Anda di halaman 1dari 15

`

IMPLEMENTASI PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM) DENGAN MENGGUNAKAN

SKEMA PEMBELAJARAN WRAP INTERNSHIP PADA PROGRAM STUDI MAGISTER SISTEM INFORMASI

FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM

Ridwan Setiadi

Abstrak

Hadirnya kebijakan konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicetuskan oleh

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMDIKBUD) menjadi sebuah

terobosan baru yang diharapkan bisa memperbaiki 'catatan' tentang sistem pendidikan yang di

terapkan di Indonesia selama ini kerap dinilai berorientasi hanya pada nilai. Selaras dengan

semangat yang diusung oleh KEMDIKBUD, Universitas Telkom menjadi salah satu perguruan

tinggi swasta yang mendukung Program MBKM. Dari serangkaian bentuk implementasi dari

Program MBKM ini, Universitas Telkom menghadirkan sebuah program unggulan yang bernama

Work Ready Program (WRAP). Bentuk implementasi yang dihadirkan oleh Program Studi

Magister Sistem Informasi Universitas Telkom ini berupa membuka atau memberikan

kesempatan bagi mahasiswanya untuk memilih skema pembelejaran melalui WRAP. Laporan

penelitian ini menggunakan metode deskriptif studi pustaka. Hasil dari laporan penelitian ini

menunjukan bahwa konsep MBKM yang sudah diimplementasikan melalui skema WRAP

memberikan manfaat berupa kesempatan dalam pengembangan komptensi/keterampilan pada

setiap mahasiswa. Dalam hal ini WRAP Internship yang sudah dilaksankan oleh penulis.

Kata kunci : Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Sistem Pendidikan, WRAP


`

Latar Belakang

Saat ini kreativitas dan inovasi menjadi kata kunci penting untuk memastikan

pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Para mahasiswa yang saat ini belajar di Perguruan

Tinggi, harus disiapkan menjadi pembelajar sejati yang terampil, lentur dan ulet (agile learner).

Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan merupakan kerangka untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh,

relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan

yang tinggi.

Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk

pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta

mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan

dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial,

kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.

Universitas Telkom menjadi salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) yang mendukung

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Dalam hal ini Program Studi Magister Sistem

Informasi yang merupakan bagian dari Universitas Telkom menerapkan program skema

pembelajaran WRAP (Work Ready Program) yang terdiri dari 4 pilihan kurikulum yaitu,

internship, researchship dan entrepreneurship, apprenticeship.

Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu perwujudan

pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang sangat esensial.

Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk


`

pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta

mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan

dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial,

kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.

Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan

Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman, kemajuan

IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia industri, maupun dinamika masyarakat.

Skema pembelajaran WRAP yang diterapkan oleh Program Studi Magister Sistem

Informasi Universitas Telkom mencakup pada 4 (empat) pilihan yang bisa disesuaikan dengan

kondisi dan kemampuan dari setiap masing- masing mahasiswa. Adapun pilihan dari WRAP ini

ialah WRAP Enterpreneurship (6 SKS), WRAP Apprenticeship (6 SKS), WRAP Researchship (12

SKS), WRAP Internship (12 SKS).

Metode Penelitian

Dalam penyusunan laporan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif studi

pustaka, dengan mengumpulkan informasi dari beberapa sumber yakni jurnal, artikel internet,

dengan tujuan untuk memperoleh informasi lebih dalam dan memberikan sudut pandang terkait

implementasi program MBKM yang dilaksanakan berupa skema pembelajaran WRAP Internship

pada Program Studi Magister Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom.
`

Kajian Teori

Untuk menunjang pembahasan dalam laporan penelitian ini, berikut beberapa teori yang

menjadi referensi sehingga pembahasan menjadi lebih kaya dan mendalam.

