Abstract. The WXZ company is a company that manufactures automotive spare parts. Where
the production process uses machine power but still humans as the users and controllers of
these production machines and try as much as possible to avoid human errors. Human Error
is an action that leads to unwanted results. Any mental or physical activity that is not suitable
for what was planned can be defined as an error. Errors can arise from individual
psychological factors such as deviant processes, including frequent forgetting, inattention,
low motivation, carelessness, and neglect. This study aims to identify human errors using the
SHERPA and HEART methods. From the results of the identification and analysis carried out,
it can be concluded that 16 activities in human error identification in order to prevent the
mold are switched during the injection molding setup process in the mold setting process in
the machine, the largest HEP value of 0.4232 is found in the mold setting task. So it is
necessary to make repairs so that the mold does not occur when the injection is set up.
Abstrak. Perusahaan WXZ merupakan salah satu perusahaan pembuat spareparts otomotif.
Dimana proses produksinya menggunakan tenaga mesin namun tetap manusia sebagai
pemakai dan pengendali mesin-mesin produksi tersebut dan berusaha semaksimal mungkin
untuk tidak terjadinya human error. Human Error adalah suatu tindakan yang mengarah
pada hasil yang tidak diinginkan. Semua aktivitas mental atau fisik yang tidak sesuai dari
yang telah direncanakan dapat didifinisikan sebagai kesalahan (error). Kesalahan bisa
muncul dari faktor psikologis individu seperti proses menyimpang, termasuk sering lupa,
kurang perhatian, motivasi rendah, kecerobohan, dan kelalaian..Penelitian ini bertujuan
untuk mengindentifikasikan human error dengan menggunakan metode SHERPA dan HEART.
Dari hasil identifikasi dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa 16 aktivitas
pada identifikasi human error guna pencegahan mold tertukar pada saat setup injection
molding proses setting mold di mesin nilai HEP terbesar 0.4232 terdapat pada task setting
mold. Sehingga perlu dilakukan perbaikan agar tidak terjadi mold yang tertukar saat setup
pada mesin Injection.
1
1. PENDAHULUAN
Human Error adalah suatu tindakan yang mengarah pada hasil yang tidak diinginkan. Semua
aktivitas mental atau fisik yang tidak sesuai dari yang telah direncanakan dapat didefinisikan
sebagai kesalahan (error). Kesalahan bisa muncul dari faktor psikologis individu seperti
proses menyimpang, termasuk sering lupa, kurang perhatian, motivasi rendah, kecerobohan,
dan kelalaian. Penelitian mengenai operator biasanya mencoba untuk mengidentifikasikan
sifat dan frekuensi kesalahan yang dibuat oleh operator dalam sistem yang kompleks. Tujuan
utamanya adalah mengusulkan strategi yang berfokus pada operator dan penanggulangan
yang dirancang untuk mengurangi variabilitas dalam perilaku manusia (Salmon et al., 2010).
Perusahaan WXZ merupakan salah satu perusahaan pembuat spareparts otomotif. Dimana
proses produksinya menggunakan tenaga mesin namun tetap manusia sebagai pemakai dan
pengendali mesin-mesin produksi tersebut dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak
terjadinya human error. Faktor lain yang mempengaruhi kinerja adalah kelelahan pekerja
yang diakibatkan gerakan berulang dan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk
memahami interaksi manusia-mesin adalah dengan cara memodelkan bagaimana otak
manusia memproses informasi (Onnasch et al., 2014)
Banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan operator melakukan kesalahan (error) pada saat
bekerja, maka perlu dilakukan identifikasi untuk meneliti faktor dari kesalahan yang
dilakukan oleh operator tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengindentifikasi error tersebut adalah menggunakan metode human error identification
(HEI). Metode tersebut digunakan untuk mengindentifikasi faktor-faktor teknis, konsekuensi,
dan strategi yang dapat dilakukan terkait dengan kesalahan. Metode HEI menekankan analisa
dan prediksi kesalahan operasional dalam interaksi manusia-mesin melalui pemahaman
karakteristik tugas dan rincian yang harus dilaksanakan oleh karyawan.
Dalam metode Human Error Identification terbagi menjadi dua bagian yaitu metode
kualitatif dan kuantitatif. Dalam pendekatan kualitatif biasanya menggunakan taksonomi.
Taksonomi terdiri dari berbagai jenis kesalahan dan menerapkan jenis kesalahan tersebut ke
dalam analisis aktivitas yang dimaksud. Metode dalam pendekatan kualitatif menggunakan
metode SHERPA, dan metode kuantitatif digunakan untuk menetapkan nilai probabilitas
numerik kepada kesalahan yang terkait. Salah satu metode ini adalah metode HEART yang
bertujuan untuk memprediksi kemungkinan kesalahan operasional dan kegagalan sistem.
