Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH


Jalan DR. Purwadi Km.9,5 Kel. Kenali Besar, Kec. Alam Barajo
Kota Jambi, Kode Pos 36129 Telp. (0741) 580254 Fax. (0741) 580254
Website: www.rsj.jambiprov.go.id e-mail: rsjprovjambi@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA


RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI
NOMOR: 73a /RSJ 1.2.1 / VI /2019

TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PERORGANISASIAN


KOMITE KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3RS)
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2019

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI

Menimbang : a. Bahwa
: upaya penyelenggaraan kegiatan K3 di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi bertujuan
untuk rnelindungi seluruh karyawan dari penyakit
akibat kerja, mewujudkan rasa aman dan nyaman
bagi karyawan, mitra kerja, pasien beserta
keluarganya, pengunjung dan warga sekitar Rumah
Sakit serta memantapkan kewaspadaan dan
kesiapan menghadapi terjadinya bahaya kebakaran
dan kewaspadaan bencana didalam maupun diluar
lingkungan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi maka di pandang perlu membuat Pedoman
Pengorganisasian Komite K3 RS.

b. Bahwa untuk memberlakukan Pedoman


Pengorganisasian Komite K3RS tersebut agar
memiliki kekuatan hukum perlu ditetapkan
melalui Surat Keputusan Direktur Utama Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Mengingat :
1. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor l tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja,

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24


tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9


tahun 2008 tentang Penggunaan Bahan Kimia dan
Larangan Penggunaan Bahan Kimia sebagai Senjata
Kimia,

4. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32


tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolahan Lingkungan Hidup,
5. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan,

6. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 44


tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


19 tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi
Kesehatan,

8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008


tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana,

9. PerMenkes Republik Indonesia Nomor 363


/Menkes/Per/IV1988 tentang Pengujian dan
Kalibrasi Alat,

10.PerMenkes Republik Indonesia Nomor 147


Menkes/ Per/ I/ 2010 tentang Perizinan Rumah
Sakit

11.PerMenKes Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI


Nomor P.56/ Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata
Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan,

12.PerMenKes Republik Indonesia Nomor 66 Tahun


2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit,

13.PerMenKes Republik Indonesia Nomor 7 Tahun


2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit,

14.KepMenKes Republik Indonesia Nomor


876/MenKes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman
Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan,

15.KepMenKes Republik Indonesia Nomor


1439/MenKes/SK/XI/2002 tentang Penggunaan
Gas Medis pada sarana Pelayanan Kesehatan,

16.KepMenKes RI Nomor 1204/MenKes/SK/X/2004


tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan,

17.KepMenKes Republik Indonesia Nomor


432/MenKes /SK/IV/2007 tentang Pedoman
Menejemen Kesehatah dan Keselamatan Kerja (K3),

18.KepMenKes Republik Indonesia Nomor


1105/MenKes/Sk/IX/2007 tentang Pedoman
Penanganan Medis Korban Masal,
19.KepMenKes Republik lndonesia Nomor
1087/MenKes/SK/Vlll/2010, tentang Standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit,

20.Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 Tahun


2003 tentang Pemeriksaan Kualitas Air,

21.Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 08 Tahun


2003 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran,

22.Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 8 Tahun 2013


tentang Pengelolaan Sampah,

23.Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun 2016


tentang Perlindungan Tenaga Kerja,

24.Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 3 Tahun


2016 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana,

25.Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 7 Tahun 2017


tentang Pengelolaan Dan Pengendalian Limbah
Bahan Berbahaya Dan Beracun,

26.Keputusan Gubernur Jambi Nomor


821.22/594/BKD Tanggal 28 September 2010
tentang Pengangkatan Menjadi Direktur Utama
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : :

KESATU Merevisi
: Pedoman Pengorganisasian Komite K3RS,

KEDUA Bila :dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam


keputusan ini, akan ditinjau kembali sesuai dengan
Perundangan Kesehatan yang ada dan kemampuan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.

Ditetapkan di : Jambi
Pada Tanggal : 9 Juni 2019
Direktur Utama

dr. Hj. Hernayawati .M.Kes.


