Anda di halaman 1dari 33

setiap kali mendengarkan istilah design pattern di software development.

Dua kata yang


masih memusingkan saya untuk memahami dan menerapkannya.

Kembali ke desain.Salah satu buku rekomendasi dari presentationzen.com adalah A Whole


New Mind, karangan Daniel H. Pink.Di pasar buku loak Kwitang, terjemahan buku ini
(terbitan Abdi Tandur). Pink menerangkan adanya pergeseran era di masa sekarang dan
akan datang dari era informasi menuju era konseptual. Atau pergeseran dari era otak kiri
menuju era otak kanan.Kenapa !Karena kelimpahan material, tenaga-tenaga murah di Asia
dan otomatisasi pekerjaan manusia.Singkatnya pekerjaan-pekerjaan model otak kiri, seperti
akuntan, dokter; bisa dikerjakan dengan lebih murah (outsourcing), bisa diotomatisasi lebih
baik menggunakan teknologi.Sehingga yang tersisa adalah kemampuan yang tidak bisa
diotomatisasi, kemampuan otak kanan.Kemampuan untuk high concept, high touch; konsep
tinggi dan menyentuh hati.Salah satunya adalah desain.

Apakah desain itu !Karena selama ini mungkin terlalu dominan otak kiri, saya agak kesulitan
mengapresiasi desain. Padahal ia ada di sekitar kita. Dari sendok, garpu, televisi, laptop,
rumah, pakaian sampai iklan koran, koran itu sendiri, slot iklan di televisi, film yang kita
tonton atau buku yang kita baca. Pada awalnya kita mendesain untuk memudahkan
kita.Memudahkan kita mengolah masakan, memudahkan untuk mengambil makan,
memberikan kita keteduhan atau memudahkan kita memahami satu konsep.Sehingga desain
terkait dengan fungsi, kegunaan.Tetapi, desain tidak cuma masalah fungsi atau guna tetapi
juga masalah makna.Makna terkait dengan transendensi diri kita. Ada emosi di sana. Ada
pengalaman di sana. Ada imajinasi.Ada fiksi.(adi kata kunci untuk desain adalah kegunaan
(utilitity) dan makna (meaning).Design is the fundamental soul of a man-made creation
[Steve Jobs].

Dalam manifesto Desin )unnel, Stephen *ay menyatakan desain yang baik selalu mampu
+menjahit pesan yang akan disampaikan. Desain adalah metode untuk menggabungkan
bentuk (form) dengan isi (content) [Paul Rand]. -agaimana proses mendesain yang efektif !

1. Proses desain semestinya dimulai dari mendefinisikan nilai dan tujuan terlebih dahulu.

/. Kemudian menemukan mood (suasana hati) dan metafora untuk kata kunci pada tahap
pertama (membangun asosiasi). Metafora, misal kuat 0 superhero, friendly 0 smile.
1lemen visual, misal kuat 0 hitam; friendly 0 circular, orange.

2. Setelah tahap ini baru definisikan konsep dan ide, bisa dengan mencari ilham dari alam
atau melihat-lihat desain bidang lain.

3. Tahap selanjutnya membuat bahasa visual. 4ni memudahkan kita untuk


membicarakan cerita kita dalam bentuk tertentu. -ahasa visual ini bisa berbentuk
image (citra, gambar), warna, tipografi, bentuk, layout.

5. Terakhir baru +lakukan desain 6 (mulai gunakan tools desain-nya, PowerPoint misalnya).

Ada yang paralel pada cara mendesain di atas dengan cara kita membuat presentasi dengan
menggunakan PowerPoint yang diajarkan oleh 7liff Atkinson, 8lihat posting sebelumnya9.
Apakah kita harus ahli dalam desain !Semestinya tidak harus mahir sekali atau ekspert. Yang
penting adalah kita menjadi melek desain (design literate) atau design mindful (istilah Garr
<eynolds) atau design sensitive.

Resensi Buku : A Whole New Mind. Menuju Zaman Konseptual, Membuat Manusia
Menjadi Bermakna

Seorang kolega memberi gift buku berjudul A Whole New Mind (Suatu Pemikiran
baru yang utuh) dengan sub judul Berpindah dari zaman Informasi menuju
zaman konseptual karangan Daniel H Pink. Buku bersampul dominant warna pink
(bukan kebetulan sesuai dengan nama penulisnya) setebal 238 halaman. Penulis
disebutkan seorang kontributor editor majalah Wired di USA. Dia telah menulis di
New York Times, Harvard Business Review dll.Penulis tinggal di Washington DC
dengan istri dan tiga anaknya.Sebelumnya saya belum mengenal penulis.Buku
itu terbitan perdana tahun 2006.Saya sebelumnya jarang membaca buku
terjemahan serial manajemen atau pemikiran baru.Saya membaca beberapa
buku manajemen untuk kebutuhan kuliah.Yang saya senangi sebelumnya ya
buku-buku fiksi novel, cerpen, catatan perjalanan, buku agama, kisah manusia
dll.Tetapi karena saya diberi gift dengan perkataan "buku ini mungkin cocok
untuk saya" berarti saya harus membacanya.Bukan berdasar pada selera saya
saja. Sekali waktu juga hasil masukan dari orang lain.

Saya sempatkan membacanya di sela-sela perjalanan dinas. Kalau di rumah


ditanggung tidak akan selesai he..he.. Awalnya membaca buku ini terasa
membosankan karena hanya bercerita tentang fungsi otak kiri yang cenderung
logik dan fungsi otak kanan yang sangat manusia. Dimulai dengan judul
kebangkitan otak kanan.

Tetapi lama kelamaan isinya menjadi menarik. Dia menulis dengan bukti-bukti
yang diambil dari seluruh dunia. Baik dari buku, majalah, survey, pendapat
tokoh dll. Bahkan kadang dia sempatkan bertemu dengan nara sumber di
berbagai negara untuk bergaul dan mendapatkan point dari opininya. Dia
traveling dari negara satu ke nagara lainnya. Dia bisa mengutip dengan
enaknya. Marilah kita nikmati isi buku tersebut.

Kelimpahan, Asia dan Otomatisasi.

Mari kita tengok masa pada saat orang tua menyuruh anaknya mencekoki hal-
hal sebagai berikut : lulus dengan nilai bagus, masuk perguruan tinggi, raih
profesi yang akan mengangkat standar hidup dan prestise hebat. Jadilah
profesi dokter, insinyur, pengacara, akuntan menjadi idola. Peter Drucker
menyebutnya "Pekerja intelektual". Ketika komputer mulai berkembang dan
para CEO tampil pada cover majalah, kaum muda yang pandai dalam hal
matematika dan ilmu alam, memilih teknologi tinggi, sementara yang lainnya
memilih sekolah bisnis, mengira sukses dapat diraih melalui MBA. Para
"Pekerja intelektual" tersebut mempunyai kemampuan memperoleh dan
menerapkan pengetahuan teoritis dan
Apakah kita harus ahli dalam desain !Semestinya tidak harus mahir sekali atau ekspert. Yang
penting adalah kita menjadi melek desain (design literate) atau design mindful (istilah Garr
<eynolds) atau design sensitive.

Resensi Buku : A Whole New Mind. Menuju Zaman Konseptual, Membuat Manusia
Menjadi Bermakna

Seorang kolega memberi gift buku berjudul A Whole New Mind (Suatu Pemikiran
baru yang utuh) dengan sub judul Berpindah dari zaman Informasi menuju
zaman konseptual karangan Daniel H Pink. Buku bersampul dominant warna pink
(bukan kebetulan sesuai dengan nama penulisnya) setebal 238 halaman. Penulis
disebutkan seorang kontributor editor majalah Wired di USA. Dia telah menulis di
New York Times, Harvard Business Review dll.Penulis tinggal di Washington DC
dengan istri dan tiga anaknya.Sebelumnya saya belum mengenal penulis.Buku
itu terbitan perdana tahun 2006.Saya sebelumnya jarang membaca buku
terjemahan serial manajemen atau pemikiran baru.Saya membaca beberapa
buku manajemen untuk kebutuhan kuliah.Yang saya senangi sebelumnya ya
buku-buku fiksi novel, cerpen, catatan perjalanan, buku agama, kisah manusia
dll.Tetapi karena saya diberi gift dengan perkataan "buku ini mungkin cocok
untuk saya" berarti saya harus membacanya.Bukan berdasar pada selera saya
saja. Sekali waktu juga hasil masukan dari orang lain.

Saya sempatkan membacanya di sela-sela perjalanan dinas. Kalau di rumah


ditanggung tidak akan selesai he..he.. Awalnya membaca buku ini terasa
membosankan karena hanya bercerita tentang fungsi otak kiri yang cenderung
logik dan fungsi otak kanan yang sangat manusia. Dimulai dengan judul
kebangkitan otak kanan.

Tetapi lama kelamaan isinya menjadi menarik. Dia menulis dengan bukti-bukti
yang diambil dari seluruh dunia. Baik dari buku, majalah, survey, pendapat
tokoh dll. Bahkan kadang dia sempatkan bertemu dengan nara sumber di
berbagai negara untuk bergaul dan mendapatkan point dari opininya. Dia
traveling dari negara satu ke nagara lainnya. Dia bisa mengutip dengan
enaknya. Marilah kita nikmati isi buku tersebut.

Kelimpahan, Asia dan Otomatisasi.

Mari kita tengok masa pada saat orang tua menyuruh anaknya mencekoki hal-
hal sebagai berikut : lulus dengan nilai bagus, masuk perguruan tinggi, raih
profesi yang akan mengangkat standar hidup dan prestise hebat. Jadilah
profesi dokter, insinyur, pengacara, akuntan menjadi idola. Peter Drucker
menyebutnya "Pekerja intelektual". Ketika komputer mulai berkembang dan
para CEO tampil pada cover majalah, kaum muda yang pandai dalam hal
matematika dan ilmu alam, memilih teknologi tinggi, sementara yang lainnya
memilih sekolah bisnis, mengira sukses dapat diraih melalui MBA. Para
"Pekerja intelektual" tersebut mempunyai kemampuan memperoleh dan
menerapkan pengetahuan teoritis dan
analitis yang sangat didukung oleh otak kiri. Kegunaan pemikiran beorientasi
otak kiri dan keuntungan dari kerjanya masih diperlukan. Namun tidak cukup.
Kita sedang bergerak memasuki zaman dimana pemikiran berorientasi otak
kanan akan semakin menentukan siapa yang akan sukses karena ada
keadaan berkelimpahan, Asia dan Otomatisasi.

Apa itu? Sekarang, gambaran kehidupan sosial, ekonomi dan budaya di banyak
tempat di dunia adalah kelimpahan. Contoh di Amerika, banyaknya mall,
kepemilikan mobil pribadi ditandai dengan menjamurnya bisnis gudang pribadi
dll. Kelimpahan mengakibatkan hasil yang ironis : Pemikir yang berorientasi
otak kiri yang paling berjaya semakin kurang penting. Kemakmuran yang
dihasilkannya telah menempatkan harga tinggi pada hal-hal yang kurang
rasional, yang lebih mempunyai sensibilitas pada otak kanan, antara lain
keindahan, spiritualitas, emosi. Tak lagi cukup menjual barang yang harganya
murah dan berguna tetapi barang tersebut harus indah, unik dan berarti.
Makanya saya menjadi paham kenapa harga lukisannya Vincent Van Goch
yang berjudul Self Potret of Dr Gachet bisa laku di atas Rp50M. Juga
lukisannya Affandi, Jeihan bisa laku di atas Rp300 juta. Sekarang juga sedang
marak bisnis tanaman hias anthurium Bayangkan harga satu pohon tak lebih
tinggi dari tubuh manusia bisa mencapai Rp500 Juta. Kabarnya, di suatu
pameran nurseri di Karanganyar, Jateng rekornya mencapai Rp1M. Wah!
Bandingkan dengan harga pohon jati di Blora yang berusia ratusan tahun
harganya sama dengan tanaman hias anthurium jenmani. Sama sekali tidak
logis (dengan terminologi otak kiri he..he..) tetapi dapat dimengerti.

Kenapa Asia? Ada ceritanya. Sekarang ini pekerjaan yang sifatnya logical
seperti programer IT sudah mulai dikuasai oleh pekerja di Asia seperti India,
Philipina, Cina dll. Mereka sudah mencancam pekerjaan IT yang berorientasi
otak kiri di Amerika Utara dan Eropa dengan keunggulan gaji jauh lebih murah.
Perusahaan Hewlet Packard mempekerjakan beberapa ribu insinyur di India.
Siemens mempekerjakan tiga ribu programer komputer di India dan sedang
memindahkan 15 ribu pekerjaan serupa. Oracle mempunyai 5 ribu staf dari
India. Konsultan IT di India mempekerjakan 17 ribu insinyur India untuk
melakukan pekerjaan Home Depot, Nokia dan Sony. Daftar masih berlanjut
dengan perusahaan lain di negara Cina, Philipina dll. Pekerjaan beorientasi
otak kiri yang bersifat standar dan rutin seperti analisa keuangan, radiologi dan
programer komputer bisa dilakukan lebih murah di negara lain dan secara
instan hasilnya dikirim melalui serat optik maka kesanalah pekerjaan itu pergi.

Otomatisasi. Pekerjaan yang bersifat logic, perhitungan dan bersifat runtun


akan tergantikan oleh mesin komputer. Artinya banyak pekerjaan yang harus
digantikan oleh mesin karena sudah bersifat otomatisasi.

Konsep Tinggi Menyentuh Hati.

Tiga kekuatan di atas sedang mengubah timbangan ke arah pemikiran


berorientasi otak kanan. Kelimpahan produksi sudah memuaskan, bahkan terlalu
memuaskan kebutuhan material jutaan orang sehingga orang kini lebih
menghargai makna keindahan dan emosi serta pencarian makna individual.
Asia sedang mempekerjakan sejumlah besar pekerjaan beorientasi otak kiri
dengan upah lebih murah. Otomatisasi sudah mulai mempengaruhi generasi
pekerja intelektual dengan cara yang hampir sama dengan yang terjadi pada
generasi pekerja otot. Sekarang kita sedang menuju ke arah zaman pasca
zaman IT yaitu zaman konseptual. Karakter utama di sini adalah para pencipta
dan yang mampu berempati. Kemampuan khasnya adalah penguasaan pemikiran
berorientasi otak kanan.