1. Merdeka Belajar Kampus Merdeka Secara Umum

Kampus merdeka merupakan perpanjangan dari program merdeka belajar yang

masih hangat diperbincangkan dibidang pendidikan, hanya saja kampus merdeka

memberikan mahasiswa kebebasan untuk tiga semester mencari pengalaman belajar

diluar jurusannya. Tidak lepas dari itu statement ini merupakan langkah terciptanya

peningkatan kualitas pendidikan yang dicetuskan oleh menteri pendidikan Nadiem

Makarim. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2020)

Pendidikan selalu mengupayakan terciptanya peserta didik yang selalu melakukan

pembaharuan demi pembaharuan dalam setiap waktu. Tidak hanya mampu

berpendidikan tinggi akan tetapi mampu menjadi agen perubahan dalam lingkup kecil

maupun besar. Satuan pendidikan yang paling berpengaruh dalam perubahan adalan

perguruan tinggi. Mengapa demikian? Karena disinilah kematangan dalam menempuh

pendidikan dan diharapkan menjadi perubahan dalam berpikir dan bertindak. Itulah

sebabnya perguruan tinggi diharapkan mampu melakukan inovasi- inovasi dalam setiap

proses pembelajarannya Yakni pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa agar

mendukung tercapainya lulusan yang berkualitas yang siap menghadapi situasi zaman

yang terus berubah.


`

Pemerintah juga mengambil fungsi dalam pembaharuan pendidikan, dan disinilah

pemerintah menciptakan konsep kampus merdeka belajar. Dimana salah satu dari konsep

ini adalah memberikan kebebasan selama tiga semester untuk melakukan tindakan yang

membutuhkan pengalaman belajar maupun pengalaman sosial, dengan tidak

menyampingkan teknologi dan tiga semester ini dilakukan di luar program studi. Hal ini

dilakukan untuk dapat melahirkan lulusan terbaik dari perguruan tinggi yang akan terjun

menjadi agen perubahan terbesar dalam kemajuan peradaban.

Mahasiswa tidak hanya menjadi lulusan terbaik yang pandai dalam berteori akan

tetapi mampu merealisasikan teori. Terjun kelapangan dengan bekal ilmu yang dalam

untuk terobosan yang relevan. Demi kemajuan pendidikan yang tidak pernah

berkesudahan. Untuk dapat terlibat dalam kebijakan ini mahasiswa dimaksud harus

berasal dari program studi yang terakreditasi, dan aktif yang terdaftar pada PDDikti

Bentuk kegiatan umum ada konsep kampus merdeka ialah: pertukaran pelajar, magang,

Asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan

wirausaha, proyek independen, membangun desa/kuliah kerja nyata tematik (Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).

Kemudian dari segi penerapan dalam pembelajaran untuk menunggu semua

universitas berubah, akan kelamaan maka kurang lebih beliau mengemukakan bahwa

mereka (mahasiswa) untuk sementara dilatih jangan hanya di kolam renang saja tetapi

juga di luar dan dapat pula dengan mensimulasikan kolam renang menjadi seolah seperti

laut, dengan mengubah desain kolam renang. Contohnya pembelajaran yang tadinya

pasif merupakan cara lama maka di dalam classroom semakin banyak mengerjakan
`

project ased learning maka semakin relevan ke laut terbuka. Efektivitas suatu manusia di

era sekarang, bukan efektivitas dia sebagai individu tetapi seberapa efektif dia dalam

bekerja dalam tim. (CNN Indonesia, 2020)

2. WRAP

Work Ready Program (WRAP), merupakan bentuk implementasi dan komitmen nyata

yang dihadirkan oleh Universitas Telkom dalam mendukung program Merdeka Belajar

Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,

dan Teknologi.

Skema pembelajaran WRAP yang diterapkan oleh Program Studi Magister Sistem

Informasi Universitas Telkom mencakup pada 4 (empat) pilihan yang bisa disesuaikan

dengan kondisi dan kemampuan dari setiap masing- masing mahasiswa. Adapun pilihan

dari WRAP ini antara lain :

1. WRAP Enterpreneurship (6 SKS)

2. WRAP Apprenticeship (6 SKS)

3. WRAP Researchship (12 SKS)

4. WRAP Internship(12 SKS)

Dalam setiap Mode WRAP tentunya ada beberapa hal yang harus dipenuhi yang

berkaitan dengan identifikasi kesesuaian administratif formal untuk menunjang pada

Mode WRAP yang akan di ambil oleh setiap Mahasiswa.