Pembina Utama Muda
NIP:19611020 198903 2 001
Tembusan Keputusan Ini di sampaikan Kepada Yth :
1. Direktur Pelayanan dan Keperawatan
2. Direktur Umum,Keuangan dan PM
3. Kabag Tata Usaha
4. Kabag Penunjang Medik,Diagnostik dan RM
5. Kabag Pelayanan Medis
6. Kabag Perawatan
7. Pertinggal.
LAMPIRAN : I
NOMOR : 73a /RSJ-1.2.1 / VI/ 2019
TANGGAL : 9 Juni 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Undang-undang No. 36 Th 2009 tentang Kesehatan telah menegaskan


bahwa setiap orang berhak dan juga wajib memperoleh derajat
kesehatan yang optimal, termasuk didalamnya adalah segala upaya
yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan K3 di Lingkungan Rumah
Sakit Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, yakni mewujudkan
sistem keselamatan dan kesehatan ditempat kerja dalam rangka
mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya lingkungan kerja yang aman, effisien dan produktif secara
operasional kondisi tersebut diatas sangat di tentukan oleh upaya upaya
bagaimana manajemen Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi :

a. Mengelola resiko dari Karyawan ( SDM ) dan lingkungan kerja agar


dapat termewujud kwalitas lingkungan yang sehat dan bebas dari
resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan karyawan
di tempat dimana dia di tugaskan ( termasuk pasien yang di
layani).

b. Menciptakan kesadaran dimana setiap Insan Karyawan (SDM)


secara sadar melaksanakan tugas-tugas profesinya secara sehat
tanpa membahayakan dirinya sendiri apalagi pasien yang
dilayaninya, sehingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal,
melalui upaya- upaya pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja dan penerapan secara ketat syarat- syarat
kesehatan kerja baik aspek fisik maupun psikis, termasuk
pula persyaratan bahan baku, peralatan yang digunakan dan
proses kerjanya serta persyaratan tempat atau lingkungan kerja.

Kedua kondisi tersebut diatas mutlak diwujudkan mengingat Rumah


Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi sebagai sarana pelayanan kesehatan
yang melayani publik, setiap hari menjadi tempat berkumpulnya orang
sakit dan orangsehat ( pengantar, penunggu dan pengunjung ) secara
simultan, sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan,
gangguan kesehatan dan atau memudahkan penularan / penyebaran
penyakit serta kecelaaan akibat kerja yang timbul dari fasilitas peralatan
yang di gunakan. Bahkan bencana kebakaran/ ledakan bisa terjadi
bilamana kewaspadaan, ke hati - hatian dan kesiapan terhadap bencana
tersebut tidak diantisipasi sedini mungkin.
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi terletak di jalan Dr.Purwadi


Kelurahan Kenali Besar Kecamatan Kota Baru Kota Jambi, Lebih kurang
9,5 km kearah Barat dari Pusat Kota Jambi.
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi berasal dari Rumah Sakit Jiwa Pusat
Jambi yang dibangun melalui dana proyek Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI Tahun 1981/1982, dibangun
diatas tanah seluas lebih kurang 10 hektar (98,693 M2) dengan luas
bangunan yang ada pada waktu itu 3,366 m2.
Peresmian operasionalnya oleh Menteri Kesehatan RI Dr.Soewarjono
Suryaningrat pada tanggal 15 Februari 1983 dengan kapasitas tempat
tidur saat itu sebanyak 60 tempat tidur.
Pada tanggal 15 Februari 1984, oleh Menteri Kesehatan RI, rumah
sakit jiwa ini ditetapkan sebagai rumah sakit kelas B dengan surat
keputusan Nomor: 350/Menkes/SK/VII/1984.
Sejak Otonomi Daerah, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun
2002 tentang organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi, maka Rumah Sakit Jiwa Jambi yang semula disebut
Rumah Sakit Pusat Jambi berubah menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi dan pada tahun 2008 mengalami reorganisasi sesuai
dengan Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2008.

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2008 tentang struktur


Organisasi dan tata kerja Rumah sakit Jiwa daerah Provinsi Jambi dan
peraturan Gubernur Jambi No.31 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas
Pokok dan Fungsi Infektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Jambi, Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dibidang
Kesehatan Jiwa Masyarakat.
Melaksanakan tugas tersebut, Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
mempunyai fungsi :

1. Penyelenggaraan usaha pelayanan kesehatan jiwa peningkatan,


pencegahan dan pemulihan
2. Penyelenggaraan usaha pelayanan kesehatan jiwa penyembuhan
3. Penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi medik
4. Penyelenggaraan pelayanan medik, penunjang medik dan non medik
5. Penyelenggaraan rujukan (sistem referal)
6. Penyelenggaraan pelayanan jiwa kemasyarakatan
7. Penyelenggaraan pengembangan Sumber Daya Manusia
8. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan
9. Pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

A. VISI :

Visi yang ingin dicapai Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
adalah :“Menjadi Rumah Sakit Jiwa HEBAT dengan Pelayanan
PRIMA“ Adapun yang dimaksud dengan prima adalah Pelayanan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi profesional yang cepat,
tepat dengan biaya yang terjangkau dan berorientasi pada kepuasan
masyarakat.

