Anda di halaman 1dari 108

1

2
3

Teater Asa Jakarta • Teater Kandang Kuda • Teater Sembilu •


amatirujan • Teater Cahaya Mulia • Marooned Actor Society •
Mata Art Community • Teater Dalam Nada Dasar C •
Teater Tema Gunadarma • Kantong Teater • Sun Community •
Teater ATAS • Teater Petra • Teater Jannien • Sindikat Aktor Jakarta •
Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) adalah lembaga yang dibentuk
oleh masyarakat seniman dan dikukuhkan oleh Gubernur DKI
Jakarta, Ali Sadikin, pada tanggal 7 Juni 1968. Tugas dan fungsi
DKJ adalah sebagai mitra kerja Gubernur Kepala Daerah Propinsi
DKI Jakarta untuk merumuskan kebijakan guna mendukung
kegiatan dan pengembangan kehidupan kesenian di wilayah
Propinsi DKI Jakarta. Anggota Dewan Kesenian Jakarta diangkat
oleh Akademi Jakarta (AJ) dan dikukuhkan oleh Gubernur DKI
Jakarta. Pemilihan anggota DKJ dilakukan secara terbuka, melalui
tim pemilihan yang terdiri dari beberapa ahli dan pengamat seni
yang dibentuk oleh AJ. Nama-nama calon diajukan dari berbagai
kalangan masyarakat maupun kelompok seni. Masa kepengurusan
DKJ adalah tiga tahun. Kebijakan pengembangan kesenian
tercermin dalam bentuk program tahunan yang diajukan dengan
menitikberatkan pada skala prioritas masing-masing komite.
Anggota DKJ berjumlah 30 orang, terdiri dari para seniman,
budayawan dan pemikir seni, yang terbagi dalam 6 komite: Komite
Film, Komite Musik, Komite Sastra, Komite Seni Rupa, Komite Tari
dan Komite Teater.

4
5

1973 2021

Festival Teater Jakarta (FTJ) mulanya bernama Festival Teater Remaja Jakarta (FTRJ) yang merupakan
perhelatan lomba teater berjenjang mulai dari Tingkat Wilayah Kota sampai dengan Tingkat Provinsi DKI
Jakarta. Kegiatan rutin tahunan tertua di Indonesia, bahkan Asia Tenggara ini digagas Wahyu Sihombing
(Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta kala itu), dan diselenggarakan untuk pertama kalinya tahun 1973.
Diikuti oleh ratusan grup teater yang bergiat di lima wilayah kota Jakarta. Salah satu tujuannya sebagai
ajang seleksi grup-grup teater yang akan tampil di Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki atau
forum Festival Teater lainnya, setelah meraih kemenangan tiga kali berturut-turut.
SAMBUTAN
DINAS KEBUDAYAAN DKI JAKARTA

Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta bekerja


sama dengan Dewan Kesenian Jakarta, pada Tahun
2021 kembali menyelenggaraan Festival Teater
Jakarta,setelah pada tahun sebelumnya (2020)
Festival Teater Jakarta tidak dapat diselenggarakan
dikarenakan pandemi Covid-19. Walaupun sampai
saat ini pandemi belum sepenuhnya hilang, tetapi
dengan semangat semua pihak,Festival Teater Jakarta
dapat terselenggara tentunya dengan beberapa
keterbatasannya dan tetap diselenggarakan dengan
protokol kesehatan yang ketat.

Sebagai sebuah ajang kreativitas masyarakat teater


Jakarta yang telah bertahan hingga 48 tahun, Festival
Teater Jakarta menjadi sebuah fenomena menarik
untuk dikaji dan diuji sebagai mekanisme pembinaan
teater di Jakarta. Perjalanannya yang relatif panjang
menjadi bukti eksistensi sebuah proses pembinaan
yang terus menerus tanpa putus, yang mengisyaratkan
adanya sistem yang mapan dan terjaga. Karena itu dari
seluruh rangkaian kegiatan Festival Teater Jakarta
ke-48 ini, diharapkan pula dapat menjadi semacam
barometer pembinaan teater di seluruh Indonesia,
khususnya bagi lembaga/instansi terkait yang

6
7

memiliki wewenang dan kepentingan bagi kehidupan perteateran di Indonesia.

Akhir kata, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Dewan Kesenian Jakarta terutama Komite Teater,
para pengurus asosiasi teater di lima wilayah Kota Administrasi, dan seluruh
insan teater baik yang terlibat langsung maupun tak langsung dalam kegiatan
ini. Semoga perhelatan Festival Teater Jakarta yang menjadi kebanggaan kita
bersama ini, dapat menjadi salah satu pemicu para pelaku dan pekerja seni,
khususnya seni teater untuk kembali berkarya menampilkan karya-karya
terbaiknya yang dapat diapresasi oleh masyarakat Jakarta bahkan Indonesia.
Selamat berfestival.

Jakarta, November 2021

Kepala Dinas Kebudayaan


Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Iwan Henry Wardhana


NIP. 197511211994031001
PENGANTAR
DEWAN KESENIAN JAKARTA

Pandemi memaksa pelaku seni teater untuk bergerak


dan beradaptasi dengan ketegangan-ketenganan
baru; presentasi dan produksi tatap muka vs. digital,
semangat artistik vs. keterbatasan sarana-prasarana,
dan pola interaksi penonton regular vs. penonton
baru, maka menjadi sahih pilihan tajuk “Adaptasi”
untuk Festival Teater Jakarta (FTJ) 2021. Tajuk ini juga
sebenarnya bisa menjadi refleksi perjalanan panjang
FTJ dari tahun ke tahun. Sebagai salah satu contoh,
FTJ 2019 mencatat perubahan standar kota Jakarta
yang pada hakikatnya membutuhkan adaptasi, dari
urusan transportasi hingga sampah. Catatan ini
menjadi bagian dari pembacaan terhadap pencarian
bentukan platform maupun ekosistem pertunjukan
yang dibutuhkan oleh penonton masa kini. Tak
sepenuhnya tentang kebutuhan kekinian, namun
juga mendapatkan dialog dengan masa lalu untuk
mengisi memori kolektif kota. FTJ selayaknya memang
membaca kota Jakarta dalam spektrum aspirasi-
aspirasi masa lalu (hindsight), kini (insight), dan masa
depan (foresight).

Ekosistem teater Jakarta yang sehat dapat

8
9

mengibaratkan FTJ sebagai sebuah pot besar; tempat tumbuh kembangnya


seni teater di Jakarta. Apa yang ditumbuhkembangkan tetap perlu pupuk,
air, dan sinar matahari yang bersumber dari seluruh elemen pemangku
kepentingan teater di Jakarta. Peta jalan FTJ memang harus dimantapkan
sembari terus merawat cita-cita awal dari penggagas FTJ, Wahyu Sihombing,
pada 1973 melalui Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta. Ikhtiar festival
ini adalah pembinaan kelompok-kelompok teater di Jakarta secara simultan
dalam jangkauan aspek kuantitatif dan kualitatif. FTJ tidak melulu bicara
mutu gagasan dan penciptaan, namun juga harus tetap kritis dalam wilayah
tata kelola yang berkelanjutan untuk memastikan keberlangsungannya.

Akhir kata, atas nama Dewan Kesenian Jakarta saya mengucapkan apresiasi
yang mendalam kepada Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan seluruh Suku
Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
ATAP (Asosiasi Teater Jakarta Pusat), IKATAMUR (Ikatan Teater Jakarta
Timur), INDRAJA (Ikatan Drama Jakarta Barat), ITERA (Ikatan Teater Jakarta
Utara) dan SINTESA (Simpul Teater Jakarta Selatan).

Jakarta, 29 November 2021

Danton Sihombing
Ketua
Dewan Kesenian Jakarta
10
11

ADAPTASI sebagai cara atau strategi suatu organisme untuk


bertahan hidup dan berkembang biak di muka bumi. Baik dengan
penyesuaian salah satu bentuk tubuh, fungsi organ dan perilaku
atau keseluruhannya. Kelenturan dan kemampuan menyesuaikan
diri setiap makhluk menentukan kelangsungan hidupnya dalam
mengatasi perubahan lingkungan dan zaman. Bila kemampuan
adaptasi suatu organisme tinggi maka dipastikan dapat bertahan,
sebaliknya akan lenyap dan punah bila kemampuan adaptasinya
rendah. Di luar faktor seleksi alam, adaptasi bisa dilihat sebagai
anugerah dan usaha bagi setiap makhluk hidup untuk dapat keluar
dari beragam masalah dan tantangan.
Pandemi Covid 19 yang mengubah kehidupan global dan
mempengaruhi segala bentuk kebiasaan manusia, tak pelak lagi
pelaku teater yang hidup di dalamnya, suka tak suka harus dilihat
sebagai tantangan berjangka panjang. Hampir 24 bulan, tak ada
pertunjukan langsung yang menghadirkan atau menjemput
penonton. Tak ada festival atau forum apa pun yang dapat
mempertemukannya secara langsung. Pembatasan dan penjarakan
sosial, sangat terasa dampaknya pada jenis kesenian kolektif ini.
Bahkan sekedar untuk bertemu langsung dalam kerangka latihan
dan berdiskusi sulit terlaksana secara rutin. Ini menunjukkan
suatu keadaan baru yang memaksa pelakunya untuk lebih
menimbang banyak hal dan kemungkinan mempersiapkan,
menentukan konsep dan mempresentasikannya secara berbeda
dari sebelumnya.

Beragam kemungkinan kiranya perlu diuji coba sebentuk


usaha untuk bertahan, sambil terus membaca perubahan dan
menjawab pertanyaan eksistensial. Lahirnya banyak organisasi
teater, tontonan teater lewat aplikasi online, lomba monolog dan
pembacaan puisi, diskusi online, dan kesempatan kerjasama seni
via online, merupakan beberapa usaha menjaga ruang eksistensi
dan aktualisasi. Tantangan berikutnya, bagaimana pelaku teater
dan karyanya tidak sekedar merespon keadaan untuk bertahan?
Sejauh mana daya adaptasi pelaku teater, karya dan penontonnya
dapat mengatasi situasi dan kondisi tak menentu ini di masa
mendatang. Sebagaimana juga upaya Festival Teater Jakarta ke-48
yang tidak dapat terselenggara tahun lalu.

Tahun ini, penyelenggaraan Festival Teater Jakarta bertolak dari


semangat adaptasi. Demi mengatasi keadaan yang tidak menentu
dan ruang gerak yang terbatas dalam proses penciptaan karya
kolektif. FTJ 2021 tak mungkin terselenggara seperti dulu. Ia
membutuhkan saling pemahaman dari setiap stakeholder-nya

12
13

untuk menimbang berbagai cara, bahkan dalam kesadaran


dramaturgisnya. Untuk itu, FTJ akan dititikberatkan sebagai
ruang apresiasi pada proses setiap pelaku/ grup peserta FTJ di
masa pandemi. Ruang kerja yang perlahan berubah dari yang
terbuka hingga tertutup. Dari lingkaran besar menjadi lingkaran
kecil. Dari tuntutan durasi panjang latihan langsung ke tuntutan
durasi latihan pendek. Dari tafsir tunggal sutradara menjadi tafsir
bersama semua pelaku.