Keuntungan utama dari metode kuantitatif adalah terdapat data numerik yang objektif dari
terjadinya kesalahan (Cheng & Hwang, 2015).
2
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan metode SHERPA adalah:
1 Langkah I: Hierarchical Task Analisys (HTA)
Terapkan analisa task ke dalam task yang akan diselidiki.
2 Langkah II: Human Error Identification(HEI)
Identifikasi error yang terjadi dari masing-masing task level dasar.
3 Langkah III: Konsekuensi Analisis
4 Langkah IV: Analisis Ordinal Probabilitas
5 Langkah V: Analisis Strategi
Kesalahan pada manusia (human error) dapat menjadi masalah dalam beberapa hal yang
berkaitan dengan keselamatan manusia, efektivitas, operasi, waktu, kerugian ekonomis dan
lain-lain. Tidak seorangpun dapat melakukan suatu tindakan lebih dari sekali dengan
ketepatan yang sama. Setiap tindakan error yang dilakukan seseorang merupakan suatu
kemungkinan terjadinya error (Astri Arini & Mulyono, 2013).
Kesalahan pada saat melakukan penyettingan mold yang diakibatkan kesalahan pada perilaku
manusia atau disebut juga Human Error jelas sangat merugikan bagi perusahaan dikarenakan
proses produksi akan terganggu dan juga jika set-up mold tersebut ternyata tidak sama
dengan kode mold yang seharusnya dipakai bisa terjadi kerusakan pada mold dikarenakan
sistem setup yang tidak sama dengan yang ada di mesin tersebut
3
4 METODOLOGI
Penelitian dilakukan pada PT.WXZ yang terletak di daerah sentral industri bekasi dengan
fokus pada proses produksi dengan menggunakan mesin Injection yang terbagi menjadi
beberapa model dan juga kapasitas yang berbeda. Metode pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Mulai
Studi Studi
literatur Lapangan
Rumusan masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
1.Menghitung besarnya nilai Assessed Effect
(AE)
Analisa Hasil
1.Analisa Ordinal Probabilitas
2.Analisa General Task Type (GTT)
3.Analisa perhitungan nilai Assessed Effect (AE)
4.Analisa perhitungan nilai Human Error
Probability (HEP)
Selesai
4
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Prediksi Human Error yang terjadi dengan Metode SHERPA (Systematic
Human Error and Reduction Approach)
1 Hierartical Task Analysis (HTA)
HTA adalah memperlihatkan task yang harus dilakukan oleh operator untuk melakukan
penggantian mold dan setup mold ke mesin Injection yang akan dilakukan rencana
produksi. Dari HTA ini dapat diprediksi human Error yang mungkin terjadi pada saat
operator melakukan pekerjaannya. Berikut merupakan gambar alur proses instalasi
mold yang harus di pasang pada mesin Injection:
5
Proses Setting mold di
mesin yang diplanning
Proses Pengembalian
mold yang telah terpakai
6
2 Human Error Identification (HEI)
Dalam Human Error Identification menentukan mode error yang terdapat dalam
tabel SHERPA dan menentukan deskripsi Error. Berikut adalah tabel dari masing-
masing proses pemasangan mold ke mesin Injection:
7
Tabel 1. HEI Proses Planning dengan sistem Database
No. Mode
Deskripsi Error
Task Error
No. Mode
Deskripsi Error
Task Error
No. Mode
Deskripsi Error
Task Error
No. Mode
Deskripsi Error
Task Error
8
Tabel 5. HEI Proses Mold Washing
No. Mode
Deskripsi Error
Task Error
3. Konsekuensi Analisis
Konsekuensi analisis adalah identifikasi konsekuensi error dan task berikutnya yang dapat
mengantisipasi apabila terjadi error.Berikut adalah tabel konsekuensi analisis dalam proses
setup mold pada mesin injection PT.WXZ
No.
Konsekuensi
Task
1.1 Kesalahan data kode mold yang akan dipasang
1.2 Kesalahan jumlah set mold yang tersedia
2.1 Tidak adanya mold pada rak penyimpanan
2.2 Kesalahan kode yang akan di pasang
No.
Konsekuensi
Task
1.1 Tidak diletakkan pada trolley berikut accessoriesnya
1.2 Kekurangan tools setup menambah waktu pemasangan mold
2.1 Mengakibatkan kesalahan produksi dan kerusakan mold
2.2 Kesalahan input mengakibatkan data tidak sinkron dengan
aktual jumlah mold yang terpakai
No.
