DAN DINAMIS
A. FLUIDA STATIS
Zat cair dan gas mempunyai kesamaan sifat, yaitu dapat mengalir. Oleh karena itu kedua
jenis zat ini sering disebut zat alir atau fluida. Jadi, fluida adalah zat yang dapat mengalir. Fluida
statis adalah fluida yang berada pada wadah tertentu dan tidak mengalir. Pada keadaan ini, fluida
akan mempunyai sifat-sifat spesifik yang akan dijelaskan kemudian.
1. Tekanan hidrostatik
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang diakibatkan oleh zat cair pada kedalaman tertentu.
Tinjau ilustrasi di bawah :
P = P0 + . g . h
Gambar 2.1. Tekanan hidrostatik
P=.g.h dengan :
Contoh :
Kapal selam berada pada kedalaman 50 m di bawah permukaan laut. Bila diketahui massa jenis
air laut 1,03 x 103 kg/m3 dan tekanan udara diatas permukaan laut 1 x 10 5 Pa, berapa tekanan
hidrostatis yang dialami kapal selam tersebut ?
Penyelesaian
h = 50 m
air laut = 1,03 x 103 kg/m3
P0 = 1 x 105 Pa h = 50
P = P0 + . g . h m
= (1 x 105) + ((1,03 x 103) (10) (50))
= (1 x 105) + (5,15 x 105)
= 6,15 x 105 Pa
Gambar 2.2
2. Hukum Pascal
Contoh :
Sebuah dongkrak hidrolik dengan perbandingan luas penampang torak 1 : 10. Jika sebuah mobil
yang beratnya 20.000 N aka diangkat menggunakan dongkrak tersebut, berapa gaya penekan
minimal yang harus diberikan pada penampang A1 ?
Penyelesaian
A1 : A2 = 1 : 10 atau A2 = 10 A1
F2 = 20.000 N
F1 F1 F2
, karena A2 = 10 A1, maka :
A1 A2
F1 F
2
A1 10A1
F2
F1 = A1
10 A1
F2 = 20000 N F
= 2
10
Gambar 2.4 20.000
= = 2000 N
10
Jadi gaya penekan minimal yang harus diberika pada penampang A1 adalah 2000 N
3. Hukum Archimedes
Archimedes melakukan percobaan dengan mencelupkan sebuah benda kedalam zat cair.
Archimedes melihat bahwa sesungguhnya benda yang dicelupkan kedalam zat cair tidak
berkurang beratnya. Gaya berat benda itu sebenarnya tetap saja, tetapi pada saat dicelupkan ke
dalam zat cair, ada gaya ke atas yang dikerjakan zat cair terhadap benda, sehingga berat benda
seolah-olah berkurang. Hukum archimedes dituliskan dalam persamaan :
FA = f . Vbf . g
Ket :
FA = gaya Archimedes (N)
f = massa jenis fluida yang dipindahkan (kg/m3)
Vbf = volume fluida yang dipindahkan
= volume benda yang tercelup dalam fluida (m 3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Contoh :
Sebuah kubus memiliki rusuk 0,5 m dicelupkan setengahnya ke dalam minyak. Jika massa jenis
minyak 0,8 g/cm3, hitunglah gaya keatas yang dialami kubus ! (g = 10 m/s2)
Penyelesaian
Hukum Archimedes banyak diterapkan dalam bidang teknik, beberapa diantaranya pada
hidrometer, kapal laut, kapal selam dan galangan kapal.
a. Hidrometer
Hidrometer adalah alat untuk mengukur berat jenis zat cair. Dalam bidang teknik, hidrometer
digunakan untuk mengukur berat jenis aki (akumulator).
b. Galangan kapal
Untuk memperbaiki kerusakan pada bagian bawah kapal laut, kapal harus diangkat sampai
diatas permukaan laut. Untuk keperluan ini digunakan galangan kapal. Lihat gambar dibawah !
Badan kapal laut dan kapal selam sebagian besar terbuat dari besi atau baja. Kita tahu bahwa
massa jenis besi atau baja lebih besar daripada massa jenis air. Tetapi mengapa kapal laut dan
kapal selam bisa terapung ? Agar dapat terapung, bagian dalam badan kapal laut dan kapal selam
dibuat berongga. Rongga ini berisi udara yang memiliki massa jenis lebih kecil daripada udara.