Dengan adanya Mode WRAP yang merupakan sebuah implementasi dari

semangat MBKM yang coba dihadirkan oleh Program Studi Magister Sistem Informasi

Universitas Telkom ini, diharapkan mampu menjadi jalan bagi para mahasiswa
`

mewujudkan impian dan cita-cita pada jenjang lanjutan ingin coba dihadirkan oleh

Program Studi Magister Sistem Informasi Universitas Telkom ini, diharapkan mampu

menjadi jalan bagi para mahasiswa mewujudkan impian dan cita-cita pada jenjang

lanjutan ini.

3. Magang

Program kerja praktik (magang) menurut Chandra suharyanti, dkk (2013) adalah

suatu kegiatan pembelajaran di lapangan yang bertujuan untuk memperkenalkan dan

menumbuhkan kemampuan mahasiswa dalam dunia kerja nyata. Sedangkan menurut

Sumardiono (2014:43) magang adalah proses belajar dari seorang ahli melalui kegiatan di

dunia nyata. Danim dalam Bety Lianasari, dkk (2014) menyatakan bahwa magang adalah

teknik belajar yang melibatkan pengamatan individual pada pekerjaan dan penentuan

umpan balik untuk memperbaiki kinerja atau mengoreksi kesalahan.

Intinya program magang merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk

mendapatkan pengalaman dalam berkontribusi dan berkarya di kehidupan nyata. Dengan

demikian diharapkan setiap mahasiswa mampu mengikuti dan memahami kegiatan kerja

yang dilakukan di dunia usaha sehingga mahasiswa tersebut mendapatkan sesuatu yang

baik dan berguna bagi dirinya serta mampu menunjukkan kinerjanya secara maksimal.

Selain itu dapat membentuk mental motivasi mahasiswa sebagai tenaga kerja yang siap

kerja dan mampu mandiri serta berjiwa pekerja keras, jujur, bertanggungjawab, serta ulet

dalam bekerja (Chandra Suharyanti, dkk, 2013:4).


`

Pelaksanaan WRAP Internship

Dalam proses perkuliahan pada WRAP Internship, setiap mahasiswa wajib menunjukan

dokumen penunjang untuk menguatkan bahwa dirinya memang sedang menjalani sebuah

program magang pada perusahaan / instansi. Adapun dokumen tersebut bisa berisi tentang surat

kontrak atau surat keterangan magang yang mencakup durasi magang dan bidang penempatan

pada perusahaan / instansi tersebut. Hal ini dibutuhkan sebagai dokumen syarat administratif

untuk bisa mengikuti WRAP Internship ini.

Dalam hal ini, penulis melakukan kegiatan magang pada Universitas Jenderal Achmad Yani

sebagai Staff Program Studi S1 Sistem Informasi.

Setelah persyaratan terverifikasi mendapat persetujuan dari pihak Program Studi, maka

penulis melaporkan perencanaan bentuk kegiatan yang dilakukan selama proses magang yang

mengacu pada Rencana Pembelajatan Semester (RPS) yang sudah dibentuk oleh pihak Program

Studi.

Secara garis besar, ada 3 (tiga) aspek yang harus dipenuhi dalam penyusunan atau

perencanaan kegiatan yang dilakukan selama proses magang ini. Adapun 3 (tiga) aspek itu antara

lain :

1. Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP)

2. Bentuk Metode Pembelajaran (BMP)

3. Bentuk Luaran Pembelajaran (BLP)


`

Gambar 1. Pemetaan Konsep BKP – BMP – BLP

Dalam tahapan ini, penulis harus bisa menentukan dan membuktikan dari apa yang

dikerjakan selama kegiatan magang dengan mengacu pada BKP – BMP – BLP yang sudah disusun.