Konsekuensi
Task
1.1 Mold tidak dapat terpasang dikaenakan stopper tidak terbuka
1.2 Mold tidak terpasang maka otomatis mesin tidak bisa
beroperasi
2.1 Stopper kendor mengakibatkan tidak center pada posisi press
mengakibatkan mold dapat pecah dan rusak
2.2 Mold dalam kondisi dingin tidak dapat menghasilkan produk
9
Tabel 9. Konsekuensi Analisis proses Pengembalian mold yang telah terpakai
No.
Konsekuensi
Task
1.1 Tidak terinput beresiko untuk terpakai kembali
1.2 Mold yang tidak ditandai mengakibatkan kelalaian
2.1 Mold dan accessories tidak lengkap mengakibatkan tidak bisa
lagi terpakai untuk proses produksi kembali
No.
Konsekuensi
Task
1.1 Mold akan dapat terpakai karena kotor menyebabkan quality
problem pada produk jika dipakai berulang
1.2 Kotoran yang terangkat hasil perendaman bisa menyebabkan
menempel pada permukaan mold
Probabilitas human error adalah mengklasifikasikan human error yang terjadi pada masing-
masing proses produksi Oring. Probabilitas yang memiliki kemungkinan error sangat besar
adalah high. Sedangkan probabilitas yang memiliki kemungkinan error sangat rendah adalah
low.
No.
Probabilitas
Task
1.1 High
1.2 High
2.1 Low
2.2 High
No.
Probabilitas
Task
1.1 Low
1.2 Low
2.1 Low
2.2 Low
10
Tabel 13. Probabilitas setting mold di mesin yang di planning
No.
Probabilitas
Task
1.1 High
1.2 Low
2.1 High
2.2 High
No.
Probabilitas
Task
1.1 High
2.1 High
2.2 High
No.
Probabilitas
Task
1.1 High
1.2 High
5. Analisis Strategi
Solusi perbaikan untuk proses produksi yaitu guna pencegahan mold tertukar pada saat setup
injection molding dikarenakan faktor human Error Berikut adalah tabel solusi perbaikan dari
masing masing proses persiapan setup mold hingga dikembalikan untuk proses pencucian
atau disebut juga Mold washing:
No.
Solusi Perbaikan
Task
1.1 Melakukan pemeriksaan secara rutin
1.2 Melakukan pemeriksaan secara rutin
2.1 Melakukan pemeriksaaan secara rutin
2.2 Melakukan pemeriksaan secara visual
11
Tabel 17. Analisis Strategi Proses pengambilan mold dari rak penyimpanan
No.
Solusi Perbaikan
Task
1.1 Melakukan pemeriksaan sebelum bekerja
1.2 Melakukan pemeriksaan aktual
2.1 Melakukan pemeriksaan secara visual
2.2 Melakukan pemeriksaan data ledger/database
Tabel 18. Analisis Strategi Proses setting mold di mesin yang di planning
No.
Solusi Perbaikan
Task
1.1 Melakukan pemeriksaan secara rutin
1.2 Melakukan pemeriksaan secara rutin
2.1 Melakukan pemeriksaan secara rutin
2.2 Menggunakan standar proses produksi
Tabel 19. Analisis Strategi Proses pengambilan mold yang telah terpakai
No.
Solusi Perbaikan
Task
1.1 Menggunakan metode data cheksheet
1.2 Menggunakan metode checklist
2.1 Menggunakan metode checklist
No.
Solusi Perbaikan
Task
1.1 Menggunakan metode prosedur kerja
1.2 Melakukan pemeriksaan hasil akhir proses mold washing
12
6 Perhitungan Probabilitas Terjadinya Human Error dengan Metode HEART
( Human Error Assesment and Reduction Technique)
1. Mengkategorikan item pekerjaan ke salah satu dari 8 kategori yang ada di table Generic
Task Type (GTT). Nominal Human Unreliabilty didapatkan dari tabel Generic Task Type
(GTT) yang dimana G adalah sudah sangat terbiasa, telah dirancang dengan baik,sangat
praktis, operatoran rutin yang terjadi beberapa kali dalam tiap jamnya, dilakukan untuk
kemungkinan standar yang tinggi. Sedangkan E adalah rutin, sangat praktis, operatoran
cepat dengan melibatkan keterampilan yang relatif rendah. Berikut adalah tabel
rekapitulasi hasil Generic Task Type:
Tabel 21. Rekapitulasi Hasil Generic Task Type
2. Menentukan proporsi efek atau Assessed Proportion Of Effect (APOE) dan menghitung
besarnya nilai Assessed Effect (AE).Nilai AE didapatkan dari perkalian antara APOE dan
proporsi kesalahan masing-masing EPCs. Nilai AE pada tabel dibawah ini akan
mempengaruhi besarnya nilai HEP untuk operator dalam mengerjakan pekerjaannya.
