K 1511008 Chapter4

BAB IV
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
4.1 Metode Pelaksanaan Kolom
Metode pelaksanaan kolom sangat penting karena akan mempengaruhi
hasil pekerjaan, apabila metodenya salah maka hasil yang akan didapat tidak
sesuai dengan rencana atau cacat.
4.2 Urutan pelaksanaan
a. Pemasangan Stek Kolom
Panjang stek tulangan harus sesuai dengan shop drawing yang diberikan
oleh bagian engineering.
b. Pemasangan erection tulangan pada stek kolom
Gambar 4.1 Pemasangan erection tulangan pada stek kolom
23 Universitas Internasional Batam
Angghi Riyanto, Analisa Perhitungan Volume Besi Dan Beton Pada Struktur Kolom Gedung Tower 1 Proyek Meisterstadt Batam,2018
UIB Respository©2018
24
c. Pemasangan sepatu kolom, bekisting dan sabuk kolom
Gambar 4.2 Pemasangan sepatu, bekisting dan sabuk kolom
d. Pemasangan push pull prop dan kickers brace yang dibaut ujungnya pada
wedge head piece dan base plat pada masing – masing ujungnya
dikuatkan.
Gambar 4.3 Pemasangan push pull prop dan kicker brace
Universitas Internasional Batam
25
e. Pengecoran kolom akan dilakukan sama dengan prosedur atau spesifikasi
gambar bdan teknis rencana yaitu Fc’ = 40 Mpa, jarak bucket ke kolom
jangan terlalu jauh, agar tidak terjadi segregasi pada kolom.
Gambar 4.4 Pengecoran Kolom
4.3 Metode pengecoran balok dan plat
Metode pemasangan perancah dan pemasangan bekisting dibahas secara
rinci pada WMS Pemasangan Perancah dan WMS Pemasangan Bekisting
sehingga akan dibahas lebih jelas pada metode pengecoran balok, Berikut standar
pemasangan bekisting balok :
26
4.4 Standar bekisting balok
I Dimensi balok h < 70 cm, pakai penjepit

Koso 5/7
b = 30-40cm
STANDAR
BEKISTING BALOK
Bodem
Bekisting Balok
r1-11-t-t1.-+----""'""------- Plywood 12 mm
Penjepit dari besi ulir 0 besi