Selanjutnya melaporkan penyusunan konsep yang sudah dibuat ini dengan koordinator dari

WRAP Internship yang juga bertindak sebagai pembimbing Internal pada WRAP Internship ini.

Adapun selama melakukan kegiatan magang ini penulis melakukan bimbingan dan koordinasi

perihal proses perkembangan dari kegiatan – kegiatan yang sudah disusun. Bentuk koordinasi

atau bimbingan menggunakan metode presentasi hasil proses kegiatan dan menyampaikan

perkembangan melalui bentuk pengiriman dokumen.

Gambar 2. Proses bimbingan dan koordinasi perkembangan kegiatan magang


`

Selain bimbingan dengan pembimbing internal, penulis juga melakukan bimbingan

dengan pembimbing external atau pembimbing lapangan yang menjadi PIC di perusahaan

tempat penulis melakukan kegiatan magang. Dalam kasus penulis, proses bimbingan dilakukan

bersama dengan entitas personel yang ada di tempat magang yang bersamaan dengan pelaporan

proses pengerjaan setiap kegiatan yang sedang dilakukan (BLP).

Gambar 3. Proses bimbingan dan koordinasi perkembangan kegiatan di tempat magang

Pada waktu yang sudah ditentukan sebelumnya, penulis melakukan presentasi hasil akhir

dari kegiatan magang yang dilakukan kepada pembimbing internal Program Studi sebagai bentuk

pelaporan dan pertanggungjawaban dari kegiatan magang yang dilakukan. Adapun bentuk dari

pelaporan ini berupa dokumen akhir yang format dokumen pelaporan magang ini sudah

ditentukan oleh pihak Program Studi.

Gambar 4. Proses Presentasi akhir dari kegiatan magang


`

Gambar 5. Sampul Dokumen Laporan Magang

Pada tahapan ini pula menjadi salah satu bentuk penilaian akhir oleh pembimbing internal

dan external kepada penulis. Adapun salah satu bentuk penilaian akhir dari kegiatan magang ini

ialah berupa dokumen evaluasi dari tiap – tiap pembimbing (pembimbing external dan

pembimbing internal) yang dalam prosesnya terjadi komunikasi antar pembimbing untuk

menentukan penilaian akhir.

Gambar 6. Sampul Dokumen Evaluasi & Penilaian kegiatan magang


`

Maka setelah semua tahapan proses dilalui, pada akhirnya akan menentukan nilai akhir

pada matakuliah WRAP Internship ini dengan ketentuan konversi Mata Kuliah sesuai dengan

Ekuivalensi yang sudah ditentukan oleh pihak Program Studi.

Analisa

1. MBKM dan WRAP

Secara mendasar, program WRAP yang dihadirkan oleh Universitas Telkom merupakan

bentuk dari implementasi dari penerapan program MBKM di lingkungan Universitas Telkom.

Adapun skema yang disusun berupa 4 (empat) pilihan yang dapat disesuaikan oleh setiap

mahasiswa merupakan bentuk improvisasi yang di hadirkan (dalam hal ini Program Studi

Magister Sistem Informasi).

Hadirnya program ini pula tidak bisa serta merta melepaskan tanggung jawab antar

entitas yang terlibat di dalamnya. Bentuk tanggung jawab dari masing – masing entitas harus

tetap ada sebagai bentuk dari pengendalian dan evaluasi.

2. Komparasi Program Serupa dengan Universitas di Luar Negeri

Sebelum ramai mengenai program MBKM di Indonesia, banyak program – program yang

ditawarkan oleh berbagai Universitas di luar Negeri. Sebagai salah contoh perbandingan

program yang serupa dengan konsep pembelajaran MBKM, Universiti Teknologi Malaysia

(UTM) mempunyai penawaran program unggulan untuk setiap calon Mahasiswa mereka.

Adapun salah satu program yang ditawarkan oleh UTM yang serupa dengan konsep

pembelajaran MBKM ialah Part Time Programme. Orientasi dan konteks yang dihadirkan

dalam program tersebut secara gambaran umum memiliki kesamaan dengan salah satu

bentuk kegiatan dari kriteria MBKM yang ada di Indonesia.


