B. Kegiatan Belajar : KB 3 (Hari Akhir, Qadha dan Qadar) C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
Peta Konsep (Beberapa
1 istilah dan definisi) di modul bidang studi 1. KEIMANAN KEPADA HARI AKHIR DAN KIAMAT a) Pengertian Hari Akhir dan Kiamat Beriman (meyakini) adanya hari akhir adalah bagian dari rukun iman. Syekh Thahir bin Shalih al-Jazairy (w. 1338 H) dalam Al-Jawahir al-Kalamiyah Menyampaikan bahwa rukun iman meliputi enam hal, yaitu:
“Rukun akidah Islamiyah itu ada enam hal, yaitu:
(1) iman kepada Allah, (2) iman kepada malaikat Allah, (3) iman kepada kitab-kitab Allah, (4) iman kepada para rasul Allah, (5) iman kepada hari akhir, dan (6) iman kepada qadar (takdir) Allah.”
Sedemikian pentingnya iman kepada hari akhir maka
dalam Al-Qur’an dan hadits keimanan pada hari akhir ini kerap disandingkan dengan keimanan kepada Allah. Dan memang ada dua hal pokok berkaitan dengan keimanan yang banyak dijabarkan dalam ayat-ayat Al- Qur’an, yaitu pembuktian tentang keesaan Allah, yang berarti ini tentang iman kepada Allah, dan kedua, uraian atau pembuktian tentang hari akhir atau hari kiamat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kiamat diartikan:
(1) hari kebangkitan setelah mati (orang yang telah meninggal dihidupkan kembali untuk diadili perbuatannya); (2) hari akhir zaman (dunia seisinya rusak binasa dan lenyap); (3) celaka sekali, bencana besar, rusak binasa; (4) berakhir dan tidak muncul lagi.
Sedang dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, kiamat
diartikan keadaan makhluk dan alam semesta ketika berakhirnya kehidupan mereka di dunia.
Kiamat merupakan kebangkitan manusia dari kematian
atau dari kuburnya. Maknanya, pada hari itu semua manusia dibangkitkan dari kubur, tempat peristirahatan setelah kematiannya. Selanjutnya, mereka diadili dan diminta pertanggungjawaban atas semua perbuatannya di dunia, yang banyak kebaikannya akan mendapat ganjaran kenikmatan, dan yang sebaliknya akan mendapat hukuman. Allah Berfirman:
“Maka adapun orang yang berat timbangan
(kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)-nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (Al-Qari‘ah/101: 6- 9). Kiamat merupakan akhir dari alam semesta dan kehidupan semua makhluk. Artinya saat kiamat tiba, seluruh jagat raya beserta isinya, seperti planet, bintang, langit, bumi, manusia, dan semua yang ada, hancur binasa. Allah berfirman:
“Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang
jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan meluap, dan apabila kuburan-kuburan di bongkar.” (Al- Infiţar/82: 1- 4).
Pengertian Hari Akhir menurut para Ahli:
1) Sayyid Sabiq dalam al-Aqa’id al-Islamiyyah menjelaskan, “Hari kiamat adalah suatu keadaan yang didahului dengan musnahnya alam semesta. Saat itu, seluruh makhluk yang masih hidup akan mati. Bumi pun akan berganti, bukannya bumi dan langit yang ada sekarang”. 2) Quraish Shihab dalam Perjalanan Menuju Keabadian menulis, “Para ulama menjelaskan bahwa ada dua macam kiamat: kecil (sughro) dan besar (kubro). Kiamat kecil adalah saat kematian orang per orang, sedang kiamat besar adalah yang bermula dari kehancuran alam raya.” 3) Didin Hafidhuddin menyatakan bahwa kiamat diawali dengan tiupan terompet sebagai tanda kehancuran alam. Dari beberapa rumusan tersebut dapat disimpulkan beberapa hal berikut. • hari kiamat merupakan akhir kehidupan dunia; • kiamat diawali tiupan sangkakala sebagai tanda permulaan hancurnya alam semesta; • kiamat merupakan kehancuran jagat raya yang diawali dengan berguncangnya bumi, hancurnya semua benda angkasa, dan kematian seluruh makhluk hidup yang masih ada, sehingga semua yang ada di dunia musnah; • setelah semuanya hancur dan musnah, bumi, langit, dan lainnya akan diganti dengan yang baru; • kiamat merupakan awal kehidupan akhirat yang menggantikan kehidupan dunia. b) Term-Term Lain Hari Akhir Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah Swt. menggambarkan keadaan hari kiamat hingga manusia dilahirkan, dihisab, dan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Berikut nama-nama hari akhir: • Yaumul Qiyamah yaitu hari kiamat • Yaumur Rajifah yaitu hari lindu besar • Yaumuz Zalzalah yaitu hari keguncangan atau keruntuhan • Yaumul Haqqah yaitu yaitu hari kepastian • Yaumul Qariah yaitu hari keributan • Yaumul Akhir yaitu hari akhir • Yaumut Tammah yaitu hari bencana agung • Yaumul Asir yaitu hari sulit • Yaumun la raiba fihi yaitu hari yang tidak ada lagi keraguan padanya • Yaumul ba'ast yaitu hari kebangkitan • Yaumut Tagabun yaitu hari terbukanya segala keguncangan • Yaumun Nusyur yaitu hari kebangkitan • Yaumut Tanad yaitu hari panggilan • Yaumul Mizan yaitu hari pertimbangan • Yaumu la tajzi nafsun an nafsin syaian yaitu hari yang tidak dapat seseorang diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun • Yaumul Jamak yaitu hari pengumpulan • Yaumul Fashl yaitu hari pemisahan • Yaumul Waqi'ah yaitu hari kejatuhan • Yaumul Mahsyar yaitu hari berkumpul • Yaumu Din yaitu hari keputusan • Yaumut Talaq yaitu hari pertemuan • Yaumul Jaza yaitu hari pembalasan • Yaumul 'Ard yaitu hari pertontonan • Yaumul Gasyiyah yaitu hari pembalasan • Yaumul Khulud yaitu hari yang kekal • Yaumul Barzah yaitu hari penantian • Yaumul Hisab yaitu hari perhitungan • Yaumul Waid yaitu hari ancaman • Yaumul Haq yaitu hari kebenaran Ada tiga istilah yang paling banyak disebutkan Al-Qur’an terkait hari akhir ini, yaitu yaumul qiyamah (hari kebangkitan), terulang tujuh puluh kali; as-sa‘ah (waktu), terulang empat puluh kali; al-akhirah (akhir; penghabisan) terulang seratus lima belas kali.
Adapun yaumul akhir terulang 24 kali; yaumud din (hari
pembalasan) terulang enam kali; yaumul fashl (hari keputusan) terulang enam kali; yaumul fath (hari pengadilan) terulang dua kali; yaumut talaq (hari pertemuan) terulang dua kali; yaumul jam’i (hari pengumpulan) terulang dua kali; yaumul khulūd (hari kekekalan) terulang dua kali; yaumul khurūj (hari keluar) terulang dua kali; yaumul ba’ts (hari kebangkitan) terulang dua kali; yaumut tanad (hari panggilan) terulang dua kali. Kemudian ada yaumul hasrah (hari penyesalan), yaumul azifah (hari mendekat), dan yaumu taghabun (hari terbukanya aib yang masing-masing sekali.
Juga ada istilah al-qariah (bencana yang
menggetarkan); al-ghasyiah (bencana yang tak tertahan), as-shakhkhah (bencana yang memekakkan, al-haqah (kebenaran besar), dan al-waqiah (peristiwa besar).
c) Pembagian dan Tanda-tanda Kiamat
Tanda-tanda Kiamat (Asyrath as-Sa’ah) adalah indikasi- indikasi Kiamat yang mendahuluinya dan menunjukkan kedekatan (waktu) nya. Sementara kiamat (as-Sa’ah) dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga) makna, yaitu: • Kiamat Kecil (as-Sa’ah ash-Shughra) yaitu kematian manusia. Barangsiapa yang meninggal dunia maka telah terjadi Kiamat padanya, karena ia masuk ke dalam alam akhirat. • Kiamat Sedang (as-Sa’ah al-Wushtha) yaitu meninggalnya generasi satu abad tertentu. • Kiamat Besar (as-Sa’ah al-Kubra) yaitu dibangkitkannya manusia dari kubur mereka untuk dihisab (al-hisab) dan dibalas (al-jaza’) amalan- amalannya di dunia.
Klasifikasi Tanda-Tanda Kiamat terbagi menjadi dua:
• Tanda-tanda kecil (asyrath shughra), yaitu (tanda- tanda) yang mendahului Kiamat dengan (jarak) waktu yang lama dan menjadi hal yang berulang- ulang (biasa terjadi). Seperti hilangnya ilmu, merebaknya kebodohan dan minuman khamer, saling berlomba meninggikan bangunan, Terkadang sebagian tanda-tandanya muncul bebarengan dengan tanda-tanda Kiamat besar (asy- asyrath al- kubra) atau (ada juga yang) setelahnya. • Tanda-tanda besar (asyrath kubra), yaitu perkara- perkara besar yang muncul menjelang terjadinya Kiamat (qurba qiyam as-sa’ah), dan kejadiannya tidak berulang-ulang. Seperti; kemunculan ad-Dajjal, turunnya ‘Isa as., keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya Matahari dari arah barat.
