Anda di halaman 1dari 23

BAB VI

FLUIDA

1
Pengantar Fluida Statis
• Apa itu fluida?
• Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir, yaitu zat
cair dan gas
• Zat cair dan gas memiliki perbedaan tersendiri:
ZAT CAIR GAS
Gaya kohesi cukup besar Gaya kohesi sangat kecil
tidak mudah dimampatkan lebih mudah dimampatkan

• Fluida statis adalah kajian fluida dalam kondisi tanpa


gerakan (diam) atau tidak ada netto gaya dalam fluida
2
Ciri Fluida Statis (Fluida Diam)
• Momentum rata-rata dari molekul-molekul
dalam fluida sama dengan nol.
• Tidak mengalami deformasi (perubahan
bentuk ), stress geser di mana-mana sama
dengan nol.
• Resultant gaya dalam semua arah yang
bekerja pada elemen fluida sama dengan nol.

3
Besaran-besaran yang dimiliki oleh
fluida statis dapat kalian cermati penjelasan berikut.
1. Tekanan Hidrostatis
Mengapa air yang diam di waduk dapat menjebol tanggulnya?
Jawabannya adalah karena fluida statis memiliki tekanan
hidrostatis.
Untuk mengetahui tekanan hidrostatis itu dapat dilihat
pada Gambar di samping. Sesuai definisinya, tekanan
Pu
adalah besarnya gaya persatuan luas, maka di titik A
terasa ada tekanan karena ada gaya berat dari air di
h atasnya. Berarti tekanan hidrostatis di titik A dapat
ditentukan sebagai berikut.
A W mg
Ph  
A A
PA  Ph  Pu PA  tekanan di titik A
Pu  tekanan udara luar
Ph  gh

• Pһ = Tekanan hidrostatis (Pa)


• ρ = massa jenis fluida (kg/m³)
• h = kedalaman fluida (m)
• g = 10 m/s², percepatan gravitasi
• Satuan tekanan adalah N/m2 = Pascal (Pa) = kg m-1 s-2 ,
dyne/cm2, atm dll
• 1 atm = 76 cmHg
• 1 atm = 10⁵ Pa

5
Contoh Soal
Dalam sebuah bejana diisi air (ρ = 1000kg/m³). Ketinggian
airnya adalah 85 cm. Jika g = 10 m/s² dan tekanan udara 1 atm,
maka tentukan:
a. tekanan hidrostatis di dasar bejana,
b. tekanan mutlak di dasar bejana.
• Penyelesaian
• Diketahui :
h = 85 cm = 0,85 m
ρ = 1000 kg/m³
Pu = 1 atm = 10⁵ Pa
g = 10 m/s²

6
Hukum Pascal
Seorang ilmuwan dari Perancis, Blaise Pascal (1623-1662) telah
menyumbangkan sifat fluida statis yang kemudian dikenal
sebagai hukum Pascal. Bunyi hukum Pascal itu secara konsep
dapat dijelaskan sebagai berikut.
“Jika suatu fluida diberikan tekanan pada suatu tempat,
maka tekanan itu akan diteruskan ke segala arah sama
besar.”
Dari hukum Pascal di atas dapat ditentukan perumusan
F₁ untuk bejana berhubungan pada Gambar di samping
seperti berikut:
A₁ A₂ Tekanan di A₁ = Tekanan di A₂
F₂ F1 F2 F1  Gaya pada luas permukaan A1

A1 A2 F2  Gaya pada luas permukaan A 2

7
Contoh soal :
Bejana berhubungan memiliki luas penampang kecil dan
besar masing-masng 15 cm² dan 500 cm². Jika pada luas
penampang kecil ditekan dengan gaya sebesar 10 N,
maka berapakah massa beban yang dapat diangkat pada
luas penampang besar?
Penyelesaian :
Diketahui : A₁ = 15 cm² ; A₂ = 500 cm² dan F₁ = 10 N
Ditanya : massa di A₂ =.....?