Dengan adanya ronga ini, massa jenis rata-rata badan kapal dapat dibuat lebih kecil daripada
massa jenis air. Dengan massa jenis badan kapal yang lebih kecil daripada massa jenis air itu,
akan diperoleh berat kapal (W) lebih kecil daripada gaya keatas (FArchimedes) dari air, sehingga
kapal dapat tetap terapung di permukaan air.
B. FLUIDA DINAMIS
Fluida dikatakan dinamis (mengalir) jika fluida itu bergerak secara terus menerus (kontinu)
terhadap sekitarnya. Dalam pembahasan mengenai fluida dinamis, kita akan mengenal istilah-
istilah seperti viskositas, debit, fluida ideal dll.
1. Viskositas (kekentalan)
Viskositas dapat dianggap sebagai gesekan pada bagian dalam fluida. Setiap fluida sejati,
baik cair maupun gas, memiliki viskositas. Hal inilah yang menyebabkan apabila suatu fluida
akan digerakkan atau dialirkan, haruslah dikerjakan gaya untuk melawan gesekan (kekentalan)
fluida itu. Zat cair lebih kental daripada gas, sehingga untuk mengalirkan zat cair diperlukan
gaya yang lebih besar dibandingkan dengan gaya yang diperlukan untuk mengalirkan gas.
2. Fluida ideal
Fluida ideal dalam kenyataannya tidak ada. Tapi untuk menyederhanakan pembahasan fluida
mengalir, kita perlu mengambil anggapan adanya fluida ideal. Ciri-ciri fluida ideal adalah :
a. Tak kompresibel (tak termampatkan), artinya aliran fluida itu tidak mengalami perubahan
volume ketika diberi tekanan (dimampatkan)
b. Tak kental (nonviscous), artinya fluida itu mengalir tanpa mengalami gesekan akibat sifat
kekentalan fluida itu, baik gesekan antara partikel fluida dengan tempatnya maupun gesekan
antar partikel fluida
c. Alirannya stasioner (tenang), artinya aliran fluida yang jejak aliran partikel-partikelnya
mengikuti garis alir tertentu
ket :
Q1 & Q2 = debit fluida pada penampang 1 dan 2 (m3/s)
A1 & A2 = luas penampang 1 dan 2 (m2)
v1 & v2 = laju fluida pada penampang 1 dan 2 (m/s)
Contoh :
Sebuah pipa memiliki dua penampang berbeda. Pada penampang dengan luas 10 cm 2, mengalir
fluida ideal dengan kelajuan 4 m/s. Hitunglah :
a. laju fluida pada penampang dengan luas 5 cm 2
b. debit fluida
c. volume fluida yang mengalir dalam 5 menit
Penyelesaian
A1 = 10 cm2 = 10 . 10-4 m2
A2 = 5 cm2 = 5 . 10-4 m2
v1 = 4 m/s
a. laju fluida :
A1 . v1 = A2 . v2
(10 . 10-4) (4) = (5 . 10-4) . v2
40 104
v2 =
5 10 4
= 8 m/s
b. debit aliran :
Q = A1 . v1
= (10 . 10-4) (4)
= 4 . 10-3 m3/s
c. volume air yang mengalir dalam waktu t = 5 menit = 300 s
V=Q.t
= (4 . 10-3) (300)
= 1,2 m3
5. Persamaan Bernoulli
Bernoulli meneliti sifat-sifat (tekanan & laju) pada fluida yang mengalir pada penampang
yang mempunyai perbedaan ketinggian dan kecepatran aliran. Bernoulli menyimpulkan bahwa
“tekanan fluida ditempat yang kecepatannya besar, lebih kecil daripada tekanan fluida di
tempat yang kecepatannya kecil”. Pernyataan tersebut dikenal dengan asas Bernoulli. Asas
Bernoulli dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk persamaan, yang disebut persamaan