Karenanya, penilaian dewan Juri akan dititikberatkan pada


sejauh mana konsep pertunjukan dapat terartikulasi dengan
baik secara verbal maupun visual ke hadapan publik, di luar dari
presentasi karya itu sendiri. Bagaimana strategi yang dilakukan
setiap kelompok untuk dapat menyesuaikan diri dengan situasi
pandemi global saat ini? Bagaimana upaya para pelaku membaca
ulang kebutuhan proses penciptaan karya yang konseptual?
Bagaimana masyarakat penonton melihat karya teater dalam
media berbeda? Bagaimana teater pada akhirnya bukan sekedar
bertahan di Medan perlombaan. Seraya menautkan mimpi
pelakunya menjadi juara. Lebih dari itu, dapat berdaya sebagai
profesi yang bertaut manfaat bagi orang banyak

Komite Teater
Dewan Kesenian Jakarta 2021

Bambang Prihadi
Dendi Madiya
Nurul Susantono
Rebecca Kezia
Suaeb Mahbub
14
15

per-
tunjukan
pembuka
SUNAN KALIJAGA
Wayang Daun Zak Sorga

Tim Produksi
Sutradara: Zak Sorga • Pemain musik: Ochid, Wahid, Tri, Yoga, Andika, Emil Falah • Penyanyi: Nusa, Puji • Penata artistik:
Jundi, Fadayen • Kamera: Awaluddin Faj, Rian • Penata busana: Umi Sri • Dokumentasi: Bunga Hanifa

Pemain
Zak Sorga (Dalang), Ochid, Wahid, Tri, Emil, Falah, Yoga, Andika, Nusa

16
17

Sunan Kalijaga
Oleh: Zak Sorga

Suatu masa di Kadipaten Tuban Jawa Timur, terjadi


kemarau yang panjang. Pepohonan mengering,
binatang-binatang ternak mati bergelimpangan di
jalan. Orang-orang kelaparan dan berbagai penyakit
merajalela.
Melihat keadaan itu Raden Syaid, anak Adipati
Wilatikta pun iba. Dia ingin menolong penderitaan
rakyat. Diam-diam, ia mencuri lumbung makanan
kadipaten dan membagikannya pada rakyat yang
membutuhkan. Akhirnya, ia diusir oleh ayahnya agar
bertobat. Namun, kelakuan Raden Syaid semakin
menjadi. Dengan bergelar Brandal Lokajaya, Raden
Syaid mengumpulkan para penjahat dan merampok
orang-orang kaya dan hasilnya dibagikan pada rakyat
kecil.
‌Tak ada yang bisa melawan Brandal Lokajaya,
hingga langkah kejahatannya terhenti ketika ia
berhadapan dengan Sunan Bonang.
Wayang Daun Zak Sorga
Pertunjukan Wayang Daun Zak Sorga dimulai tahun 2011 yaitu saat bercerita
pada anak-anak di bulan Ramadhan. Saat itu, Zak Sorga membutuhkan alat
peraga, lalu ia teringat akan kenangan masa kecilnya yang sering didongengi
ayahnya sambil memainkan wayang yang terbuat dari daun kelapa dan
batang daun singkong. Kini, Zak Sorga telah membuat wayang dari berbagai
daun dan memainkan berbagai lakon, di antaranya lakon Wali Songo, para
sunan dan pahlawan nasional. Dari berbagai pertunjukan itulah akhirnya
terbentuk Grup Wayang Daun yang bisa pertunjukan dimana saja dan
kapan saja tanpa terikat dengan gedung pertunjukan.

zakariasorga@gmail.com

18
19

Zak Sorga
Sutradara lulusan IKJ ini mempunyai banyak sekali
kegiatan kreatif. Selain menjadi dalang Wayang Daun, ia
juga menyutradarai teater, film dan sinetron. Tahun 2019
lalu, ia menyutradarai film Merindu Baginda Nabi karya
Habiburrahman El Shirazy dan ditayangkan sebulan penuh
secara serial oleh SCTV di bulan Ramadhan.
Menurut pemenang sutradara dan grup terbaik FTJ 1991,
1992, dan 1993 ini, Wayang Daun baginya merupakan
sarana kontemplasi, berkarya sambil menimba nilai-nilai
tradisi. Dengan Wayang Daun dia telah keliling keluar
masuk kampung di Jabodetabek untuk pertunjukan di
sekolah-sekolah dan masjid, juga di Surabaya, Tuban dan
Solo.
20
21
THE EXHIBIT
Teater Asa Jakarta

Tim Produksi
Produser : Udiarti, Ruth Margaretha • Penulis & Sutradara: Stanislaus J. Daryl • Penata Artistik : Zafira Rahmatul • Penata
Panggung : Irman Nisha • Penata Cahaya : Eggy Iskandar • Penata Musik : Aji Utomo • Penata Suara : Sentanu • Penata Busana :
Widi Kusumawardhani • Penata Multimedia : Robert Mugabe, Tri Doso Novrianto • Asisten Sutradara : Ryan Sebastian, Herliany
Tandres, Jesslyn Tania • Stage Manager : I Ketut Sathya Ananda S. • Asisten Stage Manager : Natasya Hanska Susanti, Nathalie,
Giofani Catalina • Asisten Produser : Ivana Hedya, Ferina Vanessia, Fiona • Publikasi & Design : Elisa Emanuela, Dastine, Marcel
Ciano, Caryn Hanuga • Staff Produksi : Asa Team

Pemain
Rummana Yamanie sebagai Magdalena Sutedja • Amanda Gondowijoyo sebagai Carolina Ardelia • Thesalonica Verga Frigia
sebagai Inka Christanty • Janu Ronggo sebagai Professor Bernard Dharmadjie

22
23

The Exhibit
Oleh: Stanislaus J. Daryl

Seorang seniman muda membuat sebuah kontrak


dengan seorang artis lawas untuk sebuah pameran
eksibisi yang memamerkan kehidupan manusia dalam
sebuah ruang kaca dengan live camera; human zoo
digital. Respon positif di masa awal eksibisi mendorong
seniman dan pemilik galeri untuk menguji batas
etika pameran penuh kontroversi tersebut, dengan
menyertakan sebuah alat yang memungkinkan
pengunjung untuk tidak hanya melihat sang aktris
namun juga mengontrol tubuhnya selama 1,5 menit.
Teater Asa Jakarta
Teater Asa adalah sebuah kelompok teater yang digagas oleh beberapa
alumni Teater Anak Sakura pada tahun 2015, dan berbasis di Mangga
Besar - Jakarta Barat. Awalnya Teater Asa hanya terdiri dari 3 orang,
namun seiring dengan berjalannya waktu, Teater Asa berkembang dan
memberikan kesempatan dari kalangan umum untuk bergabung. Saat
ini Teater Asa mempunyai anggota aktif sebanyak 15 orang dan aktif
mengikuti berbagai forum teater, acara budaya dan kesenian, serta
melaksanakan pentas tunggal sebagai wadah eksplorasinya.

Taman Sari, Jakarta Barat


teaterasajkt@gmail.com

24
25

Stanislaus J. Daryl
Stanislaus Daryl adalah seorang penikmat seni yang tengah
belajar menulis dan menyutradarai. Lahir dan besar di
Jakarta. Mulai kagum terhadap seni saat masih SD setelah
dipinjamkan sebuah majalah resensi film oleh temannya,
yang dilanjutkan dengan keikutsertaannya dalam grup
Teater Sakura SMPK Bala Keselamatan dan Sanggar Seni
Bintang SMAN 2 Jakarta.

Setelah lulus bangku sekolah, ikut membantu mendirikan


Teater Asa Jakarta pada tahun 2015 bersama guru
dan kawan-kawannya. Belakangan sibuk menjadi tim
dokumentasi acara-acara kesenian, menonton Netflix, serta
mencintai orang yang tidak mencintainya balik. Beberapa
karyanya antara lain: Bang, Kiri Bang (Film, 2017); A Tale
from the Riverbanks (Film, 2020); Burung Kakatua yang
Enggan Belajar Membaca (Teater, 2016); Ikan-Ikan Mati
dalam Dongeng Air Tanpa Tepi (Teater, 2017); Animus non
Grata ; A Tale of Rivalry in Some Acts Without Epilogue
(Teater, 2019).
SUNYI SENJAKALA
Teater Kandang Kuda

Tim Produksi
Sutradara : Djaelani • Penata musik : Teguh Mahesa Putra • Penata artistik : Djunaedi • Penata cahaya : Ade Iskandar • Penata
busana : Thania Aristya Dewi • Pendukung lain : Muhammad Reza Annaufal

Pemain
Sugiati sebagai Entin • Djaelani sebagai Pak Gondo • Dimas Ilham Rafsanjani sebagai Garda • Anzelly Natalia Sibarani sebagai
Lentik• Hamdan sebagai Tohir • Ahmad Sabily sebagai Gatuk • Farhan Trio Sofian sebagai Gagas • Andika Valentino sebagai
Gugus • Adnan Shoheh Soebahagia sebagai Geger

26
27

Sunyi Senjakala
Oleh: Djaelani

Pak Gondo yang usianya sudah semakin tua, di rumah


hanya ditemani Entin, pembantu rumah tangga dan
Tohir, pekerja serabutan yang merawat kebun juga
menjadi supir pribadi.
Anak-anak Pak Gondo tidak lagi ada yang tinggal
bersamanya di rumah yang besar karena mempunyai
kesibukannya masing-masing. Mereka tinggal di
daerah yang berbeda kota tempat mereka bekerja
bersama anak dan istrinya.
Setelah istri tercinta tiada, Pak Gondo selalu
merasakan rindu pada anak-anak dan cucunya.
Kenangan keramaian dan kegaduhan oleh tingkah pola
anak-anaknya hingga ibunya dibuat repot, kini tidak
dirasakannya lagi. Hanya tampak foto-foto keluarga,
taman yang asri, dan sudut-sudut ruangan yang telah
menjadi kenangan manis di sela-sela kesendiriannya.
Suatu hari, Pak Gondo ingin anak-anak dan
cucunya datang. Namun, apakah mereka datang? Apa
penjelasan pak Gondo pada anak-anaknya?
Teater Kandang Kuda
Diawali dari perbincangan santai hingga serius teman-teman pegiat seni
melihat keprihatinan dan kondisi di zaman reformasi dan globalisasi, serta
hantaman budaya barat yang negatif dan sangat mempengaruhi kejiwaan
juga kepribadian anak-anak, maka disepakatilah pembentukan sebuah
wadah yang dapat melawan pengaruh tersebut dan dapat membina anak-
anak ke arah perubahan yang lebih baik.
Tepat pada tanggal 11 Januari 2013, di Jl. Rawa Tengah VI, Kecamatan Johar
Baru, terbentuklah sebuah wadah kesenian yang kreatif dan produktif
dalam rangka menumbuhkembangkan bakat dan minat anak-anak dan
remaja pada bidang teater, juga seni sastra – musikalisasi puis, yang diberi
nama Teater Kandang Kuda.

