Anda di halaman 1dari 12

Teks Cerita

Sejarah
Kelompok 2 :
- Ahmad Riza Yanuari Munandar
- Bilqis Salsabila
- Dyah Wahyuningtyas
- Nela Desfita Mujadi
- Nofita Wahyu Widjayanti
- Reifal Arizaldi
- Teuku Fayaz Ahsan
Definisi
Narasi dengan latar belakang kejadian masa lalu yang memiliki fakta
sejarah atau nilai sejarah serta disajikan dengan kreasi dan
pengetahuan penulis.

Ciri-ciri
Disajikan secara Kronologis atau berurutan
Berbentuk cerita ulang
Berisi fakta dimasa lampau yang sudah
dikreasikan pengarang
Struktur Teks Cerita Sejarah Nonfiksi
Pendahuluan

(Orientasi)
Bagian yang menggambarkan situasi dasar
dan memungkinkan pembaca memahami
cerita selanjutnya. Bagian ini menentukan
daya tarik dan selera pembaca terhadap
bagian-bagian berikutnya.

Perkembangan

(Urutan peristiwa)
Merupakan rekaman peristiwa sejarah yang
terjadi, yang umumnya akan disampaikan
dalam bentuk urutan kronologis yang terjadi.

Penutup

(Reorientasi)
Komentar pribadi penulis terhadap cerita
yang ditulisnya. Bersifat optional
Struktur Cerita Teks Sejarah Fiksi

1. Orientasi 2. Komplikasi
Pembuka dalam teks cerita sejarah yang
Tahapan menuju konflik yang

berisi pengenalan tokoh dan latar cerita. berisi urutan kejadian.

3. Klimaks 4. Resolusi
Puncak konflik dalam sebuah teks cerita
Suatu keadaan ketika konflik terpecahkan

sejarah. dan menemukan penyelesaiannya.

5. Koda
Koda (Bersifat Opsional), bagian akhir yang

berisi nilai-nilai atau ajaran moral yang

dapat dipetik pembaca.


Unsur Intrinsik Teks Cerita Sejarah

Tema Gaya Bahasa


Gaya menulis

Ide pokok sebuah

pengarang.
cerita.

Amanat
Sudut Pandang
Penokohan Latar Alur dan Plot
Sesuatu yang ingin

Cara atau pandangan yang

Pelukisan gambaran
Pijakan dalam teks cerita
Serangkaian peristiwa
digunakan pengarang untuk
disampaikan

yang jelas tentang


sejarah berupa tempat,
yang mempunyai
menyajikan tokoh, tindakan,
pengarang kepada

seseorang dalam
waktu, suasana, dan
hubungan sebab-
latar, dan berbagai peristiwa
pembaca.
sebuah cerita. lingkungan sosial
akibat. yang membentuk cerita.
budaya.
Unsur Ekstrinsik Teks Cerita Sejarah

1. Latar belakang

masyarakat saat karya

diciptakkan.

2. Latar belakang

pengarang.

3. Nilai nilai di

masyarakat yang

terkandung dalam

cerita.
Teks Sejarah dan Teks Cerita Sejarah

Persamaan Perbedaan
Teks Sejarah Teks Cerita Sejarah
Isinya sama sama berkaitan dengan sejarah.
Tokohnya benar-benar

Tokohnya belum tentu ada


ada
Tulisan dibuat berdasarkan informasi sejarah.
Alurnya merekonstruksi
Alurnya berdasarkan kreasi
peristiwa sejarah pengarang

Menceritakan kisah masa lalu. Dapat membuat fakta

Isinya fakta sejarah


sejarah tapi tidak mengikat

Berlatar waktu dan tempat masa lalu. Berfungsi sebagai ilmu


Berfungsi sebagai sarana

pengetahuan hiburan karena sastra


Kebahasaan

Verba Mental Verba Material

Verba yang berhubungan dengan mental Kata kerja berimbuhan yang mengacu
manusia, sehingga tidak nampak secara pada sebuah tindakan atau perbuatan
fisik. secara fisik.
Contoh: Contoh:
• Merasa • Berpikir • Menduga • Menggerakkan • Mengiringi • Bekerja

Kalimat Langsung Kalimat Tidak Langsung

Kalimat yang diucapkan secara langsung Kalimat yang berisi penyampaian kembali
kepada orang yang dituju, ditandai ucapan orang lain dengan cara tidak
dengan pemakaian tanda petik ("). langsung sehingga tidak menggunakan
Contoh: tanda petik.
"Ampun, Gusti Adipati, hamba belum Riung Samudera menyatakan bahwa ia
mengerti" kata Riung Samudera." masih bingung dengan penjelasan Adipati
tentang masalah itu.
Kebahasaan