Tabel 22. Nilai APOE dan AE untuk Proses Planning sistem database
Nomor
AE
Urut Max
APOE ((Max. Effect ±
(Tabel Effect
1) x APOE) + 1
EPCs)
3 10 0.4 4.6
15 3 0.2 1.4
Tabel 23. Nilai APOE dan AE untuk Proses Pengambilan mold dari rak penyimpanan
Nomor
AE
Urut Max
APOE ((Max. Effect ±
(Tabel Effect
1) x APOE) + 1
EPCs)
19 2.5 0.4 1.6
3 10 0.4 4.6
13
Tabel 24. Nilai APOE dan AE untuk Proses setting mold di mesin
Nomor
AE
Urut Max
APOE ((Max. Effect ±
(Tabel Effect
1) x APOE) + 1
EPCs)
3 10 0.4 4.6
3 10 0.4 4.6
Tabel 25. Nilai APOE dan AE untuk Proses pengambilan mold yang telah terpakai
Nomor
AE
Urut Max
APOE ((Max. Effect ±
(Tabel Effect
1) x APOE) + 1
EPCs)
10 5.5 0.2 1.9
25 1.6 0.4 1.24
Nomor
AE
Urut Max
APOE ((Max. Effect ±
(Tabel Effect
1) x APOE) + 1
EPCs)
25 1.6 0.4 1.24
Nilai HEP
No Proses
Planning ProsesPengambilan Setting Proses
Task pengambilan
Sistem Mold dari Mold Mold
mold telah
database Rak penyimpanan Di mesin Washing
terpakai
1.1 0.00258 0.1472 0.00846 0.00094 0.00050
1.2 0.00258 0.1472 0.4232 -
2.1 0.1288 0.1472 0.00846 0.00094
2.2 0.00258 0.1472 0.00846 0.00094 -
14
Nilai HEP keseluruhan yang tertinggi adalah 0.4232 pada proses setting mold pada task
1.2 yaitu peletakkan mold pada mesin yang sesuai planning perlu dilakukan peningkatan
teknologi dalam memeriksa setiap proses saat awal melakukan penyetingan mold di
mesin untuk menghilangkan kesalahan setup mold pada mesin Injection dengan
menggunakan sistem Jobtag yaitu Job produksi yang berisi keseluruhan proses termasuk
kode mold yang akan di pasang atau di setting di mesin Job Tag merupakan kertas kecil
berukuran A5 dengan sistem warna disetiap prosesnya sehingga memudahkan pengguna
dapat memahami langsung langkah langkah proses yang harus dilakukan.
7 KESIMPULAN DAN SARAN
1 Kesimpulan
Dari hasil identifikasi dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa 16 aktivitas
pada identifikasi human error guna pencegahan mold tertukar pada saat setup injection
molding proses setting mold di mesin nilai HEP terbesar 0.4232 terdapat pada task setting
mold. Sehingga perlu dilakukan perbaikan agar tidak terjadi mold yang tertukar saat setup
pada mesin Injection.
2 Saran
a. Melakukan perbaikan dan evaluasi untuk task yang memiliki nilai HEP yang tinggi,
pada kasus ini yaitu proses setting mold pada mesin yang akan di jalankan.
Contohnya dengan menggunakan teknologi sistem jobtag dan verifikasi dengan
sistem Barcode sehingga jika terjadi kesalahan dapat terdeteksi dengan cepat dan
dilakukan perbaikan dengan semestinya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Astri Arini, & Mulyono. (2013). Analisis human reliability pada operator bagian maintenance
mesin 2 dengan metode human error assessment and reduction technique di pt. Pjb up
paiton. 2013-07, Vol 2 no 2 :1-2.
Cheng, C.-M., & Hwang, S.-L. (2015). Applications of integrated human error identification
techniques on the chemical cylinder change task. Applied Ergonomics, 47, 274–284.
https://doi.org/10.1016/j.apergo.2014.10.008
Kirwan, B. (1994). A guide to practical human reliability assessment. Taylor & Francis.
Onnasch, L., Wickens, C. D., Li, H., & Manzey, D. (2014). Human Performance
Consequences of Stages and Levels of Automation: An Integrated Meta-Analysis.
Human Factors: The Journal of the Human Factors and Ergonomics Society, 56(3),
476–488. https://doi.org/10.1177/0018720813501549
Salmon, P. M., Lenné, M. G., Stanton, N. A., Jenkins, D. P., & Walker, G. H. (2010).
Managing error on the open road: The contribution of human error models and
methods. Safety Science, 48(10), 1225–1235.
https://doi.org/10.1016/j.ssci.2010.04.004
Stanton, N. A. (Ed.). (2005). Handbook of human factors and ergonomics methods. CRC
Press.
16