Jalan Rawa Tengah RT 007 RW 004 ,


Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat

kandangkuda996@gmail.com

28
29

Djaelani
Djaelani, yang lebih dikenal dengan Djaelani Manock lahir
Jakarta, 7 Maret 1965, adalah sutradara teater dan penulis
naskah.
Prestasi yang pernah ia raih antara lain Sutradara Terbaik
Festival Teater Jakarta Pusat ke 41 tahun 2014, Sutradara
Terbaik Festival Teater Anak tingkat Nasional tahun 2015,
Sutradara Terbaik Dramakala Fest STIKOM LSPR Tahun
2016 , Prita Award untuk Sutradara Dramakala Fest STIKOM
LSPR Tahun 2016. Sebagai penulis naskah, penghargaan
yang pernah didapat antara lain Penulis Naskah Terbaik
Festival Teater Anak-Anak Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata DKI Jakarta tahun 2001 dengan judul ”Kado
Dari Ibu”, Penulis Naskah Terbaik Festival Teater Anak-
Anak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta tahun
2006 dengan judul “Si Mamat Berjanji” , dan Penulis Naskah
Terbaik Festival Teater Jakarta Pusat Tahun 2021 dengan
judul “Sunyi Senjakala”.
PKn
Teater Sembilu

Tim Produksi
Sutradara : Ram Javi Lilhawaditsi • Penata musik : Ahmad Ilyas • Penata artistik : Muhammad Andi Rizkiannur • Penata cahaya
: Iqbal Samudra, Raka Rizky • Penata busana : Aisyah Noor, Aji Saka, Putri Dina • Penata rias : Haura Desti, Carissa Maharani,
Triana, Sherina, Alda, Linda • Transportasi : Mahestaqi Tara • Pemusik : Muhammad Vadel, Lalu Rafi Surya, Aniva Untsa

Pemain
Sukmaningrum Marwadita • Nurhikma • Adinda Ramadhani • Kyara Azzahra • Tiara Febriana • Nadia Salsabilla • Alifyah
Ibrahim • Salwa Alya • Maulina Apriliani • Aisha Bintang • Muhammad Andi Rizkiannur • Arfilani Cahyadi Putra • Aji Saka
Wijaya • Mahestaqi Tara

30
31

PKn
Oleh: Ram Javi Lilhawaditsi

Kelas 11 IPS-1 berisi anak-anak yang jujur, pintar, rajin,


penuh semangat, dan juga memiliki selera humor yang
tinggi sehingga menjadi favorit para guru. Maka dari
itu, kelas ini selalu meraih rata-rata nilai tertinggi
dalam ujian-ujian sekolah. Namun bagaimana jika
mereka diberi ujian setan? Akankah mereka mendapat
nilai yang baik pula?
Teater Sembilu
Teater Sembilu merupakan salah satu ekstrakurikuler di SMAN 90 Jakarta
yang didirikan pada tanggal 11 November 1989. Selama 32 tahunberdiri,
Teater Sembilu sudah memproduksi lebih dari 35 pementasan dalam
skala besar kecil. Teater Sembilu juga menjadi salah satu teater SMA yang
masih aktif untuk menyelenggarakan pementasan tunggal, PETASAN atau
Pementasan Tunggal Tahunan. Selama 10 tahun ke belakang, Sembilu
telah menjadi salah satu teater sekolah di Jakarta Selatan yang sangat
didukung oleh guru, kerabat, dan juga orang-orang di sekitarnya. Terbukti
dari beberapa pementasan Teater Sembilu, seperti Gang Geng Gong, Gembel
Gombal Gambul, Sekolah, dan Nawang Wulan yang selalu berhasil menarik
penonton lebih dari 700 orang.

SMAN 90 Jakarta,
Jl. Sabar No.14, RW.2, Petukangan Sel.,
Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Jakarta 12270

teatersembilu@gmail.com

32
33

Ram Javi Lilhawaditsi


Sejak duduk di bangku sekolah, ia tertarik kepada dunia
sastra dan teater hingga akhirnya kuliah mengambil
jurusan sastra sambil menjadi pelatih untuk Teater Sembilu
hingga sekarang.
BARAH
amatirujan

Tim Produksi
Sutradara: Dediesputra Siregar • Penata musik: Dediesputra Siregar, Denie Matahari, Herie Matahari • Penata artistik:
Dediesputra Siregar • Penata cahaya: Aji Sangiaji • Penata busana: Rio D. Apriansyah • Pendukung lain: Devie Matahari, Elisa
Hutajulu, Haryanto Rachman, Bella Hutajulu, Prastio, Fatahila Putra, Wahyu Komara, Jimi

Pemain
Elisa Fransiska Hutajulu, Devie Matahari, Dediesputra Siregar, Bela Manuella Hutajulu, Haryanto Rachman
Prastio, Fatahila Putra, Wahyu Komara, Jimi

34
35

Barah
Oleh: Dediesputra Siregar
(tafsir dan adaptasi EMBERS oleh Samuel Beckett)

PERSOALAN BESAR, PANDEMI


BEKRI TERJEBAK DALAM BANDUL IMAJI DAN
NYATA
MENEMPUH JALAN BATUBATU
ADA, TIDAK ADA
DAN ANAKANAK ITU
MIMPI SADAR YANG MEMBELENGGU
KINI DAN MASA LALU
HIDUP SEPERTI BENTURAN BATU
BUKAN BATU YANG DILEMPARKAN
ITU HANYA MENELAN BEGITU SAJA
ANAKANAK ITU HARUS DIBEBASKAN

SEMENTARA HARIHARI HANYA MENYAPU


MENGEPEL LANTAI DAN TIDAK ADA LAINLAIN
BERHARIHARI BERMINGGUMINGGU
BULAN BERBENTURAN
amatirujan
Berawal dari hujan matahari pada 2016, yang kemudian menjadi matahari
hujan. Saat ini beranggapan untuk menjadi amatirujan pada FTJ 2019.
amatirujan adalah kelompok lintas seni, individu dan komunitas, sebagai
upaya membuka peluang kolaborasi tubuh menjelajahi bahasa, ruang dan
benda dalam konstruksi dramaturgi simbolik, dari dan untuk kehidupan.

Rumah Panggung, Kompleks GRJU, Jl. Yos Sudarso 25-26, Jakarta Utara
dedsartist@gmail.com

36
37

Dediesputra Siregar
Dedie adalah seniman beristri 1 dan beranak 2, yang
merupakan anak pertama dari keluarga seni Sanggar
Matahari. Lahir di Binjai 5 Desember 1969, Sumatera Utara.
Berkesenian sejak kanak-kanak sampai sekarang.
MALAM JAHANAM
Teater Cahaya Mulia

Tim Produksi
Sutradara: Mohammad Syukron Amrullah • Penata musik: Arya Andika • Penata artistik: Azis Indriyanto
Penata cahaya: Azis Indriyanto • Penata busana: Novianti & Ita • Sound Director: Sentanu

Pemain
Danti Nur Khalifa sebagai Paijah • Bobi Kardi sebagai Mat Kontan • Yusuf Hakim sebagai Soleman • M. Syukron Amrullah
sebagai Utai • Afri Rosyadi sebagai Kang Pijat

38
39

Malam Jahanam
Oleh: Motinggo Boesje

Paijah kesal melihat kebohongan demi kebohongan di


sekitarnya. Ketika membuka mata, kepura-puraan
menjadi nyata. Ia sadar ternyata dirinya hanya sebagai
pelengkap. Bukan dalam bagian kehidupan lelak, tetapi
hanya sebuah kesenangan semata. Apakah tradisi ini
akan terus berlangsung?
Teater Cahaya Mulia
Teater Cahaya berdiri sejak 1 agustus 2017 di cilincing Jakarta utara dan
pernah membawakan lakon The Dog Family (2018), Domba-domba Revolusi
(2019), dan Malam Jahanam (2021).

Jalan Kelapa Dua No.6 RT.09/03


Kel. Cilincing Kec. Cilincing, Jakarta Utara 14120

cahayamulia.teater@gmail.com

40
41

Mohammad Syukron
Amrullah
Pertama kali berteater waktu di SMA, ia lantas mengikuti
pementasan Teater Merah Maroon tahun 2011. Dari 2012
sampai dengan sekarang ikut dalam pementasan teater
di Jakarta Utara, salah satunya Teater Cahaya. Tahun
2021 adalah kali pertamanya menyutradarai pementasan
Malam Jahanam bersama Teater Cahaya.
SEKAT PEKAT
Marooned Actor Society

Tim Produksi:
Sutradara: Raditya Mandra Kumara • Penata musik: Raditya Mandra Kumara, Reza Satya Nugraha • Penata artistik: Moh. Agus
Setiawan • Penata cahaya: Fadjar Sukma • Penata busana: Ivan Fadila • Pendukung lain: Agus Subekti, Indah Permatasari Putri
Hadi, Ibnu Fajar, Hendy Prasetyo, Ahmad Yulis Ariawan, Sri Maryani

Pemain:
Firda Oktafianti sebagai Perempuan • Moh Agus setiawan sebagai Lelaki • Supriyadi sebagai Seseorang • Ivan Fadila sebagai
Kubangan • Fikri Junio sebagai Doa

42
43

Sekat Pekat
Oleh: Julianto

Sepuluh Sembilan Delapan Tujuh Enam Lima Empat


Tiga Dua Sa……
Kita bergerak maju ke arah berlawanan, kemudian
terhenti
Ruang-ruang keluar dari dalam diri, menciptakan
sekat kemudian muncul ledakan…
Hitung mundur yang terus berulang…
Kita berontak…
Melawan…
Tidak ada ruang untuk berhenti…
Tidak ada ruang untuk sebuah ruang…
Marooned Actor Society
Marooned Actor Society merupakan sebuah grup yang semula bernama
Teater Merah Maroon, berdiri pada 19 Januari 2010, transformasi dari Black
White Stage (BWStage) atau Panggung Hitam Putih karena didirikan oleh
sebagian alumni Teater Hitam Putih SMAN 52. Sebagian besar anggota
adalah mahasiswa, pekerja, dan pelajar. Tahun 2011, untuk pertama kalinya
mengikuti Festival Teater Jakarta Utara, membawakan lakon “GUBERNUR
NYENTRIK” dan berhasil memperoleh Juara 2 sehingga berhak untuk
menuju final Festival Teater Jakarta. Hingga sekarang masih aktif berproses
dan tidak terpaku pada satu bentuk gaya pementasan.