Berdasar kombinasi ukuran kemakmuran, kemajuan teknologi dan globalisasi


maka zaman dapat dipetakan yaitu, pada abad 18 zaman agrikultur (petani),
abad 19 zaman industri (pekerja pabrik), abad 20 zaman informasi (pekerja
intelektual) dan abad 21 zaman konseptual (pencipta dan berempati)

Enam Indra di Zaman Konseptual

Di zaman konseptual kita perlu melengkapi pemikiran berorientasi otak kiri


dengan menguasai enam kemampuan dasar dari pemikiran berorientasi otak
kanan. Secara bersamaan keenam indra yang high concept dan high touch ini
dapat membantu mengembangkan pemikiran baru yang utuh, yang diperlukan
pada zaman konseptual. Keenam indra tersebut adalah desain, cerita, simponi,
empati, bermain dan makna.

Sekarang ini produsen tidak lagi cukup menciptakan suatu produk, jasa,
pengalaman atau lifestyle yang hanya fungsional. Sekarang ini yang penting
secara ekonomis dan menguntungkan secara pribadi adalah menciptakan
sesuatu yang indah, unik dan menyentuh emosi. Bukan hanya fungsi tetapi
juga desain.

Ketika kita dibanjiri oleh informasi dan data, tidaklah cukup menata argumen
efektif. Berkomunikasi dan memahami diri sendiri telah menjadi suatu
kemampuan untuk menampilkan cerita yang menyentuh. Cerita menjadi
penting karena bisa menyentuh emosi. Bukan hanya argumen tetapi juga
cerita. Zaman konseptual mengingatkan tentang suatu kebenaran kekal namun
jarang dilakukan yakni kita harus saling mendengarkan cerita satu sama lain
dan kita masing-masing adalah pengarang kisah hidup diri sendiri.

Zaman industri dan informasi banyak menuntut fokus dan spesialisasi. Namun
ketika pekerjaan intelektual berpindah ke Asia, ada pekerjaan baru yang
mengandalkan kemampuan sebaliknya. Kemampuan menyatukan berbagai hal
yang disebut simponi. Bukan hanya analisa tetapi juga sintesa Ememandang
gambaran menyeluruh dan melampaui batas5batas, kemampuan
mengkombinasikan hal5hal berbeda menjadi kesatuan utuh yang memikat.
Bukan hanya fokus tetapi juga simponi.

Kemampuan berpikir logis merupakan 4iri dari manusia. /etapi dalam era
informasi ini logika saja tidak 4ukup. Apa yang membedakan orang yang
sungguh hidup adalah kemampuan mereka memahami apa yang membuat
sesama mereka bahagia, kemampuan menjalin relasi dan menaruh kepedulian
sesama. Bukan hanya logis tetapi juga empati. Praktek medis besokpun akan
mengubah informasi dari sekedar diagnosis saja tetapi juga empati,
pengobatan yang naratif dan holistik.

Banyak bukti menunjuk manfaat kesehatan dan keuntungan profesional dari


tawa, hati ringan, bermain dan humor. Ada waktu untuk serius tetapi ada waktu
untuk bermain. (i zaman konseptual dalam kerja dan kehidupan, kita semua
butuh bermain. Bukan hanya keseriusan tetapi juga bermain. (i lndia sudah
lama ada 4lub tawa yang kegiatannya hanya tertawa saja ha..ha.. Menurut
pendirinya, dr. Kataria, 8tawa adalah obat terbaik8.

Kita hidup dalam dunia yang berkelimpahan materi yang mempesona. Semua
membebaskan orang dari pergulatan hidup sehari5hari dan membebaskan kita
mengejar hasrat yang lebih berarti, seperti makna hidup, transendensi dan
kepuasan spiritual. Jadi bukan hanya akumulasi saja tetapi juga bermakna.
(Sunaryo Broto)
ReSenSi Buku a Whole New Mind, Menbuat ManuSia
Menjadi Bernakna
Desember 31, 2013sunaryobrotoTinggalkan komentar

Seorang kolega memberi gift buku berjudul A Whole New Mind (Suatu Pemikiran baru
yang utuh) dengan sub judul -erpindah dari zaman 4nformasi menuju zaman konseptual
karangan Daniel * Pink. -uku bersampul dominant warna pink (bukan kebetulan sesuai
dengan nama penulisnya) setebal /2= halaman. Penulis disebutkan seorang kontributor
editor majalah
>ired di USA. Dia telah menulis di @ew York Times, *arvard -usiness <eview dll.Penulis
tinggal di >ashington D7 dengan istri dan tiga anaknya.Sebelumnya saya belum mengenal
penulis.-uku itu terbitan perdana tahun /AAB.Saya sebelumnya jarang membaca buku
terjemahan serial manajemen atau pemikiran baru.Saya membaca beberapa buku manajemen
untuk kebutuhan kuliah.Yang saya senangi sebelumnya ya buku-buku fiksi novel, cerpen,
catatan perjalanan, buku agama, kisah manusia dll.Tetapi karena saya diberi gift dengan
perkataan +buku ini mungkin cocok untuk saya  berarti saya harus membacanya.-ukan
berdasar pada selera saya saja. Sekali waktu juga hasil masukan dari orang lain.

Saya sempatkan membacanya di sela-sela perjalanan dinas. Kalau di rumah ditanggung tidak
akan selesai he..he.. Awalnya membaca buku ini terasa membosankan karena hanya bercerita
tentang fungsi otak kiri yang cenderung logik dan fungsi otak kanan yang sangat
manusia.Dimulai dengan judul kebangkitan otak kanan.

Tetapi lama kelamaan isinya menjadi menarik.Dia menulis dengan bukti-bukti yang diambil
dari seluruh dunia.-aik dari buku, majalah, survey, pendapat tokoh dll. -ahkan kadang dia
sempatkan bertemu dengan nara sumber di berbagai negara untuk bergaul dan mendapatkan
point dari opininya. Dia traveling dari negara satu ke nagara lainnya.Dia bisa mengutip
dengan enaknya.Marilah kita nikmati isi buku tersebut.

Kelimpahan, Asia dan Otomatisasi.

Mari kita tengok masa pada saat orang tua menyuruh anaknya mencekoki hal-hal sebagai
berikut C lulus dengan nilai bagus, masuk perguruan tinggi, raih profesi yang akan
mengangkat standar hidup dan prestise hebat. (adilah profesi dokter, insinyur, pengacara,
akuntan menjadi idola. Peter Drucker menyebutnya Pekerja intelektual . Ketika komputer
mulai berkembang dan para 71O tampil pada cover majalah, kaum muda yang pandai dalam
hal matematika dan ilmu alam, memilih teknologi tinggi, sementara yang lainnya memilih
sekolah bisnis, mengira sukses dapat diraih melalui M-A. Para Pekerja intelektual
tersebut mempunyai kemampuan memperoleh dan menerapkan pengetahuan teoritis dan
analitis yang sangat didukung oleh otak kiri. Kegunaan pemikiran beorientasi otak kiri dan
keuntungan dari kerjanya masih diperlukan.@amun tidak cukup. Kita sedang bergerak
memasuki zaman dimana pemikiran berorientasi otak kanan akansemakin menentukan siapa
yang akan sukses karena ada keadaan berkelimpahan, Asia dan Otomatisasi.
Apa itu! Sekarang, gambaran kehidupan sosial, ekonomi dan budaya di banyak tempat di
dunia adalah kelimpahan. 7ontoh di Amerika, banyaknya mall, kepemilikan mobil pribadi
ditandai dengan menjamurnya bisnis gudang pribadi dll. Kelimpahan mengakibatkan hasil
yang ironis C Pemikir yang berorientasi otak kiri yang paling berjaya semakin kurang penting.
Kemakmuran yang dihasilkannya telah menempatkan harga tinggi pada hal-hal yang kurang
rasional, yang lebih mempunyai sensibilitas pada otak kanan, antara lain keindahan,
spiritualitas, emosi. Tak lagi cukup menjual barang yang harganya murah dan berguna tetapi
barang tersebut harus indah, unik dan berarti.Makanya saya menjadi paham kenapa harga
lukisannya Eincent Ean Goch yang berjudul Self Potret of Dr Gachet bisa laku di atas
<p5AM. (uga lukisannya Affandi, (eihan bisa laku di atas <p2AA juta.Sekarang juga sedang
marak bisnis tanaman hias anthurium -ayangkan harga satu pohon tak lebih tinggi dari
tubuh manusia bisa mencapai <p5AA (uta. Kabarnya, di suatu pameran nurseri di
Karanganyar, (ateng rekornya mencapai <p1M. >ah6 -andingkan dengan harga pohon jati
di -lora yang berusia ratusan tahun harganya sama dengan tanaman hias anthurium
jenmani. Sama sekali tidak logis (dengan terminologi otak kiri he..he..) tetapi dapat
dimengerti.

Kenapa Asia! Ada ceritanya.Sekarang ini pekerjaan yang sifatnya logical seperti programer
4T sudah mulai dikuasai oleh pekerja di Asia seperti 4ndia, Philipina, 7ina dll.Mereka sudah
mencancam pekerjaan 4T yang berorientasi otak kiri di Amerika Utara dan 1ropa dengan
keunggulan gaji jauh lebih murah.Perusahaan *ewlet Packard mempekerjakan beberapa ribu
insinyur di 4ndia.Siemens mempekerjakan tiga ribu programer komputer di 4ndia dan sedang
memindahkan 15 ribu pekerjaan serupa.Oracle mempunyai 5 ribu staf dari 4ndia.Konsultan
4T di 4ndia mempekerjakan 1F ribu insinyur 4ndia untuk melakukan pekerjaan *ome Depot,
@okia dan Sony. Daftar masih berlanjut dengan perusahaan lain di negara 7ina, Philipina dll.
Pekerjaan beorientasi otak kiri yang bersifat standar dan rutin seperti analisa keuangan,
radiologi dan programer komputer bisa dilakukan lebih murah di negara lain dan secara
instan hasilnya dikirim melalui serat optik maka kesanalah pekerjaan itu pergi.

Otomatisasi. Pekerjaan yang bersifat logic, perhitungan dan bersifat runtun akan tergantikan
oleh mesin komputer. Artinya banyak pekerjaan yang harus digantikan oleh mesin karena
sudah bersifat otomatisasi.

Konsep Tinggi Menyentuh Hati.

Tiga kekuatan di atas sedang mengubah timbangan ke arah pemikiran berorientasi otak
kanan.Kelimpahan produksi sudah memuaskan, bahkan terlalu memuaskan kebutuhan
material jutaan orang sehingga orang kini lebih menghargai makna keindahan dan emosi serta
pencarian makna individual. Asia sedang mempekerjakan sejumlah besar pekerjaan
beorientasi otak kiri dengan upah lebih murah. Otomatisasi sudah mulai mempengaruhi
generasi pekerja intelektual dengan cara yang hampir sama dengan yang terjadi pada generasi
pekerja otot. Sekarang kita sedang menuju ke arah zaman pasca zaman 4T yaitu zaman
konseptual.Karakter utama di sini adalah para pencipta dan yang mampu
berempati.Kemampuan khasnya adalah penguasaan pemikiran berorientasi otak kanan.

-erdasar kombinasi ukuran kemakmuran, kemajuan teknologi dan globalisasi maka zaman
dapat dipetakan yaitu, pada abad 1= zaman agrikultur (petani), abad 1G zaman industri
(pekerja pabrik), abad /A zaman informasi (pekerja intelektual) dan abad /1 zaman
konseptual (pencipta dan berempati)

Enam Indra di Zaman Konseptual

Di zaman konseptual kita perlu melengkapi pemikiran berorientasi otak kiri dengan
menguasai enam kemampuan dasar dari pemikiran berorientasi otak kanan. Secara bersamaan
keenam indra yang high concept dan high touch ini dapat membantu mengembangkan
pemikiran baru yang utuh, yang diperlukan pada zaman konseptual. Keenam indra tersebut
adalah desain, cerita, simponi, empati, bermain dan makna.

Sekarang ini produsen tidak lagi cukup menciptakan suatu produk, jasa, pengalaman atau
lifestyle yang hanya fungsional.Sekarang ini yang penting secara ekonomis dan
menguntungkan secara pribadi adalah menciptakan sesuatu yang indah, unik dan menyentuh
emosi.-ukan hanya fungsi tetapi juga desain.

Ketika kita dibanjiri oleh informasi dan data, tidaklah cukup menata argumen
efektif.-erkomunikasi dan memahami diri sendiri telah menjadi suatu kemampuan
untuk menampilkan cerita yang menyentuh.7erita menjadi penting karena bisa
menyentuh emosi.-ukan hanya argumen tetapi juga cerita. Haman konseptual
mengingatkan tentang
suatu kebenaran kekal namun jarang dilakukan yakni kita harus saling mendengarkan cerita
satu sama lain dan kita masing-masing adalah pengarang kisah hidup diri sendiri.

Haman industri dan informasi banyak menuntut fokus dan spesialisasi.@amun ketika
pekerjaan intelektual berpindah ke Asia, ada pekerjaan baru yang mengandalkan kemampuan
sebaliknya.Kemampuan menyatukan berbagai hal yang disebut simponi.-ukan hanya analisa
tetapi juga sintesa Imemandang gambaran menyeluruh dan melampaui batas-batas,
kemampuan mengkombinasikan hal-hal berbeda menjadi kesatuan utuh yang memikat.-ukan
hanya fokus tetapi juga simponi.

Kemampuan berpikir logis merupakan ciri dari manusia.Tetapi dalam era informasi ini logika
saja tidak cukup.Apa yang membedakan orang yang sungguh hidup adalah kemampuan
mereka memahami apa yang membuat sesama mereka bahagia, kemampuan menjalin relasi
dan menaruh kepedulian sesama. -ukan hanya logis tetapi juga empati. Praktek medis
besokpun akan mengubah informasi dari sekedar diagnosis saja tetapi juga empati,
pengobatan yang naratif dan holistik.

-anyak bukti menunjuk manfaat kesehatan dan keuntungan profesional dari tawa, hati
ringan, bermain dan humor.Ada waktu untuk serius tetapi ada waktu untuk bermain.Di zaman
konseptual dalam kerja dan kehidupan, kita semua butuh bermain.-ukan hanya keseriusan
tetapi juga bermain. Di 4ndia sudah lama ada club tawa yang kegiatannya hanya tertawa
saja ha..ha.. Menurut pendirinya, dr. Kataria, tawa adalah obat terbaik.

Kita hidup dalam dunia yang berkelimpahan materi yang mempesona.Semua membebaskan
orang dari pergulatan hidup sehari-hari dan membebaskan kita mengejar hasrat yang lebih
berarti, seperti makna hidup, transendensi dan kepuasan spiritual.(adi bukan hanya akumulasi
saja tetapi juga bermakna.