Bernoulli yang akan kita bahas berikut ini :
P1 + ½ v12 + g h1 = P2 + ½ v22 + g h2
Gambar 2.10
Ket :
P1 & P2 = tekanan fluida pada penampang 1 dan 2 (Pa)
v1 & v2 = laju fluida pada penampang 1 dan 2 (m/s)
h1 & h2 = ketinggian fluida pada penampang 1 dan 2 dari permukaan tanah (m)
= massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Ket :
Gambar 2.11 v = laju fluida pada bocoran (m/s)
g = percepatn gravitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian bocoran dari permukaan zat cair (m)
Contoh :
Lihat gambar 2.12 ! Jika dimeter lubang bocoran tangki 2 cm dan tangki dianggap luas sekali
sehingga penurunan permukaan diabaikan serta g = 10 m/s2, hitunglah :
a. debit aliran pada bocoran
b. bila lubang itu memancarkan air secara horisontal, pada jarak berapa semburan air itu
mengenai tanah diukur dari lubang bocoran ! (air = 1000 kg/m3)
Penyelesaian
g = 10 m/s2, air = 1000 kg/m3
dlubang = 2 cm = 2 . 10-2 m
h = 10 - 5,5
= 4,5 m
b. Tabung venturi
P1 - P2 = ½ v22 - ½ v12
Gambar 2.13. Tabung venturi
Besarnya laju aliran pada penampang A1 adalah :
2 gh
v1 = 2
A1
1 dengan :
A2
c. Karburator
d. Penyemprot nyamuk
Timbulnya gaya angkat pada pesawat terbang disebabkan oleh adanya aliran udara yang
melalui sayapnya. Gambar 2.16 menunjukkan bentuk umum penampang sayap pesawat. Pada
waktu pesawat bergerak maju, di bagian bawah sayap hampir tidak terjadi pemampatan garis
arus, tetapi di bagian atas terjadi pemampatan garis arus sehingga udara di bagian atas sayap
bergerak lebih cepat daripada di bagian bawah sayap. Perbedaan kecepatan ini mengakibatkan
perbedaan tekanan udara di atas dan di bawah sayap, dimana tekanan udara di atas sayap lebih
kecil daripada tekanan di bawah sayap (sesuai dengan asas Bernoulli). Udara bertekanan tinggi
akan bergerak ke udara bertekanan rendah sehingga mengakibatkan gaya angkat pada pesawat.
Gaya angkat
sayap
Tekanan rendah
Gaya dorong
Pada waktu pesawat tinggal landas, gaya angkat harus lebih besardari gaya berat pesawat.
Pada waktu pesawat melayang di udara, sekurang-kurangnya gaya angkat harus sama dengan
gaya berat pesawat. Besar kecilnya gaya angkat ini bergantung pada besar kecilnya kecepatan
pesawat dari hasil gaya dorong mesinnya.
GETARAN, GELOMBNG
DAN BUNYI
A. GETARAN
Getaran harmonik adalah getaran yang dipengaruhi oleh gaya yang arahnya selalu menuju ke
satu titik dan besarnya sebanding dengan simpangannya.
k 1 k
f= Karena T = 1/f, maka :
2 m
m
Gambar 1.2 m
T = 2 Dengan besar k adalah : k = -F/s
k
Ket :
m = massa beban (kg)
k = konstanta pegas
s = simpangan (m)
Contoh 1 :
Suatu beban dengan massa 20 g digantung pada sebuah pegas. Dari keadaan seimbangnya pegas
ditarik dengan gaya 0,9 N sehingga pegas menyimpang sebesar s = 3 cm, kemudian dilepas.
Hitunglah :
a. tetapan pegas
b. periode getaran
c. frekuensi getaran
Penyelesaian
m = 20 g = 0,02 kg
s = 3 cm = 0,03 m
F = 0,9 N
a. k = .......?
k = -F/s
0,9 s = 3 cm
= = -30 N/m
0,03 m = 20 g
Harga mutlak ditulis k = 30 N/m F = 0,9 N
c. f = ………?