Pada 2016 sempat vakum akibat kesibukan masing-masing personelnya.


Tahun 2018 kembali berkarya sebagai Marooned Actor Society. Marooned
memiliki arti ‘terdampar’, sehingga Marooned Actor Society memiliki arti
sebagai ‘Kumpulan Aktor yang Terdampar’, mengingat keberadaan para
anggotanya yang sempat tercerai berai akibat kesibukan masing-masing
dan memilih untuk terdampar untuk berproses kreatif.

Jalan Kelapa Dua No.6 RT.09/03


Kel. Cilincing Kec. Cilincing, Jakarta Utara 14120
cahayamulia.teater@gmail.com

44
45

Raditya Mandra Kumara


Lebih dikenal sebagai Raditya Lakadewa, merupakan
pemusik yang sudah berkecimpung di dunia teater sejak
kecil bersama Art Study Club, grup teater senior FTJ
pertama di Jakarta Utara. Sang ayah, Herman Lakadewa
(Alm.) merupakan salah satu aktor berpengaruh di
perteateran Jakarta Utara.

Setelah hiatus dari perteateran, pada tahun 2018 ia


bergabung dengan Marooned Actor Society dalam produksi
Festival Teater Jakarta. Bersama Rezahead ia terlibat dalam
seluruh pementasan Marooned Actor Society sejak saat
itu sebagai pemusik, juga kreator. Setelah terlibat dalam
berbagai produksi sebagai pemusik, pada tahun 2021
bersama Tamar Julian memulai produksi Sekat Pekat dan
dipercaya untuk menyutradarai proses ini. Selain terlibat
di produksi Marooned, ia juga terlibat beberapa produksi
teater di jakarta seperti dengan Bandar Teater Jakarta,
Teater Bintang TSM, Kantong Teater, Sketsa Act, Maura
Lintas Teater, Get Art Jakarta, dll.
UMANG-UMANG
Mata Art Community

Tim Produksi
Sutradara : Zoebir Mustaqim • Penata musik : Imam Maulana • Penata artistik : Awang Muda • Penata cahaya : Zank Smooth
Penata busana : Mata Art Fashion • Penata Rias : Jery David

Pemain
Ria Wijaya, Muhammad Syafe’i, Andita Joe, Hayati, Yusuf Maulana, Arip Julirianto, Alfian Umarela, Muhammad Syauqi
Iyus Jaya Dibumi

46
47

Umang-Umang
Oleh: Arifin C. Noer

Di sebuah stasiun kereta yang telah lama tak


digunakan, hidup sekelompok kaum marjinal. Mereka
hidup dalam kemiskinan serta akrab dengan kejahatan.
Kelompok itu dipimpin oleh penguasa bernama Waska.
Sebagai orang yang paling berkuasa, ia bisa melakukan
segalanya kepada anak buahnya. Membunuh anak
buahnya yang tidak ia sukai atau dianggap berkhianat
pun menjadi hal yang biasa. Ia mempunyai dua
pengawal yang sangat setia: Borok dan Ranggong.
Suatu ketika, Waska menderita penyakit ketika ingin
merencanakan sesuatu yang sangat besar. Borok dan
Ranggong mencarikan obat sampai ke sepasang orang
tua sakti, agar Waska tetap bisa hidup. Orang sakti
menyarankan untuk memakan jantung bayi yang
sudah diolah untuk diberikan kepada Waska. Namun,
apakah hal itu cukup berhasil membuat Waskah bisa
hidup lebih lama?
Mata Art Community
Berawal dari sebuah kegelisahan dan keinginan dari beberapa individu
untuk memiliki wadah untuk berproses kreatif secara mandiri, pada tanggal
26 Januari 2016, di Cipinang Muara, lahirlah MATA ART COMMUNITY.
MATA ART COMMUNITY menjadi sebuah wadah berkumpulnya berbagai
unsur bidang dan keahlian dalam proses kreatif seni yang berpijak pada
kerja teater.

Filosofi di balik MATA ART COMMUNITY adalah bahwa mata tidak


hanya untuk melihat, tapi juga untuk membaca dan merasakan semua
permasalahan dan persoalan yang ada di lingkungan masyarakat sekitar,
agar dapat berkontribusi, berempati, dan memecahkan permasalahan
tersebut

Jln Cipinang Muara I RT 07/03 No. 51, Kec. Duren Sawit,


Kel Pondok Bambu, Jakarta Timur

mataart27@gmail.com

48
49

Zoebir Mustaqim
Aktif di dunia kesenian khususnya teater sejak 1981 hingga
sekarang. Memulai karirnya sebagai aktor di beberapa grup
teater di Jakarta Pusat dan Jakarta timur. Pernah terlibat
di beberapa sinetron, FTV, iklan, produksi layar lebar, dan
film pendek. Selain aktif di teater modern juga aktif di teater
tradisional (komedi Betawi). Selain sebagai aktor, ia juga
sutradara teater, astrada di sinetron dan FTV, dan pelatih
ekskul teater.

Sebagai aktor dan sutradara teater, beberapa produksi


yang ia pernah terlibat antara lain Sumur Tanpa Dasar,
Perguruan, dan Umang-Umang. Ia juga pernah terlibat
sebagai aktor dalam produksi Samsul dan Badriah
(sinetron), Maharani (FTV) The Raid 2 (film layar lebar), dan
Red Umbrella (film pendek). Pernah mendapat penghargaan
sebagai aktor dan sutradara terbaik di bidang teater dan
Lenong.
EKO (EMPIRICAL
KNOCKABOUT
OBSESSION)
Teater Dalam Nada Dasar C

Tim Produksi
Sutradara: Reza Ghazaly • Penata musik: Yuyun Nurdianti • Penata artistik: Nova Verawati Fazri S • Penata cahaya: Khairi Umam
• Penata busana: Idham Hidayatullah • Penata Rias: Yan Ani Asmara

PEMAIN
Sahrotul Puwadah, Siti Yunani, Ifqi Dzikrullah, Nova Verawati Fazri S, Muhammad Fajar Binawan, Muhammad Yunus
Alfazri, Risqi Maulana, Adi Yuhana, Maulana Hidayat, Zipan, Idham Hidayatullah, Riki Wijayanto, Azam Amanullah

50
51

EKO (Empirical Knockabout


Obsession)
Oleh: Reza Ghazaly

Pertunjukan segera dimulai. Namun, Sutradara dan


Stage Manager mengalami kebingungan karena
ternyata Penulis lakon belum menulis apa-apa untuk
pertunjukan ini. Akhirnya, Sutradara dan Stage
Manager kehilangan kesabaran. Ego mereka atas nama
menyelamatkan pertunjukan dan melakukan segala
hal yang bagi mereka perlu. Panggung pun menjadi
kacau, penuh sesak oleh interpretasi. Akhirnya,
Penulis angkat bicara tentang rasa kecewanya karena
perlakuan orang-orang terhadap setiap lakon yang ada
selama ini. Keadaan akhirnya menjadi terkendali dan
pertunjukan pun bisa segera dimulai.
Teater Dalam Nada Dasar C
Teater Dalam Nada Dasar C pada dasarnya telah berdiri sejak 1995 sebagai
wadah bagi anggota Teater Camuss UIA yang telah lulus kuliah namun
masih menggunakan nama yang sama yaitu Teater Camuss. Pada tahun
2018, memutuskan untuk mengembalikan fokus Teater Camuss UIA sebagai
laboratorium studi teater kampus dan mempertimbangkan pentingnya
membuat sebuah wadah baru bagi anggota Teater Camuss UIA yang telah
lulus kuliah atau yang telah melewati batas studinya. Maka, Teater Camuss
yang berada di luar kampus menjadi Teater Dalam Nada Dasar C dan
mengubah alamat dari Kalisari menjadi di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Teater Dalam Nada Dasar C pernah mementaskan naskah Kotakutakut


(2018), Kapai-Kapai (2019), dan Tabularasa (2020). Belum pernah mengikuti
Festival Teater Jakarta Timur, tetapi pernah mengikuti syukuran Ikatamur,
Kopitt dan diskusi bersama DKJ.

Jl. Rawa Binong RT.001, RW.003 NO.17


Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur
dalamnadadasarc@gmail.com

52
53

Reza Ghazaly
Dikenal juga sebagai Remon Camuss, lahir di Kuningan
tahun 1985. Pernah menyutradarai beberapa pementasan
seperti Raja Mati karya Eugene Ionesco (2018), Mak
Comblang karya Nikolai Gogol (2019), Kotaku Kota (2018),
dan Construction Area: Tabularasa (2020).

Ia juga menulis beberapa karya naskah: Di Dalam Perut


(2009), Meja Makar (2014), Ramah Tamak, (2017), E.K.O
(Empirical Knockabout Obsession) (2018), dan Construction
Area: Tabularasa (2020). Prestasi yang pernah ia raih
antara lain Juara Harapan 3 Penulis Lakon Kemendikbud
2017 dan Sutradara Terbaik FTJ Wilayah Administrasi
Jakarta Timur 2019.
--
3 KAIN TENUN
Tema Gunadarma

Tim Produksi
Sutradara: M.Djunaedi Lubis • Manajer panggung: Imania Fahtiyyah • Penata musik: Rio Maulana F., Syarif.H, Cahyo N. Raka,
Andikas • Penata artistik: Saiful Dani, Sultan H., S.zaidan, Aldo • Penata cahaya: Widiansyah.T.R, Prio Herminto • Penata busana:
Eka Putri Purnama, Tiara • Dokumentasi: Mutiara FadhilaH, Iqbal A.S • Publikasi : Wahyurini • Komsumsi : Salma, Vanni,
Syvianne • Penata Rias: K. Nisa, Mayla P. Mianofrina, S. Nur • Penanggung Jawab Penonton: Bagus Setiawan, Resti. K, Reifa
Yuliantika • Transportasi : Akbar Ghanta

Pemain
Siti Baitunnisah, Sheikh.M.Zaidan, Eka Putri, Irene Gerhani, Widiansyah.T.R, Sultan Hawari, Akbar Ghenta, Atya Casmita,
Rio Maulana F.