Kewel 16 mm jarak 60 cm
r"��;;;;��;��i=== Siku jarak 60 cm

Balok Suri-suri
koyu 6/12 jaro.k
Balok
60cm
Kayu6/12
ti
U head
Peroncah
+------ Tfro.me I PCH
Gambar 4.5 Standar bekisting balok
4.5 Urutan Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan pengecoran plat lantai dilakukan bersamaan
dengan pengecoran balok sehingga metode pelaksanaan akan dikombinasikan
dengan pengecoran pelat lantai, Tahap-tahap pelaksanaan pengecoran adalah
sebagai berikut :
4.5.1. Pekerjaan Persiapan dan Pengukuran di Lapangan
a. Persiapan metode dan gambar shopdrawing .
b. Pengukuran pada lapangan termasuk posisi perancah yang akan
dipasang.
c. Persiapan Lokasi dilapangan dan persiapan material yang akan
dibutuhkan.
27
Gambar 4.6 Pekerjaan survey
4.5.2. Pemasangan Perancah (Scaffolding)
a. Survey titik – titik yang akan dipasangkan scaffolding
Survey dilakukan untuk penempatan scaffolding, dilakukan sesuai
jarak antar scaffolding yang akan dipasang.
b. Pasang Jack Base / U head
Dipasang untuk mengimbangi dan menyesuaikan ketinggian
scaffolding di atas plat lantai
28
c. Pasang Main Frame ( scaffolding )
Main frame dipasang ke atas jack
base / U head.
Gambar 4.7 Pemasangan main frame
d. Pasang Cross Brace
Cross brace digunakan untuk menyatukan dan mengunci dua
scaffolding frame.
Gambar 4.8 Pemasangan cross brace
29
e. Pasang U-Head
U-Head dipasangkan di atas main frame untuk dapat dipasangkan
perkuatan bekisting.
LU
Gambar 4.9 Pemasangan U-Head
Jika ketinggian slab tidak cukup ditopang dengan 1 tinggi frame, maka dapat
ditambahkan frame lagi di atasnya, disambungkan dengan joint pin sesuai dengan
persetujuan dari pelaksana atau engineer.
Beberapa langkah - langkah yang harus diperhatikan pada perancah ketika
dilakukan pengecoran pelat lantai.
a. Semua kerangka pada berdirinya perancah bangunan harus berdasarkan
peraturan standard konstruksi. Sehingga akan cukup kuat untuk menahan
beban yang sudah direncanakan.
30
b. Untuk pekerjaan yang menumpu pada tanah atau landasan yang tidak rata
dan lunak dapat menggunakan balok kayu sebagai pijakan agar
schafolding lurus dan tidak ambruk.
c. Sewaktu pekerjaan pengecoran dilaksanakan diperlukan monitoring dari
surveyor agar dapat memantau dan menjaga elevasi bekisting plat agar
tidak turun.
d. Perlu direncanakan sebelumnya untuk pekerjaan shoring dari awal
sehingga pada saat pembongkaran plat bekisting tidak dibongkar semua,
namun shoring sudah bisa ditinggal tanpa menyulitkan pembongkaran
plat bekisting.
4.5.3. Pemasangan Gelagar Hollow Balok dan suri-suri
Gambar 4.10 Pemasangan gelagar hollow balok dan suri – suri
Pemasangan Gelagar Hollow ini dilakukan terlebih dahulu pada balok
31
4.5.4. Pemasangan Bekisting Fabrikasi untuk Balok (Plywood)
Gambar 4.11 Pemasangan bekisting fabrikasi untuk balok
4.5.5. Pemasangan Perancah Bekisting Pelat
Setelah itu dilakukan pemasangan Perancah Scaffolding untuk bekisting
pelat lantai
Gambar 4.12 Pemasangan perancah bekisting pelat
32
4.5.6. Pemasangan Gelagar Hollow / Pipa Galvanis Untuk Bekisting Pelat
Gambar 4.13 Pemasangan Gelagar hollow / pipa galvanis

untuk bekisting plat
4.5.7. Pemasangan Panel Pelat Lantai
Gambar 4.14 Pemasangan Panel Lantai
33
ib -uib -uib uib . .uib

4.5.8. Pemasangan Tulangan Balok dan Pelat Lantai
u Pemasangan tulangan harus sesuai dengan detail tulangan pada

guambar
Shopdrawing yang sudah di approval, kemudian dilakukan pengecekan
u ib
u ib
pe n
- ib uib ib
ib u
kesesuaian gambar dan pemasangan dilapangan sebelum dilakukan
gecoran.
u u
4.5.9. Pengecoran balok dan pelat lantai
u ib uib uib uib uib u ib

Pada pengecoran pelat lantai dan balok dilakukan berasama-sama agar
terjadi kesamaan kualitas beton dan tentu akan lebih mudah dilakukan.
u ibi b i -bu i b i b
ukondis i
uya ibit
yang ada di
u dapat dis
lapa ng
uesuaik
an.
a n dengan
u
34
Pengecoran pada balok dan plat lantai dapat menggunakan metode
-uib - u i b - u i b ib
Meto d e te rse but yaitu m eto de pengecoran de ng an
-u i b -u i b
mengg u nak an concrete p um p
u
Metode pengecoran dengan menggunakan Concrete Pump
1. Masukkan adukan beton dari truck mixer ke dalam bak pompa yang
sudah disiapkan.
2. Alirkan / tembakkan adukan beton ke area yg akan dicor.
3. Lakukan proses perataan dan penggetaran campuran beton dengan
menggunakan alat vibrator.
4. Permukaan adukan beton diratakan dengan menggunakan tenaga manual.
5. Pindahkan pipa tremi beton ke area pengecoran berikutnya.
6. Pembongkaran bekisting pada balok dan plat lantai yang sudah dicor
adalah selama 14 hari / 88% umur beton.
4.6 Proses Curing Beton
Setelah dilakukan proses pengecoran harus dilaksanakan proses curing
pada beton untuk menjaga kualitas beton.
Gambar 4.15 Proses curing beton
35
u iibb - -uib
ib.. uib . .uib
1. Menyemprotkan permukaan pelat beton dengan lapisan khusus
u u
(co m pound).
selama 7 hari dan beton berkekuatan tinggi