B. MISI :

Misi mencerminkan peran, fungsi dan kewenangan seluruh jajaran


organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dalam
pencapaian sasaran pembangunan kesehatan.
Untuk mewujudkan visi Rumah sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi,
ada (6) misi yang diemban, yaitu:

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa dan penanggulangan


penyalahgunaan narkoba yang bermutu;
2. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa
dan penggulangan narkoba;
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana, prasarana,
peralatan medis dan penunjang medis rumah sakit
4. Meningkatkan tata kelola rumah sakit yang baik dan kualitas
serta kesejahteraan SDM Rumah Sakit; dan
5. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai sarana pendidikan dan
latihan serta penelitian.

C. Motto dan Budaya Kerja

Motto dan Budaya Kerja dapat membantu menanamkan mental kerja


yang baik bagi efektifitas dan efisiensi organisasi Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi.
Motto yang dimiliki Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi adalah
“Melayani secara profesional dengan sentuhan insani”.
Sedangkan Budaya Kerja yang dianut Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi Pelayanan dengan penuh BAKTI ( B: Berwibawa,
A: Adil, K: Kerjasama, T: Tanggungjawab, I: Itikad Baik)

D. Tujuan Strategis Rumah Sakit adalah :

a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit jiwa yang


sesuai dengan standar;
b. Meningaktkan pemahaman rumah sakit terhadap kesehatan jiwa;
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana, prasarana,
peralatan medis dan penunjang medis rumah sakit;
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia rumah sakit sesuai
dengan kompetensinya;
e. Meningkatkan transpalansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan rumah sakit; dan
f. Mewujudkan rumah sakit jiwa sebagai tempat praktek, magang,
penelitian oleh institusi pendidikan;
g. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Struktur organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi


dipimpin oleh Direktur Utama yang terdiri dari Direktur Umum,
Keuangan dan Penunjang Medik serta Direktur Pelayanan Medik dan
Keperawatan. Direktur umum, Keuangan dan Penunjang Medik
membawahi Bagian Tata Usaha serta Bagian Penunjang medik,
Dignostik dan Rekam medik, Direktur Pelayanan Medik dan
Keperawatan membawahi Bidang Pelayanan Medik dan Bidang
keperawatan. Struktur organisasi Rumah sakit Jiwa daerah Provinsi
jambi tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya perubahan
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan organisasiRumah sakit
jiwa Daerah Provinsi Jambi.
Adapun bentuk bagan dan komponen dari struktur Rumah sakit Jiwa
Daerah provinsi Jambi adalah sebagai berikut:

(Terlampir)
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

1. Ketua Komite K3RS bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi


yaitu Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.
2. Komite memiliki beberapa Koordinator sesuai dengan kebutuhan
program K 3 RS.
3. Tugas Komite adalah memberikan rekomendasi mengenai
kebijakan K3RS atau masalah K3RS kepada Direktur Utama
Rumah Sakit Jwa Daerah Provinsi Jambi dan menilai pelaksanaan
K3RS

A. Struktur Organisasi Komite K3RS (terlampir)

B. Uraian Jabatan

1. Tugas pokok Komite K3RS

a .Uraian Tugas :

1. Ketua

a. Memimpin semua rapat pleno Komite K3 ataupun menunjuk


anggota untuk memimpin rapat pleno.
b. Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya
pelaksanaan program-program Komite K3.
c. Mempertanggung-jawabkan program-program Komite K3 dan
pelaksanaannya kepada Direktur.
d. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program-program
Komite K3 dan MFK di Rumah Sakit

2. Sekretaris

a. Membuat undangan rapat dan sebagai notulen rapat


b. Membuat administrasi surat-surat Komite K3
c. Mencatat dan mengumpulkan data-data yang berhubungan
denganKomite K3
d. Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh
seksi- seksi demi suksesnya program-program K3.
e. Membuat laporan ke Disnakertrans setempat maupun
instan lain yangbersangkutan dengan kondisi dan tindakan
bahayak di tempat kerja.

3. Koordinator

a. Secara umum tugas setiap anggota Komite K3 adalah:


melaksanakan program Komite K3 yang telah dibuat/
ditetapkan.
b. Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan
sesuai dengan Unit masing-masing.
c. Melaporkan kepada Ketua Komite K3 atas kegiatan yang
telah dilaksanakan.
BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA

Tata hubungan kerja meliputi hubungan kerja internal dan antar


Bagianatau Instalasi.

A. Tata Hungan Kerja Internal

1. Dasar Hubungan
a. Direktur menghargai kemandirian Komite di dalam
Pengelolaan kegiatan operasional K3 Rumah Sakit
sehari hari sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang
dan tanggung jawab yang telah diamanatkan.
b. Penyelenggaraan dan pengelolaan di K3RS mengacu
pada ketentuan Kebijakan dan Etika Rumah Sakit.

2. Penataan Jabatan
a. Penataan dan pelaksanaan pejabat di Komite K3RS
dilakukan berdasarkanp prinsip- prinsip manajemen
mengutamakan legalitas ( kebersamaan ) dalam
menyelesaikan tugas dan kewajibannya.
b. Secara berurutan Sekretaris dan anggota dapat
mewakili Ketua Komite K3RS pada saat berhalangan
sementara atau tetap untuk jangka waktu yang dapat
diperkirakan maksimal 1 (satu) bulan, baik
terencana maupun tidak terencana
c. Apabila ketua berhalangan tetap dan/atau yang lebih
dari 1(satu) bulan, maka kebijakan pemegang jabatan
diserahkan sepenuhkan kepada Direktur untuk
menunjuk pejabat pengganti sementara dan/atau
menunjuk pejabat tetap berdasarkan periode jabatan
yang ada.

d. Segala hak dan kewajiban ketua saat berhalangan


tetap dan/atau yang lebih dari 1 (satu) bulan, beralih
secara otomatis kepada yang mewakili dan/atau yang
ditunjuk oleh Direktur sampai dengan Ketua tersebut
dinyatakan dapat bekerja sesuai dengan job yang telah
ditetapkan,termasuk didalamnya adalah tugas dan
kewenangan ang belum terselesaikan saat terjadinya
pengalihan jabatan tersebut.

3. Penataan Pekerjaan

Penatalaksanaan jabatan dan pekerjaan secara umum


didasarkan pada pedoman ini dan secara lengkap akan
dibuat bersama untuk pembuatan program kerja
tahunan, termasuk anggaran dan term of reference (TOR).

4. Penataan administrasi

a. Administrasi Komite K3RS meliputi surat menyurat,


brosur, pengarsipan dan dokumentasi dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan Komite dengan sistem
sentralisasi administrasi sesuai dengan ketentuan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi yang berada
Di bawah tanggung jawab Sekretaris Komite

b.Untuk menjamin dan memper tanggung jawabkan setiap


Bentuk administrasi di Tim, secara internal dan/atau
eksternal harus diketahui dan disyahkan oleh pihak-
pihak yang terkait dengan bidang yang di maksud
berdasarkan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit

B. Tata Hubungan Kerja Antar Bagian

Hubungan kerja antar bagian dan unit kerja pada Rumah


Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi meliputi semua bagian dan
unit yang ada di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi. Hal
ini disebabkan Tim K3RS merupakan support secara tidak
langsung semua kegiatan yang ada di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi. pelaksanaan program K3 RS dan
memberikan laporan dan evaluasi kepada Direktur Utama
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.
BAB VII
POLA KETENAGAAN

SUSUNAN KOMITE KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3RS)


RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI
TAHUN 2019

I. Ketua Komite K3RS : Titiek Indriati S.Pd

II. Sekretaris : Rani Homery. R,S.SI

III. Koordinator

1. Koordinator Peralatan Non Medik, : Wahidin Situngkir.


Bangunan Fisik, Listrik dan Air

2. Koordinator Pengembangan : Ahmad Suraini.AMKL


Sanitasi Lingkungan dan Limbah
Rumah Sakit

3. Koordinator Penanggulangan : HilaliSibli S.ST


Bahaya Kebakaran dan Bencana Safnil S.Pd. S.ST

4. Koordinator Pelayanan Kesehatan : dr.Reza Dahlan Lubis


Kerja & Pencegahan Penyakit Rosalina S.ST
Akibat Kerja
BAB VIII
KEGIATAN ORIENTASI DAN DIKLAT

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan tulang punggung suatu


penentu dari jalannya organisasi. Agar bisa maju suatu organisasi
harus selalu meningkatkan kualitas SDM. Peningkatan kualitas SDM
dimulai dari proses pengelolaan SDM yaitu rekrutment sampai
dengan jaminan hari tua. Proses setelah rekrutment yang berperan
penting pada kualitas SDM adalah orientasi pegawai, yang akan
memberikan gambaran pertama kali bagi pegawai baru tentang
organisasi baru yang akan dimasukinya.
Pemenuhan kebutuhan SDM yang kompeten dalam bidang tugasnya
adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dengan
menggunakan tenaga yang kompeten, disamping akan berpengaruh
terhadap kualitas pekerjaan juga akan timbul efisiensi tenaga dan
dana.
Dalam upaya mempersiapkan SDM yang kompeten maka setiap
pegawai harus mengenal peranan dan kedudukannya dalam
organisasi maupun mengenal pegawai- pegawai yang lain, untuk itu
diperlukan kegiatan orientasi bagi pegawai baru tentang rumah sakit
dengan berbagai aspeknya. Para pegawai baru biasanya
mempunyai pertanyaan bahkan mungkin kecemasan ketika pertama
kali mulai masuk kerja, tentang bagaimana kemampuan untuk
bersosialisasi di tempat kerja, bagaimana pelaksanaan tugas dan
bagaimana tentang situasi kerja. Para psikolog mengatakan bahwa
kesan pertama adalah kuat dan abadi, karena itu untuk membantu
para pegawai mengatasi kecemasan dan bisa produktif maka
perusahaan harus membuat kesan pertama yang menyenangkan.
Pegawai yang bisa mengatasi kecemasannya akan lebih mudah belajar
dan menyesuaikan diri yang pada akhirnya akan meningkatkan
kinerja dan lebih kecil kemungkinan untuk berhenti.
Pegawai lama yang menjalani mutasi ataupun rotasi kerja di unit
kerja yang baru, juga akan mengalami situasi yang hampir sama
dengan pegawai baru. Suasana kerja yang baru, pekerjaan yang baru
bisa memunculkan kecemasan. Untuk mengatasi kecemasan tersebut
juga diperlukan orientasi yang khusus tentang unit kerja yang baru.
Dengan asumsi tersebut Rumah sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
mengadakan program orientasi berbasis kompetensi, yang artinya
program orientasi tidak hanya diarahkan pada hal-hal yang sifatnya
gambaran umum
Rumah sakit tetapi juga materi yang berkaitan dengan jenis
pekerjaan, teknikteknik dasar pekerjaan dan posisinya di Rumah
Sakit

A. Pengertian

1. Pegawai baru adalah peserta seleksi penerimaan calon pegawai


baru Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi yang
berdasarkan keputusan Direktur dinyatakan diterima sebagai
Calon Pegawai Baru Rumah sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
2. Pegawai lama adalah pegawai Rumah Sakit Jiwa berdasarkan
keputusan Direktur dilakukan mutasi, rotasi ataupun promosi
dengan dipindahkan ke unit kerja yang lain.
3. Orientasi Pegawai adalah program bagi pegawai baru ataupun
pegawai lama dengan tujuan untuk memperkenalkan tentang
organisasi dalam hal ini Rumah Sakit Jiwa dan aspek-aspek
yang lain yang berkaitan dengan bidang pekerjaan.

B. Tujuan

1. Orientasi pegawai Baru

Tujuan Umum

a. Mengurangi kecemasan dalam memulai pekerjaannya dan


menyiapkan mental pegawai baru memasuki dunia kerja.
b. Menghilangkan hambatan psikologis dalam memasuki
kelompok baru dan selanjutnya dapat menjalin hubungan
kerjasama dengan
c. semua petugas sehingga dapat menjadi satu tim dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat
d. Mengenal secara singkat lingkungan pekerjaan yang baru

Tujuan Khusus

Pegawai baru mengerti dan memahami:

a. Struktur organisasi, falsafah, visi misi, tujuan dan


sejarah Rumah sakit
b. Arah dan Kebijakan Manajemen Rumah Sakit
c. Pelayanan Prima dan Customer service
d. Peraturan-peraturan Kepegawaian ( peraturan-peraturan
kepegawaian, penggajian, kewajiban dan hak-hak
pegawai termasuk cuti, fasilitas kesehatan dan seragam,
hak mendapatkan pendidikan dan pelatihan, program
pensiun dll.)
e. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
(PPIRS)
g. Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS)
h. Mengenal lingkungan atau bagian-bagian dari Rumah
Sakit
i. Kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan unit
kerjanya
j. Hal pekerjaan, yaitu tempat tugas, uraian tugas, fungsi
jabatan,sasaran pekerjaan, ketrampilan awal teknik-
teknik dasar pelaksanaan pekerjaan, sarana prasarana
dan peralatan yang berhubungan dengan unit kerjanya,
hubungan dengan pekerjaan lain dan materi lain yang
diperlukan.
k. Secara bertahap para karyawan baru diharapkan terbiasa
melakukan kerjasama efektif dengan rekan kerjanya.

2. Orientasi Pegawai Lama

Tujuan Umum

a. Menghilangkan hambatan psikologis dalam memasuki


kelompok baru dan selanjutnya dapat menjalin
hubungan kerjasama dengan semua petugas sehingga
dapat menjadi satu tim dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
b. Mengenal secara singkat lingkungan pekerjaan yang baru.

Tujuan Khusus

Pegawai mengetahui dan memahami:


a. Kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan unit
kerjanya
b. Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan awal teknik-
teknik dasar pelaksanaan pekerjaan yang baru
c. Mengenal sarana prasarana dan peralatan yang
berhubungan dengan unit kerjanya
d. Secara bertahap para pegawai baru diharapkan terbiasa
melakukan kerjasama efektif dengan rekan kerjanya.

C. Sasaran

1. Semua Pegawai Baru yang telah lolos seleksi Penerimaan


Pegawai Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi (100%
pegawai baru mengikuti kegiatan orientasi)
2. Semua Pegawai Lama dikarenakan:
a. Mutasi kerja/Rotasi kerja
b. Promosi
c. Hukuman / punishment

D. Ruang Lingkup

1. Pengelola Program Orientasi yaitu Unit Diklat.


2. Unit kerja sebagai internal customer dari unit diklat
3. Pegawai baru / lama secara individu sebagai peserta program
Orientasi pegawai
4. Masing-masing unit kerja harus memiliki
pedoman/Protap/SOP orientasi

E.Metode Orientasi

1. Pegawai Baru

a. Bila penerimaan pegawai kurang dari 10 orang, pegawai


tersebut diberikan penjelasan oleh pengelola diklat,kemudian
diantar ke unit untuk diserahkan kepada atasan
langsungnya.
Pelaksanaan orientasi diserahkan kepada atas langsungnya
Pada orientasi berikutnya pegawai tersebut diikutkan pada
orientasi umum rumah sakit.

b. Bila penerimaan pegawai lebih dari 10 orang:


Pegawai dikumpulkan diruang pertemuan, secara klasikal
mengikuti kegiatan orientasi formal dengan materi-materi
yang sudah ditentukan (ceramah/diskusi).
Setelah mengkuti orientasi klasikal, kemudian orientasi unit
dengan kegiatan perkenalan dan pemahaman tugas ke unit
yang berkaitan
2. Pegawai Lama

a. Orientasi dilakukan di unit yang akan ditempati langsung


oleh atasannya.

b. Perkenalan dan pemahaman tugas ke unit yang berkaitan

F. Pelaksanaan Orientasi

Orientasi pegawai baru dilaksanakan dalam 2 tahap:

1. Orientasi Umum, berisi materi-materi umum rumah sakit


2. Orientasi Khusus, berisi materi-materi khusus yang
berkaitan dengan kompetensinya, berkaitan dengan tata
laksana pekerjaan di unit kerja masing-masing.
Waktu pelaksanaan orientasi menyesuaikan jadwal seleksi
pegawai baru.Lamanya orientasi di unit kerja menyesuaikan
kebutuhan masing-masing unit.

G. Cara Pelaksanaan Kegiatan

1. Orientasi Pegawai Baru

a. Pengelola diklat menentukan waktu orientasi bagi pegawai


baru
b. Memanggil pegawai baru yang diterima berdasarkan hasil
seleksi untuk melaksanakan orientasi pegawai baru
( melalui telepon dan surat tertulis )
c. Pengelola diklat menyusun jadwal orientasi
d. Pengelola diklat membuat proposal orientasi pegawai baru
ditujukan kepada Direktur.
e. Pengelola diklat mengirim surat permohonan kepada pihak
Terkait untuk menjadi pembicara atau pembimbing
orientasi pegawai baru sesuai jadwal yang telah titetapkan.
f. Pengelola diklat menyerahkan pegawai baru kepada unit
kerja masing-masing melalui atasan langsung untuk
orientasi di unit kerja.
g. Lamanya orientasi masing-masing unit kerja disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing unit yang tertuang
dalam pedoman orientasi unit kerja.
h. Pengelola diklat melaporkan hasil dan evaluasi
Pelaksanaan orientasi kepada Direktur.

2. Orientasi Pegawai Lama

a. Seksi Kepegawaian menyerahkan pegawai lama kepada


Kepala unit kerja baru dengan menyertakan bukti surat
Mutasi/Rotasi dari Direktur.
b. Kepala unit kerja baru menerima pegawai mutasi/rotasi
tersebut dan memberikan penjelasan administrasi yang
diperlukan berkaitan dengan unit baru tersebut.
c. Pegawai hasil mutasi/rotasi menjalani orientasi unit kerja
dibawah bimbingan pembimbing yang ditunjuk.
d. Kepala unit kerja melaporkan hasil orientasi kepada
pengelola diklat.
H. Materi Orientasi

a. Struktur, visi misi dan profil Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi jambi
b. Budaya Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah
c.Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial
d.Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ketua K3
c.Peraturan Kepegawaian
Orientasi unit-unit di rumah sakit dan verifikasi absensi
dengan handkey
d.Materi –materi yang berkaitan dengan pekerjaan masing-
masing :
- Kompetensi pegawai
- Job deskripsi spesifik
- Target kinerja yang diinginkan
- Sarana dan prasarana
- Peralatan yang akan dioperasikan
- Prosedur kerja terkait pekerjaan ybs.
- Hubungan kerja dengan unit lain
- Pengenalan rekan kerja di unitnya.
- Prosedur pelayanan kepada pelanggan
BAB IX
MEKANISME PERTEMUAN DAN RAPAT

Rapat merupakan bagian dari proses penyelenggaraan organisasi


dan bagian dari tugas seorang pejabat dalam menggerakkan
organisasi atau bagian atau unit kerjanya. Untuk itu diperlukan
pengaturan tertentu agar penyelenggaraan rapat di bagian atau
unit selaras dengan agenda rapat atau pertemuan di Rumah Sakit
Jiwa Derah Provinsi Jambi.
Untuk menjaga kolegialitas kepemimpinan di Komite K3RS,
diadakan rapat berjenjang sebagai berikut:

a. Rapat insidentil adalah pertemuan bagian yang dilaksanakan


berdasarkan kebutuhan atau adanya masalah yang
membutuhkan penanganan cepat. Rapat ini dapat diikuti oleh
pejabat lain yang terkait sampai kepada jajaran Direktur sesuai
dengan kebutuhan dan permasalahan yang terjadi
b. Rapat Tribulan adalah pertemuan yang dilaksanakan dalam
rangka evaluasi kinerja selama 3 (tiga) bulan berjalan yang
diikuti oleh seluruh pimpinan dan anggota Tim.
c. Rapat semesteran adalah pertemuan yang dilaksanakan dalam
rangka evaluasi kinerja 6 (enam) bulan terakhir dan
mengkomparasikan dengan hasil kerja 3 (tiga) bulan
sebelumnya ( pertama ), serta membahas dan penataan kembali
program kerja 1 (satu) semester yang akan datang.
d. Rapat Tahunan adalah pertemuan yang diadakan pada akhir
tahun guna mengevaluasi, menganalisis dan menyusun
rekomendasi tingkat kinerja yang telah dilalui sekaligus untuk
merencanakan/menyusun program kerja tahun yang akan
datang serta menyusun RAPB Tahunan.