54
55

3 Kain Tenun
Oleh: Reifa Yuliantika & Sultan Hawari

Di sebuah desa kecil di Sumba Timur, hari-hari berjalan


tidak mudah untuk Leba dan Obed. Berbagai macam
ujian terus mereka hadapi. Hingga, pada suatu saat
mereka dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit:
menolong Elfrida tetangga atau mempertahankan uang
tabungan untuk pemakaman anaknya.
Pilihan mana yang akan Obed dan Leba pilih?
Bagaimanakah akhir kisah mereka?
Tema Gunadarma
JL. Palbatu l NO.1 RT, 03 RW 04. Kel. Menteng Dalam, Kec. Tebet, Jakarta
temagunadarma1992@gmail.com

Tema Gunadarma adalah salah satu UKM dari Universitas Gunadarma


yang berdiri pada 4 Oktober 1992. Tema Gunadarma didirikan oleh 11 orang.
Pementasan pertama adalah HOT (Humor Orang Teater) pada tahun 1993.
Pada tahun 2015, Tema Gunadarma pertama kalinya lolos ke Festival Teater
Jakarta dengan judul naskah Mega-Mega karya Arifin C. Noer. Pada tahun
2018, Tema melakukan pementasan besar sebanyak 3 kali dengan judul
naskah Dag Dig Drugs yang didukung oleh BNN (Badan Narkotika Nasional).
Sekarang, anggota tetap aktif Tema Gunadarma berjumlah 48 anggota.

56
57

M. Djuenidi Lubis
M.Djuenidi Lubis seorang lulusan ISI Yogyakarta dengan
jurusan seni Teater. Sekarang ia bekerja sebagai kepala
sekolah di salah satu sekolah menengah kejuruan swasta di
Depok. Tidak hanya berfokus pada kesutradaraan tetapi ia
juga sering melakoni beberapa naskah dan film pendek.
MALAM JAHANAM
Kantong Teater

Tim Produksi
Sutradara : Maulana Firdaus • Penata musik : Atien Kisam • Penata artistik : Gatot Rijanto • Penata cahaya : Zank Smooth • Penata
busana : Nada Rahma Suwandi • Penata rias : Tita • Manajer Panggung: Surya Aditya Budiyatman • Pimpinan Produksi : Ariel
Syachril

Pemain
Maudy Arti Rini sebagai Paijah, Nirzi Bernizar sebagai Mat Kontan, Habil Febri Trisnawan sebagai Soeleman, Syuga sebagai
Utai, Baron Jaya Santika sebagai Tukang Pijat, Kezia Kristiani Claudia sebagai Penari

58
59

Malam Jahanam
Oleh: Motinggo Boesje

Malam Jahanam menceritakan tentang Mat Kontan,


lelaki egois yang selalu berbuat dan bersikap mengikuti
kata hatinya. Ia selalu asyik dengan hobinya sendiri
memelihara burung dan berjudi tanpa menghargai
orang di sekitarnya termasuk istrinya sendiri, Paijah.
Paijah yang kesepian ditinggal suaminya, sering
bercerita tentang persoalan kehidupan rumah
tangganya pada tetangganya, Sulaiman, yang juga
teman dekat Mat Kontan, hingga menghasilkan anak
dari benih mereka, tanpa sepengetahuan Mat Kontan.
Demi menjaga agar hubungan tidak diketahui,
Sulaiman pun membunuh beo kesayangan Mat
Kontan, yang selalu berkicau ketika ia dan Paijah
memadu kasih. Mat Kontan marah besar mengetahui
burung beo kesangannya mati dibunuh. Ditemani Utai,
Mat Kontan mencari siapa yang membunuh burung
kesayangannya. Kemarahan Mat Kontan makin
memuncak ketika mengetahui bahwa Sulaiman adalah
pembunuh beo dan ayah kandung dari anak yang ia
anggap darah dagingnya sendiri.
Kantong Teater
Kantong Teater berdiri pada 9 September 2011 di Cempaka Putih Barat,
Jakarta Pusat. Berangkat dari keinginan dan kebersamaan untuk
membangun masyarakat sekitar agar menghormati dan mencintai dunia
kesenian khususnya teater modern dan tradisi (Lenong). Anggota Kantong
Teater berasal dari lintas kalangan dan disiplin ilmu. Maka dari itu, nama
“Kantong Teater” mengandung arti semua ada dalam satu komunitas.

Kantong Teater sering mengadakan acara lokakarya kebudayaan lokal


sebagai pijakan dalam proses kreativitasnya. Sejak berdiri di tahun 2011,
Kantong Teater sudah mementaskan pertunjukan teater modern dan
tradisi (Lenong) dari karya penulis terkenal maupun naskah sendiri.
Kantong Teater juga bermain di tengah perkampungan yang dekat dengan
masyarakat, di parkiran Rumah Susun, dan taman-taman RPTRA agar
lebih dekat dengan penonton dan masyarakat.

Jl. Cempaka Putih Barat RT/RW 003/07, Kel. Cempaka Putih Barat,
Kec. Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

kantongteater01@gmail.com

60
61

Maulana Firdaus
Lahir di Jakarta, 9 September 1966. Tinggal di Cempaka
putih Jakarta Pusat, ia pernah bergabung di bersama
Teater CB (Cagar Budaya Condet) yang dipimpin Alm. Narno
Sunarno(1984-1998). Tahun 1994-1999 pernah mendirikan
sekaligus menyutradarai OPEKS TEATER di Kampung
Rawa Jakarta Pusat. Tahun 2000 bergabung dengan
Sanggar Oplet Robet (Ocehan Plesetan Rombongan Betawi),
komunitas kesenian yang berfokus pada teater tradisi
Betawi dengan konsep bangsawan dengan latar belakang
Lenong Denes.

Tahun 2012 Maulana Firdaus mendirikan KANTONG


TEATER JAKARTA. Ia sempat menjadi ketua Umum
ASOSIASI TEATER JAKARTA PUSAT (ATAP) Periode
2013-2016. Penghargaan yang pernah diraih antara lain:
Sutradara dan aktor terbaik Festival Teater Jakarta Pusat
2012, Sutradara dan aktor terbaik Festival Teater Jakarta
Pusat 2015, dan Aktor terbaik Festival Film Pendek Duta
Muda Cleo 2020.

Kini, ia masih aktif dalam dunia teater dan lenong baik


sebagai sutradara, pemain, dan penulis cerita. Ia juga aktif
di teater anak-anak sebagai pengajar dan penulis cerita.
END GAME
Sun Community

Tim Produksi
Sutradara: Irfan Hakim • Penata musik: Ashariyoso Winahyu • Penata artistik: Ilman Bahri , Aditya Dermawan, Septio Eros
Tian, Mas Indro • Penata Rias: Muhammad Aldiansyah, Salsabila Tri Ramadhan • Penata busana: Attu Hanifah • Pendukung
lain: Isra Sasmita, Nur Hidayatulloh

Pemain
Raymond Yesaya Patty, Freska Puspitasari, Banyu Setiawan, Fajar Baharudin

62
63

Endgame
Oleh: Samuel Beckett

Membandingkan realitas dalam naskah Endgame


karya Samuel Beckett dan realitas virtual masa depan
dalam teknologi dan bagaimana posisi kemanusiaan di
dalamnya.
Sun Community
SUN (Seni untuk negeri) adalah sebuah inisiatif dari pemuda yang memiliki
kemampuan dalam bidang seni untuk dapat berbagi kemam­ puannya
kepada masyarakat pulau di Indonesia. Tercatat sudah kali ke-7 program ini
dilaksanakan sejak 2015, bersamaan dengan program Ekspedisi Nusantara
Jaya Kemenko Kemaritiman.

SUN#1 diadakan di Pulau Dullah Laut, Tual, Ambon. SUN#2 diadakan di


Pulau Sebira, Kep.Seribu, DKI Jakarta. SUN#3 diadakan di {pulau Pari,
Kep. Seribu, DKI Jakarta. SUN#4 kembali diadakan di Pulau Sebira. SUN#5
diadakan di Pulau Tidung, Kep. Seribu, DKI Jakarta. SUN#6 diadakan di
Pulau Tunda, Banten. SUN#7 diadakan kembali di Pulau Sebira.

Alumni dari program inilah yang kemudian membentuk Sun Community.


Sun Community juga dibentuk oleh beberapa anggota teater kampus di UNJ,
yaitu Teater Castra Mardika UKM UNJ, karena menginginkan kebebasan
dan keleluasaan dalam berkarya.

Jl Rawamangun Muka Barat, No .A/1, RT. 1/12, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur.
suncommunity7@gmail.com

64
65
Irfan Hakim
Lahir di Jakarta, lulusan Psikologi pendidikan Universitas
Negeri Jakarta. Pernah menjabat sebagai Ketua Teater
Castra Mardika UNJ, Ketua Umum Unit Kesenian
Mahasiswa UNJ, Project Officer Pidato Kebudayaan Dewan
Kesenian Jakarta. Penggagas Program Seni Untuk Negeri
pada Ekspedisi Nusantara Jaya Kemenko kemaritiman,
yaitu program pelatihan kesenian dasar untuk masyarakat
pulau dan mendirikan Sun Community bersama alumni
program ini.

Peraih Anugerah Puisi Indonesia, Penghargaan Pemuda


Indonesia bidang Seni Budaya Kemenpora. Juara 1 Baca Puisi
Pekan Seni Mahasiswa Nasional, Putu Wijaya, Piala Rendra,
Piala HB Jassin, Balai Pustaka. Sutradara Pementasan
“Marsinah” di Palangkaraya, “Balada Sumarah”, “WOT”
atawa Jembatan, “AENG”, “Topeng-Topeng” musikal
sandiwara Betawi “Njai Dasima”, “Terdampar”, “Kota kami
dijaga mitos-mitos kecemasan”, “Tubuh-tubuh remuk”, dan
banyak lainnya.
KURA-KURA & BEKICOT
Teater ATAS

Tim Produksi
Pimpinan Produksi: Mauris Ibrahim • Stage Manager: Yusuf Miftah • Sutradara: Rian Afanto • Penata Musik: Dick Perthino
Sebastian • Penata Artistik: Rian Afanto • Penata Cahaya: Iqbal • Penata Busana: Putri Aditri • Penata Rias: Tanty Wulandari
Putri • Penata Grafis: Mauris Ibrahim • Pendukung Lain: Akbar Fakhrizal, Faris Humam, Rizky Pratama Adi Putra, M.
Nazarudin Lubis, Dhandy Yusuf, Aulia Zikry Bunga Mentari, John Tampubolon

Pemain
Putri Nur Azizah sebagai Perempuan, Mauris Ibrahim sebagai Lelaki, Akbar Fakhrizal sebagai Seseorang

66
67

Kura-Kura & Bekicot


Oleh: Eugène Ionesco

Kura-kura dan Bekicot menceritakan tentang seorang


lelaki dan perempuan yang sudah lama hidup bersama
dalam satu rumah. Mereka bukan pasangan suami-
istri. Tempat tinggal mereka berada di perbatasan
antara dua kubu yang sedang berperang, setiap
harinya mereka selalu mendengar suara bom meledak,
suara tembakan dan mendengar teriakan orang yang
menjerit kesakitan.