u u
minimal selama 3 hari dan harus dipertahankan dalam kondisi lembab

menggunakan bahan seperti air, curing dan lainnya.
4.7 Inspeksi
ib ib ib ib -uib
1. Penyambungan besi, stek besi dan jumlah besi sudah sesuai spesifikasi.
u 2u. Cek Pekerjaan umekanikal elektriukal yang terkait dengan
ib
pek. Penguecoran balok & beton (misal: conduit, sparring,
instalasi elektrikal, pipa
-uib -uib -uib ib - ib -uib

plumbing, dll)
3. Cek kebersihan bekisting pada loukasi yang akan
u
dicor
4. Cek kelengkapan alat bantu (compressor, vibrator dll) tersedia dan
-uib -u i b ib . .uib ber fu

u
ngsing
u u
ib
dengan b a ik
ib..
5. Pengujian slump test sebelum pengecoran
6. Suhu beton pengecoran disyaratkan tidak lebih dari 32°
u ib ib ib ib -uib Setelah pengecoran dilakukan kontrol sebagai berikut:

u u u u
ib
4.8 Test Plan
iib
b ui b i b ib i b
Test Plan yang dilakukan yaitu test kuat tarik baja, uji slump, dan kuat
u
proses p
tekan beto n.
u
engetesan ini
Ketiga
u di lakukan agar u n
memastikanu utuk
kualitas beton yang digunakan.
36
u ib U ib u ib uib -uib u
ib
37
u ib -u i b - u i b
4.8.1. Slump test
Slu m p test dila ku kan u ntuk
men u i b . .u i b
getahu i ib.. berapa ka d ar a ir yang tercuampur
dalam adukan beton berhububngan dengan rencana mutu beton yang
u ib -uib ib uib ibib usudah di rencanakan dan akan dipakai.

u u
1. Adapun peralatan uji slump yaitu kerucut yang sudah disiapkan
dengan ukuran diameter bawah 20 cm dan diameter atas 10 cm, dan
u ib uib uib uib uib u ib tinggi kerucut 30 cm, serta stik atau tongkat dari baja dengan panjang
60 cm dan berdiameter 16 mm
ib ib ib ib -uib
2. Kerucut diletakkan pada pelat atau bidang datar dan rata yang tidak
u u bias menyeurap air. u u
ib 3. Kemudian adukan beton dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam
-uib -uib -uib ib -uib -uib

kerucut dengan di tusuk – tusuk menggunakan tongkat baja yang
sudah disiapkan, praturan muenusuk tongkat baja yaitu ketika
tinggi beton dimasukkan secara bertahap tinggi kerucut dibagi
tiga dan
-uib
. .uib -ui b i b m enusuk dengan 2
u u
5 sampai 30 kali .
ib ib.
. . u
4. Adukan beton yang meluber atau jatuh disekitaran kerucut dapat
dibersihkan, kemudian permukaan atas kerucut didatar kan dengan
u ib i b ib u
m enarik
mengguna
u
ongkat ba kan t
u ib -
j a kea
hatirah
v
u i b ib
erti ca l dengan
hati.
u
–
38
ib ib ib uib ib
5. Kerucut dapat dibuka dengan cara ditarik ke atas dengan perlahan,
kemudianpenur unan puncak kerucut diukurmengguna kan al

at uku r
u u u u u
ib
meteran terhadap tinggi semula.
ib i b ib u ib
6. Hasil dari pengukuran ini yang disebut nilai slump dan dapat
m erupakan nilai k e kentalan p ada

