah hingga timur khususnya terkait dengan
modifikasi alat-alat musik gamelan sehingga dapat dikombinasi dengan instrumen musik barat, atau
sebaliknya. Dalam kenyataannya, instrumen-instrumen 'asing' ini 'tunduk' pada pakem musik yang
disukai masyarakat setempat: langgam Jawa dan gending.
WAYANG
Wayang (berasal dari bahasa Jawa wayang, har. 'bayangan') adalah seni pertunjukkan
tradisional asli Indonesia yang berasal dan berkembang pesat di pulau Jawa dan Bali .