Dalam situasi perang, mereka membicarakan tentang


hewan yang berbatok, bertubuh pendek, yaitu kura-
kura dan bekicot. Perang semakin memanas, tidak
kalah memanas dengan perdebatan mengenai kura-
kura dan bekicot. Perempuan meyakini bahwa,
kura-kura dan bekicot adalah binatang yang sama
sedangkan lelaki berbanding terbalik dengan
perempuan.

Perang telah usai, lelaki dan perempuan


membicarakan siapa yang kalah dan siapa yang
menang, tetapi dalam naskah ini tidak dijelaskan siapa
yang menang dan siapa yang kalah. Kedua tokoh ini
tidak pernah akur dan tidak ada yang ingin mengalah.
Teater ATAS
Didirikan pada bulan Oktober 2021 di Cilandak Jakarta Selatan. Berawal
dari beberapa orang dengan latar belakang yang berbeda-beda, lantas
bersepakat untuk berlatih teater bersama. Rutinitas yang dilakukan sampai
saat ini adalah berlatih dan diskusi tentang kajian seputar dunia teater.

Jalan Pondok Labu IA No.41, RT 002 RW 07.


Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan 12450

maurisarab20@gmail.com

68
69

Rian Afanto
Rian Afanto lahir di Jakarta 20 Mei 1986. Perkenalannya
pada dunia seni teater pertama di sebuah Unit Kegiatan
Mahasiswa Seni Teater di Kampus UPN Veteran Jakarta.
Kemudian melanjutkan pendidikannya di Jurusan Teater
Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Menggeluti bidang
penyutradaraan, keaktoran, dan penulisan naskah dalam
dunia teater.
LES JUSTES
Teater Petra

Tim Produksi

Sutradara: Sultan Mahadi Syarif • Penata musik: Miftah Qarnaini • Penata artistik: Oman Noorta • Penata cahaya : Eggy Iskandar
• Penata busana : Faridah Gustiani, Isna, Maudina • Ketua Grup: Ahmad Rifqi F • Pimpinan Produksi : Rizky Robby Nur Isnaeni
• Bendahara Produksi : Fildzah Fauziah • Stage Manager : Rizal Izra M • Multimedia : Rendi • Konsumsi : Icha, Nabila • Penata Rias:
Widya, Dini & Gamel • Dokumentasi : Prasetio, Nida • Penata Suara : Tomy Setiawan • Desain Poster : Rizky Maulana • Ticketing:
Vina, Inta dan Mela • Pemusik: Rizky Robby, Budi Nganga, Goldy Nathaniel, Jeferson Lincoln, Wigar Rabani • Kru : Rafly,
Samudera, Arman, Iwan, Mansyur, Adit, Iki, Ocol • Properti : Ahmad, Yaser, Kanaya, dan Miranti

Pemain
Savira Artha Chevadina, Boby Faisal, Aura Putri Handayani Halim, Ahmad Rifqi Fakhruzzaman, Sultan Mahadi Syarif,
Bayu Eka Prasetya, Isnaeni Syarif, Achmad Nurullah, Putra Wijaya Prasety

70
71

Les Justes
Oleh: Albert Camus

Divisi Tempur Partai Sosialis Revolusioner berencana


melakukan pengeboman terhadap Kaisar Grand Duke
(Paman Tsar Nicholas) yang ingin berangkat menuju
ke gedung teater. Namun, saat ingin melakukan
pelemparan bom, Ivan Kaliayev selaku pelempar
bom pertama melihat anak kecil berada di kereta
kuda milik si bangsawan itu. Lalu apakah rencana
pengeboman itu kembali berlanjut?

Dalam penghancuran ada jalan yang benar, ada


jalan yang salah dan ada batas-batas. Yanek ingin
membunuh agar tidak terjadi pembunuhan lagi.
Teater Petra
Teater Petra merupakan kelompok teater yang berdiri sejak tahun 2016.
Teater Petra beranggotakan orang-orang yang umumnya berasal dari
kelompok teater anak dan teater SLTA serta remaja Karang Taruna,
khususnya di wilayah Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat. Selain kegiatan
teater, Teater Petra juga sering aktif dalam kegiatan apresiasi seni budaya
dan apresiasi sastra, khususnya di wilayah Jakarta.

Jalan Rawa Tengah Rt.02 Rw.07,


Kelurahan Galur, Jakarta Pusat

teaterpetra@gmail.com

72
73

Sultan Mahadi Syarif


Sultan Mahadi Syarif adalah seorang pegiat teater yang
sudah masuk dalam dunia teater sejak Sekolah Dasar.
Selain menulis naskah Ia juga sering terlibat dalam kegiatan
apresiasi seni dan sastra seperti Teater anak, baca puisi,
musikalisasi puisi, Sohibul Hikayat, dan sebagainya.

Sultan sudah 3 kali menulis naskah diantaranya berjudul


Teenager’s Voice, Peninggalan Arsitektur, Literasi linier,
Rumahku Satu Kamarnya Banyak, Kamuflase Langkah,
dan Pasca Disiarkan. Penghargaan yang pernah didapat di
antaranya Sutradara Terbaik pada Festival Teater Pelajar
Jakarta Pusat tahun 2015, Parade Drama Musikal tahun
2015, Festival Drama Pendek SLTA tahun 2017, dan Festival
Teater Jakarta Pusat tahun 2017 dan 2019.
BIOGRAFI TUBUH DIRI
Teater Jannien

Tim Produksi
Sutradara : Heri Riyanto • Penata musik : Lepay Ibnu • Penata artistik : Rio Septiansyah • Penata cahaya : Teater Jannien • Penata
busana : Diana Puspita Sari • Pendukung lain:  Sarah Aulia Ripandi

Pemain
Beby Soysa Angelina Putri, Andika Pratama, Fariz Raikhan

74
75

Biografi Tubuh Diri


Oleh: Teater Jannien

Biografi Tubuh Diri adalah perwujudan dari


kegelisahan aktor-aktor Teater Jannien atas
lingkungan sekitarnya. Ego dan pemikiran yang
dapat memicu selisih paham diterjemahkan dalam
kerja tubuh yang berontak. Tubuh-tubuh yang distorsi
bergerak melawan semua sistem yang tidak jelas
dan penuh kebohongan. Biografi Tubuh Diri adalah
perlawanan berupa karya tumbuh oleh Teater Jannien
yang dilakukan melalui tubuh dan bunyi yang
diproyeksikan akan terus berjalan hingga 2 tahun ke
depan.
Teater Jannien
Teater Jannien didirikan pada 11 Maret 2017. Teater Jannien berproduksi
untuk pertama kalinya dengan membawakan naskah HUM-PIM-PAH
karya Putu Wijaya yang dibawakan pada Festival Teater Jakarta Barat
2018.

Pada produksi kedua di tahun 2019, Teater Jannien membawakan naskah


Mencari Keadilan karya Bertolt Brecht pada Festival Teater Jakarta 2018.
Teater Jannien juga pernah meraih beberapa penghargaan. Hingga saat
ini Teater Jannien masih terus berproduksi. Tahun 2021, mementaskan
Biografi Tubuh Diri yang ditulis oleh Teater Jannien.

Jl. Tambora dalam Kel. Tambora , Kec.Tambora Jakarta Barat 11220


teaterjannien@gmail.com

76
77

Heri Riyanto
Dikenal juga sebagai Heri Jambul. Ia terlibat di Teater Wajah,
Teater Nusantara, dan Teater Jannien. Ia pernah bermain
di Republik performing Art (ROPA), Teater Cermin, Road
TEATER dan juga membantu banyak grup teater lainnya.
Selain itu, Heri Jambul pernah menjadi pelatih di SMK
Sumpah pemuda, SMK Kesatuan, dan SMKN 56 Pluit.
Hingga kini menggeluti bidang seni, khususnya di bidang
musik dan teater.
EMPAT JAHANAM
Sindikat Aktor Jakarta

Tim Produksi
Sutradara : Joind Bayuwinanda • Penata musik : Geri Gunawan • Penata artistik: Eko Pudjiono / Mendit Gontai • Penata cahaya:
Azis Dying/Buyung ER • Penata busana / Rias : Nia Yuniansyah • Dokumentasi : Tewel Seketi • Pimpinan Produksi/Humas: Riska
Irmayanti

Pemain
Ndang Rumeksa sebagai Giring • Kukuh Pamungkas sebagai Bhedeg • Herry Tanny sebagai Korak • Imam Orox sebagai Brasak

78
79

Empat Jahanam
Oleh : Joind Bayuwinanda

(Adaptasi naskah Enam Jahanam karya Indra Tranggono)

Sebuah gudang, empat jahanam membawa hasil


rampokan uang yang cukup banyak. Tumpukan uang
di atas meja membuat mereka puas. Namun, uang
itu tidak boleh disentuh oleh siapapun, bahkan tidak
boleh dibagi rata. Egoisme dan nafsu mulai merasuk ke
dalam jiwa mereka, satu sama lain mengumbar kata-
kata siapa yang paling berjasa ketika perampokan itu
berlangsung. Keberanian yang dipaksakan membuat
mereka menguji kejantanan siapa yang boleh disebut
Harimau dan siapa yang disebut Tikus. Silakan pilih,
uang atau maut.
Sindikat Aktor Jakarta
Sindikat Aktor Jakarta (SAJ) adalah sebuah komunitas kesenian
berkedudukan di Jakarta yang didirikan pada tahun 2014 oleh sejum­lah anak
muda yang memiliki perhatian dan komitmen terhadap pengembangan
kreativitas kebudayaan dalam mengolah hidup menjadi seni, khususnya
seni teater. Berawal dari Grup Teater Amoeba yang me­r upakan program
ekstrakurikuler Universitas Mercubuana, mem­ per­
kenalkan diri kepada
masyarakat melalui festival teater dan menyeleng­garakan pertunjukan
di Jakarta, Bandung, Tegal, Surabaya, Kudus dan Sumatra Barat. Namun,
karena ruang kreativitas dibatasi oleh pihak kampus, beberapa nama dalam
grup ini memutuskan untuk membentuk teater baru bernama Sindikat
Aktor Jakarta dan bergerak mengelola kreativitas secara mandiri.