u U u u
i b -u i b c am puran be to n te rse but.
39
u iibb -ui bu - ib
ib.. . .uib
7. Apabila campuran beton dengan nilai slump yang tidak sesuai dengan
u r encana tid u
ak da pa t digunaka n.
4.8.2. Pengujian kuat tekan beton
u
uibi b-u i b i b i ub ib
yang suda h
Tes kuat tekan beton dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan
bet on
direncanakan
u pada umur b e ton
u d
ke
engan
kuatan
minimum yang sudah direncanakan sesuai kapasitas kekuatan beton,
u ibi b uib uib uib u ib

biasanya pengetesan kuat tekan beton dilakukan pada umur 7 hari dan
u
um ur 28 hari.
ib i bib ib -uib ib
1. Kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm dan silinder berdiameter 15 cm
u u cm.
d an u
tinggi 30 u u
2. Cetakan silinder atau kubus diletakkan diatas pelat atau baja datar
-uib -uib -uib ib -uib -uib yang telah dibersihkan dan sisi dalam dari cetakan diolesi dengan oli
minyak pelumas agar tidauk susah pada saat pembongkaran dari

cetakan.
-uib - i b i b K emudian aduka n beton yang
u 3.
i b . . u i b ib..suda h
u
dilakukan s lum p
u
test dimasukkan
kedalam cetakan silinder atau kubus yang dibagi dengan 3 lapis

u
berturut – turut.
u ib ib ib ib -uib u
4. Kemudian adukan beton di tusuk – tusuk dengan batang baja sebanyak
u
10 kali setiap lapisnya.
u u
ib
ib ib ib uib ib
5. Bagian atas dari cetakan diratakan dan diberi tanda, biasanya berupa
kertas yang ditul is tanggal dan instansi terkai

t.
u u u u u
ib
6. Didiamkan selama 24 jam dan direndam dalam air selama waktu
ib ib ib uib -uib
tertentu atau biasa disebut curing beton, kemudian diserahkan kepada
40
u U u u
41
i bib -ui
. .u bi b - u i b u ib. . .
pihak laboratorium untuk dilakukan pengetesan tekan beton pada usia
u t ertentu, bi asa ny a p ada usia a wal
d an terakhir y a itu 7 d an 28 harui
7. Pengetesan uji tekan dilakukan dengan menggunakan alat khusus
u ib -uib ib uib ib ib u
sampai benda uji pecah dan hancur.
u u
4.8.3. Pengujian Kuat Tarik Besi

Pengetesan uji tarik besi dilakukan untuk mengetahui apakah material besi
yang dipakai sesuai atau tidak dengan rencana, biasanya tes tarik besi
ib ib ib ib -uib
digunakan dengan alat khusus dan tiap satu besi memiliki panjang satu
meter untuk satu ukuran, dan biasanya pada satu meter itu dibagi menjadi
u u u u u
3 bagian dan di tes tarik satu per satu agar dapat membandingkan hasil tes
ib -uib -
-uib ib -uib -uib
yang satu dengan yang lainnya.
1. Pengetesan visual tulangan u
uib
-uib - u i b
Yaitu memeriksa diameter besi tulangan menggunakan alat khusus calliver
d
i b . .u i b
iam e ter atau d ilakukan p eme ri ksaan
ib
jangk a sorong dan
ib.. u
permukaan besi tulangan.
u
terhadap
u
ib ib ib ib -uib
2. Pengetesan tarik tulangan
u u utarik terhadapu
Pengetesan u
besi dilakukan agar dapat menghasilkan
ib
nilai dari hasil tarikan yaitu akan dapat berapa nilai tegangan leleh yang
ib ib ib uib ib
terjadi pada besi tersebut.
u 3.
uPengetesan lengkung
u statis pada tulangan u u
ibib ib ib uib -uib

Pengujian lengkung statis dilakukan terhadap beberapa sample
tulangan besi dengan berbagai macam diameter dengan menggunakan

u U u u
ib Universitas Internasional Batam
42
u ib -uib -uib uib . .uib

mesin uji lengkung statis sehingga dapat nilai dari hasil uji tes tersebut dan
gaya maksimum yang dapat ditahan oleh besi tulangan sampaui
u
ib. . besi tulangan mengalami sudut lengkung 180 derajat.
ib -uib ib uib ib u u u
u ib uib uib uib uib ib

u ib ib ib ib -uib u ib
u u u u
-uib -uib -uib ib -uib -uib u
-uib -uib ib ib . .uib ib..