Setiap orang bisa menguasai keenam indra zaman konseptual tetapi mereka yang menguasai
pertama kali akan meraih keuntungan besar.

Misteri Otak Kanan Manusia


4etakan pertama , April *22C.

(aniel H. Pink adalah mantan penulis naskah Pidato di >edung Putih, yang 4ukup
berpengaruh bagi mantan wakil presiden Amerika Serikat Al >ore. Al >ore sendiri
mengkampanyekan tentang Pengaruh >lobal Warming ke seluruh penjuru
dunia .saya sempat melihat (V( dari film dokumenter yang dibuat oleh Al
>ore di tahun *22C. berjudul F An In4on0enient /ruth F

buku (aniel H pink ini ber4erita tentang perubahan jaman dari era informasi
menuju era konseptual.

di era konseptual sejak tahun *2225an , banyak pekerjaan kerah putih di


amerika serikat yang dikerjakan oleh para sarjana tehnik ,ekonomi , hukum,
kedokteran di amerika berpindah tangan di kerjakan oleh para sarjana di india
dan 4hina dengan alasan perusahaan : standar yang sama namun dengan gaji
yang lebih rendah. ini membuat perusahaan lebih untung.

semua pekerjaan manusia yang bisa di kerjakan oleh mesin akan membuat
pekerjaan tersebut lenyap. buku ini sungguh sangat menarik . membuka
wawasan .
ini bukan sekedar buku yang berbi4ara tentang bisnis dan ekonomi tapi juga
psikologi dan kebudayaan.
fakta menyejutkan di sebutkan dalam buku ini , bahwa untuk menjadi kaya tidak
harus menjadi pengusaha , seorang pemain sepak bola juga bisa menjadi
milyuner . seorang penyanyi G aktor bisa menjadi kaya raya melebihi seorang
dokter atau pilot.
di era konseptual , ada 3 ke4erdasan yang harus dipelajari oleh siapa saja agar
bisa bertahan yaitu :

1. (isain

saat ini orang tidak lagi membeli produk elektronik untuk fungsi , orang membeli
produk yang fungsional dan juga memiliki disain yang bagus. lihatlah dimana
mana disain di sertakan dalam semua produk. keindahan harus di sertakan
disemua sisi.
bagi produsen elektronik terkenal SONY , disainlah yang membedakan mereka
dengan para pesaingnya. disetiap akhir bab tentang ke4erdasan dari enam
ke4erdasan di sertakan referensi yang menarik untuk di kunjungi di internet .
4ontoh salah satu majalah yang bagus untuk di pelajari tentang disainnya adalah
O magazine dan Real magazine.

*. 1erita

ke4erdasan ber4erita termasuk menulis 4erita baik itu seperti kisah harry
potter atau naskah film bahkan menulis lagu adalah sebuah bakat yang
sangat di hargai di era konseptual dan banyak orang menjadi kaya raya dari
mendisain .

+. simfoni

adalah menyelaraskan banyak hal menjadi harmonis. disinilah para F penyebrang


batasanF mendapat tempat istimewa. apa itu Fpenyebrang batasan F < adalah
orang orang yang mengerjakansesuatu melampaui kebiasaan orang lain.
misalkan seorang rohaniawan di gereja juga seorang koki dan juga seorang
peran4ang pesawat terbang. atau seorang ahli matematika dan juga seorang
pemain piano handal dan seorang konsultan psikologi . dalam simfoni , unsur
memandang sesuatu se4ara keseluruhan . dalam dunia medis , penyembuhan
holistik adalah salah satu unsur ke4erdasan simfoni .

H. empati
bagaimana seni memperhatikan orang lain adalah sesuatu yang mendapat nilai
tinggi di era konseptual . bahkan di beberapa fakultas kedokteran di amerika ,
kuliah wajib para 4alon medi4al dokter adalah seni mendengarkan pasien melalui
kuliah drama dan menulis 4erita.

5. permainan
permaianan game adalah salah satu industri yang menyumbang pendapatan
jutaan dolar bagi jepang . lihatlah game ada di ponsel anda sampai komputer .
humor juga adalah sisi dari permainan yang menyenangkan. tujuan sebuah
permainan adalah membuat orang merasa asik dan puas.
pemain sepak bola , pembalap formula 1 , kontest menyanyi ameri4an idol ,
semua adalah sebuah permainan. 4ontoh nyata : industri yang berkembang dari
permainan sepak bola di eropa menghasilkan jutaan euro setiap tahun.
ini adalah salah satu ke4erdasan yang mendapat nilai tinggi di era konseptual

3. Makna
makna adalah salah satu ke4erdasan yang mendapat tempat di era
konseptual.dimana mana orang rela membayar untuk megikuti seminar dan
pelatihan yang membawa makna bagi mereka . mulai dari training moti0asi
sampai tender membuat logo sebuah perusahaan. ataupun kampanye politik dan
iklan produk yang disampaikan kepada konsumen, ini semua
mengkomunikasikan makna hidup bagi orang lain.
spiritualitas adalah salah satu hal yang di4ari dan memiliki nilai di era konseptual
, karena spiritualitas memberikan nilai nilai kehidupan Gmakna bagi orang
lain. siapapun yang bisa membuat sesuatu menjadi bermakna bagi orang lain ,
maka dia akan suskses di era konseptual.
itulah intisari dari buku F A whole New Mind F yang jika anda mau memba4anya
sendiri , banyak hal akan anda peroleh . hanya saja setting buku ini berbi4ara
kepada pemba4anya yang khususnya masyarakat amerika dan eropa . yang
sudah memiliki wawasan 4ukup luas dengan referensi buku dan internet .
sehingga bagi anda yang tidak pernah mengikuti berita perkembangan budaya
popular yang ada di amerika dan eropa akan sedikit kesulitan memahami 4ontoh
4ontoh riil yang disajikan di buku ini.

(esign /hinking: Iangkah kreatif merubah paradigma manajemen konstrain


menjadi daya ino0asi bagi organisasi sekolah.

Artikel ini sebetulnya sudah saya kirim ke sebuah jurnal tapi kok tidak juga dimuat, akhirnya
ya wis lah saya taruksini saja, siapa tahu pembacanya malah lebih banyak dan bermanfaat
sehingga saya bisa dapat sedikit tambahan pahala dari usaha yang saya lakukan ini tuk
meringankan beban dosa yang saya tanggung dihadapan Ilahi Robbi nantinya. :)

Pendahuluan

lroni terbesar dalam kehidupan manusia terletak pada permasalahan yang


mereka hadapi. (i satu sisi semua orang sangat tidak nyaman, tidak suka dan
sangat memben4i adanya permasalahan dalam segala urusannya, namun di sisi
lain permasalahanlah yang sejauh ini mendorong kemajuan kehidupan manusia
sedemikian pesat. Sejarah men4atat penemuan tehnologi baik tehnologi yang
sederhana maupun tehnologi yang maju, semua dipi4u dari timbulnya
permasalahan.
/idak jauh berbeda dengan aspek kehidupan manusia yang lainnya, dalam
pendidikan yang namanya kendala, hambatan, permasalahan , problema,
konstrain atau apalah namanya juga merupakan menu keseharian bagi para
guru dan kepala sekolah serta pengambil keputusan yang lain. Mengingat
sebegitu akrabnya dunia pendidikan dengan permasalahan tak heranlah kalau
pada dasarnya pemikiran pemikiran manajerial selalu diarahkan pada satu titik
pusat, peme4ahan masalah (problem solving).Seluruh teori dan analisa
manajerial didasarkan pada pengandaian adanya permasalahan. Keyakinan
bahwa organisasi dalam hal ini sekolah memiliki tugas tunggal menghancurkan
permasalahan dipertegas keluarnya teori hambatan (theOEy Of cOnstEaints) yang
disuguhkan Dr. Eliyahu M. Goldratt seperti yang ditulis Dettmer, H. William
(1997) dalam bukunya yang berjudul GOldEatt's TheOEy Of COnstEaints: A
Systems AppEOach tO COntin5O5s lmpEOVement yang dimaksudkan untuk
membantu management mengurai permasalahan yang dihadapi sebuah
organisasi dalam mencapai tujuan tujuannya secara berkelanjutan.

Teori konstrain yang digagas Goldratt sebetulnya hanyalah puncak gunung es


keyakinan kita bahwa apa yang kita harus hadapi dan apa yang harus kita
kerjakan adalah permasalahan danpemecahannya. Jauh sebelum teori itu
muncul seluruh ahli manajemen sepakat membuat teori dan menyarankan
berbagai macam cara analisa yang kesemuanya, kalau diperhatikan, mengarah
pada pendekatan yang langkah awalnya adalah mencari cari permasalahan.
Dengan demikian bisa dipastiakan bahwa sejauh ini didunia dan seluruh isinya
selalu dipandang sebagai masalah yang harus dicarikan
jalan keluarnya. Pendakatan manajerial tradisional yang selalu menitik
beratkan perhatian pada ada tidaknya permasalahan telah mendorong
organisasi dan badan badan usaha lain untuk menyibukkan diri
dengan upaya mencari hambatan dan kekurangan
organisasinya. Analisa SWOT yang laris manis diajarkan dibangku bangku
sekolah dan perkuliahan dalam hal ini bisa kita pakai sebagai contoh
bagaimana selama ini semua organisasi bisnis sibuk mencari kekurangan dan
kelemahan diri.

Pencarian kekurangan organisasi baik dalam bentuk kelemahan (Weakness)


maupun ancaman (thEeat) (Kotler, 1997) pada umumnya malah membuat
sebuah organisasi mengalami ketakutan yang tidak perlu. Fokus pada
pemikiran tentang kelemahan kelemahan dan kekurangan organisasi yang
ada, pada prakteknya bukan menjadikan organisasi mampu mengerti kondisi
riil yang dihadapi dan tahu apa yang harus dilakukan, malah sebaliknya
seluruh anggota organisasi dengan jelas mampu melihat kekurangan
organisasi dan bukan berusaha menutup kelemahan kelemahan itu tapi malah
mulai dapat angin intuk mengeluhkan kurangnya fasilitas, kurangnya peralatan,
kurangnya ketersedian bahan, lambannya aliran kebijakan, kurang tegasnya
pimpinan, kurang jelasnya perencanaan dan seterusnya. Pun begitu terjadi di
dunia pendidikan dalam managemen sekolah.

Alih alih menemukan kelemahan dan kekurangan sekolah bisa dipakai menjadi
acuan penentuan kebijakan sekolah kedepan , kelemahan dan kekurangan
sekolah malah menjadi pelemah keyakinan dan semangat kerja ,
menghilangkan rasa percaya diri organisasi, tidak bisa melihat dan menghargai
kemampuan organisasi, serta memperuncing silang sengketa karena saling
tuduh dan melemparkan kesalahan pada pihak lain. Kambing hitam laku keras
untuk menangkis tuduhan kinerja yang kurang.Timbul rasa curiga dan saling
tidak percaya dan konflik adalah sesuatu yang tidak terhindarkan.Untuk
pembuktian thesis ini, tolong dijawab adakah dimuka bumi ini organisasi yang
kosong dari
keluhan dan konflik? Mungkin kearah inilah saran agar kita selalu mempunyai
fikiran positif (positive thinking)(Carnegie, 1948) itu bermakna.

Kebuntuan pendekatan manajemen tradisional dengan cara pandang pemecahan


masalah ini, dipenghujung akhir abad 20 dan diawal abad 21 mendorong
sekelompok jenius untuk mencoba memandang kerja sebuah organisai dengan
cara yang lebih elegan, manusiawi dan lebih proporsional. Dengan
kepeloporan Tim Brown, seorang CEO dari IDEO, sebuah lembaga konsultan
design, muncullah pandangan baru bagaimana mengelola tantangan
organisasi dengan pemikiran kreatif yang tidak mendasarkan lagi pada
kelemahan organisasi yang mereka sebut sebagai berfikir design (design
thinking)

PernaSalahan.
Seperti yang sudah diuraikan diatas pendekatan organisatoris tradisonal selalu
mengandaikan bahwa didepan ada permasalahan dan kita harus mencari
solusi terbaik dari permasalahan yang ada. Mudah sekali ditebak bahwa pada
akhirnya baik pemikiran maupun solusi yang kita ambil pasti tidak akan pergi
telalu jauh dari pokok persoalan yang kita temukan. Pikiran, konsep, visi, daya
khayal, kreatifitas kita hanya berputar selingkup permasalahn yang kita
temukan. Kondisi ini akan membuat solusi yang kita hasilkan untuk
permasalahan yang ada jadi tidak kreatif dan kebanyakan selalu berbentuk
perbaikan dari kondisi yang sebelumnya, jarang sekali solusi dari
permasalahan itu berbentuk inovasi manajerial. Ketidakkreatifan kita atas
permasalahan organisasi ini sering kali membuat keputusan yang kita ambil
tidak tepat dan pada gilirannya akan membuahkan ketidakberhasilan
organisasi dalam mewujudkan tujuan (goal) bersamanya. Seluruh proses
managerial itu tidak jarang diakhiri dengan penutupan organisasi atau badan
usahanya.

Hal ini pernah juga disadari oleh Tim Brown yang dalam sebuah kesempatan
menulis apa yang pernah disaksikannya dalam pengalaman managerialnya.
Tim brown pernah bertanya kenapa bangunan yang dirancang arsitek jarang
yang runtuh, dan jarang ada produk barang yang tidak berfungsi seperti yang
diharapkan, tapi kenapa perancangan financial sebuah perusahaan ataupun
sebuah Negara bisa ambruk padahal mereka sama sama melalui proses
perancangan (design) yang baik dan meyakinkan? Dan kitapun bisa
melanjutkan pertanyaan pertanyaan tersebut, misalnya; apakah yang salah
dalam perancangan financial perusahaan, organisasi sekolah, atau bahkan
negara bila dibanding dengan perancangan sebuah bangunan atau sebuah
mobil? Dan bisakah konsep perancangan sebuah bangunan atau perancangan
sebuah produk tangible lainya diterapkan pada perancangan financial
perusahaan atau perancangan social network, perancangan struktur
organisasi, rancang bangun pemasaran desain organisasi, rencana strategis,
perencanaan bisnis baru, pengembangan komunitas, perancangan manajemen
sekolah dan seterusnya?