f = 1/T
1
= = 6,17 Hz
0,162
Contoh 2 :
Sebuah mobil bermassa 2000 kg menggunakan empat pegas sebagai peredam getaran yang
memiliki ketetapan sama 15000 N/m. Bila mobil dibebani penumpang dan barang yang massa
totalnya 400 kg, hitunglah :
a. frekuensi getaran mobil ketika melewati lubang di jalan
b. waktu yang diperlukan untuk terjadi dua getaran
Penyelesaian
Massa total mobil = (2000 + 400) = 2400 kg
Setiap pegas menerima beban sebesar :
2400
m= = 600 kg
4
k = 15000 N/m
y = A sin t 2
dengan = , maka :
T
Gambar 1.4 2
y = A sin t
T
2 2
v= A cos t
T T
4 2
a=- 2 y dengan :
T
Contoh :
Sebuah partikel bermassa 0,5 g bergetar dengan periode 2 s dan amplitudo 0,10 m. Hitunglah :
a. simpangannya
b. kecepatannya
c. percepatannya setelah 1/8 T
Penyelesaian
m = 0,5 g = 5 . 10-4 kg
T=2s
A = 0,10 m
t = 1/8 T
a. simpangan…….?
2
y = A sin t
T
2
= 0,10 sin (1/8 T)
T
= 0,10 sin 2/8
= 0,10 sin 2/8 (1800)
= 0,10 sin 450
= 0,10 0,707
= 0,0707 m
b. kecepatan……..?
2 2
v= A cos t
T T
2 2
= (0,10) cos (1/8 T)
2 T
2
= 0,10 cos (1800)
8
= 0,10 (3,14) cos 450 = 0,222 m/s
c. percepatan………?
4 2
a = - 2 (0,0707)
2
= - (0,0707) = - (3,14)2 (0,0707) = - 0,6978 m/s2
2
B. GELOMBANG
Energi suatu benda yang bergetar dapat pindah atau merambat ke tempat lain dengan cara
melalui gelombang. Jadi, gelombang dapat juga dikatakan salah satu cara perpindahan energi.
Gelombang dapat dibedakan berdasarkan sifat fisisnya, yaitu :
1. Berdasarkan arah getarannya, gelombang dibedakan menjadi :
- gelombang transversal
- gelombang longitudinal
2. Berdasarkan amplitudonya, gelombang dibedakan menjadi :
- gelombang berjalan
- gelombang diam
3. Berdasarkan mediumnya (zat perantaranya), dibedakan menjadi :
- gelombang mekanik
- gelombang elektromagnetik
1. Gelombang transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus arah
getarannya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali.
Arah getaran
Arah rambatan
A
B C D
AB = bukit gelombang
BC = lembah gelombang
Perhatikan arah getaran dan arah rambatan pada gelombang transversal diatas ! arah getaran
menuju keatas dan arah rambatan gelombang menuju kekanan, sehingga bisa dilihat
bahwasannya arah getaran tegak lurus dengan arah rambatannya.
2. Gelombang longitudinal
Arah rambatan
Contoh :
Gelombang dari suatu sumber bunyi mempunyai frekuensi 25 Hz. Bila cepat rambat gelombang
bunyi di udara 340 m/s, berapa jarak antara dua rapatan berturut-turut pada gelombang tersebut ?
Penyelesaian
f = 25 Hz
v = 340 m/s
jarak antara dua rapatan berturut-turut adalah panjang gelombang ()
v=.f
= v/f
340
= = 13,6 m
25
4. Gelombang berjalan
y = A sin (t x/v)
contoh :
Sebuah gelombang berjalan memiliki persamaan :
y = 0,2 sin 0,4 (60 t – x), dengan x dan y dalam cm dan t dalam detik. Hitunglah :
a. amplitudo gelombang
b. bilangan gelombang
c. panjang gelombang
d. frekuensi gelombang
e. cepat rambat gelombang
Penyelesaian
Persamaan gelombang berjalan :
y = A sin (2f t kx)
persamaan gelombang yang diketahui :
y = 0,2 sin 0,4 (60 t – x)
= 0,2 sin (24 t – 0,4 x)
Sesuaikan persamaan diatas dengan persamaan gelombang berjalan, maka :
A = 0,2 cm k = 0,4 cm-1
a. A …….?
A = 0,2 cm
b. k …….?
k = 0,4 cm-1
c. ……...?
2
k=
2 2
0,4 = = = 5 cm
0,4
d. f ……..?
2 f t = 24 t
2 f = 24 f = 12 Hz
e. v …….?
v=f.
= 12 . 5 = 60 cm/s
Beberapa sifat umum gelombang yang umum adalah pemantulan (refleksi), pembiasan
(refraksi), penggabungan (interferensi).
a. Pemantulan gelombang
Garis
Gelombang normal Gelombang
Bila gelombang datang mengenai datang pantul
penghalang di dalam perambatannya,
maka gelombang akan mengalami i i’
pemantulan (lihat gambar !).
Jika i = sudut datang dan i’ = sudut bidang
pantul, maka berlaku :
i = i’ Gambar 1.8. Pemantulan gelombang
b. Pembiasan gelombang
v1
Pembiasan gelombang adalah peristiwa pembelokan
r gelombang karena gelombang melewati bidang
udara batas dua medium yang berbeda kerapatannya.
Lihat gambar ! v1 = gelombang datang, v2 =
air gelombang bias, r = sudut datang dan r’ = sudut
bias. Karena medium air lebih rapat dari udara,
maka r > r’ dan berlaku sebaliknya
r’ v2
c. Interferensi gelombang
Interferensi gelombang adalah peristiwa saling berpadu dan saling mempengaruhi antara dua
atau lebih gelombang.
d. Difraksi gelombang
Gelombang
dibelokkan
Difraksi gelombang adalah peristiwa
pembelokan gelombang karena
Gelombang datang
gelombang melewati celah yang sempit.
Contoh difraksi gelombang dapat dilihat
pada gambar 1.10 disamping :
Gelombang datang dan melewati
sebuah celah sempit, maka gelombang
akan diteruskan (dibelokkan) dengan Celah sempit
perambatan yang berbentuk
melenkung. Gambar 1.10. Difraksi gelombang
C. BUNYI
Bunyi dihasilkan oleh benda-benda yang bergetar. Bunyi sampai ke telinga kita dalam bentuk
gelombang longitudinal. Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi : bunyi audio sonic
(20 Hz – 20.000 Hz), bunyi infrasonic (frekuensi di bawah 20 Hz) dan bunyi ultrasonic (frekuensi
diatas 20.000Hz)
Jika frekuensi sumber bunyi adalah f dan panjang gelombangnya , maka cepat rambat bunyi
(v) dirumuskan sebagai :
v=f.
Untuk cepat rambat bunyi pada medium yang lain, akan dijelaskan sebagai berikut :
D. EFEK DOPPLER
Bila sebuah mobil lewat di depan kita sambil membunyikan klakson, maka nada bunyi
klakson akan terdengar lebih tinggi ketika mobil mendekati kita. Sebaliknya ketika bunyi
menjauhi kita, bunyi klakson terdengar lebih rendah.Fenomena ini merupakan contoh dari efek
Doppler. Efek Doppler dirumuskan sebagai :
(v v p )
fp = fs dengan :
(v v s )
Contoh :
72 km/jam
1 m/s
Perhatikan gambar ! jika frekuensi bunyi
mesin sepeda motor adalah 100 Hz dan cepat
rambat bunyi di udara 340 m/s, berapakah
frekuensi yang terdengar oleh pendengar ?
Gambar 1.12
Penyelesaian
vp = - 1 m/s
vs = 72 km/jam = 20 m/s
v = 340 m/s
fs = 100 Hz
(v v p )
fp = fs
(v v s )
340 1
= 100
340 20
= 94,16 Hz
BAB 2
SUHU DAN KALOR
A. SUHU
Suhu menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Kita dapat mersakan panas atau
dinginnya suatu benda dengan menggunakan indera peraba, tetapi indera peraba kita tidak dapat
secara tepat menunjukkan suhu suatu benda. Oleh karena itu, untuk menyatakan suhu secara
kuantitatif digunakan alat yang disebut thermometer.
Cairan yang paling banyak dipakai untuk mengisi tabung thermometer adalah air raksa,
karena mempunyai kelebihan :
a. segera dapat mengambil panas dari benda yang hendak diukur suhunya, sehingga suhu
raksa dapat segera sama dengan benda yang diukur
b. dapat dipakai untuk mengukur suhu dari yang rendah sampai yang tinggi
c. tidak membasahi dinding tabung, sehingga pengukurannya menjadi lebih teliti
d. mudah dilihat karena raksa mengkilap seperti perak
e. raksa mempunyai pemuaian yang teratur
2. Skala thermometer
Tabel 1.1
Mengubah skala suhu
B. KALOR
1. Pengertian kalor
Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Berarti kalor merupakan suatu besaran fisika yang
dapat diukur.