Jl. Jembatan Besi V Rt.008/04 No. 6 , Kel. Jembatan Besi Kec. Tambora, Jakarta Barat 11320
sindikataktorjakarta@gmail.com

80
81

Joind Bayuwinanda
Aktor dan sutradara, lahir di Jakarta, 14
Mei 1970. Mulai aktif berkesenian sejak
tahun 1983. Mulanya terlibat sebagai gitaris
dan vokalis grup Karang Taruna pada
kegiatan hari-hari Nasional. Baru kemudian
menjadi aktor sekaligus penggagas event
panggung 17 Agustusan. Bakat minat ini
terus digeluti sehingga menjadi penghibur/
pelawak masyarakat sekitar dalam
kegiatan-kegiatan Karang Taruna. Bakat
otodidak terus berkembang hingga tak
bisa dibendung lagi sampai akhirnya ada di
Gelanggang Remaja Jakarta Barat bersama
Ikatan Drama Jakarta Barat.

Joind beberapa kali menjadi Nominasi Aktor


Terbaik dalam event Festival Teater Jakarta.
Ia juga pernah terlibat sebagai aktor di
Teater Koma, Republic of Performing Arts,
Indonesia Kaya, Titi Mangsa Production,
Main Teater Bandung dan Teater Stasiun.
Bermain sebagai Mr. Smith dalam naskah
BALD SOPRANO bersama Republic of
Performing Arts di Comedy Festival George
Aristavi Gori, Georgia. Mendampingi
Jim Lim sebagai Aktor dalam program
Sippest - Obrol Omongan Teater yang
diselenggarakan Komunitas Salihara.
82
83

per-
tunjukan
penutup
RAUNG SANG RAJA
Derry Oktami

84
85

Monolog “Raung Sang Raja”


Oleh: Derry Oktami

Penderitaan yang berujung pada kepunahan


beberapa spesies yang dipicu oleh hasrat memiliki
dan keserakahan yang berlebih-lebih. Dengan alasan
PERTUMBUHAN dan kebaikan bagi manusia,
sekelompok orang serakah mengabaikan kearifan
leluhur yang selalu berupaya hidup selaras dengan
alam. Kerusakan tak bisa dihindari saat manusia
melakukan desakan sampai ke hutan-hutan terdalam.
Bayi-bayi isi rimba terbakar, satwa yang selamat
ditangkap dan tak jarang disiksa. Isi rimba tidak
mampu bersuara apalagi melawan. Maka satu-satunya
pilihan adalah berlari dan terus berlari menuju
kegelapan.
Tentang Monolog Duduk
Monolog Duduk adalah sebuah tontonan sederhana yang menyajikan
berbagai kegelisahan lewat bercerita. Monolog Duduk tidak disajikan
secara langsung melainkan secara taping, dengan hanya menggunakan
satu kamera yang tidak bergerak dan berjarak cukup dekat dengan
pemain. Sampai saat ini, Monolog Duduk memang hanya dimaksudkan
untuk disajikan di media sosial (IGTV, YouTube, dan lainnya). Dengan tata
cahaya, tata suara, tata musik dan permainan yang sederhana namun tepat
guna, Monolog Duduk diharapkan dapat menjadi tontonan yang mampu
menggugah empati dan membuka ruang diskusi baik antar sesama pegiat
kesenian maupun masyarakat luas.

86
87

Derry Oktami
Derry Oktami, lahir di Jakarta 20 Oktober 1975, memulai
karier berteater sebagai pemain di teater Blok M, Kelompok
Siluet, Kelompok Pojok. Bergabung bersama Teater Tetas
sejak 1999 hingga saat ini.
MENCARI TAMAN
Sanggar Laguna

Tim Produksi
Sutradara : Aditya Jusendra • Penata musik : Rezky Andrian • Penata artistik : Fajar Sidik • Penata cahaya : Mustofa • Penata
busana : Yelmi Layla Safitri • Pendukung lain : Dede Azhari, Zuharmansyah, Yasa Alfajri

Pemain
Zainu Purbaini Antika • Rezky Andrian • Vira Sintia • Nazira • Tohirullah • Satrio • Muhammad Adriansyah • Sri Nurmayanti
• Ahmad Basahil • Putri Mawar Kusuma • Nazira Mumtazzahari • Siti Nur Kholifah • Silsi Sabilla • Zaskiyah Aulia Putri •
Serly Soniyawati • Wilda Amelia • Kayla Risqiah Wijaksono • Nadya Ocktaviani • Talita Primadita • Nurrani Gunawan

88
89

Mencari Taman
Oleh: Norca M. Massardi

Mencari Taman bercerita tentang seorang anak


bernama Kasih. Ia tinggal di sebuah kota yang sangat
maju. Kasih dan orangtuanya menderita penyakit
batuk yang tak kunjung sembuh akibat udara yang
tercemar. Akibatnya, anak-anak di sana tidak bisa
bebas bermain dan harus tinggal di rumah.
Kasih lalu diajak oleh teman-temannya untuk
pergi mencari sebuah taman yang dapat memberi
mereka ruang untuk bermain. Mereka akhirnya
berhasil menemukan taman yang mereka cari: Taman
Sukrasana. Di sana, para penghuni Taman Sukrasana
telah bersiap menyambut mereka. Mereka bernyanyi
sambil bermain berbagai jenis permainan anak
yang dapat dilakukan di alam terbuka, permainan-
permainan yang tidak mungkin dilakukan di kota
tempat tinggal mereka.
Sementara anak-anak itu bergembira, orangtua mereka
panik dan khawatir dengan keberadaan anak mereka.
Mereka akhirnya sampai ke Taman Sukrasana dan
terpesona. Para penghuni mempersilakan mereka
untuk tinggal di sana bersama anak-anaknya. Namun,
kebahagiaan itu hanya terjadi sesaat karena sebuah
kejadian yang tidak terduga.
Sanggar Laguna
Berdirinya Sanggar Laguna tidak terlepas dari semangat yang lahir setelah
mengikuti pelatihan teater yang dimentori Bambang Prihadi dan pelaku
seni Lab Teater Ciputat, Februari 2019. Setelah kegiatan tersebut, timbul
kebutuhan bersama akan sebuah wadah yang dapat mengakomodir minat
bakat seni mereka dan turut serta mengolah potensi budaya masyarakat
setempat di tengah arus wisatawan yang terus berdatangan ke Pulau
Untung Jawa. Untuk itu, pada 5 September 2019, para pemuda Pulau Untung
Jawa menginisiasi pendirian Sanggar seni yang diberi nama Laguna.
Laguna (lagoon) berasal dari bahasa Latin lacuna yang berarti ruang kosong.
Makna itu menjadi pemicu semangat para generasi penerus Pulau Untung
Jawa untuk mengisi kehidupan yang bermanfaat bagi orang banyak, dan
menyempurnakan segala bentuk peninggalan orang-orang terdahulu
demi meningkatkan harkat martabat kemanusiaan. Melalui wadah seni
ini, proses belajar untuk memahami hidup dan kehidupan akan lebih
berdampak positif khususnya bagi perkembangan budaya masyarakat
bahari.

sanggarlaguna@gmail.com

90
91

Aditya Jusendra
Lahir di Jakarta, 18 November 1989, ia mulai tertarik seni
drama sejak sekolah dasar. Menjadi kandidat terpilih dalam
pelatihan khusus kesenian di SMA Dikantara Tanjung
Priok dan tercatat pernah menjadi punggawa band dalam
kompetisi musik grup se-Jakarta Utara semasa sekolah.
Sebagai finalis Putra-Putri Bahari Kepulauan Seribu Tahun
2007, sejak semasa kuliah ia memiliki kepedulian pada
isu lingkungan. Sampai saat ini aktif sebagai penggerak
organisasi Karang Taruna Pulau Untung Jawa. Rutin
menggelar operasi bersih-bersih pulau sejak 2013. Ia adalah
pendiri organisasi Pemuda Hijau Pulau, Kepulauan Seribu,
juga pendiri Sanggar Laguna Pulau Untung Jawa
--
92
93

juri-juri
Adinda Luthvianti
Lahir di Purwakarta, 30 Agustus 196, memulai karirnya
dengan bergabung di Komunitas Teater Bel Bandung tahun
1982 sebagai aktor, dan produksi pertunjukan. Sejak tahun
1994 hingga sekarang, memproduksi pameran untuk
seniman Hanafi, mengelola galerikertas, narasumber
untuk seniman muda yang residensi di studiohanafi.
Tahun 1999 mendirikan Komunitas Studiohanafi, sebuah
komunitas seniman independen. 

Ia mendirikan Teater Anak Studiohanafi (2005), yang


masih aktif sampai sekarang.  Ia kerap berpartisipasi
dan menjuarai lomba teater anak di Festival Teater Anak,
di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki. Prestasi yang ia
raih antara lain: Juara I Naskah Asli Terbaik dan Juara
I Sutradara Terbaik Festival Teater Anak (2013), Juara II
Sutradara Terbaik Festival Teater Anak (2014), dan Juara I
Sutradara Terbaik Festival Teater Anak (2015).
 
Kegiatan terakhirnya pada tahun 2021 antara lain
menemani proses 10 koreografer yang berkarya untuk
Festival Mentari 2021, Padang, Sumatra Barat, melakukan
riset bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Universitas Katolik Atmajaya dalam Penelitian
MOBILE ARTS FOR PEACE (MAP): Informing the National
Curriculum and Youth Policy for Peacebuilding in Kyrgyzstan,
Rwanda, Indonesia and Nepal, menjadi Dramaturg karya
Alisa Soelaeman yang merupakan penerima SEACN3
Challenge Award 2021 (Karya berjudul “Akar air dan yang
jatuh”), dan menjadi Juri Final Kompetisi Debat Sastra
Tingkat SMA Komunitas Salihara.

94
95

Hendromasto Prasetyo
Penulis seni budaya yang bekerja untuk Komunitas Salihara
sebagai asisten kurator bidang teater (2014-kini). Beberapa
kerja kesenian yang pernah digeluti adalah perancang
program Kelas Menulis Lakon Salihara (2021-kini), Kelas
Akting Salihara (2015-kini), dan terlibat sebagai dramaturg
dalam produksi Monolog Sjahrir (2018), Amangkurat
Amangkurat (2017), dan Visa (2016). Dua pentas tunggalnya
dalam bentuk pertunjukan ceramah adalah Ciu (2018) lalu
disusul Seni dan Rumah Sakit Jiwa (2019).

Ikut menggagas dan bertugas sebagai kurator dalam Festival


Bebas Batas (2018-2019) yang menyajikan karya seni para
seniman disabilitas dari Indonesia, Inggris, Prancis, Jepang,
dan Spanyol di Galeri Nasional Indonesia. Di periode tahun
yang sama menjadi kurator untuk karya para pasien dari
sembilan rumah sakit jiwa di Indonesia yang dipamerkan
di ruang publik seperti Bandara Soekarno-Hatta, Halte
Busway, Mal Solo Square, dan juga di Galeri Nasional dan
Pendapa ISI Solo. Pada 2013-2015 dipercaya untuk mengelola
Hari Puisi dengan hasil tiga antologi puisi yang diluncurkan
pada puncak perayaan Hari Puisi Indonesia di Taman Ismail
Marzuki. Pada 2019-2020 sempat bekerja sebagai pengelola
kanal seni di laman Jawa Pos.
Iswadi Pratama
Lahir di Tanjungkarang, 8 April 1971, adalah penulis esai,
prosa, puisi, dan naskah drama. Menekuni sastra dan teater
sejak 1990, ia mendirikan Teater Satu Lampung bersama
Imas Sobariah. Aktif sebagai sutradara, aktor, dan penulis
lakon di Teater Satu sejak 1996 hingga saat ini.