Design Thinking

Design thinking adalah sebuah metode berfikir yang mengadopsi cara seorang
designer memikirkan dan mengerjakan proses kreatifnya dalam mendesign
sesuatu. Perbedaan yang menonjol dari proses berfikirnya seorang designer
dibanding proses berfikir pada umunya adalah bahwa dalam proses kreatifnya,
designer tidak memulai pemikirannya dengan pendekatan permasalahanya
apa (problem -centered approach) melainkan memulai proses kreatifnya
melalui empathy terhadap kebutuhan manusia. Design thinking tidak
mengajarkan mencari akar permasalahan dan menemukan solusinya, namun
secara unik designer dengan empathinya akan mencari kebutuhan mendasar
manusia dan sama sekali tidak perlu tahu permasalahannya . Oleh karena itu
dalam design thinking seorang pemikir design akan merumuskan kendala yang
akan dihadapi dalam proses kreatif dan inovatifnya secara lebih hati hati.
Pemilihan kata dalam merumuskan kendala awal proses kreatif sangat penting
agar tidak terjebak pada pemikiran negative. Kalimat " bagaimana cara
memindahkan orang dengan lebih nyaman" akan lebih bagus jadi pilihan dari
pada mengatakan "mobil ini ternyata terlalu keras sehingga penumpang tidak
nyaman berkendara", atau "apa yang dibutuhkan seorang siswa untuk bisa
belajar dengan baik?" akan lebih elegan dari pada menyatakan "sekolah ini
tidak memeberi rasa nyaman dan aman untuk belajar siswa".
Dengan begitu jelas bahwa design thinking tidak terfokus pada permasalahan,
tapi mengarahkan segenap kemampuan pada upaya mencari solusi agar
kehidupan manusia lebih baik, selain itu design thinking juga tidak meributkan
bagaimana mencari solusi atas sebuah masalah, tapi mengutamakan tindakan
nyata yang cepat untuk mendapatkan solusi bagaimana membuat sejahtera
kehidupan manusia. Dalam bekerja pemikir design bukan saja melibatkan
pemikiran tapi juga analisa dan bahkan khayalan untuk mencapai tujuannya.

Karena design thinking tidak terfokus pada permasalaham dam kelemahan


maka, proses manajerial yang didasarkan pada design thinking ini akan terlihat
lebih fleksibel gerak langkahnya. Fleksibilitas berfikir design ini disebabkan
karakter karakter positif yang menyertai gaya manajerial anyar ini seperti,
pandangan yang lebih obyektif, ketelitian dalam detail, kemampuannya
menampung pertanyaan yang paling menggelikan sekalipun, keluasannya
dalm menjembatani ide paling konyol sekalipun, keberanian ambil resiko dan
kesempatan yang luas akan munculnya ide ide baru yang brilian. Semua hal ini
bisa muncul pada pemikiran design karena gaya pemikiran ini tidak terfokus
pada masalah tapi terfokus pada upaya mencari cara mensejahterakan
manusia. Jadi pemikiran pemikiran positiflah yang mendominasi prosesnya dan
bukan ketakutan seperti saat pikiran terpusat pada permasalahan.

Tentu saja, sebagai sebuah metode berfikir, design thinking dalam berkreasi
dan inovasi tidaklah tanpa batasan. Karena proses berfikir kreatif yang tidak
ada rel dan batasannya akan cenderung terlalu tinggi awan dan tidak lagu
menginjak bumi sehingga tidak realistis dan tidak bisa diwujudkan. Untuk
menjaga kerealistisan ide yang dihasilkan, proses berfikir design mempunya
tiga rambu rambu yang harus diperhatikan seperti gambar berikut:
Seperti yang terlihat pada iliustrasi diatas dalam berkreasi dan berino0asi
seorang pemikir design akan memulai proses kerjanya berdasarkan tiga hal
pokok. Pertama tama seorang pemikir design akan mengobser0asi permasalahan
yang ada un tuk dikembangkan bukan pada pen4arian kekurangan dan
kelemahan organisasi tapi permasalahan yang ada akan dilanjutkan pada
langkah obser0asi pasar untuk men4ari tahu apa sebenarnya yang dibutuhkan
orang untuk menunjang kesejahteraan hidupnya (desirability) setelah
kebutuhan pasar ditemukan maka disusunlah rumusan permasalahan yang
ada dengan kalimat dan kata kata yang tepat agar tidak terjadi kesalahan
implementasinya nanti.

Setelah kebutuhan pasar didapat dan telah terumuskan dengan baik, seorang
pemikir design akan segera memikirkan ketersedian tehnologi yang akan
mendukung proses kreatif dan ino0atifnya (Feasibility) sebab ide yang terlalu
tinggi dan tidak punya dukungan tehnologi yang memadahi 4enderung akan
mubadzir dan tidak bisa diimplementasikan. (an yang terakhir, seorang pemikir
design tidak akan membuat ide yang berada diluar kemampuan finan4ial dan
dukungan strategi organisasi (viability). (engan berpatokan pada tiga hal ini
seorang pemikir design akan berkarya mengolah kemampuan kreatif dan
ino0atifnya. Design thinking mengandaikan semua hal masuk akal dan bisa
dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan misi berpikir desain yang berupaya menubah
obser0asi menjadi inspirasi yang selanjutnya inspirasi akan dijadikan produk atau
jasa yang diharapakan mampu meningkatkan kualitas kehidupan dan
kesejahteraan manusia (Brown, *228)

Per#andingan &esign Thinking dengan Managemen #er#asis Konstrain.


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya seluruh teori managemen dibuat
dengan mengandaikan adanya masalah yang dihadapi organisasi, sehingga
seluruh gerak langkah organisasi semua terfokus pada pencarian pemecahan
masalah. Hal ini membuat organisasi dan orang orang yang ada di dalamnya
jadi kurang kreatif dan tumpul kemampuan inovasinya. Sementara
perekonomian ke depan harus sudah tertumpu pada perekonomian kreatif
karena sumber daya alam sudah semakin langka (ToNer, 2004) . Dengan
begitu mengandalkan manajemen yang terfokus pada pencarian dan
pemecahan masalah akan bermasalah besar di dunia usaha di masa
mendatang. Sekolah sebagai sebuah oraganisasi tentu juga akan merasakan
hal yang sama. Sepuluh tahun yang lalu boleh jadi organisasi/ sekolah yang
menguasai informasilah yang akan Berjaya. Semakin banyak informasi yang
didapat makin kokohlah sebuah organisasi usaha/sekolah, oleh karena itu
tehnologi informasi yang mampu menyediakan real time information laris manis
diborong perusahaan dan sekolah sekolahpun tak ketinggalan menyediakan
internet di dalamnya. Namun sekarang berbeda perekonomian sudah bergeser
pada kreatifitas.Artinya makin kreatif seseorang atau organisasi makin
tangguhlah mereka.Saat perekonomian mengandalkan capital, siapa besar
siapa yang kuasa, saat informasi jadi landasan jargon bergeser menjadi siapa
cepat siapa dapat. Namun saat kreatifitas menjadi raja, yang besar dan cepat
tidak akan dapat apa apa, yang kreatif dan inovatiflah yang berjaya. Oleh
karena itu sudah waktunya menggeser manajemen berbasis pada masalah ke
perekonomian yang berbasis pada kreatifitas seperti yang dipaparkan Daniel
L. Pink (2005). Dan sekolah sebagi sebuah organisasi harus juga bergeser
pada fenomena perubahan managerial ini.

TheOEy Of COnstEaints sebagai puncak gunung es managemen berbasis


pemecahan masalah, dengan sangat jelas menerangkan bahwa perusahaan itu
pasti bermasalah yang digambarkan sebagai mata rantai terlemah (the Weakest
chain) dan andai mata rantai terlemah itu diperkuatpun, menurut teori ini
permasalahanpun akan bergeser karena pasti selalu ada rantai yang paling
lemah. Terus kapan kita bisa bebas dari memikirkan masalah? Kapan pula kita
bebas berkarya tanpa dihantui rasa lemah dan bermasalah?

Berbeda dengan pemikiran design yang menekankan pada kreatifitas. Hal


pertama yang dicari permasalahan yang dihadapi perusahaan bukanlah pada
permasalahannya itu tetapi pada apa yang sebenarnya di inginkan manusia.
Gerak langkahnya bukan ditentukan permasalahannya tapi ditentukan oleh
keinginan manusia.Bukan berorientasi pada permasalahan tapi pada manusia
dan keinginannya. Fokusnya bukan pada pemecahan masalah tapi pada tindakan
dan proses kreatif.

Dalam proses kreatifnya pemikir design akan melalui tiga tahapan pokok
inovasi; pencarian ilham (lnspiEatiOn), Pengembangan gagasan (ldeatiOn), dan
upaya mewujudkan dalam tindakan (lmplementatiOn) (Brown, 2008), yang bisa
dijelaskan sebagai berikut:
inspiration: inspirasi didapat dari permasalahan atau keinginan orang yang
belum terpenuhi, dalam design thinking permasalahan dan hambatan tidak
dilihat sebagi permasalahan tapi dilihat sebagi keinginan yang belum terpenuhi
dan dijadikan moti0asi atau kesempatan untuk mengasah kreatifitas memenuhi
harapan itu, sehingga hasil akhirnya nanti bukan sekedar bisa men4ari solusi
bagi permasalahan tersebut tapi bisa menghasilakan ino0asi baru. /ahapan ini
mengharuskan pemikir design mengeksplorasi keinginan dan harapan orang
yang terkait dengan permasalahan yang ada, pemikir design berfikir dengan
empathy, men4oba memandang permasalahan dengan sudut pandang orang
lain, bukan berfikir tentang solusi atas permasalahan dengan pemikiran sendiri,
kemudian merumuskan arah pemikiran kreatifnya, membuat pertanyaan
pertanyaan, mengumpulkan masukan masukan, membuat sketsa, membangun
s4enario dan peran4angan.

ideation: pada langkah kedua ini pemikir design akan melewati tahap dimana
proses design thinking sampai pada langkah penelusuran dan pembangkitan
gagasan. Setelah beberapa gagasan opsi diketemukan, pemikir design akan
memilih yang terbaik untuk dikembangkan dan dibuatkan prototype, setelah
prototype tersedia pengujian atas prototype tersebut adalah hal penting
berikutnya yang harus dilakukan. Pengujian model atau prototype ini jadi tema
sentral pemikiran design karena design tinking mempunyai komitmen untuk
bekerja semaksimal mungkin untuk kesejahteraan lahir dan bathin manusia.
Keseimbangan antara fungsi fungsi praktis dan daya tarik emosional atas
ino0asi yang akan dimun4ulkan adalah hal yang penting untuk
dipertimbangakan dalam gerak langkah pemikir design.

implementation : langkah terakhirnya adalah memastikan bahwa gagasan yang


diolah dan dimodelkan sudah tepat, diterima pasar, dan bisa dibuktikan bahwa
prototype yang ada memang handal.(ilangkah terakhir ini pemikir design
dituntut mampu mengkomunikasikan temuannya pada seluruh stakeholders
bahwa ide itu memang OK dan bisa dilempar ke pasar.

(engan begitu se4ara keseluruhan design thinking akan mengarahkan semua


orang jadi kreatif dan ino0atif tanpa dibebani masalah rasa tidak per4aya diri
dan PR yang berat karena selalu dibayang bayangi permasalahan organisasi
yang perlu di4arikan solusi. Untuk memberi gambaran yang lebih jelas dan
lebih penuh akan manfaat berfikir design, ada baiknya kita menengok sebentar
proses kerja yang ditawarkan Theory of constrains sebagi perbandingan.

Theory of Constrains (>oldratt, 1D83) menawarkan langkah solusi dari


permasalahan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi hambatanL men4ari sumber masalah atau kesalahan


kebijakan yang mengahambat oraganisasi menggapai tujuan
tujuannya.

*. Memutuskan bagaimana melenyapakan hambatan dengan meningkatkan


kapasitas pada pada proses produksi yang terkendala masalah.
3. Mengesampingkan semua proses lainnya dalam rangka mendukung
keputusan untuk meningkatkan salah satu rantai proses yang terkendala.

4. Menghilangkan permaslahan yang ada dengan membuat perubahan pada


mata rantai proses yang bermasalah.

5. Kalau dari prose situ ternyata permasalhannya pindah tempat, kembali


lagi ke tahap pertama

Dan untuk diketahui, berdasarkan theory of constrains permasalhan itu


memang akan pindah tempat. Jadi permasalahan itu langgeng adanya Cuma
tempatnya yang berbeda. Dengan pemahaman hidup yang penuh masalah
begini, organisasi mampu bertahan tetap hidup saja adalah sebuah
keberuntungan, mengingat organisasi tersebut tentu akan berisi orang orang
yang tidak percaya diri dan saling menyalahkan atas permasalahan yang
selalu timbul. Kemajuan, kreatifitas dan inovasi apa yang bisa diharapkan dari
organisasi yang selalu merasa bermasalah?

Kesimpulan.
Di dunia yang sudah tidak mudah lagi mendapatkan sumber sumber daya
alamiah, tidak bisa lagi kita menggantungkan proses ekonomi pada bahan
mentah dan bahan alam lagi, kalau sebuah sekolah kita tidak bisa lagi hanya
mengandalkan pada bagusnya gedung dan fasilitas. Ekonomi kreatif adalah
jawaban atas langkanya bahan bahan mentah tersebut dan pendidikan serta
pengajaran yang kreatif lah jawaban dari seluruh permasalahan organisasi
sekolah.Untuk bisa membuat sebuah organisasi menjadi organisasi yang kreatif
dan inovatif diperlukan sebuah pendekatan mamanjemen yang tepat.Pendekatan
manajerial yang tidak berfikir sempit dan menyudutkan anggota organisasi pada
jerat merasa bermasalah, merasa ada yang tidak beres baik pada diri anggota
tersebut maupun pada organisasi yang menaunginya. Kepercayan yang seperti
ini akan mematikan kreatifitas anggota organisasi karena mereka dibuat tidak
percaya diri karena merasa memikul kekurangan dan kelemahan. Design
thinking menawarkan paradigm baru dalam memandang permasalahan.Dimana
permasalahan tidak dipandang sebagi Sesutu yang seram yang harus segera
dibasmi, tapi permasalahan dianggap sebagi peluang atau undangan untuk
berkarya dengan imaginasinya, dengan kreatifitasnya dan dengan daya
inovasinya.

Dengan design thinking kita bisa meramalkan dan memvisualisakan


masadepan lewat inovasi.Dengan demikian organisasi ataupun sebuah
sekolah mampu menentukan strategi pengembangan dimasa mendatang
bukan sekedar bisa menutup kekurangan dimasa kini seperti yang dianjurkan
teori kendala. Selain itu dengan inovasi organisasi diharapkan mampu
menciptakan pasar pasar baru dari produk produk yang baru juga dan sebuah
sekolah mamapu menghasilkan best practices pendidikan dan pengajaran
yang terbarukan setiap saat. Dan bahkan tidaklah sulit pemikir design untuk
menciptakan model bisnis yang baru, demikin juga seorang guru dengan
pemikiran design ini, tentu akan dengan mudah menemukan variasi variasi
pengajaran yang baru dan bahkan terobosan baru di dunia pendidikan dan
pengajaran.
Kepustakaan.

Brown, /. (*228). (esign /hinking. Ha0ard Business Re0iew,


1arnegie, (ale (1DH8), Petunjuk hidup tentram dan bahagia, Jakarta , P/
>ramedia Pustaka Utama.
(ettmer, H. William. GOldEatt's TheOEy Of COnstEaints: A Systems AppEOach tO
COntin5O5s ImpEOVement. Milwaukee, WI: ASQ1 Quality Press, 1DDC.
>oldratt, Eliyahu M. (1D83). The gOal: a pEOcess Of OngOing
impEOVement. O1roton5on5Hudson, NYP: North
Ri0er Press
Kottler, Philip (1DDC) , Manajemen Pemasaran, Jakarta , Prenhallindo P/
Pink, (.H. (*225). A Whole New Mind: berpindah dari jaman informasi menuju
jaman konseptual. Jakarta. Penerbit (inastindo

4@T1<AKS4 SOS4AJ DAJAM K1*4DUPA@ S1KOJA*


OlehC *ilal Mahmud*
Abstrak:
Akselarasi perubahan sosial menawarkan tantangan bagi dunia pendidikan sehingga membutuhkan perhatian
serius pengelola pendidikan untuk mempertimbangkan interaksi sosial sebagai aspek penting dalam kehidupan
sekolah. 4nteraksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sekolah dapat menim-bulkan dua golongan proses sosial,
yaitu proses sosial assosiatif (saling pengertian dan kerjasama) dan proses sosial dissosiatif (perlawanan,
persaingan, pertentangan konsep, dan konflik) yang dilakukan oleh individu-individu dan kelompok dalam
proses sosial dalam kehidupan sekolah. Kedua golongan proses sosial tersebut patut menjadi pertimbangan
dalam menyusun dan menetapkan strategi yang tepat dalam pembelajaran.

Kata Kunci: Interaksi Sosial, Kehidupan Sekolah

A. PENDAHULUAN
Dunia pendidikan saat ini betul-betul telah mengalami akselarasi perubahan sosial
yang makin sulit dihadapi sebagaimana yang telah +diramalkan Alvin Toffler dalam
bukunya Future Shock. -ahkan Daniel *. Pink (/AAG) dalam bukunya, A Whole New Mind,
menyiratkan bahwa abad ini segera akan bergeser ke Abad Konseptual yang sudah barang
tentu menawarkan tantangannya tersendiri. 4nstitusi sekolah pada Abad /1 yang juga
dikenal dengan Abad 4nformasi ini memang telah mengalami kegoncangan dan
terperangkap dalam krisis yang oleh Alvin Toffler dalam Previews and Premises sebut
krisis Gelombang Ketiga (The Third Wave)(1G==C1/-12).Yang mengenaskan banyak pihak
adalah suasana sekolah kita tidak lagi kondusif bagi generasi yang oleh *emy +.
Confide disebut sebagai Digital Native.Digital Native adalah generasi yang sangat fasih
dengan bahasa global dan sangat akrab dengan informasi dan pengetahuan global
melalui internet.Generasi digital ini memerlukan
suasana kondusif yang memungkinkan mereka mendapat energi besar untuk terdorong dan
betah belajar di sekolah.Diperlukan interaksi sosial dalam kehidupan sekolah yang mampu
menginspirasi mereka untuk terus belajar dalam dunia mereka, dunia
digital.Kehidupan sekolah yang bisa membekali peserta didik dengan tuntutan kecakapan
yang diperlukan Abad /1 ini.Kehidupan sekolah yang peserta didik dan pendidiknya sangat
berminat, cakap dan menikmati belajar.
Kehidupan sekolah semacam ini bisa diwujudkan dengan mengembangkan kehidupan
sekolah yang disebut Sekolah Pembelajar (The *earning School).The *earning School atau
Sekolah Pembelajar menjadikan belajar sebagai hakikat keberadaannya. The learning School
mendapatkan makna keberadaannya dari belajar, sehingga hal utama di sekolah adalah
seputar belajar.Dalam the learning school+ setiap orang adalah pembelajar.Peserta didik,
pendidik, kepala sekolah dan stake-holdernya adalah pembelajar. Menjadi cita-cita setiap
orang di sekolah untuk menjadi efisien dan efektif dalam belajar dan belajar cara belajar
bersama. L1fisienM artinya warga sekolah menjadi sangat asyik belajar dan belajar dengan
cepat.L1fektifM artinya warga sekolah belajar dengan pemahaman yang mendalam dan
mempraktikkannya (Suharsaputra, /A1AC //-2/).Dalam sekolah pembelajar warga sekolah
benar-benar berhasrat belajar dan mendapat kesenangan serta kepuasan dalam belajar.
Sekolah memberi fokus membangun budaya belajar dalam kehidupan sekolah serta
menciptakan iklim interaksi sosial yang membangun warga sekolah memiliki persepsi yang
sama bahwa keberhasilan dan prestasi sebagai konsekuensi logis dari kehidupan sekolah
pembelajar bukan sebagai tujuan.
Sekolah, sebagai lembaga pendidikan tempat terjadinya proses pembelajaran,
memerlukan bukan hanya kebijakan manajemen tetapi juga kepemimpinan kepala sekolah
yang dapat memberi ruang bagi tumbuh dan berkembangnya kreativitas dan inovasi. Untuk
itu perlu dibangun interaksi antar warga sekolah yang kondusif bagi berkembangnya
kebebasan berekspresi dan bertumbuhnya sinergitas diantara berbagai pihak yang terlibat
dalam organisasi sekolah sehingga kreativitas mereka dapat berkontribusi bagi
berkembangnya inovasi dalam suatu interaksi yang intens dalam kehidupan sekolah.Strategi
yang dilaksanakan berfokus pada dimensi kultural dengan tekanan pada perubahan perilaku
nyata dalam bentuk tindakan. Pandangan ini sejalan dengan pemikiran dialektika *egel yang
melihat dunia sebagai bagian yang berhubungan satu dengan lainnya seperti yang (urgen
*abermas sebut sebagai tindakan komunikatif, oleh 7omte dengan social dynamic,
kesadaran kolektif oleh Durkheim, dan interaksi sosial oleh MarN (-urhan -ungin, /AAGC
1=-1G).
4nteraksi sosial dalam kehidupan sekolah menarik untuk dikaji karena dua
alasan.Pertama, berbagai upaya telah dilaksanakan untuk membangun budaya belajar dalam
kehidupan sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk penerapan
strategi yang berfokus pada dimensi struktural dengan berbagai program aksi seperti penataan
manajemen sekolah, pelatihan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, penambahan
fasilitas belajar, namun hasilnya belum banyak membawa perubahan.Kedua, berbagai
pengalaman dan hasil penelitian di dunia bisnis dan pendidikan memberikan tanda bahwa
kultur unit-unit pelaksana kegiatan menjadi faktor penentu dalam meningkatkan kualitas
pendidikan (Direktorat Pendidikan Menengah Umum Dirjen Dikdasmen Depdiknas, /AA3C
1).
B. PEMBAHASAN
1. 4nteraksi Sosial dan Konflik
4nteraksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan
antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia (Soekanto, /AA/C B/).Syarat terjadinya interaksi sosial
adalah adanya kontak sosial (social contact) dan adanya komunikasi (communication).
Kontak sosial yang terjadi pada warga sekolah tidak hanya secara langsung (kontak sosial
primer) tetapi juga melalui perantara baik sifatnya manusiawi maupun teknologi (kontak
sosial sekunder). Yang terpenting dalam komunikasi, disamping sumber informasi( receiver),
saluran (media), dan penerima informasi (audience), juga aktivitas memaknakan informasi
yang disampaikan oleh sumber informasi dan pemaknaan yang dibuat oleh audience terhadap
informasi yang diterimanya itu (-ungin, /AAGC 5F-5=).
Manusia adalah makhluk konfliktis (homo conflictus) yaitu makhluk yang selalu
terlibat dalam perbedaan, pertentangan, dan persaingan baik sukarela maupun terpaksa
(Susan, /A1AC =). Konflik dalam kamus berarti perecekcokan, perselisihan, pertentangan
(1GGFC 51=). Konflik adalah unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena konflik
memiliki fungsi positif (George Simmel, 1G1=; Jewis 7oser, 1G5F), konflik menjadi
dinamika sejarah manusia (Karl MarN, 1==A; 4bnu Khaldun, 122/-13AB), konflik menjadi
entitas hubungan sosial (MaN >eber, 1G1=O1G3F; <alf Dahrendorf, 1G5G), dan konflik adalah
bagian dari proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Maslow, 1G53; MaN @eef, 1G=F;
(ohn -urton, 1GGA, Marshal <osenberg, /AA2).
Sejarah peradaban manusia selalu diwarnai berbagai konflik kepentingan yang,
tentu saja, menimbulkan korban.Konflik pertama dalam sejarah peradaban manusia adalah
konflik antara Qabil dan *abil yang berakhir pada pembunuhan anak manusia
pertama.Tidak dapat dipungkiri, konflik selalu mewarnai dinamika kehidupan
manusia.Pertentangan ideologi, agama, suku, dan bangsa telah menimbulkan korban jiwa
dan harta, bahkan mengarah kepada penghancuran peradaban.Dalam catatan sejarah,
konflik sering diikuti aksi kekerasan, pembantaian, bahkan perang.Konflik yang terjadi di
Poso, Ambon, Papua, Kalimantan, Mambi Sulawesi -arat, dan -aebunta Juwu Utara
memberikan pembenaran terhadap pernyataan ini. -ahkan dalam skala dunia, pembenaran
atas pernyataan ini ditunjukkan oleh pembantaian dan penghancuran peradaban bangsa
4nca ketika invasi Spanyol ke benua Amerika pada abad 13, dan benturan kekerasan antar
etnis Serbia terhadap etnis -osnia di bekas @egara pecahan Yugoslavia. Demikian pula
pembantaian missal etnis
*utu terhadap etnis minoritas Tutsi pada tahun 1GG3 (Susan, /A1AC G).@amun menurut Jewis
7oser, konflik tidak hanya berwajah negatif, tetapi juga memiliki fungsi positif terhadap
masyarakat melalui perubahan-perubahan sosial yang diakibatkannya. Konflik yang bisa
dikelola dengan arif dan bijaksana akan mendinamisasi proses sosial dan bersifat konstruktif
bagi perubahan sosial masyarakat dan tidak menghadirkan kekerasan. 7oser melihat konflik
sebagai mekanisme perubahan sosial dan penyesuaian, dapat memberi peran atau fungsi
positif dalam masyarakat. Menurut 7oser, konflik membuat batasan-batasan diatara dua
kelompok dalam system sosial dengan memperkuat kesadaran dan kesadaran kembali atas
keterpisahan sehingga menciptakan kesadaran identitas kelompok dalam system (Susan,
/A1AC 5G-BA).
Konflik yang terjadi melalui tahapan prakonflik, konfrontasi, krisis, akibat, dan
pasca konflik ()isher, /AAAC 1G).Prakonflik adalah priode pada saat terdapat suatu
ketidaksesuaian sasaran diantara dua pihak atau lebih sehingga timbul konflik.Konfrontasi
merupakan tahapan dimana hanya satu pihak yang merasa ada masalah yang memungkinkan
para pendukungnya melakukan aksi demonstrasi atau perilaku konfrontasi.Krisis adalah
puncak konflik dimana konflik pecah menjadi bentuk aksi-aksi kekerasan yang dilakukan
secara intens dan massal.Dan tahap pasca konflik adalah situasi ketika konflik diakhiri,
ketegangan berkurang, dan hubungan mengarah ke lebih normal diantara kedua belah pihak
yang bertikai.
Pasca konflik bisa juga disebut sebagai tahapan deeskalasi konflik
kekerasan.Deeskalasi konflik kekerasan bisa terjadi karena beberapa factor. Pertama, kedua
belah pihak berkonflik menemukan pemecahan masalah dari konflik, sebagaimana
penyelesaian konflik separatis GAM di Aceh. Kedua, salah satu pihak mengalami kekalahan
luar biasa sehingga tidak memiliki kemampuan melanjutkan konflik, seperti kekalahan
Saddam *usein di 4rak atas invasi Amerika Serikat.Ketiga, semua pihak mengalami
kehancuran dan tidak mampu melanjutkan konflik.Keempat, pihak berkonflik menghentikan
sementara waktu konflik untuk menyusun strategi selanjutnya.
Dengan menganalisis dinamika konflik, bisa ditemukan langkah yang tepat untuk
mengintervensi konflik.4ntervensi konflik berarti masuk kedalam sistem hubungan yang
sedang berlangsung, melakukan kontak di antara dua pihak atau beberapa pihak untuk
membantu mereka (Moore, /AA2).Ada beberapa bentuk dan tingkatan konflik.Pertama, peace
making (menciptakan perdamaian). Kedua, peace keeping (menjaga perdamaian). Ketiga,
conflict management (pengelolaan konflik) dalam bentuk negosiasi, mediasi, penyelesaian
jalur hukum, arbitrase, dan workshop pemecahan masalah.Keempat, peace building
(pembangunan perdamaian) yang merupakan proses peningkatan kesejahteraan,
pembangunan infra struktur, dan rekonsiliasi seluruh pihak bertikai (Susan, /A1AC 1A3).
/. 4nteraksi Sosial dalam Kehidupan Sekolah
*abermas memahami masyarakat dalam paradigm ganda, yaitu sistem dan dunia-
kehidupan. Sistem merupakan suatu keseluruhan jaringan fungsional objektif yang unsur-
unsurnya saling tergantung satu sama lain secara kausal. Dunia-kehidupan (Jebenswelt)
adalah hasil keterlibatan intersubjektif, sebuah horizon sosial yang bagaimanapun berubah
dan berkembang dari waktu ke waktu dan terkait dengan konteks.DuniaIkehidupan
mencakup kebudayaan, masyarakat, dan kepribadian.Kebudayaan dipahami sebagai
kumpulan pengetahuan sebagai acuan interpretasi individu dalaQm mencapai pemahaman
tentang sesuatu.Masyarakat dipahami sebagai tatanan-tatanan yang sah yang menjadi wadah
interaksi bermakna dan dengan demikian menjamin solidaritas para anggotanya. Kepribadian
dipahami sebagai kompetensi-kompetensi yang memungkinkan subjek untuk berbicara dan
bertindak dalam konteks komunikasi dan dengan cara itu dia menegaskan jati dirinya
(*abermas, 1G=3C 13/).
Dalam menjaga kelangsungan hidup dan identitasnya, masyarakat melangsung-kan
proses-proses reproduksi dalam dunia-kehidupan yang mencakup tiga fungsi, yaitu
reproduksi kultural, integrasi sosial, dan sosialisasi (*abermas, 1G=3C 13A). <eproduksi
kultural adalah proses-proses yang menjamin kontinuitas tradisi dan koherensi pengetahuan
praktis sehari-hari yang diukur dengan rasionalitas pengetahuan yang dianggap sahih.atau
dengan kata lain dicapai dengan konsesnsus. 4ntegrasi sosial merupakan proses-proses yang
memelihara koordinasi tindakan-tindakan sosial dengan menata hubungan antarpribadi dan
dengan menstabilkan identitas kelompok-kelompok sejauh memadai bagi praktik hidup
sehari-hari.yang diukur melalui solidaritas diantara para anggota masyarakat. Sosialisasi
adalah proses-proses yang menjamin generasi demi generasi mencapai kompetensi-
kompetensi umum bagi tindakan mereka sehingga mereka memandang sejarah hidup
individual mereka selaras dengan bentuk kehidupan kolektif mereka yang diukur dengan
tanggungjawab pribadi-pribadi itu,
-eberapa gangguan proses-proses reproduksi dalam dunia-kehidupan muncul pada
tiga fungsi reproduksi (*abermas, 1G=3C 132). (ika wilayah reproduksi kultural terganggu
maka akan memunculkan krisis kebudayaan dalam bentuk hilangnya makna, krisis sosial
dalam bentuk krisis legitimasi, krisis kepribadian dalam bentuk krisis orientasi. (ika wilayah
integrasi sosial terganggu maka akan muncul krisis kebudayaan dalam bentuk rasa
ketidakpastian akan identitas kolektif, krisis social dalam bentuk anomi, dan krisis
kepribadian dalam bentuk alienasi. (ika wilayah sosialisasi terganggu maka akan muncul
krisis kebudayaan dalam bentuk keterputusan dengan tradisi, krisis sosial dalam bentuk krisis
motivasi, dan krisis kepribadian dalam bentuk psikopatologi (sakit jiwa).
Kehidupan sekolah merupakan kehidupan sosial yang dinamis seperti yang August
7omte sebut sebagai social dynamic. Kehidupan sekolah merupakan bentuk kehidupan sosial
dimana warga sekolah hidup bersama dalam kelompok untuk memenuhi naluri manusia
sebagai makhluk social. Kehidupan sekolah mengalami proses sosial dimana warga sekolah
bertemu, berinteraksi, dan berkomunikasi sehingga melahirkan sistem sosial dan pranata
social serta semua aspek kebudayaan (-ungin, /AAGC 55). Dalam kehidupan sekolah terjadi
pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama yang oleh Soerjono Soekamto
sebut sebagai proses sosial (Soekanto, /AA/C BB). Proses sosial ini kemudian mengalami
dinamika secara terus menerus mengikuti perubahan dan perkembangan zaman.
4nteraksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sekolah dapat menimbulkan dua
golongan proses sosial, yaitu proses sosial assosiatif dan proses sosial dissosiatif. Proses
assosiatif adalah suatu proses yang terjadi saling pengertian dan kerjasama (gotong royong,
bargaining+ cooptation+ coalition+ joint-venture), timbal balik antara warga sekolah, orang
perorang atau kelompok satu dengan yang lainnya serta akomodasi ( coercion+ comproimise++
mediation++ conciliation+ toleration++ stalemate+ adjudication), dimana proses ini
menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan bersama. Proses disosiatif merupakan proses
perlawanan atau oposisi (persainganOcompetition, pertentangan konsepOcontroversion, dan
conflict) yang dilakukan oleh individu-individu dan kelompok dalam proses sosial diantara
mereka pada suatu masyarakat ((Soekanto, /AA/C F1-1A3).
Kimball Young dan <aymond, >. Mack dalam Sociology and Social *ife
mengemukakan bahwa interaksi sosial adalah kunci dari kehidupan sekolah, bahkan tanpa
interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama (1G5GC 12F). Dalam kehidupan
sekolah, terutama dalam kegiatan pembelajaran, interaksi sosial dapat dibangun dengan
mempromosikan kegiatan pembelajaran dalam kelompok. Secara sosio-logis, istilah
kelompok berarti suatu kumpulan orang-orang yang saling berinteraksi satu sama lain, baik
antar individu, individu dengan kelompok, maupun antar kelompok. 4nteraksi yang dibangun
tersebut diharapkan dapat mengarah kepada interaksi edukatif yang mampu mengembangkan
potensi peserta didik dalam kehidupan sekolah.4nteraksi edukatif merupakan salah satu aspek
yang sering diabaikan dalam kehidupan sekolah.Para pendidik sering lebih fokus pada upaya
peningkatan mutu akademik peserta didik.*al ini sulit dihindari oleh para pendidik di sekolah
karena sistem penilaian selama ini lebih menekankan pada aspek akademik dan mengabaikan
aspek sosial dan spiritual. *arapan baru kemudian lahir seiring diberlakukannya kurikulum
/A12 yang menem-patkan Kompetensi 4nti (1) Sikap Spiritual dan Kompetensi 4nti (/)
Sikap Sosial pada posisi utama dan penting sebelum Kompetensi 4nti (2) Pengetahuan dan
Kompetensi 4nti (3) Keterampilan.
4nteraksi edukatif dalam kehidupan sekolah diharapkan bisa dicapai melalui
kesadaran penuh pendidik bahwa tugas mendidik merupakan tugas mulia dan
komprehensif.Mendidik berarti menunjukkan keteladanan dalam berbagai aspek kehidupan
sekolah.Kepribadian atau karakter kuat pendidik dalam pembelajaran sangat menentukan
keberhasilannya dalam pembelajaran.Disamping itu, interaksi edukatif juga ditentukan oleh
kompetensi dan profesionalitas tenaga pendidik dalam pembelajaran.Thomas Gordon
mengemuka-kan bahwa dalam upaya membangun interaksi edukatif yang lebih efektif,
pendidik membutuhkan keterampilan berkomunikasi agar mampu berinteraksi secara
edukatif, mengembangkan potensi peserta didik baik individu maupun kelompok (1GGFC 2).

7. P1@UTUP
Ada beberapa kata kunci yang dapat dikemukakan disini berkaitan dengan interaksi
sosial dalam kehidupan sekolah, sebagai berikutC
1. 4nteraksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara
orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan
dengan kelompok manusia melalui kontak sosial ( social contact) dan adanya komunikasi
(communication), baik secara langsung (kontak sosial primer) maupun melalui perantara
baik sifatnya manusiawi maupun teknologi (kontak sosial sekunder).
/. 4nteraksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sekolah dapat menimbulkan dua golongan
proses sosial, yaitu proses sosial assosiatif (saling pengertian dan kerjasama) dan proses
sosial dissosiatif (perlawanan, persaingan, pertentangan konsep, dan konflik) yang dilakukan
oleh individu-individu dan kelompok dalam proses sosial dalam kehidupan sekolah. Kedua
golongan proses sosial tersebut patut menjadi pertimbangan dalam menyusun dan
menetapkan strategi yang tepat dalam pembelajaran.

DA)TA< <U(UKA@
Al-QurMan al-Karim.
Al-Attas, Syed Muhammad al-Naquib.Aims and Objectiνes of Islamic Education. Jeddah: King Abdul Aziz University,
1979.
Al-Attas, Syed Muhammad al-Naquib.Konsep Pendidikan dalam Islam.Terj. Haidar Bagir, Bandung: Mizan, 1984.
Arifin, H.M. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Ashraf, Ali. Horison Baru Pendidikan Islam. Jakarta: Firdaus, 1989.
Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta: Logos, 1999.
Badruzzaman, Rosdiana, H, Siradjuddin Ismail, dan Mujizatullah. Implementasi Pendidikan Agama di Daerah Pasca
Konflik.Cet. I; Makassar: Cahaya Mujur Lestari, 2009.
Bloom, Benjamin S. Taxonomy of Educational Objectiνes Handbook, I: Cognitiνe Domain . New York: Longman Inc.,
1956.
Buchori, Mochtar. “Pendidikan Islam di Indonesia: Problema Masa Kini dan Perspektif Masa Depan,” dalam M.
Dawam Rahardjo.Islam Indonesia Menatap Masa Depan. Jakarta: P3M, 1989.
Bucher, Charles A. Foundations of Physical Education. Saint Louis: The C.V. Mosby Company, 1975.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik. Dan Ilmu Sosial Lainnya . Ed. 1, Cet.
4; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Cronbach, Lee J. Educatioonal Psychology. New York: Hartcourt Brace Jovanovich, 1977.
Daniel O'leary and Susan G O'leary.Classroom Management. New York: Pergamon Press Inc., 1972.
Darwis, Djamaluddin. Dinamika Pendidikan Islam, Sejarah, Ragam, dan Kelembagaan. Cet. II; Semarang: RaSAIL,
2010.
Djohar.Pendidikan Strategik Alternatif untuk Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Lesfi, 2003.
Endrotomo.Masalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Surabaya: P3AI ITS, 2004.
Gillin, John Lewis Philip Gillin.Cultural Sociology. New York: The MacMillan Company, 1952.
Fisher, Simon. Manajemen Konflik Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak. Jakarta: British Council, 2000.
Fowler, H.W. and F.G. Fowler, The Coincise Oxford Dictionary of Current English . Fourth Ed., London: Oxford
University Press, 1958.
Fromm, Erich. Psychoanalysis and Religion. New Haven & London: Yale University, 1976.
Fullan, Michael. The Meanoing of Educational Change . USA: OISE Press, The Ontario Institute for Studies in
Education, 1982.
Gordon, Thomas. Menjadi Guru Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997.
Hasan, Muhammad Tolchah. Dinamika Pemikiran Tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Lantabora Press, 2006.
Hopkins & Wideen.Alternatiνe Perspectiνes on School Improνement . London and New York: The Falmer Press,
1984. Jalal, Abdul Fattah. Azas-azas Pendidikan Islam.Terj. Herry Noer Ali, Bandung: Diponegoro, 1988.
Langgulung, Hasan. Azas-azas Pendidikan Islam. Jakarta: Al-Husna, 1987.
Magee J. Philosophical Analysis in Education. New York: London Harper and Row Boston, 1971.
Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma'arif,1989.
Maslow, Abraham H. “A Theory of Human Motivation” , dalam Robert V. Githrie (ed), Psychology of the World
Today, An Interdiciplinary Approach. California: Addison-Wesley Publishing Company, 1971.
Moore, Christoper W. Mediation Process: Practical Strategies for Resolνing Conflct. USA: Jossey-Bass, 2003.
Muhaimin.Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Cet. II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum
hingga Strategi Pembelajaran. Ed. 1; Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2009.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasiopnal Pendidikan.
Razmal, Abdul Muin. 2001. “Konflik Sosial Antara Masyarakat Rongkong dan Baebunta di Kecamatan Baebunta
Kabupaten Luwu Utara.” Thesis Pasca Sarjana, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar.
Quthb, Muhammad. Sistem Pendidikan Islam.Terj. Salman Harun, Bandung: Al-Ma'arif, 1988.
Sergiovanni, T.J. The Principalship: A Reflectiνe Practice Perspectiνe. Boston: Allyn and Bacons, Inc., 1987.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi: Suatu Pengantar. Cet. 21; Jakarta: Rajawali Press, 1995.
Soekarno dan Ahmad Supandi.Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa. 1985.
Sumartana, Th. “Pluralisme, Konflik dan Dialog: Refleksi tentang Hubungan Antar Agama di Indonesia”, dalam Th.
Sumartana, dkk, Pluralisme, Konflik dan Pendidikan Agama di Indonesia. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2001.
Suparno, Paul. Filsafat Konstruktiνisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius, 1997.
Surakhmad, Winarno. Manajemen Konflik (Konflik Perubahan dan Pengembangan) . Cet.1; Bandung: CV.
Mandar Maju, 1994.
Susan, Novri. Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer.Cet. ke-2; Jakarta: Kencana, 2010.
Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Cet. Ketiga; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000.
Tilaar, H.A.R. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional. Magelang: Tera Indonesia, 1998.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. Kedua,
Cet. kesembilanbelas; Jakarta: Balai Pustaka, 1997.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

AKAL & RASIO, IDENTIKKAH?

Oleh : Chairullah IdriS

Alkisah, menurut cerita yang terdapat dalam khasanah humor ilmiah,


seorang peneliti ingin menemukan apa yang sebenarnya menyebabkan manusia
itu mabuk. Untuk itu dia mengadakan penyelidikan dengan mencampur air
dengan wiski luar negeri yang setelah habis diteguknya, maka dia pun terkapar
mabuk.Setelah siuman dia mencampur air dengan TKW, wiski lokal yang
diminum di pinggir jalan sambil mengisap kretek, ternyata campuran ini pun
menyebabkan dia mabuk.Akhirnya dia mencampur air dengan tuak yang juga
seperti kedua campuran terdahulu, menyebabkan dia mabuk pula.Berdasarkan
penelitian itu maka dia menyimpulkan bahwa airlah yang menyebabkan manusia
itu mabuk. Benar-benar rasional, bukan, namun apakah hal itu masuk akal ?

Orang terkadang rancu di dalam menterjemahkan akal, akal diidentikkan dengan


rasio, sehingga sesuatu yang masuk akal dianggap sebagai rasional.Begitu juga
jika sesuatu yang tidak rasional berarti tidak masuk akal.Akal lebih tepat
diterjemahkan sebagai jalinan antara rasa dan rasio yang dalam bahasa Inggris
disebutnya sebagai 'mind´. Dalam Kamus "Longman Dictionary of Contemporary
English", 'mind´ diartikan sebagai: 'a person´s way of thingking or filling´. Ini
berarti bahwa akal itu adalah suatu cara berpikir atau merasa. Secara awam,
intuisi/rasa sering dipaha- mi sebagai kerja hati. Sebagaimana masyarakat
modern selalu mengedepankan kata "I think" bila mengemukakan suatu
pendapat, mengingat kata"I feel" terkadang diidentikkan dengan penggunanaan
hati. Padahal, sebagaimana kita pahami bahwa fungsi hati adalah merupakan
'pabrik´ kimiaterbesar dalam tubuh sebagai pengantar metabolisma, yang
artinya, ia mengubah zat makanan yang diserap dari usus dan disimpan di suatu
tempat di dalam tubuh, guna dibuat sesuai untuk pemakaiannya di dalam
jaringan. Hati juga mengubah zat buangan (zat sampah) dan bahan racun agar
mudah diekskresikan ke dalam empedu dan air kemih (urine).Disamping itu, hati
juga berfungsi mengubah asam amino menjadi glukosa.

Adapun penggunaan kata"hati"yang tertera dalam terjemahan beberapa ayat


Al-Qur´an, tidak lain adalah berasal dari kata Qalb (Qalbu). Dalam bukunya
'Sufisme & Akal´, Dr. Muhammad 'Abdullah asy-Syarqawi memberi penjelasan
bahwa kata 'qalb´ disebut dalam Al-Qur´an baik dalam bentuk tunggal maupun
jamak lebih dari 130 kali. Hanya saja menurutnya, penyebutan itu tidak secara
mutlak menunjukkan bahwa kata qalb diartikan dalam konteks anatomi
kedokteran (yaitu, hati yang melekat dalam badan), melainkan dimaksudkan
sebagai " instrumen persepsi ma´rifah yang sangat kompleks" yang memiliki
beberapa fungsi bercabang, beragam, dan saling terkait pada kadar paling
banyak. Adapun kata 'hati´ dalam arti yang sesungguhnya (bagian dari organ
tubuh), dalam Al-Qur´an disebut dengan 'Al-af´idah´ antara lain terdapat dalam
surat Al Mu´minun: 78-80 dan surat As Sajdah: 9.

Sekitar 2500 tahun yang lalu, manusia tidak mengetahui apapun tentang otak
dan cara kerjanya. Sebelum bangsa Yunani kuno, otak bahkan tidak dianggap
sebagai bagian dari tubuh manusia, tetapi dianggap hadir sebagai bentuk-
bentuk uap eter, gas, atau roh yang bukan merupakan bagian dari tubuh. Yang
mengejutkan lagi, bangsa Yunani tidak memberi kita pengetahuan yang lebih
baik, bahkan Aristoteles--filsuf pemikir mereka yang paling terkenal dan pendiri
ilmu pengetahuan modern, menyimpulkan bahwa pusat sensasi dan ingatan,
berada di jantung! Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya neurosains, intuisi / rasa ternyata adalah merupakan bagian dari
kerja otak.Hal ini sangat dapat dipahami, karena baru selama masa
renaissance di akhir abad ke-14, suatu masa pencerahan intelektual, akhirnya
disadari bahwa pusat pikiran dan kesadaran berada di kepala.Dan baru di
penghujung abad ke- 20 terdapat kemajuan besar dalam penelitian dan
pemahaman tentang otak kita.

Dalam karyanya berjudul 'Filsafat Ilmu´, Prof. Dr. Jujun S.Suriasumantri antara lain
menyatakan bahwa, kegiatan berpikir selain menggunakan rasio juga ada yang
tidak mendasarkan pada rasionalitas umpamanya adalah intuisi. Intuisi
menurutnya, merupakan suatu kegiatan berpikir yang nonanalitik yang tidak
mendasarkan diri kepada suatu pola berpikir tertentu.Berpikir intuitif ini
memegang peranan yang penting dalam masyarakat yang berpikir non-
analitik, yang kemudian sering bergalau dengan perasaan. Jadi
disimpulkannya bahwa secara luas dapat kita katakan cara berpikir masyarakat
dapat di kategorikan kepada cara berpikir analitik yang berupa logika / rasional
dan cara berpikir yang non-analitik yang berupa intuisi dan perasaan.

Dalam pandangan para orientalis tentang asal-usul filsafat dalam Islam,


mereka tetap konsisten beranggapan bahwa filsafat sepenuhnya adalah
berasal dari Yunani.Dalam hal ini dapat ditangkap suatu indikasi, bahwa di
balik menafikan asal usul filsafat Islam itu, terselip pengingkaran adanya sistim,
konsep dan pemikiran rasional dalam Islam.Menurut mereka pemikiran rasional
hanya dimiliki oleh Yunani.Bahkan Islam menurut mereka dianggap tidak
memiliki konsep dan sistim pemikiran.Memang benar adanya, konsep berpikir
rasional hanya milik bangsa Yunani, hal itu tidak bisa dipungkiri.Namun, bukan
berarti Islam tidak memiliki konsep berpikir sebagaimana yang mereka
tuduhkan.

Sebenarnya pada saat Islam datang (abad ke 7M), telah terusung konsep berpikir
secara 'nalar-akal´ dengan otak sebagai sarananya. Salah satu dari sekian
banyak ayat Al-Qur´an yang mengharuskan kita menggunakan akal adalah surat
Yunus ayat 100 yang berbunyi sbb: "Wa maa kaana li nafsin an tu´mina illaa
biiznillaah, wa yaj alurrijsa 'alal-laziina laa ya´qiluun" yang artinya: 'Dan tidak
ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan
kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya´. Ini berarti,
untuk memperoleh izin Allah Swt dalam hal beriman, kita harus menggunakan
akal dalam tahapan prosesnya.Bahkan terdapat banyak ayat lainnya dalam Al-
Qur´an yang memerintahkan kita untuk mempergunakan akal dalam banyak
hal.

Akal atau 'aql´ adalah kosakata yang berasal dari bahasa Arab yang berarti 'tali
pengikat´. Berbagai tafsiran para ulama dan cendekiawan muslim mengenai arti
dan makna dari 'tali pengikat´ tersebut. Para pakar — dahulu dan sekarang —
yang berkalola atau bersorban, yang berpeci atau bertopi, berbeda pendapat
menyangkut akal dan produk-produknya.Namun nampaknya belum ada
kesepakatan yang dapat dijadikan acuan mengenai pengertian akal itu sendiri
hingga saat ini. Yang lazim dikalangan sufi menyebutkan bahwa 'tali pengikat´
tersebut adalah tali pengikat unta agar tidak lari meninggalkan majikannya, d.p.l
ia adalah potensi manusiawi yang berfungsi sebagai tali pengikat yang
menghalanginya terjerumus dalam dosa dan kesalahan. Yangberarti pula, siapa
yang mengetahui apa yang bermanfaat dan berbahaya bagi urusan dunianya,
berarti dia mengetahui bahwa Allah Swt telah menganugerahi akal baginya.
Adapun konsep akal menurut kaum sufi, adalah "semacam insting yang tidak
dapat diketahui kecuali dengan aktivitasnya di dalam hati dan anggota badan".

Setelah masuknya logika Aristoteles ke dunia Islam(abad ke9) dan diterimanya


Mu´tazilah menjadi aliran resmikerajaan(dinastiAbbasiyah), adalah tidak
terlepas dari peran penting al-Kindi, yang melancarkan suatu gerakan berskala
luas dalam mengedepankan hal-hal pokok dari pikiran Mu´tazilah dan
kecenderungan rasionalitasnya di dalam masyarakat. Bagaimanapun, Mu
´tazilah sudah cukup mendorong banyak intelektual Muslim saat itu untuk
merasionalkan agama mereka guna menciptakan argumentasi yang bisa
bertahan dari serangan para filosof, Kristen, Yahudi, Ateis, serta lawan-lawan
dari kalangan Muslim sendiri. Dari sinilah bermula kata akal menjadi identik
dengan rasio, dan dari sini pulalah istilah rasional telah terseruput / diadopsi
oleh Umat Islam pada saat itu sebagai konsep berpikir umat Islam, yang
menurut mereka bersumber dari Al-Qur´an yakni 'aql´. Dan dalam perjalanan
sejarah umat IsIam berikut- nya (setelah abad ke 9 ) bahkan hingga saat ini
yang dipicu oleh pemahaman akan 'akal´ yang diidentikkan dengan rasio,
makayang terjadi hingga saat ini baik para Ulama maupun para Umaromasih
tetap menganggap dan memahami bahwa 'akal´ itu adalah tidak lain dari 'rasio
´. Bahkan mereka mentasbihkan bahwa Al- Qur´an telah memerintahkan kita
umat Islam untuk menggunakan 'rasio´ atau berfikir secara rasional.

Sebagai contoh bisa disebut: d alam bukunya 'Akal dan Wahyu Dalam Islam´,
Harun Nasution, mantan Rektor IAIN (UIN sekarang) mengutip tidak kurang
dari
30 ayat Al-Qur´an, yang menurut pandangan beliau, manusia diperintahkan
untuk berpikir rasional agar dapat mengetahui Tuhan dan dunia. Namun disisi
lain, dalam sebuah makalah-nya yang diterbitkan pertama kali tahun 1975
berisikan antara lain: "Menurut kebenaran Islam, manusia adalah ciptaan
Tuhan. Kemampuan untuk berpikir yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia
telah menjadikannya sebagai ciptaan yang paling sempurna.Akal
memungkinkan manusiamenciptakan peradaban dan kebudayaan yang
hebat.Akal membawa
pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi", ungkapnya. Dari dua
pernyataan tersebut diatas, dapat terindikasi bahwa pemahaman yang
bersangkutan akan rasio dan akal adalah sama, atau mungkin juga mengalami
kerancuan. Contoh lainnya adalah, Qadi Abd al-Jabbar (935-1024) teolog
terbesar dan pakar hukum dari mazhab Mu´tazilah kelahiran Asadabat lran,
dalam kitab berjudul 'Al-usul Al-khamsa´ beliau memulai tulisannya dengan
dasar pertama agama menurut Mu´tazilah, yaitu Tuhan bisa dan harus diketahui
secara rasional. Menurutnya pengetahuan tentang Tuhan hanya bisa didapat
dengan berpikir melalui argumentasi yang rasional, karena kalau kita (pertama-
tama) tidak mengetahui bahwa Dia-lah Yang Maha Benar, kita tidak akan
mengetahui otentitas Al-Qur´an, sunnah, dan kesepakatan umat (ijma´).
Sedangkan dalam bab / uraian berikutnya beliau menekankan bahwa 'peran
akal adalah utk membawa manusia rasional menjadi beriman pada Tuhan, untuk
berpikir dan menjadi lslam´. Lagi-lagi disini terlihat jelas adanya kerancuan
terhadap pemahaman tentang akal dan rasio. Contoh berikutnya adalah,
serangkaian dialog antara sang murid (M. Quraish Shihab) dengan gurunya
(sang Maulaya ) yang terjadi saat sang murid tengah belajar di Universitas Al-
Azhar Kairo, yang dikemudian hari setelah berselang 40 tahun diangkat menjadi
sebuah karya (buku) berjudul "Logika Agama"; Kedudukan Wahyu & Batas-batas
Akal dalam lslam. Dalam satu dialog, ada pertanyaan dari sang Maulaya sbb:
"Ketahuilah anakku, bahwa yang engkau katakan tadi seluruhnya benar. Tetapi
coba jelaskan, apa yang engkau maksud dengan semboyan 'lslam agama
rasional´. Apakah itu berarti bahwa lslam merujuk kepada akal? Ataukah ia
membiarkan kita bebas untuk berkeyakinan dan berbuat sesuai dengan petunjuk
akal dan pengarahannya? Akal, anakku, memiliki wilayahnya yang tidak dapat
dilampauinya. Wilayahnya adalah alam fisika, sedang agama berbicara juga
tentang alam metafisika". Disini tampaknya sang murid dan gurunya sedang
berusaha bersepakat tentang penyamaan persepsi akan akal dan rasio di dalam
ajaran lslam. Dan jelas sekali penjelasan bagian akhir dari sang guru yang
meyakini bahwa akal itu tidak lain adalah rasio. Adapun sebagai contoh terakhir
adalah pandangan dari pihak Umara. Pada kesempatan puncak acara peringatan
Nuzulul Qur´an di Masjid As-Syuhada, Pamekasan Madura tanggal 9 Oktober
2006 Presiden SBY mengajak seluruh umat lslam lndonesia untuk tak saja
membaca Al-Qur´an dengan bacaan yang benar dan suara yang merdu tapi juga
memahami makna dan tafsirnya. Lebih lanjut beliau mengatakan "Ajaran lslam
sangat mendorong masyarakat untuk berpikir secara rasional. Dengan menjadi
manusia yang rasional, masyarakat mulai berpikir untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dan berpikir untuk membangun masyarakat kearah yang lebih
baik" (Republika, 10/10/2006).

Sebagaimana kita ketahui bersama, ajaran lslam yang bersumber dari Al-
Qur´an dan As-Sunah rasanya tidak ada yang memerintahkan umatnya untuk
berpikir rasional, namun yang pasti adalah perintah untuk berpikir dengan
menggunakan akal, sebagaimana sabda Rasulullah Saw: "Ad-diinnu huwal 'aqlu
walaa diina - liman laa 'aqlahuu" yang artinya 'Agama adalah akal, dan tidak ada
(tidak dianggap ber) agama siapa yang tidak memiliki/menggunakan akal´
(sejalan QS.10:100). Jadi adanya sorga, neraka, alam akhirat dan lain-lain yang
bersifat ghaib hanyalah bisa diterima dengan akal, bukan hanya dengan rasio.
Sebab kemampuan rasio manusia sangat terbatas, ia tidak mampu
menjangkaunya hingga tidak akan pernah metode-metode ilmiah untuk
membuktikan sesuatu yang ghaib. Akal mampu menerima segala sesuatu yang
bisa ditangkap dengan kemampuan indera, juga segala sesuatu diluar
pengalaman empiris. Sebab dalam akal, terdapat unsur rasa yang mampu
menimbulkan rasa percaya, rasa senang, rasa cemas, rasa bahagia, rasa
cinta, rasa memiliki, rasa haru dan rasa-rasa lainnya. Sedangkan rasio
cenderung kearah pemikiran, dan sasaran rasio adalah segala sesuatu yang
hanya bisa ditangkap atau didapat dari pengalaman indrawi. Sehingga segala
sesuatu yang rasional tentu bisa masuk akal jika unsur rasa ikut berfungsi. Tapi
sebaliknya tidak semua yang masuk akal dapat dirasionalkan, sebab
kemampuan rasio manusia terbatas adanya.

