Anda di halaman 1dari 2

Nur Fauziyah, sosok penerus pendiri pondok pesantren putri darul musyawarah

Nur Fauziyah merupakan anak dari seorang kyai yang mashur di desa klumo yang memiliki pondok
pesantren serta majlis asmaul husna seriap selapan hari. Nur Fauziah merupakan anak ketiga dari delapan
bersaudara Oleh KH..muhammad afif zubaidi dan ibu nyai Hj. Ni’matun. Dengan bekal ilmu yang
dimilikinya Ibu nyai Hj. Nur fauziah di beri amanah abahnya untu meneruskan pondok pesantren putri
yang dimilikinya. Nur Fauziyah selalu menanamkan kepada dirinyaa dan para santri yaitu man sobaro
dzofaro yang berarti barang siapa yang bersabar maka beruntunglah dia.
Ibu Nyai Hj. Nur fauziah lahir pada tanggal 17 Januari 1974 di desa klumosari bangsri Jepara. Dia
mengawali pendidikannya di madrasah ibtidaiyah matholiul ulum klumo dan melanjutkan ke pondok
pesantren kajen Selama tiga tahun setelah dari kajen beliau melanjutkan mondok di sarang untuk
mendalami kitabnya selama beberapa tahun kemudian beliau mondok di kudus dibawah naungan kh.
Arwani untuk menyelesaikan hafalan Alqur’annya.
Di tahun 1997 Hj. Nur Fauziah di persunting oleh pemuda dari Jakarta yaitu H. Ahmad Muflihan, S.E.
mereka sepakat untuk bermukim di desa klumosari untuk terus melanjutkan perjuangan sang abah Hj. Nur
Fauziah dalam membimbing santriwati yang diasuhnya. Saat ini Hj. Nur Fauziah dan H. Ahmad Muflihan
di karuniai 3 anak, 2 laki- laki dan satu perempuan. Anak pertama perempuan bernama Qurrotul
Aini,S.Ag. Ia menyelesaikan ilmu hadis di fakultas ushuludin universitas islam negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Anak ke dua yang bernama Ishaq Ulin Nuha memilih bekerja setelah menyelesaikan studi
sekolah menengah kejuruan di SMK Darul Musyawaroh dan anak yang terakhih Muhammad Nizam
Mustofa masih mondok di al anwar sarang.
Ibu Nyai Hj. Nur Fauziah memilik sifat yang sabar tidak pernah marah kepada santriwati yang melakukan
kesalahan. Beliau selalu memberi wejangan dengan tutur kata yang halus dan memberi contoh dalam
berbuat kebaikan. Tidak hanya itu Ibu nyai Hj. Nur Fauziah juga aktif dalam kegiatan yang ada di
masyarakat baik itu jamiyyah quranan ataupun jamiyyah yasinan dan sebagainya. Dalam keorganisasian
ibu Hj. Nur Fauziah ini juga ikut bergabung dalam JMQH( Jamiyyah Muallimil Quran Lil Khafidzot) dan
muballigh sejawa tengah.
Dibalik kesuksesan yang terlihat Ibu Nyai Hj. Nur Fauziy1ah juga pernah mengalami sakit perut semasa
di pondok yang di alaminya kurang lebih selama satu bulan. Tidak sampai situ saja Ibu Nyai Hj. Nur
Fauziah juga harus berbagi saku dalam masa pendidikannya karena memiliki banyak saudaranya tapi
dengan kesabaran dan keikhlasannya Ibu nyai Hj. Nur Fauziah tetap menerima segala qada’ dan qadar
Allah dengan Hati yang lapang.

Anda mungkin juga menyukai