u
u u
u ib ib ib ib -uib ib
u u u u
u ib ib ib uib ib ib
u u u u
u ib ib ib uib -uib ib
U u u

K 1511008 Chapter4

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

K 1511008 Chapter4

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

BAB IV

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

4.1 Metode Pelaksanaan Kolom

Metode pelaksanaan kolom sangat penting karena akan mempengaruhi

sesuai dengan rencana atau cacat.

4.2 Urutan pelaksanaan

a. Pemasangan Stek Kolom

oleh bagian engineering.

b. Pemasangan erection tulangan pada stek kolom

Gambar 4.1 Pemasangan erection tulangan pada stek kolom

23 Universitas Internasional Batam

c. Pemasangan sepatu kolom, bekisting dan sabuk kolom

Gambar 4.2 Pemasangan sepatu, bekisting dan sabuk kolom

Gambar 4.3 Pemasangan push pull prop dan kicker brace

Universitas Internasional Batam

e. Pengecoran kolom akan dilakukan sama dengan prosedur atau spesifikasi

jangan terlalu jauh, agar tidak terjadi segregasi pada kolom.

Gambar 4.4 Pengecoran Kolom

4.3 Metode pengecoran balok dan plat

Metode pemasangan perancah dan pemasangan bekisting dibahas secara

rinci pada WMS Pemasangan Perancah dan WMS Pemasangan Bekisting

pemasangan bekisting balok :

Universitas Internasional Batam

4.4 Standar bekisting balok

I Dimensi balok h < 70 cm, pakai penjepit

Penjepit dari besi ulir 0 besi

r"��;;;;��;�������i=== Siku jarak 60 cm

Gambar 4.5 Standar bekisting balok

4.5 Urutan Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan pengecoran plat lantai dilakukan bersamaan

dengan pengecoran balok sehingga metode pelaksanaan akan dikombinasikan

dengan pengecoran pelat lantai, Tahap-tahap pelaksanaan pengecoran adalah

4.5.1. Pekerjaan Persiapan dan Pengukuran di Lapangan

a. Persiapan metode dan gambar shopdrawing .

b. Pengukuran pada lapangan termasuk posisi perancah yang akan

c. Persiapan Lokasi dilapangan dan persiapan material yang akan

Universitas Internasional Batam

Gambar 4.6 Pekerjaan survey

4.5.2. Pemasangan Perancah (Scaffolding)

a. Survey titik – titik yang akan dipasangkan scaffolding

Survey dilakukan untuk penempatan scaffolding, dilakukan sesuai

jarak antar scaffolding yang akan dipasang.

b. Pasang Jack Base / U head

Dipasang untuk mengimbangi dan menyesuaikan ketinggian

scaffolding di atas plat lantai

Universitas Internasional Batam

c. Pasang Main Frame ( scaffolding )

Main frame dipasang ke atas jack

Gambar 4.7 Pemasangan main frame

d. Pasang Cross Brace

Cross brace digunakan untuk menyatukan dan mengunci dua

Gambar 4.8 Pemasangan cross brace

Universitas Internasional Batam

U-Head dipasangkan di atas main frame untuk dapat dipasangkan

Gambar 4.9 Pemasangan U-Head

persetujuan dari pelaksana atau engineer.

Beberapa langkah - langkah yang harus diperhatikan pada perancah ketika

dilakukan pengecoran pelat lantai.

a. Semua kerangka pada berdirinya perancah bangunan harus berdasarkan

peraturan standard konstruksi. Sehingga akan cukup kuat untuk menahan

beban yang sudah direncanakan.

Universitas Internasional Batam

dan lunak dapat menggunakan balok kayu sebagai pijakan agar

r"��;;;;��;��i=== Siku jarak 60 cm