Jadi dapat dibayangkan, bagaimana kualitas iman seseorang bila kita


peroleh hanya dengan perantaraan rasio, mengingat rasio itu sendiri menurut
Hegel dalam Encyclopaedia of Philosophical Sciences adalah "ada sejati" (true
being) yang mewujud dalam alam dan terealisasi dalam diri manusia. Rasio
adalah penguasa dunia dan mengidentikkan dirinya dengan realitas (wujud
sejati). Karenanya keimanan dan keyakinan beragama / ber-Tuhan yang diperoleh
hanya melalui pendekatan rasio dengan ada sejatinya, maka tidak sedikit
agama
/ kepercayaan yang pemujaan terhadap Tuhannya diwujudkan dalam bentuk
konkrit (true being). Oleh sebab itu pendekatan beragama / ber-Tuhan
selayaknya dilakukan secara bersamaan. Rasio diperlukan, untuk memperoleh
kepastian bahwa Tuhan itu memang benar adanya, adapun intuisi / imajinasi
digunakan agar kita dapat meyakini dan mengimani-Nya. Itulah yang dimaksud
dengan beragama melalui pendekatan 'akal´. Terkait hal tersebut, Karen
Armstrong dalam sebuah karyanya menyatakan bahwa; 'Kita dapat
mengetahui sesuatu mengenai Tuhan dengan menggunakan daya nalar dan
intuisi / imajinasi kita´. Sebagaimana juga Al-Ghazali, setelah kembali kepada
tugas mengajarnya di Baghdad, sedikitpun tak pernah surut dalam
keyakinannya bahwa adalah mustahil membuktikan keberadaan Tuhan hanya
dengan logika dan bukti rasional saja. Demikian pula seorang ahli Kedokteran
dari Toledo, Judah Halevi (1085-1141), yang merupakan pengikut setia Al-
Ghazali meyakini bahwa Tuhan tidak bisa dibuktikan hanya secara rasional,
namun hal ini tidak berarti bahwa keimanan kepada Tuhan menjadi tidak
rasional. Bahkan lebih dari itu Einstein- pun mengatakan; 'Jika seseorang
menggunakan akalnya, maka ia akan dipaksa oleh ilmu pengetahuan untuk
mempercayai adanya Tuhan´ (buku: Ilmu dalam Perspektif; Karya Jujun S.
Suriasumantri).

Dari paparan diatas, tiba-tiba muncul kecemasan dibenak penulis jangan-


jangan kita umat Islam, lebih spesifik lagi di Indonesia nampaknya telah masuk
dalam perangkap jebakan pihak Barat dalam pengagungan rasio sebagai metode
berpikir dengan hanya menggunakan hemisfer otak sebelah kiri, sedangkan
berpikir secara nalar akal dengan otak sebagai sarananya berarti selain
melibatkan unsur-unsur rasio, juga intuisi dan imajinasi yang dapat dicapai
apabila kita menggunakan kedua belahan otak yaitu hemisfer sebelah kanan dan
sebelah kiri secara bersama-sama. Hal ini penulis sampaikan, satu dan lain
karena pihak Barat sendiri khususnya para filsuf ber mazhab rasional telah
banyak mendapat kritik / koreksi antara lain dari: Filsuf asal Jerman Immanuel
Kant; yang dalam karyanya 'Critique of Pure Rasio´ membuat perbedaan yang
jelas antara rasio, akal budi (Vernunft) dan pemahaman (Verstand). Konsep inti
dari karyanya tersebut adalah kontradiksi-kontradiksi antara 'rasio dan sense´,
'intelegesi dan alam´, dan, dalam bentuknya yang paling umum, 'subyektifitas
dan obyektifitas´. Menurutnya, semua pemikiran, secara langsung maupun
tidak langsung, harus mengkaitkan 'intuisi´. Kant juga berusaha membuktikan
bahwa akal manusia melalui rasio dan intuisi memiliki bentuk-bentuk universal
yang mengatur beragam jenis data yang masuk kepadanya melalui indera.
Bentuk- bentuk 'intuisi´ dan bentuk-bentuk 'pemahaman´ adalah universalitas
yang melaluinya, akal menata bera- gam data indera ke dalam serangkaian
pengalaman. Intinya, Kant lebih mengu tamakan penggunaan rasio bersama-
sama intuisi dan imajinasi dalam semua hal pemikiran, dan inilah yang
dinamakannya sebagai penggunaan 'akal´. Kajian terbaru / koreksi lainnya
datang dari Fritjof Capra(peraih Ph.D. dari Universitas Vienna) pengajar
tentang implikasi filosofis dari sains modern, dalam bukunya yang berjudul
'Titik Balik Peradaban´; Sains, Masyarakat
danKebangkitankebudayaan,terjemahan dari buku aslinya "The Turning point "
Science, Sosiety and The Rising Culture; Bantam Book, New York antara lain
menjelaskan bahwa: Rasional dan Intuitif merupakan dua modus fungsi akal
manusia yang saling melengkapi. Pemikiran rasional bersifat liniear,terfokus,
dan analitis; Pemikiran ini menjadi bagian dari alam intelek, yang fungsinya
adalah untuk membedakan, mengukurdan mengelompokan. Dengan demikian,
pengetahuan rasional cenderungterpotong- potong.Sebaliknya pengetahuan
intuitif didasarkan atas pengalaman realitas yang bersifat langsung dan
nonintelektual yang muncul didalam suatu kondisi kesadaran yang
luas.Pengetahuan intuitif cenderung bersifat padu, holistik, dan nonlinear.Dari
uraian diatas tampaklah bahwa pengetahuan rasional melahirkan aktivitas
yang terpusat pada diri, atau 'yang´;sedangkankearifanintuitif merupakan dasar
bagi aktivitas ekologis, atau 'yin´. Dengan mengacu pada dua lawan kata
tersebut, kita menjadi mudah mengetahui bahwa masyarakat modern ternyata
lebih menyukai yang daripada yin, lebih suka pengetahuan rasional daripada
kearifan intuitif, lebih menyukai ilmu daripada agama, lebih suka bersaing
daripada bekerja sama, lebih suka mengeksploitasi sumber daya alam dari
pada melestarikannya, ungkapnya lebih lanjut.

Namun sejalan dengan pesatnya perkembangan neurosains (abad ke 21),


masyarakat Barat post modern sebenarnya sudah melangkah lebih jauh lagi
beralih dari masyarakat rasional ke masyarakat 'akali´ atau tepatnya beralih dari
Era Informasi (pekerja pengetahuan) ke Era Konseptual (pencipta dan pesimpati),
dimana otak sebelah kiri yang selama ini diagungkan sebagai sesuatu yang
membuat kita menjadi manusia, ternyata hanya membuat kita menjadi manusia
setengah pintar. Demikian pendapat dari Daniel H. Pink dalam buku 'Misteri
Otak Kanan Manusia´ terjemahan dari buku aslinya berjudul 'A Whole New Mind´.

Betapapun menggodanya berbicara tentang belahan otak kanan dan kiri


secara terpisah, mereka pada dasarnya adalah dua belahan otak, yang
dirancang untuk bekerja bersama-sama sebagai satu kesatuan yang lembut,
tunggal dan terpadu dalam satu otak yang utuh. Belahan otak sebelah kiri
mengetahui bagaimana menghadapi logika dan belahan sebelah kanan
mengetahui tentang dunia. Gabungkan keduanya dan seorang akan
mendapatkan satu mesin pemikiran yang dahsyat. Dengan kata lain, menuju
suatu kehidupan yang sehat, bahagia dan sukses bergantung pada dua
belahan otak kita.

Sayangnya, sistem pendidikan modern cenderung berfokus pada


keterampilan otak kiri dan kurang menekankan keterampilan otak kanan, yang
langsung berdampak pada kemampuan kita berpikir secara kreatif.
Kecenderungan untuk lebih memilih keteram pilan-keterampilan 'otak kiri´-
matematika, bahasa dan ilmu pengetahuan daripada seni, musik, dan
pengajaran keterampilan berpikir, terutama keterampilan berpikir secara kreatif.
Ketika hanya berfokus pada setengah bagian otak, sistem pendidikan kita hanya
menciptakan orang-orang yang setengah pintar.

Pertanyaannya, apakah rasionalitas dan kelogisan itu salah? Jelas tidak! Tapi
ada sesuatu yang terlewatkan. Ketegangan hidup dan ketidakmampuan
mencerna realitas supranatural timbul karena pola pikir kita tidak seimbang.
Selama ini, kita terlalu banyak menggunakan belahan otak kiri dan
mengabaikan peran penting belahan otak kanan. Mengaktipkan dan
memberdayakan belahan otak kanan akan banyak membantu kita menghayati
hidup yang lebih bermakna dan bermutu. Dengan mengembangkan
kemampuan otak kanan bukan berarti menyerang atau menghilangkan
kemampuan otak kiri yang rasional dan matematis itu. Pembelajaran
mengembangkan kemampuan otak kanan secara intensif akan melengkapi
cara berpikir seseorang sehingga pola pikirnya dalam menghadapi kehidupan
menjadi seimbang dan sempurna.

Kembali kita kepada dasar kata akal ('aql) yang bermakna 'tali pengikat´,
apakah secara kebetulan atau memang tepat apa yang dikatakan oleh seorang
pemikir besar dan pakar hukum Prancis Marcel A. Boisard tentang Al- Qur´an.
Dalam karya besarnya berjudul Humanism in Islam (sisi humanis ajaran Islam)
beliau memberi kesaksian sbb: 'Hingga detik ini, Al-Qur´an adalah sumber
inspirasi bagi para ilmuwan dan sastrawan. Mustahil manusia bisa
menciptakan karya seperti Al-Qur´an karena ia adalah kalam Tuhan, bukan
ciptaan manusia. Ia sumber pengetahu- an yang melahirkan metodelogi
berpikir, sumber hikmah, dan lahan yang tiada pernah habis bagi rujukan ilmu´.
Marcel tidaklah sendiri dalam memberikan kesaksian serupa, Jacque Risler
seorang orientalis dan penulis utama Prancis kontemporer diantara karya
monumentalnya yang berjudul 'La Civilisation Arabe´ antara lain memuat hal
yang sama. Adapun kesaksiannya : 'Al-Qur´an adalah kitab suci yang
terkandung di dalamnya rangkuman seluruh ajaran agama masa lalu,
terkumpul di dalamnya mustika segala ilmu pengetahuan´. Adapun kesaksian
lainnya datang dari seorang orientalis dan sejarawan besar di Amerika yang
dikenal di dunia barat dan timur; George Sarton (1884-1956). Sebagai anggota
dewan keilmuwan sejarah internasional yang berpusat di Paris dan tutor Dewan
Ensiklopedia Islam di Suriah, ybs juga ikut memberi kesaksian atas kompetensi
Al-Qur´an sebagaimana yang tertulis dalam 'The Incubation of Western Cultuer
in the Middle East´ sbb:
'Perbedaan antara Al-Qur´an dan injil sangatlah jauh. Al-Qur´an adalah wahyu
yang diturunkan secara langsung kepada nabi agama ini (Muhammad). Ajaran
Al-Qur´ an meliputi seluruh aspek kehidupan, nilai - nilai religi, ilmu pengetahuan,
aturan perundang-undangan, tata laksana kehidupan, bahasa dan lain-lain.
Intinya, tiada satu masalah kehidupan pun yang tidak tersolusikan dalam Al- Qur
´an´, ungkapnya.

Atas dasar beberapa kesaksian tersebut diatas, penulis sulit untuk dapat
mengatakan 'tidak´ atas keabsahan substansi dari apa yang mereka sampaikan,
mengingat sudah sejak lama di abad ke XII tepatnya pada tahun 1141 M untuk
pertama kalinya Al-Qur´an diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh Robert of
Chester (Robert Ketton), seorang pendeta berkebangsaan Inggris yang ahli
matematika, ahli astronomi, dan ahli kimia yang juga tinggal di Spanyol dimana
ybs menjadi saksi atas kejayaan / kekuasaan Islam di sana. Penerjemahan Al-
Qur´an tersebut dilaksanakan atas permintaan Yang Agung Peter untuk tujuan
menyangkal kebenarannya. Namun, alih-alih ingin menyangkal kebenaran dari
Al-Qur´an, mereka justru menemukan banyak hal bermanfaat yang kiranya dapat
dijadikan pedoman dan spirit kebangkitan. Hal tersebut memang telah dijanjikan
oleh Allah Swt dalam firman-Nya: "Haazaa Basaaa ´iru linnaasi wa Hudaw wa
Rahmatul - liqaw miny - yuuqinuun" (QS. 45: 20) yang artinya, "Al-Qur´an ini
adalah pedoman bagi seluruh manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
meyakini". Untuk hal tersebut, tidak berlebihan kiranya mantan president
Amerika Serikat Richard Nixon, melalui buku terakhirnya sebelum meninggal
dunia, 'Seize the Moment, America Challenges in One Super Power World´, antara
lain mengatakan, Barat berhutang besar kepada dunia Islam untuk renaissance-
nya.

Terkait hal tersebut, kiranya dapat ditarik suatu hipotesa bahwa bukanlah
suatu hal yang kebetulan bila ada kesamaan antara 'tali pengikat´ (makna dari
akal/'aql) dengan apa yang disampaikan oleh John Mc. Crone dalam bukunya
'Menyingkap Kerja Otak´ terjemahan dari buku aslinya 'How the Brain Works´
yang menyatakan, belahan otak besar adalah nama umum untuk serebrum,
yaitu massa otak yang bergulung-gulung di otak bagian atas. Terbentuk dari
sepasang lobus simetris yang dihubungkanbagian tengahnya oleh tali (pita) tebal
saraf yang disebutnyasebagai 'Corpus Callosum´.Adapunpenjelasan lebih lanjut
tentang Corpus Callosum dapat pula kita temukan dalam buku karya Daniel H.
Pink yang berjudul 'A Whole New Mind´ yang terjemahannya berjudul 'Misteri
Otak Kanan Manusia´ dimana ybs berkesimpulan bahwaCorpus Callosum adalah
ikatan yang tebal dari 300 juta urat otak dan berfungsi menghubungkan dua
belahan otak, dimana letaknya berada ditengah-tengah kedua hemisfer(belahan)
otak tersebut. Jadi menurut kedua penulis tersebut diatas, Corpus Callosum tidak
lain adalah: 'Kumpulan dari 300 juta urat otak dan berbentuk tali (pita) tebal,
yang berfungsi mengikat dan menghubungkan dua belahan otak, yaitu hemisfer
sebelah kiri dan hemisfer sebelah kanan dalam setiap aktivitas berpikir´. Dan bila
kita kembali kepada terminologi yang disampaikan oleh Fritjof Capra
sebagaimana disebut dimuka, yang menyatakan bahwa 'rasional´ dan 'intuitif´
adalah merupakan dua modus fungsi akal yang dirancang untuk saling bekerja

Anda mungkin juga menyukai