Menurut perspektif ulama’, tanda-tanda Kiamat dari
perspektif kemunculannya ada 3 (tiga) bagian, yaitu: • Klasifikasi yang telah muncul dan telah berakhir. • Klasifikasi yang telah muncul dan terus berlangsung, bahkan semakin banyak. • Klasifikasi yang belum terjadi hingga sekarang. tanda-tanda besar (al-asyrath al-kubra) dan sebagian tanda-tanda kecil (al-asyrath ash-shugra).
Dua klasifikasi pertama masuk dalam tanda-tanda
kiamat kecil (asyrath as-sa’ah ash-shughra), sedangkan klasifikasi ketiga terhimpun di dalamnya tanda-tanda besar (al-asyrath al-kubra) dan sebagian tanda-tanda kecil (al-asyrath ash-shugra).
Para ulama mengklasifikasikan kiamat menjadi dua:
• Kiamat kecil (qiyamah al-shugra), yaitu kematian. Ibnu Katsir berpendapat bahwa kiamat kecil ialah berakhirnya kehidupan manusia di bumi, dan masuk kepada hari akhirat. Ibnu Qayyim al-Jauziyah menyamakan kiamat kecil dengan alam barzah (al- barzakh) atau tahap awal tempat kembali manusia (ma’ad al-awwal). Allah SWT menyediakan dua fase (tahapan) setelah manusia meninggal dunia, pada dua fase ini Allah SWT akan membalas setiap amalan baik dan buruk yang dikerjakan manusia semasa hidupnya.
Tanda tanda hari kiamat kecil lainnya adalah
munculnya para dai yang menyesatkan, para pemimpin yang menyimpang, amanat disia-siakan dengan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya. Minimnya kebaikan, jarang hujan, sering terjadi gempa, banjir, harga-harga barang sangat tinggi, para perempuan keluar dengan tidak berpakaian, berpakaian namun telanjang. Di samping itu, tanda tanda hari kiamat kecil lainnya adalah waktu berjalan terasa cepat, sehingga setahun seakan-akan hanya sebulan, sebulan seakan-akan hanya satu jam, dan satu jam bagaikan bara api yang membakar. Al-Qur’an pun menjadi lenyap, yang tersisa hanyalah tulisannya, mushaf- mushaf dihias dengan emas, kaum perempuan jadi pembicara, dan masjid-masjid juga dihias.
• Kiamat besar (qiyamah al-kubra).
Para ulama berbeda pendapat terkait urutan terjadinya tanda-tanda kiamat besar. Salah satu hadits sahih yang berkaitan dengan kiamat (as-saʽah) yang pasti adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya dan juga diriwayatkan oleh beberapa perawi hadits serta diakui oleh para ulama adalah hadits berikut, yaitu:
“Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari berkata,
Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad- dabbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya'juj dan Ma'juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,” (HR. Muslim).
Tanda-tanda kiamat dalam hadits ini disebut sebagai
tanda- tanda kiamat kubra (hari akhir). Ada sepuluh tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits ini. Namun yang disebutkan dalam hadits tersebut hanya ada delapan: 1. Munculnya kabut (dukhan) 2. Munculnya Dajjal 3. Munculnya Dabbah 4. Terbitnya matahari dari barat. 5. Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj 6. Munculnya Isa bin Maryam 7. Adanya tiga gerhana, di timur; Gerhana di barat; Gerhana di jazirah Arab 8. Adanya api yang muncul dari Yaman kemudian menggiring manusia menuju tempat berkumpul.
Kiamat merupakan peristiwa yang bila ditinjau dari sisi
sains, maka potensi alam semesta ini berakhir akan sangat mungkin terjadi. Salah satu peristiwa alam yang menandai awal kiamat ialah guncangan dahsyat. Ada tanda-tanda yang bisa diamati oleh mata manusia sebelum terjadinya kiamat. Ilmuwan bahkan telah mengemukakan skema- skema yang terjadi seperti bumi bertabrakan dengan planet lain atau hantaman asteroid dan sebagainya.
Peristiwa kiamat diawali dengan guncangan yang
dahsyat yang meliputi seluruh bumi. Fenomena gempa ini berbeda dengan yang selama ini terjadi, hanya bersifat lokal dan tidak menyeluruh ke seantero bumi. Peristiwa ini menjadi penanda yang mengingatkan manusia bahwa akhir kehidupan dunia telah datang, yang diikuti kemudian oleh kehidupan akhirat.