8
2. Gaya Archimedes
a. Gaya Archimedes
Kapal laut terbuat dari bahan logam. Jika
kalian masukkan sebatang logam ke dalam
air tentu akan tenggelam. Tetapi mengapa
kapal laut bisa terapung, bahkan dapat
memuat barang dan orang yang cukup
banyak? Fenomena inilah yang dapat
dijelaskan dengan hukum Archimedes.
Archimedes adalah seorang ilmuwan yang hidup sebelum masehi
(287-212 SM). Archimedes telah menemukan adanya gaya tekan
ke atas atau gaya apung yang terjadi pada benda yang berada
dalam fluida (air). Pandangan
Archimedes dapat dirumuskan sebagai berikut.
9
“Jika benda dimasukkan dalam fluida
maka benda akan merasakan gaya
VT apung yang besarnya sama dengan
berat fluida yang dipindahkan.”
W FA

Perhatikan gambar di atas, sebuah balok di celupkan ke dalam air, saat


Volume balok tercelup sebesar VT , maka volume tersebut akan berpindah
sebesar VT juga.
Berarti gaya tekan ke atas yang dirasakan balok sebesar :

FA  Wzat cair yangdipindahkan


FA  gaya tekan ke atas (N)
FA  mair g   aVT g  a  massa jenis fluida air (Kg/m 3 )
VT  Volume fluida yang dipindahka n
10
b. Keadaan benda

 Apakah pengaruh pengurangan berat benda oleh gaya


Archimedes?
 Kalian sudah banyak melihat kejadiannya dalam kehidupan
sehari-hari.
 Jika benda dimasukkan dalam fluida atau air, maka akan
ada tiga kemungkinan keadaannya, yaitu: tenggelam,
terapung dan melayang.
terapung FA  W
FA  W
melayang
FA  W
tenggelam W FA
FA
FA
W
11
W
Pengantar Dinamika Fluida
• Salah satu cara untuk menjelaskan gerak suatu
fluida adalah dengan membagi-bagi fluida
tersebut menjadi elemen-elemen volume yang
sangat kecil yang dinamakan partikel-partikel
fluida dan mengikuti gerak masing-masing
partikel itu  dikembangkan oleh Joseph Louis
Lagrange (1763-1813).
Karakteristik Aliran Fluida
• Untuk memahami fluida secara sederhana tinjau karakteristik
umum aliran fluida, yaitu :
1. Aliran fluida tunak (steady state) atau tidak tunak (non
steady).
2. Aliran fluida berolak (rotational) atau tidak berolak
(irrotational).
3. Aliran fluida termampatkan (compressible) atau tidak
termampatkan (incompressible).
4. Aliran fluida kental (viscous) atau tidak kental (nonviscous).
Aliran Fluida
• Dalam selang waktu dt suatu elemen fluida
bergerak sejauh v dt. Jadi massa elemen fluida
yang melalui titik P dalam selang waktu dt
dm = 1 A1 v1 dt
Q
V1
A2

P V2
A1

dm1 dm2
Fluks massa di P:  1A1v1 dan di Q:   2 A2v2
dt dt
dm1 dm2
Maka   1A1v1   2 A 2 v 2
dt dt
Persamaan Kontinuitas
Pers. Kontinuitas: A1v1  A2 v2 1  2  

A v = Q (Debit),
Dengan demikian Pers. Kontinuitas identik
Q1 = Q 2
Satuan dari debit adalah m3/s
Bisa pula dituliskan Q = Volume/waktu
Persamaan Bernouli
• Persamaan Bernouli merupakan sebuah hubungan fundamental di
dalam mekanika fluida yang diturunkan dari teorema kerja energi.
• Teorema kerja energi menyatakan bahwa kerja yang dilakukan oleh gaya
resultan yang beraksi pada sebuah sistem tersebut.
• Jika tidak ada gaya gesekan, maka kerja W akan menjadi tambahan
energi mekanik total pada elemen fluida.
v2

A2,p2 F2
W  p1  p 2 
m

v1
1 
E   mv 22  mv12   mgy 2  mgy1 
A1,p1 y2 1
F1
2 2 
y1 l1

1 1
karena W = E p1   v12  gy1  p 2   v 22  gy 2
2 2
• Persamaan Bernoulli dapat ditulis secara umum

