Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH INDONESIA

BAB IV
INDONESIA ZAMAN HINDU DAN BUDDHA:
SILANG BUDAYA LOKAL DAN GLOBAL
TAHAP AWAL
OLEH HADIYANTI ULFAH, S.Pd

KELAS X
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/2021

MAN 2 PULANG PISAU


A. Teori-teori Masuknya
1. Teori Ksatria
Agama dan Kebudayaan
Hindu dan Buddha R.C. Majundar berpendapat
bahwa peranan kaum ksatria atau
para prajurit India yang membawa
pengaruh Hindu. Para prajurit
Terdapat beberapa pendapat diduga melarikan diri dari India
mengenai proses masuknya mendirikan kerajaan-kerajaan di
Hindu-Buddha atau sering Kepulauan Indonesia khususnya
disebut Hinduisasi. dan Asia Tenggara umumnya.
Beberapa pendapat (teori) Namun teori ini kurang disertai
tersebut yaitu: buti-bukti yang mendukungnya,
tetapi kekuatan teori ini terletak
pada semangat petualangan para
kaum ksatria.
2. Teori Waisya
N.J. Krom menyatakan peranan kaum
pedagang dalam penyebaran Hindu-
Buddha di Asia Tenggara, termasuk
Indonesia. Jalur perdagangan yang
ditempuh melalui lautan bergantung pada
musim angin dan kondisi alam. Apabila
musim angin tidak memungkinkan maka
para pedagang menetap lebih lama
sehingga melakukan perkawinan dengan
penduduk pribumi sehingga
mengembangkan kebudayaan India.
Menurut G. Coedes, yang memotivasi
pedagang India ke Asia Tenggara adalah
keinginan untuk memperoleh barang
tambang terutama emas dan hasil hutan.
3. Teori Brahmana

J.C. van Leur berpendapat bahwa


hinduisasi di Kepulauan Indonesia adalah
peranan kaum brahmana, yang
ddasarkan atas temuan prasasti yang
meggunakan bahasa Sansekerta dan
huruf Pallawa. Berhubungan dengan
kepentingan para enguasa mengundang
para Brahmana India untuk upacara
keagamaan, misalnya upacara inisiasi
(kepala suku menjadi golongan ksatria).
Teori ini didukung pendapat Paul Wheatly,
dimana para penguasa lokal
berkepentingan dengan kebudayaan India
guna mengangkat status sosial mereka.
4. Teori Arus Balik
Teori yang menekankan peranan bangsa
Indonesia sendiri dalam proses penyebaran
Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Tokoh-tokoh Indoneisa pergi ke India belajar
agama dan kebudayaan Hindu-Buddha dan
pulang kembali untuk mengajarkannya.
Pandangan ini berkaitan dengan pandangan
F.D.K. Bosch, yang menyatakan kaum
terpelajar yang mempunya semangat
menyebarkan agama Buddha yang
kedatangannya disambut baik tokoh
masyarakat dan mereka tertarik dengan
ajarannya sehingga pergi ke India untuk
memerdalam ajaran Hindu-Buddha. Bosch
mengemukakan proses Indianisasi adalah
suatu pengaruh yang kuat terhadap
kebudayaan lokal.
Pengaruh-pengaruh budaya India:
Peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha

Misalnya:
Candi Borobudur terletak di Kota Magelang, Jawa Timur
dengan arsitekturnya candi Buddha, Candi Prambanan
terletak di perbatasan daerah istimewa Yogyakarta dengan
Klaten, Jawa tengah dengan arsitekturnya candi Hindu.
Prasasti-prasasti yang ditemukan di daerah Sungai Cisadane
dekat Kota Bogor saat ini dan di Jawa Barat dekat Kota
Jakarta, Sepanjang pantai Kalimantan Timur, daerah
Muarakaman, Kutai. Dalam prasasti menyebutkan kerajaan
Indonesia asli yang cara pandang raja-rajanya terpengaruh
untuk mengadopsi konsep-konsep Hindu dengan
mengundang para ahli dan pendeta (golongan Brahmana) di
India Selatan yang beragama Wisnu atau Brahma.
Pertunjukan wayang seperti:

Kisah Mahabharata,
Kisah Bharatayudha (perang saudara
antara Kurawa dan Pandawa, tentang
kebaikan yang mengalahkan
kejahatan) saduran dari india, dan
Kisah Ramayana yang menyebutkan
adanya Jawadwipa (pulau kaya
tambang emas dan perak) atau Pulau
Labadiu (pulau padi)
Meluasnya hubungan perdagangan antara India dan Cina yang
mendorong pedagangnya datang ke Kepulauan Indonesia.

Barang komuditas tinggi Dua komoditas primadona

Logam mulia, perhiasan

Gaharu
Barang pecah belah

Kapur barus
Bahan baku kerajinan
Perubahan tatanan kehidupan, mencakup:

sistem bentuk
sistem
kemasyara pemerintahan
religi
katan

Konsep paling penting, adanya konsepsi hirarkis.

Raja dianggap keturunan dewa, keramat dan


puncak dari segala hal dalam negara dan pusat
alam semesta.
Sistem kemasyarakatan yang dikembangkan bangsa Arya yaitu sistem kasta yang
mengatur hubungan sosial bangsa Arya dengan bangsa-bangsa yang
ditaklukkannya.
Sistem kasta membedakan masyarakat berdasarkan fungsinya.

Golongan Golongan
pertama: kedua:
Golongan Ksatria
Brahmana (bangsawan,
(pendeta ) prajurit)

Golongan Golongan
ketiga: keempat:
Waisya Sudra (rakyat
(pedagang biasa)
dan petani)
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai