Anda di halaman 1dari 6

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN

UPTD PUSKESMAS LALOWARU


Jl. Poros Kendari – Moramo, No….Kel. Lalowaru Kec. Moramo Utara
Telp. (0401) Fax. (0401) Kode Pos
Email : puskesmaslalowaru@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) BULAN JANUARI 2021

A. Pendahuluan
Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator,
fasilitator dan turut sertamemantau terselenggaranya proses
pembangunan di wilayah kerjanya agar berdampak positif terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang diharapkan
dalam menjalankan fungsi ini antara lain adalah terselenggaranya
pembangunan di luar bidang kesehatan yangmendukung terciptanya
lingkungan dan perilaku sehat. Upaya pelayanan yang diselenggarakan
meliputi :
1. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan
pelayanan promoti dan preventif, dengan kelompok masyarakat serta
sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas.
2. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan,kuratif
dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada
umumnya melalui upayarawat jalan dan rujukan (Depkes RI 2007)
Fungsi dari Puskesmas adalah:
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
4. Sesuai dengan amanat negara, maka dirasa perlu kiranya untuk
melibatkan masyarakat
5. dalam menyusun rencana kegiatan, sehingga fungsi puskesmas
dapat tercapai.
B. Latar Belakang

Kejadian ikutan pasa imunisasi menurut (Depkes RI 2014)


kejadian medis yang terjadi setelah pemberia imunisasi dapat berupa
reaksi vaksin, reasi suntikan, kesalahan prosedurataupun koinsiden
sampai ditentukan adanya hubungan kausal.
Sedangkan pengertian KIPI serius merupakan kejadian medis yang
tidak diinginkanyang terjadi setelah pemberian imunisasi, yang
menyebabkan rawat inap, kecacatan yang menetap, mengancam
kehidupan atau kematian. )ementara klasifikasi KIPI berdasarkan berat
ringan kasus KIPI antara lain, KIPI ringan !non serius' antara lain terjadi
demam,bengkak dilokasi suntikan, merah dilokasi suntikan, muntah.
KIPI serius antara lain tidakmau menetek atau minum, muntah
berlebihan, demam tinggi lebih dari satu hari, menangisterus menerus
lebih dari tiga jam, kesadaran menurun, anafilaktik.
Untuk menenggulangi dan meminimalisasi kejadian maupun
dampak KIPI penting dilakukan pemantauan KIPI. Terdapat dua metode
pemantauan KIPI, baik secara aktif maupun pasif. Actife post marketing
surveillance (PMS aktif) pada vaksin program,dilakukan dengan cara
pengisisan kuisioner sejumlah pemantauan yang ditentukan.sementara
secara pasif surveillance adverse event following immunisation
(AEFI=KIPI) dilakukan dengan menunggu laporan dari lapangan.
Kegiatan pemantauan KIPI meliputi :
1. Menentukan kasus, melacak kasus, menganalisis kejadian,
menindak lanjuti kasus, dan mengevaluasi kasus. Mencatat,
merekapitulasi jumlah kasus dan melaporkan kasus KIPI secara
berjenjang.
2. Memperkirakan angkan kejadian KIPI pada suatu populasi.
3. Mengidentifikasi peningkatan rasio KIPI yang tidak wajar pada batch
vaksin atau merek vaksin tertentu.
4. Fikasi kesalahan prosedur program imunisasi sebagai bahan untuk
rekomendasi perbaikan program.
5. Menyediakan data berbasis bukti sebagai acuan untuk memberi
respon yang cepat dan tepat terhadap perhatian orang tua atau
masyarakat tentang keamanan imunisasi, ditengah kepedulian
masyarakat dan profesional tentang adanya resiko imunisasi.
Beberapa rekomendasi WHO terkait pemantauan KIPI atara lain
sebagai berikut :
1. Program imunisasi mempunyai perencanaan rinci dan terarah
sehingga dapat memberikan tanggapan segera pada laporan KIPI
2. Setiap KIPI serius dianalisis oleh tim yang terdiri dari para ahli
epidemiologi dan profesi di Indonesia oleh komite nasional.
3. Pengkajian dan penanggulangan KIPI/Komnas PP-KIPI dan temuan
tersebut disebar luaskan melalui jalur program imunisasi dan media
masa.
4. Program imunisasi segera memberikan tannggapan secara cepat dan
akurat kepada media masa, perihal KIPI yang terjadi.
5. Pelaporan KIPI karena kesalahan prosedur misalya abses, BCG-itis,
harus dipantau demi perbaikan cara penyuntikan yang benar
dikemudian hari.
6. Program imunisasi melengkapi petugas lapangan dengan formulir
pelaporan kasus, defenisi KIPI yang jelas, dan unstruksi yang rinci
perihal jalur pelaporan.
7. Program imunisasi perlu mengkaji laporan KIPI dari pengalaman
dunia Internasional sehingga dapat memperkirakan besar masalah
KIPI yang dihadapi.
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
1. Tujuan umum
Untuk mendeteksi dini, merespon dengan cepat dan tepat,
mengurangi dampak negatif imunisasi terhadap kesehatan individu
dan terhadap program imunisasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah dan menanggulangi kejadian KIPI karena vaksin BCG
b. Mencegah dan menanggulangi kejadian KIPI karena Vaksin DPT-
HB-Hib dan Polio
c. Mencegah dan menanggulangi kejadian KIPI karena vaksin
Campak/MR
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan pokok
Pemantauan, pencegahan dan penanggulangan kejadian KIPI
2. Rincian kegiatan
a. Menetapkan definisi KIPI
b. Dapatkan riwayat imunisasi
c. Tentukan persamaan paparan di antara KIPI tersebut
d. Melakukan Upaya Preventif dan Kuratif terhadap KIPI
E. Cara melaksanakan kegiatan
Kegiatan ini dilakukan rutin setiap bulan dengan jadwal yang sudah
ditetapkan di masing-masing desa wilayah kerja.
1. Dalam melaksanakan kegiatan Pencegahan dan penanggulangan
KIPI dilakukan dengan melakukan pelacakan terhadap kejadian KIPI
pada Bayi dan Baduta melalui kunjungan rumah setelah
pelaksanaan Vaksinasi rutin atau lainnya
2. Bila terdapat atau terjadi KIPI baik KIPI serius maupun Non serius di
lakukan upaya pencegahan, penanggulangan dan penanganan agar
kondisi tidak menjadi KIPI berat.
3. Melakukan KIE kepada ibu sehubungan dengan kejadian KIPI
tersebut.
4.
F. Sasaran
Sasaran kegiatan meliputi Bayi dan Baduta yang mendapatkan
Imunisasi tanpa melihat dan mempertimbangan target Cakupan atau
sesuai kondisi kejadian KIPI yang di dapatkan.
G. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Adapun Matriks kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

Tanggal
Desa/Kel.
6 13 14 18 25 26 28 29 29 30
Puasana
Lalowaru
TanjungTiram
Wawatu
Mata Wawatu
Sanggula
Mekar Jaya
Lamokula
Mata Lamokula
Lombuea

H. Sumber Anggaran
Sumber Anggaran Pembiyaan perjalanan dalam pelaksanaan
kegiatan ini bersumber dari Dana Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) Tahun 2021, dengan Alokasi Anggaran sebesar Rp. 1.000.000,-
I. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Evaluasi dari kegiatan ini dilakukan dengan melihat cakupan
pencegahan dan penaggulangan KIPI pada Bayi dan Baduta.
Pelaporan dari kegiatan ini Untuk kegiatan yang bersumber dari
Alokasi anggaran BOK tahun 2021 akan dibuat dalam bentuk Surat
Perintah Perjalanan Dinas ( SPPD), Surat Perintah Tugas (SPT), Laporan
Hasil Perjalanan (LHP) dan Dokumentasi Hasil Kegiatan.
J. Pencatatan Dan Pelapaoran
Pencatatan dalam kegiatan akan dibuat dalam bentuk Form.
pencatatan pencegahan dan penanggulangan KIPI setiap Desa/Kel. di
wilayah kerja.
Pelaporan dari kegiatan ini akan dibuat dalam bentuk blanko /
format pelaporan hasil kegiatan dalam setiap bulan dari setiap
Desa/Kel. yang ada di wilayah kerja.

K. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) ini dibuat untuk menjadi
kerangka acuan pelaksanaan kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan
KIPI pada bulan Januari tahun 2021.

Mengetahui Lalowaru, 5 Januari 2021


Kepala UPTD Puskesmas Lalowaru Pembuat Laporan,

LA ODE RAHIM, SKM., M.Kes MUHAMMAD SYAHRIR, SKM


NIP. 19671231 199003 1 080 NIP. 19790416 199903 1 004

Anda mungkin juga menyukai