`

3. Manfaat

Program MBKM secara umum memberikan berbagai kemudahan antara Mahasiswa dan

pihak Institusi. Dengan hadirnya program MBKM ini membuat kegiatan pembelajaran

menjadi lebih fleksibel.

Demikian pula dengan WRAP, sejalan dengan semangat hadirnya konsep MBKM. WRAP

memberikan sebuah skema baru yang memberikan kebebasan (dalam arti menjalani kegiatan

pembelajaran) sesuai dengan pilihan, minat dan pengembangan potensi diri.

Capaian pembelejaran ataupun luaran dari setiap program WRAP yang sudah disusun

oleh tim dari Program Studi menjadi sebuah acuan untuk setiap mahasiswa dalam menjalani

program yang diikuti.

4. Faktor Keberhasilan

Untuk mencapai manfaat dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam pelaksanaannya,

keberhasilan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di perguruan tinggi

ada pada kombinasi dari dua strategi yaitu kolaborasi dan transformasi digital. Kolaborasi

diperluas bukan sebatas hanya dosen dengan mahasiswa namun juga dengan dunia industri.

Sedangkan transformasi digital tentang bagaimana perguruan tinggi mampu menciptakan

ekosistem digital yang menunjang proses belajar-mengajar yang fleksibel dan kolaboratif.

Dengan kombinasi strategi tersebut, pengalaman pembelajaran yang diterima mahasiswa

akan mengarah pada student centered dan experiential melalui pendekatan partisipatif dan

kolaboratif yang menekankan pada pembahasan studi kasus dan projek-projek yang

mensimulasikan permasalahan di lapangan.


`

Kesimpulan

Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu perwujudan

pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang sangat esensial.

Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk

pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta

mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan

dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial,

kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.

Universitas Telkom menjadi salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) yang mendukung

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Dalam hal ini Implementasi yang sudah dijalankan

oleh penulis berupa pelaksanaan program WRAP Internship Program Studi Magister Sistem

Informasi memberikan suatu pengalaman baru dan lebih baik dengan kompetensi tambahan

permasalahan yang nyata bagi penulis dalam hal proses pembelajaran berbasis MBKM.

Daftar Pustaka

1. Baharuddin, M. R. (2021). Adaptasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Fokus:

Model MBKM Program Studi). Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, 4(1), 195-205.

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2020). Buku Saku panduan Merdeka Belajar

Kampus Merdeka. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI.

3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Standar Nasional

Pendidikan Tinggi. Jakarta: Kemendikbud.


`

4. Lhutfi, I. (2020). Merdeka Belajar Kampus Merdeka Policy: How Does It Affect the

Sustainability on Accounting Education in Indonesia?. Jurnal Dinamika Pendidikan, Vol 15

(2): 243-253.

5. Tinggi, D. J. P. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

6. Siregar, N., Sahirah, R., & Harahap, A. A. (2020). Konsep Kampus Merdeka Belajar di Era

Revolusi Industri 4.0. Fitrah: Journal of Islamic Education, 1(1), 141-157.

7. Makdori, Y. (2020). Kemdikbud Rilis Konsep Kampus Merdeka untuk Perguruan Tinggi.

8. Azwar, E., (2019). Program Pengalaman Lapangan (Magang) Terhadap Kepercayaan Diri

Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Jurnal Penjaskesrek 6(2).

9. Fuadi, T.M. & Aswita, D. (2021). Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Bagaimana

Penerapan Dan Kedala Yang Dihadapi Oleh Perguruan Tinggi Swasta di Aceh. Jurnal

Dedikasi Pendidikan, 5(2), 603–614.

10. https://mediaindonesia.com/humaniora/460206/kolaborasi-dan-tranformasi-digital-

jadi-kunci-keberhasilan-implementasi-mbkm

11. http://ayokuliahs2.com/informasi-lengkap-kuliah-di-universiti-teknologi-malaysia/

Anda mungkin juga menyukai