Koordinasi dapat dilakukan secara formal maupun informal


tergantung permasalahan dan kebutuhan koordinasi tersebut
dengan ketentuan :

a. Koordinasi Formal dilakukan bila permasalahan menyangkut


unit kerja lain diluar struktur K3RS, baik personal K3RS
diikutsertakan dalam koordinasi tersebut atau tidak dengan
waktu yang ditentukan terlebih dahulu di dalam jam dinas
maupun di luar jam dinas.

b. Koordinasi Informal dilakukan bila permasalahan dan


kebutuhannya terbatas pada struktur organisasi Tim K3RS.
Kordinasi ini juga dapat dilakukan bersama anggota jajaran Tim
K3RS atau tertentu dengan waktu tak tertentu baik saat jam
dinas maupun di luar jam dinas dalam rangka
mengkomunikasikan masalah- masalah yang sedangberjalan
BAB X
PELAPORAN

Pelaporan merupakan bagian dari sebuah evaluasi atau kontrol


dalam organisasi, evaluasi merupakan bagian penting rangkaian
dalam pembahasan semua disiplin ilmu yang berkenaan dengan
manajemen. Evaluasi merupakan suatu proses untuk
menentukan nilai atau besarnya keberhasilan atau kesuksesan
dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Proses ini mencakup langkah-langkah memformulasikan tujuan,
mengidentifikasi kriteria secara tepat yang akan dipakai mengukur
kesuksesan tersebut (Azwar, 1996).
Dengan demikian, dalam sistem pelaporan yang ada di bagian
Rumah Tangga dan jajarannya unsur evaluasi akan dijadikan satu
faktor untuk mengetahui, menilai dan melihat kembali
pelaksanaan program, pengendalian mutu, pengembangan IBD
dan lain- lainnya. Untuk itu dalam sistem pelaporan terdiri dari:

A. Laporan Harian

Laporan harian merupakan pencatatan rutin yang dilakukan


setiap hari dalam buku kegiatan harian oleh staf di Bagian
Rumah Tangga dan jajarannya. Pencatatan harian yang ada
antara lain :
1. Inspeksi rambu K3 adalah kegiatan monitoring yang
dilakukan oleh Subag K3 dan Kesling dalam rangka melihat
langsung kesesuaian, kelayakan dan kebersihan rambu K3,
termasuk ketaatan staf dan pimpinan dalam mematuhi
rambu dan standar K3 di bagian-bagian yang terkait.
2. Sidak ketaatan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja.
3. Ketaatan terhadap rambu-rambu K3 yang telah dipasang
4. Penimbangan sampah medis yang di bakar di Insenerator
5. Dan lain-lain yang dianggap perlu

B. Laporan Bulanan

Laporan bulanan adalah evaluasi yang dilakukan oleh pejabat


atau pimpinan organisasi fungsional (Kepanitiaan/Tim) Rumah
Sakit termasuk Tim K3RS pada setiap bulan sekali, dengan
sistematika laporan sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Program Kerja Bulanan,
2. Laporan Kegiatan Rutin harian,
3. Laporan Kegiatan Insidentil,
4. Laporan Peningkatan mutu bagian, dengan ketentuan :
Setingkat Kabag wajib melakukan analisa dan evaluasi
kegiatan, mengusulkan program kerja bulan berikutnya,
serta rencana tindak lanjut setiap laporan Pejabat
dibawahnya.
Setingkat Kasubag membuat laporan hasil kegiatan dan
kesimpulan
C. Laporan Tahunan

Laporan tahunan adalah laporan pertanggungjawaban akhir


tahun oleh pejabat atau pimpinan organisasi fungsional
(Kepanitiaan/Tim) Rumah Sakit termasuk Tim K3RS dengan
sistematika sebagai berikut:

1. Pendahuluan,
2. Maksud dan tujuan,
3. Isi (Inti) Laporan memuat parameter 1-3 Laporan Bulanan,
a. Laporan Realisasi Program Kerja Bulanan,
b. Laporan Kegiatan Rutin harian,
c. Laporan Kegiatan Insidentil,
d. Laporan Peningkatan mutu bagian,
4. Evaluasi dan Analisis kegiatan/laporan,
5. Kesimpulan dan Saran,
6. Penutup,
7. Lampiran dan data pendukung

Direktur Utama

dr.Hj Hernayawati .M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP;19611020 198903 2 001

Anda mungkin juga menyukai