Satu kalori (kal) didefinisaikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan
1 gram air sehingga suhunya naik 10 C
Satuan kalor adalah satuan energi, yaitu Joule (J). Satuan-satuan kalor yang lain adalah :
1 J = 0,24 kalori atau 1 kal = 4,2 J
Dalam sistem British, satuan kalor dinyatakan dengan British Thermal Unit (BTU), 1 BTU =
1054 J
Kalor jenis (c) didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan (Q)
untuk menaikkan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat itu (m) sebesar satu satuan suhu
(t), atau dituliskan :
Q
c= atau Q = m . c. t
m t
ket :
Q = kalor (J)
m = massa (kg)
t = perubahan suhu (0K atau 0C)
J J
c = kalor jenis ( 0 atau )
kg K kg 0 C
faktor m . c pada persamaan diatas diberi nama khusus, yaitu kapasitas kalor, dengan lambang C.
Jadi C = m . c
Kapasitas kalor (C) didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan
(Q) untuk mengubah suhu benda sebesar satu satuan suhu (t), atau dituliskan :
Q atau Q
m.c= C=
t t
Contoh :
Sepotong tembaga bermassa 5 kg dinaikkan suhunya sebesar 10 0 K dengan menggunakan
pemanas listrik berdaya 1 kw. Ternyata untuk itu diperlukan waktu 20 detik. Hitunglah :
a. kalor jenis tembaga menurut percobaan ini
b. kapasitas kalor tembaga tersebut ?
Penyelesaian
m = 5 kg, t = 100 K, P = 1 kw = 1000 W dan t = 20 s
Energi kalor yang dihasilkan pemanas :
Q=W
=P.t
= 1000 x 20 = 20.000 J
a. kalor jenis tembaga :
Q
c =
m t
20.000
=
5 10
= 400 J/kg . 0K
b. kapasitas kalor :
Q
C=
t
20000
=
10
= 2000 J/0K atau
C. PERPINDAHAN KALOR
Kalor dapat berpindah dari tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Ada 3 cara
perpindahan kalor :
1. konduksi (hantaran)
2. konveksi (aliran)
3. radiasi (pancaran)
1. Konduksi (hantaran)
Konduksi adalah perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel zat tersebut, contoh :
besi yang dipanaskan. Lihat ilustrasi di bawah !
2. Konveksi (aliran)
Konveksi adalah perpindahan kalor dimana kalor ikut berpindah bersama-sama dengan
partikel-partikel zat yang dipanaskan. Konveksi ada dua macam, yaitu :
a. Konveksi alamiah
b. Konveksi paksa
thermostat Air panas
Adalah perpindahan kalor secara radiator
konveksi dimana terjadi rekayasa
(paksaan) pada proses perpindahan
partikel-partikel yang mengalami
konveksi. Contoh konveksi paksa
adalah pada sistem pendingin mobil
(gambar 1.4). Air pendingin dialirkan
melalui pipa-pipa dengan bantuan
pompa air. Panas yang berlebihan dari
mesin dibawa oleh sirkulasi air. Air
panas didinginkan pada radiator, Pompa air
kemudian dialirkan lagi ke dalam Air dingin
mesin. Konveksi seperti ini disebut
konveksi paksa. Gambar 1.4. Radiator
3. Radiasi (pancaran)
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium (zat perantara), misalnya
perpindahan panas dari matahari ke bumi. Besarnya energi yang dipancarkan tiap satuan luas
dalam satu satuan waktu dirumuskan oleh Josep Stefan :
W = e . . T4 dengan :
W = energi yang dipancarkan tiap satuan luas dalam satu satuan waktu (Watt/m 2)
T = suhu permukaan benda (0K)
= konstanta Stefan-Boltzman = 5,67 x 10-8 Watt/m2 K4
e = emisivitas benda ( 0 e 1 )
Emisivitas benda (e) merupakjan besaran yang bergantung pada sifat permukaan benda. Benda
hitam sempurna mempunyai e = 1
Contoh :
Sebuah bola mempunyai suhu 600 0C. Berapa energi yang dipancarkan bola persatuan luas tiap
detiknya jika bola dianggap hitam sempurna ?
Penyelesaian
T = 600 0C = 873 0K
W = e . . T4
= (1) (5,67 x 10-8) (873)4
= 3,29 x 104 W/m2
Dalam beberapa keadaan tertentu, terjadinya perpindahan kalor sangatlah tidak diinginkan.
Beberapa contoh berikut ini merupakan usaha pencegahan terjadinya perpindahan kalor.
Beberapa peralatan rumah tangga seperti pengaduk, panci, setrika, solder biasanya dipakai
dalam kondisi panas. Agar peralatan tersebut aman dipakai, maka pada bagian pegangannya
dilapisi dengan bahan isolator untuk mencegah konduksi ke tangan.
Untuk mempertahankan suhu air didalam termos tetap panas, pada bagian dalam termos
dibuat penyekat dengan dua lapis bahan kaca yang permukaan dalamnya dilapisi perak
mengkilap. Diantara kedua lapisan kaca itu terdapat ruang vakum. Kaca berfungsi sebagai
penyekat untuk mencegah terjadinya konduksi, ruang vakum mencegah terjadinya konveksi, dan
bagian dalam kaca dibuat mengkilap agar dinding dalam termos hanya menyerap sedikit kalor
dari air panas.
Agar suhu didalam lemari es tetap dingin, maka bagian dalam dari lemari es dilapisi oleh
bahan penyekat yang terbuat dari plastik fiber.
Ketika ruang kamar tidur kita terasa dingin, maka kita gunakan selimut, karena antara tubuh
kita dan selimut terdapat udara yang berfungsi sebagai isolator. Udara yang terperangkap dalam
selimut akan menghalangi perpindahan kalor secara konduksi dari tubuh kita ke udara dalam
ruang kamar, akibatnya kalor dari tubuh kita tertahan dan menghangatkan tubuh kita sendiri.
D. KALOR PADA PERUBAHAN WUJUD
Pemberian kalor atau pelepasan kalor pada suatu zat dapat menyebabkan zat tersebut berubah
wujudnya. Dibawah ini adalah diagram perubahan wujud zat :
Q = kalor (J)
m = massa zat (kg)
L = kalor laten (J/kg)
Dengan adanya kalor laten, maka ada beberapa ketentuan pada proses perubahan wujud :
E. PEMUAIAN ZAT
Pada umumnya zat akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Pada
pembahasan kali ini hanya akan dibahas pemuaian pada zat padat.
1. Pemuaian panjang
Beberapa zat padat seperti logam (besi, alumunium, tenbaga) ternyata mengalami pemuaian
yang berbeda ketika dipanaskan. Hal ini dikarenakan diantara logam-logam tersebut mempunyai
koefisien muai panjang () yangbberbeda-beda.
Contoh :
Batang alumunium dengan panjang 4 m dan suhu 27 0C dipanaskan sehingga suhunya naik
menjadi 72 0C. Jika koefisien muai panjang alumunium 24 x 10 -6/0C, hitunglah :
a. pertambahan panjang alumunium
b. panjang akhir alumunium
Penyelesaian
l0 = 4 m, T = 72 – 27 = 45 0C dan = 24 x 10 -6/0C
a. l = . l0 . T
= (24 x 10 -6/0C) (4) (45)
= 4320 x 10 -6 m
= 0,00432 m
b. lt = l0 + l
= 4 + 0,00432
= 4,00432 m
2. Pemuaian luas
Selain pemuaian panjang, benda yang dipanaskan juga akan mengalami pemuaian luas.
Tinjau pemaian luas pada pelat di bawah :
A = . A0 . T
Gambar 1.8. Pemuaian luas
Dengan = kofisien muai luas = 2
3. Pemuaian volume
Benda padat berbentuk kubus, balok, bola dan sebagainya ketika dipanaskan akan mengalami
pemuaian volume. Analog dengan pemuaian panjang dan pemuaian luas, pertambahan volume
(V) dirumuskan sebagai :
V = . V0 . T