Contoh:
Sebuah tangki tertutup berisi air setinggi 1,5 m.
Di atas permukaan air terdapat udara yang
tekanannya 3000 Pa lebih tinggi dari tekanan
udara luar. Pada alas tangki terdapat sebuah
lubang berpenampang 5 cm 2. Hitunglah :
a. Kecepatan air keluar dari lubang tersebut
b. Fluks volume (debit) yang keluar dari
lubang.
Diketahui penampang tangki >> penampang
lubang dan
g = 10 m/s2.
Jawab :
a. A1 v1 = A2v2, sehingga, v1 = Karena A1 >> A2 maka

p1 + ½ ρv12 + gy1 = p2 + ½ ρv22 + gy2 (pers. Bernouli)


Untuk v1 = 0 dan p1 = po (tekanan udara luar)

½ ρv22 =

jika (p1-p2) = 3000, dan (y1-y2) = h, maka

V2 =

b. Q = A2v2 = (5 cm2) (6 m/s) = 5x10 -4 m2 (6 m/s)

= 3x10-3 m3/s.
Viskositas dan Hukum Stokes
• Viskositas digambarkan sebagai gesekan internal. Ia
berada pada semua zat cair dan gas, dan pada umumnya
berupa gesekan antara lapisan-lapisan perbatasan dari
fluida dimana lapisan yang satu bergerak terhadap lapisan
yang lain.
• Pada zat cair, viskositas berperan sebagai gaya kohesif
antara molekul-molekul.
• Pada gas, ia muncul dari tumbukan antar molekul-
molekul.
Fluida yang berbeda akan memiliki viskositas yang berbeda
pula. Sirup lebih viskos daripada air, lemak lebih viskos
daripada oli mesin, zat cair umumnya lebih viskos daripada
gas. Viskositas dapat dinyatakan lebih kualitatif dengan “
koefisien viskositas” , diberi symbol .
• Suatu lapisan tipis dari fluida ditempatkan diantara dua plat.
Satu plat stasioner (tidak bergerak) dan yang lain dibuat
bergerak (Gambar di atas). Fluida melakukan kontak langsung
dengan tiap-tiap plat dalam bentuk gaya adesif antara molekul
zat cair dan plat.
• Permukaan atas fluida bergerak dengan kecepatan yang sama
dengan kecepatan v sebagai kecepatan plat bagian atas. Makin
ke bawah, kecepatan fluida makin kecil dan permukaan fluida
yang melakukan kontak dengan plat stasioner kecepatanya nol.
• Kecepatan yang timbul dibagi dengan jarak antara dua plat
(tebal lapisan fluida), yakni (v/L), sebagai “gradien kecepatan”.
• Untuk membuat plat atas bergerak diperlukan sebuah gaya F,
yang sebanding dengan luas permukaan kontak antar fluida dan
masing-masing plat A, dan kecepatan gradient kecepatan F 
vA/L. makin viskos fluida, makin besar gaya yang diperlukan
untuk mendorong plat ke atas.
• Dengan demikian, gaya bersangkutan sebanding dengan
koefisien viskositas, , yakni :

• Satuan SI untuk η adalah N.s/m2 = Pa.s (pascal second).


• Dalam cgs satuannya adalah dyne.s/cm2 dan satuan ini disebut
Poise (P).
Koefisien Viskositas beberapa Fluida
Fluida Temperatur (0C) Koef. Viskositas, (Pa.s)
Air 0 1.8x10-3
Air 20 1.0x10-3
Air 100 0.3x10-3
Darah keseluruhan 37 0. 4x10-3
Darah plasma 37 0.10 x10-3
Ethyl alkohol 20 1.2x10-3
Oli mesin (SAE10) 30 200x10-3
Gliserin 20 1500x10-3
Udara 20 0.018x10-3
Hidrogen 0 0.009x10-3
Uap air 100 0.013x10-3
Contoh
Air dengan massa jenis = 103 v1
kg/m3 mengalir melalui pipa v2

pertama (A1 = 4 x 10-3 m2) yang A1 p1 p2 A2

bersambung dengan pipa kedua


(A2 = 2 x 10 -3 m2) seperti y2
y1
terlihat pada gambar. Kecepatan
aliran air pada pipa 2 adalah 2
m/s. Hitunglah :
a) Kecepatan aliran pada pipa 1
b) Beda tekanan antara kedua bagian pipa (p1-p2)
c) Berapa kg air yang keluar dari mulut pipa 2 selama 10
detik.

Anda mungkin juga menyukai