Anda di halaman 1dari 3

Khutbah I rangkaiannya ini akan benar-benar menjadi sebuah ibadah yang bernilai ibadah.

Bukan ibadah yang tak menghasilkan pahala ibadah.


،‫ َوبِ ِه نَ ْستَ ِعي ُْن َعلَى ُأ ُموْ ِر ال ُّد ْنيَا َوال ِّد ْي ِن‬، َ‫ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬
Pada kesempatan ini, tak bosan-bosan, khatib juga menyampaikan wasiat sebagai
‫ نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد صلى‬، َ‫ف اَْأل ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْين‬ ِ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َأ ْش َر‬ َّ ‫َوال‬ salah satu rukun dalam khutbah Jumat, yakni mengingatkan para jamaah untuk

ٍ ‫هللا عليه وسلم َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َوالتَّابِ ِع ْينَ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬
senantiasa meningkatkan dan menguatkan takwa kepada Allah swt. Takwa
‫ان ِإل َى‬ merupakan bekal yang paling baik dalam mengarungi samudera kehidupan ini.
.‫ق ْال ُمبِيْن‬ ُّ ‫ك ْال َح‬ ُ ِ‫ك لَهُ ال َمل‬ َ ‫ اَ ْشهَ ُداَ ْن الَاِلهَ اِالَّ هللا َوحْ دَه الَ َش ِر ْي‬،‫يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬ Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 197:

‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬.‫ق ْال َو ْع ِد اَْأل ِميْن‬ ُ ‫َواَ ْشهَ ُداَنَ َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الصَّا ِد‬ ِ ‫ى َوا َّتقُ ْو ِن ٰي ٓاُولِى ااْل َ ْل َبا‬
‫ب‬ ۖ ٰ‫الزا ِد ال َّت ْقو‬
َّ ‫َو َت َزوَّ د ُْوا َفاِنَّ َخي َْر‬

. َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموْ تُ َّن اِاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬ َّ ‫ اِتَّقُوا هللاَ َح‬. َ‫اضرُوْ ن‬ ِ ‫فَيَاَأيُّهَا ْال َح‬ Artinya: “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.
. َ‫صلَوٰةَ َو َءاتُوا۟ ٱل َّز َكوٰةَ َوٱرْ َكعُوا۟ َم َع ٱل َّرٰ ِك ِعين‬ َّ ‫ال هللاُ تَ َعالَى َوَأقِي ُموا۟ ٱل‬ َ َ‫فَق‬ Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!”

‫ق هللا ال َع ِظيْم‬ َ ‫ص َد‬َ Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 143:

Sebelum khatib menyampaikan materi khutbahnya, mari kita bersama-sama ِ َّ‫َو َكذٰلِكَ َج َع ْل ٰن ُك ْم اُ َّمةً َّو َسطًا لِّتَ ُكوْ نُوْ ا ُشهَدَاۤ َء َعلَى الن‬
‫اس َويَ ُكوْ نَ ال َّرسُوْ ُل‬
menata niat dengan baik dan benar, hadir di majelis Jumat ini lillahitaala (karena
Allah swt). Jangan sampai kehadiran kita di kesempatan yang mulia ini sekadar
‫َعلَ ْي ُك ْم َش ِه ْيدًا‬
untuk menggugurkan kewajiban, apalagi hanya untuk numpang beristirahat
Artinya : “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat
dengan menyempatkan diri berbincang-bincang ataupun tidur saat khatib
pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
menyampaikan khutbahnya. Semestinya kita memperhatikan hadits yang sering
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”
disampaikan oleh para bilal di antaranya yang diriwayatkan oleh Muttafaqun ‘alaihi
yang berbunyi: Ayat ini mengingatkan kepada kita semua bahwa Allah swt memberi petunjuk pada
umat-Nya untuk senantiasa menjadi umat yang wasathiyah yakni umat yang
َ‫ت) َواِإْل َما ُم يَ ْخطُبُ فَقَ ْد لَ َغوْ ت‬ ِ ‫ (َأ ْن‬:‫احبِكَ يَوْ َم ْال ُج ْم َع ِة‬
ْ ‫ص‬ ِ ‫ص‬َ ِ‫ِإ َذا قُ ْلتَ ل‬ moderat, umat yang proporsional, berada di tengah dalam berbagai hal,
khususnya moderat dalam beragama. Kita perintahkan untuk tidak beragama
Artinya:“Jika kamu berkata kepada temanmu, ‘diamlah!’ sementara imam sedang secara ekstrem, baik ekstrem kanan dan juga tidak boleh larut pada ekstrem kiri.
berkhutbah di hari jumat, sungguh ia telah berbuat sia-sia.” Dalam beragama pun, Allah juga memerintahkan untuk tidak berlebih-lebihan yang
diistilahkan dengan “ghuluw”.    Allah SWT berfirman dalam QS An-Nisa ayat 171:
Semoga dengan menata niat dengan baik, aktivitas shalat Jumat dan
َّ ‫ب اَل تَ ْغلُوْ ا ِف ْي ِد ْينِ ُك ْم َواَل تَقُوْ لُوْ ا َعلَى اللّٰ ِه اِاَّل ْال َح‬
‫ق‬ ِ ٰ‫يٰ ٓا َ ْه َل ْال ِكت‬ Padahal Allah menciptakan perbedaan bukan untuk saling bermusuhan, namun
untuk saling melengkapi dengan saling kenal-mengenal. Allah berfirman dalam
Artinya: “Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, surat Al Hujurat ayat 13:
dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar”.   
‫يٰ ٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَ لَ ْقنٰ ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْنثٰى َو َج َع ْلنٰ ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤإى َِل‬
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
‫لِتَ َعا َرفُوْ اۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد اللّٰ ِه اَ ْتقٰى ُك ْمۗ اِ َّن اللّٰهَ َعلِ ْي ٌم خَ بِ ْي ٌر‬
Dalam konteks kehidupan di Indonesia, bersikap moderat adalah mampu
menempatkan diri pada situasi perbedaan dan keberagaman yang sudah menjadi Artinya : “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang
sunnatullah. Kita tahu bahwa Indonesia adalah negara yang dianugerahi laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
kebinekaan suku, budaya, bahasa, termasuk agama. Jika kita tidak moderat dalam bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling
bersikap, maka perbedaan yang ada akan saling berbenturan sehingga rawan mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh,
terjadi konflik dan perpecahan. Oleh karenanya, para pendiri bangsa telah dengan Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”
bijak merumuskan ideologi yang sangat tepat dalam menaungi kebinekaan ini
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
dengan ideologi Pancasila yang dibingkai dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Beragama secara moderat menjadi kunci kemaslahatan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Diperlukan upaya dan usaha untuk menjadikan diri kita
Bersikap moderat atau dengan istilah mudahnya adalah bersikap santai, biasa-
sosok yang moderat. Di antaranya adalah dengan terus menambah pengetahuan
biasa saja ini sebenarnya sudah dicontohkan oleh ulama nusantara yang dengan
yakni terus belajar dan memahami esensi dari beragama dengan melihat situasi
bijak mampu berdakwah dengan menggunakan infrastruktur budaya. Para ulama
dan kondisi masyarakat. Dengan memahami ajaran agama dan bersikap fleksibel
bisa menanamkan prinsip yang memadukan beragama, berbudaya, dan
dalam kehidupan di masyarakat, seseorang akan bisa menyikapi perbedaan-
berbangsa dalam satu tarikan napas.
perbedaan yang ada di masyarakat. Dengan sikap ini, niscaya tidak akan ada
Namun seiring dengan adanya revolusi teknologi, di mana informasi bisa diakses yang merasa paling pintar dan paling benar sendiri serta gampang menyalahkan
oleh siapapun, di manapun, dan kapan pun, paham keagamaan radikal ekstremis orang lain.
juga bermunculan seperti jamur di musim hujan. Paham keagamaan transnasional
Dalam beragama, kita juga harus mengganti emosi keagamaan dengan cinta
dari luar negeri yang awalnya tidak dikenal di Indonesia, masuk mempengaruhi
keagamaan. Emosi dan terlalu semangat dalam beragama tanpa dilandasi dengan
paham keagamaan yang moderat di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi .
pengetahuan ilmu yang memadai, malah akan menjadikan seseorang bisa
Termasuk, mereka melakukan propaganda untuk mengganti ideologi Pancasila
melanggar tuntunan agamanya sendiri. Selain itu, kita harus selalu berhati-hati
dan NKRI dengan sistem yang menafikan perbedaan dan keragaman seperti
dengan godaan setan yang selalu mengganggu niatan ibadah dengan
sistem khilafah dan sejenisnya.
memasukkan unsur riya’, sombong, dan paling saleh sendiri dalam hati kita.     
Oleh karenanya, mari kita kuatkan niat beribadah bukan karena motif dan misi lain
terlebih misi yang bersifat duniawi. Jangan sampai ibadah kita sia-sia. Rasul saw
sudah menegaskan dalam haditsnya di kitab Ta’limul Muta’allim :

‫ص ْي ُر بِ ُح ْس ِن النِّيَّة ِم ْن‬ ِ َ‫ال ال ُّد ْنيَا َوي‬


ِ ‫َص َّو ُر بِصُوْ َر ِة أ ْع َم‬ َ ‫َك ْم ِم ْن َع َم ٍل يَت‬
ِ َ‫ص َّو ُر بِصُوْ َر ِة أ ْع َما ِل ااْل ٰ ِخ َر ِة ثُ َّم ي‬
‫ص ْي ُر‬ َ َ‫ َك ْم ِم ْن َع َم ٍل يَت‬،‫ال اآْل ِخ َرة‬ ِ ‫َأ ْع َم‬
ِ ‫ِم ْن َأ ْع َم‬
‫ال ال ُّد ْنيَا بِسُوْ ِء النِيَّ ِة‬
Artinya: “Banyak amalan yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah
menjadi perbuatan ukhrawi lantaran niat yang bagus. Banyak pula amalan yang
terlihat sebagai perbuatan ukhrawi berubah menjadi perbuatan duniawi lantaran
niat yang buruk.”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Inti dari paparan ini, mari kita terus menebar perdamaian di masyarakat kita
melalui moderasi beragama. Semoga kita bisa terus menebar kesejukan dalam
kehidupan berbangsa dan beragama dengan nilai-nilai dan sikap moderat.
Moderat dalam beragama, maslahat dalam berbangsa. Amin.

‫َأقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا فَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر ال َّر ِحيْم‬

Anda mungkin juga menyukai