2. QADHA, QADAR, DAN TAKDIR
a) Pengertian Qadha dan Qadar Iman kepada Qadla dan Qadar adalah termasuk pokok- pokok iman yang enam (Ushul al-Iman as-Sittah) yang wajib kita percayai sepenuhnya. Secara bahasa, Al- Qadla bermakna al-Khalq, artinya penciptaan, dan al- Qadar bermakna at-Tadbir, artinya ketentuan.
Adapun secara istilah al-Qadar artinya ketentuan Allah
atas segala sesuatu sesuai dengan pengetahuan (al- ‘Ilm) dan kehendak-Nya (al-Masyi’ah) yang Azali (tidak bermula), di mana sesuatu tersebut kemudian terjadi pada waktu yang telah ditentukan dan dikehendaki oleh-Nya terhadap kejadiannya. Penggunaan kata “al- Qadar” terbagi kepada dua bagian, yaitu: • Kata al-Qadar bisa bermaksud bagi sifat “Taqdir” Allah, yaitu sifat menentukannya Allah terhadap segala sesuatu yang ia kehendakinya. al-Qadar dalam pengertian sifat “Taqdir” Allah ini tidak boleh kita sifati dengan keburukan dan kejelekan, karena sifat menentukan Allah terhadap segala sesuatu bukan suatu keburukan atau kejelekan, tetapi sifat menentukannya Allah terhadap segala sesuatu yang Ia kehendakinya adalah sifat yang baik dan sempurna, sebagaimana sifat-sifat Allah lainnya. • Kata al-Qadar dapat bermaksud bagi segala sesuatu yang terjadi pada makhluk, atau disebut dengan al- Maqdūr. Al-Qadar dalam pengertian al-Maqdūr ini ialah mencakup segala apapun yang terjadi pada seluruh makhluk ini; dari keburukan dan kebaikan, kesalehan dan kejahatan, keimanan dan kekufuran, ketaatan dan kemaksiatan, dan lain-lain.
Qadha menurut ulama Asy’ariyyah adalah kehendak
Allah atas sesuatu pada azali untuk sebuah ‘realitas’ pada saat sesuatu di luar azali kelak. Sementara qadar menurut mereka adalah penciptaan (realisasi) Allah atas sesuatu pada kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya pada azali.
Sedangkan bagi kelompok Maturidiyyah, qadha
dipahami sebagai penciptaan Allah atas sesuatu disertai penyempurnaan sesuai ilmu-Nya. Dengan kata lain, qadha adalah batasan yang Allah buat pada azali atas setiap makhluk dengan batasan yang ada pada semua makhluk itu seperti baik, buruk, memberi manfaat, menyebabkan mudarat, dan seterusnya.
b) Takdir Mubram dan Muallaq
• Qadla Mubram, ialah ketentuan Allah yang pasti terjadi dan tidak dapat berubah. Ketentuan ini hanya ada pada Ilmu Allah, tidak ada siapapun yang mengetahuinya selain Allah sendiri, seperti ketentuan mati dalam keadaan kufur (asy- Syaqawah), dan mati dalam keadaan beriman (as- Sa’adah), ketentuan dalam dua hal ini tidak berubah. • Qadla Mu’allaq, yaitu ketentuan Allah yang berada pada lambaran-lembaran para Malaikat, yang telah mereka kutip dari al-Lauh al-Mahfuzh, seperti si fulan apa bila ia berdoa maka ia akan berumur seratus tahun, atau akan mendapat rizki yang luas, atau akan mendapatkan kesehatan, dan seterusnya. Namun, misalkan si fulan ini tidak mau berdoa, atau tidak mau bersillaturrahim, maka umurnya hanya enam puluh tahun, ia tidak akan mendapatkan rizki yang luas, dan tidak akan mendapatkan kesehatan.
Meskipun takdir terbagi dua, muallaq dan mubram, kita
sebagai manusia tidak mengetahui mana takdir muallaq dan takdir mubram. Oleh karena itu, ahlusunnah wal jamaah memandang doa sebagai ikhtiar manusiawi yang tidak boleh ditinggalkan sebagaimana pada umumnya aliran ahlusunnah wal jamaah memandang perlunya ikhtiar dalam segala hal, bukan menyerah begitu saja pada putusan takdir. Sementara aliran muktazilah tidak mempercayai peran dan manfaat doa karena kata ‘doa’ dalam Al-Quran adalah ibadah secara umum. Menurut mereka, siapa saja yang beribadah, niscaya Allah akan menerimanya. Mereka tidak mengartikan siapa saja yang berdoa, niscaya Allah akan mengabulkannya.
Daftar materi bidang studi
2 yang sulit dipahami pada Nama-nama lain hari kiamat modul
Daftar materi yang sering
3 mengalami miskonsepsi 1. Qadha dan qadar dalam pembelajaran 2. Takdir muallaq dan mubram