Di bidang teater telah mementaskan lebih dari 35 lakon


yang dipentaskan di Indonesia dan sejumlah kota di Asia
dan Eropa: Kuala Lumpur, Toyama, Darwin, Canberra,
Melbourne, Sydney, Koln, Hamburg, dll. Empat karya
pertunjukannya mendapat penghargaan nasional dan
internasional, yaitu Pertunjukan Teater Terbaik dan Lakon
Terbaik dalam Festival Teater Alternatif Gedung Kesenian
Jakarta (2013), Pertunjukan Teater Terbaik Indonesia
versi majalah Tempo(2010 dan 2013), dan Nominasi Green
Award dalam Asia Topa (2017). Ia juga menulis buku Teater
“Mensyarah Stanislavski” bersama Ari Pahala Hutabarat.

Ia menyutradarai Monolog Musikal bersama Diva Jazz


Indonesia Trie Utami tahun 2019. Selain itu, aktif menulis
esai esai budaya, sastra, dan seni rupa untuk sejumlah
jurnal dan event festival. Ia juga menjadi pengampu kelas
akting di Komunitas Salihara dan Titi Mangsa Foundation
dan mengampu sejumlah Aktor Layar Lebar Indonesia:
Vino Bastian, Sherina Munaf, Ine Febriyanti, Sita Nursanti,
Lukman Sardi, Prisia Nasution, Putri Ayodya, dll. Ia juga
menjadi kurator untuk festival sastra internasional, Ubud
Writer and Readers Festival (2018), juri dalam Penghargaan
Sastra Tertinggi di Indonesia: Khatulistiwa Award (2019).

96
97

Rita Matu Mona


Lahir di Medan, 26 April 1960, adalah penulis, sutradara,
aktor, aktivis teater. Pada usia 13 tahun bergabung dengan
grup Teater Remaja Jakarta dan menjadi aktris belia yang
diandalkan oleh grup yang pernah memenangkan predikat
Grup Teater Terbaik selama 3 tahun berturut-turut di
ajang FTJ (Festival Teater Jakarta). Bergabung dengan
Teater Koma pada tahun 1980 sampai kini. Lebih dari 100
naskah pernah dipentaskannya bersama Teater Koma, di
antaranya: Republik Petruk, Sie Jin Kwie, Demonstran,
Republik Cangik, dan banyak lainnya. Ia juga seorang aktris
layar lebar yang pernah terlibat dalam film Marlina The
Murderer in Four Acts (2017) dan Naga Bonar Reborn (2019).

Pernah disponsori SAVE THE CHILDREN untuk


menyutradarai dan melatih anak-anak perempuan jalanan
yang dilacurkan dalam rangka upaya advokasi kasus
trafficking di Indonesia dan melakukan pentas keliling ke
14 kota dan desa di Jawa Barat (1999-2004). Tahun 2010
diundang oleh Pemda Papua yang bekerja sama dengan NGO
World Vision Indonesia untuk melatih dan menyutradarai
para pelajar SMA 1 di Abepura dalam rangka kampanye
Anti HIV AIDS bagi generasi muda Papua.

Karya naskah yang ditulisnya dan disutradarainya


antara lain Anak-Anak Bergincu (Lipstick Children)
yang terpilih mewakili sutradara perempuan Indonesia
pada Pertemuan Sutradara Perempuan se-Asia Pasifik
(2006) di Singapura dan CATAT! yang terpilih mewakili
penulis naskah drama perempuan Indonesia pada acara
International Women Playwright di Jakarta-Bali (2006),
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi MAKE
NOTE, dan diterbitkan oleh Jurnal Sastra Manoa di Amerika
Serikat dalam satu buku berjudul Island Of Imagination.

Produksi terbarunya sebagai sutradara adalah teater


virtual “Kepala Mangkuk” dan “Aku Punya Sayap” (2020),
dan Siti Seroja (naskah N. Riantiarno) (2021). Sejak tahun
2017 hingga sekarang kerap menjadi narasumber dan juri
FLS2N tingkat nasional.
Yudi Ahmad Tajudin
Yudi adalah sutradara teater Indonesia yang telah
membawa karya-karyanya pada panggung dan forum
seni pertunjukan internasional di Singapura, Hongkong,
Belanda, Australia, Jerman dan Jepang.

Yudi adalah salah satu pendiri Teater Garasi–Yogyakarta.


Mewakili Teater Garasi ia menerima Prince Claus Award
tahun 2013 dari Prince Claus Fund, Belanda, salah satunya
karena “semangat penjelajahan dan karya-karya inovatif
yang merangsang seni pertunjukan di Asia Tenggara.”
Di tahun 2014 ia menerima Anugerah Seni dari Menteri
Kebudayaan Indonesia. Ia juga peraih Sutradara Terpilih
Tahun 2006 versi majalah Tempo dan Asian Cultural
Council (ACC) fellow untuk studi teater kontemporer di New
York (2011-2012).

98
99
KERABAT KERJA

Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Pertunjukan Pembuka & Penutup


Dewan Kesenian Jakarta Sanggar Laguna (Kepulauan Seribu)
Wayang Daun
Komite Teater Derry Oktami
Bambang Prihadi
Dendi Madiya Grup Finalis
Suaeb Mahbud Teater Asa Jakarta
Nurul Susantono Teater Kandang Kuda
Rebecca Kezia Teater Sembilu
Amatirujan
Panitia Pengarah Teater Cahaya Mulia
Dindon WS Marooned Actor Society
Malhamang Zamzam MATA ART COMMUNITY
Edian Munaedi Teater Dalam Nada Dasar C
Teater Tema Gunadarma
Manager Program Kantong Teater
Anita Dewi Puspita Hutasuhut Sun Community
Teater ATAS
Pelaksana Program Teater Petra
Yusuf Bakrie Teater Jannien
Sindikat Aktor Jakarta
Keuangan
Anom Ebbieyoso Dewan Juri
Adinda Luthvianti
Desainer Grafis Hendromasto
Riosadja Iswadi Pratama
Mulia Septiarni Rita Matumona
Yudi Ahmad Tajudin
Penyelaras
Afifa Ezi Penanggung jawab Babak Penyisihan Wilayah
Asosiasi Teater Jakarta pusat (ATAP)
Dokumentasi Ikatan Teater Jakarta Timur (IKATAMUR)
Joel Thaher & Team Ikatan Drama Jakarta Barat (INDRAJA)
Gigih Ibnur Ikatan Teater Jakarta Utara (ITERA)
Sudin Kebudayaan Jakarta Selatan
Humas
Rere Marselina

Manajer Panggung
Novan Seri Wijaya

Kru Panggung
Apry Wibowo

Konsumsi
Meita Rosliana

Petugas Kebersihan
Jelani
Iyan
Saiful
Deddy

Keamanan
Triyanto
Purboyo

Notulis
Kurnia Dwi Agustina

Pendamping Juri
Rini Angraini Dwi Astuti

Moderator
Yustiansyah Lesmana
Acep Martin

100
101
TERIMA KASIH
Sabtu, 4 Desember 2021
13.30 – 14.30 WIB
Pembukaan Festival Teater Jakarta
Konferensi Pers

14.30 – 15.00 WIB


Pertunjukan Pembuka
“Sunan Kalijaga” oleh Wayang Daun Zak Sorga

15.00 – 17.00 WIB


Diskusi Biografi Penciptaan
“Sosial Politik Lintas Batas”
amatirujan, Teater Petra, Teater ATAS, Sun Community,
Sindikat Aktor Jakarta
Moderator: Acep Martin

17.00 – 19.00 WIB


“The Exhibit” oleh Teater Asa Jakarta

19.00 – 21.00 WIB


“Sunyi Senjakala” oleh Teater Kandang Kuda

21.00 – 23.00 WIB


“PKn” oleh Teater Sembilu

102
103

Minggu, 5 Desember 2021


15.00 – 17.00 WIB
Diskusi Biografi Penciptaan
“Tubuh dan Sejumlah Eksperimen”
Teater Asa Jakarta, Marooned Actor Society, Teater Jannien, Teater
Dalam Nada Dasar C, Teater Tema Gunadarma
Moderator: Acep Martin

17.00 – 19.00 WIB


“Barah” oleh amatirujan

19.00 – 21.0 WIB


“Malam Jahanam” oleh Teater Cahaya Mulia

21.00 – 23.00 WIB


“Sekat Pekat” oleh Marooned Actor Society

Senin, 6 Desember 2021
15.00 – 17.00 WIB
Diskusi Biografi Penciptaan
“Membaca Kembali Manusia Melalui Panggung”
Kantong Teater, Teater Kandang Kuda, Teater Cahaya Mulia, MATA ART
COMMUNITY, Teater Sembilu, Sanggar Laguna (Kepulauan Seribu)
Moderator: Acep Martin

17.00 – 19.00 WIB


“Umang-umang” oleh MATA ART COMMUNITY

19.00 – 21.00 WIB


“EKO – (Empirical Knockabout Obsession)”
oleh Teater Dalam Nada Dasar C

21.00 – 23.00 WIB


“3 Kain Tenun” oleh Teater Tema Gunadarma

104
105

Selasa, 7 Desember 2021


17.00 – 19.00 WIB
“Malam Jahanam” oleh Kantong Teater

19.00 – 21.00 WIB


“End Game” oleh Sun Community

21.00 – 23.00 WIB


“Kura-kura dan Bekicot” oleh Teater ATAS

Rabu, 8 Desember 2021
17.00 – 19.00 WIB
“Les Justes” oleh Teater Petra

19.00 – 21.00 WIB


“Biografi Tubuh Diri” oleh Teater Jannien

21.00 – 23.00 WIB


“Empat Jahanam” oleh Sindikat Aktor Jakarta

106
107

Kamis, 9 Desember 2021


20.00 – 20.10 WIB
Penutupan Festival Teater Jakarta
Pertunjukan “Monolog – Raung Sang Raja” oleh Derry Oktami

20.20 – 20.50 WIB


Pertunjukan
“Mencari Taman” oleh Sanggar Laguna (Kepulauan Seribu)

20.50 – 21.30 WIB


Pengumuman Pemenang Festival Teater Jakarta

108

Anda mungkin juga menyukai