Adjektiva (Kata Sifat) Konjugsi (Temporal) Kalimat Lampau

Kata yang menerangkan nomina


Kata penghubung penanda
Kalimat yang di dalamnya

atau kata benda. keterangan waktu yang digunakan


mengandung peristiwa yang sudah

untuk menandai urutan peristiwa


terjadi pada masa silam.
Contoh: pada teks.
• Berwibaha • Istimewa • Sengsara Contoh:
Contoh: Setelah juara gulat pergi, Sang

• Sejak • Ketika • Sementara Adipati bangkit dan berjalan tenang

• Kemudian • Sambil masuk ke Kadipaten.


• Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi

Legenda Coban Rondo

Alkisah pada zaman dahulu ada sepasang suami istri bernama Raden Baron Kusuma dan Dewi Anjarwati. Saat usia
pernikahannya baru menginjak 36 hari, atau yang dalam istilah Jawa disebut selapan, pasangan tersebut berniat
mengunjungi tempat asal Raden Baron Kusuma di Gunung Anjasmoro. Keduanya sempat dilarang pergi oleh
orang tua. Namun Dewi Anjarwati tetap bersikeras melanjutkan keinginannya tersebut.

Hingga akhirnya, saat di perjalanan, pasangan ini bertemu dengan Joko Lelono yang kemudian tertarik dengan
kecantikan Dewi Anjarwati. Joko Lelono pun kemudian berusaha merebut Dewi Anjarwati dari Raden Baron.
Perkelahian antara Raden Baron dan Joko Lelono pun tak dapat dapat dihindari. Raden Baron meminta sang istri
untuk bersembunyi di balik air terjun sembari menunggu suaminya datang menjemput. Sementara itu,
perkelahian sengit antara Raden Baron dan Joko Lelono berlangsung selama tiga hari tiga malam sebelum
akhirnya keduanya sama-sama tewas. Tinggallah Dewi Anjarwati yang menjadi janda dan meratapi nasibnya di
tempat itu.

Sejak saat itu, air terjun tempat Dewi Anjarwati bersembunyi itu disebut Coban Rondo yang artinya air terjun janda.
Air terjun Coban Rondo ini berada di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
• Contoh Teks Cerita Sejarah Nonfiksi

Sumpah Pemuda
Hari Sumpah Pemuda yang diperingati tiap tanggal 28 Oktober merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan panjang Indonesia dalam merebut
kemerdekaan. Pada 28 Oktober 1928 atau 93 tahun lalu, para pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai daerah berkumpul untuk mengucapkan ikrarnya.
Moehammad Yamin merupakan sosok yang merumuskan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda dibacakan Soegondo saat kegiatan penutupan dan dijelaskan
secara panjang lebar oleh Yamin.
Saat itu tidak ada istilah Sumpah Pemuda. Tapi, istilah itu lahir setelah kegiatan itu selesai. Hingga kini, istilah Sumpah Pemuda begitu melekat dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia.

Mereka berikrar untuk bertumpah darah, berbahasa, dan berbangsa Indonesia. Berikut isi lengkap sumpah yang diucapkan para pemuda tersebut :
Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea : Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Sebelum tercetus sebagai Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, ada sejarah di balik perjalanannya. Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, sumpah
Pemuda merupakan hasil rumusan dalam Kongres Pemuda II Indonesia. Kongres tersebut merupakan pertemuan besar pada 1928. Dalam pertemuan itu
hadir para pelajar dari seluruh wilayah Nusantara yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Kongres Pemuda II itu digelar tiga sesi
di tiga tempat berbeda. Organisasi kepemudaan yang hadir saat itu di antaranya Jong Java, Jong Batak, Jong Ambon, dan Jong Islamieten Bond. Sesi pertama
dilakukan pada 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) yang sekarang bernama Lapangan Banteng.

Ketua PPPI, Sugondo Djojopuspito saat itu berharap Kongres Pemuda II diharapkan dapat mempererat semangat persatuan di antara para pemuda. Sesi
kedua digelar pada 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop. Dalam sesi itu dibahas masalah pendidikan yang sangat penting untuk anak. Sesi ketiga
yang merupakan sesi penutup digelar di Gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Saat itu, rumusan Sumpah Pemuda terlahir.

Setelah Sumpah Pemuda lahir, para pemuda dan bangsa Indonesia secara umum akhirnya memiliki semangat kebersamaan untuk berjuang melawan
penjajah. Mereka tak lagi sendiri-sendiri melawan penjajah. Hingga akhirnya, Indonesia benar-benar merdeka pada 17 Agustus 1945.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai